Pada proyek ini bangunan terletak di jalan Untung Suropati dan jalan RA
Basyid. Untuk menentukan titik as bangunan dalam proyek ini adalah dengan
mencari titik as jalan sebelumnya, yaitu titik As Jl. RA Basyid – Jl. Untung
Suropati dan dimana STA-0 nya terletak di Jl.Untung Suropati. Setelah dapat
mengetahui titik as jalan sebelumnya barulah kita tembak lurus dari titik as jalan
tadi menuju persimpangan jalan. Kemudiandisituakanmendapatkan titik
tengahnya dan baru kita dapat kita dapat mengetahui dimana titik as bangunan.
Setelah itu baru kita ikuti sesuai gambar rencana.
Setting out adalah pekerjaan tahap awal dalam pekerjaan kontruksi, sebelum
melakukan pengukuran dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan dokumen
gambar kerja atau site plan. Setelah itu dilakukan pemasangan bowplank yang
dilakukan bersamaan dengan pengukuran. Pemasangan bowplank dilakukan
bersama-sama oleh pihak proyek, konsultan pengawas dan management
kontruksi, pelaksana dan lalu dibuatlah berita acara pematokan. Pengukuran dan
pematokan bangunan dapat menggunakan rumus phytagoras dan dapat juga
menerapkan sistem koordinat dengan menggunakan alat teodolit manual, teodolit
digital atau teodolit total stasion (TS) dengan ketelitian bacaan sudut satuan detik.
Pada pelaksanaan sisitem ini juru ukur dapat melakukan pekerjaan pengukuran
dan pematokan titik as sesuai data ukuran yang ada pada gambar. Dengan sekali
berdiri teodolit pada patok tetap sebagai referensi dapat melaksanakan pengukuran
dan pematokan semua titik as bangunan sesuai kemampuan jarak bidik minimum
dan maksimum teodolit.
16
Diterbitkannya Spmk, Terhitung dari tanggal 11 Maret 2019. Berikut penjelasan
tentang kurva S:
17
d. Sebagai pengendali waktu pelaksanaan proyek
e. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan perkerjaan
f. Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja
proyek kontruksi.
g. Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu
tertentu.
h. Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas
keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek.
i. Sebagai pedoman untuk pengaturan jumlah dan penugasan tenaga
kerja agar proyek tersebut dapat selesai tepat terhadap jadwal waktu
pekerjaan yang telah dibuat atau untuk mengejar keterlambatan.
18
2.4 TUGAS MASING – MASING PERSONIL
2.4.1 Kepala Proyek/ Project manager
Project Manajer adalah orang yang di beri kepercayaan oleh pemilik
proyek yang merupakan penanggung jawab umum dan sebagai unsur pengawas
dari seluruh aktivitas proyek di bidang pelaksanaan konstruksi dan pembiayaan
agar sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah di rencanakan. Tugas dan
wewenag project manager :
1. Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalah kritis.
2. Memeberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek
(owner)
3. Menjalankan menegemen proyek dan sewktu waktu dapat mengadakan
pemeriksaan pekerjaan di lapangan.
19
2.4.3 Site Manager
Site manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah di tetapkan dalam
dokumen proyek.
2.4.6 Supervisor
Tugas dan wewenang supervisor adalah :
1. Melaporkan kepada site engineering dalam pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan rencana kerja.
20
2. Membuat laporan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan sebagai
masukan data penelitian prestasi.
3. Menerima dan memeriksa laporan harian yang di buatoleh kontraktor
dan menyerahkan kepada site engineer seminggu sekali.
2.4.8 Safety
Petugas K3 ( kesehatan, keselamatan, dan kerja) berfungsi untuk menjaga
keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi hal hal yang
membahayakan.
2.4.9 Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan gagar para
pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.
2.4.10 Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan material di proyek.
21
laporan kemajuan, serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan bilamana
dibutuhkan konsep dan perangkat sistem manajemen proyek. Memberikan tata
cara kepada individu-individu dengan berlainan laatar belakang (berlainan
instansi, satuan organisasi bidang pekerjaan), agar mampu berkerjasama secara
komprensif untuk mencapai tujuan proyek.
Organisasi proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan
yang ditugaskan sesuai dengan batas atau menurut spesifikasisumber daya yang
ada, yaitu : dana,waktu,peralatan,teknologi,manusia dan material untuk mencapai
standar kualitas yang disepakati atau yang telah ditentukan sehingga tercapai
suatu keuntungan bagi semua belah pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu,
maka diperlukan adanya manajemen, perhitungan, perencanaan, secara sistematis
dan tersusun rapi dalam wadah organisasi yang sesuai. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja sesuai kondisi pekerjaan
dengan berisikan aspek-aspek rencana organisasi sebagai berikut :
1. Tugas pokok dari organisasi
2. Pengelompokan jenis-jenis kegiatan dalam suatu sistematika tertentu
3. Pekerjaan dari tiap-tiap petugas organisasi tersebut
4. Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
22
6. Pembagian tugas harus didasarkan pada analisa tentang aktivitas-
aktivitas pekerjaan yang harus dilaksanakan dan kemudian dikelompok
kan menjadi suatutim.
Hubungan antara pihak – pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya
dibedakan atas hubungan fungsional yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan
fungsi pihak – pihak tersebut dan hubungan kerja (Formal) yaitu pola hubungan
berkaitan dengan kerjasama antara pihak – pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi yang ditetapkan dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional ada
tiga pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek kosntruksi yaitu : pemilik
proyek, konsultan dan kontraktor. Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan bentuk organisasi (pendekatan manajemen) dalam suatu proyek
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Jenis proyek, misal : konstruksi rekayasa berat konstruksi industri,
konstruksi bangunangedung, konstruksi bangunan pemukiman dan
lainnya.
2. Keadaan anggaran belanja (derajat ketetapan yang diijinkan dan
kecepatan pengembalian investasi).
3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas (pemilik proyek) yang
berkaitandengan teknis.
23
4. Sifat proyek yaitu : tunggal, berulang sama jangka panjang dan lain-
lain.
24
Detail gambar pasangan besi Bored Pile berikut dapat menjelaskan
ukuranpanjang per-potongan,jumlah besi dalam 1 lubang Bored Pile,diameter
besi, dan Sengkang Ulir besi :
25
Bahan bangunan merupakan salah satu sumber daya yang sangat menentukan
mutu hasil pekerjaan. Kualitas bahan bangunan sangat memengaruhi kualitas dari
suatu bangunan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan yang ketat
terhadap bahan bangunan yang digunakan. Bahan bangunan yang digunakan
dalam proyek pembangunan FlyOver ini adalah sebagai berikut :
2.7.1 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak,asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain
yangmerusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.Air yang baik, yang tidak mengandung 3B : tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak berasa.
26
Gambar 2.7.2 Sample Beton Ready Mix dari uji SlumpTest
Gambar 2.6. Sample Beton Ready Mix dari alat ukur /meteran
27
Gambar 2.7. Beton Deckin (beton tahu)
28
2.7.5 Kawat Pengikat (Bendrat)
Kawat pengikat (bendrat) berfungsi sebagai pengikat tulangan, sehingga
membentuk rangkaian tulangan rangka elemen struktur beton yang siap di cor.
29
2.8 PERALATAN SURVEY
Peralatan survey merupakan alat-alat yang pada proyek ini digunakan
untuk pemetaan dan pengukuran lapangan, yang meliputi:
2.8.1 Theodolith
Theodolit merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik – titik as kolom pada tiap – tiap lantai agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah
dan elevasi tanah galian/timbunan. Cara operasionalnya dalah dengan mengatur
nouvo dan unting- unting dibawah theodolit, kemudian menetapkan salah satu
titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik – titik yang lain dengan patokan
titik awal yang ditetapkan tadi.
30
Gambar 2.14. Pekerjaan Pembengkokan Besi Tulangan denganBar Bender
31
2.10 PERALATAN PENGECORAN
2.10.1 Bekesting
Bekisting atau acuan atau perancah merupakan cetakan beton yang terbuat
daribahan kayu atau logam, atau gabungan dari keduanya, dimana campuran beton
akandituangkan pada bekisting ini, sehingga ketika beton mengeras akan
membentuk bekisting yang sudah direncanakan.Tekanan hidrostatis beton yang
masih basah tergantung pada kecepatanpengikatan dan pengerasan semen, suhu,
banyaknya semen dalam campurannya, dan faktor air/semennya (fas). Tekanan
hidrostatis teargantung pada perbedaan kecepatan pengecorandan pengikatan awal
serta pengerasan awal beton, oleh karena itu kecepatanpengecoran adalah hal
penting, terutama pada tiang / kolom dan dinding. (L.J.Murdock and K.M. Brook,
1986).Bekisting dapat digunakan berulangkali, namun bekisting harus
dibongkar,dirawat, disimpan dengan baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan
oleh kontraktoruntuk memperpanjang usia bekisting adalah mengharuskan orang
yang sama untuk memasang dan membongkar bekisting tersebut.Bagian-bagian
bekisting kolom:
Panel Playwood, berupa lembaran playwood dengan permukaan licin,
dimanabagian ini bersentuhan langsung dengan beton segar.
Pengekang besi
Peyangga dari besi, yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diatur
sehinggaacuan dapat berdiri tegak.
32
2.10.2 Pekerjaan Pile Cap
a. Pemasangan Bekisting Pile Cap
Pekerjaan pile cap dilaksanakan setelah bore pile. Untuk pekerjaan
pilecap sebelum pemasangan tulangan maka diperlukan bekisting yang
berupa tembok setinggi 1,3 m. Kemudian di rakit tulangan pile cap sesuai
drawing.
33
c. Pengecoran Pile Cap
Pengecoran pile cap dilakukan setelah pekerjaan bekisting.
Sebelum pengecoran dilakukan uji slum test yang berguna untuk
mengetahui mutu beton. Benda uji yang digunakan berupa silinder
diameter 150 mm, tinggi 300 mm. Setelah di isi penuh dan di tumbuk
selama 25 kali setiap 1/3 tinggi beton, ketika alat uji slumptest diangkat,
jika memenuhi persyaratan lewat 12 cm maka pile cap siap di cor. Jika
tidak maka akan dipulangkan lagi.
34
b. Pemasangan Bekisting Pier
Pekerjaan pier dilaksanakan setelah pile cap. Untuk pekerjaan pier
sebelum pemasangan bekisting maka diperlukan tulangan sengkang.
Tulangan sengkang yang digunakan yaitu tulangan baja ulir D12, dan
tulangan utamanya adalah terusan dari tulangan pile cap yaitu tulangan
baja ulir D23. Setelah itu dirakit tulangan sengkang dan dipasang
bekisting.
c. Pengecoran Pier
Pengecoran pier dilakukan setelah pekerjaan bekisting. Sebelum
pengecoran dilakukan uji slum test yang berguna untuk mengetahui
mutu beton. Beton uji yang dugunakan berupa silinder beton yang
dibuat dengan cetakan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm.
Setelah di isi penuh dan di tumbuk selama 25 kali setiap 1/3 tinggi
beton, ketika alat uji slump test diangkat, jika memenuhi persyaratan
lewat 12 cm maka pier siap di cor. Jika tidak maka akan dipulangkan
lagi. Pada saat pengecoran pier khususnya kolom, agar tetap tegak lurus
dilakukan dengan cara pengamatan unting unting, yang dipasang pada
bekisting kolom. Dimana tulangan yang dirakit dan diberi sengkang
ditambahkan beton decking, sebagai penahan tulangan terhadap
bekisting sehingga tulangan tetap tegak lurus pada saat pengecoran.
35
Gambar 2.19 Pengecoran Tulangan Pier
2.10.5 Bucket
Umumnya proyek-proyek pembangunan gedung, digunakanconcrete pump
truck untuk memudahkan pada pekerjaan pengecoran dengan elevasi yang cukup tinggiseperti
pengecoran kolom maupun pelat lantai. Pada proyek ini, karena elevasipekerjaan
pengecoran tidak terlalu tinggi, maka digunakan alat bantu
berupabucket .Penggunaanbucket akan lebih ekonomis dan cukup efisien pada
proyek ini.Bucket merupakan alat bantu dalam pekerjaan pengecoran, yang
36
mampumembawa beton segar ,untuk diangkat sampai elevasi tertentu untuk
kemudiandituangkan.Bucket berbentuk seperti corong besar, yang dapat
menampung betonsegar dalam volume yang cukup besar, dan pada bagian bawahnya dibuat
lubang yangdapat dibuka dan ditutup sehingga dapat dilakukan proses
penuangan.Bucket digantungkan padacrane, sehinggabucket dapat diangkat pada
ketinggian tertentu dandipindahkan/diposisikan ke lokasi pekerjaan pengecoran.
37
melalui corongcor, lalu mengalir melalui pipatremiemengisi wadah
cor/bekisting.Ukuran corong cor yang ditemuidi lapangan
adalahDiamater atas = 85 cm
Diameter bawah = 25 cm
38
2.11. ALAT BANTU LAIN
2.11.1 Steel Holder
Steel holder merupakan alat bantu dalam
derection/ pemasangan tulangan kedalam lubang bore pile terlebih saat
peyambungan tulangan. Tulangan yang telah masuk ke dalam lubang dikaitkan dengan
Steel holder , sehingga keadaan tulangan menggantung. Tulangan tersebut kemudian
dapat disambung, dan dilanjutkan kembali untuk dimasukkan ke dalam lubangbore
pile.
39
2.12 PEMBAHASAN PELAKSANAAN
Penyediaan sarana / prasarana
Pekerjaan Persiapan
Stockyard
Saluran RCP
Pekerjaan Drainase
Saluran pasangan batu
Pekerjaan pondasi
Widening
Pekerjaan footing
40
aman dan sesuai rencana kerja yang disusun. Sedangkan untuk jalan kerja, karena
lokasi proyek yang berada di tengahkota, dan di sepanjang jalan maka tidak
dibutuhkan lagi jalan kerja. Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa
persiapan tahap satuini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi – lokasi kantor / direction kit,stockyard , dll sehingga
dapatterorganisir dengan baik.
2. Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinan– kemungkinan
terjadinyakesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di
hindarkan.
3. Menentukan alat angkut yang akan di pakai, baik untuk proses pengangkutanmaupun
untuk proses pengupasan lahan, dan pengurugan lahan.
4. Penyediaan alat – alat kerja yang akan dibutuhkan sesuai dengan kondisi /
medankerja, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien
serta ekonomis
B. Stockyard
Stockyard terlebih dahulu disiapkan sebelum pelaksanaan proyek
dimulai.Stockyard ini digunakan untuk menyimpan material, memarkir
kendaraan proyek,melakukan pabrikasi tulangan maupun
bekisting. Lokasistockyard harus mudahdijangkau dari lokasi proyek, dan
41
harus pula cukup luas untuk dapat melakukan semuaaktivitas tersebut di
atas.
Stockyard pada proyek pembangunan Fly Over Jalan Untung
Suropati- Jalan RA Basyid ini ditempatkan tidak jauh dari lokasi
pekerjaan, dan stockyard pula sekaligus ditempatkan
messpekerja,laboratorium, pabrikasi tulangan maupun pabrikasi
bekisting.Stockyard ini pun dilengkapi dengan wc untuk pekerja, dan
sebuah musholah.
42
4. Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan
pengukuran tambahan yang di perlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
5. Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor
harus di jaga baik – baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki
oleh kontraktor atastanggungan sendiri.
43
1. Mesin bor berupa Boring Machine Crane Mounted.
2. Mata bor / Drilling Toolberbagai jenis dan ukuran.
3. Casing
4. Tangki penampung campuranbentonite
5. Mesin pencampur mesinbentonite.
6. Pompa sentrifugal
7. Selang
8. Pipatremie(Diameter 25 cm)
9. Corong Cor (Diameter atas 45 cm, dan diameter bawah 25 cm)
10. Kait tulangan
11. Mesin las listrik
44
Pada proyek pembangunan Fly Over Jalan Untung Suropati - Jalan RA Basyid ini,
jenis pondasi yang digunakan adalah bore pile dengan diameter 1000 mm, terdiri
dari 4 Pier dan 2 Abutment, dimana tiap Pier dan tiap Abutment memiliki 6 titik
lubang bore pile, dengan kedalaman 12 m + 1 m . Pondasi kontruksi Pier dan
abutment menggunakan Precast Concrete – I Girder dengan menggunakan jenis
beton Ready Mix denganmutu beton Fc.30. Perlu diperhatikan urutan pekerjaan
tiang saat pekerjaan pengeboran. Pekerjaan tiang yang satu sengaja diloncat, tidak
berurutan berdasarkan nama tiang. Hal ini dimaksudkan agar pada saat
pengeboran selanjutnya tidak terjadi keruntuhan akibat gangguan tegangan tanah yang
diakibatkan pengeboran sebelumnya.
45