Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK

OLEH :

Tim Penyusun:
• Muh.Hikmal Dzaky Kirana (41120032)
• Ruslan (41120050)
• Hardiansyah (41120057)
• Alfian Ramadan Arsyad (41120058)

3B-D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………………………
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Proyek
“.Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga danteman-teman seperjuangan yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran, dan petunjukhingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Sebagai sebuah
makalah, tidak lepas darikekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihakyang berkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semogamakalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan
pembaca
BAB 1
PENDAHULUAN

Pentingnya Manajemen Proyek, sebagaimana didefinisikan di dalam A Guide to


the Project Body of Knowledge (PMBOK Guide) yang dirilis oleh Project Management
Institute (PMI), adalah usaha bersifat sementara yang dilakukan untuk menciptakan
produk yang unik, layanan, atau hasil. Definisi tersebut diperjelas dengan karakteristik
proyek, di antaranya menghasilkan sesuatu yang unik, terdiri dari kegiatan yang saling
terkait, menghasilkan deliverables berkualitas, melibatkan beberapa sumber daya, dan
didorong oleh kendala keterbatasan.
Dalam empat dekade terkini, manajemen proyek telah menjadi sebuah tema penting bagi
organisasi yang mengedepankan pengelolaan proses bisnisnya secara profesional dan
modern. Fenomena ini disadari oleh organisasi berskala besar maupun kecil; pemerintah
maupun swasta. Perkembangan organisasi yang terus bergerak maju mengikuti
perkembangan zaman berdampak pada munculnya gagasan pengembangan aneka produk
unggulan organisasi yang dikelola pada level proyek, program, dan portofolio.
Di organisasi manapun, termasuk Direktorat Jenderal Pajak DJP, perubahan
situasi dan kondisi yang dinamis kerap memicu permasalahan di dalam pengelolaan
proyek maupun program. Permasalahan yang terjadi kerap mengerucut pada pernyataan
yang terlihat klise dan terdengar familiar di kalangan pengelola proyek maupun program.
Pengelola proyek merasa bahwa proyek yang mereka kerjakan kerap kali menghadapi
“tembok tebal” berupa keterbatasan anggaran, waktu penyelesaian, dan ketersediaan
sumber daya manusia (SDM). Sementara di sisi lain, tingginya ekspektasi pemangku
kepentingan dan rentetan risiko maupun permasalahan, baik yang teridentifikasi ataupun
tidak, siap meletup kapan saja. Terkadang tanpa peringatan dini dan tak terprediksi.
Kualitas, globalisasi, dan kecepatan. Ketiganya merupakan fokus organisasi di
seluruh dunia yang masing-masing pernah mengemuka di era 1980-an, 1990-an, dan 2000-
an. Saat ini, untuk menjadi organisasi yang terdepan dalam inovasi dan mengutamakan
kepuasan pelanggan, organisasi dituntut untuk mengembangkan produk yang
menghasilkan nilai tambah di mata pelanggan. Dengan skenario ini, manajemen proyek
menjadi alat yang sangat penting dan kuat di tangan organisasi yang memahami kebutuhan
penggunaannya dan memiliki kompetensi untuk menerapkannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Organisasi proyek adalah sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi
proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan
aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien,
tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL SERTA HUBUNGAN ANTAR


PERSONIL DALAM STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN

A. Tugas dan Tanggung Jawab Personil


1. PEMILIK PROYEK
• Tugas:
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi.
3. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan
proyek.
4. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi.
5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

• Tanggung Jawab:
1. Membuat surat perintah kerja (SPK).
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
2. KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
• Tugas:
1. Mengelola administrasi dalam kontrak kerja.
2. Melakukan pengawasan selama proyek konstruksi berjalan.
3. Melampirkan / Membuat laporan pekerjaan yang diserahkan
kepada pemilik proyek.
4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor.
5. Melakukan koreksi dan memberikan persetujuan mengenai
hasil gambar (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan proyek.
6. Memilih dan menyetujui tipe dan merek bahan/material
konstruksi yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai
dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman
dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
• Tanggung Jawab:
1. Menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.
2. Melakukan penghitungan prestasi proyek.
3. Membimbing serta mengadakan pengawasan secara periodik untuk
melaksanakan pekerjaan.
4. Mempersiapkan serta menghitung kemungkinan bertambah maupun
berkurangnya pekerjaan.
5. Menyusun laporan mengenai kemajuan pekerjaan.
6. Menghentikan proyek sementara apabila ada penyimpangan atas
peraturan yang telah diberlakukan.
7. Menerima maupun menolak material serta peralatan yang didatangkan
oleh pihak kontraktor.
8. Mengatasi permasalahan yang terdapat di lapangan sehingga mencapai
hasil akhir yang sesuai dengan perencanaan. Baik dari segi kualitas,
kuantitas, dan juga waktu yang sudah ditetapkan.
9. Menghindari adanya kesalahan yang dapat saja terjadi sejak dini
sehingga tidak terdapat pembengkakan biaya.
10. Mengendalikan konstruksi dan aliran informasi di berbagai bidang
supaya pelaksanaan proyek menjadi lebih lancar.

3. KONTRAKTOR
• Tugas:
1. Memegang kendali proyek sebagai pucuk manajemen dan juga
bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kontraktor Mekanikal
Elektrikal.
2. Mencakup pekerjaan pembangunan mulai dari struktur bangunan,
landscape, hingga interior bangunan.
3. Melaporkan kemajuan atau progress dari pelaksanaan proyek dalam
bentuk laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik
proyek.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
dalam kontrak.
5. Menyediakan tenaga kerja, bahan, tempat demi kelancaran kontrak
6. Menjaga seluruh alat yang berhubungan dengan pelaksanaan.

• Tanggung Jawab:
1. Melaksanakan pembangunan bekerja sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditentukan di dalam kontrak
Perjanjian Pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek meliputi laporan harian,
mingguan, dan bulanan kepada pemilik proyek.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan, tempat kerja, dan alat-alat
pendukung lainnya yang digunakan mengacu pada gambar dan
spesifikasi set memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan pekerjaan
keamanan.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

B. Hubungan Antar Personil dalam Struktur Organisasi


Struktur organisasi dalam proyek Pemulihan Infrastruktur TBBM Donggala
menggunakan struktur organisasi manajemen proyek, dimana pada organisasi ini memiliki
hubungan antar personil dalam struktur organisasi proyek untuk mengelola proyek dengan
baik dan tepat. Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen proyek yang
terdiri dari manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya seperti Kontraktor, Konsultan
Perencana dan lain - lainnya, yang mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu dari
perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak
yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik
di dalam tim manajemen proyek.
Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya overlapping
karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya sudah terpadu di
bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini biasanya manajemen
konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di lapangan.
HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Keterangan:
: Hubungan Kontraktual
: Hubungan Fungsional

3. RANCANGAN KOMUNIKASI PERSONIL DALAM PROYEK


Komunikasi dalam proyek merupakan salah satu faktor kesuksesan dalam suatu proyek
karena dapat mengelola dan melaksanakan manajemen proyek dengan baik dan sukses.
Komunikasi adalah suatu proses Ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar dapat terhubung
dengan lingkungan dan orang lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Dengan adanya komunikasi yang baik dengan antar personil,
pelaksanaan proyek dapat berlangsung dengan baik. Sehingga dalam pelaksanaan proyek
dapat berlangsung dengan lancar. Pentingnya koordinasi dalam proyek konstruksi adalah:
1. Spesifikasi tujuan proyek dan rencana termasuk deliniasi lingkup, penjadwalan
penganggaran, pengaturan persyaratan kinerja, dan memilih peserta proyek.
2. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang efisien melalui pengadaan tenaga
kerja, bahan dan peralatan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan
direncanakan.
3. Pelaksanaan berbagai operasi melalui koordinasi yang tepat dan pengendalian
perencanaan, desain, memperkirakan, kontraktor dan konstruksi dalam seluruh
proses.
4. Pengembangan komunikasi yang efektif dan mekanisme untuk menyelesaikan
konflik diantara berbagai peserta.
Komunikasi dalam bidang kostruksi terdiri dari perencanaan komunikasi dan distribusi
komunikasi.
A. Perencanaan komunikasi
Perencanaan komunikasi adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam mencapai
target khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi pemasaran,
misalnya periklanan, kehumasan, dan lain-lain. Perencanaan komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi Eksternal, merupakan komunikasi yang dilakukan kepada
stakeholder pada proyek antara lain komunikasi kepada owner, subkontraktor,
supplier, serta pihak terkait lainnya seperti penduduk sekitar lokasi proyek.
2. Komunikasi Internal, merupakan komunikasi yang dilakukan kepada anggota
yang terdapat dalam organisasi proyek tersebut.

B. Distribusi Komunikasi
Distribusi komunikasi adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi
proyek dan perubahan permintaan dalam pelaksaan suatu proyek. Bentuk distribusi
komunikasi pada proyek adalah:
1. Rapat (meetings),
Bekerja di proyek konstruksi tidak akan pernah lepas dari masalah
karena kegiatan membangun itu sendiri merupakan suatu kegiatan
memecahkan persoaalan pada suatu tempat dengan mendirikan bangunan agar
bisa menjadi solusi untuk fasilitas aktifitas yang tidak bisa dilakukan
sebelumnya. bermacam masalah tersebut membutuhkan upaya pemecahan
dan penyatuan visi antar organisasi pekerja proyek sehingga dapat mencapai
tujuan bersama yaitu membangun sebuah bangunan seperti apa yang
diharapkan sebelumnya, hal ini membutuhkan suatu pertemuan khusus untuk
membahasnya yang dinamakan rapat koordianasi proyek.

2. Distribusi dokumen berupa hardcopy


Mendistribusikan dokumen adalah membagikan atau meyalurkan
data/informasi kepada orang atau bagian yang membutuhkan. Pendistribusian
dapat dilakukan dengan dibagikan secara langsung kepada pihak-pihak yang
memerlukan dengan menggunakan buku ekspedisi intern sebagai bukti bahwa
yang bersangkutan telah menerima hasil pertemuan.
3. Distribusi data melalui media elektronik,
Pendistribusian yang dilakuan pada distribusi data melalui media
elektronik adalah melakukan proses penyaluran data/informasi kepada orang
atau bagian yang membutuhkan. Namun untuk proses pendistribusiannya
dilakukan dengan menggunakan media elektronik seperti internet, radio,
televisi, dan toko digital. Komunikasi yang dapat dilakukan berupa
komunikasi digital seperti (E-mail, Facebook, Twitter, Whatsapp, Website,
Messenger dan lain-lain).

4. MENGANALISA/IDENTIFIKASI RESIKO PROYEK SERTA MEMBUAT


RENCANA PENGENDALIANNYA

Risiko dapat didefinisikan sebagai sesuatu atau peluang yang kemungkinan terjadi dan
berdampak pada pencapaian sasaran. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya sesuatu dan
tidak dapat diduga/tidak diinginkan di masa depan. Jadi merupakan ketidakpastian atau
kemungkinan terjadinya sesuatu, yang jika terjadi akan menimbulkan keuntungan/kerugian.
Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Risiko
yang merugikan adalah faktor penyebab terjadinya kondisi yang tidak diharapkan
(unexpected condition) yang dapat menimbulkan kerugian, kerusakan, atau kehilangan
(Salim, 1993). Pengertian risiko dalam konteks proyek adalah kemungkinan terjadinya suatu
kondisi yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari hasil keputusan yang diambil atau
kondisi lingkungan di lokasi proyek yang berdampak pada biaya, jadwal, dan kualitas proyek.
Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan;
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang menjadi pilihan pertama
untuk mengendalikan pajanan karena menghilangkan bahaya dari tempat kerja.
Namun, beberapa bahaya sulit untuk benar-benar dihilangkan dari tempat kerja.

2. Subsitusi
Subtitusi merupakan upaya penggantian bahan, alat atau cara kerja dengan
alternatif lain dengan tingkat bahaya yang lebih rendah sehingga dapat menekan
kemungkinan terjadinya dampak yang serius. Contohnya: Mengganti tensi air raksa
dengan tensi digital dan Mengganti kompresor tingkat kebisingan tinggi dengan tipe
yang kebisingan rendah (tipe silent kompresor).

3. Administrasi
Pengendalian administrasi berfungsi untuk membatasi pajanan pada pekerja.
Pengendalian administrasi diimplementasikan bersamaan dengan pengendalian yang
lain sebagai pendukung. Contoh pengendalian administrasi diantaranya:
➢ Pelatihan/sosialisasi/penyuluhan pada SDM Fasyankes
➢ Penyusunan prosedur kerja bagi SDM Fasyankes
➢ Pengaturan terkait pemeliharaan alat
➢ Pengaturan shift kerja
4. Engineering control
Pengendalian teknik seperti menggunakan pembatas (barrier dan guardrails)
untuk menutup area lubang terbuka atau pinggiran bangunan bertingkat, serta
penyediaan akses jalan keluar yang layak agar pekerja dapat memobilisasi atau
mengangkut material dengan aman.

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam mengendalikan risiko


keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting. Berikut Hal-hal
yang harus diperhatikan oleh pengguna jasa adalah menyediakan peralatan standar K3
di dalam proyek Guna melindungi semua tenaga kerja dalam proses pengerjaan
proyek.

1. Helm Proyek : Melindungi kepala dari kejatuhan benda keras dan


benturan.
2. Kacamata : Menjaga mata dari debu serta benda-benda yang
membahayakan penglihatan.
3. Masker : Menyaring debu agar tidak masuk ke hidung.
4. Ear Plug Bising : Untuk melindungi telinga dari suara keras atau bising.
5. Sarung Tangan : Melindungi tangan dari bahaya benda tajam, panas
atau terkena arus listrik.
6. Rompi Safety : sebagai pelindung tubuh
7. Sepatu Safety : Melindungi kaki dari bahaya menginjak benda-benda
yang tajam seperti paku, pecahan kaca, dan sejenisnya.

5. STRUKTUR RINCIAN PROYEK


Pengelolaan sebuah organisasi termasuk ke dalam fungsi manajemen. Organisasi proyek
sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber
daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan
menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. Yang bertugas untuk menyusun
struktur organisasi proyek ini adalah manajemen personalia. Adapun tujuan dan keuntungan
dari pembentukan struktur organisasi proyek, antara lain:
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab
4. Menyusun mekanisme pengendalian
Sebuah proyek pekerjaan yang relatif sederhana dimungkinkan dapat dikerjakan tanpa
adanya penyusunan struktur organisasi. Akan tetapi, apabila keterlibatan para staf yang
bekerja dalam suatu proyek yang besar maka semakin banyak pula bidang kerja yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan suatu organisasi yang mengatur pekerjaan/tugas satu
dengan yang lainnya secara terpadu.
Struktur organisasi proyek yang ditetapkan oleh perusahaan itu berbeda satu sama lainnya
karena disesuaikan dengan kondisi atau tipe dari garis wewenang yang ditetapkan oleh
perusahaan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan
secara efektif dan efisien maka dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh karyawan yang
ada di perusahaan, ada pembagian tugas atau pekerjaan pada setiap karyawan yang bekerja
pada perusahaan itu sehingga antara karyawan yang satu mempunyai hubungan dengan
karyawan yang lainnya.
Struktur organisasi proyek mempermudah karyawan dalam menjalankan pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang dimiliki serta kepada siapa karyawan itu akan bertanggung jawab.
Struktur organisasi proyek juga memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab, dengan
demikian akan membantu dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Berikut ini adalah tugas dan wewenang tiap bagian dalam Struktur Organisasi Proyek:

1. Project Manager (PM)


Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager adalah:
• Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi
• Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas terkait
dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
• Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan.
• Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
• Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
• Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional pelaksanaan
proyek
• Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan,
permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek
konstruksi.
• Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan
dengan kebutuhan proyek.
• Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
• Mengajukan dan menandatangani kepada owner jika diperlukan.

2. Site Engineer
Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineering adalah:
• Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan segera setelah dokume kontrak ditandatangani.
• Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan
terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan. Dan
juga mencarikan solusi atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
teknis maupun permasalahan kontrak.
• Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi
dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.
• Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
• Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
• Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
• Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam
pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
• Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.

3. Structure Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Structure Engineering adalah :
• Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer.
• Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan.
• Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.

4. Architect Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Architect Engineering adalah :
• Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter.
• Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan.
• Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor.

5. Quality Control
Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah:
• Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam monthly
certificate (MC) atau laporan bulanan.
• Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.
• Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data
kuantitas setiap bulannya.
• Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap item
pekerjaan.
• Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang
digunakan.
• Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.

6. Drafter
Tugas dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
• Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
• Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
• Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
• Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.

7. Quantity Engineer (QE)


Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineer adalah :
• Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
• Tidak menerima pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).
• Membuat laporan tertulis kepada pelaksana pekerjaan atas hal-hal yang
menyangkut pengendalian kuantitas.
• Membantu pelaksanaan kegiatan dalam mempersiapkan proses serah terima
khususnya terlibat dalam hal pelaporan jenis dan kuantitas hasil akhir pelaksanaan
kerja kontraktor secara menyeluruh.

8. Staff Akutansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akutansi adalah :
• Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya, termasuk
mengelola kas kecil.
• mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
• Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
• Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran
serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.
• Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP).

9. Administrasi dan Umum


Tugas dan tanggung jawab Administrasi dan Umum adalah :
• Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta mengawasi
tata laksana administrasi.
10. Mechanic
Tugas dan tanggungjawab mechanic adalah :
• Memodifikasi, mengembangkan, menguji, atau menyesuaikan mesin dan
peralatan.
• Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan
pekerjaan di lapangan untuk bidang Mekanikal Bangunan.
• Merancang dan menerapkan modifikasi peralatan secara cost-effective.
• Membahas dan memecahkan masalah kompleks dengan departemen manufaktur,
sub-kontraktor, supplier dan pelanggan.
• Mengelola proyek dengan menggunakan prinsip rekayasa dan Teknik.

11. Operator Tower Crane


Tugas dan tanggung jawab Operator Tower Crane:
• Mengoperasikan tower crane sesuai dengan titik-titik lokasi pekerjaan.
• Mengangkut dan meletakkan bahan material/barang menggunakan tower crane.
• Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai dengan instruksi
kepala pelaksana pekerjaan.
• Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai dengan instruksi
kepala pelaksana pekerjaan.
• Menjaga dan merawat tower crane agar selalu dapat beroperasi dengan baik.

12. Chief Inspector


Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector adalah :
• Melakukan pengawasan terhadap setiap item pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen kontrak yang telah
ditandatangani.
• Menyampaikan laporan harian tentang pekerjaan kepada site engineering.
• Melaksanakan pengarsipan atas dokumen surat-menyurat, laporan harian, laporan
bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
• Membantu pekerjaan site engineer dalam menyiapkan data untuk “Final
Payment”.

13. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Surpervisor adalah :
• Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.
• Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf bawahan.
• Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya.
• Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para staf
bawahannya.
• Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun kepada
semua staf di bawahnya.

14. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :
• Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
• Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark,
center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
• Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, agar
proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
• Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah
dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
• Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal. sesuai dengan gambar rencana.
• Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
• Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya.
• Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.

15. General Affair (GA)


Tugas dan tanggung jawab dari General Affair (GA) adalah:
• Mewakili perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar seperti Owner,
MK, dan Konsultan.
• Melengkapi semua kebutuhan operasional termasuk seluruh dokumen pada
internal perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara menyeluruh.
• Bertanggung jawab dalam mendata, memelihara dan merawat seluruh aset
perusahaan yang telah dibeli.

16. Petugas Logistik


Tugas dan tanggung jawab bagian logistik proyek adalah :
• Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan. Setelah itu,
mencari harga alat bahan material tersebut ke beberapa supplier atau toko material
bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan terbaik dan memenuhi
spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan.
• Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan
bangunan.
• Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik
bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik.
• Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pembangunan.
• Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
terkait dengan jumlah dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing item pekerjaan konstruksi.

17. Safety Supervisor dan Safety, Health, and Environment (SHE)


Tugas dan tanggung jawab dari Safety Supervisor dan SHE adalah :
• Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat.
• Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.
• Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
• Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
• Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga
memerika kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.
• Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
• Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan
penyelidikan penyebabnya.
• Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
• Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai dengan
sistem operasi perusahaan.

6.DOKUMEN KONTRAK
Dokumen kontrak dalam bidang konstruksi adalah perjanjian antara pemberi kerja di satu
pihak dan penerima kerja di pihak lain. Kontrak atau perjanjian antara pemilik proyek dan
kontraktor pemborong pada umumnya terdiri dari beberapa dokumen yang saling melengkapi
dan secara bersama disebut dokumen kontrak.

Sebagai contoh Dokumen Kontrak suatu proyek dapat terdiri dari dokumen-dokumen
seperti :

1. Dokumen tender (spesifikasi, gambar)


2. Surat penunjukan (Letter of Acceptance / Award)
3. Surat perjanjian (Articles / form of agreement)
4. Syarat-syarat perjanjian (Condition of contract)
5. Rincian pekerjaan dan harga (Bill of Quantities)
6. Dokumen lain seperti berita acara prebid meeting, berita acara klarifikasi dan
penyelidikan tanah dll.

Pasal-pasal penting di dalam Dokumen Kontrak digolongkan sebagai berikut:

1. Lingkup pekerjaan berisi tentang uraian pekerjaan yang termasuk kontrak.


2. Jangka waktu pelaksanaan menjelaskan tentang total durasi pelaksanaan,
pentahapan (milestone), hak memperoleh perpanjangan waktu, ganti rugi
keterlambatan.
3. Harga Borongan menjelaskan nilai yang harus dibayar oleh pemilik proyek kepada
kontrak untuk melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan, biaya-biaya yang termasuk
dalam harga borongan, sifat kontrak lumpsum, fixed price atau unit price.
4. Cara pembayaran berisi tentang tahapan pembayaran, cara pengukuran prestasi,
jangka waktu pembayaran, jumlah pembayaran yang ditahan pada setiap tahap,
konsekuensi apabila terjadi keterlambatan pembayaran.
5. Pekerjaan tambah atau kuranng.

6. PENGAJUAN KLAIM
Klaim adalah permasalahan yang dapat menimbulkan perselisihan dan permohonan akan
tambahan uang, tambahan waktu pelaksanaan, atau perubahan metode pelaksanaan pekerjaan.
Klaim berlanjut dengan pembuatan dokumen klaim yang formal yang diajukan oleh
kontraktor kepada pemilik bangunan. Hal ini akan menjadi dasar kebijakan pemilik bangunan
dalam mempertimbangkan klaim potensial sedini mungkin. Setiap klaim potensial hendaknya
dibicarakan dan diamati oleh perencana atau pemilik bangunan.
➢ Faktor-Faktor Penyebab Klaim
Faktor-faktor penyebab klaim Secara garis besarnya, klaim dari kontraktor kepada
pemilik bangunan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
• Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh pemilik bangunan.
Keterlambatan ini disebut compensable delay yang terjadi karena alasan
keterlambatan tidak tertulis dalam kontrak, sehingga pemilik bangunan harus
memberikan tambahan waktu atau uang pada kontraktor.
• Perubahan jadwal yang diperintahkan oleh pemilik bangunan. Perubahan
jadwal ini bisa berupa percepatan pekerjaan atau penundaan pekerjaan.
• Perubahan atau modifikasi isi kontrak yang bersifat informal yang berasal dari
perencana atau pemilik bangunan.
• Perbedaan kondisi lapangan, yang disebabkan karena perubahan kondisi di
lapangan yang tidak diramalkan terjadi, misalnya kondisi fisik di bawah
permukaan tanah.
• Perubahan kondisi cuaca di luar musim yang terdokumentasi dan menyebabkan
pekerjaan tidak dapat diselesaikan.
• Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat perubahan order
pekerjaan.
• Konflik dalam perancangan dan spesifikasi produk yang sudah tidak diproduksi
lagi.
• Kontrak yang tersendat-sendat, perubahan penting, pekerjaan di luar lingkup
kontrak, penggunaan proyek sebelum penyerahan total, dan kegagalan
pembayaran dari pihak pemilik bangunan.

➢ Tahapan Pengajuan Klaim


Dalam melakukan proses pengajuan klaim ada beberapa tahapan yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Persiapan Pengajuan Klaim
Klaim yang diajukan harus logis dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

• Pada bagian awal ditetapkan secara detail, pihak-pihak yang terkait,


tanggal terjadinya peristiwa dan informasi yang sesuai.
• Penjelasan peristiwa penyebab klaim dan akibatnya.
• Analisa fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang menjadi dasar klaim,
disertai dengan referensi dan pasal-pasal yang tercantum dalam kontrak.
• Perhitungan dampak biaya berdasarkan rincian biaya aktual langsung dan
tidak langsung.
• Penentuan klaim yang menuntut tambahan waktu berdasarkan analisis
lintasan waktu kritis dan non kritis.
2. Metode Analisis Klaim
Pihak yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan klaim dan memberikan
keputusan akhir harus secara jelas dicantumkan dalam kontrak. Pemilik bangunan
harus mengecek dan memutuskan apakah konsultan desain juga bertanggung jawab
atas peristiwa penyebab klaim tersebut, misalnya halhal yang berhubungan dengan
kecurangan, dan ketidak sempurnaan desain, yang disebabkan oleh konsultan desain
tersebut.
Analisis yang digunakan adalah submodel notice requirements, submodel
yang sesuai dengan pengajuan klaim, dan metode perhitungan biaya dan waktu
yang diklaim. Submodel notice requirement menetapkan suatu kondisi dimana
kontraktor akan kehilangan haknya jika terjadi hal-hal sebagai berikut:
• Engineer tidak memberitahukan secara formal peristiwa penyebab klaim.
• Kontraktor tidak mengajukan pemberitahuan yang disertai durasi
terjadinya peristiwa.
• Kontraktor tidak merinci biaya dan waktu yang diklaim.
• Pemilik bangunan memiliki prasangka di balik pemberitahuan tersebut.

3. Penyebab Kegagalan Klaim


Ada kalanya klaim yang sudah disiapkan mengalami kegagalan, karena:
• Permohonan pengajuan klaim terlambat.
• Kontraktor tidak megikuti prosedur kontrak.
• Kurang akuratnya rekaman data yang dibutuhkan.
• Klaim yang diajukan tidak mempunyai dasar yang kuat.
• Informasi yang dibutuhkan untuk menguji kebenaran klaim tidak tersedia.

➢ Metode Penyelesaian Klaim


Klaim yang terjadi dapat diselesaikan dengan beberapa metode yang
disepakati bersama dan dicantumkan dalam kontrak, antara lain:

• Engineering Judgement, di mana konsultan desain yang ditunjuk pemilik


bangunan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan akhir
penyelesaian klaim dan mengikat semua pihak.
• Negosiasi, di mana pihak yang berselisih mencari penyelesaian tanpa
campur tangan pihak lain.
• Mediasi, di mana pihak yang berselisih menggunakan mediator yang
bersifat netral dan keputusannya bersifat tidak mengikat.
• Arbitrasi, di mana pihak yang berselisih menunjuk arbitrator dari badan
arbitrase dan keputusannya bersifat mengikat.
• Litigasi, di mana perselisihan dibawa ke pengadilan dan masing-masing
pihak diwakili pengacaranya.
• Mini-trial, di mana pihak yang berselisih diwakili oleh masing-masing
manajer proyek dan adanya pihak ketiga sebagai penasehat.
• Dispute review board, di mana masing-masing pihak yang berselisih
memilih satu perwakilan untuk menunjuk pihak ketiga dan keputusannya
bersifat tidak mengikat.
Untuk mengendalikan resiko dan menghindari klaim, dapat dilakukan
beberapa cara, yaitu:

• Pihak yang terkait mempelajari kontrak sebaikbaiknya.


• Asuransi.
• Memeriksa program kerja pelaksanaan konstruksi sebelum masa
penawaran.
• Memilih tim konstruksi yang kompeten.
• Menerapkan sistim informasi manajemen untuk mengenali permasalahan
yang potensial.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu,
dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang
spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah

B.Saran
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengharapkan semoga menjadi sesuatu yang
Bermanfaat bagi pembacaumumnya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun juga
Menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk
Itu diperlukan kritikdan saran yang bersifat konstruktif demi kelancaran pembelajaran
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/luqmantrywibowo/komunikasi-konstruksi-dalam-dunia-
konstruksi

Anda mungkin juga menyukai