Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAAN BERKALA JALAN ASPAL

SIWANG

Uraian umum
Metode Pelaksanaan adalah metode yang dibuat dengan cara teknis yang menggambarkan
penyelesaian perkerjaan dengan cara sistematis dari awal hingga ahir yang meliputi bagian
tahapan maupun urutan pekerjaan utama dan bagian cara kerjanya dari masing-masing pekerjaan
utama yang mampu di pertanggung jawabkan secara teknis.
metode dalam menyelesaikan permasalahan pada sebuah proyek konstruksi. Penggunaan metode
yang kurang tepat akan menyebabkan keterlambatan pada suatu pembangunan.
Metode pelaksanaan yang dibuat merupakan metode pelaksanaan perbaikan jalan aspal pada ruas
jalan siwang yang mengalami overlay dan juga mengalami rusak ringan pada jalan.

Tujuan metode pelaksanaan


Dengan menggunakan metodee pelaksanaan maka dapat menyelesaikan pekerjaan yang akan
dikerjakan berdasarkan prosedur atau langkah-langkah pengerjaan yang efektif dan efisien.

Tahapan atau metode pelaksanaan pemeliharaan jalan


Tahapan atau metode pelaksanaan pekerjaan jalan ini mengacu pada spesifikasi teknis 2018
revisi 2.
DIVISI 1
UMUM

Pekerjaan persiapan
Sebelum memulai suatu pekerjaan konstruksi maka yang terlebih dahulu dilakukan ialah
persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan pendahuluan untuk mendukung
permulaan proyek meliputi antara lain :
1. survei lapangan
Survei lapangan dilakukan oleh kontraktor atau penyedia jasa secara lengkap terhadap kondisi
fisik dan struktur perkeraan jalan yang akan dilaksanakan perbaikan.
Peralatan yang haru dibawah dalam survei lapangan ini ialah:

Tabel 1. Peralatan untuk melakukan survei lapangan


no Nama alat fungsi
1 Meter rol Untuk mengukur besar atau kecilnya kerusakan jalan
yang terjadi.
2 GPS Digunakan untuk memberi tanda pada titik yang
mengalami kerusakan jalan
3 Buku dan pena Digunakan untuk mencatat data-data yang diambil di
lapangan

2. Pembuatan Job Mix Formula


Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan sampel bahan
dari quary yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan telah disetujui bersama pihak direksi
teknis dan konsultan pengawas teknis, diantaranya yaitu : batu, pasir, semen dan aspal dibawa ke
laboratorium Job Mix Formula/Job Mix Desain yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam
pelaksanaan proyek.
3. Gambar
Setelah melakukan survei di lapangan maka tahap selanjutnya ialah pembuatan gambar oleh
konsultan perencana.Setelah gambar selesai maka penyedia jasa harus mempelajari gambar agar
dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan, dan jika terjadi kesalahan maka harus memperbaiki
setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi sampai mendapat gambar kerja yang disetujui.
4. Kantor lapangan dan fasilitasnya
Tahap berikutnya menentukan lokasi bascamp, pembuatan kantor lapangan dan fasilitasnya
dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
5. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas dan
mendapat persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre construction
Meeting/PCM).
6. Papan Nama Pekerjaan
Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek dan harus dibuat
dengan ukuran atas persetujuan Direksi Pekerjaan.Papan mana proyek dipasang dipangkal dan
ujung lokasi pekerjaan.

Mobilisasi
Untuk melakukan mobilisasi terlebih dahulu ialah membuat basecamp yang diperoleh
dari lahan sewaan atau membeli sebidang tanah.Basecamp yang telah dibuat bertujuan agar pada
saat melakukan mobilisasi personil maupun alat, dapat diamankan pada basecamp tersebut.
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Keselamatan kerja harus diutamakan dengan
menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, kaca mata, dan pengaman
lain yang diperlukan. Harus diadakan tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan
cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan
keselamatan umum. Lingkungan kerja harus dijaga kebersihannya agar menjamin kesehatan para
pekerja. Kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada
petugas/pekerja yang sakit harus disediakan. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua
hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan / perlengkapan perlindungan diri untuk semua karyawan yang akan bekerja.
Hal-hal yang dimobilisasikan antara lain:
1. Personil
Mobilisasi Personil Mobilisasi personil inti pada pelaksanaan pekerjaan ini
meliputi penugasan tenaga ahli maupun tenaga pendukung dan para pekerja dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut baik dilokasi sesuai kebutuhan yang disyaratkan dalam
kontrak pelaksanaan pekerjaan. Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap yang
dimulai dari personil inti sampai pada perkerja biasa Personil yang dimobilisasikan harus
berdasarkan pada struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan termasuk para tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
2. Alat-alat
Peralatan yang dimobilisasi untuk dipakai dalam pekerjaan ini ialah :
Tabel 2.peralatan dalam mobilisasi
No Nama alat kegunaan
1 Peralatan KKK, rambu lalu lintas Untuk keselamatan dan kesehatan kerja
2 Eksavator Pekerjaan galian
3 Dump truck Pekerjaan galian
4 Tundem roller Pekerjaan aspal
5 Tyre roller Pekerjaan aspal
6 compresor Bersihkan permukaan aspal
7 Concrete Vibrator Pekerjaan rabat
7 Concrete mixer Pekerjaan rabat
8 Tangki air Pekerjaan rabat
9 Mesin pemotong tanaman Pekerjaan pembersihan lahan
3. bahan
bahan yang dipakai proyek ini ialah :
tabel 3. bahan yang dimobilisasi
No Nama bahan kegunaan
1 semen Pekerjaan rabat
2 pasir Pekerjaan rabat
3 Kerikil/batu pecah Pekerjaan rabat
4 air Pekerjaan rabat
Catatan : bahan yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi/SNI yang berlaku
DIVISI 3
PEKERJAAN GALIAN

Pekerjaan Galian Biasa


Dalam pekerjaan galian biasa terdapat beberapa tahapan untuk menyelesaikan pekerjaan galian
tersebut.
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
Persiapan pekerjaan galian
a. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
b. Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel listrik,
kabel telpon dll.
c. Cek kesiapan pekerja dan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
d. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
e. Ukur dan Pasang Patok-patok awal penggalian dan akhir batas penggalian
Penggalian
a. Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan
b. Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator dan hasil galian tersebut
uat hasil galian diangkut ke atas Dump Truck untuk dibuang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.
c. Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan sampai selesai.
d. Pada permukaan galian harus dibersihkan dari segala bahan yang berbahaya
Pemeriksaan
a. Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
b. Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan
perbaikan pengukuran saat proses.Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir
dengan alat ukur.
Perbaikan
a. Jika hasil galian belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan penggalian
ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.

Peralatan
a. Excavator
b. Dump Truck
c. Alat ukur
Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Alat pelindung diri
b. Rambu-rambu lalu-lintas
Tenaga Kerja
a. Pengawas lapangan
b. Juru Ukur
c. Operator eksavator
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL

1. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)


Laston Lapis Pondasi (Asphalt Concrete- Base atau AC-Base menurut Departemen
Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base) merupakan
pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis
pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi
perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda
kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis permukaan,
mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di
bawahnya (sub grade).
Pekerjaan persiapaan
1. Kupas bagian atau daerah jalan yang rusak dengan memakai motor greder
2. Rapikan/bersihkan daerah yang telah dikupas kemudian angkat hasil kupasan yang
telah dikupas tersebut ke dump truck dengan memakai wheel loader
Pelaksanaan penghamparan
1. AC – Base yang telah jadi dan juga telah diperiksa kualitasnya pada AMP (Asphalt
Mixing Plant)dibawah ke tempat proyek dengan memakai dump truck dan dibawah
pada lokasi proyek
2. Pada saat dump truck membwah aspal maka aspal harus ditutup dengan memakai
terpal atau alat yang dapat menjaga kualitas aspal lainnya.
3. Periksa suhu yang aspal yang telah sampai di tempat proyek
4. Ketika suhu aspal sesuai maka masukan aspal ke dalam finisher
3. Tuangkan material lapis pondasi ke dalam aspal finisher
4. Hamparkan material lapis pondasi dengan memakai aspal finisher
Pengecekan dan perbaikan
1. Cek ketebalan aspal yang dihamparkan dengan memakai mistar
2. Jika belum sesuai maka lakukan pemberian tanda pada daerah yang belum sesuai
ketebalan
3. Hamparkan aspal pada daerah yang ketebalannya belum sesuai dengan memakai
sekop.
pemadatan
1. lakukan pemadatan pertama dengan memakai tandem roller dengan menjaga
kecepatan geraknya
2. Setelah dipadatkan dengan memakai tandem roller kemudian mengunakan tyre
roller untuk pemadatan berikutnya
2. Lapisan Perekat
Lapis Perekat (Tack Coat), di hampar diatas permukaan berbahan pengikat seperti lapisan
Penetrasi Macadam, Laston, Lataston, dll). Berikut tahapan-tahapan pekerjaan Lapis Perekat
(Tack Coat) :
Persiapan
a. Pastikan untuk pelaksanaan Tack Coat (Lapis Perekat), pengaspalan telah disetujui (lapis
perkerasan).
b. Cek ulang ketersediaan material dan alat pastikan tidak ada perubahan sesuai dengan
kontrak
c. Bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan aspal.
d. Pastikan ada kesiapan K3 dan pengendalian lalu-lintas.
e. Pastikan permukaan yang akan diberi lapis perekat telah benar-benar bersih
Pelaksanaan Penyemprotan
a. Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan.
b. Jika suhu aspal telah memenuhi maka aspal siap untuk di semprot dengan memakai aspal
distributor.
c. Pastikan dan amati apakah penyemprotan merata dengan melakukan uji coba.
d. Jika terjadi tidak terjadi kesempurnaan penyemprotan maka harus dihentikan
e. Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an agar aplikasi
konstan.
f. Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki.
Pengukuran
a. Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.
b. Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama,
pada areal penyemprotan sepanjang 200 m, pada lokasi dengan letak≥ 10 m dari awal,
dan > 0,50 m dari tepi.
c. Timbang berat terhampar pada kertas resap.
Pemeriksaan
a. Cek hasil penyemprotan.
b. Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
Perbaikan
a. Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurang

Peralatan
a. Compressor
b. Aspal distributor
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Alat pelindung diri
b. Rambu Lalulintas
Tenaga kerja
a. Pengawas lapangan
b. Pekerja Aspal
c. Operator/Supir
3. Pekerjaan Laston AC-WC
Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC), asphalt Concrete -
Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan
berfungsi sebagai lapisan aus. AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi
perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston
lainnya.
Persiapan
1. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
2. Pastikan permukaan yang di teck coat telah kering
Pelaksanaan penghamparan
1. Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
2. Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130 C-150OC Aspal Pen, dan
135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
3. Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF) Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak
dalam posisi mendorong D.Truck saat memasukan material aspal ke finisher
4. Lakukan penghamparan denan mendahulukan sisi yang rendah ke sisi yang tinggi
5. Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x
pada jarak 100 meter).
6. Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
7. Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah
dihampar rapi.
Pengecekan dan perbaikan
1. Lakukan pengukuran ketebalan pada daerah yang telah dihampar dengan AC-WC dengan
mistar
2. Penambahan material aspal pada daerah yang belum memenuhi tebal yang diinginkan
dengan memakai sekop
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
1. Suhu pemadatan awal antara 125C-145 C (Aspal Pen), dan 130C-150C (Asbuton Murni
atau Modifikasi)
2. lakukan pemadatan awal dengan memakai alat berat yaitu tandem roller dengan
kecepatan tidak lebih dari 4 km/jam
3. jumlah pemadatan awal sesuai dengan hasil percobaan
4. Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih

Pemadatan antara (Intermediate Rolling)


1. Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen
asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
2. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
3. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
4. Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
5. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Pemadatan akhir
1. Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja Tandem Roller. atau
sesuai dengan instruksi direksi
2. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
3. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Peralatan yang digunakan :
1. Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
2. Dump Truck
3. Aspal Sprayer
4. Tandem Roller
5. Asphalt Finisher
6. Pneumatic Tire Roller
7. Terpal
Materal:
1. Bahan Anti Pengelupasan
2. Agregat kasar
3. Agregat halus
4. Aspal
Personil :
 Pelaksana
 Operator
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
DIVISI 7
PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan rabat
Persiapan pekerjaan rabat
1. Pastikan kembali bahwa galian tanah yang telah digali sesuai dengan gambar yang telah
disepakati
2. Penyerahan gambar kerja kepada direksi pekerjaan untuk dipakai sebagai acuan dalam
pekerjaan pembuatan rabat
3. Pastikan bahwa material semen yang akan dipakai masih memenuhi standar dalam
pembuatan beton
4. Pastikan material aregat kasar dan agregat halus yang akan dipakai dalam pembuatan
rabat merupakan agregat yang telah diuji kelayakannya
5. Pastikan bahwa air yang akan dipakai merupakana air bersih
6. Pastikan bahwa rabat beton yang akan dibuat telah mempunyai mix design
7. Pastikan bahwa alat yang diperlukan untuk kebutuhan pengecoran rabat telah ada.
Pembuatan beton dan Pengecoran rabat
1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) dan air
yang telah diperoleh dari perhitunan mix design adalah minimal oleh itu tidak dibenarkan
untuk dikurangi semennya.
2. Masukan sedikit air ke dalam concrete mixer untuk membuat concrete mixer menjadi
lembab agar pada saat pencampuran agregat dengan air, air yang telah dipakai untuk
campuran beton tidak diserap oleh conrete mixer
3. Masukan kerikil dan dan pasir secara berurutan
4. Pencampuran yang dilakukan harus disesuaikan dengan kapasitas concrete mixer
5. Setelah agregat halus dan agregat kasar tercampur secara merata maka tahap delanjutnya
ialah masukan semen untuk dicampurkan dengan agregathalus dan agregat kasar
6. Lakukan pencampuran selama kurangan lebih 5 menit
7. Ketika beton telah homogen dan siap untuk dicor maka lakukan persetujuan pengecoran
dari direksi jika tidak maka pada saat terjadi kerugian akibat pembongkaran kembali,
akan menjadi tanggung jawab pemborong .
8. Lakukan pengecoran dengan menggunakan vibrator sebagai alat penggetar yang
berfrekuensi paling sedikit 3.000 putaran/detik dengan ketentuan lain ialah adukan beton
yang akan digetarkan tidak boleh melebihi 7,5 cm dan pengetaran dilakukan minimal 20
detik.
9. Kalau nanti pada saat terjadi hujan maka pengecoran rabat harus dihentikan.
10. Setelah dicorkan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator) yang
berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
11. Lakukan perataan permukaan rabat dengan memakai cetok.
Perawatan Beton dan metode perbaikan
1. Rabat beton yang telah dicor Harus dilindungi dari pengaruh panas untuk itu rabat yang
telah dicor harus ditutup dengan terpal sehingga tidak terjadi pengauapan cepat.
2. rabat harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
3. Ketika terdapat permukaan rabat yang tidak rata dalam hal ini rabat tersebut berlubang
maka segera lakukan penambalan pada bagian permukaan.

Peralatan
1. Concrete mixer
2. cetok
3. Concrete vibrator
4. terlapal
Bahan
1. Semen type 1
2. Pasir
3. Kerikil
4. air
DIVISI 10
PEMELIHARAAN KINERJA

Pengendalian tanaman
Pengendalian tanaman untuk pekerjaan jalan dimaksudkan agar tanaman berupa semak,rumput
yan telah tumbuh menutupi daerah areal jalan untuk dibersihkan agar kondisi jalan terlihat rapi.
Tumbuhan atau semak yang diijinkan tumbuh di daerah bahu jalan hanya berukuran minimal 2,5
cm – 10 cm.
Berikut ini merupakan metode atau Tahap Pelaksanaan pengendalian tanaman
Persiapan
1. Cek dan amati kesiapan tenaga kerja dan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
2. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)dan
pengendalian lalu-lintas
3. Sebelum dimulai pekerjaan pengendalian tanaman, terlebih dahulu telah
mendapat persetujuan dari direksi.
Pelaksanaan :
1. Menyalakan mesin pemotong untuk dipakai dalam memotong tanaman.
2. melaksanakan pengendalian tanaman atau tumbuh-tumbuhan di sepanjang Ruang
Milik Jalan atau koridor yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan yang kiranya
dapat mengganggu jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan dalam
berlalu lintas.
3. Tumbuh- tumbuhan yang diizinkan tinggi maksimum 10 cm
4. Lakukan pengendalian tanaman pada daerah milik jalan sampai pada daerah yang
ditentukan oleh direksi pekerjaan.
5. Pengendalian tanaman dilakukan pada awal pelaksanaan proyek, pertengahan
proyek dan akhir pekrjaan proyek.
6. Pengendalian tanaman dilakukan pada awal pelaksanaan proyek, pertengahan
proyek dan akhir pekrjaan proyek.
Peralatan yang digunakan
1. Mesin pemotong rumput
Tenaga kerja yang dibutuhkan
 Pekerja
 Mandor
 Petugas K3 & Petugas Keselamatan lalulntas

Anda mungkin juga menyukai