Manajemen
Konstruksi
Kurva S
14
Teknik Teknik Sipil F021700012 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Abstract Kompetensi
Penjadwalan yang baik dapat Mahasiswa mampu mengetahui fungsi
menghilangkan masalah karena dan membuat penjadwalan
berbagai hambatan produksi, dapat menggunakan Linear scheduling
memfasilitasi pengadaan tepat waktu maupun untuk pengendalian
.
bahan yang diperlukan, dan dapat
menyelesaikan proyek secepat
mungkin
Kurva “S”
Kurva ini menunjukan hubungan antara presentase pekerjaan yang harus diselesaikan
dengan waktu. Biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan Kurva S (S-Curve) dalam satuan
bobot persen.
1. Sebagai jadwal pelaksanaan kegiatan proyek, disitu akan terlihat kapan proyeknya
dimulai dan kapan akan berakhir, juga pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan
pada tanggal tertentu.
2. Sebagai dasar untuk manajemen keuangan proyek, dengan adanya kurva S maka
akan terlihat perkiraan besarnya prosentase progress yang akan diraih pada
tanggal tertentu, nah… seorang manajer keuangan dapat memperkirakan berapa
dana yang akan tersedia serta kapan akan menagih pembayaran ke owner dengan
besaran sekian rupiah dihitung dari progress proyek.
3. Untuk melihat pekerjaan yang masuk kedalam lintasan kritis, yaitu item yang harus
segera selesai agar pekerjaan lain yang berkaitan dapat segera dikerjakan.
4. Untuk menghitung prestasi pekerjaan proyek, di kurva s ada yang namanya
rencana progress mingguan proyek, lalu ada juga perhitungan progress realisasi
pelaksanaan, dari perbandingan antara rencana dan realisasi akan diketahui
seberapa besar prestasi pekerjaan, apakah lebih cepat atau terlambat dari jadwal.
5. Sebagai pedoman manajer proyek untuk mengambil kebijakan agar plaksanaan
pekerjaan bisa selesai sesuai batas waktu kontrak, atau lebih cepat lebih baik.
6. Untuk maajemen pengadaan material, tenaga dan peralatan proyek sesuai dengan
jenis kegiatan yang akan dikerjakan setiap tanggalnya.
1. Bobot pesen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis pekerjaan
dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan hubungan antara harga kumulatif bobot
persen dengan waktu.
2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis pekerjaan
dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat dibuat grafik yang
menyatakan hubungan antara persentase kumulatif pekerjaan dengan waktu, dari
grafik ini pula dapat diketahui persentase pekerjaan yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu.
Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek, sesuai
jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule harus selalu dikontrol agar
dapat dilakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Jika terjadi
keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus ada pekerjaan yang lain yang dipercepat
menutupi keterlambatan terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan
peralatan, kerja lembur dan sebagainya.
Dalam penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi
pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut masih memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis.
Pembuatan Kurva S ini berhubungan dengan presentasi pekerjaan Kontrakor yang dicatat
dalam Time Schedule. Prestasi pekerjaan ini dinilai dari beberapa persen dari tiap item/jenis
pekerjaan yang telah diselesaikan Kontraktor di lapangan, sesuai dengan jadwal yang
direncanakan. Adapun tahap – tahap pembuatannya adalah:
1. Penilaian prestasi kerja Kontraktor diplot dalam Time Schedule persatuan waktu
tersebut.
2. Menjumlahkan prestasi kerja Kontraktor untuk seluruh item/jenis pekerjaan yang
dikerjakan persatuan waktu tersebut.
3. Membuat tabel kumulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan Kontraktor sampai
dengan waktu tersebut.
4. Memplot grafik hubungan antara kumulatif dan prestasi kerja dengan waktu. Grafik
inilah yang disebut Kurva S realisasi
Contoh: Ambil suatu proyek dengan WBS (Work Breakdown Structure) dan keterangan-
keterangan lainnya seperti terlihat pada tabel. Dari tabel segera dibuat Net Work
Diagramnya seperti terlihat pada gambar., dan selanjutnya dengan membuat Gantt Chart
gambar..2 (Jadwal Pelaksanaan) yang disesuaikan dengan ketentuan pada tabel 12.1.
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Keterangan Biaya (Rp) yang Ketentuan
Bulan
Mendahului
Pada akhir bulan ke 4 (GARIS MERAH) ini akan ditentukan status proyek tersebut dengan
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dihitung semua Biaya Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan (BAPP) yang besarnya sama
dengan total Biaya Proyek yaitu:
2. Rp.(30.000.000,- + 60.000.000,- + 10.000.000,- + 100.000.000,- +
20.000.000,+ 180.000.000,- + 80.000.000,- + 80.000.000,- + 120.000.000,-)
= Rp.680.000.000,-.
3. Hitung BAPP pada akhinya bulan ke 4 yaitu sebesar semua Biaya Anggaran Pelaksanaan
yang terdapat sebelah kiri batas bulan ke 4. Sebesar: BAPP4 = Rp.(2/3x30.000.000,- +
2/6x60.000.000,- + 10.000.000,-+ 1/5x100.000.000,- + 1/9x180.000.000,- + 80.000.000,- +
4/12x120.000.000,-) = Rp.210.000.000,-.
Hitung Biaya Pelaksanaan Sebenarnya (BPS) pada akhir bula ke 4, yaitu semua Biaya
Pelaksanaan yang terdapat di sebelah kiri batas bulan ke 4 seperti yang terdapat di
Gambar.12.2, (Jadwal Pelaksanaan).
4. BPS dari kegiatan-kegiatan diambil dari Laporan-laporan Keuangan sampai dengan akhir
bulan ke 4. Jadi BPS sampai akhir bulan ke 4 adalah BPS4: (...............)
Chris Hendrickson and Tung Au , 2000, Project Manajemen for Construction, Second Edition
prepared for world wide web publication.
Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid 1 dan
2, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta.