Anda di halaman 1dari 24

Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan pendahuluan

untuk mendukung permulaan proyek

3.2.2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp ,pembuatan kantor lapangan dan
fasilitasnmya dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan
sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan

3.2.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,pengaturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda tanda lalu lintas yang memadai disetiap kegiatan
lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberiu isyarat yang bertugas
mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.

3.2.4. Jadwal Konstruksi


Jadwal konstruksi dibuat pihak kontrakltor,diajukan kepada Direksi Teknis untuk
dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksankan .

3.2.5. Papan Nama Proyek


1. Papan nama digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan direksi pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu,kaso,baliho dan lain-lain
4. Papan nama proyek dipasang pada pangkal dan ujung lokasi proyek

3.3 Divisi 3 pekerjaaan Tanah


3.3.1. Galian Biasa
Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak  Diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow excavation), Galian
perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan
mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan pihak
proyek.Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh
pihak Konsultan dan direksi Pekerjaan.
2. Penggalian secara Manual Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan
bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual
dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian
diangkut keluar lokasi proyek.
3. Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat Pekerjaan penggalian dilaksanakan
setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian.Tanah yang
digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar
lokasi proyek.

3.3.2 Timbunan dari Sumber Galian


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal

3.4. Divisi 5 Pekerjaan Berbutir


Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
(cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang
ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah
dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.
Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
1. Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
2. Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor Grader
3. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

3.5. Divisi 7 Struktur


3.5.1. Pasangan Batu
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari. Pasangan Batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau
pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis
oleh Direksi Pekerjaan
2. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan
batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi
utarna suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti
lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong(spillway apron) atau
pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka
kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry)dapat digunakan seperti
Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang
diisi (grouted rip rap)
BAB 4
LINGKUP PENGERJAAN PROYEK

4.1. Kegiatan Proyek


Dalam pelaksanaan Proyek peningkatan jalan Maesan-tanah Wulan, terdapat
rangkaian kegiatan proyek yang mempunyai target untuk memenuhi permintaan owner
sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan dan memeliki unsur-unsur pekerjaan yang
sangat kompleks. Mutu hasil pekerjaan tidak akan sesuai dengan perencanaan saat salah
satu unsur kegiatan proyek tidak dilaksanakan dengan baik. Berikut adalah uaraian
pekerjaan dalam proyek:

Tabel 4.1 Uraian Pengerjaan

Mobilisasi

Kantor & fasilitasnya


Umum
Kajian teknis lapangan
(pengukuran)
Pekerjaan pembersihan
Galian biasa
Pekerjaan Tanah Timbunan Biasa
Timbunan Pilihan
Perkerasan berbutir Lapis pondasi batu belah
Pasangan Batu
Siaran
Pekerjaan Struktur
Plesteran
Batu muka

4.4. Penjabaran Pekerjaan Proyek


4.4.1. Pekerjaan Umum
Pekerjaan umum merupakan unsur pekerjaan proyek di luar aspek teknis
ketekniksipilan. Meskipun begitu, pekerjaan umum sangat menunjang unsur-unsur
pekerjaan yang lain. Pekerjaan umum dapat dibagi lagi menjadi beberapa pokok
pekerjaan yaitu:
a. Mobilisasi dan Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi adalah pekerjaan yang berfokus pada perpindahan personil dan
peralatan yang dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal mobilisasi yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Mobilisasi harus diselesaikan dalam jangka waktu
60 (enam puluh) hari dari tanggal mulai kerja kecuali kantor, laboratorium dan tempat
tinggal harus sudah diselesaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh lima) hari dari
Tanggal Mulai Kerja.

b. Kantor dan fasilitas


Kebutuhan kantor dan fasilitas lapangan diuraikan dalam Spesifikasi Khusus.
Kantor dan kendaraan diserahkan kepada Pengguna Jasa selambat-lambatnya 60 hari
setelah tanggal dimulainya Pekerjaan. Jika kontraktor belum menyelesaikan kantor,
menyediakan dan memasang dengan cara yang cocok untuk pekerjaan, atau belum
menyediakan kendaraan tertentu, Pengguna Jasa berhak untuk mengambil tindakan
yang tepat dan untuk membebankan semua biaya yang terkait dengan Kontraktor.

c. Kajian Teknis/ pengukuran


Semua satuan pengukuran yang digunakan dalam Spesifikasi Umum dan di dalam
Daftar Kuantitas dan Harga didasarkan pada ukuran satuan metrik (atau satuan mks-
meter, kilogram, second), kecuali untuk yang ditentukan lain.

d. Pekerjaan Pembersihan
Pekerjaan pembersihan tempat kerja merupakan tahap awal dari pekerjaan
konstruksi yang mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di
dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya atau yang harus dipindahkan. Pekerjaan ini juga mencakup perlindungan
tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari
kerusakan atau cacat.

4.4.2. Pekerjaan Tanah


a. Galian tanah keras manual
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan galian ini terlebih dahulu mengajukan
request kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta arahan nantinya
dilapangan. Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual ini akan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu, dan jika
memungkinkan akan dilakukan dengan alat bantu lain yang akan dilakukanmulai dari
bagian beakang dengan tujuan untuk memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi tenaga
kerja, atau pembuangan hasil galian jika diperlukan serta memudahkan dalam
mobilisasi material.

b. Galian tanah kedalaman 0 s/d 1m


Pekerjaan galian ini dikerjakan di lokasi proyek dengan cara manual,dengan
kedalaman tanah galiam sesuai dengan rencana yaitu 0 – 1 m.
c. Timbunan biasa dan galian
Dalam Pelaksanaan pekerjaan Timbunan Tanah Biasa dari sumber Galian secara
mekanis ini dilaksanakan setelah mendapat izin dari Pemilik pekerjaan, dan akan
dilaksanakan setelah selesainya pelaksanaan pasangan. Pekerjaan timbunan tanah biasa
ini akan menggunakan material dari sumber galian atau didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan yang merupakan timbunan biasa yang telah mendapat izin sebelumnya oleh
pemilik pekerjaan, galian yang telah dibersihkan dari benda-benda yang akan
mengalami kelapukan.Penimbunan material ini dilakukan bertahap lapis demi lapis
sesuai petunjuk pemilik pekerjaan dan dipadatkan lapis demi lapis sesuai petunjuk
pemilik pekerjaan/pengawas, untuk daerah- daerah yang sulit dipadatkan dengan alat
berat akan dipadatkan dengan peralatan yang sesuai misal stamper dan atau alat
pemadat lain yang telah disetujui.

4.4.3. Perkerasan Berbutir

Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan, penghamparan,


pembasahan dan pemadatan agregat pecah di atas permukaan yang telah disiapkan.

Tujuan Pondasi bawah menggunakan batu belah dengan balas pasir adalah mendukung
lapis perkerasan jalan diatasnya. Fungsi dari pondasi bawah menggunakan batu belah
dengan balas pasir ini antara lain yaitu:

1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.


2. Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatip murah agar lapisanlapisan
selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).
3. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.
4. Sebagai lapisan peresapan (drainage blanket sheet) agar air tanah tidak
mengumpul dipondasi maupun ditanah dasar.
5. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

4.4.4. Perkerasan Aspal


Perkerasan aspal adalah lapisan yang berupa campuran aspal yang berfungsi sebagai
penahan beban roda diatasnya secara langsung. Campuran aspal yang digunakan terdiri
dari agregat kasar yang memenuhi gradasi dan terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah,
agregat halus dan pasir serta material aspal.

Lapis perekat-Aspal Emulsi


a. Lapis perekat/tack coat yaitu lapisan yang diletakan di bagian atas aspal atau
lapisan beton. Lapis perekat dan lapis pengikat digunakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kualitas yang lebih baik.
b. Laston lapis antara (AC-BC (L))
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus
(wearing course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak
berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan
kekauan yang cukup untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas
yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya yaitu base dan sub grade (tanah
dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.

c. Laston lapis antara (AC-WC (L))


Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC L) adalah
campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang
campurannya menggunakan asboton butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur di unit pencampuran Asphalt (UPA),
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan
ketebalan padat 5 cm.

4.4.5. Pekerjaan Struktur


a. Pasangan Batu
- Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
alat berat untuk menggali seperti excavator.
- Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
- Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
- Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu
yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding
batu yang terpasang.
- Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa
saat agar air dapat meresap
b. Siaran
Pelaksanaan pekerjaan Siaran dengan menggunakan campuran 1Pc:2Ps sudah bisa
dilaksanakan setelah permukaan memang telah betul-betul bersih dari kotoran dan jika
perlu harus dikeruk pada celah antara batu hingga sedalam antara 1 s/d 2 cm serta
dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat antara siaran dengan pasangan tersebut.
Tebal siaran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari permukaan batu.

4.5. Pekerjaan Harian


Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas yang
semula tidak diperkirakan (atau diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan). Operasi-operasi yang dilaksanakan
menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang
ditunjukkan atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas

4.6. Pelaksanaan Konstruksi


Metode pelaksanaan konstruksi merupakan cara untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan konstruksi antara lain mengenai urutan pekerjaan, alat yang digunakan, dan
teknologi dan sumber daya yang digunakan.
Parameter biaya, mutu, dan waktu akan tercapai sesuai dengan perjanjian dalan
kontrak dan spesifikasi apabila pemilihan metode pelaksanaan konstruksi yang digunakan
tepat sasaran. Parameter biaya dianggarkan sesuai metode pelaksanaan konstruksi untuk
mendapatkan biaya yang efisien. Parameter mutu dan parameter waktu diharapkan sesuai
dengan perjanjian kontrak di awal persetujuan.
Metode pelaksanaan kontruksi, alat-alat yang digunakan, dan material yang
digunakan dalam Proyek peningkatan jalan maesan-tanah wulan dikerjakan sesuai dengan
persetujuan awal di perjanjian kontrak.
4.6.1. Pekerjaan persiapan segmen jalan
Penyiapan segmen jalan pada proses pekerjaan aspal di lakukan guna untuk
memperlancar proses pengerjaan serta berguna untuk kebersihan dan perataan dan
perbaikan elevasi tanah dasar.

4.6.2. Perkerasan berbutir


Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan,penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat pecah di atas permukaan yang telah disiapkan.

4.6.3. Pekerjaan Aspal


Perkerasan aspal (lapisan permukaan) merupakan lapisan yang terletak di atas
permukaan lapisan base course dan merupakan lapisan teratas dan konstruksi lapisan
perkerasan jalan raya. Pekerjaan ini meliputi lapis resap pengikat (prime coat), lapis
pengikat aspal beton (AC-BC).

4.6.4. Pekerjaan Lapis Agregat


Perkerasan lapisan yang terletak diantara lapisan bawah denganlapisan permukaan.
Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan kapasitas daya dukung beban. Material yang
digunakan untuk lapisan ini adalah yang cukup kuat. Bahkan yang digunakan untuk
lapisan ini dapat berupa batu pecah, kerikil pecah, yang merupakan material baik yang
berdiameter ¾ dan ⅜.Lapisan ini dirancang sedemikian rupa sehingga akhirnya diperoleh
kestabilan struktur yang diperlukan untuk dapat menahan gaya vertikal dan horizontal
yang terjadi, disamping itu lapisan ini juga dibuat dengan kepadatan yang cukup agar
dapat menahan proses pemadatan yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan pada
badan jalan.
4.7. Bahan Konstruksi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan adalah :
1. Pemilihan kualitas bahan bangunan yang baik.
2. Penyimpanan material yang baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material
terhadap kondisi lingkungan.
3. Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4. Stocking material (penumpukan material)yang baik sehingga urutan pemakaian
material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
4.7.1. Agregat Kasar
Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau
berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
ntara 5-40 mm. Agregat Kasar adalah agregat dengan ukuran butiran butiran lebih lebih
besar besar dari dari saringan saringan No.88 (2,36 mm).

4.7.2. Agregat Halus

Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami bantuan atau pasir
yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm

4.7.3. Filler

Filler merupakan agregat yang sangat halus dan berfungsi sebagai pengisi,
bahannya berupa abu batu dab seme
BAB 5
PEMBAHASAN PEKERJAAN

5.1. Penjelasan Umum


Pada proyek peningkatan jalan Krapyakrejo kabupaten Pasuruan terdapat berbagai
macam pekerjaan proyek yang dilaksanakan. Dalam peningkatan jalan maesan-tanah
wulan dilaksanakan dari bulan April hingga bulan Juli. Pada akan membahas kegiatan
proyek yang telah diikuti mahasiswa selama masa kerja praktek, di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Galian Tanah
b. Perkerjaan lapis pondasi batu belah
c. Pekerjaan Lapis Resap pengikat
d. Pekerjaan Laston lapis antara ((AC-BC) L))
e. Pekerjaan Laston lapis antara ((AC-WC) L))

5.2 Uraian Pekerjaan Lapangan


5.2.1. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan
penempatan atau pembuangan tanah atau batu atau material lainnya dari atau ke badan
jalan atau sekitarnya, untuk pembuatan badan jalan, saluran air, parit, untuk pemindahan
material tak terpakai, pemindahan tanah longsoran, yang semua sesuai dengan garis,
ketinggian, penampang melintang yang tampak dalam gambar atau ditentukan oleh
konsultan pengawas. Deskripsi pekerjaan Galian Tanah adalah sebagai berikut:

a. Galian Tanah Keras Manual


Volume Pekerjaan : 153.75 M³
Rencana Penyelesaian : 4 Minggu
Hasil Perhari : 5.49M³/Hari
Kebutuhan tenaga, bahan dan alat
- Pekerja : 7.7778 x 5.49 = 42,71
- Mandor : 0.5185 x 5.49 = 2.85
- Alat Bantu : 1 Ls
b. Timbunan Biasa dari galian
Volume Pekerjaan : 60,00 M³
Rencana Penyelesaian : 1 Minggu
Hasil Perhari : 8.57M³/Hari

5.2.2. Lapisan Pondasi Batu Belah

Berdasarkan spesifikasi umum terdapat dua kualitas dari material agregat untuk
lapis pondasi agregat dan bawah yaitu kelas A dan kelas B. Proyek peningkatan jalan
maesan-tanah wulan menggunakan lapis pondasi agregat kelas A untuk lapis pondasi atas
(base course) dan kelas B untuk lapis pondasi bawah (subbase).

Pada pelaksanaannya, Lapis Pondasi Agregat sekurang- kurangnya dihampar


dengan alat motor grader untuk dapat dicapai ketebalan dan kerataan yang seragam serta
pencegahan terhadap segregasi, yang mana dalam spesifikasi umum tebal padat
maksimum LPA tidak boleh melebihi 20 cm.

Deskripsi pekerjaan perkerasan berbutir:


a. Lapis pondasi batu belah
Volume Pekerjaan : 10 M³
Rencana Penyelesaian : 1 Minggu
Hasil Perhari : 1.43M³/Hari
Kebutuhan tenaga, bahan dan alat

- Pekerja : 1.75 x 1.43 = 2.5 orang


- Mandor : 0.0875 x 1.43 = 0.13 Orang
- Batu Pecah 10/15 : 0.18 x 1.43 = 0.26 M³
- BatuPecah 5/7 : 0.066 x 1.43 = 0.9 M³
- Pasir Urug : 0.1050 x 1.43 = 0.15 M³
- Three Well Roler : 0.0049 x 1.43 = 0.01 Jam

5.2.3 Pengerjaan Pekerasan Aspal


Perkerasan aspal adalah lapisan yang berupa campuran aspal yang berfungsi sebagai
penahan beban roda diatasnya secara langsung. Campuran aspal yang digunakan terdiri
dari agregat kasar yang memenuhi gradasi dan terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah,
agregat halus dan pasir serta material aspal.

Kegiatan yang penulis ikuti pada pekerjaan lapisan permukaan ini meliputi :
1. Lapis Resap Pengikat (prime coat)
2. Lapis Aus Asphalt Beton (AC-BC)

Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan lapisan permukaan ini meliputi sebagai berikut:

1. Air Compressor, yang digunakan untuk membersihkan debu-debu dan material


yang lepas diatas pondasi atas, agar pengaspalan lapisan permukaan menjadi
bagus dan tidak mudah mengalami kerusakan. Pekerjaan pembersihan debu ini
berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada suatu kendala, dalam pekerjaan
ini Air Compressor di perlukan sebanyak 1 unit.
2. Asphalt Sprayer, digunakan sebagai prime coat yang menghamparkan aspal cair
bersuhu 160°C sampai dengan 180°C kebadan aspal. Asphalt Sprayer digunakan
dalam proyek ini sebanyak 1 unit.
3. Dump Truck, digunakan untuk mengangkut material dari lokasi pengambilan
material ke lokasi perkerasan. Jumlah dump truck yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah 6 unit.

4. Asphalt Finisher, digunakan untuk menghamparkan dan meratakan agregat aspal


di lokasi penghamparan. Banyaknya Asphalt Finisher yang digunakan sebanyak I
unit.
5. Tandem Roller dan PTR, digunakan untuk memadatkan agregat aspal.

Gambar 5.1 Pekerjaan Perkerasan


5.2.4 Laston-lapis Aus Aspal Beton (AC-BC)
Lapisan Aus Aspal Beton (AC-BC) adalah lapisan yang berada pada bagian
teratas dari pondasi atas.

Tujuan dari pemberian lapisan AC-BC adalah :


1. Untuk memberikan suatu kedap air sehingga air hujan yang jatuh diatasnya
tidak meresap kelapisan bawahnya yang akan melemahkan lapisan-lapisan
tersebut.
2. Suatu lapisan yang dapat menyebarkan beban kelapisan kebawahnya sehingga
dapat dipikul oleh lapisan lain.

Sebagai lapisan pembentuk pondasi jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan


atau pemeliharaan jalan. Agregat Aspal untuk lapisan AC-BC. Pekerjaan lapisan AC-BC
dimulai dengan diangkutnya aspal dari AMP dan suhu sewaktu dibawa dari AMP antara
140˚C -160˚C. Setibanya di lapangan secara perlahan-lahan diruangkan ke bak mekanis
Asphalt Finisher untuk dihamparkanpada permukaan base course yang telah diprime coat
sebelumnya. Suhu aspal sewaktu penghamparan antara 140˚C-150˚C, dengan tebal
penghamparan. Ketebalan penghamparan dapat diukur dengan penyetelan yang terdapat
pada bagian samping belakang dari Asphalt Finisher. Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan
AC-BC ini ada beberapa hal yang perlu dikontrol yaitu : Tebal penghamparan Aspal,
ketebalan penghamparan rata-rata 6,2 cm setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 5
cm. Berdasarkan literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah 1,2 cm, dengan
demikian faktor pemadatan sebesar 1,2 cm ditambah tebal pemadatan 5 cm, maka didapat
penghamparan sebelum dipadatkan 6,2 cm. Dengan demikian penebaran memenuhi
persyaratan. Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk
aspal segera setelah penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel
ujungnya 6,2 cm. Pemeriksaan terhadap kestabilan dan flow pada AC-BC setelah
pemadatan dilakukan melalui pengeboran dengan alat core drill. Pemeriksaan atau
pengambilan sample dilakukan setiap jarak 50 meter.

Deskripsi Pekerjaan Laston Lapis antara:


a. Pekerjaan Laston lapis antara ((AC-BC) L))
Volume Pekerjaan : 390.05Ton
Rencana Penyelesaian : 3 Minggu
Hasil Perhari : 18.57Ton/Hari
Kebutuhan tenaga, bahan dan alat

- Pekerja : 0.0748 x 18.57= 1.39


- Mandor : 0.0075 x 18.57= 0.14 Oh
- Agr 5-10 & 10-15 : 0.3481 x 18.57= 6.47 M³
- Agr 0-5 : 0.3127 x 18.57= 5.81 M³
- Filler : 9.4500 x 18.57= 172.52 Kg
- Aspal : 57.6800 x 18.57= 1071.34 Kg
- Wheel Loader : 0.0096 x 18.57= 0.18 Jam
- Amp : 0.0201 x 18.57= 0.37 Jam
- Genset : 0.0201 x 18.57= 0.37 Jam
- Dump Truck : 0.3896 x 18.57= 7.24 Jam
- Asphalt Finisher : 0.0110 x 18.57= 0.20 Jam
- Tandem Roller : 0.0108 x 18.57= 0.20 Jam
- P. Trye Roller : 0.0046 x 18.57= 0.09 Jam

Gambar 5.2 Proses AC-BC sta + 0.800 - + 0.950


b. Pekerjaan Laston Lapis antara ((AC-WC)L)) Volume
Pekerjaan : 458.16Ton
Rencana Penyelesaian : 1 Minggu
Hasil Perhari : 65.45Ton/Hari
Kebutuhan tenaga, bahan dan alat
- Pekerja : 0.2008 x 65.45= 13.14 Oh
- Mandor : 0.0201 x 65.45= 1.31 Oh
- Lolos Scren (9.5-19.0) : 0.2978 x 65.45= 19.49 M³
- Lolos Scren (0-5) : 0.325 x 65.45= 23.06 M³
- Semen : 9.87 x 65.45= 646.01 Kg
- Aspal : 66.95 x 65.45= 4381.97 Kg
- Wheel Loader : 0.0096 x 65.45= 0.63 Jam
- Amp : 0.0201 x 65.45= 1.31 Jam
- Genset : 0.0201 x 65.45= 1.31 Jam
- Dump Truck : 0.3896 x 65.45= 25.50 Jam
- Asphalt Finisher : 0.0137 x 65.45= 0.90 Jam
- Tandem Roller : 0.0135 x 65.45= 0.89 Jam
- P. Trye Roller : 0.0058 x 65.45= 0.38 Jam

Gambar 5.3 Proses AC-WC sta + 0.250 - + 0.350

5.3. Peralatan Konstruksi


Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh
peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bisa berfungsi secara optimal
perlu adanya manajemen peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan
masalah pengelolaan peralatan proyek adalah penyewaan, pembelian dan masalah
perawatan alat, Hal ini digunakan untuk mengefektifkan keberadaan alat di lapangan.
Adapun data-data yang perlu diperhatikan adalah waktu pendatangan alat, lama
penggunaan dan kondisi alat baik yang melalui peminjaman maupun pembelian atau
milik sendiri.

Karena tidak sedikit kondisi lapangan yang dapat dengan mudah untuk dikerjakan
oleh tenaga manusia saja, tetapi pada kondisi tertentu kebutuhan akan peralatan juga
dapatmembantu dalam mengatasi permasalahan dilapangan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam suatu proyek adalah sebagai
berikut:

1. Besar kecilnya proyek.


2. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan.
3. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada.
4. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5. Kondisi dan keadaan di lapangan.
6. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia.
7. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan
pemilik proyek.
Sedangkan pertimbangan biaya yang diperlukan peralatan yaitu:
1. Efektifitas dan produktifitas alat.
2. Lama operasi peralatan.
3. Ketahanan alat dan tersedianya suku cadang.
4. Pengisian bahan bakar dan pelumas
Alat-alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan dalam proyek Peningkatan Jalan
Krapyak Rejo, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur adalah :

1. Excavator
Excavator merupakan alat berat yang digunakan untuk mempersiapkan lahan yang
hendak dipakai untuk jalan cor beton beraspal. Excavator atau sering disebut bego atau
beko, dipakai untuk membersihkan lahan, membuat kemiringan, menggali dan juga
mengurug tanah. Alat berat ini terdiri dari arm (lengan), boom (bahu) dan bucket (bagian
pengeruk) di atas trackshoe (roda rantai) yang digerakkan dengan tenaga hidrolis dan
dimotori mesin diesel.

Gambar 5.4 Excavator


2. Dump truck
Dump truck atau truk jungkit adalah armada truck yang dilengkapi dengan bak terbuka
yang dioperasikan dengan sistem hidrolik. Bagian depan bak truk bisa terangkat ke atas
sehingga material dengan sendirinya bergerak turun dan jatuh ke tempat yang telah
ditentukan. Dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi termasuk dalam proses pembangunan
jalan, penggunaan dump truck sangat membantu pekerjaan.

Gambar 5.5 Dumb Truck

3. Pneumatic Roller
Pneumatic roller berguna untuk pemadatan dan perataan jalan raya, alat ini digunakan
tahap akhir pembuatan jalan.
Gambar 5.6 Pneumatic Roller

4. Asphalt Finisher
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal,
serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar sehingga
membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Asphalt Finisher
memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut dengan crawler track dengan
hopper yang tidak beralas. Sedangkan di bawah hopper tersebut terdapat pisau yang
juga selebar hopper. Pada saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan
memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan langsung turun ke permukaan dan
disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur oleh
pisau tersebut.

Gambar 5.5 Asphalt Finisher

5.4. Kondisi lapangan


5.4.1. Permasalahan di lapangan
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan selama pengamatan kerja praktik di
Jalan Krapyak Rejo pekerjaan sering terganggu oleh kondisi cuaca. Cuaca ini dipengaruhi
kondisi musim di wilayah Indonesia yang sedang mengalami musim penghujan. Hujan
lebat yang turun dengan durasi rata lebih dari satu jam membuat beberapa pekerjaan tidak
bisa dilanjutkan. Cuaca yang tidak baik membuat beberapa pekerjaan terhambat seperti
pada pekerjaan tanah, penghamparan lapisan perkerasan, dan lainnya.

5.4.2. Solusi Permasalahan di lapangan


Dalam penjadwalan kegiatan pekerjaan di lapangan, diperlukan diperhitungkan
perkiraan musim dan cuaca pada waktu akan dilakasanakan pekerjaan yang bersangkutan.
Jika pada penjadwalan sudah dioptimalkan namun pada saat pelaksanaannya terjadi
kondisi yang di luar perkiraan, maka perlunya persiapan yang telah dilakukan sebelumnya
untuk mengatasi kondisi tidak terduga
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kerja praktek dilakukan pada proyek pekerjaan aspal Jalan Krapyak Rejo Pasuruan Jawa
Timur.

1. Dalam melakukan kerja praktek (KP) ini penulis, telah banyak memperoleh
pengetahuan dan pengalaman serta dapat menghubungkan dengan materi
perkuliahan.
2. Dalam situasi tertentu dapat diambil beberapa kebijaksanaan antara konsultan
pengawas dengan pelaksana yang dapat dipertanggung jawabkan tanpa melewati
batas toleransi dan mengikuti jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan .

6.2. Saran

Berikut adalah beberapa saran dari penulis yang dapat dipertimbangkan:

1. Dalam pelaksanaan proyek,cuaca adalah salah satu faktor yang dapat


mengahambat pekerjaan, dalam hal ini disarankan kepada pelaksana proyek dan
semua pihak yang terlibat agar dapat menghentikan sementara pekerjaan perkerasn
pondasi dikarenakan hal ini dapat menyebabkan pemadatan yang kurang
maksimal.

2. Disarankan kepada pelaksana proyek agar dapat memaksimalkan waktu dan


pekerjaan dilaksanakan lebih cepat pada saaat cuaca yang terang.
DAFTAR PUSTAKA

Erviano, I. Wulfram. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi

Levin, Richard I dan Charles A Kirkpatrick. 2007. Perencanaan dan Pengawasan


dengan PERT dan CPM. Jakarta : Bhratara.

Maharesi, Retno, 2007. “Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode PERT dan CPM”,
No.22-23 Agustus 2002.

Munawir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesebelas.

Yogyakarta: Penerbit Liberty.


Rizki Tampubolon, 2009. Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Medan.

Schwalbe, Kathy, 2006. Information Technology Project Management.


Edisi ke-4. Boston Massachusetts: Couerse Technology. Soeharto,

Iman, 2009. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga.

Sukirman, Silvia. Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung


: Nova
Yamit, Z. 2004, Manajemen Kuantitatif untuk Bisnis. BPFE, Yogyakarta

CR Adhitia · 2014, Perencanaan Geometrik dan Tebal Perkerasan Ruas Jalan Mangun Jaya
– Batas Kabupaten Musi Rawas

 http://fadhilsii03.blogspot.com/2017/01/contoh-metode-pelaksanaan-jalan-raya.html#i
Rincian Hsp

Volum
Sat Harga Satuan Jumlah Harga
No Uraian Pekerjaan e
Rp Rp
1 2 3 4 5 6
DIV I UMUM
Mobilisasi ( Mob / Demob , Managemen dan
1.2 1 ls 41.000.000,00 41.000.000,00
Keselamatan
1.3 Kantor Lapangan dan fasilitasnya 1 ls 6.000.000,00 6.000.000,00
Kajian Teknis Lapangan
1.9 1 ls 1.200.000,00 1.200.000,00
( Pengukuran )
1.16 Pekerjaan Pembersihan 1 ls 15.000.000,00 15.000.000,00
Jumlah I 63.200.000,00
DIV III PEKERJAAN TANAH
3.2 (1 ) Galian Tanah Kedalaman 0 s/d 1 m 39 m3 85.003,07 3.315.119,73
Timbunan Biasa Dari
3.2.(1b) 45 m3 37.474,48 1.686.351,60
Galian
Jumlah III 5.001.471,33
DIV V PEKERASAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Batu Belah
5.6 10 m2 94.207,77 942.077,70
(TELFORD)
Jumlah V 942.077,70
DIV VI PERKERASAN ASPAL
Lapis Perekat - Aspal
6.1 (2)(b) 2.178,37 ltr 12.381,49 26.971.466,37
Emulsi
6.3(5c) Laston Lapis Antara (AC-WC(L) 312,41 ton 1.252.189,96 391.196.665,40
6.3(6c) Laston Lapis Antara (AC-BC(L) 296,09 ton 1.024.732,01 303.412.900,84
Jumlah VI 721.581.032,62
DIV VII PEKERJAAN STRUKTUR
7.9 (1) Pasangan Batu 107,75 M3 837.208,72 90.209.239,58
7.9 (2) Siaran 84,16 M2 69.507,53 5.849.753,72
7.9 (3) Plesteran 30 M2 82.488,56 2.474.656,80
7.9 (5) Batu Muka 85 M2 56.052,16 4.764.433,60
Jumlah VI 103.298.083,70
Jumlah 889.021.331,02
PPn 10% 88.902.133,10
Total 977.923.464,12

Anda mungkin juga menyukai