Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN SORONG

DINAS PEKERJAAN UMUM, DAN PENATAAN RUANG

METODE PELAKSANAAN
(METPEL)

PEKERJAAN :
Peningkatan Jalan KPU – KLAMALU
( Overlay Aspal )

LOKASI:
Distrik Aimas
Kabupaten Sorong

TAHUN 2023
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Peningkatan Jalan KPU – KLAMALU ( Overlay Aspal)


Lokasi : Kabupaten Sorong
Tahun Anggaran : 2023

LINGKUP PEKERJAAN :
1. DIVISI 1 UMUM :
1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
1.19.2 Sistem Manajemen K-3 Konstruksi

2. DIVISI 3. PERKERASAN TANAH DAN GEOSINTETIK


3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.3.(2a) Penyiapan Badan Jalan

3. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

4. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


6.1 (1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi
6.3(3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
6.3(8) Bahan Anti Pengelupasan

5. DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton Struktur, Fc’20 MPa
7.3(1) Baja tulangan Polos – BJTP 280
7.15.(2) Pembongkaran Beton

Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan
menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
I PEKERJAAN FISIK

1. PEKERJAAN MOBILISASI

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan


pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi :

1.1. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya

Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor


Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan
mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan
pekerjaan.

1.2. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu


Lintas

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas


transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang
memadai disetiap kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan
petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat
pelaksanaan.

1.3. Rekayasa Lapangan

Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan


dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan
dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk
mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah diberikan
sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan direksi teknis.
1.4. Material dan Penyimpanan

Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui


spesifikasi dan standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan
lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan
untuk proses penghamparan Jalan diambil dari Quary yang berada di Kab.
Sorong.

1.5. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
a. Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Asphalt Finisher : 1 Unit
2. Tandem Roller : 1 Unit
3. Tire Roller : 1 Unit
4. Motor Grader : 1 Unit
5. Vibratory Roller : 1 Unit

1.6. Papan Nama Proyek

1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai


proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

1.7. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Melengkapi semua personil/tenaga kerja dengan alat pelindung diri (APD)
diantaranya Helmet, Rompi, Sepatu selama melaksanakan pekerjaan. Menyiapkan
rambu – rambu lalu lintas dan dipasang pada tempat yang rawan kecelakaan atau
lokasi dimana sedang dilaksanakan pekerjaan dan di lakukan pengalihan arus lalu
lintas.
2. DEVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.2.2a Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah berbutir atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasa
dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala
hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit
10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material

Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump


truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi
kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam


tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian


tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan
Vibro Roller. Timbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan,
lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

3. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


6.1(1) Lapis pondasi Agregat A
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai
lapis pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang dilebarkan dan di atas
permukaan lapis pondasi bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Persiapan :
1. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL
Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh
semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir,
pengambilan contoh material (batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan
Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
2. Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di
Laboratorium Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
3. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu
dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan
pasir.
4. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material
(mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang
disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan
sehingga dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis. Hasil percobaan
pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji kepadatan (Sand
Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR
Lapangan (DCP).
5. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

Pelaksanaan :
1. Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan
komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan
setiap maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan
peralatan excavator dan Wheel Loader.
2. Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan
wheel Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari
hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan
efisien.
3. Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan
tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses
penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal
pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan
sesuai dengan gambar rencana.
4. Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari
bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan
sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini
tercapai kepadatan yang disyaratkan.
Pengujian dan pengukuran :
1. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
2. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual),
kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan
(menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan
sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.

Peralatan
a. Motor Grader
b. Whell Loader
c. Dump Truck
d. Vibrator roller

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Alat pelindung diri
b. Rambu Lalulintas

Tenaga kerja
 Pelaksana lapangan
 Pengawas lapangan
 Mandor
 Pekerja
 Petugas Ahli K3

3. DIVISI 7. PERKERASAN ASPAL


1. Lapisan Resap Pengikat Aspal Cair/ Emulsi
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Berikut tahapan-
tahapan pekerjaan lapis resap pengikat (prime coat):

Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
1. Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
2. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
3. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
4. Pastikan bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan
aspal.
5. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
6. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
7. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
8. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
9. Komposisi Campuran Kerosine dan Aspal sesuai Spesifikasi (80 – 85 pph) 80 bagian
Kerosine dan 100 bagian Aspal.
Penyiapan Formasi Pekerjaan
1. Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki (jika
diatas bahu atau LPA-A)
2. Pastikan permukaan bersih dan bebas dari material lepas
3. Permukaan harus memperlihatkan mozaik agregat kasar dan halus,
4. Pastikan areal pembersihan lebih 20 cm dari batas bidang yang akan disemprot.

Penyemprotan
1. Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan. Pastikan penyemprotan merata,
jika menggunakan distributor bidang yang disemprot mendapat suplai dari tiga nosel.
2. Pastikan dan amati apakah aspal distributor berjalan konstan. Bila dilaksanakan perlajur
maka sisinya overlap selebar 20 cm, untuk mendapatkan aplikasi penyemprotan setara 3
nosel
3. Penyemprotan harus dihentikan jika ada ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada
alat penyemprot. Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an
agar aplikasi konstan.
4. Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki.
Pengukuran
1. Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.
2. Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama,
pada areal penyemprotan sepanjang 200 m, pada lokasi dengan letak≥ 10 m dari awal,
dan > 0,50 m dari tepi.
3. Timbang berat terhampar pada kertas resap.
Pemeriksaan
1. Cek hasil penyemprotan apakah merata?
2. Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
3. Amati bagian tepi, apakah ada bagian
4. yang menunjukkan kekurangan penebaran.

Cek kesesuaian
1. Penyemprotan merata
2. Jumlah berat terhampar permeter persegi sesuai?.
3. Ada tempat-tempat yang mengindikasikan genangan aspal?
4. Jika ada indikasi terjadinya kekurangan maka lakukan langkah verifikasi .
5. Jika semua sesuai lakukan langkah verifikasi .

Perbaikan
1. Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurangnya aplikasi
penebaran.
2. Jika hasil penyemprotan menunjukkan kekurangan material yang disemprotkan, lakukan
penyemprotan ulang dengan tambahan yang memadai.
3. Jika ada indikasi kelebihan penebaran aspal, maka lakukan sand blotter setelah 4 (empat)
jam peresapan.
Pemeliharaan
Pastikan lokasi pekerjaan dijaga dari penggunaan oleh lalu lintas sebelum batas waktu
pembukaan.Jika ada penggunaan untuk lalu-lintas maka, penebaran sand blotter harus
dilakukan.
Peralatan
a. Aspla distributor
b. Aspal sparyer
c. Compressor
d. Alat bantu lainnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Alat pelindung diri
 Rambu Lalulintas
Tenaga kerja
 Pelaksana lapangan
 Pengawas lapangan
 Mandor
 Pekerja Aspal
 Petugas Ahli K3

2. Lapis Perekat - Aspal cair/Emulsi


Lapis Perekat , di hampar diatas permukaan berbahan pengikat seperti lapisan Penetrasi
Macadam, Laston, Lataston, dll). Berikut tahapan-tahapan pekerjaan Lapis Perekat :

Persiapan
1. Pastikan untuk pelaksanaan Tack Coat (Lapis Perekat), pengaspalan telah disetujui (lapis
perkerasan).
2. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
3. Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
4. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
5. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
6. Pastikan bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan
aspal.
7. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
8. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
9. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
10. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

Penyiapan Formasi Pekerjaan


1. Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki.
2. Pastikan permukaan bersih dan bebas dari material lepas.
Penyemprotan
1. Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan
2. Pastikan penyemprotan merata, jika menggunakan Sprayer diperlukan tenaga operator
yang terampil.
3. Pastikan dan amati apakah penyemprotan merata dengan melakukan uji coba
kemampuan tenaga operator.
4. Penyemprotan harus dihetikan jika ada ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada alat
peyemprot.
5. Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an agar aplikasi
konstan.
6. Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki

Pengukuran
1. Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.
2. Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama,
pada areal penyemprotan sepanjang 200 m, pada lokasi dengan letak≥ 10 m dari awal,
dan > 0,50 m dari tepi.
3. Timbang berat terhampar pada kertas resap.

Pemeriksaan
1. Cek hasil penyemprotan apakah merata?
2. Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
3. Amati bagian tepi, apakah ada bagian yang menunjukkan kekurangan penebaran.

Cek Kesesuaian
1. Penyemprotan merata?
2. Jumlah berat terhampar permeter persegi sesuai?.
3. Ada tempat-tempat yang mengindikasikan genangan aspal?
4. Jika ada indikasi terjadinya kekurangan maka lakukan langkah verifikasi.

Perbaikan
1. Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurangnya aplikasi
penebaran.
2. Jika hasil penyemrotan menunjukkan kekurangan material yang disemprotkan, lakukan
penyemprotan ulang dengan tambahan yang memadai.

Peralatan
 Aspla distributor
 Aspal sparyer
 Compressor
 Alat bantu lainnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Alat pelindung diri
 Rambu Lalulintas

Tenaga kerja
 Pelaksana lapangan
 Pengawas lapangan
 Mandor
 Pekerja Aspal
 Petugas Ahli K3

3. Pekerjaan lataston lapis aus (HRS-WC)


5.6.3.1 Pengukuran dan pematokan
Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :

1) Terluka akibat penggunaan meteran baja tidak benar


2) Kecelakaan atau tertabrak oleh kendaraan yang melintas.
3) Terluka pada saat memasang patok akibat patok terlalu Panjang.
4) Kecelakaan terkena palu yang terlepas akibat palu terlalu berat.
5) Terjadi gangguan terhadap lalu lintas kendaraan. Antisipasi pencegahan terhadap
bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran dan
Pematokan pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-WC) yaitu :
1) Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan meteran yang sesuai dengan
standar. Petugas pengukuran harus menggunakan sarung tangan yang sesuai dengan
standar.
2) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan menugaskan petugas bendera pengatur lalu
lintas.
3) Patok yang digunakan tidak terlalu panjang (maks. 50 cm).
4) Palu yang digunakan untuk memukul patok harus proporsional sesuai dengan
keperluannya (tidak terlalu berat dan besar).
5) Harus dipasang rambu-rambu lalu lintas sementara dan ditugaskan petugas pengatur
lalu lintas.

Pembersihan permukaan perkerasan lama :


Pekerjaan Pembersihan Permukaan Perkerasan Lama pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus
(HRS-WC) mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1) Terjadi iritasi pada kulit, mata dan paru-paru akibat debu yang kering.
2) Terluka oleh Compressor waktu menyapu perkerasan lama.
3) Gangguan pendengaran akibat timbulnya kebisingan.
4) Terjadi gangguan terhadap lalu lintas kendaraan. Antisipasi pencegahan terhadap
bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pembersihan

Permukaan Perkerasan Lama pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-WC) yaitu 1) Pekerja
harus memakai pakaian dan perlengkapan (sepatu, kacamata dan masker) yang sesuai dengan
standar,
1) Pekerja atau operator Compressor harus terampil dan berpengalaman dibidangnya.
2) Pekerja harus memakai tutup telinga untuk menghindari gangguan pendengaran,
3) Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu lintas agar tetap berjalan
dengan lancar dengan cara mengerjakan pekerjaan ½ bagian terlebih dahulu.

Penyemprotan
Pekerjaan Penyemprotan pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-WC) Pemeliharaan untuk
Keselamatan Lalu Lintas mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :

1) Terluka oleh percikan aspal panas.


2) Terjadi iritasi terhadap mata, kulit dan paru-paru akibat uap dan panas dari aspal.
3) Kerusakan pada pohon, struktur atau bangunan yang berdekatan dengan lokasi dari
percikan aspal.
4) Terluka oleh pipa alat-alat penyemprot yang panas. Terluka oleh mesin pompa aspal.
Terluka oleh tangki aspal.
5) Terjadi gangguan lalu lintas kendaraan.
6) Terjadi kecelakaan atau terluka akibat jarak antara pekerja terlalu dekat. Antisipasi
pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Penyemprotan

Pada Pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-WC) yaitu :


1) Petugas pembakar harus mengenakan pakaian dan perlengkapan (sepatu boot, sarung
tangan dan masker) yang sesuai dengan standar.
2) Menggunakan kacamata dan masker untuk mencegah iritasi mata dan paru-paru
akibat asap dan panas dari api pembakaran dan aspal.
3) Menghindari kerusakan pada pohon, struktur atau bangunan yang berdekatan dengan
lokasi dari percikan aspal dengan menjaga api tidak terlalu besar dan menghindari
penggunaan bahan bakar yang mudah meledak.
4) Pekerja harus terampil dan berpengalaman dibidangnya serta menjaga agar tidak ada
orang luar maupun pekerja lain berada di tempat penyemprotan sewaktu mesin
penyemprotan dari pompa aspal (aspal sprayer) bekerja menyiram aspal pada
agregat di lokasi pekerjaan.
5) Memasang rambu-rambu sementara dan mengatur lalu lintas agar tetap berjalan
dengan lancar dengan cara mengerjakan pekerjaan ½ bagian terlebih dahulu.
6) Senantiasa menjaga jarak yang aman antara pekerja yang satu dengan yang lainnya.

Peralatan
 Aspla distributor
 Aspal sparyer
 Compressor
 Alat bantu lainnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Alat pelindung diri
 Rambu Lalulintas
Tenaga kerja
 Pelaksana lapangan
 Pengawas lapangan
 Mandor
 Pekerja Aspal
 Petugas Ahli K3

Pekerjaan Lain-lain/Foto Dokumentasi


Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan
a. Laporan berkala secara menyeluruh
b. Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan / Pemilik.
c. Dokumen Foto, meliputi :
d. Pekerjaan sebelum dilaksanakan
e. Pekerjaan sedang dilaksanakan
f. Pekerjaan setelah dilaksanakan.
Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil
pada setiap STA.
a. Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan
b. Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan
c. Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan.

Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan


pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan
diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini
yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan
pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka
waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi
dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan
perawatan

Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Waktu penyelesaian Peningkatan Jalan KPU – KLAMALU ( Overlay Aspal ) adalah
180 hari kalender.

Aimas, Ferbruary 2023


Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Peningkatan Jalan KPU – KLAMALU
( Overlay Aspal )

Ir. HERIZET. ST.MT


NIP. 19750521 200801 1 011

Anda mungkin juga menyukai