JOB V
UJI TARIK BELAH BETON
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pengujian uji tarik belah beton
2. Untuk mengetahui penggunaan alat uji Tarik belah beton
3. Untuk menentukan kuat tarik belah beton silinder diameter 15 cm sesuai standar
pengujian
B. Dasar Teori
Kuat Tarik belah benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil
pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan
meja penekan mesin uji tekan.
Pengujian kuat tarik belah beton menggunakan benda uji berbentuk silinder
beton dengan diameter 100 mm dan panjang 200 mm, diletakkan arah memanjang
atau horizontal diatas alat penguji. Kemudian diberi beban tekan secara arah tegak
lurus dari atas ke seluruh panjang silinder.
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Berdasarkan Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton (SK SNI 2491-2014),
maka untuk mendapatkan nilai kuat tarik masing-masing benda uji menggunakan rumus
seperti di bawah ini.
Rumus:
Keterangan:
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. Langkah Kerja
➢ Uji tarik belah
1. Menyiapkan alat, bahan, dan lokasi kerja
2. Mengukur diameter, tinggi dan menimbang berat benda uji.
3. Meletakkan batang penekan tambahan atau strip yang terbuat dari tripleks
dengan lebar 1,5 cm pada plat dasar alat splitting test.
4. Meletakkan benda uji dengan posisi rebah diatas plywood yang telah diatur
sebelumnya.
5. Memasang besi penahan yang terdapat pada samping alat sehingga benda uji
tetap pada posisinya dan memudahkan pada saat mengangkat alat beserta
benda uji ke mesin penekan.
6. Meletakkan strip tepat diatas benda uji dengan posisi yang simetris dengan
benda uji dan strip pada bawah benda uji.
7. Menempatkan batang besi diatas batang plywood atau strip yang kedua
8. Meletakkan batang besi pada mesin penekan sehingga menjadi alas untuk alat
splitting test pada saat waktu pembebanan berlangsung.
9. Meletakkan alat splitting test pada mesin penekan
10. Melepaskan besi penahan pada saat beban sudah mengunci sampel, ini
diperuntukkan agar besi tidak rusak ketika sampel hancur pada saat pengujian.
11. Melakukan pembebanan secara terus menerus sampai keruntuhan terjadi.
12. Menghentikan pembebanan dan mencatat beban maksimum yang terjadi.
➢ Uji Segregasi
13. Membersihkan sample dari serpihan sampel
14. Menghitung jumlah agregat kasar pada sampel beton yang telah terbelah pada
kedua sisinya dengan menggunakan penanda pada agregat kasar yang telah
dihitung
15. Membersihkan lokasi pengujian dari serpihan sampel pengujian.
16. Melaporkan hasil pengujian kepada pembimbing dan pekerjaan telah selesai
17. Melakukan pengolahan data.
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
1. Data
• Mutu beton normal f’c 28,77 Mpa
• Jumlah sampel 2 buah
• Ukuran benda uji silinder Ø15 cm
Tabel 5.1 Data hasil pengujian kuat tarik belah Beton Normal
1 15 30 12,84 187,69
2 15 30 12,85 181,41
2. Analisa Perhitungan
• Perhitungan kuat tarik belah beton normal secara teoritis:
Beton Normal 1
= 2,66 Mpa
= 2421,98 kg/m3
b. Beton Normal 2
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2𝑃
ft 28h = 𝜋𝐷𝐿
2 𝑥 (181410)
= 𝜋 𝑥 150 𝑥 300
= 2,57 Mpa
= 2423,87 kg/m3
Beton Normal 1
a) Atas
= 𝟔𝟎
× 100%
𝟔𝟎+𝟔𝟔
= 47,62%
b) Bawah
= 𝟔𝟎
× 100%
𝟔𝟎+𝟓𝟒
= 52,388%
3. Hasil Pengujian
Tabel 5.3 Hasil pengujian kuat tarik secara teoritis pada umur 28 hari
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Tabel 5. 1 Hasil pengujian kuat tarik secara eksperimental pada umur 28 hari
Fct 28
Kode Berat P max Rata-rata f't
Jenis hari
Volume
Sampel Sampe (kg/m3)
(kN) (Mpa) (Mpa)
l
Beton 2421,9
BN 5 469,6 2,66
Normal 8
2,62
Beton 2423,8
BN 8 519,7 2,57
Normal 7
Jumlah
% Segregasi
Kode Agregat Proporsi
Sampel Bawa Bawa Agregat (%)
Atas Atas
h h
1 60 66 47,62 52,38 0,91
F. Kesimpulan
Dari hasil rata - rata pengujian kuat tarik beton normal diperoleh hasil bahwa
sampel beton yang telah diuji berada pada 2,68 Mpa dan memenuhi syarat secara
teoritis, dimana secara teoritis kuat Tarik beton berkisar 2,44 – 4,07 Mpa.
Rasio perbandingan penyebaran agregat kasar pada bagian atas dan bawah
yaitu 0,91 dan 1,10 dengan selisih 0,91%. Dari hasil presentase agregat tersebut
dapat dikatakan jenis sampel memenuhi syarat karena berada pada antara 9% - 15%
sehingga sampel beton tidak mengalami segregasi.
G. Dokumentasi
1. Pekerjaan
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 4
3B D-4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG