Syahrani
Samarinda
BAB 5
Pendekatan dan Metodologi
Dalam tahap ini Konsultan juga akan mengadakan konfirmasi kembali dengan Pemberi
Tugas tentang lokasi jembatan dan ruas jalan yang akan dilaksanakan serta
mengumpulkan informasi umum mengenai kondisi jalan yang ada yang akan
bermanfaat dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya serta menghindarkan kesalahan
yang tidak perlu.
cuaca, waktu, lokasi peninggian permukaan jalan, tinggi muka air tanah dan
sebagainya.
7. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (patok Km, Sta).
8. Semua data yang diperoleh dicatat dalam formulir pemeriksaan Benkelman Beam
(DL 2.1.2. dan DL 2.1.3.)
2. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas, Lasbutag, Penetrasi
Me Adam, Kerikil, Tanah, Soil Cement dan sebagainya.
3. Nilai kekasaran jalan (Road Condition Index), yang dapat diperoleh dari hasil
Survey Roughness Meter atau ditentukan secara visual dengan ketentuan skala
sebagai berikut:
4. Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan pendukung/tebing ke pinggir perkerasan.
5. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6. Data yang diperoleh harus dicatat didalam formulir DL 3.1.
7. Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu) buah
foto per kilometer.
8. Foto ditempel pada formulir DL 3.2. dengan mencantumkan hal-hal yang
diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto, tanggal
pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
Survey Topografi
Pengukuran topografi dimaksud untuk mengumpulkan data pengukuran yang cukup
untuk kebutuhan perencanaan dan dilakukan pada semua ruas jalan. Detail dari
pengukuran ini adalah sebagai berikut: Pengukuran Polygon dengan ketelitian 1 :
10.000 dan patok-patok permanen harus dipasang dengan interval tidak lebih dari 500
m serta dapat terlihat dengan mudah.
b. Pengukuran lebar Right of way dengan menyebutkan tata guna tanah serta
lainnya seperti pemukiman, sawah dan Iain-Iain.
c. Cross Section
Cross Section dibuat untuk setiap interval 100 m pada tiap-tiap titik kontrol.
Lebar Cross Section minimal adalah 25 m kekanan dan kekiri dari As Jalan.
Gambar peta topografi dibuat pada kertas milimeter dengan skala 1 : 1.000
dengan garis contour tiap interval 1 meter. Semua titik-titik kontrol harus
dicantumkan dalam gambar.
Penyelidikan tanah untuk daerah yang perlu direlokasi adalah dengan melakukan
pemboran yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pemboran dilakukan dengan bor tangan (Hand Auger Boring) atau alat bor
mesin, sesuai dengan keperluannya.
b. Penanaman dari masing-masing jenis tanah harus dilakukan pada saat itu juga,
sesuai dengan kedalaman maupun sifat tanah tersebut yang dapat dilihat secara
visual.
c. Apabila tanah yang ada perpotensi longsor/runtuh harus disiapkan alat bor yang
dilengkapi casing.
d. Apabila ditemukan air pada lobang bor, maka harus dicatat kedalamannya serta
waktu alat bor tersebut menyentuh air.
e. Bila ditemukan lapisan tanah yang mudah terperas (Compressible Strata), maka
pemboran harus dilanjutkan untuk mengetahui ketebalannya.
f. Lobang-lobang bor diusahakan sedekat mungkin dengan as jalan dengan
interval jarak minimal 250 m1 serta kedalaman rata-rata sebagai berikut:
Urugan pada daerah rawa sedalam 2 (dua) kali ukuran tersebut diukur
dari permukaan air.
Urugan pada daerah biasa, sedalam 2 (dua) meter dari permukaan jalan.
Test Laboratorium
Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan System Drainase
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi system drainase
yang ada.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
Bentuk, ukuran dan profil memanjang dari semua salah sepanjang sisi jalan.
Jenis, ukuran, lokasi, panjang dan kondisi dari gorong-gorong melintang jalan,
termasuk detail dari setiap struktur tembok kepala dan lantai apron.
Lokasi, dimensi dan ukuran/type gorong-gorong tambahan yang diperlukan.
Semua data dicatat dalam formulir 4 (DL 6.4.1) dan (DL6.4.2).
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi atas kondisi lereng yang
diragukan kestabilannya yang diperkirakan akan membutuhkan pek. perlindungan
lereng. Data yang diperoleh dicatat pada formulir DL 6.2.
Pemeriksaan Marka Jalan dan Perlengkapan Jalan
Pemeriksaan ini meliputi:
Lokasi dan detail fungsi dari semua marka jalan yang ada dan tambahan yang
diperlukan.
Lokasi dan detail dari semua rambu jalan, patok kilometer dan patok
pengaman.
Lokasi, jenis dan detail kondisi dari semua rel pengaman.
Pemeriksaan Lereng Melintang Jalan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi lereng melintang,
dilakukan pada bagian jalan yang rata dan terjadi alur yang jelek ataupun lereng
melintang yang berbeda secara nyata. Data yang diperoleh dicatat pada formulir DL6.5.
D = x + 1.0 s
dimana : D = lendutan balik rencana pada section tertentu
x = lendutan balik rata-rata pada section tertentu
s = standard deviasi pada section tertentu
Analisa data lalu lintas, untuk menghitung besarnya komulatif beban gandar standard
selama umur rencana dan menghitung besarnya LHR pada pertengahan umur rencana.
Penentuan "Unique Section", yaitu suatu segmen jalan yang mempunyai karakteristik
seragam dalam beberapa variabel perencanaan seperti lebar perkerasan yang
ada/rencana, lendutan balik rencana atau nilai CBR rencana, nilai baban lalu lintas,
perubahan Camber.
Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan jalan yang sesuai untuk
suatu daerah tertentu. Type perkerasan jalan yang diijinkan dalam perkerasan ini adalah
type-type yang sekarang dipakai oleh Dit. Jend. Bina Marga.
Menganalisa dan memeriksa hasil rencana sehingga diperoleh hasil rencana yang
optimal dan selalu memperhatikan batasan-batasan dalam biaya proyek.
Semua Dokumen Peielangan harus disesuaikan dengan standard yang digunakan oleh Bina
Marga dan keputusan Menteri Pekerjaan Umum yang terakhir menyangkut Peielangan dan
Pengelolaan Proyek.
3. Semua rencana dan perhitungan harus sesuai dengan instruksi yang diherikan
Project Officer.
4. Konsultan harus yakin bahwa rencana yang diterapkan dapat dilaksanakan oleh
Kontraktor lokal.
Draft Rencana
Draft rencana terdiri dari:
A. Gambar
Semua gambar harus dipersiapkan dalam bentuk format dan standard sesuai
dengan pedoman Bina Marga.
Gambar Typical Cross Section dibuat untuk setiap perubahan ketebalan
perkerasan dan lebarjalan dan bahu jalan.
Gambar-gambar rencana dan detail < 10 m yang mengalami penggantian.
Gambar-gambar rencana dan detail box culvert dan gorong-gorong yang
ukurannya diluar standard Bina Marga.
B. Volume
Volume pekerjaan harus ditetapkan untuk setiap ruas jalan. Volume harus dievaluasi
dan dikelompokkan kedalam bagian-bagian sebagai berikut:
a. Umum
b. Drainase
c. Pekerjaan Tanah
d. Perkerasan Berbutir
e. Perkerasan dengan Aspal
f. Struktur
g. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
h. Pekerjaan Harian
i. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin.
C. Perkiraan Biaya
Harga setiap item pekerjaan harus ditetapkan dengan analisa harga satuan didasarkan
pada kebutuhan masing-masing elemen seperti tenaga, peralatan, bahan/matehal dan
sebagainya.
Metode perhitungan dan harga satuan peralatan harus disesuaikan dengan standard yang
digunakan oleh Bina Marga.
Hasil perhitungan harga harus diperbandingkan dengan harga-harga satuan yang ada
dari sumber lain (DPU, RBO, dll) dan dihitung kembali bila terdapat perbedaan yang
besar.
Jadwal pelaksanaan dari paket kontrak harus ditetapkan dengan menunjukkan periode
mobilisasi yang diperlukan dan biaya pelaksanaan pertahun.
Konsultan harus memberi penjelasan kepada Project Officer mengenai Draft Perencanaan
untuk mendapat persetujuan dan menyerahkan 1 copy untuk diteliti.
Segala anggapan harus dicatat berikut dimensi, standard referensi serta dilengkapi dengan
uraian dan penjelasan menyangkut sumber bahan dan teknik pelaksanaan yang
dipertimbangkan.
Bilamana mungkin semua perhitungan disajikan dalam format standard. Setiap laporan
harus lengkap dan jelas. Lembar asli dari setiap laporan harus ditandatangani oleh Team
Leader dari Konsultan yang bersangkutan.