ANALISA TIME-SCHEDULE
4. 1Time Schedule
Pada bab ini, kami akan melakukan pemeriksaan apakah time schedule rencana
pada proyek tersebutsesuai dengan time schedule aktual (realisasi) di lapangan.Time
schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item
pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan
untuk melaksanakan sebuah proyek.Time schedule pada proyek konstruksi dapat
dibuat dalam bentuk :
a) Kurva S
b) BarChart
c) NetworkPlanning
d) Schedule harian, mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu.
e) Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti Microsoft Project.
Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi
antara lain:
a) Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
b) Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
c) Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja.
d) Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu
pelaksanaan proyek.
e) Sebagai tolok ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
f) Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak
kerja proyek konstruksi.
g) Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu.
h) Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan
proyek atau bonus atas percepatan proyek.
i) Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyekyang baik
dibutuhkan:
1. Gambar kerja proyek
2. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
3. Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume pekerjaan
4. Data lokasi proyek berada
5. Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub-kontraktor yang
tersediadisekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
6. Data sumber daya material, peralatan, sub-kontraktor yang harus
didatangkanke lokasi proyek.
7. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di
butuhkanuntuk menyelesaikan pekerjaan.
8. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
9. Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.
10. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing
itempekerjaan.
11. Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub-
kontraktor,material.
12. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan,
tenggang waktu pembayaran progress dan lain-lain.
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang manajer proyek.Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek
untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan
sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer
proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk
membangun deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek dalam
mengendalikan waktu proyek yaitu :
a) Mendefinisikan aktivitas proyek
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
b) Urutan aktivitas proyek
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan
antara tiap-tiap aktivitas proyek.
c) Estimasi aktivitas sumber daya proyek
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi
terhadap penggunaan sumber daya proyek.
d) Estimasi durasi kegiatan proyek
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan proyek.
e) Membuat jadwal proyek
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan
jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal
proyek ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan secar rinci mengenai
seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek
diselesaikan.
f) Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek
Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan
jadwal proyek perlu dilakukan.Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah
kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak.
Setiap proses di atas setidaknya terjadi sekali dalam setiap proyek dan dalam
satu ataulebih tahapan proyek.
4.3 Kurva S
Pada dasarnya time schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek,
sesuai jangka waktu yang tersedia.Dalam pelaksanaanya, time scheduleharus selalu
dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harusada pekerjaan yang lain
yang dipercepat menutupi keterlambatan terjadi, misalnya dengan penambahan
tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja lembur dan sebagainya.
1. Kurva S Rencana
Menuliskan item pekerjaan seperti yanag ada di time schedule.
Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasar perincian harga
pada item pekerjaan terhadap harga total dari semua item pekerjaan.
Membagi bobot persen pekerjaan dengan lama waktu yanag dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan tersebutsesuai dengan time schedule.
Menjumlahkan bobot persen pekerjaan persatuan waktu.
Membuat tabel kumulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang
direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.
Mengeplot grafik hubungan antara kumulatif dari persen pekerjaan waktu.
2. Kurva S Realisasi
Pembuatan kurva s ini berhubungan dengan presentasi pekerjaan kontrakor
yang dicatat dalam time schedule.Prestasi spekerjaan ini dinilai dari beberapa
persen dari tiap item/jenis pekerjaan yang telah diselesaikan kontraktor di
lapangan, sesuai dengan jadwalyang direncanakan. Adapun tahap-tahap
pembuatannya adalah :
Penilaian prestasi kerja kontraktor diplot dalam time schedule persatuan
waktu tersebut.
Menjumlahkan prestasi kerja kontraktor untuk seluruh item/jenis pekerjaan
yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.
Membuat tabel kumulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan kontraktor
sampai dengan waktu tersebut.
Mengeplot grafik hubungan antara kumulatif dan prestasi kerja dengan
waktu. Grafik inilah yang disebut Kurva S realisasi.
Dalam pelaksanaan proyek tidak luput dari terjadinya perubahan item pekerjaan,
perubahan volume yang dapat mengakibatkan terjadinya reschedule terhadap time
schedule yang telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu perlu diperiksanya time
schedule yang telah dibuat agar produktivitas volume rencana dapat terpenuhi, dan
apabila produktivitas volume tidak terpenuhi karena beberapa faktor dapat dibuatnya
reschedule menggantikan time schedule yang lama.
Menurut Levis dan Atherley (1996), jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan
harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena suatu alasan tertentu
tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan pekerjaan itu mengalami
keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah
keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi akan
memperpanjang durasi proyek atau meningkatkan biaya maupun keduanya. Adapun
dampak keterlambatan pada klien atau owner adalah hilangnya kesempatan untuk
menempatkan sumber dayanya ke proyek lain, meningkatkan biaya langsung yang
dikeluarkan yang berarti bahwa bertambahnya pengeluaran untuk gaji karyawan,
sewa peralatan dan lain sebagainya serta mengurangi keuntungan.
Menurut Callahan (1992), keterlambatan (delay) adalah apabila suatu aktifitas
atau kegiatan proyek konstruksi mengalami penambahan waktu, atau tidak
diselenggarakan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Keterlambatan proyek
dapat diidentifikasi dengan jelas melalui schedule. Dengan melihat schedule,
akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan
diharapkan dapat segera diantisipasi.
Dalam suatu proyek konstruksi banyak yang mungkin terjadi yang dapat
mengakibatkan meningkatnya waktu dari suatu kegiatan ataupun mundurnya
waktu penyelesaian suatu proyek secara keseluruhan. Beberapa penyebab yang
paling sering terjadi antara lain : perubahan kondisi lapangan, perubahan desain atau
spesifikasi, perubahan cuaca, ketidak tersedianya tenaga kerja, material, ataupun
peralatan.
Dalam bagian ini akan diterangkan beberapa pendapat para ahli mengenai
penyebab-penyebab keterlambatan. Menurut Levis dan Atherley dalam Langford
(1996) mencoba mengelompokkan penyebab-penyebab keterlambatan dalam
suatu proyek menjadi tiga bagian yaitu :
1. Excusable Non-Compensable Delays, penyebab keterlambatan yang
paling sering mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek pada
keterlambatan tipe ini, adalah :
a. Act of God, seperti gangguan alam antara lain gempa bumi, tornado,
letusan gunung api, banjir, kebakaran dan lain-lain.
b. Forse majeure, termasuk didalamnya adalah semua penyebab
Act of God, kemudian perang, huru hara, de mo, pemogokan
karyawan dan lain- lain.
c. Cuaca, ketika cuaca menjadi tidak bersahabat dan melebihi
kondisi normal maka hal ini menjadi sebuah faktor penyebab
keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusing Delay).
2. Excusable Compensable Delays, keterlambatan ini disebabkan oleh
Owner client, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan claim atas
keterlambatan tersebut.
Penyebab keterlambatan yang termasuk dalam Compensable dan
Excusable Delay adalah :
a. Terlambatnya penyerahan secara total lokasi (site) proyek
b. Terlambatnya pembayaran kepada pihak kontraktor
c. Kesalahan pada gambar dan spesifikasi
d. Terlambatnya pendetailan pekerjaan
e. Terlambatnya persetujuan atas gambar-gambar fabrikasi
3. Non-Excusable Delays, Keterlambatan ini merupakan sepenuhnya
tanggung jawab dari kontraktor, karena kontraktor memperpanjang
waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga melewati tanggal penyelesaian
yang telah disepakati, yang sebenarnya penyebab keterlambatan dapat
diramalkan dan dihindari oleh kontraktor. Dengan demikian pihak
owner client dapat meminta monetary damages untuk keterlambatan
tersebut. Adapun penyebabnya antara lain :
a.Kesalahan mengkoordinasikan pekerjaan, bahan serta peralatan b.
Kesalahan dalam pengelolaan keuangan proyek
c. Keterlambatan dalam penyerahan shop drawing/gambar
kerja d. Kesalahan dalam mempekerjakan personil yang
tidak cakap
Berikut ini faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek berdasarkan para
peneliti sebelumnya :
1. Menurut Budi Santosa, faktor-faktor penyebab keterlambatan
proyek antara lain :
a. Biaya
b.Tenaga
kerja
c.Pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek
d.Perubahan perencanaan dan pekerjaan
proyek e.Adanya pekerjaan tambahan
f. Perencanaan schedule yang tidak tepat
2. Menurut Drs. H. A. Hamdan Dimyati, faktor-faktor
penyebab keterlambatan proyek antara lain :
a.Kesalahan dalam perencanaan Dan spesifikasi
b.Ketidak jelasan dalam perencanaan dan spesifikasi
c.Perubahan dalam perencanaan dan spesifikasi
d.Kesalahan menginterprestasikan gambar/spesifikasi