Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan suatu wilayah umumnya dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi, dan sosial budaya pada wilayah tersebut. Salah satu
faktor untuk meningkatkan perkembangan di atas adalah tersedianya sarana
dan prasarana perhubungan yang baik. Salah satu prasarana yang dimaksud
adalah jalan.
Jalan merupakan sarana transportasi darat. Menurut (Clarkson
H.Oglesby,1999) Jalan adalah jalur-jalur tanah diatas permukaan bumi yang
dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya
sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan
kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya
dengan mudah dan cepat.
Peningkatan jalan merupakan salah satu upaya mengatasi masalah lalu
lintas maka penambahan kapasitas jalan tentu akan memudahkan para
pengguna jalan, disamping itu diperlukan metode yang efektif dalam
pelaksanaan jalan agar diperoleh hasil yang baik dan ekonomis, serta
memenuhi unsur kenyamanan, keamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai
dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil
samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain
semen, aspal dan tanah liat.
Laporan ini akan membahas mengenai “Pelaksanaan Pekerjaan Lapis
Pondasi Atas Agregat Kelas A sebagai bagian lapis perkerasan lentur Proyek
Peningkatan Jalan Bongkudai-Purworejo”.

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah untuk :
1. Meguraikan prosedur dari pelaksanaan pekerjaan dilapangan mengenai
lapis pondasi atas untuk proyek Peningkatan Jalan Bongkudai-Purworejo.
2. Menguraikan tentang penggunaan alat berat yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas untuk proyek Peningkatan Jalan
Bongkudai-Purworejo.

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam penulisan laporan ini, pembatasan masalah yang diambil yaitu :
1. Pembahasan mengenai pelaksanaan pekerjaan dilapangan tentang Lapis
Pondasi Atas Agregat Kelas A pada proyek Peningkatan Jalan Bongkudai-
Purworejo.

1.4 Metodologi Pembahasan


Untuk mencapai tujuan dari penulisan laporan ini, maka metode yang
dilakukan antara lain adalah mengikuti proses pelaksanaan dilapangan dari
pekerjaan lapis pondasi atas agregat kelas A proyek Peningkatan Jalan
Bongkudai-Purworejo, melakukan tanya jawab dengan pihak pelaksana dan
pihak penguji di lab.uji material, serta mempelajari kajian-kajian ilmiah
mengenai Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A.

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi

Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah seluruh kegiatan


yang menyangkut pekerjaan pembangunan fisik dari proyek konstruksi
tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut terdapat unsur-unsur yang
terlibat baik itu pihak perencana, konsultan pengawas, kontraktor, sub-
kontraktor selaku pelaksana bahkan dari dinas pekerjaan umum (PU) sebagai
owner. Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang paling penting
selain melibatkan unsur-unsur diatas pada tahap ini tenaga kerja, peralatan
dan kebutuhan lainnya harus diutamakan untuk realisasi suatu pekerjaan.
Oleh sebab itu, setiap pekerjaan yang ada harus dilaksanakan dengan benar
dan sesuai dengan rencana atau jadwal kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya pada time schedule.

Untuk menentukan hasil pekerjaan, pelaksana sebagai pelaku utama


memegang peranan yang sangat penting meskipun dalam pelaksanaan di
lapangan biasanya terdapat perubahan-perubahan sesuai keadaan di lapangan
baik pada desain maupun pada struktur. Hal tersebut harus dibicarakan
bersama dalam rapat sehingga dapat dianalisa kembali. Pelaksanaan
pekerjaan mempunyai syarat-syarat yang harus dipatuhi dalam
pelaksanaannya, sehingga pembangunan dapat sesuai dengan tujuan dan
rencana yang diinginkan.

Syarat-syarat tersebut meliputi :

1. Spesifikasi Teknik
Spesifikasi teknik merupakan uraian atau ketentuan-ketentuan yang
disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu metode agar dapat
memenuhi keinginan semua pihak terkait.

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 3
2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
Setelah membaca dan menentukan spesifikasi apa yang akan digunakan
maka dibuat berita acara penjelasan pekerjaan dalam bentuk request of
work yang memuat tentang daftar pekerjaan yang akan dilaksanakan
beserta jumlah alat yang akan dipakai pada suatu item pekerjaan
(biasanya juga dilampirkan metode pelaksanaan, gambar dan lampiran
lain yang disesuaikan). Setelah itu, request of work akan diantarkan ke
pihak konsultan pengawas dan pejabat pembuat komitmen (PPK) yang
terlibat dalam proyek tersebut untuk di sepakati. Jika masih ada hal yang
kurang pada request tersebut, maka harus di tinjau lagi. Konsultan
pengawas maupun PPK akan memberikan saran serta arahan dalam
bentuk komentar yang sudah disediakan pada kolom approve with
comment. Pekerjaan akan dilaksanakan jika sudah disetujui dan ditanda-
tangani oleh ketiga pihak.
3. Gambar rencana.
Setiap pekerjaan tentunya mempunyai gambar rencana. Sebelum mulai
bekerja, pelaksana harus melihat gambar rencana agar supaya pekerjaan
yang dikerjakan sesuai dengan gambar rencana. Meskipun dalam setiap
pekerjaan akan ada perubahan-perubahan baik dalam desain maupun
struktur yang tentunya juga akan mengubah gambar rencana, namun pada
intinya pelaksana akan tetap bekerja dengan patokan gambar rencana
yang sudah disepakati sesuai dengan request.
4. Melakukan Koordinasi Dengan Pihak-Pihak Terkait.
Melakukan koordinasi selama pelaksanaan pekerjaan baik itu dengan
pihak konsultan pengawas maupun PPK. Kedua pihak tersebut selain
mengawasi, tapi juga memberikan penjelasan serta petunjuk pelaksanaan
di lapangan.

Selain dengan syarat-syarat yang harus dipatuhi dalam pelaksanaan


pekerjaan diatas ada pula pekerjaan-pekerjaan awal yang harus dan tidak
boleh dilewatkan dalam memulai suatu pekerjaan jalan. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut meliputi :

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 4
1. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuran Badan Jalan)
Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan
ukuran yang diinginkan. Pengukuran yang dilakukan dalam ilmu ukur
tanah pada teknik sipil dilakukan pada pengukuran bagian kecil dari
permukaan bumi, dimana kelengkungan bumi diabaikan.
Hasil pekerjaan ini akan digunakan untuk keperluan shop drawing
dan perhitungan kuantitas actual volume pekerjaan. Pekerjaan dilakukan
dari STA 0+030 sampai dengan STA 4+495.

Bentuk pengukuran pada pekerjaan jalan antara lain :

a. Pengukuran volume galian dan timbunan

b. Pengukuran pematokan (stake out) pada geometrik jalan

c. Pengukuran dan pematokan penampang memanjang dan


melintang jalan.

2. Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh
kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung
konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan
spesifikasi teknik umum dan khusus yang telah tercantum dalam
dokumen kontrak, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan mengikuti
perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan keinginan pemilik proyek.

Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik


dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam
pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

1.1 Pembuatan Job Mix Design


Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan, terlebih dahulu
dilaksanakan pengambilan sampel bahan dari quarry untuk material

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 5
yang akan dipakai pada Pekerjaan Tanah maupun pada Pekerjaan
Berbutir sampai dengan Pekerjaan Perkerasan Aspal.

1.2 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahapan berikutnya penentuan lokasi base camp, pembuatan
kantor lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian
dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai
dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu


Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pengaturan arus lalu
lintas transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas
yang memadai disetiap kegiatan lapangan. Bla diperlukan dapat
ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus
lalu lintas pada saat pelaksanaan.

1.4 Rekayasa Lapangan


Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan
dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari
pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga
dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan system dan tata cara survey
dikordinasikan dengan Direksi Teknis.

1.5 Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus
menemui spesifiksi dan standard yang berlaku, baik ukuran, type
maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua
material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Asphalt
Concrete diambil dari quarry yang berada dilokasi yang telah
ditentukan, diolah dialat Stone Crusher/AMP pihak Direksi Teknis
sewaktu-waktu dapat mengadakan pemeriksaan terhadap lokasi Stone

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 6
Crusher dan AMP dimaksud guna mengetahui kondisi yang ada.

1.6 Jadwal Konstruksi


Jadwal konstruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada
Direksi Teknis untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat
dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre Construction Meeting/PCM).

1.7 Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


Dalam pelaksanaan proyek Peningkatan Jalan Bongkudai-Purworejo
ini mobilisasi yang digunakan dalam pekerjaannya meliputi :
a. Alat-alat yang digunakan adalah :
1) Dump Truck
2) Asphalt Finisher
3) Tandem Roller
4) Vibrator Roller
5) Excavator
6) Motor Grader
7) Asphalt Sprayer
8) Water Tanker
9) Generator Set
10) Compressor
11) Peneumatic Type Roller (PTR)
12) Flat Bed Truck

1.8 Papan Nama Proyek


1) Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi
mengenai proyek
2) Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
Pekerjaan
3) Bahan yang dipakai : kayu kaso, plywood, amplas, cat kayu, paku,
split, cat minyak, semen dan lain-lain
4) Papan nama proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 7
pekerjaan
5) Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek

1.9 Penyiapan Badan Jalan


Penyiapan badan jalan ini meliputi pembersihan lokasi,
penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini
berjalan dengan lancar.

3. Relokasi Utilitas dan Pelayanan


Relokasi utilitas untuk Telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas
umum lainnya melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi
yang sudah ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Departemen terkait
c. Pemindaha utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari Departemen
terkait

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Umum Kontrak Lelang Proyek

Berdasarkan spesifikasi umum kontrak lelang proyek Peningkatan


Jalan Bongkudai-Purworejo (DAK) pekerjaan berbutir Divisi 5 – Seksi 5.1
“Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A” ialah :

Uraian Agregat Kelas A


Pekerjaan ini akan meliputi pemasokkan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat diatas permukaan yang
telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaa dan
memelihara lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan yang
disyaratkan. Pemrosesan akan meliputi, bila perlu, pemesahan, pengayaan,
pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk
menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi Teknis.
PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT
1) Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat
a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan
atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkeasan
atau bahu jalan lama akan diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan
Seksi 8.1 dan 8.2 dari Spesifikasi Teknis
b) Bilamana Lapis Podasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis
pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini akan diselesaikan
sepenuhnya, sesuai dengan Seksi 3.3, 4.1, 4.2 atau 5.1 dari
Spesifikasi Teknis, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang
terdahulu

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 9
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondsi
Agregat, sesuai dengan butir (a) dan (b) diatas, akan disiapkan dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan
paling sedikit 100 meter kedepan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan
tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh
formasi itu akan disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi
agregat dihampar
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung diatas
permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Dieksi
Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka akan dilakukan
penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama
agar meningkatkan tahanan geser yang lebih baik
2) Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat akan dibawah kebadan jalan sebagai
campuran yang merata dan akan diampar pada kadar air dalam
rentang yang disyaratkan dalam pasal 5.1.3.3. Kadar air dalam
bahan akan tersebar secara merata
b) Setiap lapis akan dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang
merata untuk menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam
toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu
lapis, maka lapisan-lapisan tersebut akan diusahakan sama tebalnya
c) Lapis Pondasi Agregat akan dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang dsetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada
partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi akan
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi
baik
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan akan dua kali
ukuran terbesar agreat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak
melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 10
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukkan akhir, setiap lapis
akan dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan
paling sedikit 100 % dari kepdatan kering maksimum modifikasi
(modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D
b) Mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila
mesin gilas statis beroda baja mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebih dari Lapis Pondasi Agregat
c) Pemadatan akan dilakukan pada kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % dibawah kadar air optimum sampai 1 % diatas kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan
oleh kepadtan kering maksimum modifikasi (modified) yang
ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D
d) Operasi penggilasan akan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang.
Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan akan dimulai dari
bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit kebagian yang
lebih tinggi. Operasi penggilasan akan dilanjutkan sampai seluruh
bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata
e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat yang tak
terjangkau mesin gilas akan dipadatkan dengan timbris mekanis atau
alat pemadat lainnya yang disetujui
4) Pengujian
a) Jumblah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk
persetujuan awal akan seperti yang diperintahkan Direksi Pelaksana,
namun akan mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan
dalam Pasal 5.1.2.5 minimum pada tiga contoh yang mewakili
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang
mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 11
b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang
diusulkan, seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila
menurut pendapat Direksi Pekerjaa, terdapat perubahan mutu bahan
atau metode produksinya
c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan akan
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang
dibawah kelokasi peker-jaan. Pengujian lebih lanjut akan seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000
meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit akan diproduksi
paling sedikit akan meliputi : tidak kurang dari lima (5) pengujian
indeksi plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1)
penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743 :
2008, metode D. pengujian CBR akan dilakukan dari waktu ke waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan akan secara rutin
diperiksa, menggunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian akan dilakukan
sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m

Pekerjaan Galian tanah ini meliputi sepanjang STA 0+030 s/d STA 4+495.
Waktu Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat kelas A berdasarkan kontrak
lelangnya adalah, 18 hari yaitu pada hari ke 141 s/d hari ke 161 masa
pelaksanaan, dengan perhitungan waktu dan penggunaan alat termuat dalam
analisa teknis. Dimana sudah memperhitungkan factor cuaca dan hari libur.

3.2 Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan


Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk
lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi Agregat Kelas A
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90.

Pekerjaan Lapis pondasi Atas Agregat Kelas A akan diuraikan dengan


prosedur sebagai berikut:

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 12
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Kelas A kelokasi pekerjaan menggunakan
Dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat tiba
dilokasi pekerjaan sebelum material di stock.
Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk
memudahkan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

Gambar 3.1. Proses Pekerjaan Pengangkutan Material Dari Quarry ke Dalam


Dump Truck
Sumber:http://bestananda.blogspot.com/2016/01/metode-pelaksanaan-
peningkatan jalan.html

b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor
Grader, dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikui :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan
spesifikasi
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang telah ditetapkan.

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 13
Gambar 3.2. Proses Pekerjaan Penghamparan Material dan Seterusnya di
Hampar oleh Motor Grader
Sumber:http://bestananda.blogspot.com/2016/01/metode-pelaksanaan-
peningkatan jalan.html

Gambar 3.3. Material Lapis Pondasi Kelas A


Sumber:http://bestananda.blogspot.com/2016/01/metode-pelaksanaan-
peningkatan jalan.html

Gambar 3.4. Proses Pencurahan Material dari Dump Truck ke Lahan


yang Telah di Siapkan
Sumber : https://www.icloud.com/#photos

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 14
Gambar 3.5. Proses Penghamparan Material Menggunakan Motor
Grader di Lapangan
Sumber : https://www.icloud.com/#photos

c. Pemadatan Material
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibrator Roller,
dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

• Asumsi :
o Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik)
o Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
o Material agregat kelas A dicampur di quarry Kontraktor yang
berada di desa Solimandungan 2
• Prosedur Pelaksanaan :
o Pencampuran aggregat kelas A dicampur di quarry dengan
menggunakan alat Wheel Loader

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 15
o pengisian aggregat kelas A ke Dump Truck dilaksanakan dengan
memakai alat Wheel Loader
o Pengangkutan material aggregat kelas A dilaksanakan dengan
Dump Truck
o Penghamparan material agregat kelas A dengan menggunakan alat
Motor Grader
o Hamparan agregat dibasahi dengan water Tank Truck sebelum
dipadatkan dengan vibrator Roller
o Operasi penggilasan harus dilakukan dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah
memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit
ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Gambar 3.6. Proses Pekerjaan Penyiraman Menggunakan Water Tank Truck dan
Pemadatan Menggunakan Vibrator Roller
Sumber:http://bestananda.blogspot.com/2016/01/metode-pelaksanaan-
peningkatan jalan.html

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 16
Gambar 3.7. Proses Pekerjaan Penyiraman Menggunakan Water Tank
Truck Pada Lahan yang Telah Siap
Sumber : https://www.icloud.com/#photos

Gambar 3.8. Proses Pekerjaan Pemadatan Menggunakan Alat Vibrator Roller


Sumber : https://www.icloud.com/#photos

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 17
Gambar 3.9. Proses Pekerjaan Penyiraman Sekaligus Pemadatan
Sumber : https://www.icloud.com/#photos

Gambar 3.10. Lahan LPA Yang Sudah Siap


Sumber : https://www.icloud.com/#photos

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 18
d. Pengujian Kepadatan Lapis Pondasi (Uji Density Sand Cone Test)
a. Pengertian pengujian kerucut pasir.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan
kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.
Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering
(kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan, yang
dapat dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
Selain itu ada juga cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang
sama, yaitu:

❖ Metode Silinder (Drive Cylinder Method), khusus untuk tanah


kohesif.
❖ Metode Balon Karet (Rubber Ballon Method), untuk semua jenis
tanah.
❖ Metode Nuclear (Nuclear Method), untuk semua jenis tanah.

Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui percobaan


ini, biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan
pemadatan di lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan
(degree of compaction), yaitu perbandingan antara d (berat isi kering)
kerucut pasir dengan d-max hasil percobaan pemadatan di laboratorium.

Gambar 3.11. Ilistrasi Pengujian Sand Cone


Sumber : https://lauwtjunnji.weebly.com/pengujian--sand-cone.html

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 19
b. Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini terdiri dari:
• Tabung kalibrasi pasir uji
• Botol/silinder tempat pasir uji
• Kerucut yang dilengkapi dengan keran
• Pelat dasar yang berlubang
• Sekop kecil, linggis, palu, perata dan lain-lain
• Timbangan dengan ketelitian 1,0 gr (dibawa ke lapangan)
• Pasir uji (Ottawa Sand)
• Kantung plastik, cawan untuk penentuan kadar air.

c. Prosedur kerja yaitu:


1. Menentukan isi botol :
2. Timbanglah alat (botol + corong = gram)
3. Letakkan alat dengan botol di bawah, bukalah kran dan isi
dengan air jernih sampai penuh di atas kran. Tutuplah kran dan
bersihkan kelebihan air.
4. Timbanglah yang terisi air (gram). Berat air = isi botol pasir .
5. Lakukan langkah 2 dan 3 sebanyak tiga kali dan ambil harga
rata-rata dari ketiga hasil. Perbedaan masing-masing
pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm3 .
6. Menentukan berat isi pasir :
7. Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup
kran isi corong pelan-pelan dengan pasir.
8. Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama
pengisian corong selalu paling sedikit setengahnya.
9. Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan
timbanglah (w3 gram)
10. Menentukan berat pasir dalam corong :
11. Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan
timbang (gram).

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 20
12. Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong, pada
dasar yang rata dan bersih.
13. Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir .
14. Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir (gram).
15. Hitunglah berat pasir dalam corong (gram)..
16. Menentukan berat isi tanah :
17. Isi botol dengan pasir secukupnya
18. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat
corong pada permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan
dengan paku pada keempat sisinya.
19. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal
hamparan padat)
20. Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang
tertutup dan telah diketahui beratnya (gram) lalu timbang
kaleng beserta tanah (gram).
21. Timbang alat dengan pasir di dalamnya (gram).
22. Letakkan alat pada tempat ke 2, corong ke bawah di atas plat
corong dan buka kran pelan-pelan sehingga pasir masuk ke
dalam lubang.
23. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan
timbang alat dengan sisa pasir (gram).
24. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air w %

Gambar 3.12. Pasir Ottawa


Sumber : https://www.icloud.com/#photos

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 21
Gambar 3.13. Alat-Alat yang Digunakan Dalam Pengujian
Sumber : https://lauwtjunnji.weebly.com/pengujian--sand-cone.html

Gambar 3.14. Timbangan Material Pada Saat Pengujian


Sumber : https://lauwtjunnji.weebly.com/pengujian--sand-cone.html

Gambar 3.15. Proses Pelaksanaan Pengujian Sand Cone di Lapangan


Sumber : https://www.icloud.com/#photos

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 22
Tabel 3.1. Contoh Tabel Pengujian Sand Cone

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MANADO
Jl. Politeknik Ds.Buha Kairagi Manado, Telp. 0431-812988
Telp. (0431) 812988, 811568, Fax.(0431) 811568
SAND CONE

No. Titik Uji I II


Brt. tabung + kerucut +pasir sebelum pengujian (W8) 6965 6859
Brt. tabung + kerucut +pasir setelah pengujian (W9) 3920 3885
Berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8 - W9) 3045 2974
Berat pasir dalam kerucut (W6) 1480 1480
Berat pasir dalam lubang (W11=(W8-W9)-(W6) 1565 1494
Berat isi pasir (gr/cm 3) (sand) 1.62 1.62
3 (Vh=W11/sand) 965.81 921.99
Volume lubang (cm )
Berat tanah basah (gr/cm 3) (W7) 1921 1671
Berat isi tanah basah (gr/cm 3) wet=(W7)/Vh 1.99 1.81
Kadar air (%) (ω) 9.72 4.00
3 dry=wet/(1+w) 1.81 1.74
Berat isi kering (gr/cm )
Derajat kepadatan di lapangan DR=d field/d lab. 111.87 107.55

Kalibrasi alat :
Berat tabung + kerucut + pasir awal (W4) = 4501 gr.
Berat tabung + kerucut + pasir akhir (W5) = 3021 gr.
Berat pasir dalam kerucut W6 = (W4-W5) = 1480 gr.

Kalibrasi pasir uji :


Berat tabung kalibrasi + air (W3) = 4878 gr.
Berat tabung kalibrasi + pasir (W2) = 7779 gr.
Berat tabung kalibrasi (W1) = 202 gr.
Berat air = volume tabung (W3-W1) = 4676 cm3
Berat pasir (W2-W1) = 7577 gr.
Berat isi pasir uji (W2-W1) / (W3-W1) (sand) = 1.62 gr/cm3

Catatan :
Berat isi kering laboratorium didapat dari hasil pengujian
Pemadatan Standar = 1.837 gr/cm 3

1,81
Dr = x 100% = 98,5302
1,837

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Material Lapis Pondasi Atas Agregat kelas A diambil dari Quarry desa
Solimandungan 2
2. Prosedur dari pekerjaan pada proyek Peningkatan Jalan Bongkudai-
Purworejo yang didasari oleh spesifikasi umum kontrak lelang ialah :
− Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat
− Penghamparan
− Pemadatan
− Pengujian
3. Alat berat yang dipakai yaitu :
− Dump truk
− Motor Grader
− Water Tank
− Compactor/vibratory roller

ANANTA BELLA TOLINGGI


15 013 015 Page 24

Anda mungkin juga menyukai