BAB III
Adapun data umum dari Proyek Pembangunan Jalan Kendari Toronipa Tahap
II antara lain :
Gambar 3.1 Papan Proyek Pembangunan Jalan Kendari Toronipa Tahap Dua
(Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021)
Gambar 3.2 Lokasi Proyek Jalan Kendari Toronipa (Panjang 14,5 km)
Pada proyek pembangunan jalan kendari toronipa tahap dua ini beberapa
pekerjaan di antaranya pekerjaan struktur jembatan, box, saluran perkuatan lereng -
pekerjaan perkerasan main road (flexible & rigid pavement)
Secara umum, pelaksana proyek dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu owner,
konsultan dan kontraktor. Pihak-pihak yang terlibat dapat dilihat pada struktur
organisasi sebagai berikut Berikut struktur organisasi tangung jawab pada proyek
jalan kendari – toronipa tahap dua ini sebagai berikut
37
38
Kontaktor merupakan perusahan atau badan hukum atau badan hukum yang
telah di siapkan oleh pemerintah. Kontaktor di tunjuk oleh owner untuk
melakukan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja, peraturan dan syarat dan yang
di tetapkan oleh perencana, maka dari itu kontraktor harus membuat metode suatu
pelaksanaan yang akan di kerjakan dan menyiapkan suatu tenaga kerja yang ahli
dan bepengalaman dan menyediakan beberapa sebuah peralatan yang di butuhkan
dalam proyek pembangunan jalan kendari torinipa tahap dua ini adalah PT. PP
(Persero) TBK – PT. Karya Pare Sejahtera, KSO
.
Gambar 3.2 Water Tank
(Sumber: Hasil Dokumentasi Lapangan, 2021)
1.5.3 Dump Truck
Dump truck adalah kendaraan jenis yang digunakan untuk mengangkut
bahan material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan kontruksi. Dump
truk memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh.
1.5.6 Waterpass
Waterpas adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong yang dilengkapi
dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar ke arah
horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau Tripod Level,
karena bila digunakan alat ini harus dipasang di atas kaki tiga atau statif. Prinsip
krerja alat ini sama dengan alat penyipat datar lainnya, yaitu garis bidik kesemua
arah harus dalam keadaan mendatar, sehingga membentuk bidang datar atau
bidang horizontal, dimana titik-titik pada bidang tersebut akan menunjukkan
ketinggian yang sama sesuai konstruksi alat yang dipersiapkan dengan prinsip
menyipat datar, maka alat ini dapat digunakan untuk:
1) Memperoleh pandangan mendatar atau mendapatkan garis bidikan yang
sama tinggi, sehingga titik-titik yang tepat dengan garis bidik/bidikan akan
mempunyai ketinggian yang sama.
2) Dengan pandangan mendatar ini dan diketahuinya jarak dari garis bidik
yang dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik
tertentu, maka akan diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian
dari titik-titik tersebut.
43