Anda di halaman 1dari 14

E.

TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN


KERJA
1. Tanggapan dan Saran terhadap kerangka acuan kerja
a. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja tersebut telah dapat dimengerti dan dipahami dengan baik
karena Kerangka Acuan Kerja tersebut mudah dipahami dan tersaji dengan jelas
dan terstruktur oleh konsultan. Namun demikian beberapa hal yang dapat
ditekankan oleh Kerangka acuan kerja (KAK) dibuat adalah dengan tujuan untuk
dapat menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
....................................... Kerangka acuan kerja (KAK) disusun berdasarkan atas
ketentuan yang berlaku pada ...................................... . Kerangka acuan kerja
(KAK) akan memuat hal seperti :
- Latar belakang pekerjaan,
- Maksud dan tujuan,
- Sasaran,
- Nama dan Organisasi Pengguna Jasa adalah ......................................
- Sumber Pendanaan, Rp. ,- ( ) dari Dana APBN/APBD
- Lingkup Pekerjaan,
- Metodologi,
- Waktu Pelaksanaan, ( ) hari Kalender
- Tugas Tenaga Ahli,
- Program Kerja Perencanaan,
- Masukan,
- Keluaran,
- Laporan.
Dengan menyimak uraian setiap item di atas tersebut, konsultan penyedia jasa
perencanaan dapat mengetahui hal dasar yang menjadi latar belakang terjadinya
pekerjaan .......................................

b. Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja


Hal yang berkaitan dengan apresiasi dan inovasi yang diberikan konsultan penyedia
jasa konsultansi perencanaan merupakan suatu masukan yang mungkin nantinya
dapat menjadikan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan efisien dan efektif. Dalam
hal inovasi, konsultan ingin menyampaikan suatu Sistem informasi manajemen
proyek, dimana Sistem informasi manajemen proyek adalah suatu sistem yang
mendukung pihak pimpinan proyek dalam memantau dan mengendalikan proyek
yang dibuat. Tujuan sistem informasi manajemen untuk dipergunakan pihak
pemilik dalam mendapatkan informasi proyek secara berkala, cepat dan akurat.
Dengan keberadaan sistem informasi manajemen proyek, ......................................
diharapkan dapat berjalan dengan baik, dan dapat menciptakan suatu pekerjaan
yang berkualitas. Kunci dari terlaksananya Sistem informasi manajemen proyek
adalah koordinasi yang baik yang tercipta dari komunikasi yang baik antara
...................................... selaku pengguna jasa, dan konsultan perencana.

2. URAIAN PENDEKATAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ...................................... pendekatan yang dilaksanakan
konsultan perencana akan mencakup :
a. Persiapan pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan perencanaan, konsultan akan melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan. Konsultan
perencanaan dapat berkoordinasi dengan ...................................... selaku
pengguna jasa. Pekerjaan Persiapan meliputi :
Menyusun Program Kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
perencanaan.
Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai
pembuatan segala yang berhubungan dengan Perencanaan.
Menganalisa data, Meninjau desain, Meninjau volume dan harga kontrak.
b. Pengumpulan dan Pemeriksaan Data
Hal penting sebelum melaksanakan Perencanaan adalah mengumpulkan semua
informasi tentang pekerjaan bersangkutan, informasi tersebut nantinya akan
berupa data yang mana setelah mendapatkan data tersebut diadakan
pemeriksaan dan pengecekan.
c. Survey Awal
Bersama sama dengan ...................................... melaksanakan survey awal pada
lokasi pekerjaan, survey tersebut dilaksanakan guna mendapatkan informasi
terkini lokasi pekerjaan.

d. Perencanaan Teknis
Mengevaluasi dan memberi saran tentang rencana pesiapan teknis
lapangan dan metode yang dilaksanakan.
Melakukan survey harga setiap material yang digunakan, agar sesuai
dengan ketentuan yang tertulis dalam kontrak.
e. Perencanaan Administrasi

Menyusun suatu metode yang menjamin agar gambar kerja tidak terlambat
prosesnya mulai dari pembuatan, koreksi hingga persetujuannya.
Menyelesaikan setiap tugas dari perencanaan secara tuntas, termasuk
gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.
Dari uraian-uraian diatas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan berjalan lancar
hasil pekerjaan akan lebih baik dan kegiatan akan selesai tepat pada waktunya.
3. URAIAN METODOLOGI
Secara Umum Layanan Jasa Konsultan ...................................... akan bekerja setelah SPMK
ditandatangani dimulai dari persiapan pelaksanaan pekerjaan berupa penyelesaian
administrasi surat-menyurat yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan, maupun
persiapan teknis untuk melaksanakan kegiatan di lapangan. Koordinasi dengan Instansi
terkait yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung guna menyamakan persepsi
serta kesamaan pendapat agar dapat dihasilkan suatu produk Perencanaan yang effisien dan
maksimal.

3.1.Tahap Persiapan Dan Mobilisasi


Pekerjaan persiapan merupakan tahap kegiatan awal yang bermaksud untuk menunjang
tahapan pekerjaan berikutnya yaitu pekerjaan lapangan sehingga seluruh pekerjaan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan target waktu yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan pekerjaan persiapan, rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a. Pengumpulan Peta dan Data
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi teknis sebanyak mungkin,
berupa pengumpulan peta, data sekunder maupun data primer guna menunjang tahapan
kegiatan selanjutnya.
b. Penyusunan Rencana Kerja, Metodologi Pelaksanaan dan Pembuatan Peta
Rencana Kerja.
Berdasarkan evaluasi dan analisis terhadap data sekunder maupun data primer yang
telah diperoleh, diharapkan pelaksana dapat menyusun Rencana Kerja dan Metodologi
pelaksanaan serta membuat peta Rencana Kerja sehingga seluruh ruang lingkup
pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan baik.
c. Penyiapan Personil, Bahan dan Peralatan
Pelaksana menyiapkan bahan dan peralatan yang memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Konsultan pelaksana juga menyiapkan personil/tenaga pelaksana
sesuai dengan keahlian masing-masing serta dengan persyaratan/kualifikasi minimal
tenaga pelaksana sebagaimana yang ditetapkan.
d. Penyiapan Formulir Survey dan Isian Data
Sebelum berangkat ke lapangan, pelaksana menyiapkan formulir-formulir survey dan
formulir isian data selengkap mungkin sesiai dengan kebutuhan di lapangan.

3.2.Pekerjaan Lapangan
a. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
situasi lokasi dan permasalahan dilapangan sehingga pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.
b. Pengukuran
Dalam pengukuran, rangkaian kegiatan dan ketentuan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
3.2.1. Pengukuran Situasi Saluran Drainase
Pengukuran dimulai dan diakhiri dari patok kayu yang telah diketahui koordinatnya
(k,y,z) hasil pengukuran poligon dan leveling sehingga dapat dilakukan kontrol
terhadap hasil ukurannya.
Pengukuran situasi saluran drainase meliputi pengukuran profil memanjang saluran
drainase dan pengukuran penampang melintang saluran drainase dengan menggunakan
alat ukur theodolith T0 atau yang sederajat, dan untuk levelling (tinggi) dengan
menggunakan alat ukur water pass dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Untuk profil penampang memanjang :
Jarak diukur dengan menggunakan cara optis.
Jarak antara 2 ( dua ) patok kayu tidak boleh melebihi dari 100 m.
Untuk setiap belokan (tikungan) diberi patok agar tikungan tersebut dapat
diplot dengan baik dan jelas.
2) Untuk Profil Penampang Melintang :
Pengukuran potongan melintang dilakukan dari patok kayu yang telah dipasang
terdahulu (kerangka poligon).
Pengukuran dilakukan dengan cara tachimetry.
Pengukuran profil melintang dilakukan tegak lurus terhadap palung saluran
drainase (garis aliran utama yang menghubungkan titik terdalam).
Pengukuran dilakukan sepanjang sungai / saluran setiap interval 100 m, serta
setiap perubahan profil tanggul.

3.2.2. Pengolahan Data & Perhitungan


1) Data hasil pengukuran langsung dihitung di lapangan agar ketelitian hasil
pengukuran segera diketahui.
2) Pengukuran dicek kembali atau diulang apabila hasil yang diperoleh tidak
memenuhi persyaratan.
3) Perhitungan dilakukan pada formulir yang telah disiapkan sebelumnya.
4) Semua formulir yang digunakan (hitungan dan pengukuran) diisi lengkap dan rapi.
5) Hasil pengukuran dilengkapi dengan sketsa jalur pengukuran.
6) Kontrol planimetri, meliputi :
Pengecekan hasil perhitungan sudut dan jarak rata-rata.
Pengecekan penutup sudut untuk poligon tertutup.
Pengecekan azimuth antara titik-titik triangulasi atau azimuth matahari.
Perhitungan dari x dan y untuk mengecek hasil planimetri.
7) Kontrol Ketinggian, meliputi :
Pemeriksaan hasil perhitungan dari jumlah bacaan belakang, jumlah bacaan
muka, jumlah perbedaan tinggi.
Perhitungan h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap.
8) Seluruh hasil perhitungan, pengamatan dan informasi diserahkan kepada pihak
pemberi pekerjaan.
3.2.3. Plotting dan Penggambaran
1) Hasil perhitungan yang definitive diplot langsung dilapangan diatas kertas
millimeter (draf peta situasHi) dengan skala 1 : 2000 dengan interval kontur 0,50
m.
2) Semua patok BM dan CP akan tertera dalam semua peta / gambar.
3) Koordinat disajikan dalam system koordinat UTM.

3.3. Pengamatan Kondisi Hidrologis


Pengamatan kondisi hidrologis dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi hidrologi saluran drainase, seperti bentuk alur, tinggi air, arah aliran, elevasi dasar,
kondisi tanggul saluran drainase sebagai bahan masukan dalam Perencanaan detail, gambar
profil sungai / saluran.

3.4. Pengamatan Kondisi Lingkungan dan Tata Guna Lahan


Pengamatan kondisi lingkungan dan tata guna lahan dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi lingkungan dan tata guna lahan di saluran drainase seperti :
lahan permukiman, lahan komersial/perdagangan lahan industri dan lain-lain sebagai bahan
masukan dalam analisa hidrologi serta perencanaan.

3.5. Perencanaan Teknis Saluran & Drainase


Penyusunan kerangka perencanaan teknis ini bertujuan untuk memberikan arahan terhadap
sistem drainase secara menyeluruh, kerangka perencanaan ini digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan perencanaan saluran/ kali.
Pedoman yang akan digunakan dalam penyusunan kerangka perencanaan teknis
Saluran/Drainase adalah sebagai berikut :
a. Pemanfatan sistem drainase yang ada secara optimal, baik sungai, anak sungai maupun
saluran drainase primer.
b. Perencanaan saluran diterapkan dengan meninjau rencana pemanfaatan ruang yang akan
datang, rencana jaringan jalan serta rencana fasilitas kota.
c. Saluran-saluran yang direncanakan, diusahakan mengikuti pengeringan (pemutusan) alami
sedangkan jalur dari saluran diusahakan mengikuti topografi daerah perencanaan.
d. Memisahkan drainase jalan dan tapak
e. Memperbesar resapan/infiltrasi air limpasan daerah hulu atau wawalan aliran, jika perlu
dibuat kolam tampungan penahan.
f. Mereduksi debit aliran puncak di hilir aliran.
g. Ekonomis dalam pelaksanaan pembangunannya.
h. Mudah untuk dilaksanakan.

3.6. Pendekatan Perencanaan


a. Kondisi Fisik Daerah perencanaan
- Topografi
Kondisi topografi merupakan pertimbangan dasar dalam menetukan pola aliran air
limpasan permukaan.
- Kondisi Umum Saluran Yang Ada.
Kondisi saluran yang ada pada bagian hilir saluran (pertemuan dengan saluran penerima
) dan bagian hulu saluran. kapasitas saluran yang ada apakah mampu menampung debit
yang ada, sehingga bisa mengakibatkan adanya luapan air dari saluran yang menyebar ke
areal permukiman.
b. Kriteria Perencanaan
1. Kapasitas Pengaliran
Besarnya kapasitas pengaliran air hujan di atas permukaan tanah (limpasan
hujan/surface run off) ke saluran air hujan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
- Luas Permukaan daerah aliran.
- Jenis/karakteristik permukaan tanah.
- Durasi/intensitas hujan yang terjadi.
- Nilai koefisien pengaliran dan sebagainya.
2. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk mengalir dari
titik terjauh menuju suatu titik tertentu yang ditinjau pada daerah pengaliran (titik
pengamatan) dan atau diperoleh debit maksimum. Waktu konsentrasi terdiri dari waktu
yang dibutuhkan oleh air hujan untuk mengalir di atas permukaan tanah ke saluran
yang terdekat (to) dan waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di dalam
saluran (td), jadi waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus : tc = to + td
3. Intensitas Hujan (I)
Intensitas Hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu di
mana air tersebut berkonsentrasi. Analisis intensitas curah hujan dapat diproses dari
data curah hujan yang terjadi.
Penentuan intensitas hujan untuk perencanaan saluran termasuk dalam suatu pemikiran
terhadap faktor :
a. periode ulang hujan rata-rata yang diperoleh
b. karakteristik intensitas durasi pada frekuensi terpilih
c. waktu konsentrasi;
Untuk keperluan perencanaan digunakan intensitas hujan yang mempunyai durasi
sama dengan waktu konsentrasi, pada frekuensi terpilih.
4. Periode Ulang Hujan (PUH)
Periode Ulang Hujan adalah waktu berulang kembalinya suatu keadaan sifat-sifat
jatuhnya hujan. Setiap periode ulang hujan yang berbeda, air yang dicurahkan oleh
hujannya akan berbeda pula. Makin lama periode ulang hujannya, maka hujan yang
dicurahkan makin besar.
5. Koefisien Pengaliran
Koefisien Pengaliran adalah perbandingan antara besarnya limpasan aliran terhadap
besarnya hujan yang menyebabkan limpasan tersebut. Besarnya koefisien pengaliran
tersebut dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah :
a. Tata Guna Lahan yaitu semakin banyak bangunan di atas tanah asli maka semakin
besar air hujan yang melimpas karena semakin sedikit yang berifiltrasi sehingga
koefisien pengaliran ( C ) semakin besar.
b. Kemiringan tanah yaitu semakin besar kemiringan tanah, aliran akan semakin
cepat sehingga kesempatan berinfiltrasi lebih sedikit dibanding limpasan dan
koefisien aliran ( C ) semakin besar.
c. Struktur tanah, yaitu berhubungan dengan porositas tanah yang dipengaruhi ukuran
butirnya, dimana semakin besar porositas tanahnya maka semakin banyak yang
dapat berinfiltrasi sehingga koefisien aliran semakin kecil.
d. Kelembaban tanah, yaitu jika kadar kelembaban lapisan teratas tinggi maka
kemampuan berinfiltrasi kecil karena kejenuhan tanah meningkat dan koefisien
aliran semakin besar.
6. Luas Daerah Pengaliran
Luas Daerah Pengaliran diperhitungkan secara teliti karena merupakan salah satu
elemen dalam perhitungan besarnya limpasan dengan metoda rasional
Informasi luas daerah pengaliran meliputi :
a. Tata guna tanah pada masa kini, dan pengembangan pada masa yang akan datang.
b. Karakteristik tanah dan bangunan di atasnya
c. Kemiringan tanah dan bentuk daerah pengaliran

c. Kriteria Hidrolis Saluran


1. Kapasitas Saluran
Debit pada suatu penampang saluran untuk sembaranag aliran dapat dinyatakan
sebagai hasil perkiraan kecepatan rata-rata dan luas penampang melintang tegak lurus
arah alirab (luas basah). Oleh karena itu untuk menhitung kapasitas saluran digunakan
persamaan kontinuitas :
Q = v.A
Dimana :
Q = Debit Pengaliran (m3/dt)
V = kecepatan aliran rata-rata dari manning (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
2. Kecepatan Pengaliran
Penentuan kecepatan aliran di dalam saluran yang direncanakan didasarkan pada
kecepatan maksimum diizinkan.
3. Kemiringan Saluran Dan Talud Saluran
Kemiringan Saluran yang dimaksud adalah kemiringan dasar saluran. Sedangkan talud
adalah kemiringan dinding saluran.
Kemiringan memanjang dasar saluran biasanya diatur oleh keadaan topografi dan
tinggi energi yang diperlukan untuk mengalirkan air. Saluran direncanakan sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan pengaliran secara gravitasi dengan batas kecepatan
maksimum dan minimum yang diizinkan. Besarnya kemiringan saluran dapat juga
diperkirakan dengan rumus Manning sehingga :
S = ( n.v / R2/3 )2

4. Kegiatan Setelah Pelaksanaan Pekerjaan


Setelah selesai pelaksanaan perencanaan, maka Konsultan Perencana masih membuat
keluran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa Laporan, Dokumen
Perencanaan Teknis dan Dokumen Pengadaan untuk Pekerjaan Konstruksi yang
disiapkan Konsultan. Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
a. Laporan Akhir/Final Detail Engineering Design yang terdiri dari :
Laporan ini merupakan laporan hasil perhitungan final DED secara lengkap.
- Uraian singkat mengenai pemahaman konsultan akan tujuan, kondisi dan latar
belakang kegiatan.
- Lingkup pekerjaan, hasil-hasil pengumpulan data sekunder yang diperlukan.
- Tahapan semua pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
- Metoda Kerja kegiatan pekerjaan
- Jadual kegiatan pekerjaan
- Pengumpulan dan pengelompokan data-data lapangan.
- Analisa dan perhitungan Hidrologi
- Analisa Perhitungan Hidrolis Saluran
- Daerah/lokasi-lokasi yang kritis dan cara penanggulangannya.
- Perhitungan volume setiap jenis pekerjaan
- Analisa volume dan biaya satuan.
- Lampiran-lampiran antara lain :
1). Peta Lokasi Pekerjaan
2). Peta lay out ruas saluran drainase
3). Gambar dan detail hasil Perencanaan Final
4). Daftar gorong-gorong dan Pelengkap lainnya
5). Foto-foto lapangan.
b. Laporan Buku Ukur.
c. Laporan Perhitungan Volume Pekerjaan
Laporan ini merupakan laporan perhitungan semua pekerjaan yang dilaksanakan
secara lengkap.
d. Foto-foto Lapangan :
Pekerjaan ini untuk mendapatkan dokumentasi mengenai kondisi medan dari kegiatan
serta proses pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh konsultan.
Konsultan harus memilih dan mengambil foto-foto pada spot-spot yang penting yang
diperkirakan akan banyak menolong dalam pemikiran design.
Pengambilan foto harus dapat menggambarkan orientasi di lapangan dengan mencantumkan
koordinat tempat pengambilan gambar berikut arahnya serta adanya beberapa objek pada foto
yang dapat diindentifikasi pada peta. Lay out setiap foto sedapat mungkin mencantumkan
objek berikut garis horizontal atas batas langit dengan daratan. Copy foto-foto reconnssaiance
survey agar disatukan dengan laporan recoinnaissance survey.
Hasil cetakan semua foto-foto dokumentasi defile dalam album tersendiri.
Secara umum spot-spot yang perlu diambil fotonya antara lain :
i. Rencana lokasi Drainase.
i. Daerah-daerah yang kritis (longsor dan lain-lain)
ii. Patok-patok beton dan patok-patok yang dianggap perlu.
iv. Titik awal dan akhir kegiatan
e. Dokumen Tender Fisik/Dokumen Pengadaan.
Dokumen tender Fisik/Dokumen Pengadaan yang perlu disiapkan Konsultan berupa buku
laporan Dokumen Pengadaan sesuai pedoman KEPRES RI No. 80 tahun 2003, tentang
pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa , antara lain :
a. Buku I :
Bab I : Instruksi Kepada Peserta Lelang
Bab II : Data Lelang
Bab III : Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan
Surat Perjanjian
Bab IV : Syarat-syarat Umum kontrak
Bab V : Syarat Khusus Kontrak
Bab VI : Spesifikasi Teknis
Bab VII : Daftar kuantitas, analisa harga satuan dan metoda pelaksanaan
Bab VIII : Bentuk bentuk jaminan
b Buku II : Gambar-gambar perencanaan
f. Penyerahan Laporan-laporan/Hasil Pekerjaan.
Semua laporan dan hasil pekerjaan harus dijilid Ring dengan rapih dan diberi cover
sesuai dengan standard Pengairan dengan ukuran sebagai berikut :
Untuk Buku-buku/laporan, ukuran kertas adalah A4.
1. Laporan Final Engineering (Foto-foto asli)
2. Gambar Perencanaan (Construction Drawing) dan diberi cover.
3. Laporan Buku Ukur
4. Laporan Perhitungan Volume Pekerjaan
5. Dokumen tender/Pengadaan
6. Khusus Drawing, digambar di kertas A3
Semua Laporan tersebut diatas harus diserahkan selambat-lambarnya 60 (Enam
Puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak minimal 4 (empat) set copy dan 1
(satu) set asli buku laporan serta CD.
Secara rinci penyerahan hasil pekerjaan dan laporan adalah sebagai berikut :
Diserahkan
No. Hasil Pekerjaan dan Laporan

1. Laporan Pendahuluan 10
2. Laporan Interim 10
3. Laporan Akhir 10
4. Laporan Bulanan 5
5. Gambar A3 10
6. RAB dan Analisa 10
7. Disket/CD hasil CAD Profesional 5
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian.
4. PROGRAM KERJA
Konsultan membuat Program Kerja yang disusun dalam rangka efektifitas dan optimalisasi
pelaksanaan pekerjaan antara lain meliputi:
Ruang lingkup dan volume kegiatan ini adalah mencakup rangkaian tahapan kegiatan sebagai
berikut :

1. Kegiatan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi :
Pengumpulan data dan dokumentasi
- Pengumpulan Peta Topogarafi Lokasi pekerjaan
- Data Inventarisasi terhadap masing-masing pekerjaan.
- Data Pendukung lainnya.
Penyusunan Rencana Kerja
Penyiapan personil, bahan dan peralatan
Penyiapan formulir survey dan isian data.
2. Kegiatan Lapangan
a. Orientasi lapangan
b. Pengukuran
Pengukuran situasi saluran drainase
Pengukuran profil memanjang saluran drainase
Pengukuran profil melintang saluran drainase
c. Dokumentasi lapangan.
3. Kegiatan Penetapan Kriteria Perencanaan
a. Parameter Dasar
b. Pertimbangan Dasar
Ketentuan pertimbangan dasar mengacu pada ketentuan umum.
4. Kegiatan Perencanaan Teknis
a. Pengembangan perencanaan, setelah parameter dasar ditetapkan, langkah selanjutnya
tetapkan besaran elemen perencanaan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan teknis.
b. Perencanaan Teknis Saluran & Drainase
- Perhitungan Dimensi Saluran
- Perencanaan bangunan-bangunan air pelengkap
c. Pengambaran Hasil Perencanaan
- Penggambaran Peta Situasi Saluran
- Pengambaran Potongan-potongan memanjang saluran
- Pengambaran Potongan-potongan melintang saluran
- pengambaran bangunan-bangunan air
d. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), Analisa & Harga Satuan
e. Penyiapan Draf Laporan Akhir Perencanaan
f. Penyiapan Final Laporan Akhir Perencanaan
5. Pembuatan Laporan Dokumen Perencanaan
a. Laporan Akhir Perencanaan
b. Laporan Gambar Perencanaan

ORGANISASI

KETUA TIM/ TEAM


LEADER

AHLI TEKNIK SIPIL AHLI TEKNIK AHLI KELEMBAGAAN


LINGKUNGAN

SURVEYOR

DRAFTMAN
/OPERATOR CAD

SEKRETARIS

Anda mungkin juga menyukai