Anda di halaman 1dari 13

TUGAS I

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

(Perencanaan dan Pengendalian Proyek Jalan)

DISUSUN OLEH :

SULHAN G2T122011

ICHI AYU NAGA MAS G2T122005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menelesaikan tugas makalah yang berjudul
Perencanaan dan Pengendalian Proyek Jalan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Perencanaan dan Pengendalian Proyek Jalan bagi
para pembaca dan juga penulis.

Kami juga mengucakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 13 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infrastrktur merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap


perkembangan suatu wilayah, tersedianya infrastrukur yang memadai akan memberi
dampak, baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Salah satu jenis infrastruktur
di Indonesia yang masih terus ditingkatkan pembangunannya adalah infrastruktur
jalan. Jalan sebagai sistem transportasi nasional diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan manusia baik itu aksesibilitas maupun pemindahan barang dan jasa.

Proyek konstruksi jalan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sementar
berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber dana tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaranya telah digariskan dengan
tegas. Sangat banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam
melaksanakan kegiatan proyek yang dapat menimbulkan berbagai macam
permasalahan yang bersifat kompleks.

Dalam Pelaksanaan sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan


jadwal pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek
harus dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi
menginginkan berhasil dalam pelaksanaan penyelesaian proyek, dengan tepat waktu,
dalam pembiayaannya sesuai spesifikasinya serta terdapat kepuasan dari pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) dalam proyek tersebut.

Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan


yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat
timbul apabila ada ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan
pelaksanaannya. Sehingga dampak yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek yang dapat juga disertai dengan meningkatnya biaya pelaksanaan
proyek tersebut. Keterlambatan tersebut sangat merugikan pihak-pihak terkait,
kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri. Jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan
harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena sesuatu alasan tertentu
tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan pekerjaan itu mengalami keterlambatan
(Levis dan Atherley, 1996).
Dalam suatu pekerjaan konstruksi, sering terjadi kendala dalam
menyelesaikan proyek konstruksi yang disebabkan banyak faktor mulai dari yang
sudah diperkirakan sebelumnya hingga yang belum diperkirakan oleh perencanaan.
Dengan adanya manajemen proyek yang baik, dapat menunjang penyelesaian proyek
dengan baik. Dalam hal ini, dimaksudkan agar proyek dapat berjalan sesuai jadwal
yang sudah dibuat, tepat waktu dan menghemat biaya. Sehingga pekerjaan proyek
konstruksi dapat dikendalikan dan dilaksanakan sesuai rencana awal. Oleh karena itu,
dalam menyelesaikan suatu proyek dibutuhkan perencanaan dan pengendalian proyek
yang baik. Perencanaan yang baik dapat menghemat biaya, sedangkan perencanaan
yang kurang baik dapat menimbulkan kebocoran anggaran (Ervianto, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaiaman diuraikan diatas, maka dapat ditarik


beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana teori tentang perencanaan dan pengendalin proyek jalan ?

2. Apa itu pengendalian waktu, mutu dan material pada sebuah proyek jalan ?

3. Bagaimana upaya untuk melakukan pengendalian waktu, mutu dan material


dalam proyek jalan ?

4. Contoh sederhana mengenai perencanaan dan pengendalian proyek jalan ?

5. Analisi grafik dalam perencanaan dan pengendalian proyek jalan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui tahapan dalam perencanaan dan pegendalian proyek secara


detail muali dri tahapan perencanaan sampai dengan manajemen proyek jalan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan dan Pengendalian Proyek


2.1.1 Definisi Perencanaan Proyek
Perencanaan (planning) merupakan tindakan pengambilan keputusan yang
mengandung data dan informasi ataupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan
dilakukan pada masa mendatang. Perencanaan proyek adalah celah pertam pada
langkah-langkah, sumber daya, dana dan jadwal yang diinginkan untuk
menyelesaikan proyek. Perencanaan adalah tahapan dalam manajemen proyek yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran, sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administrative untuk diimplementasikan. (Dimyati, 2014)

Perencanaan didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan


perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Perencanaan tersebut berupa perencanaan
prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar, perencanaan hasil,
perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal)
(Ervianto, 2009)

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen proyek.


Dengan perencanaan yang baik, maka apa yang menjadi tujuan proyek akan dapat
tercapai. Perencanaan merupakan dasar dari kegiatan untuk memonitoring dan
pengendalian proyek

Menurut (Santosa, 2008) lingkup pekerjaan selama proses dari perencanaan


dan pengendalian proyek adalah :

1. Sebelum proyek mulai. Sebuah proses rencana dipersiapkan untuk


menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan dikerjakan, jadwal dan
anggaran.
2. Selama proyek Rencana yang telah dibuta dibandingkan dengan performasi,
waktu dan biaya yang sebenarnya tejadi (actual)
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang akan terjadi
sebenarnya, tindakan koreksi perlu dilakukan dan estimasi biaya dan waktu
bisa diperbaharui.
2.1.2 Tahap-tahap Perencanaan Proyek

Tahapan perencanaan proyek meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam hal ini perlu


ditentukan hasil akhir proyek, waktu, biaya dan performasi yang ditargetkan.

2. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang yang diperlukan untuk mencapai tujuan


proyek haruslah diuraikan dan didaftar.

3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen departemen yang


ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pekerjaan yang ada.

4. Jadwal untuk setiap aktivitas pekerjaan dibuat, yang memperlihatkan waktu


tiap aktivitas, waktu mulai dan batas selesai serta milestone

5. Sebuah rencana anggaran dan sumberdaya yang dibutuhkan dipersiapkan.

6. Estimasi mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.

Menurut (Santosa, 2008) tahap perencanaan dalam siklus hidup proyek akan
meliputi kegiatan penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi
proyek secara rinci, terdiri dari:

1. Jadwal pekerjaan

2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya

3. Work Breakdown Structure secara rinci

4. Bagian-bagian yang berisiko tinggi dan cukup sulit dan rencana tentang
pengatasan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul

5. Rencana sumber daya manusia dan pemakaian sumber daya lainnya

6. Rencana pengujian hasil proyek

7. Rencana dokumentasi

8. Rencana peninjauan pekerjaan

9. Rencana pelaksanaan hasil proyek


2.2 Pengendalian Proyek
2.2.1 Definisi Pengendalian
Menurut (Ervianto, 2009), Karakteristik proyek dapat dipandang dalam tiga
dimensi yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi.
Jadi pengendalian sangat diperlukan pada tahap pelaksanaan. Pengendalian (control)
diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Tiap
pekerjaan yang dilaksanakan harus diinspeksi dan dicek oleh pengawas lapangan,
apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum. Pengendalian proyek adalah
pengontrolan pelaksanaan proyek untuk mencapai keberhasilan proyek.

Menurut (Santosa, 2008), pengendalian dilakukan seiring pelaksanaan proyek


dengan tujuan proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performansi yang
ditetapkan dalam rencana.

Menurut (Dimyati, 2014), pengendalian adalah melihat ke belakang,


menentukan apa yang sebenarnya terjadi, dan membandingkan dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya. Menurut R.J. Mockler (1972) dalam (Dimyati, 2014),
pengendalian adalah usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan
dengan standar, menganalisis adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar,
kemudian mengambil tindakan koreksi yang diperlukan sumber daya dapat digunakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

2.2.2 Proses Pengendalian

Menurut (Ervianto, 2004), proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup


proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan
dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut
selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan,
meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran.

Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk


mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan ini
berguna sebagai menjadi bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat
pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai
berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan
perencanaan.
Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap
permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan. Berdasarkan
hasil evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan
tepat dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai. Proses di atas
diperlihatkan secara skematis pada gambar 2.1.

Sepanjang daur hidup proyek hanya sekitar 20% kegiatan manajemen proyek
berupa perencanaan, selebihnya adalah kegiatan pengendalian. Perencanaan sebagian
besar dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Begitu proyek dimulai, fungsi
manajemen didominasi oleh kegiatan pengendalian.

Gambar 2.1 Siklus Pengendalian Dalam Proyek Konstruksi, (Ervianto,2004)

Menurut (Santosa, 2008) , menyatakan bahwa ada proses-proses tertentu yang


perlu dilakukan untuk melakukan pengendalian dalam manajemen proyek. Proyek
tersebut terdiri dari:

1. Orientasi Pekerjaan

Suatu pekerjaan akan muncul dari pihak manajemen tingkat atas. Untuk
sampai di tingkat bawah agar dilaksanakan perlu adanya otorisasi, yakni pemberian
wewenang ke tingkat manajemen di bawahnya hingga ke tim pekerja untuk
melakukan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya seperti apa yang ditetapkan
dalam rencana, jadwal dan anggaran. Otoritas berlangsung hingga selesainya
pekerjaan dan manajemen yang memberi wewenang sudah menyatakan menerima
hasilnya. Jika wewenang sudah diberikan maka seorang proyek manajer atau manajer
fungsional, atau supervisor sudah bias mulai untuk mempergunakan dana proyek
untuk membeli material ataupun membayar tenaga kerja. Untuk proyek-proyek
berskala besar otorisasi ini akan melalui tahap-tahap pengeluaran kontrak (contract
release), project release, dan work order release. Suatu perintah kerja merupakan hal
yang penting dalam rangka pengendalian proyek.

Perintah kerja (work order) memuat :

 Pernyataan pekerjaan
 Anggaran berjalan untuk jam kerja langsung, material, dan biaya langsung
yang lain
 Jadwal, kejadian penting, hubungan dengan paket kerja yang lain
 Posisi pekerjaan yang bersangkutan dalam WBS (Work Breakdown Structure)
 Spesifikasi dan kebutuhan-kebutuhan
 Tanda tangan pemberi wewenang dan penerima tanggung jawab.

2. Pengumpulan data
Perintah kerja dan rekening biaya yang bersangkutan adalah bagian penting
dalam rangka proses pengendalian. Perkembangan pekerjaan dan biayanya untuk
setiap paket kerja secara periodik dimasukkan ke dalam PCAS untuk kemudian
diringkas dan dihitung untuk keseluruhan paket kerja dan departemen. Dari sini akan
didapat rangkuman informasi mengenai biaya untuk departemen tertentu sampai saat
tertentu, atau biaya untuk sekumpulan paket kerja tertentu.

2.2.3 Fungsi Pengendalian Proyek


Menurut (Ervianto, 2004), pengendalian memiliki dua fungsi yang sangat
penting:
1. Fungsi Pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan
memaksa unsur-unsur pelaksana untuk bekerja secara cakap dan jujur.
2. Fungsi Manajerial
Pada proyek-proyek yang komplek dan mudah terjadi perubahan (dinamis)
pemakaian pengendalian dan sistem informasi yang baik akan memudahkan
manajer untuk segera mengetahui bagian-bagian pekerjaan yang mengalami
kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian
dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan
kejanggalan tersebut.
2.2.4 Faktor Penghabat Proses Pengendalian
Menurut (Ervianto, 2004), ada beberapa faktor yang menyebabkan
pengendalian menjadi tidak efektif yaitu:
1. Definisi proyek.
Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau
gambaran yang dibuat oleh perencana. Pada proyek yang komplesksitasnya
tinggi mengakibatkan kesulitan dalam koordinasi dan komunikasi.
2. Faktor tenaga kerja
Pengawas yang kurang ahli dibidangnya atau kurang berpengalaman dapat
menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat.
3. Faktor sistem pengendalian
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan
mengabaikan hubungan kemanusiaan akan timbul kekakuan dan keterpaksaan

2.2.5 Faktor Pendukung Proses Pengedalian


Menurut (Ervianto, 2004), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar
pengendalian dan system informasi berlangsung dengan baik yaitu:
1. Ketepatan waktu Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan
informasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi.
2. Akses antar tingkat Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan
performa angat berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian.
3. Perbandingan data terhadap informasi Data yang diperoleh dari pengamatan
harus mampu memberikan informasi secara proporsional. Jangan sampai
terjadi jumlah data yang didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun
hanya memberkan satu dua informasi.
4. Data informasi yang dapat dipercaya Masalah ini menyagkut kejujuran dan
kedisiplinan semua pihak yang terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan
kesepakatan yang telah dibuat seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan,
waktu pembayaran harus benar-benar ditepati.
5. Obyektifitas data Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan. Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh
dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.

2.2.6 Langkah-Langkah dalam Pengendalian


Menurut (Santosa, 2008), secara umum ada tiga langkah pokok dalam proses
pengendalian, yaitu:
1. Menentukan standar performansi sesuatu yang akan dikendalikan. Standar ini
bisa berupa spesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal dan kebutuhan
sumberdaya.
2. Membandingkan antara performansi aktual dan performansi standar hasil
pekerjaan dan pengeluaran yang sudah terjadi dibandingkan dengan jadwal,
biaya dan spesifikasi performansi yang direncanakan.
3. Melakukan tindakan koreksi, bila performansi aktual secara signifikan
menyimpang dari yang direncanakan tindakan koreksi perlu dilakukan.
Tindakan koreksi bisa berupa perubahan pekerjaan, standar dan rencana
diubah atau penambahan sumberdaya.

2.3 Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu dalam Proyek Konstruksi Jalan
Pengendalian biaya, mutu, dan waktu merupakan bagian utama agar suatu
proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang kompetitif dengan
mutu dapat dipertanggung jawabkan memenuhi persyaratan pelanggan. Dalam
pekerjaan konstruksi diperlukan suatu mekanisme manajemen dan mekanisme
pengendalian guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek tepat mutu, biaya, dan
waktu yang mencakup aspek teknis dan administratif. Kegiatan manajemen
pengelolaan dan pengendalian merupakan suatu ukuran keberhasilan apabila mutu
produk akhir dicapai sesuai dengan perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang
telah disepakati sejak diterapkannya SMPK sampai FHO.

Sasaran proyek dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu, waktu, serta
keselamatan kerja dengan merencanakan secara cermat, teliti, dan terpadu seluruh
alokasi sumber daya manusia, peralatan,material, serta biaya yang sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan. Semua ini diselaraskan dengan sasaran dan tujuan
proyek.

2.3.1 Pengendalian Biaya


Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerja biaya proyek
yang dibuat dengan akurat dengan cara membuat format perencanaan seperti di
bawah ini.
a. Kurva S, selain dapat mengetahui progres waktu proyek, kurva S berguna
juga untuk mengendalikan kinerja biaya, hal ini duitunjukkan dari bobot
pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan
membandingkannya dengan baseline periode tertentu sesuai dengan kemajuan
aktual proyek.
b. Diagram Cash Flow, diagram yang menunjukkan rencana aliran pengeluaran
dan pemasukan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini diharapkan
dapat mengendalikan keseluruhan biaya proyek secara detail sehingga tidak
mengganggu keseimbngan kas proyek.
c. Kurva Earned Value yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan pada
baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi
biaya yang dikeluarkan melebihi rencana, maka biaya itu dikoreksi dengan
melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang
harus dikeluarkan sampai akhir proyek karena penyimpangan tersebut.
d. Balance Sheet, yang menyatakan besarnya aktiva dan pasiva keuangan
perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang telah
dikerjakan beserta aset-aset yang dimiliki perusahaan

2.3.2 Pengendalian Waktu


Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan
proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya. Dari semua informasi dan data
yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan sehingga akan ada output berupa
format-format laporan lengkap mengenai indikator progres waktu, sebagai berikut :
a. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan
informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan dengan
progres aktual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau tidak.
b. Network Planning, sebagai jaringan kerja berbagai kegiatan dapat
menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan pengawasan ketat
agar pelaksanaannya tidak keterlambatan. Format Network Planning juga
digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang longgar waktu
penyelesaiannya berdasarkan total float-nya, sehingga kesemua itu dapat
digunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasi sumber dayanya
menjadi lebih efektif serta efisien.
c. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini ditunjukkan
dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan dibandingkan
dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek terlambat atau tidak dapat
dikontrol dengan memberikan baseline pada periode tertentu.
d. Kurva Earned Value yang dapat menyatakan progres waktu berdasarkan
baseline yang telah ditentukan untuk periode tertentu sesuai dengan kemajuan
aktual proyek. Bila ada indikasi waktu terlambat dari yang direncanakan,
maka hal itu dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek dan meramalkan
seberapa lama durasi yang diperlukan untuk penyelesaian proyek karena
penyimpangan tersebut, serta dengan menambah jumlah tenaga kerja waktu
bergantian.

2.3.3 Pengendalian Mutu


Jaminan mutu (quality assurance) dapat diperoleh dengan melakukan proses
berdasarkan kriteria material atau kerja yang telah ditetapkan hingga didapat standar
produk akhir, dapat pula dengan melaukukan suatu proses prosedur kerja yang
berbentuk sistem mutu hingga didapat standar sistem mutu terhadap produk akhir.
Pengendalian tiap-tiap proses (quality control) dimaksudkan untuk menjamin mutu
material atau kerja yang diperoleh sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diterapkan.
a. Mendapatkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dengan menjalankan
prosedur sebagai bagian dari keseluruhan sistem untuk mendapatkan produk
akhir yang sesuai dengan yang direncanakan. Prinsip-prinsip dasar yang
dilakukan adalah membuat dan menulis perencanaan (say what you do),
melaksanakan dan mengendalikan sesuai rencana (what you say) serta
mencatat apa yang telah dilakukan (record what you did).
b. Sedangkan untuk melengkapi persyaratan sistem mutu diatas sehingga didapat
mutu terbaik terhadap standar produk akhir, dilakukan dengan cara membuat
gambar kerja yang detail dan akurat, lalu membuat spesifikasi umum dan
teknis terhadap pekerjaan dan material yang digunakan.
c. Untuk pengendalian selama pelaksanaan proyek, jadwal pengiriman material
harus tepat waktu, proses penyimpanan material aman dan terlindung, selain
itu dibuatkan format standar prosedur operasinya mengikuti spesifikasi yang
telah ditetapkan dalam penggunaan materialnya.
d. Melengkapi pengendalian kinerja mutu dapat dilakukan dengan membuat
prosedur dan instruksi kerja dari total quality control (Pengendalian Mutu
Terpadu), yaitu dengan melakukan kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan
(do), pemeriksaan (check), tindakan koreksi (corrective action).

Anda mungkin juga menyukai