DAFTAR ISI ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.3 Tujuan 2
BAB. 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Tahapan Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Jalan 3
2.5 Strategi dan Upaya untuk Meningkatkan Kinerja dari Waktu, Bahan, dan
Biaya Infrastruktur Jalan 17
2.6 Upaya untuk Pengendalian agar Infrastruktur Jalan Tepat Waktu, Tepat
Biaya, dan Tepat Bahan 17
2.7 Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur Jalan dan Bagaimana pula Item-
Item Tindakan Operasi dalam Pemeliharaan 21
2.7.1 Operasi 21
BAB 3. PENUTUP 25
3.1 Kesimpulan 25
3.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
i
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan penyelesain
pekerjaan infrastruktur jalan?
4. Apa yang dimaksud dengan kendala dan kinerja infrastruktur jalan?
5. Bagaimana strategi dan upaya untuk meningkatkan kinerja dari waktu,
bahan, dan biaya infrastruktur jalan?
6. Apa yang dimaksud dengan infrastruktur jalan dan bagaimana upaya untuk
pengendalian agar infrastruktur jalan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat
bahan?
7. Apa yang dimaksud dengan operasi dan pemeliharaan infrastruktur jalan
dan bagaimana pula item-item tindakan operasi dalam pemeliharaan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tahapan project infrastruktur secara detail mulai dari
bahan, waktu dan biayanya.
2
BAB. 2 PEMBAHASAN
3
Gambar 2. 1Bagan Integrasi Siklus Pembangunan Infrastruktur Jalan
4
Tabel 2. 1 Kriteria pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang wajib dilengkapi
AMDAL atau RKL dan RPL
2. Jalan raya
a. Pembangunan/peningkatan
jalan dengan pelebaran di luar Panjang ≥ 5 km 1 km ≤ panjang < 5 km
Damija Luas ≥ 5 Ha 2 Ha ≤ luas < 5 Ha
Kegiatan proyek pada tahap ini adalah perumusan garis besar rencana
kegiatan yang meliputi penentuan beberapa alternatif koridor trase / alinyemen
jalan dan setiap alternatif dikaji aspek teknis, ekomis dan juga kelayakan
lingkungan melalui proses kajian awal lingkungan.
5
Kegiatan utama proyek pada tahap ini adalah analisis kelayakan teknis,
ekonomi, finansial dan lingkungan secara lebih mendalam terhadap alternatif trase
jalan atau jembatan berdasarkan data yang didapat dari hasil survey. Analisis
kelayakan lingkungan dilakukan melalui studi AMDAL atau RKL dan RPL.
Rencana trase atau lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut, harus
dapat diterima oleh lingkungan di sekitarnya, baik pada waktu pembangunan,
pengoperasian maupun pemeliharaannnya (Bidang et al., 2005) misalnya:
6
Dalam perhitungan biaya konstruksi jalan sudah harus mencakup biaya
pengelolaan lingkungan, baik pada tahap konsruksi maupun pada tahap pasca
konsruksi. Jika diperlukan pengadaan tanah, maka pada tahap ini perlu dilakukan
studi pengadaan tanah dan pemukiman kembali termasuk semua dampak yang
akan timbul, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen RKL.
Kegiatan pada tahap ini adalah pengadaan tanah dan pemukiman kembali
penduduk yang terkena proyek (bila perlu) yang dilaksanakan oleh pemrakarsa
proyek atau instansi terkait. Pengelolaan lingkungan pada tahap ini adalah
pelaksanaan dan pemantapan RKL dan RPL untuk penanganan dampak sosial
yang mungkin terjadi.
7
Kegiatan yang Prakiraan Dampak Alternatif Pengelolaan
Menimbulkan Yang Timbul Lingkungan
Dampak
diperlukan
b.2. Pelatihan tenaga kerja local
a. Kerusakan prasarana jalan
2. Mobilisasi peralatan a.1. Perbaikan jalan yang rusak
berat a.2. Membatasi tonase
a. Pencemaran udara
a. Penyiraman jalan secara
3. Pembuatan jalan masuk berkala
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi a. Gangguan pada flora dan
a. Di lokasi proyek fauna a. Penghijauan
1. Pembersihan dan b. Pencemaran udara b. Penyiraman
penyiapan lahan c. Pencemaran air permukaan c. Pembuatan tanggul atau
drainase sementara untuk
pengendalian air larian
d. Gangguan pada utilitas d. Pemindahan dan perbaikan
utilitas
8
Kegiatan yang Prakiraan Dampak Alternatif Pengelolaan
Menimbulkan Yang Timbul Lingkungan
Dampak
lapis perkerasan b.2. Pemasangan rambu lalu
lintas
a. Gangguan lalu lintas
4. Pembuatan sistem a.1. Pengaturan lalu lintas
drainase a.2. Pemasangan rambu lalu
a. Kebisingan lintas
9
Kegiatan yang Prakiraan Dampak Alternatif Pengelolaan
Menimbulkan Yang Timbul Lingkungan
Dampak
c. Gangguan terhadap biota lintas
air
d. Longsor tebing sungai a. Pemilihan lokasi quarry
2. Pengambilan material yang tepat
di quarry sungai b. Pengendalian bahan
a. Pencemaran udara (debu) buangan
b. Kebisingan c. Pengendalian bahan
c. Kerusakan badan jalan buangan
d. Gangguan lalu lintas d.1. Perkuatan tebing
d.2. Penggalian bertahap
3. Pengangkutan tanah
dan bahan bangunan a. Penyiraman secara berkala
a. Kecemburuan social b. Perawatan kendaraan
c. Pemeliharaan/perbaikan
b. Pencemaran udara jalan
c. Di lokasi base camp c. Kebisingan d. Pengaturan lalu lintas
dan AMP d. Pencemaran air permukaan
1.3Pengoperasian base e. Kecelakaan lalu lintas
camp (barak pekerja,
kantor, stone*) crusher a. Pendekatan kepada
dan AMP**)) masyarakat
b. Perawatan peralatan
c. Perawatan peralatan
d. Pengendalian limbah cair
e. Pengaturan lalu lintas
10
pelaksanaan dan pemantapan RKL dan RPL tahap pasca konstruksi, antara lain
meliputi pengaturan lalu lintas, pencemaran udara dan kebisingan serta
pengendalian penggunaan lahan di kiri-kanan jalan
Definisi proyek yang sederhana dan inklusif adalah urutan tugas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang
11
telah ditetapkan. Keunikan adalah kuncinya. Keunikan inilah yang membedakan
antara proyek dengan operasi dan membuatnya sulit untuk dikelola. Untuk
menstandarkan definisi kata itu, Project Management Institute, dalam PMBOK
Guide, mendefinisikan proyek sebagai berikut: “Usaha temporer yang dilakukan
untuk menciptakan proyek atau jasa (service) yang unik”.
12
b. Excusable Compesable Delays, keterlambatan ini disebabkan oleh
Owner Client, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan
klaim atas keterlambatan
c. Non-Excusable Delays, keterlambatan in merupakan sepenuhnya
tanggung jawab dari kontraktor, karena kontraktor memperpanjang
waktu pelaksaan pekerjaan sehingga melewati tanggal
penyelesaian yang telah disepakati, yang sebenarnya penyebab
keterlambatan dapat diramalkan dan dihindari oleh kontraktor.
Dengan demikian, pihak Owner Client dapat meminta monetary
damages untuk keterlambatan tersebut.
13
Menurut Imam Soeharto (1998) dalam (Agung et al., 2022) Keterlambatan
proyek disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
14
peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses
kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran yang nyata. Infrastruktur
juga memiliki pengaruh penting dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan
produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja.
15
besaran pendapatan per kapita, atau indikator-indikator lainnya (Raitzer et al.,
2019). Untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara kinerja
infrastruktur jalan dan kinerja ekonomi, pada studi ini dilakukan perhitungan
indeks infrastruktur jalan yang dikorelasikan dengan parameter ekonomi di
beberapa wilayah di Indonesia.
16
panjang jalan (dalam km). Semakin tinggi nilai rasio ini, semakin tinggi pula
jumlah masyarakat yang dilayani oleh jalan.
2.5 Strategi dan Upaya untuk Meningkatkan Kinerja dari Waktu, Bahan,
dan Biaya Infrastruktur Jalan
Strategi adalah suatu rencana atau pola yang mengintegrasi tujuan pokok
dalam suatu organisasi, tahapan-tahapan kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang
terhimpun dalam suatu keseluruhan yang bersifat kohesif (Fatimah et al., 2021).
2.6 Upaya untuk Pengendalian agar Infrastruktur Jalan Tepat Waktu, Tepat
Biaya, dan Tepat Bahan
Pengendalian biaya, mutu, dan waktu merupakan bagian utama agar suatu
proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang kompetitif dengan
mutu dapat dipertanggungjawabkan memenuhi persyaratan pelanggan. Dalam
pekerjaan konstruksi diperlukan suatu mekanisme manajemen dan mekanisme
pengendalian guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek tepat mutu, biaya,
dan waktu yang mencakup aspek teknis dan administratif.
17
2.6.1 Pengendalian Biaya Pelaksanaan
Secara konseptual pengendalian biaya terfokus pada kondisi rentabilitas
dan likuiditas agar perimbangan pendapatan dan biaya proyek tetap terjaga.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi proyek dibagi dalam 4
kelompok:
18
2. Cara tidak langsung dengan melakukan:
- Dokumen proyek
- Melalui rencana arus kas proyek
- Dokumen kontrak dan spesifikasi teknis
- Prosedur dan instruksi kerja
- Laporan-laporan proyek
2.6.2 Pengendalian Waktu Pelaksanaan
19
ditetapkan di dalam dokumen kontrak. Tiga jenis pengendalian mutu yaitu
sebagai berikut:
- Pengendalian mutu bahan baku
- Pengendalian mutu bahan olahan
- Pengendalian mutu hasil pekerjaan
2. Prosedur pengendalian mutu
a. Kerangka pengendalian mutu
20
- Standar pelaksanaan prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki
- Standar pengawasan
2.7.1 Operasi
Pengusahaan Jalan dan Jembatan adalah kegiatan yang meliputi
pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan/atau
pemeliharaan Jalan dan Jembatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Badan
Usaha yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan mengenai kerjasama pemerintah dan badan usaha.
21
2.7.2 Pemeliharaan
1. Swakelola
Swakelola merupakan cara yang terbaik untuk pelaksanaan Pemeliharaan
Rutin, karena hal ini memudahkan dalam pemanfaatan peralatan,
pengerahan tenaga kerja, penyediaan bahan dan penjadwalan waktu.
Secara operasional, kegiatan Pemeliharaan Rutin dilaksanakan sebagai
berikut (lihat Struktur Organisasi Pemeliharaan Rutin/Swakelola).
a. Dalam melaksanakan kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan Nasional
dan/atau Propinsi UPTD-I bertindak sebagai eksekutan dari
Pimpro/Pimbagpro.
b. Dalam Melaksanakan kegiatan Pemeliharaan Rutin UPTD-I dilengkapi
dengan peralatan Unit Pemeliharaan Rutin. Peralatan Unit
22
Pemeliharaan Rutin merupakan satu unit yang tidak bisa dipecah-
pecah.
2. Dikontrakkan
Apabila suatu Cabang Dinas belum mempunyai Unit Pemeliharaan Rutin
atau Peralatan yang dimiliki kurang memadai, maka dimungkinkan
melalukan. Pemeliharaan rutin dengan cara dikontrakkan, dengan struktur
organisasi sebagai berikut (lihat Struktur Organisasi Pemeliharaan
Rutin/Dikontrakkan):
a. Pemimpin Bagian Proyek dalam pelaksanaan Pemeliharaan Rutin
dibantu oleh Tim Supervisi dan kontraktor.
b. Tim Supervisi dan Kontraktor berfungsi sebagai Pengamat Juru Jalan,
dan UPR pada pekerjaan swakelola.
23
c. Jadwal pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dibuat oleh Pemimpin Bagian
Proyek.
24
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulahn yang dapat ditarik dari penjelasan yang di atas yaitu:
25
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I. G., Istri, A., Luh, N., Ayu, M., Putu, N., & Cahyanti, I. (2022). ( Studi
Kasus : Proyek Konstruksi Gedung pada Seksi Tata Bangunan Bidang Cipta
Karya Dinas PUPR Kabupaten Badung ). 017(01), 19–26.
Bidang, T., Transportasi, P., Jenderal, D., & Profesi, A. (2005). Prakata PDF
created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com Pendahuluan
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com. 8.
Fatimah, S., Adys, A. K., & Rahim, S. (2021). Strategi Dinas Pekerjaan Umum
Dan Penataan Ruang Dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan Di Kabupaten
Bone. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi …, 2.
https://36.89.54.123/index.php/kimap/article/view/5417
Hadi, P. L., Wasanta, T., & Santosa, W. (2021). Pengaruh Indeks Infrastruktur
Jalan Terhadap Indikator Ekonomi Di Indonesia. Jurnal HPJI, 7(2), 143–
152. https://doi.org/10.26593/jhpji.v7i2.5058.143-152
26