Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TEKNIK PELAKSANAAN DI LAPANGAN

2.1 PENENTUAN TITIK AS BANGUNAN

Pada proyek ini bangunan terletak di jalan Untung Suropati dan jalan RA
Basyid. Untuk menentukan titik as bangunan dalam proyek ini adalah dengan
mencari titik as jalan sebelumnya, yaitu titik As Jl. RA Basyid – Jl. Untung
Suropati dan dimana STA-0 nya terletak di Jl.Untung Suropati. Setelah dapat
mengetahui titik as jalan sebelumnya barulah kita tembak lurus dari titik as jalan
tadi menuju persimpangan jalan. Kemudiandisituakanmendapatkan titik
tengahnya dan baru kita dapat kita dapat mengetahui dimana titik as bangunan.
Setelah itu baru kita ikuti sesuai gambar rencana.

Setting out adalah pekerjaan tahap awal dalam pekerjaan kontruksi, sebelum
melakukan pengukuran dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan dokumen
gambar kerja atau site plan. Setelah itu dilakukan pemasangan bowplank yang
dilakukan bersamaan dengan pengukuran. Pemasangan bowplank dilakukan
bersama-sama oleh pihak proyek, konsultan pengawas dan management
kontruksi, pelaksana dan lalu dibuatlah berita acara pematokan. Pengukuran dan
pematokan bangunan dapat menggunakan rumus phytagoras dan dapat juga
menerapkan sistem koordinat dengan menggunakan alat teodolit manual, teodolit
digital atau teodolit total stasion (TS) dengan ketelitian bacaan sudut satuan detik.
Pada pelaksanaan sisitem ini juru ukur dapat melakukan pekerjaan pengukuran
dan pematokan titik as sesuai data ukuran yang ada pada gambar. Dengan sekali
berdiri teodolit pada patok tetap sebagai referensi dapat melaksanakan pengukuran
dan pematokan semua titik as bangunan sesuai kemampuan jarak bidik minimum
dan maksimum teodolit.

2.2 CARA MEMBUAT TIME SCHEDULE (Kurva S)


Di dalam pengerjaan proyek ini, jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan
Proyek tersebut yaitu 240 hari atau 8 (delapan) Bulan kalender terhitung sejak

16
Diterbitkannya Spmk, Terhitung dari tanggal 11 Maret 2019. Berikut penjelasan
tentang kurva S:

2.2.1 Penjelasan Time Shedule


Kurva “S” secara grafis menggambarkan prestasi/kemajuan bobot
pekerjaan kumulatif pada sumbu vertikal (ordinat) terhadap periode waktu pada
sumbu horizontal (absis). Rencana pekerjaan yang paling banyak digunakan
adalah diagram batang (bar charts atau grant charts). Bar charts adalah diagram
batang yang menggambarkan daftar pekerjaan yang disusun dalam kolom vertikal
dan periode waktu (saat mulai sampai selesai) dari tiap pekerjaan dalam kolom
horizontal. Penyusunan bar charts dilakukan dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
a. Daftar Pekerjaan
Berisi seluruh pekerjaan yang ada dalam rencana pembangunan.
b. Urutan Pekerjaan
Menyusun urutan seluruh pekerjaan berdasarkan prioritas pekerjaan –
pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih dahulu, pekerjaan-pekerjaan
yang akan dilaksanakan kemudian, dan pekerjaan – pekerjaan yang
akan dilaksanakan secara bersamaan.
c. Periode PekerjaanJangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan saat
mulai sampai selesai pekerjaan. Biasanya periode pekerjaan dibuat
dalam skala “minggu”.
d. Bobot Pekerjaan
Bobot pekerjaan dinyatakan dalam persentase dan digunakan untuk
mengetahui prestasi/kemajuan progres fisik pekerjaan.

2.2.2 Fungsi Time Shedule


a. Sebagai pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang
di butuhkan
b. Sebagai waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c. Sebagai pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja

17
d. Sebagai pengendali waktu pelaksanaan proyek
e. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan perkerjaan
f. Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja
proyek kontruksi.
g. Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu
tertentu.
h. Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas
keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek.
i. Sebagai pedoman untuk pengaturan jumlah dan penugasan tenaga
kerja agar proyek tersebut dapat selesai tepat terhadap jadwal waktu
pekerjaan yang telah dibuat atau untuk mengejar keterlambatan.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI


Dalam sebuah proyek pasti memiliki sebuah organisasi dalam pelaksanaan
sebuah proyek seperti direktur, projec manager, site manager, administratif,
manager teknik, logistik, tenaga kerja dilapangan dan bagian lainnya yang saling
terlibat antara satu dengan yang lain nya pada proyek tersebut. Hubungan tersebut
saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan demi tercapainya suatu pekerjaan yang
diinginkan dan juga dapat mempermudah dalam pelaksanaan sebuah proyek
tersebut. Pihak pihak yang terkait yang berperan dalam proyek ini adalah sebagai
berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kontraktor

18
2.4 TUGAS MASING – MASING PERSONIL
2.4.1 Kepala Proyek/ Project manager
Project Manajer adalah orang yang di beri kepercayaan oleh pemilik
proyek yang merupakan penanggung jawab umum dan sebagai unsur pengawas
dari seluruh aktivitas proyek di bidang pelaksanaan konstruksi dan pembiayaan
agar sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah di rencanakan. Tugas dan
wewenag project manager :
1. Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalah kritis.
2. Memeberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek
(owner)
3. Menjalankan menegemen proyek dan sewktu waktu dapat mengadakan
pemeriksaan pekerjaan di lapangan.

2.4.2 Administrasi dan Keuangan


Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur
administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan proyek dalam
hal perencanaan biayaa yang harus di penuhi. Tugas dan wewenang bagian
keuangan antara lain :
1. Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan sesuai
dengan rencana kerja lapngan
2. Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah di setujui oleh
atasan langsung.
3. Membuat laporan realisasi keuangan secara mingguan dan bulanan.
4. Mengadakan sosialisasi dengan pihak lain demi kelancaran
pelaksanaan proyek.
5. Bekerjasama dengan pihak lain demi kelancaran dalam menjalankan
tugas.
6. Meyelesaikan permasalahan personil karyawan dan umum yang
terjadi dalam proyek.

19
2.4.3 Site Manager
Site manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah di tetapkan dalam
dokumen proyek.

2.4.4 Koordinator Pelaksana


Tugas koordinator pelaksana adalah :
1. Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
2. Mengatasi maslah masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek dilapangan.
3. Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan mutu
dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.

2.4.5 Quality Control


Tugas dan wewenang quality control yaitu :
1. Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai bahan
pada item pekerjaan yang bersangkutan..
2. Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang di gunakan sebagai
konstruksi suatu pekerjaan.
3. Mengadakan tes lapangan atau laboratirium dari hasil pelaksanaan
pekerjaan
4. Membuat laporan hasil tes lapangan maupu laboratorium.
5. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
6. Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi teknik
ke atasan langsung.

2.4.6 Supervisor
Tugas dan wewenang supervisor adalah :
1. Melaporkan kepada site engineering dalam pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan rencana kerja.

20
2. Membuat laporan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan sebagai
masukan data penelitian prestasi.
3. Menerima dan memeriksa laporan harian yang di buatoleh kontraktor
dan menyerahkan kepada site engineer seminggu sekali.

2.4.7 Security/ Satpam


Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi pekerjaan
proyek.

2.4.8 Safety
Petugas K3 ( kesehatan, keselamatan, dan kerja) berfungsi untuk menjaga
keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi hal hal yang
membahayakan.

2.4.9 Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan gagar para
pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.

2.4.10 Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan material di proyek.

2.5 ORGANISASI DALAM PROYEK


Organisasi adalah suatu wadah kegiatan kelompok manusia atau badan
dengan pembagian tugas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan
manfaatkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin. Kegiatan tersebut
dapat berupa jasa maupun lainnya sesuai tujuan fisik yang akan dicapai.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan satuan-
satuan pendukung pelaksanaan organisasinya yang dikoordinasikan dalam suatu
sistem manajemen. Untuk itu, dituntut agar individu-individu atau satuan-satuan
organisasi pelaksana dapat bekerjasama secara terorganisir dalam mewujudkan
keinginannya (objectives), jadwal kegiatan,anggaran keuangan, monitoring dan

21
laporan kemajuan, serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan bilamana
dibutuhkan konsep dan perangkat sistem manajemen proyek. Memberikan tata
cara kepada individu-individu dengan berlainan laatar belakang (berlainan
instansi, satuan organisasi bidang pekerjaan), agar mampu berkerjasama secara
komprensif untuk mencapai tujuan proyek.
Organisasi proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan
yang ditugaskan sesuai dengan batas atau menurut spesifikasisumber daya yang
ada, yaitu : dana,waktu,peralatan,teknologi,manusia dan material untuk mencapai
standar kualitas yang disepakati atau yang telah ditentukan sehingga tercapai
suatu keuntungan bagi semua belah pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu,
maka diperlukan adanya manajemen, perhitungan, perencanaan, secara sistematis
dan tersusun rapi dalam wadah organisasi yang sesuai. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja sesuai kondisi pekerjaan
dengan berisikan aspek-aspek rencana organisasi sebagai berikut :
1. Tugas pokok dari organisasi
2. Pengelompokan jenis-jenis kegiatan dalam suatu sistematika tertentu
3. Pekerjaan dari tiap-tiap petugas organisasi tersebut
4. Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.

Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasiadalah


sebagai berikut :
1. Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap
petugas.
2. Pemberian tanggung jawab kemudian harus disertai dengan pelimpahan-
pelimpahan wewenang yang memadai.
3. Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenal perintah dari
seorangatasan saja.
4. Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung jawab
pekerjaan, perlu diberikan tenaga pembantu yang diperlukan.
5. Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara langsung tidak
lebihdari jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.

22
6. Pembagian tugas harus didasarkan pada analisa tentang aktivitas-
aktivitas pekerjaan yang harus dilaksanakan dan kemudian dikelompok
kan menjadi suatutim.

Proses organisasi dapat berjalan dengan baik dibutuhkan struktur


organisasiyang jelas dan baik juga. Struktur ini akan menggambarkan hubungan
secara formal,tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang timbul bila ada
interaksi sosial.Jadi struktur organisasi akan menunjukkan hal-hal berikut :
1. Macam pokok-pokok organisasi, dalam hal ini kegiatan yang
berhubungandengan pembangunan.
2. Pembagian menjadi kelompok atau sub sistem.
3. Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok dan
pimpinan.
4. Pengaturan kerjasama, jalur pelaporan dan komunikasi, meliputi jalur
vertical dan horizontal.

Hubungan antara pihak – pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya
dibedakan atas hubungan fungsional yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak – pihak tersebut dan hubungan kerja (Formal) yaitu pola hubungan
berkaitan dengan kerjasama antara pihak – pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi yang ditetapkan dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional ada
tiga pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek kosntruksi yaitu : pemilik
proyek, konsultan dan kontraktor. Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan bentuk organisasi (pendekatan manajemen) dalam suatu proyek
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Jenis proyek, misal : konstruksi rekayasa berat konstruksi industri,
konstruksi bangunangedung, konstruksi bangunan pemukiman dan
lainnya.
2. Keadaan anggaran belanja (derajat ketetapan yang diijinkan dan
kecepatan pengembalian investasi).
3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas (pemilik proyek) yang
berkaitandengan teknis.

23
4. Sifat proyek yaitu : tunggal, berulang sama jangka panjang dan lain-
lain.

2.6 QUALITY CONTROL PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPANGAN


Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sangat penting untuk
mencapai kesempurnaan dari struktur yang dibangun dalam hal ini kami
mengevaluasi yang akan kami bahas dalam bab ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.6.1 Pekerjaan Bored Pile


Dalam pelaksanaan pekerjaan Bored Pile,Quality control dalam pekerjaan
ini harus dalam pengawasan penuhagar sesuai dengan spek yang tertuai dikontrak
dan gambar kerja.kemudian dalam hal pekerjaanpembangunanFlyOver ini peran
dari Konsultan pengawas dan Management Kontruksi harus berkontribusi penuh
dalam hal Pengawasan dan Quality Control, yang pertama mengenai Kedalaman
tiap titik yang akan dilakukan pengeboran, yang kedua pengrakitan dan
pemasangan besi Bored Pile serta slum tes beton yang sesuai dalam RAB proyek
ini.
Setelah pengrakitan dan pemasangan besi telah selesai pemasangan beton
deking dan selimut beton disetiap dinding lingkaran besi harus dipasang
dikarenakanpada saat rangakaian besi di masukkan kedalam lubang Bored Pile,
rangkaian besi tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan menghindari
terjadinya patah/retak di bagian dalam pada saat pengecoran telah selesai dan
kering. Hal ini diakibatkan oleh adanya besi yang bengkok dan rangkain besi
mengikuti kontur lubang Bored Pile saat dilakukannya pengecoran.
Sebelum melakukan pengecoran bored pile Konsultan Pengawas
Management konstruksi dan kami selaku mahasiswa KP melakukan slum test
beton yang akan dicor kedalam lubang pondasi bored pile. Pada Dalam proses
pekerjaan Bored Pile ini, pekerjaan ini sangat berpengaruh terhadap tahapan-
tahapan pekerjaan selanjutnya, pekerjaan ini sangat riskan danakan fatal akibatnya
apabila Quality Control pada pekerjaan ini tidak berjalan sesuai dengan prosedur.

24
Detail gambar pasangan besi Bored Pile berikut dapat menjelaskan
ukuranpanjang per-potongan,jumlah besi dalam 1 lubang Bored Pile,diameter
besi, dan Sengkang Ulir besi :

Gambar 2.4 panjang, jumlah dan diameter besi perpotongan

Adapun dalam pekerjaan pembangunan FlyOver ini sudah sesuai dengan


yang direncanakan, tetapi dalam proses pengeboran pasti ada keterlambatan waktu
dan kendala dalam pengeboran Bore Pile. satunya mesin bor tidak berkerja
dengan baik dikarenakan kondisi tanah banyak bebatuan sehingga harus
mengganti ganti jenis mata bor. sehingga menghambat pekerjaan pengeboran di
titik lain dikarenakan adanya kerusakan alat atau factor kontur tanah yang keras
dan berbatu sehingga tertunda dan memakan waktu yang cukup lama.
2.7 MATERIAL BANGUNAN

25
Bahan bangunan merupakan salah satu sumber daya yang sangat menentukan
mutu hasil pekerjaan. Kualitas bahan bangunan sangat memengaruhi kualitas dari
suatu bangunan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan yang ketat
terhadap bahan bangunan yang digunakan. Bahan bangunan yang digunakan
dalam proyek pembangunan FlyOver ini adalah sebagai berikut :

2.7.1 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak,asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain
yangmerusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.Air yang baik, yang tidak mengandung 3B : tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa.

2.7.2 Beton Ready Mix


Beton Ready Mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat di pabrik
dengan mutu sesuai pesanan dan persyaratan yang ditetapkan. Beton Ready Mix
tersebut dipesan dari PT. Sang Bima Ratu dengan mutu beton yang diperlukan
adalah :
a. f’c = 30 MPa untuk pengecoran bored pile.
Beton Ready Mix dipilih karena pertimbangan ekonomi lebih
menguntungkan dan adanya efisiensi kerja dalam pelaksanaan, jaminan
keseragaman mutu beton, dan juga kecepatan waktu dalam pengecoran.
Pengujian campuran beton ready mix dilakukan dengan uji slump yang dilakukan
pada saat beton ready mix tiba di lokasi proyek dengan tinggi nilai slump 5 – 7 cm
Hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai slump pada beton ready mix
yang akan digunakan.

26
Gambar 2.7.2 Sample Beton Ready Mix dari uji SlumpTest

Gambar 2.6. Sample Beton Ready Mix dari alat ukur /meteran

2.7.3 Beton Decking (Beton Tahu)


Beton Decking (beton tahu) berfungsi untuk membuat sela atau jarak
antara permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran
nanti tebal selimut beton sesuai dengan tebal yang diinginkan. Selain itu, beton
Decking juga berfungsi menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).
Beton Decking (beton tahu) adalah beton yang dibentuk sesuai ukuran selimut
beton yang diinginkan. Beton Decking terbuat dari campuran mortar (semen,
pasir, dan air) yang dicetak dengan ukuran ketebalan selimut beton yang
direncanakan. Beton Decking yang digunakan pada pekerjaan Bore Pile ini
berbentuk silinder dengan ukuran diameter ± 7,5 cm.

27
Gambar 2.7. Beton Deckin (beton tahu)

2.7.4 Baja Tulangan


Baja tulangan yang digunakan pada proyek ini sesuai dengan pasangan
besi yang terkontrak di dalam rencana anggaran biaya dan gambar kerja,
khususnya Detail pekerjaan rangka besi bore pile. Yaitumenggunakan baja
tulangan ulir dengan panjang 12 m + 1 m SK. ulir D16 – 150 ke arah pile cap
dengan berdiameter lingkaran Ø 1000 mm . Pekerjaan tulangan besi utama bore
pile ini terbagi atas 4 jarak potongan panjang, jumlah sumbu potongan dengan
diameter besi 25 mm, serta sengkang(SK) ulir yang dimana jarak dan diameter
besinya bervariasi. Dengan tegangan leleh fy = 300 Mpa. Pada gambar di bawah
ini dapat menjelaskan detail dan foto pekerjaan baja tulangan besi bore pile :

28
2.7.5 Kawat Pengikat (Bendrat)
Kawat pengikat (bendrat) berfungsi sebagai pengikat tulangan, sehingga
membentuk rangkaian tulangan rangka elemen struktur beton yang siap di cor.

Gambar 2.10. Kawat Pengikat Tulangan

29
2.8 PERALATAN SURVEY
Peralatan survey merupakan alat-alat yang pada proyek ini digunakan
untuk pemetaan dan pengukuran lapangan, yang meliputi:

2.8.1 Theodolith
Theodolit merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik – titik as kolom pada tiap – tiap lantai agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah
dan elevasi tanah galian/timbunan. Cara operasionalnya dalah dengan mengatur
nouvo dan unting- unting dibawah theodolit, kemudian menetapkan salah satu
titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik – titik yang lain dengan patokan
titik awal yang ditetapkan tadi.

2.9 PERALATAN PABRIKASI


Peralatan pabrikasi yang dimaksud adalah peralatan - peralatan yang
berkaitan dengan pekerjaan proyek yang dilakukan secara berulang - ulang, dan
dilakukan pada tempat yang sama, serta output produk yang sama, tidak jauh
berbeda seperti perakitan rangkaian baja tulangan, pencetakan beton kerb. Berikut
peralatan pabrikasi yang digunakan di lapangan :

2.9.1 Mesin Las


Mesin las yang digunakan adalah mesin las listrik. Mesin ini
mampumenghasilkan listrik sendiri dengan generator diesel yang ter-includedi
dalam mesinlas listrik ini, listrik yang dihasilkan dipakai untuk proses pengelasan.

2.9.2 Bar Bender


Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkantulangan
berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangansengkang,
pembengkokanpadasambungan/ overlaptulangankolom, juga pada tulangan balok, plat, 
dan dinding geser.Bar bender danbar cutter haruslah ada dalam suatu proyek besar
karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau pasang di
tempat.

30
Gambar 2.14. Pekerjaan Pembengkokan Besi Tulangan denganBar Bender

2.9.3 Bar Cuter


Baja tulangan dipesan dengan ukuran – ukuran panjang standar. Saat diperlukan
tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang
ada. Gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia merupakan salah satu alat pemotong yang digunakab. Bar Cutter
merupakan alat pemotong besi tulanagan untuk mendapatkan panjang yang
diinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, Bar Cutter ada 2 jenis yaitu :

1. Bar Cutter manual


Bar Cutter adalah alat pemotong baja tulangan menggunakan penggerak tenaga
manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm
2. Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual
adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan
diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat
mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat
dilakukan sekaligus seperti tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan
pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan

31
2.10 PERALATAN PENGECORAN
2.10.1 Bekesting
Bekisting atau acuan atau perancah merupakan cetakan beton yang terbuat
daribahan kayu atau logam, atau gabungan dari keduanya, dimana campuran beton
akandituangkan pada bekisting ini, sehingga ketika beton mengeras akan
membentuk bekisting yang sudah direncanakan.Tekanan hidrostatis beton yang
masih basah tergantung pada kecepatanpengikatan dan pengerasan semen, suhu,
banyaknya semen dalam campurannya, dan faktor air/semennya (fas). Tekanan
hidrostatis teargantung pada perbedaan kecepatan pengecorandan pengikatan awal
serta pengerasan awal beton, oleh karena itu kecepatanpengecoran adalah hal
penting, terutama pada tiang / kolom dan dinding. (L.J.Murdock and K.M. Brook,
1986).Bekisting dapat digunakan berulangkali, namun bekisting harus
dibongkar,dirawat, disimpan dengan baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan
oleh kontraktoruntuk memperpanjang usia bekisting adalah mengharuskan orang
yang sama untuk memasang dan membongkar bekisting tersebut.Bagian-bagian
bekisting kolom:
 Panel Playwood, berupa lembaran playwood dengan permukaan licin,
dimanabagian ini bersentuhan langsung dengan beton segar.
 Pengekang besi
 Peyangga dari besi, yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diatur
sehinggaacuan dapat berdiri tegak.

Gambar 2.15 Peyangga dari Besi

32
2.10.2 Pekerjaan Pile Cap
a. Pemasangan Bekisting Pile Cap
Pekerjaan pile cap dilaksanakan setelah bore pile. Untuk pekerjaan
pilecap sebelum pemasangan tulangan maka diperlukan bekisting yang
berupa tembok setinggi 1,3 m. Kemudian di rakit tulangan pile cap sesuai
drawing.

Gambar 2.16Pemasangan bekisting pile cap

b. Pemasangan Tulangan Pile Cap


Diameter tulangan yang digunakan untuk perakitan pilecap adalah
tulangan baja ulir D23 dan dirangkai dengan tulangan sengkang baja ulir
D16 dan D12. Panjang tulangan yang dirakit pada pile cap yaitu tulangan
memanjang sepanjang 10 m, melintang sepanjang 4 m dan tinggi 4,5 m
(elevasi pile cap sampai pilar). Kemudian di pasangan bekisting
multiplek.

Gambar 2.17 Pemasangan Tulangan Pile Cap

33
c. Pengecoran Pile Cap
Pengecoran pile cap dilakukan setelah pekerjaan bekisting.
Sebelum pengecoran dilakukan uji slum test yang berguna untuk
mengetahui mutu beton. Benda uji yang digunakan berupa silinder
diameter 150 mm, tinggi 300 mm. Setelah di isi penuh dan di tumbuk
selama 25 kali setiap 1/3 tinggi beton, ketika alat uji slumptest diangkat,
jika memenuhi persyaratan lewat 12 cm maka pile cap siap di cor. Jika
tidak maka akan dipulangkan lagi.

Gambar 2.18 Pengecoran Pile Cap

2.10.3 Pekerjaan Piers


a. Pemasangan Tulangan Pier
Diameter tulangan yang digunakan untuk perakitan pier adalah
tulangan baja ulir D23 dan dirangkai dengan tulangan sengkang baja ulir
D16 dan D12. Untuk mengatasi agar tulangan tetap lurus vertikal setelah
di cor yaitu dengan pemasangan sengkang.

Gambar 2.19 Pemasangan Tulangan Pier

34
b. Pemasangan Bekisting Pier
Pekerjaan pier dilaksanakan setelah pile cap. Untuk pekerjaan pier
sebelum pemasangan bekisting maka diperlukan tulangan sengkang.
Tulangan sengkang yang digunakan yaitu tulangan baja ulir D12, dan
tulangan utamanya adalah terusan dari tulangan pile cap yaitu tulangan
baja ulir D23. Setelah itu dirakit tulangan sengkang dan dipasang
bekisting.

Gambar 2.19 Pemasangan Bekisting Tulangan Pier

c. Pengecoran Pier
Pengecoran pier dilakukan setelah pekerjaan bekisting. Sebelum
pengecoran dilakukan uji slum test yang berguna untuk mengetahui
mutu beton. Beton uji yang dugunakan berupa silinder beton yang
dibuat dengan cetakan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm.
Setelah di isi penuh dan di tumbuk selama 25 kali setiap 1/3 tinggi
beton, ketika alat uji slump test diangkat, jika memenuhi persyaratan
lewat 12 cm maka pier siap di cor. Jika tidak maka akan dipulangkan
lagi. Pada saat pengecoran pier khususnya kolom, agar tetap tegak lurus
dilakukan dengan cara pengamatan unting unting, yang dipasang pada
bekisting kolom. Dimana tulangan yang dirakit dan diberi sengkang
ditambahkan beton decking, sebagai penahan tulangan terhadap
bekisting sehingga tulangan tetap tegak lurus pada saat pengecoran.

35
Gambar 2.19 Pengecoran Tulangan Pier

2.10.4 Pekerjaan Pier Head


Pekerjaan pier head dilaksanakan setelah curing beton untuk pier sudah
mencapai batas waktu yang telah ditentukan. Untuk pekerjaan pier head ini pada
saat penyetelan tulangan maka bekisting deck telah terpasang di scaffolding pada
posisi benar setelah dilaksanakan pemeriksaan posisi horizontal dan vertical oleh
team survey. Ikatan bekisting deck ini kemudian dimatikan agar tidak bergerak
saat pekerja menyetel tulangan pier head. Setelah penyetelan besi selesai maka
dipasang bekisting dinding yang kemudian diperiksa kembali posisinya oleh tim
survey. Sebelum pengecoran dilaksanakan tim survey akan melakukan
pemeriksaan total baik elevasi maupun kevertikalan dari pier head. Kemudian
ikatan bekisting dimatikan. Pengecoran dibantu oleh concreet pump, bekisting
dinding dapat dilepaskan minimal 3 hari setelah pengecoran. Sedangkan bekisting
deck tetap terpasang minimal setelah 10 hari pengecoran. Segera scaffolding
dilepaskan kemudian dipindahkan pada lokasi pekerjaan pierhead lainnya.

2.10.5 Bucket
Umumnya proyek-proyek pembangunan gedung, digunakanconcrete pump
truck untuk memudahkan pada pekerjaan pengecoran dengan elevasi yang cukup tinggiseperti
pengecoran kolom maupun pelat lantai. Pada proyek ini, karena elevasipekerjaan
pengecoran tidak terlalu tinggi, maka digunakan alat bantu
berupabucket .Penggunaanbucket akan lebih ekonomis dan cukup efisien pada
proyek ini.Bucket merupakan alat bantu dalam pekerjaan pengecoran, yang

36
mampumembawa beton segar ,untuk diangkat sampai elevasi tertentu untuk
kemudiandituangkan.Bucket berbentuk seperti corong besar, yang dapat
menampung betonsegar dalam volume yang cukup besar, dan pada bagian bawahnya dibuat
lubang yangdapat dibuka dan ditutup sehingga dapat dilakukan proses
penuangan.Bucket digantungkan padacrane, sehinggabucket dapat diangkat pada
ketinggian tertentu dandipindahkan/diposisikan ke lokasi pekerjaan pengecoran.

2.10.6 Pipa Tremie.


Pipatremiemerupakan alat bantu pengecoran beton, berbentuk
pipaberpenampang bulat yang terbuat dari baja dengan panjang tertentu.
Umumnya pipatremieberupa segmen-segmen yang dapat disambung dan dilepas dengan
mudahsehingga dapat dipakai untuk pengecoran beton pondasi pada berbagai
kedalamantertentu. Pipatremiememiliki diameter 25 cm, dan panjang 4 meter tiap
segmennya,pada bagian atas segmen diameternya agak lebih besar, dan dilengkapi
kait sedangkanpada bagian bawah dilengkapi dengan jalur kait sehingga tiap-tiap
segmen dapatdisambung-sambung sesuai kedalaman pengecoran.
Keberhasilan dari operasi menggunakan pipatremieini tergantung
padapengamanan tutup yang rapat air di bawah pipatremie sedemikian sehingga
betontidak mengalami pelarutan pada permukaan mulainya pengecoran. Salah
satu carapenyumbatan pipatremieadalah dengan menyisipkan bola karet atau batu
bulat kedalam muluttremie. Bola karet ataupun batu akan terdorong ke bawah
dengan mengisibeton ke dalam ujung atas pipa, yang kemudian akan mendorong
udara dan lumpurkeluar pada dasarnya. Saat bola karet atau batu dipaksa keluar
dari dasar pipa, betonsegar akan mengikutinya turun dengan cepat antara
dasartremiedan pondasimembentuk sebuah gundukan bulat sekitar dasar pipatremie.
Aliran beton kemudiandiperiksa dengan menurunkan pita ukur kedalam ke
dasar pondasi, sementara pipadinaikkan secukupnya dari dasar untuk
memungkinkan aliran yang menerus dari beton.
2.10.7 Corong Cor
Corong cor merupakan corong yang digunakan sebagai alat bantu
dalampekerjaan pengecoran. Corong cor umumnya dipadukan dengan pipatremie,
yaknidengan dipasang di atas pipaTremie, kemudian beton segar dituangkan

37
melalui corongcor, lalu mengalir melalui pipatremiemengisi wadah
cor/bekisting.Ukuran corong cor yang ditemuidi lapangan
adalahDiamater atas = 85 cm
Diameter bawah = 25 cm

Gambar 2.21Corong cor


2.10.8 Vibrator
Terdapat 2 macam vibrator , yaitu vibrator  dalam (internal) maupun vibrator  luar
(external).Vibrator yang digunakan pada proyek ini adalah vibrator dalam karena
lebih efisien dan
ekonomis.Vibrator Dalam(Internalvibrator  /jarum penggetar) adalah jenis yang pal
ingseringdipakai, karena langsung masuk ke dalam campuran, dapat dipindahkan
denganmudah. Jarum dapat bergetar dengan kecepatan lebih dari 7000 rpm.
Jarumdihubungkan ke motor penggerak oleh selang yang flexibel .bentuk jarum
umumnyasilindris dengan diameter 20 - 180 mm.Yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan alat ini adalah :
1. Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi
vertikal.
2. Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.
3. Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk satu posisi titik.
4. Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan
yang diinginkan.
5. Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan
sehingga bekasnya dapat menutup kembali.

38
2.11. ALAT BANTU LAIN
2.11.1 Steel Holder
Steel holder  merupakan alat bantu dalam
derection/ pemasangan tulangan kedalam lubang bore pile terlebih saat
peyambungan tulangan. Tulangan yang telah masuk ke dalam lubang dikaitkan dengan
Steel holder , sehingga keadaan tulangan menggantung. Tulangan tersebut kemudian
dapat disambung, dan dilanjutkan kembali untuk dimasukkan ke dalam lubangbore
pile.

Gambar 2.22.Skema Metode Erection / Pemasangan Tulangan Bored Pile

39
2.12 PEMBAHASAN PELAKSANAAN
Penyediaan sarana / prasarana

Pekerjaan Persiapan
Stockyard

Pengukuran dan pematokan


Pekerjaan Pendahuluan
Tahapan
pekerjaan flyover Land clearing
Pekerjaan Pembesian
Pondasi dan Kolom

Saluran RCP

Pekerjaan Drainase
Saluran pasangan batu

Pekerjaan pondasi
Widening

Pekerjaan footing

Pekerjan Sub Structure Pekerjaan kolom

Gambar 2.24 Pembahasan Pelaksanaan

2.12.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan
prasarana, pembersihan lokasi proyek, dan persiapan-persiapan sebelum
melaksanakanpekerjaan lebih lanjut. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah
mengatur peralatan,bangunan pembantu, dan fasilitas lainnya sedemikian
rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efesien, lancar,

40
aman dan sesuai rencana kerja yang disusun. Sedangkan untuk jalan kerja, karena
lokasi proyek yang berada di tengahkota, dan di sepanjang jalan maka tidak
dibutuhkan lagi jalan kerja. Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa
persiapan tahap satuini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi – lokasi kantor / direction kit,stockyard , dll sehingga
dapatterorganisir dengan baik.
2. Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinan– kemungkinan
terjadinyakesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di
hindarkan.
3. Menentukan alat angkut yang akan di pakai, baik untuk proses pengangkutanmaupun
untuk proses pengupasan lahan, dan pengurugan lahan.
4. Penyediaan alat – alat kerja yang akan dibutuhkan sesuai dengan kondisi /
medankerja, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien
serta ekonomis

A. Penyediaan sarana dan prasarana


Pekerjaan ini meliputi :
1. Penyediaan Air bersih dan daya listrik untuk bekerja.
2. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, Lumpur, minyak,
dan bahankimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan persetujuanDireksi / Perencana.
3. Penyediaan rambu-rambu keselamatan, maupun tanda peringatan
lainya.
4. Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
sebagaipembuangan air yang ada sesuai dengan petunjuk/persetujuan
Direksi.

B. Stockyard 
Stockyard terlebih dahulu disiapkan sebelum pelaksanaan proyek
dimulai.Stockyard ini digunakan untuk menyimpan material, memarkir
kendaraan proyek,melakukan pabrikasi tulangan maupun
bekisting. Lokasistockyard harus mudahdijangkau dari lokasi proyek, dan

41
harus pula cukup luas untuk dapat melakukan semuaaktivitas tersebut di
atas.
Stockyard pada proyek pembangunan Fly Over Jalan Untung
Suropati- Jalan RA Basyid ini ditempatkan tidak jauh dari lokasi
pekerjaan, dan stockyard pula sekaligus ditempatkan
messpekerja,laboratorium, pabrikasi tulangan maupun pabrikasi
bekisting.Stockyard ini pun dilengkapi dengan wc untuk pekerja, dan
sebuah musholah.

2.12.2 Pekerjaan Pendahuluan


Pekerjaan pendahuluan meliputi pengukuran,land clearing, penggalian,
pengurugan, pemadatan tanah. Berikut uraian pekerjaan pendahuluan yang kami
amatidi lapangan.

A. Pengukuran dan Pematokan


1. Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan
patok-patok sehingga membentuk garis– garis yang sesuai dengan
gambar dan harusmemperoleh persetujuan tim pengawas sebelum
memulai pekerjaan.Penentuan patok-patok di lapangan berdasarkan
gambar rencana disebutsetting out .

2. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran


pengukuran,kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan
pekerjaan.

3. Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar


pengukuran titik koordinat, batas – batas pekerjaan dan acuan
untuk ketinggian. Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan
ini di dasarkan pada ukuran setempat,yaitu titik – titik ukur yang
ada di lapangan proyek seperti yang direncanakandalam
gambar – gambar dan disetujui oleh team pengawas

42
4. Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan
pengukuran tambahan yang di perlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
5. Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor
harus di jaga baik  – baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki
oleh kontraktor atastanggungan sendiri.

B. Land Clearing(Pembersihan dan Kupasan)


Pekerjaan pada proyek ini hampir tidak ada pekerjaanland clearing,
karena areakerja sudah cukup bersih, hanya saja pada bagian
pekerjaanwidening /pelebaran jalan,existingbutuh untuk dibongkar.
1. Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di bersihkan
sampai ke akar-akarnya.
2. Pada daerah rawa-rawa atau sawah-sawah basah, lumpur harus
digali dandiangkut keluar lokasi sampai didapat tanah yang baik
sesuai petunjuk timpengawas.
3. Lapisan kupasan yang perlu dibersihkan dan dikupas setebal 50 cm.
4. Bekas- bekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak,
pohon-pohon,lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area proyek.
5. Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan sesuai
denganpersetujuan tim pengawas.

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan dan pemadatan


ataupembuangan material sisa atau pembuatan stok tanah dari badan
jalan sesuai denganspesifikasi dan memenuhi garis, kelandaian
dan penampang melintang yang ditujukandalam gambar atau ditentukan
oleh tim pengawas.

2.12.3 Pekerjaan Sub-Structure


Pekerjaan sub-structure meliputi :
A. Pekerjaan Pondasi
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pondasi ini adalah:

43
1. Mesin bor berupa Boring Machine Crane Mounted.
2. Mata bor / Drilling Toolberbagai jenis dan ukuran.
3. Casing
4. Tangki penampung campuranbentonite
5. Mesin pencampur mesinbentonite.
6. Pompa sentrifugal
7. Selang
8. Pipatremie(Diameter 25 cm)
9. Corong Cor (Diameter atas 45 cm, dan diameter bawah 25 cm)
10. Kait tulangan
11. Mesin las listrik

Cairan bentonite diperlukan dalam proses pengecoran untuk mencegah


terjadinya keruntuhan dinding lubang galian saat dilakukan pengeboran.
Keruntuhan biasanya terjadi akibat air tanah yang menekan untuk mengisi lubang
galian, akhirnya mendesak tanah untuk runtuh. Apalagi pada pekerjaan galian bor
yang dalam, dam muka air yang tinggi, serta jenis tanah yang berbutir / granular.
Jika hal ini terjadi tentu akan tidak menguntungkan, karena mengganggu pekerjaan.
Cairan bentonityang memiliki berat jenis yang lebih besar daripada air, akan
menahan air untuk tidak masuk dalam lubanggalian, sehingga tanah di sekeliling
lubang galian tidak akan runtuh. Cairan bentonite didapat dari campuran semen
bentonit dengan air dengan ketentuan 35 kg Bentonite dicampur dengan 1000 liter air.
Cairan bentonite dicampur pada alat khusus, setelah pencampuran dilakukan, cairan
bentonite ditampung dalam tangki besar. Terdapat 2 buah tangki besar di lapangan
untuk menampung cairan bentonite, sehingga pada waktu dibutuhkan saat
pengeboran,cairan bentonite tersebut tinggal dialirkan dengan sistem gravitasi
melalui pipa-pipa yang disambungkan ke tangki. Demikian pula setelah cairan
bentonite selesai digunakan kembali, akan dipompa menuju tangki penampungan.
Pondasi tiang bor adalah pondasi yang dibangun dengan menggali tanah terlebih
dahulu, yang berpenampang lingkaran lalu diisidengan tulangan dan dicor
denganbeton. Pondasi tiang bor diklasifikasikan sebagai pondasi dalam.

44
Pada proyek pembangunan Fly Over Jalan Untung Suropati - Jalan RA Basyid  ini,
jenis pondasi yang digunakan adalah bore pile dengan diameter 1000 mm, terdiri
dari 4 Pier dan 2 Abutment, dimana tiap Pier dan tiap Abutment memiliki 6 titik
lubang bore pile, dengan kedalaman 12 m + 1 m . Pondasi kontruksi Pier dan
abutment menggunakan Precast Concrete – I Girder dengan menggunakan jenis
beton Ready Mix denganmutu beton Fc.30. Perlu diperhatikan urutan pekerjaan
tiang saat pekerjaan pengeboran. Pekerjaan tiang yang satu sengaja diloncat, tidak
berurutan berdasarkan nama tiang. Hal ini dimaksudkan agar pada saat
pengeboran selanjutnya tidak terjadi keruntuhan akibat gangguan tegangan tanah yang
diakibatkan pengeboran sebelumnya.

45

Anda mungkin juga menyukai