OLEH :
Tim Penyusun:
• Muh.Hikmal Dzaky Kirana (41120032)
• Ruslan (41120050)
• Hardiansyah (41120057)
• Alfian Ramadan Arsyad (41120058)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Proyek
“.Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga danteman-teman seperjuangan yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran, dan petunjukhingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Sebagai sebuah
makalah, tidak lepas darikekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihakyang berkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semogamakalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan
pembaca
BAB 1
PENDAHULUAN
• Tanggung Jawab:
1. Membuat surat perintah kerja (SPK).
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
2. KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
• Tugas:
1. Mengelola administrasi dalam kontrak kerja.
2. Melakukan pengawasan selama proyek konstruksi berjalan.
3. Melampirkan / Membuat laporan pekerjaan yang diserahkan
kepada pemilik proyek.
4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor.
5. Melakukan koreksi dan memberikan persetujuan mengenai
hasil gambar (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan proyek.
6. Memilih dan menyetujui tipe dan merek bahan/material
konstruksi yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai
dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman
dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
• Tanggung Jawab:
1. Menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.
2. Melakukan penghitungan prestasi proyek.
3. Membimbing serta mengadakan pengawasan secara periodik untuk
melaksanakan pekerjaan.
4. Mempersiapkan serta menghitung kemungkinan bertambah maupun
berkurangnya pekerjaan.
5. Menyusun laporan mengenai kemajuan pekerjaan.
6. Menghentikan proyek sementara apabila ada penyimpangan atas
peraturan yang telah diberlakukan.
7. Menerima maupun menolak material serta peralatan yang didatangkan
oleh pihak kontraktor.
8. Mengatasi permasalahan yang terdapat di lapangan sehingga mencapai
hasil akhir yang sesuai dengan perencanaan. Baik dari segi kualitas,
kuantitas, dan juga waktu yang sudah ditetapkan.
9. Menghindari adanya kesalahan yang dapat saja terjadi sejak dini
sehingga tidak terdapat pembengkakan biaya.
10. Mengendalikan konstruksi dan aliran informasi di berbagai bidang
supaya pelaksanaan proyek menjadi lebih lancar.
3. KONTRAKTOR
• Tugas:
1. Memegang kendali proyek sebagai pucuk manajemen dan juga
bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kontraktor Mekanikal
Elektrikal.
2. Mencakup pekerjaan pembangunan mulai dari struktur bangunan,
landscape, hingga interior bangunan.
3. Melaporkan kemajuan atau progress dari pelaksanaan proyek dalam
bentuk laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik
proyek.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
dalam kontrak.
5. Menyediakan tenaga kerja, bahan, tempat demi kelancaran kontrak
6. Menjaga seluruh alat yang berhubungan dengan pelaksanaan.
• Tanggung Jawab:
1. Melaksanakan pembangunan bekerja sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditentukan di dalam kontrak
Perjanjian Pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek meliputi laporan harian,
mingguan, dan bulanan kepada pemilik proyek.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan, tempat kerja, dan alat-alat
pendukung lainnya yang digunakan mengacu pada gambar dan
spesifikasi set memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan pekerjaan
keamanan.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Keterangan:
: Hubungan Kontraktual
: Hubungan Fungsional
B. Distribusi Komunikasi
Distribusi komunikasi adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi
proyek dan perubahan permintaan dalam pelaksaan suatu proyek. Bentuk distribusi
komunikasi pada proyek adalah:
1. Rapat (meetings),
Bekerja di proyek konstruksi tidak akan pernah lepas dari masalah
karena kegiatan membangun itu sendiri merupakan suatu kegiatan
memecahkan persoaalan pada suatu tempat dengan mendirikan bangunan agar
bisa menjadi solusi untuk fasilitas aktifitas yang tidak bisa dilakukan
sebelumnya. bermacam masalah tersebut membutuhkan upaya pemecahan
dan penyatuan visi antar organisasi pekerja proyek sehingga dapat mencapai
tujuan bersama yaitu membangun sebuah bangunan seperti apa yang
diharapkan sebelumnya, hal ini membutuhkan suatu pertemuan khusus untuk
membahasnya yang dinamakan rapat koordianasi proyek.
Risiko dapat didefinisikan sebagai sesuatu atau peluang yang kemungkinan terjadi dan
berdampak pada pencapaian sasaran. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya sesuatu dan
tidak dapat diduga/tidak diinginkan di masa depan. Jadi merupakan ketidakpastian atau
kemungkinan terjadinya sesuatu, yang jika terjadi akan menimbulkan keuntungan/kerugian.
Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Risiko
yang merugikan adalah faktor penyebab terjadinya kondisi yang tidak diharapkan
(unexpected condition) yang dapat menimbulkan kerugian, kerusakan, atau kehilangan
(Salim, 1993). Pengertian risiko dalam konteks proyek adalah kemungkinan terjadinya suatu
kondisi yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari hasil keputusan yang diambil atau
kondisi lingkungan di lokasi proyek yang berdampak pada biaya, jadwal, dan kualitas proyek.
Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan;
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang menjadi pilihan pertama
untuk mengendalikan pajanan karena menghilangkan bahaya dari tempat kerja.
Namun, beberapa bahaya sulit untuk benar-benar dihilangkan dari tempat kerja.
2. Subsitusi
Subtitusi merupakan upaya penggantian bahan, alat atau cara kerja dengan
alternatif lain dengan tingkat bahaya yang lebih rendah sehingga dapat menekan
kemungkinan terjadinya dampak yang serius. Contohnya: Mengganti tensi air raksa
dengan tensi digital dan Mengganti kompresor tingkat kebisingan tinggi dengan tipe
yang kebisingan rendah (tipe silent kompresor).
3. Administrasi
Pengendalian administrasi berfungsi untuk membatasi pajanan pada pekerja.
Pengendalian administrasi diimplementasikan bersamaan dengan pengendalian yang
lain sebagai pendukung. Contoh pengendalian administrasi diantaranya:
➢ Pelatihan/sosialisasi/penyuluhan pada SDM Fasyankes
➢ Penyusunan prosedur kerja bagi SDM Fasyankes
➢ Pengaturan terkait pemeliharaan alat
➢ Pengaturan shift kerja
4. Engineering control
Pengendalian teknik seperti menggunakan pembatas (barrier dan guardrails)
untuk menutup area lubang terbuka atau pinggiran bangunan bertingkat, serta
penyediaan akses jalan keluar yang layak agar pekerja dapat memobilisasi atau
mengangkut material dengan aman.
Berikut ini adalah tugas dan wewenang tiap bagian dalam Struktur Organisasi Proyek:
2. Site Engineer
Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineering adalah:
• Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan segera setelah dokume kontrak ditandatangani.
• Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan
terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan. Dan
juga mencarikan solusi atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
teknis maupun permasalahan kontrak.
• Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi
dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.
• Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
• Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
• Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
• Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam
pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
• Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.
3. Structure Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Structure Engineering adalah :
• Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer.
• Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan.
• Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.
4. Architect Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Architect Engineering adalah :
• Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter.
• Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan.
• Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor.
5. Quality Control
Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah:
• Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam monthly
certificate (MC) atau laporan bulanan.
• Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.
• Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data
kuantitas setiap bulannya.
• Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap item
pekerjaan.
• Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan.
• Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.
6. Drafter
Tugas dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
• Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
• Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
• Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
• Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
8. Staff Akutansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akutansi adalah :
• Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya, termasuk
mengelola kas kecil.
• mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
• Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
• Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran
serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.
• Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP).
13. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Surpervisor adalah :
• Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.
• Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf bawahan.
• Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya.
• Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para staf
bawahannya.
• Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun kepada
semua staf di bawahnya.
14. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :
• Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
• Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark,
center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
• Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, agar
proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
• Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah
dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
• Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal. sesuai dengan gambar rencana.
• Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
• Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya.
• Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
6.DOKUMEN KONTRAK
Dokumen kontrak dalam bidang konstruksi adalah perjanjian antara pemberi kerja di satu
pihak dan penerima kerja di pihak lain. Kontrak atau perjanjian antara pemilik proyek dan
kontraktor pemborong pada umumnya terdiri dari beberapa dokumen yang saling melengkapi
dan secara bersama disebut dokumen kontrak.
Sebagai contoh Dokumen Kontrak suatu proyek dapat terdiri dari dokumen-dokumen
seperti :
6. PENGAJUAN KLAIM
Klaim adalah permasalahan yang dapat menimbulkan perselisihan dan permohonan akan
tambahan uang, tambahan waktu pelaksanaan, atau perubahan metode pelaksanaan pekerjaan.
Klaim berlanjut dengan pembuatan dokumen klaim yang formal yang diajukan oleh
kontraktor kepada pemilik bangunan. Hal ini akan menjadi dasar kebijakan pemilik bangunan
dalam mempertimbangkan klaim potensial sedini mungkin. Setiap klaim potensial hendaknya
dibicarakan dan diamati oleh perencana atau pemilik bangunan.
➢ Faktor-Faktor Penyebab Klaim
Faktor-faktor penyebab klaim Secara garis besarnya, klaim dari kontraktor kepada
pemilik bangunan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
• Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh pemilik bangunan.
Keterlambatan ini disebut compensable delay yang terjadi karena alasan
keterlambatan tidak tertulis dalam kontrak, sehingga pemilik bangunan harus
memberikan tambahan waktu atau uang pada kontraktor.
• Perubahan jadwal yang diperintahkan oleh pemilik bangunan. Perubahan
jadwal ini bisa berupa percepatan pekerjaan atau penundaan pekerjaan.
• Perubahan atau modifikasi isi kontrak yang bersifat informal yang berasal dari
perencana atau pemilik bangunan.
• Perbedaan kondisi lapangan, yang disebabkan karena perubahan kondisi di
lapangan yang tidak diramalkan terjadi, misalnya kondisi fisik di bawah
permukaan tanah.
• Perubahan kondisi cuaca di luar musim yang terdokumentasi dan menyebabkan
pekerjaan tidak dapat diselesaikan.
• Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat perubahan order
pekerjaan.
• Konflik dalam perancangan dan spesifikasi produk yang sudah tidak diproduksi
lagi.
• Kontrak yang tersendat-sendat, perubahan penting, pekerjaan di luar lingkup
kontrak, penggunaan proyek sebelum penyerahan total, dan kegagalan
pembayaran dari pihak pemilik bangunan.
A.Kesimpulan
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu,
dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang
spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah
B.Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengharapkan semoga menjadi sesuatu yang
Bermanfaat bagi pembacaumumnya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun juga
Menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk
Itu diperlukan kritikdan saran yang bersifat konstruktif demi kelancaran pembelajaran
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/luqmantrywibowo/komunikasi-konstruksi-dalam-dunia-
konstruksi