(KURVA S)
UAS
Oleh :
M. Faisal Rizky
NPM. 22222010073
Dosen Pengampu:
Ahmad Riduan, ST.,MT.
PENDAHULUAN
a. Maksud :
b. Tujuan :
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kurva-S
Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan
proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga
proyek selesai. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek
menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek,
baik pemerintah maupun swasta. Dan merupakan suatu kurve yg disusun utk
menunjukkan interaksi antara nilai komulatif anggaran atau jam-orang (man hours) yg
sudah digunakan atau persentase (persen) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu.
Dengan begitu pada Kurva–S dapat digambarkan kemajuan volume tugas yg
diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang
merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis
grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead (
realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih
lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para
pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.
Progres dan kurva s dibuat terintegrasi bertujuan untuk melihat deviasi pekerjaan.
Progres mingguan adalah akumulasi dari progres pekerjaan harian proyek yang dihitung
dalam satu minggu. Kemudian progres mingguan tadi kita integrasikan dengan kurva s
(time schedule) yang dibuat sebelumnya untuk melihat deviasinya.
Dengan melihat deviasinya, kita dapat mengetahui apakah proyek yang kita
kerjakan mengalami keterlambatan (-) atau lebih cepat (+) dari rencana.
Suatu pekerjaan dikatakan terlambat (-) jika garis kurva realisasi pekerjaan
berada pada posisi bawah dari garis kurva rencana. Sebaliknya jika garis kurva berada di
atas garis kurva rencana maka pekerjaan tersebut lebih cepat (+) dari rencana.
a. Kondisi Alam
Kondisi alam memang susah untuk ditebak. Misalnya saja curah hujan yang tinggi di
lokasi pekerjaan, kondisi ini dapat membuat pekerjaan proyek terhambat.
b. Lingkungan
Contohnya pada proyek yang berurusan dengan pengalihan lahan yang semula milik
warga.
Faktor lain yang juga dapat menghambat adalah dari internal perusahaan yang
mengemban tanggung jawab itu sendiri.
Kurva yg berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk lantaran kelaziman dalam
pengerjaan proyek yakni :
a) Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat. Setelah Itu diikuti oleh aktivitas yg
bergerak cepat dalam jangka waktu yg lebih lama. pada akhirnya aktivitas menurun
kembali & berakhir pada suatu titik akhir.
b) Sebagai info untuk mengontrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan
deviasi antara kurva rencana dgn kurva realisai.
c) Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva
realisasi terhadap kurva rencana, perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase
pekerjaan lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yg telah ditentukan untuk
menyelesaikan proyek.
d) Sebagai informasi kapan saat yg tepat untuk melaksanakan owner ataupun
melakukan pembayaran terhadap supplier.
B. Manfaat Kurva-S
1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
3. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek
dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan
percepatan.
Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku
proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan
pengalaman, ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam
aplikasi Kurva-S ini, yaitu:
1. Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan.
3. Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering
diasumsikan terdistribusi merata.
− Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai
Kurva-S. Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan,
bagaimana struktur biaya masing-masing item pekerjaan dan bagaimana
pekerjaan itu dilakukan terkait urutan pelaksanaan dan durasinya.
− Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan
dikerjakan dalam satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur
beton untuk gedung berlantai banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan
untuk merata. Namun untuk kasus lain misalnya pekerjaan M/E, tidak dapat
didistribusikan merata karena pada dasarnya pekerjaan M/E terdiri atas dua
kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi biaya antara dua
kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan hanya
10% dari total biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.
5. Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi
pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain.
− Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa
Kurva-S menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya
yang telah dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi
tidaklah benar-benar akurat.
− Untuk menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami
keterlambatan, diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method
(CPM) atau Earned Value Method (EVM). Akan tetapi untuk deviasi schedule
dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudah cukup. Pada
deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan keterlambatan
proyek.
− Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan
yang selalu ada dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki
karakteristik yaitu tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini tidak
terkait dengan progres pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan
persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama,
dan lain-lain. Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait dengan
seberapa besar progress pelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain.
− Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di
lapangan. Hal ini karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah
suatu tindakan yang mengakui biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa.
Memprogress adalah sama dengan mengakui biaya yang dikeluarkan. Perlu
kesepakatan awal mengenai bobot progres pada item pekerjaan ini.
7. Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat
distribusi bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve.
ISI
METODE PENELITIAN
Lokasi Peneltian
Lokasi pada penelitian ini adalah pada Pekerjaan proyek pembangunan trotoar di ruas jalan
perkotaan Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Mulai
Identifikasi masalah
Pengumpulan data
Data Sekunder :
1. Time Schedule (Kurva S)
2. Justifikasi Teknis
3. Laporan proyek
4. Gambar rencana
5. Rencana Anggaran Biaya
Kesimpulan
Selesai
Metode Pengambilan Data
Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder yag diperoleh dari Dinas Pekerjaan
Kabupaten Sukabumi diantaranya time schedule (kurva S), justifikasi teknis, laporan proyek, gambar
rencana dan rencana anggaran biaya.
Metode Analisis
a. Menganalisa perubahan schedule menggunakan kurva S
b. Menganalisis waktu dan biaya pelaksanaan proyek menggunakan metode earned value
E. Kurva-S (Time Schedule)
1. Bobot pesen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis pekerjaan
dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam dokumen
kontrak. Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan hubungan antara harga
kumulatif bobot persen dengan waktu.
2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis pekerjaan
dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat dibuat grafik yang
menyatakan hubungan antara persentase kumulatif pekerjaan dengan waktu, dari
grafik ini pula dapat diketahui persentase pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam jangka waktu tertentu.
Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu
proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule
harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus ada
pekerjaan yang lain yang dipercepat menutupi keterlambatan terjadi, misalnya dengan
penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja lembur dan sebagainya. Dalam
penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi
pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut masih memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis.
2. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasar perincian harga
pada item pekerjaan terhadap harga total dari semua item pekerjaan.
A. Kesimpulan
Dengan adanya Kurva-S kita bisa melihat progress bobot yang sudah tercapai,
dan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi dilapangan agar tepat waktu saat
pekerjaanya.
Daftar Isi
https://junaidawally.blogspot.com/2013/09/kurva-s.html
https://cvaristonkupang.com/2012/12/19/kurva-s/
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=764
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3731/Bab%202.pdf
?sequence=7
http://civildoqument.blogspot.com/2016/03/pengertian-kurva-s.html