Anda di halaman 1dari 12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

Pengujian Aspal
A. JENIS PENGUJIAN
Pengujian Penetrasi Aspal Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang di
gunakan untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya.
Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernamapenetration test,alat inilah
yang akan membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
B. KAJIAN TEORI
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan. Salah satu
jenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang
merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal(RSNI 0624561991).
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau
lembek (solidatausemi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,beban
dan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu( Buku panduan praktikum bahan
lapis keras, Laboratorium Teknik Transportasi Universitas Gajah Mada).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian mutu
aspal atau tar untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan.
Pengujian penetrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban total, ukuran sudut dan
kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu. Oleh karena itu perlu disusun dengan
rinci ukuran, persyaratan dan batasan peralatan, waktu dan beban yang digunakan dalam
penentuan penetrasi aspal(RSNI 0624561991).
Aspal keras/panas (Aspalt cement, AC ), adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan (
termperatur ruang). Di Indonesia, aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai
penetrasinya yaitu:
1. AC pen 40/50, yaitu AC dengan penetrasi antara 4050.
2. AC pen 60/70, yaitu Ac dengan penetrasi antara 6070.
3. AC pen 85/100, yaitu aspal dengan penertrasi antara 85100.
4. AC pen 120/150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120150.
5. AC pen 200/300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200300.
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu
lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Di Indonesia umumnya
dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85100(Sukirman S,1999 ).
Tabel 1. Ketentuan perbedaan nilai penetrasi yang tertinggi dengan yang terendah

Penetrasi
Maksimum
perbedaan
nilai penetrasi
antara yang
tertinggi
dengan yang
terendah

0 49

50
149

150
249

12

250
500

20

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

1/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam Pratikum Pengujian Penetrasi Aspal adalah
sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan meliputi:
a. Cawan
Cawan merupakan alat yang digunakan sebagai tempat bahan
pengujian.Cawan terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silinder dengan
dasar yang rata danberukuran sebagai berikut :
1)Untuk pengujian penetrasi di bawah 200:
a) Diameter, 55 mm
b) Tinggi bagian dalam, 35 mm
2)Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:
a) Diameter, 55 75 mm
b) Tinggi bagian dalam, 45 70 mm
3)Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:
a) Diameter, 55 mm
b) Tinggi bagian dalam, 70 mm

Gambar 1. Cawan.
b. Termometer
Termometer digunakan sebagai alat pengukur suhu. Termometer harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi
0,1C atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer lain yang sama
ketelitiannya dan kepekaannya.
2) Termometer harus sesuai dengan SNI 1964212000 Spesifikasi Standar
Termometer.

Gambar 2. Termometer.
c.Penetrometer
Penetrometer berfungsi sebagai pengukur penetrasi aspal.
Penetrometerharus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

2/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

1) Alatpenetrometeryang dapat melepas pemegang jarum untuk bergerak secara


vertikal tanpa gesekan dan dapat menunjukkan kedalaman masuknya jarum ke
dalam benda uji sampai 0,1 mm terdekat.
2) Berat pemegang jarum 47,5 gram 0,05 gram. Berat total pemegang jarum
beserta jarum 50 gram 0,05 gram. Pemegang jarum harus mudah dilepas
daripenetrometeruntuk keperluan pengecekan berat.
3)Penetrometerharus dilengkapi denganwaterpassuntuk memastikan posisi jarum
dan pemegang jarum tegak (90) ke permukaan.
4) Berat beban 50 gram 0,05 gram dan 100 gram 0,05 gram sehingga dapat
digunakan untuk mengukur penetrasi dengan berat total 100 gram atau 200
gram sesuai dengan kondisi pengujian yang diinginkan.

Gambar 3.Penetrometer
d. Jarum penetrasi
Jarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi
sebagi alat untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal. Jarum penetrasi harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Harus terbuat daristainless steeldan dari bahan yang kuat,Grade 440C
atau yang setara, HRC 54 sampai 60.
2) Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan jarum panjang
memiliki panjangsekitar 60 mm (2,4 in).
3)Diameter jarum antara 1,00 mm sampai dengan 1,02 mm.
4)Ujung jarum berupa kerucut terpancung dengan sudut antara 8,7 dan 9,7.
5)Ujung jarum harus terletak satu garis dengan sumbu badan jarum.
6)Perbedaan total antara ujung jarum dengan permukaan yang lurus tidak boleh
melebihi0,2 mm.
7) Diameter ujung kerucut terpancung 0,14 mm sampai 0,16 mm dan terpusat
terhadap sumbu jarum.
8)Ujung jarum harus runcing, tajam dan halus.
9) Panjang bagian jarum standar yang tampak harus antara 40 sampai 45 mm
sedangkan untuk jarum panjang antara 50 mm 55 mm (1,97 2,17 in).
10)Berat jarum harus 2,50 gram 0,05 gram.
11) Jarum penetrasi yang akan digunakan untuk pengujian mutu aspal harus
memenuhi kriteria tersebut di atas disertai dengan hasil pengujian dari pihak
yang berwenang.
g. Baskom
Baskom merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat merendam
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

3/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

aspal agar suhu aspal turun.


h. Stop Watch.
Stop watchdigunakan sebagai alat untuk mengatur waktu.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Pengujian Penetrasi Aspal adalah sebagai
berikut:
a. Aspal
Aspal adalah bahanhidro karbonyang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, danvisoelastis. Aspal sering juga
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Fungsi aspal
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Fungsi umum :
a)Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan
antara aspal itu sendiri.
b)Bahan pengisi, mengisi rongga antara butirbutir agregat dan poripori yang
ada dari agregat itu sendiri.
2) Fungsi Khusus : Aspal berfungsi sebagai bahan yang akan diuji.

Gambar 4. Aspal yang sudah diuji.


b. Es Batu
Es batu hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengujian
dimulai. Di dalam pengujian ini es batu berfungsi sebagai bahan untuk mendinginkan
aspal.
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang dilakukan dalam Praktikum Pengujian Aspal
adalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan dipersiapkan.
2. Es batu dihancurkan dan dimasukan kedalam baskom kemudian
ditambah air secukupnya.
3. Aspal dimasukan kedalam baskom hingga suhunya turun dan sesuai dengan suhu yang
telah ditetapkan.
4. Suhu aspal diukur dengan menggunakan termometer sebelum dilakukan pengujian
penetrasi.
5. Jarum penetrasi diperiksa dan dibersihkan agar tidak ada kotoran yang menempel.
6. Pemberat 50 gram diletakkan diatas jarum sehingga diperoleh beban seberat (100
0,1) gram.
7. Jarum diturunkan secara perlahanlahan sehingga jarum menyentuh permukaan
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

4/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

benda uji. Kemudian Angka pada arloji diatur pada posisi 0, sehingga jarum
petuunjuk akan berhimpit.
8. Jarum dilepaskan dan dengaserentak stopwatch di jalankan selama jangka waktu ( 5
0,1 ) detik.
9. Arloji penetrometer diputar dan angka penetrasi dibaca dengan melihat jarum
petunjuk. Bacaan dibulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
10. Jarum di lepaskan dari pemengang jarum dan alat penetrasi disiapkan untuk
pekerjaan berikutnya.
11. Suhu pada aspal diukur kembali sebelum dilakukan pengujian berikutnya.
12. Pekerjaan 5 sampai dengan 11 diatas diulangi lagi hingga 4 kali dan dengan benda
uji yang sama pemeriksaan setiap titik ditentukan dengan jarak tiap titik dari tepi
diding lebih dari 1 cm.

Gambar 5.
Penempatan titik pengujian

E. PENYAJIAN DATA
Praktikum penetrasi aspal dilaksanakan pada:
1. Waktu
Pengujian Penetrasi Aspal Dilakukan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 25 Maret 2011
Jam : 15.0016.40 WIB
Cuaca : Mendung
2. Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal bertempat di Laboratorium Bahan Bangunan
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Data Hasil Pengujian.
Setelah dilakukan pengujian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengujian Penetrasi

No
1

Urutan
Pembebanan
Pemeriksaan
Suhu ( C )
Pemanasan benda
uji:
29
a.)
Mulai
105
pemanasan
b.)
Selesai
pemanasan
Didiamkan
pada
suhu ruang:

Pembebanan
Waktu (Detik)

Keterangan

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

5/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

a.) Mulai
b.) Selesai
Diperiksa:
a.) Mulai
b.) Selesai

28
28
27
28,5

Tabel 3. Hasil Pengujian Penetrasi

Penetrasi pada 27 C, 50 gr,


5 detik
Pengamatan:
1
2
3
Ratarata I,II,III
Ratarata ( I+II+III )

II

III

91
87
98
92

85
81
88
84,67
84,33

79
68
82
76,33

Tabel 4. Hasil Pengujian Penetrasi

Penetrasi pada suhu 28,5 C,50 Bacaan


gr,5 detik
Arloji
Pengamatan :
1
69
2
96
3
91
Ratarata
85,33

F. PEMBAHASAN
Dari data yang telah diketahui diatas dapat di anlasisis sebagai berikut:
Penetrasi Rata rata = (84,33 + 85,33) : 2 = 84,84
Tabel 5. Pengujian 1

No
1
2
3

x
91
87
98
276

x
1
5
6
0

(x )2
1
25
36
62

= 92

=
S2 =
=

= 31

S =
=
= 5,57

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

6/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

Koefisien Varians 1 =
100 %

= 6,054 %
Tabel 6. Pengujian 2

No
1
2
3

x
85
81
88
254

x
0,333
3,667
3,333
0,001

(x )2
0,111
13,444
11,111
24,666

= 84,667

S2 =
=

= 12,333

S =
=
= 3,52
Koefisien Varians 2 =
100 %

=
= 4,157 %

Tabel 7. Pengujian 3

No
1
2
3

x
79
68
82
229

x
2,667
8,333
5,667
0,001

(x )2
7,111
69,444
32,111
108,667

= 76,33

S2 =
=

= 54,335

S =
=
= 7,37
Koefisien Varians 3 =

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

7/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

100 %

=
= 9,65%

Tabel 8. Pengujian 4

No
1
2
3

x
69
96
91
256

x
16,333
10,667
5,667
0,001

(x )2
266,778
113,778
32,111
412,667

= 85,333

S2 =

= 206,334

=
S =
=
= 14,36

Koefisien Varians 4 =
100 %

=
= 16,94 %

Pengujian
1
2
3
4

Tabel 9. Koefisien Varians


Koefisien
Suhu (0C )

27
27
27
28,5

Varians (%)
6,054
4,157
9,65
16,94

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

8/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

Grafik 1. Hubungan Antara Suhu Dengan Koefisien Varians

G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Kesulitan dalam pelaksanaan Praktikum Pengujian Penetrasi Aspal adalah sebagai
berikut:
1.Keterbatasan alat, alat yang digunakan sudah tidak memenuhi standar lagi.
2.Jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum terlalu banyak sehingga banyak
mahasisiwa yang cuma melihat saja.
3. Laboratorium kurang menunjang, didalam proses pengujian penetrasi aspal ada
beberapa tahapan yang diabaikan misalnya saja aspal yang seharusnya direndam
terlebih dahulu sebelum diuji tidak dilakukan perendaman tentunya hal ini
mempengaruhi hasil pengujian.
H. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Praktikum Pengujian Penetrasi Aspal dan setelah menganalisisa
data yang ada didapat:
1. Dari nilai penetrasi ratarata sebesar aspal 84,84 dapat disimpulkan bahwa aspal
ini termasuk aspal AC pen 85/100, yaitu aspal dengan penetrasi antara 85100.
2.Dari nilai koefisien varians yang telah diketahui dapat disimpulkan bahwa benda uji
tidak homogen atau memiliki perbedaan nilai penetrasi.
3. Dari Grafik Hubungan suhu dengan koefisien varians dapat diketahui bahwa suhu
juga berpengaruh terhadap nilai penetrasi.
4. Semakin besar nilai koefisien varians, akan berakibat terhadap pembacaan suhu
yang tidak stabil dan ditandai dengan nilai penetrasi yang tidak merata atau
data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%2020

9/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

memiliki nilai penetrasi dengan selisih yang cukup tinggi.


I. SARANSARAN
Alangkah baiknya jika semua peralatan yang digunakan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan dan lakukanlah pengujian sesuai dengan prosedur yang ada termasuk
mencatat waktu mulai dan selesai saat pengukuran suhu.

DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan praktikum bahan lapis keras, Laboratorium Teknik Transportasi Universitas
Gajah Mada.
Revisi SNI 0624561991Cara Uji Penetrasi Aspal.
SNI 1964212000 Spesifikasi Standar Termometer.
Sukirman,1999,Perkerasan Lentur Jalan Raya,Nova;Bandung.
LAMPIRAN

Gambar 6. Proses menghancurkan es batu

Gambar 7. Cawan yang telah diisi aspal

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202

10/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

Gambar 8. Aspal yang telah direndam dalam es batu

Gambar 9. Proses penyetelan dan kalibrasi alat

Gambar 10. Proses penempatan titik

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202

11/12

6/22/2015

civilengineering:PengujianAspal

Gambar 11. Seperangkat alat pengujian.

Gambar 12. Jarum Penetrasi

data:text/htmlcharset=utf8,%3Ch3%20class%3D%22posttitle%20entrytitle%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%202

12/12

Anda mungkin juga menyukai