Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL
PERKULIAHAN

W112100042
Metode
Pelaksanaan
Metode Pekerjaan Pelaksanaan
Bangunan Jalan

Abstract Sub-CPMK 2
Pemahaman mengenai metode
pekerjaan pelaksanaan bangunan Sub CPMK 2.5
jalan
Mampu menjelaskan metode
pekerjaan
Metode Pekerjaan Pelaksanaan Bangunan
Jalan
Pengantar

Pekerjaan Jalan adalah salah satu unsur konstruksi jalan yang sangat penting dalam rangka
kecepatan transportasi darat sehingga dapat memberikan keamanan dan kemakmuran bagi
rakyat sebagaimana tercantum dalam undang-undang no. 13 tahun 1980 dan didalam
peraturan pemerintah no. 26 tahun 1985.

Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang
bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang
jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya digunakan untuk
ruas jalan untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya pemeliharaan
jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan
aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan
(tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan
ini.

Lingkup pekerjaan jalan meliputi :


1. Pekerjaan Persiapan :
 Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Pekerjaan tanah :
 Galian Biasa
 Galian Struktur kedalam 0-2 meter
3. Pekerasan Berbutir
 Lapis pondasi aggregat Kelas A
 Lapis pondasi aggregat Kelas B
4. Pekerjaan Aspal
 Lapis resap pengikat-Aspal Cair
 Laston-lapisan Antara (AC-BC)
 Aspal Minyak
 Aditif Anti Pelupasan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Bahan Pengisi (Filler)Tambahan

5. Struktur
 Beton K-250
 Beton K-175
 Baja Tulangan U-24 Polos

Prosedur pelaksanaan pekerjaan jalan :


Pekerjaan fisik
1. Pekerjaan mobilisasi
 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
a. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary di Sungai sekitar di lokasi atau yang berdekatan dengan lokasi.
b. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Pembuatan basecamp, kantor Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian
dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan
pelaksaan pekerjaan.
c. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas Untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas
transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap
kegiatan lapangan..
d. Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi
pekrjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan
direksi teknis.
e. Material dan Penyimpanan Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus
menemui spesifikasi dan standard yang berlaku, baik ukuran,type maupun ketentuan
lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis..

f. Jadwal Konstruksi
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas
dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre
Construction Meeting/PCM).
g. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Dump Truck 8 ton
2. Dump truck 3-4m3,6 ton
3. Asphalt finisher
4. Tandem Roller
5. Vibrator Roller
6. Dll

h. Papan Nama Proyek


 Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek, dibuat
dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
 Bahan yang dipakai : kayu kaso, plywood, amplas, cat kayu, paku, split, cat
minyak, semen, dan lain-lain.
 Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.

 Relokasi Utilitas dan Pelayanan


Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya melalui
beberapa tahapan : a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang
sudah ditetapkan b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait c. Pemindahan Utilitas setelah
mendapatkan persetujuan dari depertemen terkait.

2. Pekerjaan Tanah
a. Galian Biasa
Sebelum jalan dibangun, perlu dilakukan pembersihan dari pephononan, sampah supaya
mem[ermudah jalannya proyek.

Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak Diklasifikasikan sebagai
galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow excavation), Galian perkerasan
beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton.
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan mempedomani hasil
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
4 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan pihak proyek. Pemasangan bowplank
dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh pihak Konsultan dan direksi
Pekerjaan.
2. Penggalian secara Manual
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke tepi
galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
3. Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump
Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.

Excavator untuk menggali

a. Galian Struktur 0-2 Meter


Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan dilakukan dengan menggunakan
Excavator Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck dan
membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.

b. Timbunan Pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

-.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Perkerasan Berbutir
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, Penghamparan dan pemadatan bahan
untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu lapis permukaan sementara
pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah disiapkan. Pemasokan bahan
akan mencakup, jika perlu, pemecahan,pengayakan, pencampuran dan operasi- operasi lainnya
yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.

 Lapis pondasi agregat kelas B

Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan
penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat
kelas B Adalah mutu lapis pondasi bawah untuk suatu lapisan dibawah lapisan pondasi A dan
lapisan aspal. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat
Agregat kasar dengan agnularitas 95/90.
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan
kekurangan material ditempat yang lain.

b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan

c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya
dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial compaction.

- Prosedur pelaksanan :
 Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat
Wheel loader.
 Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader.
 Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat batu.
-

Tandem Roller

 Lapis pondasi agregat kelas A

Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah
pelaksanaan lapis pondasi aggregat kelas B. Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis
pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi Agregat Kelas A
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack. Material diiurunkan
dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan agar tidak
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
7 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi
 Material iang tidak dipakai dipisahkan dan dilempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.

4. Perkerasan Aspal
Lapis Resap Pengikat
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya
Lapis Pondasi Agregat).

Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak
tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis
Resap Pengikat pada Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan.

Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit
lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu lainnya. Segera
setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan
menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui
kendaraan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Lation – Lapis Antara (AC – BC)
Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC – BC)
dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Pekerjaan ini mencakup
pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan
persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis Resap Pengikat atau biasa
disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump
Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih dari kotoran dan pada bagian atas Dump Truck ditutup
rapat dengan terpal yang terbuat dari kain dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak
Dump Truck dan tidak cepat turun suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal
Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian, menempalkqn material
secara merala didepan batang perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga
surveyar dan Direksi Pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan.
Penggilasan Aspal yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller
dan PTR. Untuk penghubung antar lokasi penghamparan dengan AMP digunakan radio komunikasi
(HT). Pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphali concrete.
Peralatan yqng dipakai :
 Aspal Mixing Plant {AMP)
 Genset; yang dipakai pada AMP
 Aspal Finisher
 Dump Truck
 Tandem Roller
 PTR
 Wheel Laader

Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Tandem Roller dan PTR :


 Pemadatan Awal (Breakdawn Rolling) menggunakan Tandem Roller.
Pemadatan awal dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan awal
dilakukan pada saal temperatur 125 0C - 145 0C atau sekiiar 0-I0 menit setelah penghamparan.
Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan sesuai
dengan hasil trial compection untuk masing-masing jenis lapiran perkerasan.
 Pemadatan Sekunder (lntermediale Ralling) menggunakan PTR.
Pemadatan sekunder dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan
sekunder dilakukan pada saat temperatur 100 0C – 125 0C atau sekitar 0
– 10 menit setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan dengan menggunakan Tandem
Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compection untuk masing-masing
jenis lapisan perkerasan.
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
9 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Pemadatan Akhir (Finish Rolling) menggunakan Tandem Roller.
Pemadatan akhir dilaksanakan sedekat mungkin dengan mesin penghampar. Pemadatan akhir
dilakukan pada saat suhu > 95 0C atau sekitar > 45 menit setelah penghamparan. Pemadatan
ini dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller dengan Jumlah lintasan sesuai dengan
hasil trial compection untuk masingmasing jenis lapisan perkerasan.

Bahan Pengisi (Filler) Tambahan


Bahan pengisi {Filler} yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam
(hydrated limeJ, semen atau abu terbang yqng sumbernya disetujui areh Direksi Pekerjaaan. Filler
sebagai bahan tambahan campuran Lastan AC-BC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada
Lapisan AC-BC itu sendiri. Filler digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara Lapis Resap
Pengikat-Aspal cair dan Laston AC-BC, bahan ini memberikan makna dan fungsi khusus untuk
menambah kekakuan ikatan antara kedua lapisan tersebut, sehingga hasil maksimal yang dicapai
untuk ikatan tersebut lebih terpenuhi dan tercapai.

5. Struktur
BETON K-250
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton
bertulang dengan mutu beton K-250, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
- Asumsi :
 Menggunakan alat berat {secara mekanik)
 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
 Prasedur Pelaksanaan :
 Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
 Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

BETON K-175
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan adalah
semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk dengan Concrete

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mixer dan beton di cor kedalam bekisting yang telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah
molen/concrete mixer, gerobak dorong, alat tukang batu serta alat bantu.

BAJA TULANGAN U – 24
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp
Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site).
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
- Asumsi :
 Pekerjaan dilakukan secara manual
 Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
- Prosedur Pelaksanaan :
 Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
 Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat

6. Pekerjaan Lain – Lain


Administrasi / Dokumentasi
Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan :
 Laporan berkala secara menyeluruh
 Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik.
 Dokumen Foto, meliputi :
- Pekerjaan sebelum dilaksanakan
- Pekerjaan sedang dilaksanakan
- Pekerjaan setelah dilaksanakan
Disusun rapi dan diketahu Direksi Pekerjaan. Foto-foto bangunan diambil dari empat arah.
 Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Demobilisasi

Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan
Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir
dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut
petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan
pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, PPTK dan KPA melakukan
serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180 hari segala sesuatu
yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan
perawat.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahn, C., Lee, S., And Peña-Mora, F. (2013). Accelerometer-Based Measurement Of
Construction Equipment Operating Efficiency For Monitoring Environmental
Performance. Journal Of Computing In Civil Engineering, 565-572.

2. Gransberg, Douglas D., Popescu, Calin M., Ryan, Richard C., (2006). Construction
Equipment Management For Engineers, Estimators, And Owners. Taylor And
Francis.
3. Sibima.Pu.Go.Id. Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Jalan.

4. Maddeppungeng, A., Suryani, I., & Febriana, D. (2018). Optimalisasi Komposisi Alat
Berat Pada Proyek Pembangunan Pelabuhan PT. Cemindo Gemilang. Konstruksia,
9(1), 59-67.

5. Ramadhan, Y., & Nugraha, T. (2018). Optimalisasi Penggunaan Alat Berat Pada
Pekerjaan Galian Tanah (Studi Kasus Proyek Perumahan Fortune Villa Graha Raya).
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY, 5(1), 17-23.
6. Peurifoy, L, R. Schexnayder, J, C. And Shafira, A. (2006). Construction
Planning Equipment And Methods, Seventh Edition. Mc Graw Hill. United
States.
7. Rostiyanti, Susy Fatena. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


2021 13 Yunita Dian Suwandari, ST,MM,MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai