MODUL
PERKULIAHAN
W112100042
Metode
Pelaksanaan
Metode Pekerjaan Pelaksanaan
Bangunan Jalan
Abstract Sub-CPMK 2
Pemahaman mengenai metode
pekerjaan pelaksanaan bangunan Sub CPMK 2.5
jalan
Mampu menjelaskan metode
pekerjaan
Metode Pekerjaan Pelaksanaan Bangunan
Jalan
Pengantar
Pekerjaan Jalan adalah salah satu unsur konstruksi jalan yang sangat penting dalam rangka
kecepatan transportasi darat sehingga dapat memberikan keamanan dan kemakmuran bagi
rakyat sebagaimana tercantum dalam undang-undang no. 13 tahun 1980 dan didalam
peraturan pemerintah no. 26 tahun 1985.
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang
bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang
jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya digunakan untuk
ruas jalan untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya pemeliharaan
jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan
aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan
(tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan
ini.
5. Struktur
Beton K-250
Beton K-175
Baja Tulangan U-24 Polos
f. Jadwal Konstruksi
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas
dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre
Construction Meeting/PCM).
g. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Dump Truck 8 ton
2. Dump truck 3-4m3,6 ton
3. Asphalt finisher
4. Tandem Roller
5. Vibrator Roller
6. Dll
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian Biasa
Sebelum jalan dibangun, perlu dilakukan pembersihan dari pephononan, sampah supaya
mem[ermudah jalannya proyek.
Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak Diklasifikasikan sebagai
galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow excavation), Galian perkerasan
beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton.
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan mempedomani hasil
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
4 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan pihak proyek. Pemasangan bowplank
dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh pihak Konsultan dan direksi
Pekerjaan.
2. Penggalian secara Manual
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke tepi
galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
3. Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump
Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
b. Timbunan Pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
-.
Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan
penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat
kelas B Adalah mutu lapis pondasi bawah untuk suatu lapisan dibawah lapisan pondasi A dan
lapisan aspal. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat
Agregat kasar dengan agnularitas 95/90.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan
kekurangan material ditempat yang lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya
dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
- Prosedur pelaksanan :
Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat
Wheel loader.
Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader.
Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat batu.
-
Tandem Roller
Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah
pelaksanaan lapis pondasi aggregat kelas B. Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis
pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi Agregat Kelas A
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack. Material diiurunkan
dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan agar tidak
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
7 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi
Material iang tidak dipakai dipisahkan dan dilempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.
4. Perkerasan Aspal
Lapis Resap Pengikat
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya
Lapis Pondasi Agregat).
Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak
tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis
Resap Pengikat pada Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan.
Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit
lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu lainnya. Segera
setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan
menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui
kendaraan.
5. Struktur
BETON K-250
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton
bertulang dengan mutu beton K-250, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
- Asumsi :
Menggunakan alat berat {secara mekanik)
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
Prasedur Pelaksanaan :
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
BETON K-175
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan adalah
semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk dengan Concrete
BAJA TULANGAN U – 24
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp
Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site).
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
- Asumsi :
Pekerjaan dilakukan secara manual
Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
- Prosedur Pelaksanaan :
Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan
Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.
Pembersihan Akhir
Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir
dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut
petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan
pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, PPTK dan KPA melakukan
serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180 hari segala sesuatu
yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan
perawat.
2. Gransberg, Douglas D., Popescu, Calin M., Ryan, Richard C., (2006). Construction
Equipment Management For Engineers, Estimators, And Owners. Taylor And
Francis.
3. Sibima.Pu.Go.Id. Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Jalan.
4. Maddeppungeng, A., Suryani, I., & Febriana, D. (2018). Optimalisasi Komposisi Alat
Berat Pada Proyek Pembangunan Pelabuhan PT. Cemindo Gemilang. Konstruksia,
9(1), 59-67.
5. Ramadhan, Y., & Nugraha, T. (2018). Optimalisasi Penggunaan Alat Berat Pada
Pekerjaan Galian Tanah (Studi Kasus Proyek Perumahan Fortune Villa Graha Raya).
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY, 5(1), 17-23.
6. Peurifoy, L, R. Schexnayder, J, C. And Shafira, A. (2006). Construction
Planning Equipment And Methods, Seventh Edition. Mc Graw Hill. United
States.
7. Rostiyanti, Susy Fatena. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.