Berdasarkan pada ruang lingkup dari pekerjaan, maka disusun suatu metodologi pendekatan
yang diharapkan dapat mencapai maksud dan tujuan yang tercantum dalam kerangka acuan
kerja (Term of Reference). Secara garis besar metodologi yang digunakan untuk melakukan
Pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN
KOTA BANDA ACEH mempelajari terhadap lokasi penempatan dan pembuatan fasilitas baru
yang tersebut dalam kontrak kerja Pelaksana Pekerjaan.
Tahapan pekerjaan pengawasan teknis diharapkan memberikan layanan yang meliputi kegiatan
pekerjaan berikut :
Memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pemenuhan kewajiban dan
tugas konsultan.
Pelaksanaan ketentuan hukum dari Dokumen Kontrak Fisik, terutama masalah hukum yang
menyangkut tuntutan (claim), perpanjangan waktu pelaksanaan dan lain sebagainya.
Evaluasi usulan perubahan desain dan penyiapan Contract Change Order dan Addendum.
Memberikan rekomendasi, Contract Change Order dan Addendum.
Pemeriksaan dan Investigasi atas masalah khusus, misalnya : keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan, serta membuat rekomendasi pemecahannya.
Memberikan saran manajemen pelaksanaan pekerjaan (Construction Management).
Memberikan Laporan Teknis yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
Pengumpulan data lapangan rinci untuk peninjauan desain (review design), perhitungan
desain, gambar desain dan surat-menyurat.
Pengumpulan data lapangan yang lengkap, serta pelaksanaan uji-uji yang diperlukan.
Penghimpunan data pengendalian mutu pekerjaan.
Pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan sebagai
dasar pembayaran.
Monitoring dan pengecekan terus menerus pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta
menandatangani Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC).
Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana (AsBuilt Drawing)
dan menggambarkan secara rinci bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Melaporkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Penyusunan Laporan Bulanan tentang kegitan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
Membantu pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO)
dan Serah Terima Pekerjaan (Final Hand Over/FHO) terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey pendahuluan terhadap
paket pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat rangkuman evaluasi dengan melampirkan
sketsa desain serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi :
Kebutuhan material Pasir
Kebutuhan timbunan/Fill dan galian
Material struktur Semen, Kerikil, Pasir Beton besi tulangan dll.
2. Metodologi
Metodologi pekerjaan Tim Pengawasan Teknis dikelompokkan dalam pekerjaan - pekerjaan
berikut :
Survey Lapangan (Field Supervision)
Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)
Rekayasa Lapangan (Engineering Survey)
Pengawasan (Supervision)
Test Material (Material Testing)
Administrasi (Contract Administration)
Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional & Final Hand Over)
Pelaporan (Reporting)
Hasil rekayasa lapangan ini nantinya akan dibandingkan dengan volume yang terdapat pada
Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga bisa diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan
dijadikan patokan atau pelengkap dalam dokumen pelaksanaan.
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PENGAJUAN PEMBAYARAN
Diagram V.6
Selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Tim Supervisi akan selalu memonitoring
mengenai pembuatan profil konstruksi, pengukuran awal, kualitas material, pemadatan,
kadar air, gradasi material, pekerjaan acesories dan lainnya.
Tim Supervisi akan secara bersama memonitoring, memberikan saran saran apa bila
diperlukan dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-kesulitan
pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap
kesetabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi campuran dan lain-lain. Hasil
pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat dalam catatan harian (Daily Record) yang
dilakukan pada saat awal, selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan.
Pengukuran kualitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor
dan Pihak Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dimana pengukuran ini dilakukan setelah
pekerjaan tersebut dan dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (Performance) maupun
mutu, pelaksanaan pekerjaan.
2.9.4 Progress
Konsultan pengawas bertanggung jawab atas kebenaran progress untuk permintaan
pembayaran (termyn), sesuai dengan keadaan lapangan dan prestasi pekerjaan yang
telah diselesaikan.
B. PROGRAM KERJA
1. Umum
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka rencana kerja ini disusun
berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan sesuai dengan ruang
lingkup yang tercantum dalam kerangka acuan kerja dan metodologi yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR
HARAPAN KOTA BANDA ACEH.
Tidak hanya memberikan jasa pengawasan sesuai Kerangka Acuan Kerja tetapi juga
mengusahakan dengan cara sedemikian rupa agar diperoleh hasil yang baik.
Tidak hanya melakukan pengawasan biaya pekerjaan fisik, tetapi juga mengusahakan
kemungkinan dapat diperoleh penghematan biaya.
Tidak hanya memonitor kemajuan pekerjaan, tetapi juga menciptakan metode-metode dan
teknik penjadwalan untuk mendapat penghematan waktu.
Menitik beratkan pada pelaksanaan program pengawasan mutu secara efektif.
Menjalin kerjasama yang baik dengan Kontraktor dalam membantu memecahkan masalah-
masalah dalam pelaksanaan pekerjaan dan mendayagunakan struktur organisasinya.
Membina kerjasama yang baik dengan Konsultan lain di lingkungan instansi terkait.
1. Persiapan
Segera setelah Konsultan menerima Surat Perintah Kerja atau surat resmi lainnya dari
Pengguna Jasa, Konsultan akan memobilisasi tim untuk pekerjaan pengawasan teknik ini.
Selanjutnya tim pengawasan teknik (dalam hal ini SE/CI) segera melakukan koordinasi awal
dengan PPTK/PPK dan Kontraktor untuk paket pekerjaan fisik yang bersangkutan dalam
rangka penyelenggaraan Rapat Pra-Konstruksi (Pre-Construction Meeting/PCM).
Kegiatan persiapan yang akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas (Tim Pengawasan Teknik)
dalam rangka PCM dan pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik antara lain sebagai
berikut:
b. Penyediaan kantor beserta fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan pengawasan teknik.
c. Inventarisasi Dokumen Kontrak pekerjaan fisik yang akan diawasi serta data dan
informasi lain yang terkait.
d. Mengkaji Dokumen Kontrak dikaitkan dengan target fisik yang mesti dicapai,
mencakup :
- Daftar Kuantitas & Harga, Harga Satuan (termasuk Analisa Harga Satuan),
- Gambar Rencana.
- Formulir surat izin untuk memulai pelaksanaan pekerjaan (Request for Works),
- Formulir surat menyurat antara konsultan dengan pihak KPA/ PPTK/PPK serta
Kontraktor,
i. Mengkaji (review) pengajuan Sub Kontraktor (bila ada) dari Kontraktor kepada KPA/
PPTK/PPK.
2) Unsur Perencanaan
Hal-hal penting yang akan dibahas dalam Rapat Pra-Konstruksi antara lain:
- Pekerjaan Tambah/Kurang,
- Mobilisasi.
Di dalam Rapat Pra-Konstruksi ini, hal-hal yang akan dilaksanakan oleh Tim Pengawasan
Teknik (untuk selanjutnya disebut “Konsultan Pengawas”) antara lain sebagai berikut :
c. Mengkaji usulan rencana kerja dan program mobilisasi yang diajukan oleh Kontraktor,
termasuk usulan perubahan-perubahannya serta memberikan saran dan masukan guna
penyempurnaannya.
f. Menandatangani Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah dibuat dan telah diperbaiki
oleh Kontraktor sesuai hasil review dari Konsultan Pengawas.
Hasil rapat (berupa hasil tanya-jawab dan kesepakatan-kesepakatan mengenai
pelaksanaan pekerjaan) akan dicatat sebagai notulen/Berita Acara Rapat Pra-Konstruksi
dan selanjutnya setelah ditandatangani oleh KPA/ PPTK/PPK. Konsultan Pengawas dan
Kontraktor dan diperbanyak sesuai kebutuhan, akan dibagikan kepada semua pihak yang
hadir. Hasil Rapat Pra-Konstruksi ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Dokumen
Kontrak dan menjadi salah satu pedoman/acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik, sehingga diharapkan akan bermanfaat bagi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
1. U m u m
Demi tercapainya kualitas sesuai persyaratan selama umur rencana, maka masalah kualitas
pekerjaan akan menjadi masalah yang sangat penting untuk diperhatikan.
Karena alasan tersebut diatas, maka pengawasan pekerjaan konstruksi menjadi hal yang
sangat penting dan memerlukan suatu wadah dengan organisasi yang memadai untuk
memonitor segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan fisik ini akan
diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan Spesifikasi yang ada dan anggaran yang
sudah ditetapkan.
Untuk memenuhi target diatas, Konsultan telah menyiapkan program kerja dan menyusun tim
pengawasan teknik yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli, dan tenaga-tenaga pendukung. Dalam
hal ini, kami ingin menekankan bahwa Konsultan yakin layanan konsultansi yang kami berikan
akan dapat menjamin tercapainya hasil pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di
dalam Dokumen Kontrak, serta terwujudnya kondisi Sarana dan Prasarana Pasar yang dapat
diandalkan guna mendukung sarana kelancaran proses pembangunan.
Pada prinsipnya, dalam layanan ini Konsultan Pengawas akan mengutamakan hal-hal berikut
ini :
2. Staking Out
Dalam pelaksanaan Rekayasa Lapangan, survey lapangan akan dilaksanakan oleh Kontraktor
sedangkan Konsultan Pengawas akan mengarahkan, mengawasi dan mengecek akurasi
survey lapangan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tersebut. Kondisi lapangan yang perlu
diinventarisasi dalam survey lapangan ini paling tidak adalah sebagai berikut :
Dalam tahap ini Konsultan Pengawas juga akan melakukan studi/pengkajian secara terinci
terhadap data-data dan informasi-informasi penting lainnya yang terkait dengan tinjau ulang
desain dan menyiapkan catatan-catatan tambahan atau yang sejenis yang mungkin diperlukan
dalam proses pengkajian secara terinci dan studi atas data yang sudah ada. Hasil pengkajian
atas data survai dan rekayasa lapangan, termasuk catatan-catatan penting lainnya, akan
dilaporkan kepada KPA/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/ Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
Hasil dari pelaksanaan kegiatan rekayasa lapangan adalah konsep Usulan Perubahan Desain
(Design Review Proposal). Konsultan Pengawas akan melakukan analisa terhadap konsep ini
untuk memperoleh gambaran perlu/tidaknya dilakukan review design atau cukup dilakukan
pekerjaan tambah/kurang. Apabila cukup dilakukan pekerjaan tambah/kurang yang tidak
menyebabkan perubahan biaya (ballance budget) danwaktu pelaksanaan, maka Konsultan
Pengawas akan melakukan penyiapan perubahan kuantitas kontrak tersebut dalam bentuk
penyiapan Contract Change Order.
Gambar v.2
SURVAI LAPANGAN
JUSTIFIKASI TEKNIS
(USULAN REVIEW DESIGN)
Tidak
Disetujui ?
Ya
Tinjau Ulang Perencanaan pada dasarnya diperlukan/dilaksanakan oleh karena latar belakang
sebagai berikut :
Adanya tenggang waktu, yang dapat berlangsung lama, antara saat perencanaan dibuat
dengan saat pelaksanaan pekerjaan sehingga dimungkinkan kondisi permukaan tanah pada
saat perencanaan tidak sama dengan kondisi permukaan pada saat pekerjaan dilaksanakan.
Tinjau ulang Perencanaan untuk paket pekerjaan ini, yang pelaksanaannya merupakan tugas
Konsultan Pengawas, akan dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
- Review Design yang telah disetujui akan diserahkan salinannya kepada KPA/ PPTK/PPK
untuk dapat monitoring pekerjaan fisik.
Berdasarkan pada hasil pengkajian terhadap desain asli dan hasil pengolahan data survai
kondisi eksisting fasilitas landasan dan fasilitas bangunan, apabila ternyata ditemukan bahwa
kondisi lapangan membutuhkan jenis penanganan yang tidak sama dengan (tidak terdapat di
dalam) desain asli (original design), maka Konsultan Pengawas akan segera mempersiapkan
review design dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
f. Memeriksa dan melakukan koreksi yang diperlukan terhadap Gambar Kerja yang
diajukan oleh Kontraktor.
5. Pengendalian Mutu
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan landasan ini, hasil pekerjaan harus memenuhi
persyaratan mutu sebagaimana ditentukan di dalam Dokumen Kontrak (yang dinyatakan dalam
Spesifikasi dan Gambar/Desain). Ketentuan dan persyaratan yang ditentukan di dalam
Spesifikasi mencakup : persyaratan bahan mentah, persyaratan bahan olahan, cara/metode
pelaksanaan, dan persyaratan pekerjaan jadi. Sedangkan ketentuan yang dinyatakan di dalam
Gambar mencakup : Dimensi (Panjang, Lebar, Tebal), Elevasi, Kemiringan dan Lokasi.
Untuk dapat mewujudkan produk pekerjaan yang memenuhi persyaratan mutu diperlukan
sistem pengendalian mutu yang baik melakukan pengendalian mutu pada setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup :
PROSES PROSES
CHECK CHECK
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara
lain sebagai berikut namun tidak terbatas pada :
- Compaction Test,
- Pengujian Ekstraksi,
- Termometer Logam,
Selain itu Konsultan Pengawas juga akan melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan
semua peralatan laboratorium yang akan digunakan, mencatat nomor serinya, termasuk
data/laporan hasil kalibrasi dan masa berlakunya. Jika suatu peralatan telah habis masa
berlaku kalibrasinya atau diragukan akurasinya, maka peralatan tersebut harus dikalibrasi
kembali untuk mengetahui kelayakannya sebelum dapat digunakan.
2) Pengujian Material
Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk menguji setiap jenis
material yang akan digunakan dalam pekerjaan untuk mengetahui kelayakannya terhadap
parsyaratan Spesifikasi. Jenis, jumlah dan frekuensi pengujian harus sesuai dengan yang
disebutkan dalam Spesifikasi. Setiap jenis material yang tidak memenuhi persyaratan
Spesifikasi tidak akan diterima untuk digunakan dalam pekerjaan, dan untuk itu Konsultan
Pengawas akan menginstruksikan secara tertulis kepada Kontraktor untuk mengganti
material tersebut hingga memenuhi persyaratan Spesifikasi. Apabila hasil pengujian
menunjukkan bahwa material memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka Konsultan
Pengawas akan menyetujui/ merekomendasikan bahwa material tersebut dapat digunakan
dalam pekerjaan.
Semua material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dapat disimpan (stock file)
dengan cara yang benar sehingga tidak menimbulkan kerusakan, segregasi,
terkontaminasi oleh material lain atau kotoran (untuk agregat), korosi (baja tulangan).
Namun demikian, untuk bahan-bahan yang telah disimpan dan telah disetujui sebelum
penyimpanannya, apabila sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan ternyata material tersebut
dalam kondisi yang diragukan kualitasnya, maka Konsultan Pengawas akan
memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan pengujian sebagaimana ketentuan di
dalam Spesifikasi.
Seluruh proses pengujian material akan selalu diawasi dan dicatat oleh Teknisi
Laboratorium dari Konsultan Pengawas, mulai dari cara pengambilan contoh, pemberian
label, penyimpanan contoh, penyiapan benda uji, penyiapan peralatan (termasuk kalibrasi
alat), proses pengujian, pengolahan data hasil pengujian, dll yang harus sesuai dengan
prosedur standar yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
a) Tanah
Atterberg Distribusi
Limit Test Ukuran Butiran
Kadar Kepadata
kandungan bahan organik n Laboratorium
Atterberg Distribusi
Limit Test Ukuran Butiran
Kadar Kepadata
kandungan bahan organik n Laboratorium
Sodium Test
Sulphate Soundness Test Kepadatan Lapangan
3) Penyimpanan Bahan/Material
Konsultan Pengawas akan memerintahkan secara lisan maupun tertulis kepada Kontraktor
untuk melaksanakan penyimpanan material dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
- Tempat penyimpanan material harus bebas dari tumbuh-
tumbuhan, puing dan bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi kualitas
material/campuran material, dan harus mempunyai sistem drainase yang lancar.
Konsultan Pengawas juga akan secara kontinu melakukan pengawasan dan memberikan
pengarahan terhadap proses pelaksanaan kegiatan ini.
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan suatu Job Mix Formula (JMF). JMF yang akan
dibuat antara lain untuk pekerjaan Beton.
Apabila pelaksanaan uji coba dilakukan pada lokasi pekerjaan, dan hasil pengujian
terhadap hasil pekerjaan uji coba menunjukkan bahwa:
- Hasil pekerjaan uji coba tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka Konsultan
Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan perbaikan pada
rancangan campuran kerja yang telah dibuatnya, dan semua lapisan/konstruksi hasil
pekerjaan uji coba tersebut harus dibuang dan tidak akan diperhitungkan sebagai
volume pembayaran.
Hasil pekerjaan uji coba memenuhi persyaratan Spesifikasi dan Gambar Desain, maka
Konsultan Pengawas akan menyetujui rancangan campuran kerja tersebut sebagai
rumusan campuran kerja untuk pekerjaan yang bersangkutan, dan lapisan/konstruksi hasil
pelaksanaan pekerjaan uji coba tersebut dapat diterima dan dapat dibayar sebagai
pekerjaan yang sebenarnya.
Jenis dan frekuensi/jumlah pengujian rutin ini adalah seperti yang ditentukan di dalam
Spesifikasi.
7) Pengujian Lapangan
Jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan sesuai dengan Spesifikasi dan
bagian lain dari Dokumen Kontrak, Konsultan Pengawas akan membuat rekomendasi
secara resmi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk penerimaan pekerjaan.
Ok Ok
Ok
- Batas-batas Lokasi Pekerjaan
Penolakan / Perintah - Sistem Drainase
Tidak Pemeriksaan Kesiapan
Perbaiki Kesiapan -- Geometri
Lapangan - Kondisi/Kualitas Lahan Perintah
Lapangan
Perbaikan
Pekerjaan
Ok
DITOLAK
- Dimensi
Penolakan / Perintah Pemeriksaan Kesiapan - Jenis, Jumlah & Kondisi - Geometri
Tidak Terjadi Pengukuran Hasil Pekerjaan
Perbaiki Kesiapan Peralatan dan Personil Peralatan - Kondisi & Bentuk Fisik
penyimpangan di Lapangan
Peralatan & Personil Kontraktor - Posisi dan Jumlah Personil
Ok
Ok
Penolakan / Perintah
Tidak Pemeriksaan Kesiapan - Kualitas
Perbaiki Kesiapan
Material - Kuantitas
Material
PENERIMAAN
HASIL PEKERJAAN
Ok
Ok
PELAKSANAAN PEKERJAAN
DI LAPANGAN
6. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum
Untuk menjaga agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah
ditentukan, maka sangatlah penting menerapkan sistem kendali/kontrol terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan berbagai pekerjaan yang saling berkaitan dan melakukan
perhitungan untuk menjamin tercapainya kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana.
Berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam setiap satu minggu, Konsultan
Pengawas akan mengevaluasi kemajuan dari kegiatan Kontraktor di lapangan terhadap
target kemajuan rencana, dan akan selalu memberikan masukan, saran atau instruksi
mengenai langkah-langkah perbaikan yang perlu/harus dilakukan untuk dapat lebih
meningkatkan pencapaian kemajuan pekerjaan atau untuk mengejar keterlambatan yang
mungkin dialami.
Jika sekiranya didapati bahwa critical path mungkin terlambat, Konsultan Pengawas akan
segera mengadakan rapat dengan Kontraktor untuk mendiskusikan semua item pekerjaan
yang berhubungan dengan keterlambatan tersebut, menunjukkan secara tepat apa
permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluarnya dan
menginstruksikan Kontraktor untuk segera mengambil tindakan. Perlu ditekankan bahwa
Konsultan akan melakukan langkah ini sebelum critical path terlambat, bukan sesudahnya.
Berdasarkan hasil evaluasi ini, Konsultan Pengawas akan memberikan saran-saran yang
diperlukan dan/atau meminta Kontraktor untuk mengubah rencana kerjanya. Rencana
Kerja yang telah diperbaiki dan disetujui akan selalu dikaji lebih lanjut selama periode
konstruksi, jika memang diperlukan.
Salah satu metode yang efektif untuk memantau kemajuan pekerjaan adalah dengan
mengadakan rapat koordinasi mingguan antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor
(sebaiknya diadakan pada setiap awal minggu/hari Senin), agar apabila terjadi hal-hal
yang potensial menghambat penyelesaian pekerjaan dapat segera diketahui dan
diantisipasi antara lain dengan cara memperbaharui/memperbaiki rencana kerja.
Rapat koordinasi dan evaluasi ini harus dihadiri oleh personil inti dari kedua pihak untuk
merumuskan kesamaan pendapat mengenai permasalahan kemajuan pekerjaan yang ada
dan penyusunan rencana kerja selanjutnya.
Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang mungkin mempengaruhi metode
CPM akan dianalisa dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan
pemecahannya.
Sebelum diadakan rapat seperti yang dijelaskan di atas, Kontraktor perlu mengadakan
rapat bersama stafnya pada setiap akhir minggu untuk membahas kemajuan pekerjaan
yang telah dicapai dan kendala-kendala yang ada. Kemudian Kontraktor diharuskan
mempersiapkan sebuah jadwal bar chart sederhana yang mempelihatkan rencana kerja
untuk minggu berikutnya untuk dibahas di dalam rapat koordinasi mingguan bersama
Konsultan Pengawas.
Walaupun jadwal mingguan Kontraktor hanyalah bersifat sementara, namun hal ini akan
sangat membantu baik bagi Konsultan Pengawas maupun bagi Kontraktor sendiri di
lapangan guna menghilangkan keraguan dalam pengaturan jadwal kerja personilnya,
sehingga diharapkan akan dapat menghasilkan kemajuan yang positif.
Dengan terpeliharanya koordinasi yang baik antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor,
diharapkan akan dapat membantu memudahkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dengan segera, memecahkan permasalahan tanpa menundanya lebih lama dan
menghindarkan timbulnya kesalah pahaman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
dengan demikian akan memungkinkan tercapainya kemajuan pekerjaan yang optimal.
Konsultan Pengawas dengan cara cepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan
yang sudah disiapkan oleh Kontraktor dan akan menerima hanya jumlah pekerjaan yang
benar dan memenuhi persyaratan di dalam Spesifikasi. Konsultan Pengawas kemudian
akan menyiapkan Sertifikat Pembayaran Bulanan atas pekerjaan yang sudah selesai dan
disetujui.
Formulir yang akan digunakan untuk menyiapkan sertifikat pembayaran bulanan harus
disetujui oleh PPTK/PPK. Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung
sebagaimana mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah/kuantitas pekerjaan yang
sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh Ketua Tim dari Konsultan Pengawas dan Wakil dari
Kontraktor dan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)secepatnya untuk
pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran.
Konsultan Pengawas akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala semua
pekerjaan sisa sehingga dapat membuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang
masih akan dilaksanakan dan memberitahukannya kepada PPTK/PPK secara
berkesinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan pekerjaan yang harus
diselesaikan.
Untuk hal ini Konsultan Pengawas akan menyiapkan jadwal pembayaran berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan diperbarui secara berkala sejalan dengan
kemajuan pekerjaan yang sebenarnya dan juga setiap perubahan jadwal pekerjaan.
8. Pengendalian Keselamatan Kerja
Keselamatan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Untuk ini Konsultan Pengawas akan memberikan perhatian khusus
dan meminta Kontraktor untuk mengambil tindakan sebaik mungkin untuk menghindarkan
terjadinya kecelakaan dan juga hal-hal yang membahayakan bagi pihak lain maupun bagi
pekerja sendiri.
Data dan hasil studi ini akan diserahkan kepada PPTK/PPK untuk diperiksa. Dan jika
PPTK/PPK menyetujuinya dan memutuskan untuk dilakukannya perintah perubahan,
maka Kontraktor harus segera melakukan persiapan-persiapan, dan Konsultan Pengawas
akan menyiapkan perintah perubahan tersebut (termasuk gambar rencana perubahan,
Spesifikasi dan data-data yang terkait), cara/metode yang memungkinkan, kebutuhan
waktu penyelesaiannya. Terkait dengan biaya konstruksi, Konsultan Pengawas akan
mengupayakan untuk dapat menekan biaya konstruksi seminimal mungkin.
Pekerjaan yang diperlukan oleh perintah perubahan akan dinilai pada harga dan biaya
sesuai Dokumen Kontrak. Dalam hal kontrak tidak memuat harga satuan yang dapat
digunakan untuk pekerjaan tambahan yang diperlukan, Konsultan Pengawas akan
merekomendasikan harga satuan baru, dan akan membantu dalam hal negosiasi dengan
Kontraktor.
Satu kali perintah perubahan sudah disiapkan dan dimunculkan, Konsultan Pengawas
akan membantu Kontraktor untuk memandu pekerjaan baru dengan pekerjaan yang
sedang berjalan guna mendapat cara penyelesaian yang tercepat dan praktis. Konsultan
Pengawas juga akan tetap memberitahukan kepada PPTK/PPK mengenai aspek utama
dari pekerjaan perubahan, khususnya kemajuan pekerjaan yang dibuat.
Konsultan Pengawas juga akan melihat acuan dari data yang dengan berbagai cara
digunakan untuk klaim, seperti surat menyurat, data-data laporan, hasil test laboratorium,
catatan survai, laporan harian, jadwal pekerjaan, Dokumen Kontrak, data cuaca, sertifikat
pembayaran, foto dokumentasi dan sebagainya.
Setelah seluruh data yang digunakan sudah didapat, Konsultan Pengawas akan
melakukan studi pendekatan dari tiap kejadian yang berkaitan dengan klaim, sehingga
dengan demikian penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari setiap kegiatan dari klaim.
Konsultan Pengawas kemudian akan menyiapkan laporan detil seluruh aspek dari klaim
termasuk data-data pendukung, biaya/jadwal (network), dan temuan-temuan serta
rekomendasi. Setelah lengkap, laporan tersebut akan diserahkan kepada pihak PPTK/PPK
sebagai bahan pertimbangan.
Selama beberapa waktu pihak PPTK/PPK mempelajari laporan tersebut, dimana dalam
waktu yang sama Konsultan Pengawas akan membantu memberikan penjelasan-
penjelasan jika dibutuhkan.
Suatu keputusan akan diambil sebagai kondisi klaim akan sebagian/seluruhnya disetujui
atau ditolak. Selanjutnya Konsultan Pengawas akan memberikan kepada Kontraktor
semua hal yang berkaitan/mengenai detil dari keputusan ini.
3. Perselisihan
Jika perselisihan timbul, Konsultan akan (sama dengan garis besar metode/proses
penyelesaian klaim tersebut di atas) tetap berpikiran terbuka.
Untuk itu Konsultan akan mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan hal ini tidak akan
terjadi. Untuk membantu dalam tahap penyelesaian konstruksi agar efisien, Konsultan
Pengawas akan meminta kepada Kontraktor untuk menyiapkan dan menyerahkan :
Demobilisasi yang tidak sempurna dari setiap uraian tidak akan diperbolehkan.
Dalam waktu sekitar 2 minggu sebelum tanggal rencana penyelesaian, Konsultan Pengawas
akan:
Metode ini akan memungkinkan inspeksi akhir yang bebas dari kekurangan.
Pada saat Kontraktor sudah menyelesaikan pekerjaan konstruksi, Konsultan Pengawas akan
segera melakukan inspeksi akhir untuk meyakinkan bahwa seluruh pekerjaan sudah
diselesaikan sesuai dengan Kontrak. Inspeksi akhir akan direncanakan dan dilaksanakan
dengan pola umum yang sama dengan inspeksi pendahuluan. Bagaimanapun, oleh karena
hasil dari petunjuk inspeksi pendahuluan sudah didapat, hanya kekurangan-kekurangan kecil
yang dapat diamati.
Konsultan Pengawas kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan yang masih ditemukan
selama inspeksi akhir kepada Kontraktor dan memerintahkan Kontraktor untuk mempebaiki
setiap kekurangan dengan waktu khusus.
1. Umum
Apabila seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat diselenggarakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, dukungan tenaga dan peralatan yang cukup dan kondisi yang
baik, serta koordinasi yang baik antara Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan Kontraktor
maka diharapkan akan dapat dicapai hasil yang baik dalam penyelesaian proyek. Dalam hal ini
Konsultan akan melakukan segala usaha untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek
sebaik-baiknya.
Salah satu cara terbaik untuk menjaga terjalinnya koordinasi yang baik adalah dengan
menyelenggarakan rapat secara teratur, terutama antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
Jenis rapat koordinasi yang dapat diselenggarakan antara lain rapat mingguan dan rapat
bulanan, yang dapat diuraikan dibawah ini.
Masalah lain yang akan dibahas secara serius adalah mengenai pengendalian kualitas,
kemajuan pekerjaan, status/penggunaan peralatan, pengaturan dan pengendalian lalu lintas,
pengendalian keamanan, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat
serta mengenai solusi untuk mengoreksinya.
Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam rapat akan dicatat sebagai risalah rapat.
Risalah rapat yang juga berisi tentang rencana-rencana pelaksanan pekerjaan untuk minggu
yang akan dijalani tersebut, kemudian digandakan untuk dibagikan kepada pihak Kontraktor
dan Konsultan Pengawas sebagai acuan/pegangan untuk pelaksanan pekerjaan pada minggu
tersebut. Berdasarkan pengalaman, risalah rapat ini terbukti sangat berguna, baik untuk
mengendalikan pelaksanan pekerjaan maupun sebagai data referensi pada waktu-waktu
mendatang.
Risalah rapat akan disiapkan oleh Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dibagikan kepada
semua peserta rapat. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa risalah-risalah rapat ini
sering kali terbukti sangat penting, sebagai data referensi pada waktu-waktu mendatang.
5. Pekerjaan Pelaporan
Sejalan dengan kemajuan dalam pekerjaan, konsultan harus menyiapkan dan menyampaikan
laporan-laporan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), laporan- laporan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan memuat data kemajuan pelaksanaan konstruksi bersifat mingguan.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat kemajuan pelaksanaan yang bersifat bulanan.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat Hasil kerja keseluruhan.
C. ORGANISASI DAN PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi PENGAWASAN PEMBANGUNAN
ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEH, konsultan telah memilih
personil pelaksana pekerjaan sesuai dengan kualifikasi, kecakapan dan kompetensi sesuai yang
dibutuhkan dalam KAK. Berikut ini dibahas tenaga ahli dan staf pendukung yang diusulkan.
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan supervisi dapat diuraikan sebagai berikut :
2. Pengawas Lapangan/Inspector
Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari chief inspector, serta mengusahakan
agar chief inspector selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan
dengan pengawasan sesuai dengan design yang ditentukan.
Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak.
Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan oleh
kontraktor, sebagai dasar untuk pengajuan termin pembayaran.
3. Administrasi /Keuangan
CHIEF INSPECTOR
…………………….