Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Program : Penyelenggaraan Jalan


Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Rekronstruksi Jalan
Lokasi : Kecamatan Siberut Selatan
Tahun Anggaran : 2023
Lingkup : Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Muntei - Puro
Pekerjaan

Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai


1. DIVSI 1 UMUM
1.2 Mobilisasi
SKh.1.1.22 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2. DIVISI 2 DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar
2.3.(10) Gorong-gorong Pipa Baja Bergelombang
3. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1.(1) Galian Biasa
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
4. DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR
5.1.(2) Lapis Fondasi Agregat Kelas B
5.3.(1.a) Perkerasan Beton Semen (Fc’ 20 Mpa/K-250)
5.3.(3) Lapis Fondasi bawah Beton Kurus
5. DIVISI 7 STRUKTUR
7.9.(1) Pasangan Batu
6. DIVISI 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
10.1.(22) Pengendalian Tanaman

spesifikasi teknis dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

A. URAIAN TAHAPAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini metode pelaksanaan pekerjaan secara


umum dapat dilaksanakan setelah ada Serah Terima Lapangan maka
Pekerjaan Pembangunan Jalan Monganpoula - Sotboyak dapat dilaksanakan.
Pekerjaan pendahuluan adalah pekerjaan awal, yang meliputi
kegiatan-kegiatan untuk mendukung permulaan pelaksanaan konstruksi.
Pada Pekerjaan ini meliputi :

a. PCM (Pre Construction Meeting).


Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting), Rapat yang diusulkan oleh salah satu
dari para Pihak yang terdapat di dalam Kontrak suatu Pekerjaan. Rapat ini
bisa diusulkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK) atau bisa juga
diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua
pihak yang terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan, Kontraktor, dan
Konsultan Pengawas.

Hal-hal yang dibahas di dalam Rapat PCM adalah antara lain:

- Mobilisasi Peralatan dan Material,


- Pengukuran Ulang (Uitzet),
- Pembuatan Laporan Pekerjaan,
- Tata Cara Opname,
- Prosedur Penagihan Prestasi Pekerjaan,
- Serah Terima Pekerjaan, dan lain-lain.
Di bawah ini akan disinggung masing-masing secara singkat dan sederhana.
Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat secara
langsung langkah- langkah yang akan dikerjakan, serta metode-metode yang
digunakan.

b. Pekerjaan Rekayasa Lapangan dan Pengukuran

Rekayasa Lapangan merupakan bagian penting dari kegiatan proyek untuk


menuju penanganan jalan secara optimal dari sisi mutu, biaya dan waktu.

a. Pekerjaan Rekayasa Lapangan

Pekerjaan rekayasa lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan


berapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan
yang ada. Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana
Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas harus memastikan
lagi legalitas kepastian pekerjaan. Rekayasa Lapangan dan Pengukuran
ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana
Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran
yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran
Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak. Dan Pekerjaan rekayasa lapangan
dilaksanakan guna untuk mengetahui tentang ada atau tidak perubahan
volume pekerjaan jika ada besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan
Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen
Tambah Kurang (Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan
(Addendum). Hal ini tergantung mazab yang digunakan di suatu satuan
kerja. Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial
sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan dalam
Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat perubahan yang
dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan
(dibentuk) semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil,
maka Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen
Kontrak. Jika perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh
terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus melibatkan Bidang
Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang
besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen
Perubahan tidak akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat
berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang) sesuai
jenis kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan pekerjaan.

b. Pekerjaan Pengukuran/Uitzet

Pengukuran dan pematokan daerah batas pekerjaan dan ketinggiannya


untuk perencanaan dan pembuatan gambar kerja (shop drawing) sebagai
acuan lapangan, dengan berpedoman pada dokumen tender dengan
menyesuaikan kondisi di lapangan, jika terjadi perubahan-perubahan
dilakukan asistensi ke direksi lapangan.

Pengecekan titik referensi


(Benc Mark)

Pembuatan dan
pemasangan patok TBM
(Temporary Bench Mark)

Pengukuran cross dan


Longitudinal section
kondisi existing

Survey dan Penandaan


Lokasi Pekerjaan

Pekerjaan Pengukuran (setting out) akan dilaksanakan untuk mengetahui :

1. Batas - batas pekerjaan


2. Posisi bangunan yang ada.
3. Menentukan elevasi dan koordinat konstruksi yang akan dikerjakan.

Pelaksanaan pekerjaan :
Tim pengukuran yang bertugas untuk mengecek gambar yang ada dan
membuat data awal. Data awal akan dipakai dalam pembuatan Shop Drawing

untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan theodolite dan waterpass


sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang sesungguhnya
lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar untuk mengatahui
apakah BM tersebut masih baik atau sudah rusak.

Pembuatan / pemasangan BM permanent di tempat yang aman dan mudah


terlihat agar tidak terganggu selama masa pekerjaan.

Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir


oleh seorang surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya.

Alat yang digunakan adalah Total Station/Theodolite dan Waterpass lengkap


dengan baak ukur allumunium panjang 4 m. Hasil pengukuran akan
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan comments atau approval. Untuk selanjutnya data hasil
pengukuran/survey lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahan untuk
menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan volume MC-0, serta
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik.
3. Pembuatan Shop Drawing

Untuk menjaga hal – hal yang tidak di inginkan di dalam pelaksanaan


pekerjaan, maka kontraktor Akan membuat shop drawing yang di setujui oleh
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, dan Owner. Shop drawing harus
di periksa dan disetujui oleh direksi pekerjaan untuk dilakukan perhitungan
volume actual (MC-0) dan pelaksanaan dilapangan. Shop drawing
dibuat/didesain berdasarkan data hasil pengukuran lapangan yang telah
dilakukan.

4. Fasilitas Kantor Lapangan/Direksikeet dan Barak Kerja/Gudang

Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat


Direksikeet atau Kantor Lapangan, yang dilengkapi dengan Furniture
Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku. Untuk Penempatan Direksikeet akan
ditempatkan pada area yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak
mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dalam dan dari luar Lokasi
Pekerjaan. Gudang harus dibuat tertutup dan terlindung dari pengaruh cuaca,
dan memenuhi persyaratan, dan kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan
tidak lembab. Penyimpanan bahan harus diatur sedemikian rupa agar material
yang lebih dulu datang dapat lebih awal digunakan.

5. Listrik dan Air Kerja

Dalam pelaksanaan proyek maka pengadaan air bersih yang sesuai dengan
spesifikasi yang diminta menjadi hal penting untuk mendukung kelancaran
kegiatan. Dalam pelaksanaan karena bekerja dalam lingkungan yang padat
akan lalulintas maka penerangan disekitar proyek pada malam hari harus
terjaga dengan baik. Dengan penerangan yang memadai maka diharapkan
tidak terjadi kecelakaan lalulintas akibat tidak ada penerangan disekitar lokasi
proyek. Selain itu juga penerangan berfungsi untuk memberikan kenyamanan
dan suasana yang terang untuk pekerjaan bilamana diperlukan kerja lembur.
Untuk pelaksanaannya maka digunakan genset dan lampu yang ditempatkan
sesuai keperluan.

6. Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek di buat untuk memberikan informasi seluas luas nya
kepada masyarakat tentang keberadaan pekerjaan. Papan nama terbuat dari
multyplek dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir dan split.

B. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan umum, drainase, pekerjaan tanah dan
geosintetik, perkerasan berbutir, struktur, dan pekerjaan pemeliharaan
kinerja.
1. DIVISI I UMUM
1.2. PEKERJAAN MOBILISASI

A. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan -


kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi :

1. Pembuatan Job Mix Design

Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan terlebih dahulu


dilaksanakan pengambilan sampel bahan dari quarry yang berada di
lokasi setempat atau yang didatangkan, diantaranya : batu, pasir
dan bahan Timbunan pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium
job mix formula/job mix designn yang akan dipakai sebagai acuan
kerja dalam pelaksanaan proyek.

2. Material dan Penyimpanan

Bahan yang akan digunakan di dalam pekerjaan harus memenuhi


spesifikasi dan standar yang berlaku, baik ukuran, tipe maupun
ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material
yang akan digunakan untuk proses pembuatan Concrete diambil
dari quarry sungai yang berada di lokasi setempat.

3. Mobilisasi Personil

Selama proses pelaksanaan pekerjaan wajib menghadirkan personil


sebagi berikut :
No Posisi Penugasan Jumlah Pendidikan Pengalaman Kualaifikasi

1 Manajer Pelaksana/ 1 Org S.1 - Sipil ≥ 4 Tahun SKA Ahli


General Superintendent Teknik
Jalan
Madya

2 Manager Teknik 1 Org S.1 - Sipil ≥ 3 Tahun SKT


Pelaksana
Lapangan
Pekerjaan
Jalan (028)
3 Manager Keuangan 1 Org S.1 - ≥ 1 Tahun
Keuangan
4 Ahli K3 1 Org S.1 ≥ 1 Tahun SKA
Ahli Muda
5 Quality Engineer 1 Org D3 ≥ 2 Tahun SKT
Teknisi
Laboratorium
Beton
6 Surveyor 1 Org D3 ≥ 1 Tahun SKT
Juru Ukur
Pekerjaan
Jalan /
Jembatan

4. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan

Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi alat-alat yang digunakan


adalah:

Uraian Alat Jumlah Unit

CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3 1 Unit

DUMP TRUCK 3 - 4 M3 2 Unit

EXCAVATOR 80-140 HP 1 Unit

GENERATOR SET 1 Unit

MOTOR GRADER >100 HP 1 Unit

VIBRATORY ROLLER 5-8 T. 1 Unit

CONCRETE VIBRATOR 1 Unit


WATER PUMP 70-100 mm 1 Unit

WATER TANKER 3000-4500 L. 1 Unit

TRUK MIXER (AGITATOR) 2 Unit

CONCRETE CUTTER 130 feet/mnt 1 Unit

CONCRETE BATCHING PLANT 1 Unit

MOBIL PICK UP 1 Unit

SKh.1.1.22. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

Dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan atau peningkatan jalan setiap


tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal sampai dengan
akhir kegiatan di lapangan diusahakan agar pekerja dan pengguna jalan aman.
Ada beberapa hal yang perlu di siapkan untuk keselamatan dan kesehatan
kerja ddiantaranya :

1. Penyiapan dokumen penerapan SMKK

Rencana keselamatan kerja di tuangkan dalam dokumen rencana


keselamatan kerja, selanjutnya pembuatan prosedur dan instruksi kerja
serta ppenyiapan formulir K3.

2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan

Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction), Pengarahan


Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing), Simulasi Keselamatan
Konstruksi, Spanduk (Banner) dan Papan Informasi Keselamatan
Konstruksi.

3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri

- Topi pelindung (Safety Helmet)

- Sarung tangan (Safety Gloves)

- Sepatu keselamatan (Safety Shoes, rubber safety shoes and toe cap)

- Rompi keselamatan (Safety Vest)

4. Asuransi dan Perizinan terkait Keselamatan Konstruksi

- Asuransi (Construction All Risk/CAR)

5. Fasilitas, Sarana dan Prasarana dan Alat KesehatanPeralatan P3K

6. Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen


lalu lintas
Rambu yang di buat diantaranya, rambu petunjuk, rambu larangan,
rambu peringatan dan rambu kewajiban.

2. DIVISI 2. DRAINASE

Pekerjaan drainase dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan,


pekerjaan drainase dilakukan setelah dilakukan pembersihan dan
pengupasan lahan dan penyesuaian grade jalan (galian /Timbunan) dengan
gambar kerja selesai dilaksanakan.

2.1.(1). Galian untuk Saluran Drainase dan Saluran Air

Pekerjaan ini meliputi panggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau bahan lainnya.

Cara Pelaksanaan :

a. Sebelum penggalian dimulai harus memperhatikan bangunan utilitas


dibawah tanah

b. Semua lahan dalam batas pelaksanaan diadakan pembersihan, dan


material hasil pembersihan dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan
persetujuan direksi.

c. Setelah diadakan pengukuran, dibuat shop drawing maka pekerjaan


penggalian siap dimulai dengan persetujuan Direksi.

d. Material hasil galian dibuang ke lokasi pekerjaan yang telah disediakan oleh
kontraktor.

2.2.1(1). Pasangan Batu dengan Mortar

Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dilakukan baik pada sisi kanan dan
kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini baiknya dilakukan setelah pekerjaan tanah selesai dilaksakan.

Pelaksanaan pasangan batu dengan mortar meliputi :

1. Penyiapan pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari
pasangan batu dengan mortar

2. Penyiapan batu untuk pasangan batu dan adukan mortar

3. Pekerja memasang lapisan batu sedemikian rupa sesuai dengan pekerjaan


pasangan batu mortar dalam spesifikasi umum 2018

4. Pelapisan pasangan batu dengan mortar yang telah dikerjakan dengan


acian

5. Sekelompok pekerja melakukan perawatan pasangan batu dengan mortar


yang telah dikerjakan seperti perawatan untuk pekerjaan beton
2.3.(3). Gorong-gorong Pipa Baja Bergelombag

Pekerjaan Gorong-gorong pipa baja bergelombang yang digunakan adalah pipa


baja bergelombang diameter 2 meter dengan berat perkiraan 2,06 Ton.
Pembuatan Gorong-gorong pipa baja bergelombang meliputi :
1. Gorong-goarang pipa baja bergelombang didatangkan dari penyedia
2. Flat bed truck mengankut gorong-gorong pipa baja bergelombang ke
lapangan
3. Dasar gorong-gorong digali sesuai kebutuhan dan material backfill
dipadatkan dengan tamper
4. Tebal lapis porus pada dasar gorong-gorong pipa 11 cm
5. Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat)
6. Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara mnual
dengan menggunakan alat bantu

3. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

Pekerjaan tanah dan geosintetik dimulai dengan pelaksanaan pembersihan


dan pengupasan lahan dan dilanjutkan dengan pekerjaan-pekerjaan tanah
sesuai dengan ketentuan yang ada .

3.1.(1) Galian Biasa

Penggalian dilakukan sesuai gambar kerja. Penggalian dapat dilaksanakan


setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui oleh direksi. Selanjutnya dilakukan pembersihan lokasi dari
rintangan atau halangan yang mengganggu pekerjaan galian tanah.

Cara penggalian dengan menggunakan excavator atau menggunakan tenaga


manusia dengan linggis dan blencong untuk daerah-daerah yang tidak dapat
digali dengan excavator. Tanah hasil galian dibuang menggunakan dump truck
ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.

Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa:

a. Periapan

- Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan dan data pendukungnya.


- Menyerahkan gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan
- Cek kondisi/keadaan exsiting terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa
air, kabel, listrik, kabel telepon dan lain-lain.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
- Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan
tidak ada perubahan ari kesipan yang telah dilakukan
- Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus
- Pastikan ada pengendalian keselamatan dan Kecelakaan KErja (K3)
- Pastikan ada kesiapan penegndalian lalu-lintas
- Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

b. Persiapan Pekerjaan Galian

- Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok


batas galian dan penggalian yang akan dilaksanakan
- Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah
yang benar-banar aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang
galian dapat segera diketahui.
- Serahkan Gambar detai seluruh struktur sementara yang diusulkan
atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring)
pengaku (brancing), cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff
wall)
- Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan
pekerja, maka galian yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga
dengan teras sebesar 1 meter.
- Semua galian terbuka harus diberi rambu peringtan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh
kedalamnya.
- Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan,
harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa
drum/penghalang (barikade) yang dicat putih beserta lampu merah atau
kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
- Siapkan pompa air untuk dewatering pada penggalian tanah dibawah
elevasi muka air tanah.

c. Penggalian

- Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi


yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan
dan mencakup pembuangan material/bahan dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu,
bhan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.
- Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk
daerah galian tanah yang dalam . Sedang untuk galian yang bersifat
pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan menggunakan
Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah yang tidak bisa
dijangkau oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader) lakukan
penggalian secara manual.
- Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian
tersebut keluar area / lokasi kerja.
- Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan bulldozer.
- Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas
galian dan elevasi yang sudah ditentukan
- Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala
bahan yang lepas yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan
selesai
- Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam
keadaan stabil.

d. Pemeriksaan

- Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan
- Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan
pengendalian dan perbaikan pengukuran saat proses. Pastikan
dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur
e. Cek Kesesuaian

- Seluruh permukaan hasil galian harus rata.


- Kemiringan lereng galian/pemotongan harus seuai dengan elevasi yang
direncanakan
- Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian
pada hasil akhirnya.
f. Perbaikan

- Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang


direncanakan, lakukan penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian
sesuai dengan rencana.
- Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran selanjutnya dengan
perbaikan turap yang ada ataupun penambahan turap yang ada
ataupun penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air, maka air
harus segera dikeringkan/disalurkan
- Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian
maupun material lainya.
g. Peralatan

Peralatan yang digunakan diantaranya, excavator, Dump Truck, Alat


Bantu dan Alat Ukur. Peralata kesehatan dan keselamatan kerja
diantaranya, Alat Pelindung diri, Rambu Peringatan dan lainnya. Untuk
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah Pengawas Lapangan, Juru Ukur,
opertor dan lalu lintas

3.2.(1a). Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari


bahan tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
sebagai bahan yang memenuhi syarat dalam pekerjaan permanen. Bahan
yang dipilih sebaiknya harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari
karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan
ditunjukan dalam gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain
(CBR stelah perendaman 4 hari nilai dipadatkan 100% kepadatan kering
maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742:2008).

Pekejaan Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry) dilaksanakan dengan


prosedur sebagai berikut:

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan material timbunan biasa dari sumber galian ke lokasi


pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan
menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi
kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat
lain.

b. Penghamparan Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghamparan
material, diantaranya :

1. Kondisi cuaca yang memungkinkan


2. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan
spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
3. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang ditetapkan.

c. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller, dimulai dari


bagian tepi ke bagian tengah. Pemadatan dilakukan berulang jika
dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dapat digunakan
alat water tank untuk membasahi material timbunan biasa dari sumber
galian dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan vibro
roller. Timbunan biasa dari sumber galian (quarry) dipadatkan mulai
dari tepi luar dengan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian
rupa. Bila mana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus
terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah:

1. Asumsi, Pekerjaan dilakukan secra mekanis dan lokasi pekerjaan


sepanjang jalan yang dikerjakan
- Urutan kerja/metode kerja :
- Material timbunan biasa dimuat ke dump truck dengan
menggunakan whell loader
- Pengangkutan material timbunan biasa dilakukan drump truck
dari quarry dengan jarak quarry ke lapangan pekerjaan 6 KM
- Material timbunan biasa dihampar dengan menggunakan motor
grader
- Hamparan Material dsisiram air dengan menggunakan water tank
truck (sebelum pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan vibro roller
Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

3.3. (1) Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan


galian tanah (cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah
memenuhi ketentuan elevasi yang ditentukan dalam perencanaan serta
telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah dilakukan penyiapan badan
jalan dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana/bestek

Prosedur pelaksanaan penyiapan badan jalan sebagai berikut:


1. Motor Grader meretakan permukaan hasil galian
2. Vibro roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan
oleh motor grader
3. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan
alat bantu

4. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5.1.(2). Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan bahan utuk pelaksanaan perkerasan berbutir. Tanpa lpis
permukaan agregat dan lapis pondasi agregat diatas permukaan tanah yang
telah disiapkan dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah Direksi pekerjaann.
Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu pemecahan, pengayakan,
pencampuran dan operasi-operasi lainnya yang diperlukan, untuk
memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan material dari base camp atau quarry ke lokasi pekerjaan


menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan
wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada
saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.

b. Penghamparan Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader. Ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghamparan material,
diantaranya :

1. Kondisi cuaca yang memungkinkan

2. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai


dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi,
semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan
petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

3. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi


yang ditetapkan.

c. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller dan tandem roller,


dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat
pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang
drum dan seterusnya hingga mencapai areal pemadatan. Pemadatan
dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil trial compaction.

Dasar perhitungan untuk analisa harga satuan:

1. Asumsi:

- Pekerjaan pelaksanaan ini mengguakan alat berat (secara mekanik)

- Lokasi pekerjaan sepanjang jalan

- Material agregat dicampur di base camp kontraktor atau pada lokasi


quarry

2. Prosedur pelaksanaan :

- Pelaksanaan agregat kelas B dilakukan setelah subgarde siap

- Pekerjaan persiapan subgrade. Apabila sudah siap maka dilakukan


pengukuran menggunakan alat ukur seperti TS, theodolit maupun
waterpass.

- Proses pemecahan batu menjadi fraksi 1, 2 dan 3 sesuai komposisi


JMF. Blending bisa menggunakan alat blending plant. Jika tidak
tersdia blending, bisa menggunakan excavator maupun wheel loader
- Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan
menggunakan dump truck.

- Penghamparan agregat menggunakan motor grader. Tebal


hamparan agregat maksimum 20 cm

- Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat


pemadatan perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyiraman menggunakan truck water tank.

- Pengujian ketebalan LPB atau tes spit

- Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone.


Tingkat kepadatan sampai 100%.

- Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 60%.

5.3.(1.a) Perkerasan Beton Semen

Persyaratan dan pemeriksaan bentuk akhir sebelum dilakukan penghamparan


beton, tanah dasar atau lapisan pondasi bawah diperiksa kepadatan dan
bentuk penampang melintangnya. Permukaan lapisan yang akan dicor beton
harus senantiasa bebas dari benda-benda asing, sisa-sisa beton, dan
kotoran-kotoran lainnya. Selanjutnya dilakukan pemasangan membran kedap
air. Membran kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap air
setebal 125 micron yang berguna agar air semen dari plat beton yang dicor
tidak meresap ke dalam lapisan di bawahnya, dan juga untuk mencegah
adanya ikatan antara plat beton dengan lapis pondasi bawah yang akan
mengakibatkan terjadinya retak-retak pada plat beton setelah terjadinya
penyusutan pada waktu pengerasan beton. Membran kedap air tersebut
dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang telah siap.
Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap, dengan lebar
tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang. Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati
untuk mencegah sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke
permukaan lapis pondasi bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan
angin.

1. Lingkup Pekerjaan Perkerasan Beton Semen:

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan perkerasan beton seperti yang
dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.

2. Bahan-bahan untuk Adukan Beton dan Ketentuan

a. Portland Cement (Lihat syarat-syarat teknis bahan)

b. Pasir Beton (Lihat syarat-syarat teknis bahan)


c. Split / Koral Beton (Lihat syarat-syarat teknis bahan) Penyimpanan
/ penimbunan pasir dan split harus dipisahkan satu dengan yang
lain hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur
untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat .

d. Air yang digunakan (Lihat syarat-syarat teknis bahan)

e. Besi Beton (Lihat syarat-syarat teknis bahan)

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Kualitas Pekerjaan

Kualitas beton yang digunakan adaiah K.300 dan harus memenuhi


ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
1971 (PBI .1971).

- Pengecoran Beton

Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. Takaran untuk


semen, pasir dan split harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi
Tugas / Konsultan Management Konstruksi . Pengecoran harus
dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
merjamin beton cukup padat dan haws dihindarkan terjadinya cacad
pada beton seperti kropos dan sarang spilt yang dapat memperlemah
konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan
pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui
oleh Pemberi Tugas / Konsultan Management Konstruksi.

4. Pekerjaan Acuan I Bekisting

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang


telah ditetapkan / diperlukan dalam gambar. Acuan harus dipasang
sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran. Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya rata,
bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, potongan potongan
kayu tanah dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan diteliti
terlebih dahulu bekistingnya dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan di atas papan atau baja
untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh
disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken Æ 8-10 cm.
Tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara menyilang. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi
syarat-syarat yang dicantumkan dalam PB1.1971

5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan Bekisting

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis


dari Pemberi Tugas / Konsultan Manajemen Konstruksi.
Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas / Konsultan Management Konstruksi.

6. Contoh Bahan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan


contoh-contoh material: besi, koral / split pasir, PC, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Manajemen
Konstruksi. Contoh-contoh yang teiah disetujui oleh Pemberi Tugas /
Konsultan Management Konstruksi akan dipakai sebagai standard /
pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Pemborong ke site.

7. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan

Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh


dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam
kotak / kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan di tempat terlindung dan tertutup, kering dan
tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan oleh pabrik.Tempat penyimpanan harus cukup, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. Pemborong
bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan Pemborong wajib mengganti atas
biaya Pemborong.

8. Pengujian Kualitas Pekerjaan

Sebelum dilaksanakan pemasangan Pemborong diwajibkan memberikan


pada Pemberi Tugas / Konsultan Management Konstruksi "Certificate
Test" bahan besi dari produsen / pabrik. Bila tidak ada Certificate Test,
maka Pemborong harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton
di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian atas biaya Pemborong
sendiri.

Kualitas beton tersebut harus dibuktikan oleh Pemborong dengan


mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI. 1971. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Pengawas dan diperiksa di laboratorium
konstruksi beton yang ditunjuk Pemberi Tugas / Konsultan
Management Konstruksi. Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus
beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI.1 971.
Pemborong diwajibkan membuat trial mix terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan beton.

Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Pemberi Tugas /


Konsultan Management Konstruksi secepatnya. Seluruh biaya yang
berhubungan dengan pengujian bahan tersebut. Menjadi
tanggungjawab Pemborong.

9. Syarat Pengamanan Pekerjaan

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras minimal
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.Bila
terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Pemborong.

Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam Peraturan Beton bertulang, PBI.1971)

5.3.(3). Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Tujuan penghamparan Lapis pondasi beton kurus ini adalah sebagai lapis
pondasi dan juga perkerasan pada bahu jalan.

1. Peralatan :

- CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3


- WATER TANKER 3000-4500 L.
- Algilator Truck
- Batching Plant

2. Bahan :

- Semen
- Pasir
- Agregat Kasar
- Begisting/mal

3. Pelaksanaan pekerjaan

a. Persiapkan daerah bahu yang akan dicor, seperti pemasangan


bekisting/mal sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja.
Bagian bawahnya dipasang pelapis anti serap.
b. Agregat, semen dan air dicampur sehingga menghasilkan mutu
beton minimal K-100 dan memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi
Teknik.
c. Pemakaian ukuran agregat dipilih sesuai dengan kebutuhan Lantai
kerja beton K-100 dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
d. Beton mutu K-100 sebagai lantai kerja akan dicampur, diangkut,
dituang, disebar dan dipadatkan sesuai dengan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
e. Setelah pengecoran lantai kerja beton mutu K-100 untuk bahu
jalan maka akan diuji kerataannya dengan panjang mal tidak
kurang dari 1,8 m
f. Lantai kerja beton mutu K-100 sebagai bahu jalan segera dirawat,
setelah finishing tidak kurang dari 7 hari, perawatan tersebut yaitu
dengan cara menutup permukaannya dengan plastik sampai
lapisan berikutnya dihampar atau seluruh permukaan disemprot
merata dengan white pigmented curing compound atau seluruh
permukaan disemprot merata kontinyu dan kondisi kelembaban
dijaga agar tetap selama masa perawatan.

5. DIVISI 7. STRUKTUR

7.9 Pasangan Batu

a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang


ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan
Direksi pekerjaan, yang dibuat dari pasangan batu. Pekerjaan
harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh
formasi atau pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau sebagimana yang diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur
seperti dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala
gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk
menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama
suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan
beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai
gorong-gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya
pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas
pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat
digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared
Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap).

Dasar Perhitungan untuk Analisa Harga Satuan


Asumsi:
1. Menggunakan alat berat (secara mekanik)
2. Bahan dasar (batu, pasir dan semen)diterima seluruhnya
dilokasi pekerjaan
3. Prosedur Pelaksanaan:
Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi spesi beton
dengan menggunakan batu yang dibersihkan dari tanah liat dan
debu agar daya rekat semen terpenuhi. Penyelesaian dan
perpihan setelah pemasangan

7. DIIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

10.1.(22) Pengendalian Tanaman


Pengendalian tumbuh-tumbuhan harus selesai dirapikan atau dipotong
sesuai ketentuan selambat-lambatnya 7 hari, bebas dari
tumbuh-tumbuhan disekitar ujung gorong-gorong, terusan gorong-gorong,
saluran air yang diperkeras, kerb, sekitar rambu lalulintas, guardrails,
patok pengarah, tiang lampu, bahu jalan, seluruh permukaan yang dilabur,
pualu untuk lalulintas, bangunan bawah jembatan dan tepi deck
jembatan.

Tumbuh-tumbuhan yang diijinkan mempunya tinggi minimal 2,5 cm dan


maksimum 10 cm

a. Tahap Pelaksanaan

1. Persiapan

2. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.

3. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada


Direksi Pekerjaan.

4. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.

5. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.

6. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi


kondisi khusus.

7. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).

8. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.

9. Sebelum dimulai pekerjaan Bahan telah mendapat persetujuan dari


direksi.

b. Lingkup Pekerjaan

1. Penyedia Jasa harus melaksanakan pengendalian tanaman atau


tumbuh-tumbuhan di sepanjang Ruang Milik Jalan atau koridor
yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan jika patok-patok Rumija
tidak lengkap atau tersedia, yang kiranya dapat mengganggu
jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan dalam
berlalu lintas selama periode pelaksanaan sebagaimana yang
diuraikan pada Pasal 1.16.2.3) dari Spesifikasi.

2. Lokasi yang harus bebas dari tanaman di sekitar ujung


gorong-gorong, terusan gorong-gorong, selokan air yang dilapisi
(linedditch), kerb, sekitar rambu,guard rails, patok pengarah, tiang
lampu, bahu jalan, seluruh permukaan yang dilabur, bangunan
bawah jembatan dan deck jembatan.

c. Pelaksanaan :

1. Tumbuh- tumbuhan yang diizinkan tinggi maksimum 10 cm di


sekitar patok-patok pengarah jalan dan rambu-rambu lalu lintas,
ujung saluran melintang jalan,guardrails, tiang- tiang lampu,
median yang ditinggikan, pulau-pulau untuk lalu-lintas dan trotoar
termasuk tepi deck jembatan.

2. Sedangkan tumbuh- tumbuhan yang diijinkan mempunyai tinggi


minimal 2,5 cm dan maksimum 10 cm pada lokasi median jalan
yang direndahkan, lereng tepi jalan (diluar Ruang Manfaat Jalan),
taman ditempat istirahat dan sekitarnya.

3. Pada daerah timbunan dan galian jalan harus mencakup


pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang
tingginya sudah mencapai lebih dari 10 cm dan/atau untuk
memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang
dibangun atau memperbaiki jarak pandang pada tikungan selama
periode pelaksanaan dan pekerjaan lain yang mencakup perbaikan
lereng yang tidak stabil.

4. Penyedia Jasa harus memperhitungkan kuantitas pelaksanaan


pengendalian tanaman tersebut diatas selama periode pelaksanaan,
yang harus dilaksanakan setiap saat hingga memenuhi kinerja
yang disyaratkan.

d. Peralatan yang digunakan

- Alat bantu lainya

Tenaga kerja yang dibutuhkan

- Pekerja

- Mandor

- Petugas K3 & Petugas Keselamatan lalu lintas

Kapasitas Produksi :

- Produksi yang menentukan tenaga manusia : 1000 m2/Hari


Rencana Keselamatan :

Perlengkapan K3 :

- Memasang rambu peringatan

- Menggunakan sarung tangan

- Menggunakan Baju rompi

- Menggunakan Helm

- Menggunakan Sepatu Safety

Tindakan Keselamatan

- Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan

- Menempatkan petugas bendera untuk mengatur lalulintas

- Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu,rompi,sarung


tangan dan lainnya

e. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu terhadap pekerjaan bahwa hasil pekerjaan


diperiksa dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Administrasi / Dokumentasi
Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan
dikerjakan :

1. Laporan berkala secara menyeluruh


2. Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditadatangani oleh Direksi Pekerjaan
/Pemilik
3. Dokumentasi Foto, meliputi:
- Pekerjaan sebelum dilaksanakan
- Pekerjaan sedang dilaksanakan
- Pekerjaan setelah dilaksanakan
4. Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil pada
setiap STA.
5. Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan
6. Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan
7. Membuat Back up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan.
Demobilsasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan
pekerjaan segera dilakukan demobilisasi kembali kepada pemberi
dukungan alat.

Pembersihan Akhir
Setelah semua pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan
melakukan pembersihan akhir dimana base camp, kantor direksi dan
lain-lain akan dibongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk
direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat
efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak Pelaksana bersama-sama
konsultan pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima
pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang
telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

Anda mungkin juga menyukai