SIWANG
Uraian umum
Metode Pelaksanaan adalah metode yang dibuat dengan cara teknis yang menggambarkan
penyelesaian perkerjaan dengan cara sistematis dari awal hingga ahir yang meliputi bagian
tahapan maupun urutan pekerjaan utama dan bagian cara kerjanya dari masing-masing pekerjaan
utama yang mampu di pertanggung jawabkan secara teknis.
metode dalam menyelesaikan permasalahan pada sebuah proyek konstruksi. Penggunaan metode
yang kurang tepat akan menyebabkan keterlambatan pada suatu pembangunan.
Metode pelaksanaan yang dibuat merupakan metode pelaksanaan perbaikan jalan aspal pada ruas
jalan siwang yang mengalami overlay dan juga mengalami rusak ringan pada jalan.
Pekerjaan persiapan
Sebelum memulai suatu pekerjaan konstruksi maka yang terlebih dahulu dilakukan ialah
persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan pendahuluan untuk mendukung
permulaan proyek meliputi antara lain :
1. survei lapangan
Survei lapangan dilakukan oleh kontraktor atau penyedia jasa secara lengkap terhadap kondisi
fisik dan struktur perkeraan jalan yang akan dilaksanakan perbaikan.
Peralatan yang haru dibawah dalam survei lapangan ini ialah:
Mobilisasi
Untuk melakukan mobilisasi terlebih dahulu ialah membuat basecamp yang diperoleh
dari lahan sewaan atau membeli sebidang tanah.Basecamp yang telah dibuat bertujuan agar pada
saat melakukan mobilisasi personil maupun alat, dapat diamankan pada basecamp tersebut.
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Keselamatan kerja harus diutamakan dengan
menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, kaca mata, dan pengaman
lain yang diperlukan. Harus diadakan tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan
cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan
keselamatan umum. Lingkungan kerja harus dijaga kebersihannya agar menjamin kesehatan para
pekerja. Kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada
petugas/pekerja yang sakit harus disediakan. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua
hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan / perlengkapan perlindungan diri untuk semua karyawan yang akan bekerja.
Hal-hal yang dimobilisasikan antara lain:
1. Personil
Mobilisasi Personil Mobilisasi personil inti pada pelaksanaan pekerjaan ini
meliputi penugasan tenaga ahli maupun tenaga pendukung dan para pekerja dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut baik dilokasi sesuai kebutuhan yang disyaratkan dalam
kontrak pelaksanaan pekerjaan. Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap yang
dimulai dari personil inti sampai pada perkerja biasa Personil yang dimobilisasikan harus
berdasarkan pada struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan termasuk para tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
2. Alat-alat
Peralatan yang dimobilisasi untuk dipakai dalam pekerjaan ini ialah :
Tabel 2.peralatan dalam mobilisasi
No Nama alat kegunaan
1 Peralatan KKK, rambu lalu lintas Untuk keselamatan dan kesehatan kerja
2 Eksavator Pekerjaan galian
3 Dump truck Pekerjaan galian
4 Tundem roller Pekerjaan aspal
5 Tyre roller Pekerjaan aspal
6 compresor Bersihkan permukaan aspal
7 Concrete Vibrator Pekerjaan rabat
7 Concrete mixer Pekerjaan rabat
8 Tangki air Pekerjaan rabat
9 Mesin pemotong tanaman Pekerjaan pembersihan lahan
3. bahan
bahan yang dipakai proyek ini ialah :
tabel 3. bahan yang dimobilisasi
No Nama bahan kegunaan
1 semen Pekerjaan rabat
2 pasir Pekerjaan rabat
3 Kerikil/batu pecah Pekerjaan rabat
4 air Pekerjaan rabat
Catatan : bahan yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi/SNI yang berlaku
DIVISI 3
PEKERJAAN GALIAN
Peralatan
a. Excavator
b. Dump Truck
c. Alat ukur
Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Alat pelindung diri
b. Rambu-rambu lalu-lintas
Tenaga Kerja
a. Pengawas lapangan
b. Juru Ukur
c. Operator eksavator
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
Peralatan
a. Compressor
b. Aspal distributor
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Alat pelindung diri
b. Rambu Lalulintas
Tenaga kerja
a. Pengawas lapangan
b. Pekerja Aspal
c. Operator/Supir
3. Pekerjaan Laston AC-WC
Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC), asphalt Concrete -
Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan
berfungsi sebagai lapisan aus. AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi
perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston
lainnya.
Persiapan
1. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
2. Pastikan permukaan yang di teck coat telah kering
Pelaksanaan penghamparan
1. Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
2. Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130 C-150OC Aspal Pen, dan
135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
3. Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF) Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak
dalam posisi mendorong D.Truck saat memasukan material aspal ke finisher
4. Lakukan penghamparan denan mendahulukan sisi yang rendah ke sisi yang tinggi
5. Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x
pada jarak 100 meter).
6. Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
7. Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah
dihampar rapi.
Pengecekan dan perbaikan
1. Lakukan pengukuran ketebalan pada daerah yang telah dihampar dengan AC-WC dengan
mistar
2. Penambahan material aspal pada daerah yang belum memenuhi tebal yang diinginkan
dengan memakai sekop
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
1. Suhu pemadatan awal antara 125C-145 C (Aspal Pen), dan 130C-150C (Asbuton Murni
atau Modifikasi)
2. lakukan pemadatan awal dengan memakai alat berat yaitu tandem roller dengan
kecepatan tidak lebih dari 4 km/jam
3. jumlah pemadatan awal sesuai dengan hasil percobaan
4. Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
Pekerjaan rabat
Persiapan pekerjaan rabat
1. Pastikan kembali bahwa galian tanah yang telah digali sesuai dengan gambar yang telah
disepakati
2. Penyerahan gambar kerja kepada direksi pekerjaan untuk dipakai sebagai acuan dalam
pekerjaan pembuatan rabat
3. Pastikan bahwa material semen yang akan dipakai masih memenuhi standar dalam
pembuatan beton
4. Pastikan material aregat kasar dan agregat halus yang akan dipakai dalam pembuatan
rabat merupakan agregat yang telah diuji kelayakannya
5. Pastikan bahwa air yang akan dipakai merupakana air bersih
6. Pastikan bahwa rabat beton yang akan dibuat telah mempunyai mix design
7. Pastikan bahwa alat yang diperlukan untuk kebutuhan pengecoran rabat telah ada.
Pembuatan beton dan Pengecoran rabat
1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) dan air
yang telah diperoleh dari perhitunan mix design adalah minimal oleh itu tidak dibenarkan
untuk dikurangi semennya.
2. Masukan sedikit air ke dalam concrete mixer untuk membuat concrete mixer menjadi
lembab agar pada saat pencampuran agregat dengan air, air yang telah dipakai untuk
campuran beton tidak diserap oleh conrete mixer
3. Masukan kerikil dan dan pasir secara berurutan
4. Pencampuran yang dilakukan harus disesuaikan dengan kapasitas concrete mixer
5. Setelah agregat halus dan agregat kasar tercampur secara merata maka tahap delanjutnya
ialah masukan semen untuk dicampurkan dengan agregathalus dan agregat kasar
6. Lakukan pencampuran selama kurangan lebih 5 menit
7. Ketika beton telah homogen dan siap untuk dicor maka lakukan persetujuan pengecoran
dari direksi jika tidak maka pada saat terjadi kerugian akibat pembongkaran kembali,
akan menjadi tanggung jawab pemborong .
8. Lakukan pengecoran dengan menggunakan vibrator sebagai alat penggetar yang
berfrekuensi paling sedikit 3.000 putaran/detik dengan ketentuan lain ialah adukan beton
yang akan digetarkan tidak boleh melebihi 7,5 cm dan pengetaran dilakukan minimal 20
detik.
9. Kalau nanti pada saat terjadi hujan maka pengecoran rabat harus dihentikan.
10. Setelah dicorkan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator) yang
berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
11. Lakukan perataan permukaan rabat dengan memakai cetok.
Perawatan Beton dan metode perbaikan
1. Rabat beton yang telah dicor Harus dilindungi dari pengaruh panas untuk itu rabat yang
telah dicor harus ditutup dengan terpal sehingga tidak terjadi pengauapan cepat.
2. rabat harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
3. Ketika terdapat permukaan rabat yang tidak rata dalam hal ini rabat tersebut berlubang
maka segera lakukan penambalan pada bagian permukaan.
Peralatan
1. Concrete mixer
2. cetok
3. Concrete vibrator
4. terlapal
Bahan
1. Semen type 1
2. Pasir
3. Kerikil
4. air
DIVISI 10
PEMELIHARAAN KINERJA
Pengendalian tanaman
Pengendalian tanaman untuk pekerjaan jalan dimaksudkan agar tanaman berupa semak,rumput
yan telah tumbuh menutupi daerah areal jalan untuk dibersihkan agar kondisi jalan terlihat rapi.
Tumbuhan atau semak yang diijinkan tumbuh di daerah bahu jalan hanya berukuran minimal 2,5
cm – 10 cm.
Berikut ini merupakan metode atau Tahap Pelaksanaan pengendalian tanaman
Persiapan
1. Cek dan amati kesiapan tenaga kerja dan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
2. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)dan
pengendalian lalu-lintas
3. Sebelum dimulai pekerjaan pengendalian tanaman, terlebih dahulu telah
mendapat persetujuan dari direksi.
Pelaksanaan :
1. Menyalakan mesin pemotong untuk dipakai dalam memotong tanaman.
2. melaksanakan pengendalian tanaman atau tumbuh-tumbuhan di sepanjang Ruang
Milik Jalan atau koridor yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan yang kiranya
dapat mengganggu jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan dalam
berlalu lintas.
3. Tumbuh- tumbuhan yang diizinkan tinggi maksimum 10 cm
4. Lakukan pengendalian tanaman pada daerah milik jalan sampai pada daerah yang
ditentukan oleh direksi pekerjaan.
5. Pengendalian tanaman dilakukan pada awal pelaksanaan proyek, pertengahan
proyek dan akhir pekrjaan proyek.
6. Pengendalian tanaman dilakukan pada awal pelaksanaan proyek, pertengahan
proyek dan akhir pekrjaan proyek.
Peralatan yang digunakan
1. Mesin pemotong rumput
Tenaga kerja yang dibutuhkan
Pekerja
Mandor
Petugas K3 & Petugas Keselamatan lalulntas