Anda di halaman 1dari 15

Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW.

Syahrani
Samarinda

BAB 5
Pendekatan dan Metodologi

5.1. Tahap Persiapan dan Mobilisasi


Sebelum memulai suatu proyek, tahap mobil isasi harus segera dilaksanakan agar
penanganan pekerjaan proyek ini bisa dimulai sesuai dengan Time Schedule dan memenuhi
persyaratan sesuai Kerangka Acuan Tugas.

Kegiatan-kegiatan persiapan dan mobilisasi antara lain:


i. mempersiapkan personil, alat-alat, perlengkapan untuk survey.
ii. menyusun rencana kerja yang detail bagi setiap personil/team.
iii. mengumpulkan data-data serta informasi yang ada.
iv. mempersiapkan peta dasar berupa peta topografi skala 1:250.000 s/d 25.000.
v. mempersipakan tat guna tanah.

Dalam tahap ini Konsultan juga akan mengadakan konfirmasi kembali dengan Pemberi
Tugas tentang lokasi jembatan dan ruas jalan yang akan dilaksanakan serta
mengumpulkan informasi umum mengenai kondisi jalan yang ada yang akan
bermanfaat dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya serta menghindarkan kesalahan
yang tidak perlu.

5.2. Tahap Perencanaan Teknis Jalan


Rencana kerja Konsultan untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan ini
pada prinsipnya akan meliputi 3 kegiatan utama yang meliputi:
a. Tahap Pengumpulan Data Lapangan
b. Tahap Analisa Data Lapangan, Perencanaan dan Penggambaran
c. Tahap Pengadaan Dokumen Lelang.

5.2.1. Pengumpulan Data Lapangan


1. Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk jalan yang belum
beraspal.
2. Pemeriksaan Benkelman Beam untuk jalan yang telah beraspal.
3. Inventarisasi Geometrik jalan berikut foto-foto dokumentasi.
4. Pemeriksaan lokasi Sumber material disekitar lokasi proyek.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-1


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

5. Inventarisasi jalan berikut foto dokumentasi.


6. Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan Iain-Iain.
7. Pengukuran Topografi seluruh ruas jalan.
8. Pemeriksaan tambahan yang meliputi:
 Pemeriksaan sistem drainase
 Pemeriksaan kestabilan lereng
 Pemeriksaan Marka Jalan dan perlengkapan jalan
 Pemeriksaan kemiringan melintang jalan lama.
5.2.2. Analisa Data Lapangan, Perencanaan dan Gambar-gambar
1. Perhitungan dan perencanaan geometrik disain pada jalan yang direlokasi.
2. Menghitung lendutan baik rencana dari data pemeriksaan Benkelman Beam.
3. Menghitung CBR rencana dari data pemeriksaan DCP.
4. Menentukan "Unique Section" yang akan dipakai dalam proses perencanaan.
5. Menentukan volume pekerjaan dan perkiraan biaya.
6. Membuat gambar-gambar standard dan khusus.
5.2.3. Pengadaan Dokumen Lelang, terdiri dari pekerjaan-pekerjaan
Sebagai Berikut:
1. Menyusun ketentuan-ketentuan yang akan diterapkan baik dalam proses
pelelangan maupun dalam pelaksanaan.
2. Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan dalam dokumen lelang yang terdiri
dari:
a. Buku 1 : Instruksi Kepada Peserta Lelang.
b. Buku 2: Syarat Umum.
c. Buku 3 : Spesifikasi Teknik.
d. Buku 4: Gambar rencana.
e. Buku 5 : Daftar kuantitas dan Harga.
3. Mencetak dokumen lelang sebanyak 5 set untuk setiap paket Kontrak.
Untuk maksud tersebut diatas, Konsultan terikat kepada metoda yang telah ditetapkan
yaitu :
a. Tata Cara Pelaksanaan Survey Lalu Lintas, No. 01/T/BNKT/1990
b. Tata Cara Survey Kondisi Jalan Kota, No. 05/T/BNKT/1991
c. Tata Cara Survey Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota,
No.16/T/BNKT/1990
d. Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Sk. SNI T-22-1991-03
e. Tata Cara Perencanaan Pemisah Jalan Kota, No. 14/T/BNKT/1990
f. Petunjuk Perencanaan Marka Jalan, No. 21/T/BNKT/1990
g. Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sesederhana Jalan Perkotaan, No.
002/T/BNKT/1991.
h. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, Maret 1992

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-2


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

i. Spesifikasi Perencanaan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan, No.


010/T/BNKT/1990
j. Tata Cara Perencanaan Teknis Landscape Jalan, No. 033/T/BM/1996
k. Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, Konsultan harus mengadakan konsultasi


terlebih dahulu dengan Pemimpin Proyek, yaitu untuk mendapatkan konfirmasi
mengenai ruas-ruas jalan yang akan ditangani.

Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi


ruas jalan yang akan disurvei, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal diperlukan
dalam pelaksanaan survei disetiap ruas jalan.

5.3. Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara yaitu cara pengumpulan data lapangan yang telah dikembangkan
oleh Bina Marga sejak tahun 1983. Rangkuman dari pengumpulan data lapangan
tersebut dapat dilihat pada lampiran (contoh pengambilan data lapangan).

Pemeriksaan Benkelman Beam


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai lendutan balik dari
konstruksi perkerasan jalan yang masih beraspal. Pemeriksaan harus dilakukan dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Truk yang dipakai harus dibebani sehingga tercapai beban gandar belakang
sebesar 8.2 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 psi.
2. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan
jembatan timbang atau dengan alat lain yang telah terbukti dapat dipakai untuk
pengukuran beban gandar, dan hasil pengukuran beban gandar harus dicatat
dengan jelas pada formulir pemeriksaan Benkelman Beam (DL 2.1.1.)
3. Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunyai ukuran yang standard
misalnya perbandingan batang 1 : 2. Dimensi geometric dari Benkelman Beam
harus dicatat dengan jelas pada formulir pemeriksaan (DL 2.1.).
4. Alat pembacaan (Dial Gauge) lendutan harus dalam kondisi yang baik dan skala
ketelitian pembacaan jarum penunjuk harus dicatat dalam formulir pemeriksaan
(DL 2.1.1,).
5. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan setiap 200 m
sepanjang mas jalan beraspal yang telah ditetapkan.
6. Selama pemeriksaan, Konsultan harus mencatat hal-hal khusus yang dijumpai
seperti kondisi drainase, kondisi serta lebar perkerasan, nama daerah yang dilalui,

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-3


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

cuaca, waktu, lokasi peninggian permukaan jalan, tinggi muka air tanah dan
sebagainya.
7. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (patok Km, Sta).
8. Semua data yang diperoleh dicatat dalam formulir pemeriksaan Benkelman Beam
(DL 2.1.2. dan DL 2.1.3.)

Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR lapisan tanah dasar pada ruas-ruas
jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan krikil atau jalan aspal yang telah
rusak sehingga nampak lapisan pondasinya.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran seperti
yang diberikan dalam gambar 3.2.
2. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan 200 m.
3. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar.
4. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan
sirtu, lapisan-lapisan Telford, lapisan pasir dan sebagainya.
5. Pemeriksaan dilakukan dengan kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah
dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan)
sebelum mencapai kedalaman 90 cm.
6. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu
diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, kondisi dan tebal lapis perkerasan
lama, lebar perkerasan lama, tinggi muka air dan sebagainya.
7. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
8. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir DL 2.2.1. dan
DL 2.2.2.

Inventarisasi Geometrik Jalan


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metoda yang disederhanakan, yaitu cukup mencatat
kondisi rata-rata setiap 1.0 km yang tercatat selama berkendaraan.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
1. Jarak antara masing-masing patok kilometer

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-4


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

2. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas, Lasbutag, Penetrasi
Me Adam, Kerikil, Tanah, Soil Cement dan sebagainya.
3. Nilai kekasaran jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari hasil
Survey Roughness Meter atau ditentukan secara visual dengan ketentuan skala
sebagai berikut:

RCI KONDISI VISUAL TYPE PERMUKAAN JALAN


8-10 Sangat rata dan halus Hotmix (AC dan HRS) yang baru dibuat /
ditingkatkan dengan beberapa lapisan aspal.
7-8 Sangat baik, rata Hormix setelah dipakai beberapa tahun atau
lapisan tipis Hotmix diatas Penetrasi Me
Adam, dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi disekitar ruas jalan yang
ditingkatkan.
6-7 Baik. Hotmix lama, Nacas / Lasbutag baru.
5-6 Cukup, sedikit/tidak ada Penetrasi Me. Adam Nacas baru atau
lubang, permukaan rata. Lasbutag berumur beberapa tahun.
4-5 Jelek, kadang-kadang Penetrasi Me. Adam, berumur 2-3 tahun,
berlubang, tidak rata Nacas lama, jalan kerikil tidak terawat.
3-4 Rusak, bergelombang Penetrasi Me. Adam, Nacas lama, jalan kerikil
dan banyak lubang. tidak terawat
2-3 Rusak berat. Semua type perkerasan yang sudah lama tidak
terpelihara
1-2 Tidak dapat dilalui kecuali
oleh Jeep 4 WD.

4. Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan pendukung/tebing ke pinggir perkerasan.
5. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6. Data yang diperoleh harus dicatat didalam formulir DL 3.1.
7. Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu) buah
foto per kilometer.
8. Foto ditempel pada formulir DL 3.2. dengan mencantumkan hal-hal yang
diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto, tanggal
pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
Pemeriksaan Lokasi Sumber Material

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-5


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai bahan-bahan


perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas-ruas
jalan yang akan dikerjakan.

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :


1. Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan,
batu.
2. Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah yang ada.
3. Perkiraan harga satuan tiap jenis bahan perkerasan.
4. Perkiraan jarak pengangkutan bahan quarry ke lokasi rencana Base Camp proyek.
5. Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (Km, Sta).
6. Data yang diperoleh dicatat di dalam formulir DL 4.

Inventarisasi Geometrik Jembatan


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
jembatan dengan bentang kurang dari 10 m yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :


1. Nama dan lokasi jembatan
2. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, kebebasan, jenis, lantai dan
kondisi jembatan.
3. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
4. Detail kondisi struktur dari setiap jembatan dan setiap elemen dalam struktur yang
sangat membutuhkan pengembalian kondisi.
5. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir DL 5.1.
6. Foto dokumentasi sebanyak 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil
dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada formulir DL 5.2.
Mengumpulkan data yang lain yang berkaitan dengan ruas jalan yang bersangkutan
yang berguna dalam proses perencanaan, misalnya data Roughmeter Survey, data
perhitungan lalu lintas, FS dan SEP, peta lokasi dan Iain-Iain.

Survey Topografi
Pengukuran topografi dimaksud untuk mengumpulkan data pengukuran yang cukup
untuk kebutuhan perencanaan dan dilakukan pada semua ruas jalan. Detail dari
pengukuran ini adalah sebagai berikut: Pengukuran Polygon dengan ketelitian 1 :
10.000 dan patok-patok permanen harus dipasang dengan interval tidak lebih dari 500
m serta dapat terlihat dengan mudah.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-6


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan titik-titik


sementara dan bantuan alat ukur elektronis.

Patok-patok pengukuran dapat berupa :


 Patok beton bertulang dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau pipa paralon dia. 4”
yang isis adikan beton, dipasang ditempat yang bebas dari gangguan lalu lintas
atau lainnya selama pelaksanaan.
 Paku yang dipasang pada beton atau cara lainnya pada bangunan-bangunan
tetap seperti abutmen jembatan dan Iain-Iain.
Pengukuran harus meliputi:
a. Titik-titik kontrol vertikal dan horizontal berupa patok-patok kayu yang
dipasang setiap interval max. 100 m pada rencana as jalan.

Ukuran petak kayu adalah 5 x 7 x 60 cm dan dapat ditancapkan kedalam tanah


sedalam 50 cm.

Pada Pengukuran polygon :

i. Titik kontrol horizontal


Pengukuran menggunakan theodolit T2 dengan ketelitian bacaan 1
detik dan ketelitian orde ketiga.

ii. Titik kontrol vertical


Pengukuran menggunakan Sipat datar (waterpas) dengan ketelitian 1,5
- 2,5 mm/km, pengukuran dilakukan dengan dua arah.

b. Pengukuran lebar Right of way dengan menyebutkan tata guna tanah serta
lainnya seperti pemukiman, sawah dan Iain-Iain.

c. Cross Section
Cross Section dibuat untuk setiap interval 100 m pada tiap-tiap titik kontrol.
Lebar Cross Section minimal adalah 25 m kekanan dan kekiri dari As Jalan.

d. Perhitungan dan penggambaran peta topografi berdasarkan atas koordinat titik


kontrol diatas.

Gambar peta topografi dibuat pada kertas milimeter dengan skala 1 : 1.000
dengan garis contour tiap interval 1 meter. Semua titik-titik kontrol harus
dicantumkan dalam gambar.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-7


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Penyelidikan Geologi ( Tanah )


Penyelidikan tanah dilakukan pada daerah-daerah yang direlokasi, dengan cara
pelaksanaan sebagai berikut:

Penyelidikan tanah untuk daerah yang perlu direlokasi adalah dengan melakukan
pemboran yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pemboran dilakukan dengan bor tangan (Hand Auger Boring) atau alat bor
mesin, sesuai dengan keperluannya.
b. Penanaman dari masing-masing jenis tanah harus dilakukan pada saat itu juga,
sesuai dengan kedalaman maupun sifat tanah tersebut yang dapat dilihat secara
visual.
c. Apabila tanah yang ada perpotensi longsor/runtuh harus disiapkan alat bor yang
dilengkapi casing.
d. Apabila ditemukan air pada lobang bor, maka harus dicatat kedalamannya serta
waktu alat bor tersebut menyentuh air.
e. Bila ditemukan lapisan tanah yang mudah terperas (Compressible Strata), maka
pemboran harus dilanjutkan untuk mengetahui ketebalannya.
f. Lobang-lobang bor diusahakan sedekat mungkin dengan as jalan dengan
interval jarak minimal 250 m1 serta kedalaman rata-rata sebagai berikut:
 Urugan pada daerah rawa sedalam 2 (dua) kali ukuran tersebut diukur
dari permukaan air.
 Urugan pada daerah biasa, sedalam 2 (dua) meter dari permukaan jalan.

Pengambilan dan Pengujian Contoh Tanah


Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut dilaboratorium.
Pengambilan contoh tanah dikerjakan dengan cara Disturb dan Undisturb Sample
dengan jumlah dan kedalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya pada
lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan pengambilan contoh tanah.

Dalam hal ini dilakukan batasan-batasan sebagai berikut:


a. Pada daerah-daerah yang tanahnya sama, sekurang-kurangnya jarak 3 meter harus
diambil 1 buah contoh tanah dari setiap macam lapisan sesuai dengan test yang
akan disesuaikan pada petunjuk ini.

b. Pada tempat-tempat dimana terjadi perubahan lapisan tanah, baik kedudukan


maupun macamnya harus diambil contoh tanah.

Test Laboratorium

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-8


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Pelaksanaan test dilaboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang


digunakan dalam perhitungan perencanaan.

Test yang dimaksudkan antara lain meliputi :


a. Analisa Saringan
Hasil analisa saringan akan digunakan menentukan cara-cara dan kemungkinan
pemadatan lapisan tanah, baik sebagai subgrade maupun sebagai base (Quarry,
Materials).
b. Moisture Content Test
Hasil dari Moisture Content dari contoh tanah tidak terganggu (Undisturb Sample)
dipakai pada perhitungan Pavement Design dan Embankment.
c. Compaction Test
Hubungan Moisture Content dan Dry Density akan digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi jalan.
d. Atterberg Limits Test
Pengukuran Atterberg Limits Test akan memungkinkan kelengkapan Klasifikasi
tanah dan peninjauan untuk Pavement Design dan Embankment.
e. Direct Shear Test / Shear Strength Test / Unconfined Compression Test
Penyelidikan ini digunakan terutama untuk menghitung stabilitas lereng-lereng
galian dan urugan jalan serta penetapan nilai c dan q.
f. CBR Test
Nilai-nilai test digunakan untuk Klasifikasi Daya Dukung Tanah Subgrade. CBR
Test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR Modified AASHTO.

Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan System Drainase
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi system drainase
yang ada.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
 Bentuk, ukuran dan profil memanjang dari semua salah sepanjang sisi jalan.
 Jenis, ukuran, lokasi, panjang dan kondisi dari gorong-gorong melintang jalan,
termasuk detail dari setiap struktur tembok kepala dan lantai apron.
 Lokasi, dimensi dan ukuran/type gorong-gorong tambahan yang diperlukan.
 Semua data dicatat dalam formulir 4 (DL 6.4.1) dan (DL6.4.2).

Pemeriksaan Kestabilan Lereng

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-9


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi atas kondisi lereng yang
diragukan kestabilannya yang diperkirakan akan membutuhkan pek. perlindungan
lereng. Data yang diperoleh dicatat pada formulir DL 6.2.
Pemeriksaan Marka Jalan dan Perlengkapan Jalan
Pemeriksaan ini meliputi:
 Lokasi dan detail fungsi dari semua marka jalan yang ada dan tambahan yang
diperlukan.
 Lokasi dan detail dari semua rambu jalan, patok kilometer dan patok
pengaman.
 Lokasi, jenis dan detail kondisi dari semua rel pengaman.
Pemeriksaan Lereng Melintang Jalan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi lereng melintang,
dilakukan pada bagian jalan yang rata dan terjadi alur yang jelek ataupun lereng
melintang yang berbeda secara nyata. Data yang diperoleh dicatat pada formulir DL6.5.

5.4. Analisa Data Lapangan, Perencanaan dan Gambar-gambar


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan harus mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Analisa Lendutan Balik

Lendutan balik rencana (D) ditentukan berdasarkan formula :

D = x + 1.0 s
dimana : D = lendutan balik rencana pada section tertentu
x = lendutan balik rata-rata pada section tertentu
s = standard deviasi pada section tertentu

Analisa Data CBR

Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :

CBR (rencana) = CBR (rata-rata) - Std. Deviasi

Dalam pemakaian kedua formula tersebut, harus diperhatikan batasan-batasan yang


berlaku dalam teori statistik.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-10


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Analisa data lalu lintas, untuk menghitung besarnya komulatif beban gandar standard
selama umur rencana dan menghitung besarnya LHR pada pertengahan umur rencana.

Penentuan "Unique Section", yaitu suatu segmen jalan yang mempunyai karakteristik
seragam dalam beberapa variabel perencanaan seperti lebar perkerasan yang
ada/rencana, lendutan balik rencana atau nilai CBR rencana, nilai baban lalu lintas,
perubahan Camber.

Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan jalan yang sesuai untuk
suatu daerah tertentu. Type perkerasan jalan yang diijinkan dalam perkerasan ini adalah
type-type yang sekarang dipakai oleh Dit. Jend. Bina Marga.

Melakukan perencanaan tebal perkerasan tambahan menurut metoda yang telah


ditetapkan.

Menganalisa dan memeriksa hasil rencana sehingga diperoleh hasil rencana yang
optimal dan selalu memperhatikan batasan-batasan dalam biaya proyek.

Menganalisa dan menghitung volume pekerjaan ikutan (sideworks).

Menyiapkan gambar-gambar standard dan khusus yang diperlukan dalam tiap-tiap


pekerjaan.

Gambar-gambar tersebut meliputi:


 Plan atau situasi pekerjaan
 Digambar dengan skala 1: 5000
 Lokasi dan nomor titik Horizontal dan vertikal.
 Potongan melintang setiap 100 m dan apabila keadaan jalan yang
direncanakan tidak seragam maka potongan melintang dibuat setiap
50m.
 Rencana tikungan dan lengkung vertikal.
 Patok-patok pengukuran.
 Potongan memanjang
 Digambar dengan skala Horizontal 1 : 500 dan vertical 1:100.
 Penemapatan Tianggi Muka air Normal, serta elevasi jalan.
 Kontruksi jalan
 Penjelasan akan lapisan jalan terhadap bangunan bawah dan atas jalan.
 Kelengakpan lainnya berupa.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-11


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

 Simbol simbol lokasi kegiatan.


 Jadwal pelaksanaan dan perkiraaan kuantitas.

A. PENGADAAN DOKUMEN LELANG


Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menyiapkan dokumen pelelangan yang diperlukan pada
pelelangan pekerjaan.

Dokumen pelelangan terdiri dari beberapa volume yaitu :


a. Volume 1 Instruksi Kepada Peserta Lelang
Membuat ketentuan-ketentuan pelelangan yang berlaku menurut ketentuan
pemerintah yang terakhir dan bebarapa kondisi tertentu yang ditetapkan oleh
badan pemberi bantuan.

b. Volume 2 Syarat-syarat Umum


Memuat syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban Pemberi Tugas maupun Pelaksana Pekerjaan.

c. Volume 3 Spesifikasi Teknik


Memuat syarat dan ketentuan teknis pelaksanaan pekerjaan baik bersifat
umum maupun khusus.

d. Volume 4 Gambar Rencana Konstruksi


Memuat gambar-gambar media A1 dan A3 standard dan khusus yang
berlaku untuk setiap proyek.

e. Volume 5 Daftar Kuantitas dan biaya

Semua Dokumen Peielangan harus disesuaikan dengan standard yang digunakan oleh Bina
Marga dan keputusan Menteri Pekerjaan Umum yang terakhir menyangkut Peielangan dan
Pengelolaan Proyek.

B. PERENCANAAN TEKNIS SELENGKAPNYA

Perencanaan dan Perhitungan


Pada tahap perencanaan, Konsultan diwajibkan untuk mempersiapkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan draft detail rencana persetujuan Project Officer.
2. Sesudah persetujuan draft rencana, Konsultan harus mempersiapkan segala
perubahan yang dimintakan oleh Project Officer bila ada.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-12


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

3. Semua rencana dan perhitungan harus sesuai dengan instruksi yang diherikan
Project Officer.
4. Konsultan harus yakin bahwa rencana yang diterapkan dapat dilaksanakan oleh
Kontraktor lokal.

Draft Rencana
Draft rencana terdiri dari:
A. Gambar
 Semua gambar harus dipersiapkan dalam bentuk format dan standard sesuai
dengan pedoman Bina Marga.
 Gambar Typical Cross Section dibuat untuk setiap perubahan ketebalan
perkerasan dan lebarjalan dan bahu jalan.
 Gambar-gambar rencana dan detail < 10 m yang mengalami penggantian.
 Gambar-gambar rencana dan detail box culvert dan gorong-gorong yang
ukurannya diluar standard Bina Marga.

B. Volume
Volume pekerjaan harus ditetapkan untuk setiap ruas jalan. Volume harus dievaluasi
dan dikelompokkan kedalam bagian-bagian sebagai berikut:
a. Umum
b. Drainase
c. Pekerjaan Tanah
d. Perkerasan Berbutir
e. Perkerasan dengan Aspal
f. Struktur
g. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
h. Pekerjaan Harian
i. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin.

C. Perkiraan Biaya
Harga setiap item pekerjaan harus ditetapkan dengan analisa harga satuan didasarkan
pada kebutuhan masing-masing elemen seperti tenaga, peralatan, bahan/matehal dan
sebagainya.

Metode perhitungan dan harga satuan peralatan harus disesuaikan dengan standard yang
digunakan oleh Bina Marga.

Hasil perhitungan harga harus diperbandingkan dengan harga-harga satuan yang ada
dari sumber lain (DPU, RBO, dll) dan dihitung kembali bila terdapat perbedaan yang
besar.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-13


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

Biaya pembebasan tanah dapat diperoleh dari Pemerintah setempat.

Perkiraan biaya akan meliputi dokumen sebagai berikut:


 Perhitungan Biaya Peralatan
 Perhitungan Jumlah Peralatan per Satuan Kerja
 Analisa Harga Satuan
 Perkiraan Volume dan Biaya Proyek

Jadwal pelaksanaan dari paket kontrak harus ditetapkan dengan menunjukkan periode
mobilisasi yang diperlukan dan biaya pelaksanaan pertahun.

Laporan Draft Rencana


Konsultan harus mempersiapkan laporan Draft Rencana yang lengkap
untuk setiap mas jalan yang dibuat rencana yang terdiri dari:
1. Laporan perencanaan terdiri dari:
a. Laporan Penelitian/Survey Lapangan
b. Perhitungan Perencanaan
c. Gambar Rencana.
2. Analisa Harga Satuan dan Biaya
3. Perkiraan Volume
4. Dokumen Lelang
5. Spesifikasi Khusus (bila ada).

Perhitungan perencanaan harus dapat dimengerti oleh Engineer yang mungkin


membutuhkannya dikemudian hari.

Konsultan harus memberi penjelasan kepada Project Officer mengenai Draft Perencanaan
untuk mendapat persetujuan dan menyerahkan 1 copy untuk diteliti.

Segala anggapan harus dicatat berikut dimensi, standard referensi serta dilengkapi dengan
uraian dan penjelasan menyangkut sumber bahan dan teknik pelaksanaan yang
dipertimbangkan.

Bilamana mungkin semua perhitungan disajikan dalam format standard. Setiap laporan
harus lengkap dan jelas. Lembar asli dari setiap laporan harus ditandatangani oleh Team
Leader dari Konsultan yang bersangkutan.

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-14


Perencanaan Pembangunan Jalan Akses Di RS. AW. Syahrani
Samarinda

CV. APO KHAYAN CONSULTANT 5-15

Anda mungkin juga menyukai