Anda di halaman 1dari 55

A.

PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Tugas konsultan sesuai dengan kerangka Acuan kerja (KAK) yang mencakup pekerjaan pokok,
yaitu “supervisi” dimana tujuan dari Pekerjaan ini. Pekerjaan konsultan pengawas secara garis
besar diuraikan dalam Bab berikut ini.

Berdasarkan pada ruang lingkup dari pekerjaan, maka disusun suatu metodologi pendekatan
yang diharapkan dapat mencapai maksud dan tujuan yang tercantum dalam kerangka acuan
kerja (Term of Reference). Secara garis besar metodologi yang digunakan untuk melakukan
Pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN
KOTA BANDA ACEH mempelajari terhadap lokasi penempatan dan pembuatan fasilitas baru
yang tersebut dalam kontrak kerja Pelaksana Pekerjaan.

Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA


SMAN 10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEH yang maksimal, Tim Supervisi akan
melaksanakan sistem pengawasan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana.
Dalam hal ini penyedia jasa konsultansi akan memberikan pendekatan teknis untuk jenis
pekerjaan pengawasan teknis secara rinci untuk mencapai sasaran.

1. Pendekatan untuk Pekerjaan Pengawasan Teknis

Tahapan pekerjaan pengawasan teknis diharapkan memberikan layanan yang meliputi kegiatan
pekerjaan berikut :
 Memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pemenuhan kewajiban dan
tugas konsultan.
 Pelaksanaan ketentuan hukum dari Dokumen Kontrak Fisik, terutama masalah hukum yang
menyangkut tuntutan (claim), perpanjangan waktu pelaksanaan dan lain sebagainya.
 Evaluasi usulan perubahan desain dan penyiapan Contract Change Order dan Addendum.
 Memberikan rekomendasi, Contract Change Order dan Addendum.
 Pemeriksaan dan Investigasi atas masalah khusus, misalnya : keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan, serta membuat rekomendasi pemecahannya.
 Memberikan saran manajemen pelaksanaan pekerjaan (Construction Management).
 Memberikan Laporan Teknis yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
 Pengumpulan data lapangan rinci untuk peninjauan desain (review design), perhitungan
desain, gambar desain dan surat-menyurat.
 Pengumpulan data lapangan yang lengkap, serta pelaksanaan uji-uji yang diperlukan.
 Penghimpunan data pengendalian mutu pekerjaan.
 Pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan sebagai
dasar pembayaran.
 Monitoring dan pengecekan terus menerus pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta
menandatangani Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC).
 Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana (AsBuilt Drawing)
dan menggambarkan secara rinci bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan.
 Melaporkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
 Penyusunan Laporan Bulanan tentang kegitan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
 Membantu pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO)
dan Serah Terima Pekerjaan (Final Hand Over/FHO) terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey pendahuluan terhadap
paket pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat rangkuman evaluasi dengan melampirkan
sketsa desain serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi :
 Kebutuhan material Pasir
 Kebutuhan timbunan/Fill dan galian
 Material struktur Semen, Kerikil, Pasir Beton besi tulangan dll.

2. Metodologi
Metodologi pekerjaan Tim Pengawasan Teknis dikelompokkan dalam pekerjaan - pekerjaan
berikut :
 Survey Lapangan (Field Supervision)
 Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)
 Rekayasa Lapangan (Engineering Survey)
 Pengawasan (Supervision)
 Test Material (Material Testing)
 Administrasi (Contract Administration)
 Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional & Final Hand Over)
 Pelaporan (Reporting)

2.1 Survey Lapangan (Field Supervision)


Tim Supervisi yang dipimpin oleh Chief Inspector akan secara kontinyu melaksanakan supervisi
atas pekerjaan–pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor dimana seluruh pekerjaan ini harus
sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik supervisi ini meliputi
pekerjaan – pekerjaan seperti :
1. Kontrol kualitas campuran beton (kubus), besi, semen dan air
2. Kontrol penimbunan
3. Pencatatan kejadian-kejadian yang timbul
4. Survey lapangan
5. Mengarsipkan catatan-catatan tentang kuantitas pembayaran
6. Mengarsipkan gambar-gambar kerja dan revisi yang mungkin dilaksanakan
7. Menganalisa hasil pekerjaan kontraktor
8. Mengadakan pertemuan koordinasi rutin dengan kontraktor
9. Pengawasan data cuaca dan data hujan
10. Membuat dan memelihara administrasi proyek
11. Mencatat dan menganalisa peralatan kontraktor
12. Memeriksa dan merekomendasi gambar kerja dan gambar detail
13. Penyiapan Contract Change Order
14. Pembuatan laporan-laporan
15. Memeriksa dan menyetujui estimasi pembayaran bulanan
16. Pengontrolan anggaran proyek
17. Melaporkan keterlambatan serta kemajuan pekerjaan

2.2 Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)


Tim Supervisi akan mengevaluasi rencana kerja kontraktor untuk disesuaikan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi seperti waktu yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan,
ketersediaan tenaga kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus
diperhatikan di dalam penyusunan rencana kerja dan kemudian dimintakan persetujuan kepada
Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar rencana
kerja keseluruhan. Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini harus terus
menerus dilakukan sebagai upaya pengendalian waktu dan biaya (lihat Diagram V.1 dan V.2)
sehingga dapat tercapainya jadwal seperti yang diharapkan.
Pada evaluasi jadwal kerja ini dapat dilakukan revisi-revisi dan perubahan apabila timbul
keterlambatan pelaksanaan, sesuai prosedur pada Diagram V.3
Diagram V.1
Diagram V.2
Diagram V.3
2.3 Survey Lapangan
Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu mengalami revisi – revisi pada saat
pelaksanaannya. Hal ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang sesungguhnya telah
mengalami beberapa perubahan dibandingkan kondisi pada saat survey untuk pekerjaan desain.
Perubahan/revisi ini dapat berupa revisi yang kecil (penambahan atau pengurangan), tetapi
dapat pula dalam suatu pelaksanaan terjadi revisi desain yang besar sampai kepada
penggantian desain itu sendiri.
Untuk menanggulangi masalah-masalah di atas, maka pada awal pekerjaan, kontraktor di bawah
pengawasan Tim Supervisi harus melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi pengukuran,
pemasangan patok dan Bench Mark serta survey-survey lain yang diperlukan. Kegiatan survey
ini meliputi pengukuran memanjang/plan, survey potongan memanjang dan pengukuran
melintang.
Setelah pelaksanaan staking out diperlukan suatu survey pendahuluan yang biasa disebut
rekayasa lapangan yang bertujuan sebagai pembanding terhadap desain perencanaan serta
untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan dalam suatu proyek.
Pekerjaan ini merupakan tahap awal dari tahap-tahap pekerjaan berikutnya.
Dari hasil rekayasa lapangan ini dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut :
 Jenis pekerjaan
 Lokasi/station pekerjaan
 Desain yang diperlukan
 Ukuran yang diperlukan
 Volume tiap item pekerjaan dan sebagainya.

Hasil rekayasa lapangan ini nantinya akan dibandingkan dengan volume yang terdapat pada
Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga bisa diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan
dijadikan patokan atau pelengkap dalam dokumen pelaksanaan.

2.4 Pengawasan (Supervision)


Pengawasan merupakan bagian pokok dari program konsultan yakni monitoring secara kontinyu
setiap pekerjaan kontraktor dan hasilnya. Metode pelaksanaan kerja kontraktor di monitor agar
sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki di dalam spesifikasi dan apabila terdapat cara
pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang ada. Kontraktor harus dapat menjelaskan
dan memberikan argumentasi bahwa metode pekerjaan yang diterapkan tidak akan mengurangi
kualitas pekerjaan.
Inspektor ataupun anggota Tim Supervisi yang lain akan membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan konstruksi, masalah-masalah yang timbul, revisi-revisi pekerjaan yang telah
dilakukan, lokasi pekerjaan, tenaga kerja yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas
hasil pekerjaan dan bilamana perlu konsep dan sketsa gambar serta ukuran total kuantitas,
kondisi cuaca serta kondisi lokasi pekerjaan.
Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti dan terkendali sesuai prosedur, untuk
masing-masing item pekerjaan, prosedur pengawasan yang lazim dapat digunakan diagram
berikut ini :
Diagram V.4

DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN


10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEHPENERBANGAN ACEH

PERSIAPAN PERSIAPAN PERSIAPAN MATERIAL


PERMUKAAN SEMEN DAN BESI AGREGAT/BAHAN

Pembobokan Jenis/type Portaland Pasir Pasang


Pembersihan Cement Kerikil Beton
Pengukuran Ukuran Besi (Sesuai Pasir Beton
Pematokan Dokumen Kontrak) Batu Gunung
Pasang Bowpalnk Batu Bata

KOORDINASI/ELEVASI/ MUTU/JENIS/ PROPOSAL


VOLUME MATERAL

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pengendalian Lokasi dan Volume


Pengedalian Proses Pelaksanaan
Pengendalian Mutu Material
Pengendalian Waktu Pelaksanaan

LAPORAN KEGIATAN KEMAJUAN FISIK


HARIAN AKTUAL

PERHITUNGAN VOLUME PENGUJIAN-PENGUJIAN


MATERIAL

BACK UP DATA BACK UP DATA KENDALI MUTU


PERHITUNGAN VOLUME

PENGAJUAN PEMBAYARAN

SERTIFIKAT BULANAN KEMAJUAN PEMBAYARAN


Diagram V.5

Diagram V.6
Selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Tim Supervisi akan selalu memonitoring
mengenai pembuatan profil konstruksi, pengukuran awal, kualitas material, pemadatan,
kadar air, gradasi material, pekerjaan acesories dan lainnya.

Tim Supervisi akan secara bersama memonitoring, memberikan saran saran apa bila
diperlukan dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-kesulitan
pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap
kesetabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi campuran dan lain-lain. Hasil
pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat dalam catatan harian (Daily Record) yang
dilakukan pada saat awal, selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan.
Pengukuran kualitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor
dan Pihak Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dimana pengukuran ini dilakukan setelah
pekerjaan tersebut dan dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (Performance) maupun
mutu, pelaksanaan pekerjaan.

2.5 Quality Control


Pelaksanaan Quality Control (Kendali Mutu) dilakukan oleh team Supervisi yang dikoordinir
oleh Chief Inspector untuk menjamin bahwa mutu dari material yang dipakai oleh Kontraktor
memenuhi persyaratan spesifikasi.
Lingkup Pekerjaan Quality Control termasuk pada hal-hal sebagai berikut :
 Mengikuti petunjuk teknik dan perintah dari Chief Inspector, senantiasa memberikan
informasi kepada Chief Inspector, serta Satker/Pengguna Jasa tentang kendali mutu
 Melakukan supervisi terhadap penyusunan organisasi dan tata letak dari laboratorium
di lapangan milik kontraktor (kalau ada), membantu mobilisasi pengujian, serta
menjamin bahwa semua keperluan laboratorium sudah siap bila pekerjaan konstruksi
dimulai dan memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi
 Melaksanakan supervisi kegiatan harian dari semua pekerjaan yang harus dilakukan
oleh kontraktor untuk kendali mutu dari material/bahan ataupun tenaga teknis
laboratorium serta segera memberi laporan tertulis kepada CI /Satker / Pengguna Jasa
bila ditemukan adanya penyimpangan dalam
 prosedur pengujian atau kekurangan baik untuk material / bahan ataupun tenaga.
 Evaluasi terhadap ketetapan prosedur pekerjaan pengujian yang dilaksanakan
kontraktor, pemilihan sumber material, pengawasan mutu bahan maupun tenaga, dan
segera melaporkan secara tertulis pada Satker/Pengguna Jasa Fisik bila terdapat
kekurangan dalam prosedur pengujian yang dilaksanakan, atau kekurangan dari bahan
atau kualitas tenaga dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pada paket kontrak
tersebut
 Memeriksa dan meringkas semua data tentang kendali mutu serta memberi usulan
dalam menerima atau menolak usulan kontraktor tentang campuran material beton dan
atau bahan-bahan yang digunakan lainnya
 Bekerjasama dengan Pengguna Jasa mempersiapkan petunjuk dan latihan semua
personil lapangan dalam menentukan metode pemeriksaan mutu dan menjamin bahwa
formula/bahan untuk pengujian dilaboratorium atau di lapangan telah digunakan
dengan baik sesuai dengan spesifikasi teknik dari dokumen kontrak pekerjaan Fisik
guna cacatan data mengenai pengujian desain campuran
 semua kegiatan Team Supervisi Lapangan dalam melaksanakan rencana kerja di
lapangan

3.6 Test Material (Material Testing)


Tim Supervisi selain melaksanakan pengawasan pekerjaan lapangan secara lapangan
secara visual, juga akan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kualitas material dan
laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh material yang dipakai untuk
pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan seperti yang diuraikan di dalam dokumen
kontrak, khususnya spesifikasi.
Chief Inspector akan memonitoring pekerjaan-pekerjaan laboratorium seperti analisa test,
gradasi material, test stability, test kompaksi/kepadatan, analisa formula campuran,
soundness test untuk agregat, dan test-test laboratorium yang lainya.
Pekerjaan pengendalian mutu dilakukan secara teliti untuk tiap-tiap item pekerjaan
dengan menggunakan prosedur yang berlaku seperti terlihat pada Diagram sesuai tabel
berikut.
Diagram V.7
Diagram V.8
Diagram V.9
Diagram V.10
2.7 Administrasi (Contract Administration)
Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus diselenggarakan dengan
tertib, karena prosedur administrasi ini sangat penting artinya didalam mendapatkan catatan-
catatan secara tertulis mengenai pekerjaan yang sedang dalaksanakan.
Didalam kaitan ini, Tim supervisi berkewajiban untuk membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik
mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan oleh Kontraktor
(Request of Work), catatan-catatan hasil pengawasan baik secara visual di lapangan maupun
hasil test laboratorium, termasuk juga perhitungan kuantitas hasil pekerjaan sebagai bahan
pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan di file-kan dengan tertib. Surat
menyurat dengan kontraktor ataupun dengan Pemimpin Proyek/Bagian Proyek baik yang
menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen kontrak.
Bulanan (Monthly Certificate) oleh Kontraktor akan dicocokan dan dipelajari dengan melihat
catatan-catatan harian inspector lapangan dan hasil pengukuran dan perhitungan bersama (Joint
Measurement). Diagram alir (Flow Chart) prosedur pengajuan Monthly Certificate ini akan
mengikuti kaidah-kaidah yang ada.

2.8 Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional Hand Over)


Pada akhir dari Pekerjaan, maka kontraktor akan menajukan permintaan PHO (Provisional Hand
Over) kepada Pemimpin Proyek/Bagian Proyek. Keterlibatan Tim Supervisi dalam hal ini adalah
membantu memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran-saran teknis,
informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-gambar disain/revisi disain
dan lain - lain.
Disamping itu, Tim Supervisi juga akan membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu
diperbaiki oleh Kontraktor dalam bentuk daftar kerusakan yang masih menjadi tanggung jawab
kontraktor selama periode pemeliharaan atau biasa disebut “Defect and Deveciacies” dan
penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada Pemimpin Proyek/Bagian Proyek.

2.9 Kesiapan Tim Supervisi


2.9.1 Peralatan dan Perlengkapan
Konsultan akan melengkapi personilnya yang ditugaskan baik di kantor maupun lapangan
dengan peralatan kerja yang mencukupi sehingga tidak menghambat proses pelaksanaan
pekerjaan terutama dalam hal mempersiapkan laporan dan pembuatan progress.

2.9.2 Pengiriman dan Penempatan Personil


 Pengiriman dan penempatan personil akan dilengkapi dengan surat pengantar
dari pimpinan perusahaan yang disampaikan kepada direksi.
 Pergantian personil di lapangan harus sepengatahuan direksi.
 Pemberian cuti atau libur kepada personil di lapangan yang diperoleh dari
perusahaannya akan diberitahukan kepada direksi dan konsultan segera
menyiapkan personil.
 penggantinya dengan kualitas sama dengan personil yang sebelumnya.

2.9.3 Kelengkapan Data


Personil atau pengawas yang ditempatkan di lapangan selalu dapat menunjukkan
kelengkapan data-data berupa:

 Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan diawasi


 Gambar-gambar kerja dari pekerjaan yang diawasi dan telah diberi tanda
sampai tahap mana pekerjaan telah berlangsung serta sesuai dengan jadual
pelaksanaan.
 Jadual pelaksanaan untuk kontraktor
 Kerangka acuan kerja untuk pengawas
 Laporan mingguan dan bulanan hasil pekerjaan fisik

2.9.4 Progress
Konsultan pengawas bertanggung jawab atas kebenaran progress untuk permintaan
pembayaran (termyn), sesuai dengan keadaan lapangan dan prestasi pekerjaan yang
telah diselesaikan.
B. PROGRAM KERJA
1. Umum
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka rencana kerja ini disusun
berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan sesuai dengan ruang
lingkup yang tercantum dalam kerangka acuan kerja dan metodologi yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR
HARAPAN KOTA BANDA ACEH.

Berdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sejenis, Konsultan


merumuskan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan pengawasan yang paling efektif untuk
diterapkan pada layanan ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pekerjaan/program kerja dengan pendekatan terhadap pekerjaan ini meliputi :

 Tidak hanya memberikan jasa pengawasan sesuai Kerangka Acuan Kerja tetapi juga
mengusahakan dengan cara sedemikian rupa agar diperoleh hasil yang baik.
 Tidak hanya melakukan pengawasan biaya pekerjaan fisik, tetapi juga mengusahakan
kemungkinan dapat diperoleh penghematan biaya.
 Tidak hanya memonitor kemajuan pekerjaan, tetapi juga menciptakan metode-metode dan
teknik penjadwalan untuk mendapat penghematan waktu.
 Menitik beratkan pada pelaksanaan program pengawasan mutu secara efektif.
 Menjalin kerjasama yang baik dengan Kontraktor dalam membantu memecahkan masalah-
masalah dalam pelaksanaan pekerjaan dan mendayagunakan struktur organisasinya.
 Membina kerjasama yang baik dengan Konsultan lain di lingkungan instansi terkait.

2. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan pengawasan teknik dapat dibagi atas tiga tahapan yaitu
- Tahap Pra-Konstruksi,
- Tahap Konstruksi dan
- Tahap Pasca Konstruksi.

Metodologi Program kerja/pelaksanaan kegiatan Konsultan untuk layanan pengawasan teknik


ini secara garis besar digambarkan pada Gambar v.1.
Gambar v.1
DIAGRAM PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGAWASAN GEDUNG
2.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI

1. Persiapan

Segera setelah Konsultan menerima Surat Perintah Kerja atau surat resmi lainnya dari
Pengguna Jasa, Konsultan akan memobilisasi tim untuk pekerjaan pengawasan teknik ini.
Selanjutnya tim pengawasan teknik (dalam hal ini SE/CI) segera melakukan koordinasi awal
dengan PPTK/PPK dan Kontraktor untuk paket pekerjaan fisik yang bersangkutan dalam
rangka penyelenggaraan Rapat Pra-Konstruksi (Pre-Construction Meeting/PCM).

Kegiatan persiapan yang akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas (Tim Pengawasan Teknik)
dalam rangka PCM dan pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik antara lain sebagai
berikut:

a. Melakukan koordinasi awal dengan instansi-instansi dan unsur-unsur yang terkait


dengan pelaksanaan layanan ini.

b. Penyediaan kantor beserta fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan pengawasan teknik.

c. Inventarisasi Dokumen Kontrak pekerjaan fisik yang akan diawasi serta data dan
informasi lain yang terkait.

d. Mengkaji Dokumen Kontrak dikaitkan dengan target fisik yang mesti dicapai,
mencakup :

- Pasal-pasal Dokumen Kontrak,

- Cakupan/isi Dokumen Kontrak,

- Ketentuan Umum/Syarat-syarat Umum,

- Spesifikasi Umum/Spesifikasi Khusus,

- Ketentuan Khusus/Syarat-Syarat Khusus,

- Daftar Kuantitas & Harga, Harga Satuan (termasuk Analisa Harga Satuan),

- Gambar Rencana.

e. Menyiapkan formulir-formulir standar yang akan digunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan, antara lain :

- Formulir untuk keperluan survai topografi,

- Formulir Laporan Harian,


- Formulir Quality Control untuk pengujian material/bahan, Test CBR lapangan,
Test Density, pemeriksaan Gradasi, pengujian Beton dan lain-lain,

- Formulir pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan,

- Formulir instruksi lapangan kepada kontraktor,

- Formulir surat izin untuk memulai pelaksanaan pekerjaan (Request for Works),

- Formulir surat menyurat antara konsultan dengan pihak KPA/ PPTK/PPK serta
Kontraktor,

- Formulir-formulir pendukung lainnya seperti grafik cuaca, tenaga kerja dan


peralatan.

f. Mengkaji (review) Usulan Rencana Kerja Kontraktor.

g. Mengkaji (review) Usulan Program Mobilisasi Kontraktor.

h. Mengkaji (review) Usulan Daftar Peralatan dan Daftar Personil Kontraktor.

i. Mengkaji (review) pengajuan Sub Kontraktor (bila ada) dari Kontraktor kepada KPA/
PPTK/PPK.

j. Mengkaji (review) Polis Asuransi Kontraktor.

2. Rapat Pra-Konstruksi (Pre-Construction Meeting/PCM)

Rapat Pra-Konstruksi harus diselenggarakan segera setelah Kontrak pekerjaan fisik


ditandatangani dan selambat-lambatnya sampai dengan 14 hari setelah diterbitkannya SPMK
bagi Kontraktor.

Tujuan utama diselenggarakannya Rapat Pra-Konstruksi adalah untuk mendapatkan


kesamaan pandang (visi) dan pengertian (persepsi) terhadap seluruh Dokumen Kontrak dan
membuat kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat dalam Dokumen Kontrak
maupun kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan.

Unsur-unsur yang akan terlibat di dalam PCM terdiri dari :

1) Unsur Pejabat Pembuat Komitmen KPA/ PPTK/PPK.

2) Unsur Perencanaan

3) Unsur Proyek (Pekerjaan Fisik), terdiri dari :

a. KPA/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

b. Konsultan Pengawasan Teknik


c. Kontraktor (Penanggung jawab perusahaan dan General Superintendent).

Hal-hal penting yang akan dibahas dalam Rapat Pra-Konstruksi antara lain:

1) Aplikasi pasal-pasal penting dalam Dokumen Kontrak :

- Pekerjaan Tambah/Kurang,

- Terminasi atau forfaiture,

- Mobilisasi.

2) Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan.

3) Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan.

4) Kendala-kendala yang mungkin akan terjadi.

5) Prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan (termasuk rencana jadwal


pelaksanaan) dan metode konstruksi yang harus diikuti.

6) Prosedur pelaksanaan dan cara pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi


dan mata pembayaran lump sum lainnya.

7) Pengertian yang sama mengenai kualitas pekerjaan yang diinginkan.

Di dalam Rapat Pra-Konstruksi ini, hal-hal yang akan dilaksanakan oleh Tim Pengawasan
Teknik (untuk selanjutnya disebut “Konsultan Pengawas”) antara lain sebagai berikut :

a. Memberikan saran/masukan kepada KPA/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk


penyempurnaan Dokumen Kontrak (bila ada).

b. Memberikan saran/masukan/usulan mengenai hal-hal yang terkait dengan prosedur


teknis dan tertib administrasi yang harus/perlu dilaksanakan selama pelaksanaan
pekerjaan fisik.

c. Mengkaji usulan rencana kerja dan program mobilisasi yang diajukan oleh Kontraktor,
termasuk usulan perubahan-perubahannya serta memberikan saran dan masukan guna
penyempurnaannya.

d. Mencatat hasil rapat dan membuat Berita Acara Rapat Pra-Konstruksi.

e. Menandatangani Berita Acara Rapat Pra-Konstruksi.

f. Menandatangani Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah dibuat dan telah diperbaiki
oleh Kontraktor sesuai hasil review dari Konsultan Pengawas.
Hasil rapat (berupa hasil tanya-jawab dan kesepakatan-kesepakatan mengenai
pelaksanaan pekerjaan) akan dicatat sebagai notulen/Berita Acara Rapat Pra-Konstruksi
dan selanjutnya setelah ditandatangani oleh KPA/ PPTK/PPK. Konsultan Pengawas dan
Kontraktor dan diperbanyak sesuai kebutuhan, akan dibagikan kepada semua pihak yang
hadir. Hasil Rapat Pra-Konstruksi ini akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Dokumen
Kontrak dan menjadi salah satu pedoman/acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik, sehingga diharapkan akan bermanfaat bagi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

2..2 TAHAP KONSTRUKSI

1. U m u m

Demi tercapainya kualitas sesuai persyaratan selama umur rencana, maka masalah kualitas
pekerjaan akan menjadi masalah yang sangat penting untuk diperhatikan.

Karena alasan tersebut diatas, maka pengawasan pekerjaan konstruksi menjadi hal yang
sangat penting dan memerlukan suatu wadah dengan organisasi yang memadai untuk
memonitor segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan fisik ini akan
diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan Spesifikasi yang ada dan anggaran yang
sudah ditetapkan.

Untuk memenuhi target diatas, Konsultan telah menyiapkan program kerja dan menyusun tim
pengawasan teknik yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli, dan tenaga-tenaga pendukung. Dalam
hal ini, kami ingin menekankan bahwa Konsultan yakin layanan konsultansi yang kami berikan
akan dapat menjamin tercapainya hasil pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di
dalam Dokumen Kontrak, serta terwujudnya kondisi Sarana dan Prasarana Pasar yang dapat
diandalkan guna mendukung sarana kelancaran proses pembangunan.

Pada prinsipnya, dalam layanan ini Konsultan Pengawas akan mengutamakan hal-hal berikut
ini :

 Mengarahkan Kontraktor untuk mempersiapkan metode


pelaksanaan yang terbaik untuk semua kegiatan pekerjaan dan membantu Kontraktor
dengan memberikan saran dan usulan untuk perbaikan-perbaikan bila memang diperlukan
peningkatan terhadap metode-metode dan tahapan pelaksanan tiap bagian pekerjaan.

 Membantu Kontraktor untuk merencanakan dan menyusun


jadwal pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
 Bekerjasama dengan Kontraktor dalam mengoptimalkan
pendaya gunaan tenaga kerja dan peralatan.

 Memonitor dan mengendalikan persediaan material yang


memadai selama pelaksanaan pekerjaan.

 Mengoptimalkan kinerja staf/tim inspeksi lapangan dan


staf/tim pengedalian mutu pekerjaan di lapangan dengan tujuan utama menjamin
tercapainya pengawasan mutu yang baik dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.

 Mengadakan rapat mingguan dengan kontraktor untuk


membahas semua hasil dan rencana kegiatan, terutama mengenai
langkah-langkah/tindakan yang diperlukan guna meningkatkan efisiensi dan
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan. Juga untuk membahas
secara mendalam dan menyelesaikan setiap masalah yang mungkin timbul dalam kaitan
pencapaian mutu dan kemajuan pekerjaan.

 Menyusun suatu metode yang dapat menjamin agar proses


penyelesaian gambar kerja Kontraktor tidak terlambat, mulai dari pembuatan, pemeriksaan
hingga persetujuannya.

 Menyelesaikan setiap perubahan yang diperlukan terhadap


gambar perencanaan asli secara tuntas, termasuk gambar-gambar pelaksanan/shop
drawing beserta spesifikasinya.

 Membantu Kontraktor agar dapat menggunakan agregat mutu


tinggi yang sesuai dengan spesifikasi teknis untuk pekerjaan beton maupun untuk
pekerjaan perkerasan.

 Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran


bulanan Kontraktor sedemikian rupa sehingga penerimaan pembayaran pekerjaan tepat
pada waktunya dan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan selanjutnya.

 Memberitahukan kepada KPA/ PPTK/PPK secara lengkap


dan kontiniu tentang segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan
kemajuan pekerjaan bulanan. Juga mengadakan rapat koordinasi bulanan (yang harus
dihadiri oleh staf-staf penting dari KPA/ PPTK/PPK, Konsultan Pengawas dan Kontraktor)
untuk membahas dan memecahkan permasalahan yang muncul selama pelaksanaan
pekerjaan fisik.
 Membina hubungan baik dengan pihak-pihak/instansi-instansi
pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ini, pihak-pihak yang
berkepentingan, kontraktor dan pihak-pihak lain yang terkait.

 Berdasarkan pendekatan dan metodologi sebagaimana


diuraikan diatas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan dapat berjalan lancar,
tercapai hasil pekerjaan yang memenuhi persyaratan teknis dan pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Staking Out

Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan Pengawas akan memeriksa


kebenaran semua fasilitas Sarana dan Prasarana bangunan yang ada. Konsultan Pengawas
juga akan memeriksa ketepatan semua stake out yang dialaksanakan oleh Kontraktor. Setiap
penyimpangan atau ketidak tepatan akan dicatat dan diselesaikan bersama Kontraktor.

3. Rekayasa Lapangan (Field Engineering)

Rekayasa Lapangan (field engineering) yaitu melakukan survai lapangan untuk


menginventarisasi semua data kondisi lapangan secara rinci, mencocokkan (membandingkan)
data kondisi lapangan tersebut terhadap gambar rencana asli (desain), dan membuat
gambaran/sketsa mengenai kebutuhan penanganan sesuai dengan kondisi lapangan. Hasil
dari rekayasa lapangan ini akan merupakan informasi penting untuk mengindikasikan
perlu/tidaknya dilakukan tinjau ulang (review) desain.

Dalam pelaksanaan Rekayasa Lapangan, survey lapangan akan dilaksanakan oleh Kontraktor
sedangkan Konsultan Pengawas akan mengarahkan, mengawasi dan mengecek akurasi
survey lapangan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tersebut. Kondisi lapangan yang perlu
diinventarisasi dalam survey lapangan ini paling tidak adalah sebagai berikut :

- Pembangunan Sarana dan Prasarana Gedung,

- Yang terkait dengan pekerjaan Tanah (lokasi yang


memerlukan galian dan urugan),

- Kondisi yang memerlukan alokasi material dan atau


pekerjaan (retaining wall, slope protection, dll.).

Dalam tahap ini Konsultan Pengawas juga akan melakukan studi/pengkajian secara terinci
terhadap data-data dan informasi-informasi penting lainnya yang terkait dengan tinjau ulang
desain dan menyiapkan catatan-catatan tambahan atau yang sejenis yang mungkin diperlukan
dalam proses pengkajian secara terinci dan studi atas data yang sudah ada. Hasil pengkajian
atas data survai dan rekayasa lapangan, termasuk catatan-catatan penting lainnya, akan
dilaporkan kepada KPA/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/ Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).

Hasil dari pelaksanaan kegiatan rekayasa lapangan adalah konsep Usulan Perubahan Desain
(Design Review Proposal). Konsultan Pengawas akan melakukan analisa terhadap konsep ini
untuk memperoleh gambaran perlu/tidaknya dilakukan review design atau cukup dilakukan
pekerjaan tambah/kurang. Apabila cukup dilakukan pekerjaan tambah/kurang yang tidak
menyebabkan perubahan biaya (ballance budget) danwaktu pelaksanaan, maka Konsultan
Pengawas akan melakukan penyiapan perubahan kuantitas kontrak tersebut dalam bentuk
penyiapan Contract Change Order.

Gambar v.2

BAGAN ALIR PROSEDUR REKAYASA LAPANGAN

SURVAI LAPANGAN

ANALISIS DATA SURVAI

SHOP DRAWING (DRAFT)

PERHITUNGAN VOLUME KEBUTUHAN LAPANGAN

CHECK VOLUME DAN BIAYA

JUSTIFIKASI TEKNIS
(USULAN REVIEW DESIGN)

Tidak
Disetujui ?

Ya

ADDENDUM (REVIEW DESIGN)


4. Tinjau Ulang Perencanaan (Review Design)

Tinjau Ulang Perencanaan pada dasarnya diperlukan/dilaksanakan oleh karena latar belakang
sebagai berikut :

Adanya tenggang waktu, yang dapat berlangsung lama, antara saat perencanaan dibuat
dengan saat pelaksanaan pekerjaan sehingga dimungkinkan kondisi permukaan tanah pada
saat perencanaan tidak sama dengan kondisi permukaan pada saat pekerjaan dilaksanakan.
Tinjau ulang Perencanaan untuk paket pekerjaan ini, yang pelaksanaannya merupakan tugas
Konsultan Pengawas, akan dilaksanakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :

- Waktu pelaksanaan : segera setelah diterbitkannya SPMK Kontraktor, pada


periode Mobilisasi.

- Pelaksana : Site Engineer/Chief Inspector

- Petunjuk/Check/Konsultasi : KPA/PPTK Dinas Pendidikan Aceh

- Persetujuan : KPA/ PPTK/PPK.

- Review Design yang telah disetujui akan diserahkan salinannya kepada KPA/ PPTK/PPK
untuk dapat monitoring pekerjaan fisik.

Review Design dilakukan dengan memperhitungkan data-data/informasi-informasi terbaru


tentang kondisi fisik dan struktural pekerjaan yang ada serta biaya, sebelum memasuki
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Berdasarkan pada hasil pengkajian terhadap desain asli dan hasil pengolahan data survai
kondisi eksisting fasilitas landasan dan fasilitas bangunan, apabila ternyata ditemukan bahwa
kondisi lapangan membutuhkan jenis penanganan yang tidak sama dengan (tidak terdapat di
dalam) desain asli (original design), maka Konsultan Pengawas akan segera mempersiapkan
review design dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Mempersiapkan pertimbangan teknis (Technical Justification) terhadap review design


yang diajukan, antara lain yang menyangkut :

a. Penambahan/pengurangan volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

b. Dihapusnya suatu jenis/item pekerjaan.

c. Perubahan Spesifikasi untuk suatu jenis pekerjaan.

d. Perubahan elevasi, ukuran, dan atau letak suatu jenis pekerjaan.

e. Perlu dimunculkannya suatu jenis pekerjaan baru.

f. Memeriksa dan melakukan koreksi yang diperlukan terhadap Gambar Kerja yang
diajukan oleh Kontraktor.

g. Memberikan masukan kepada KPA/ PPTK/PPK tentang penyesuaian yang diperlukan


dalam bentuk Technical Justification.
2) Menyampaikan pertimbangan teknis (Technical Justification) kepada KPA/ PPTK/PPK
secara tertulis mengenai penyesuaian yang diperlukan.
3) Memeriksa dan menanda tangani Gambar Kerja (Shop Dawing) yang diajukan
Kontraktor.
4) Membuat konsep CCO/Addendum.

5. Pengendalian Mutu

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan landasan ini, hasil pekerjaan harus memenuhi
persyaratan mutu sebagaimana ditentukan di dalam Dokumen Kontrak (yang dinyatakan dalam
Spesifikasi dan Gambar/Desain). Ketentuan dan persyaratan yang ditentukan di dalam
Spesifikasi mencakup : persyaratan bahan mentah, persyaratan bahan olahan, cara/metode
pelaksanaan, dan persyaratan pekerjaan jadi. Sedangkan ketentuan yang dinyatakan di dalam
Gambar mencakup : Dimensi (Panjang, Lebar, Tebal), Elevasi, Kemiringan dan Lokasi.

Untuk dapat mewujudkan produk pekerjaan yang memenuhi persyaratan mutu diperlukan
sistem pengendalian mutu yang baik melakukan pengendalian mutu pada setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup :

Pengendalian mutu material (bahan mentah),


 Pengendalian mutu pada proses pencampuran material,
 Pengendalian mutu campuran material,
 Pengendalian mutu pada proses pengiriman/pengangkutan campuran material ke
lapangan (lokasi pekerjaan),
 Pengendalian mutu pada proses pemasangan pekerjaan dan pemadatan campuran
material di lapangan,
 Pengendalian mutu pekerjaan jadi/terpasang.
Pengendalian mutu tersebut akan dilakukan melalui pemeriksaan-pemeriksaan dan pengujian-
pengujian yang relevan dengan mengacu pada Spesifikasi. Proses pengendalian mutu
tersebut dapat digambarkan dengan skema di bawah ini Gambar v.3
SKEMA PENGENDALIAN MUTU PADA SEMUA TAHAPAN

PROSES PROSES

BAHAN/MATERIAL CAMPURAN MATERIAL HASIL PEKERJAAN

CHECK CHECK

CHECK CHECK CHECK

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara
lain sebagai berikut namun tidak terbatas pada :

1) Peralatan laboratorium dan personil/teknisi laboratorium.


2) Metode pengujian material yang akan digunakan.
3) Penyimpanan bahan/material.
4) Penyiapan rancangan campuran kerja (mix design dan job mix
formula).
5) Pelaksanaan uji rancangan campuran beton.
6) Cara pengangkutan bahan/campuran bahan.
7) Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
8) Pengujian lapangan.
9) Persetujuan/Penolakan terhadap hasil pekerjaan,

1) Peralatan Laboratorium dan Personil


Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan, jika tidak ditentukan lain akan mencakup
peralatan untuk :

- Compaction Test,

- Pemeriksaan Berat Jenis,

- Atterberg Limit Test,


- Analisa ukuran butir,

- Pengujian Ekstraksi,

- Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beton/Gmm


Test,

- Pemeriksaan Kadar Rongga Udara (air void) dalam


campuran,

- Termometer Logam,

- Compressive Strength Test untuk beton,

- Dan lain-lain, sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi.

Personil/tenaga teknisi yang terkait untuk melaksanakan pengujian harus cukup


berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang pengujian laboratorium maupun
pengujian lapangan.

Selain itu Konsultan Pengawas juga akan melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan
semua peralatan laboratorium yang akan digunakan, mencatat nomor serinya, termasuk
data/laporan hasil kalibrasi dan masa berlakunya. Jika suatu peralatan telah habis masa
berlaku kalibrasinya atau diragukan akurasinya, maka peralatan tersebut harus dikalibrasi
kembali untuk mengetahui kelayakannya sebelum dapat digunakan.

2) Pengujian Material

Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk menguji setiap jenis
material yang akan digunakan dalam pekerjaan untuk mengetahui kelayakannya terhadap
parsyaratan Spesifikasi. Jenis, jumlah dan frekuensi pengujian harus sesuai dengan yang
disebutkan dalam Spesifikasi. Setiap jenis material yang tidak memenuhi persyaratan
Spesifikasi tidak akan diterima untuk digunakan dalam pekerjaan, dan untuk itu Konsultan
Pengawas akan menginstruksikan secara tertulis kepada Kontraktor untuk mengganti
material tersebut hingga memenuhi persyaratan Spesifikasi. Apabila hasil pengujian
menunjukkan bahwa material memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka Konsultan
Pengawas akan menyetujui/ merekomendasikan bahwa material tersebut dapat digunakan
dalam pekerjaan.

Semua material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dapat disimpan (stock file)
dengan cara yang benar sehingga tidak menimbulkan kerusakan, segregasi,
terkontaminasi oleh material lain atau kotoran (untuk agregat), korosi (baja tulangan).
Namun demikian, untuk bahan-bahan yang telah disimpan dan telah disetujui sebelum
penyimpanannya, apabila sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan ternyata material tersebut
dalam kondisi yang diragukan kualitasnya, maka Konsultan Pengawas akan
memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan pengujian sebagaimana ketentuan di
dalam Spesifikasi.

Seluruh proses pengujian material akan selalu diawasi dan dicatat oleh Teknisi
Laboratorium dari Konsultan Pengawas, mulai dari cara pengambilan contoh, pemberian
label, penyimpanan contoh, penyiapan benda uji, penyiapan peralatan (termasuk kalibrasi
alat), proses pengujian, pengolahan data hasil pengujian, dll yang harus sesuai dengan
prosedur standar yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

Pemeriksaan dan pengujian material ini akan mencakup :

a) Tanah

 Atterberg  Distribusi
Limit Test Ukuran Butiran

 Kadar  Kepadata
kandungan bahan organik n Laboratorium

b) Batuan alam untuk Lapis Pondasi Bawah

 Atterberg  Distribusi
Limit Test Ukuran Butiran

 Kadar  Kepadata
kandungan bahan organik n Laboratorium

 California  Field Dry


Bearing Ratio (CBR) Density dan Moisture Content

c) Agregat batu pecah

 Los Angeles  Fines


Abrasion Test Test

 Sodium  Test
Sulphate Soundness Test Kepadatan Lapangan

3) Penyimpanan Bahan/Material

Konsultan Pengawas akan memerintahkan secara lisan maupun tertulis kepada Kontraktor
untuk melaksanakan penyimpanan material dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
- Tempat penyimpanan material harus bebas dari tumbuh-
tumbuhan, puing dan bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi kualitas
material/campuran material, dan harus mempunyai sistem drainase yang lancar.

- Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang


sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas dan untuk memudahkan dalam
penggunaan maupun pemeriksaannya sewaktu-waktu.

- Penempatan bahan-bahan harus sedemikian rupa untuk


mencegah terjadinya segregasi, menjaga kesesuaian gradasi dan kadar airnya.

- Penumpukan berbagai ragam agregat untuk pekerjaan aspal


panas dan beton harus dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah
terjadinya pencampuran dari bahan-bahan yang berbeda.

- Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk


mencegah terjadinya kejenuhan agregat oleh air yang akan mengakibatkan penurunan
kualitas.

Konsultan Pengawas juga akan secara kontinu melakukan pengawasan dan memberikan
pengarahan terhadap proses pelaksanaan kegiatan ini.

4) Penyiapan Rancangan Campuran Kerja (Job Mix Formula)

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan suatu Job Mix Formula (JMF). JMF yang akan
dibuat antara lain untuk pekerjaan Beton.

5) Uji Pelaksanaan Rancangan Campuran Kerja

Sebelum rancangan campuran kerja dilaksanakan pada pekerjaan yang sebenarnya,


Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan uji coba
pelaksanaan pekerjaan dilanjutkan dengan pengujian terhadap hasil pekerjaan uji coba
tersebut, dengan mengikuti prosedur standar sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi.
Uji coba ini dapat dilaksanakan di luar lokasi pekerjaan atau pada lokasi pekerjaan.

Apabila pelaksanaan uji coba dilakukan pada lokasi pekerjaan, dan hasil pengujian
terhadap hasil pekerjaan uji coba menunjukkan bahwa:

- Hasil pekerjaan uji coba tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi, maka Konsultan
Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan perbaikan pada
rancangan campuran kerja yang telah dibuatnya, dan semua lapisan/konstruksi hasil
pekerjaan uji coba tersebut harus dibuang dan tidak akan diperhitungkan sebagai
volume pembayaran.

Hasil pekerjaan uji coba memenuhi persyaratan Spesifikasi dan Gambar Desain, maka
Konsultan Pengawas akan menyetujui rancangan campuran kerja tersebut sebagai
rumusan campuran kerja untuk pekerjaan yang bersangkutan, dan lapisan/konstruksi hasil
pelaksanaan pekerjaan uji coba tersebut dapat diterima dan dapat dibayar sebagai
pekerjaan yang sebenarnya.

6) Pengujian Rutin Laboratorium

Selama pelaksanaan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada


Kontraktor untuk melakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung
terhadap bahan-bahan dan/atau campuran bahan guna menjamin kualitas sesuai dengan
persyaratan, sebagaimana yang disebutkan dalam Spesifikasi.

Jenis dan frekuensi/jumlah pengujian rutin ini adalah seperti yang ditentukan di dalam
Spesifikasi.

7) Pengujian Lapangan

Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk melakukan pengujian


lapangan terhadap pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan, sebagaimana yang
disebutkan dalam persyaratan pengujian/Spesifikasi. Apabila hasil pengujian lapangan
terhadap suatu pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan menunjukkan adanya
penyimpangan terhadap persyaratan Spesifikasi, maka Konsultan Pengawas akan
memerintahkan kepada Kontraktor untuk memperbaiki pekerjaan tersebut. Selanjutnya
Konsultan Pengawas bersama Kontraktor akan melakukan penyelidikan dan pengkajian
terhadap seluruh proses pelaksanaan pekerjaan itu untuk memastikan penyebab
terjadinya penyimpangan. Apabila penyebab terjadinya penyimpangan ini ditemukan, maka
selanjutnya Konsultan Pengawas akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk
melakukan perbaikan pada proses pelaksanaan pekerjaan agar kesalahan/penyimpangan
yang sama tidak terjadi lagi dalam pelaksanaan pekerjaan serupa pada lokasi/segmen
bagian yang berbeda.

Konsultan Pengawas akan mencatat peristiwa ini (penyimpangan dan langkah/tindakan


perbaikannya) dan akan menyampaikannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
sebagai laporan.

8) “Penerimaan”/“Penolakan” atas Pekerjaan


Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor, Konsultan
Pengawas akan melakukan “Inspeksi untuk penerimaan/penolakan hasil pekerjaan” secara
tepat. Bagan alir “Penerimaan/Penolakan Pekerjaan” dapat dilihat pada Gambar v.4.

Jika pekerjaan sudah dilakukan secara memuaskan dan sesuai dengan Spesifikasi dan
bagian lain dari Dokumen Kontrak, Konsultan Pengawas akan membuat rekomendasi
secara resmi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk penerimaan pekerjaan.

Terhadap pekerjaan yang tidak dapat diterima/tidak memenuhi persyaratan dalam


Spesifikasi, baik yang disebabkan oleh hasil dari pelaksanaan yang buruk atau pemakaian
bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat, rusak oleh ketidak hati-hatian atau disebabkan
hal lainnya, Konsultan Pengawas akan membuat penolakan atas pekerjaan secara tertulis
dengan menyebutkan alasan-alasan dari penolakan tersebut, tetapi sebelumnya Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) akan diberitahu terlebih dahulu tentang hal-hal yang berkaitan
dengan setiap pekerjaan yang ditolak. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan
Utama disajikan pada Gambar - gambar berikut :
Gambar
Gambar v.4 4.4
BAGANBAGAN ALIR PENERIMAAN / PENOLAKAN
ALIR PENERIMAAN/PENOLAKAN PEKERJAAN
PEKERJAAN

TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELAKSANAAN DAN HASIL PEKERJAAN

MULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN


DI LAPANGAN

- Jenis Pekerjaan - Penelitian Penyebab


Tidak Penerimaan Request Produksi Campuran Material dan
Penolakan / Perintah - Lokasi Pekerjaan Terjadinya Peyimpangan (bila ada)
yang diajukan oleh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan
Perbaikan - Tanggal Pelaksanaan - Rekomendasi mengenai Perbaikan
Kontraktor
Kinerja

Ok Ok

- Jenis & Lokasi Pekerjaan Terjadi


Penolakan / Perintah Tidak Pemeriksaan Gambar 1. Pengujian Harian di
- Dimensi/Ukuran & penyimpangan
Perbaikan Gambar Kerja (Shop Drawing) Laboratorium DITOLAK
Geometri
2. Pemeriksaan di Lapangan
(Sifat-sifat Fisik)
Ok

Ok
- Batas-batas Lokasi Pekerjaan
Penolakan / Perintah - Sistem Drainase
Tidak Pemeriksaan Kesiapan
Perbaiki Kesiapan -- Geometri
Lapangan - Kondisi/Kualitas Lahan Perintah
Lapangan
Perbaikan
Pekerjaan
Ok

DITOLAK
- Dimensi
Penolakan / Perintah Pemeriksaan Kesiapan - Jenis, Jumlah & Kondisi - Geometri
Tidak Terjadi Pengukuran Hasil Pekerjaan
Perbaiki Kesiapan Peralatan dan Personil Peralatan - Kondisi & Bentuk Fisik
penyimpangan di Lapangan
Peralatan & Personil Kontraktor - Posisi dan Jumlah Personil

Ok
Ok

Penolakan / Perintah
Tidak Pemeriksaan Kesiapan - Kualitas
Perbaiki Kesiapan
Material - Kuantitas
Material
PENERIMAAN
HASIL PEKERJAAN
Ok

Penolakan / Perintah Tidak Pemeriksaan - Sarana & Prasana


Perbaiki Kelengkapan Kelengkapan - Peralatan
Laboratorium Laboratorium - Personil

Ok

PELAKSANAAN PEKERJAAN
DI LAPANGAN
6. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

1. Umum
Untuk menjaga agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah
ditentukan, maka sangatlah penting menerapkan sistem kendali/kontrol terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan berbagai pekerjaan yang saling berkaitan dan melakukan
perhitungan untuk menjamin tercapainya kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana.

2. Evaluasi Terhadap Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam melaksanakan pengawasan pada pekerjaan
konstruksi yang sejenis, Konsultan menyadari bahwa evaluasi terhadap Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor secara simultan dan terintegrasi dengan keseluruhan
sumber daya yang dimiliki oleh Kontraktor selalu harus dilakukan, untuk mendeteksi
kemungkinan adanya kelemahan struktur organisasi Kontraktor, metoda pelaksanaan,
penugasan personil, penggunaan peralatan dan lain sebagainya.

Berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam setiap satu minggu, Konsultan
Pengawas akan mengevaluasi kemajuan dari kegiatan Kontraktor di lapangan terhadap
target kemajuan rencana, dan akan selalu memberikan masukan, saran atau instruksi
mengenai langkah-langkah perbaikan yang perlu/harus dilakukan untuk dapat lebih
meningkatkan pencapaian kemajuan pekerjaan atau untuk mengejar keterlambatan yang
mungkin dialami.

Jika sekiranya didapati bahwa critical path mungkin terlambat, Konsultan Pengawas akan
segera mengadakan rapat dengan Kontraktor untuk mendiskusikan semua item pekerjaan
yang berhubungan dengan keterlambatan tersebut, menunjukkan secara tepat apa
permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluarnya dan
menginstruksikan Kontraktor untuk segera mengambil tindakan. Perlu ditekankan bahwa
Konsultan akan melakukan langkah ini sebelum critical path terlambat, bukan sesudahnya.

3. Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor


Sebelum dimulainya pelaksanaan setiap bagian pekerjaan kontruksi, Konsultan Pengawas
akan mengkaji ulang dan mengevaluasi rencana kerja Kontraktor yang memperlihatkan
metode dan prosedur pelaksanaan setiap bagian pekerjaan konstruksi tersebut maupun
rencana kerja secara keseluruhan.
Rencana kerja ini menggambarkan secara detil kegiatan Kontraktor pada periode
mobilisasi, manajemen lalu lintas/faktor keamanan, metode pelaksanaan, metode
penyediaan dan penyimpanan material, pemilihan jenis peralatan kerja, organisasi kerja,
terget waktu pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan, program pengendalian mutu, sub
kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Pertimbangan Konsultan Pengawas atas rencana kerja Kontraktor memerlukan perhatian


khusus pada beberapa pokok persoalan berikut ini:

- Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja yang


sesuai dengan Spesifikasi dan Syarat-syarat Kontrak.

- Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detil dengan metode


critical path dengan pertimbangan semua kegiatan pekerjaan yang saling berkaitan.

- Pengendalian keselamatan, khususnya dari sudut pengaturan


dan mempertimbangkan kenyamanan nelayan setempat.

- Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.

Berdasarkan hasil evaluasi ini, Konsultan Pengawas akan memberikan saran-saran yang
diperlukan dan/atau meminta Kontraktor untuk mengubah rencana kerjanya. Rencana
Kerja yang telah diperbaiki dan disetujui akan selalu dikaji lebih lanjut selama periode
konstruksi, jika memang diperlukan.

4. Pemantauan Kemajuan Pekerjaan


Pencapaian kemajuan pelaksanaan setiap bagian pekerjaan di lapangan perlu selalu
dimonitor setiap saat, agar apabila terjadi hal-hal yang potensial menghambat
penyelesaian pekerjaan dapat segera diketahui dan diantisipasi. Untuk ini Konsultan
Pengawas akan selalu memonitor jadwal rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
secara rutin selama pelaksanan pekerjaan.

Salah satu metode yang efektif untuk memantau kemajuan pekerjaan adalah dengan
mengadakan rapat koordinasi mingguan antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor
(sebaiknya diadakan pada setiap awal minggu/hari Senin), agar apabila terjadi hal-hal
yang potensial menghambat penyelesaian pekerjaan dapat segera diketahui dan
diantisipasi antara lain dengan cara memperbaharui/memperbaiki rencana kerja.

Rapat koordinasi dan evaluasi ini harus dihadiri oleh personil inti dari kedua pihak untuk
merumuskan kesamaan pendapat mengenai permasalahan kemajuan pekerjaan yang ada
dan penyusunan rencana kerja selanjutnya.
Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang mungkin mempengaruhi metode
CPM akan dianalisa dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan
pemecahannya.

Sebelum diadakan rapat seperti yang dijelaskan di atas, Kontraktor perlu mengadakan
rapat bersama stafnya pada setiap akhir minggu untuk membahas kemajuan pekerjaan
yang telah dicapai dan kendala-kendala yang ada. Kemudian Kontraktor diharuskan
mempersiapkan sebuah jadwal bar chart sederhana yang mempelihatkan rencana kerja
untuk minggu berikutnya untuk dibahas di dalam rapat koordinasi mingguan bersama
Konsultan Pengawas.

Walaupun jadwal mingguan Kontraktor hanyalah bersifat sementara, namun hal ini akan
sangat membantu baik bagi Konsultan Pengawas maupun bagi Kontraktor sendiri di
lapangan guna menghilangkan keraguan dalam pengaturan jadwal kerja personilnya,
sehingga diharapkan akan dapat menghasilkan kemajuan yang positif.

Dengan terpeliharanya koordinasi yang baik antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor,
diharapkan akan dapat membantu memudahkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dengan segera, memecahkan permasalahan tanpa menundanya lebih lama dan
menghindarkan timbulnya kesalah pahaman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
dengan demikian akan memungkinkan tercapainya kemajuan pekerjaan yang optimal.

5. Penyiapan Gambar Pelaksanaan


Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan (shop drawing) kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui, yang memperlihatkan secara lengkap
dan terinci seluruh bagian pekerjaan konstruksi yang harus dikerjakan, lokasi pekerjaan
dan peralatan konstruksi yang akan digunakan. Dalam hal ini jangka waktu yang
diperlukan untuk pekerjaan persiapan, pemeriksaan gambar, perbaikan dan persetujuan
gambar pelaksanaan juga perlu dipertimbangkan agar tidak akan menyebabkan terjadinya
keterlambatan yang berarti terhadap kemajuan pekerjaan.
Menyadari hal ini, Konsultan Pengawas bersama Kontraktor akan menyusun jadwal proses
penyiapan gambar pelaksanaan, sejak tahap persiapan hingga persetujuan gambar
dengan memberikan prioritas kepada hal-hal yang mempengaruhi critical path.
Untuk itu maka Konsultan Pengawas akan segera memeriksa setiap gambar pelaksanaan
yang diajukan oleh Kontraktor dan segera mengembalikannya kepada Kontraktor dengan
setiap koreksi jika memang diperlukan, yang kemudian gambar tersebut dikirim kembali
untuk persetujuan akhir. Komentar akan diberikan secara jelas dengan persetujuan secara
tertulis. Prosedur ini dipertimbangkan untuk menghindarkan keterlambatan kemajuan
pekerjaan khususnya critical path.
Seluruh proses penyiapan gambar pelaksanaan, sejak tahap persiapan hingga disetujui,
haruslah diselesaikan dalam masa mobilisasi.

7. Pengendalian Biaya Pekerjaan


1. Umum
Konsultan menyadari pentingnya pengendalian biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, dan untuk itu Konsultan Pengawas akan melakukan upaya-upaya
pengendalian biaya tersebut sejak permulaan hingga akhir tahap konstruksi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian biaya pekerjaan, antara lain
dengan penggunaan sistem mikro komputer dalam pengolahan data pembiayaan, tidak
membiarkan terjadinya hal-hal yang dapat mengakibatkan keterlambatan kemajuan
pekerjaan, pekerjaan tambah kurang diusahakan seminimal mungkin, dan menjamin
prosedur pelaksanaan konstruksi yang efisien dilaksanakan dan diikuti.
Cara lain yang dapat diterapkan dalam pengendalian biaya proyek adalah meminimalkan
biaya operasi lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran bulanan secara teliti dan
meyakinkan Kontraktor dengan membayar pekerjaan yang sudah diterima dengan segera,
menyiapkan perkiraan kuantitas dan biaya pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal
pembayaran bisa diperkirakan berdasarkan kemajuan pekerjaan yang ditaksir, dan
menjamin bahwa pekerjaan yang diterima sudah sesuai dengan Spesifikasi.
Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek secara keseluruhan
adalah mengkonsentrasikan kepada pekerjaan yang sudah di selesaikan dan menjamin
bahwa tanggal penyelesaian kontrak dicapai tanpa adanya perpanjangan waktu.
Mengenai penggunaan mikro komputer untuk mengendalikan biaya proyek, pengolahan
pengeluaran rekening Kontraktor dan terus memeriksa keseimbangan jumlah bahan yang
tersisa selama pelaksanaan pekerjaan diuraikan secara singkat pada sub bab di bawah
ini.
 Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian yang terpenting dari pengawasan
pekerjaan konstruksi tetapi kegiatan ini sangat sulit dan memerlukan waktu, akibatnya
sering menjadikan kurang efektifnya metode ini. Tetapi pada layanan ini Konsultan akan
menggunakan sistem mikro komputer yang bisa beroperasi di lapangan tanpa memerlukan
alat penunjang yang canggih. Ini berarti Konsultan Pengawas akan dapat mengolah semua
data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya proyek dengan cara yang cepat dan
teliti.

 Penyiapan dan Pemeriksaan Tagihan Bulanan


Konsultan Pengawas akan memeriksa dan menentukan pengukuran material yang
diterima dari pekerjaan sesuai dengan ketentuan Dokumen Kontrak. Metode pengukuran
dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah material terpasang dan pekerjaan
yang diterima akan dilakukan sesuai Dokumen Kontrak. Mengingat pentingnya hal ini,
maka Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan yang diterima
dengan teliti pada setiap akhir bulan.

Konsultan Pengawas dengan cara cepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan
yang sudah disiapkan oleh Kontraktor dan akan menerima hanya jumlah pekerjaan yang
benar dan memenuhi persyaratan di dalam Spesifikasi. Konsultan Pengawas kemudian
akan menyiapkan Sertifikat Pembayaran Bulanan atas pekerjaan yang sudah selesai dan
disetujui.

Formulir yang akan digunakan untuk menyiapkan sertifikat pembayaran bulanan harus
disetujui oleh PPTK/PPK. Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung
sebagaimana mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah/kuantitas pekerjaan yang
sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh Ketua Tim dari Konsultan Pengawas dan Wakil dari
Kontraktor dan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)secepatnya untuk
pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran.

 Perhitungan Pekerjaan Sisa dan Keseimbangan Pembayaran

Konsultan Pengawas akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala semua
pekerjaan sisa sehingga dapat membuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang
masih akan dilaksanakan dan memberitahukannya kepada PPTK/PPK secara
berkesinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan pekerjaan yang harus
diselesaikan.

Untuk hal ini Konsultan Pengawas akan menyiapkan jadwal pembayaran berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan diperbarui secara berkala sejalan dengan
kemajuan pekerjaan yang sebenarnya dan juga setiap perubahan jadwal pekerjaan.
8. Pengendalian Keselamatan Kerja
Keselamatan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Untuk ini Konsultan Pengawas akan memberikan perhatian khusus
dan meminta Kontraktor untuk mengambil tindakan sebaik mungkin untuk menghindarkan
terjadinya kecelakaan dan juga hal-hal yang membahayakan bagi pihak lain maupun bagi
pekerja sendiri.

9. Penyiapan Change Order dan Pekerjaan Tambah/Kurang


Walaupun pekerjaan tambah/kurang tidak dinginkan, oleh karena akan dapat
mengakibatkan pertambahan biaya dan membolehkan perpanjangan waktu, Konsultan
tetap harus menyiapkan untuk kemungkinan timbulnya perubahan perintah selama
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan . Pertama-
tama, sebelum membuat keputusan untuk melakukan perubahan beberapa jenis
pekerjaan dan memberitahukannya kepada PPTK/PPK, Konsultan Pengawas akan
melakukan studi dan memasukan data penunjang yang disiapkan, seperti rencana
pendahuluan/sketsa, perkiraan kuantitas pekerjaan, perkiraan kebutuhan
tenaga/peralatan, perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan,
perkiraan biaya, perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk persetujuan dan timbulnya
perintah perubahan dan hal-hal yang mungkin akan mempengaruhi keseluruhan
pekerjaan.

Data dan hasil studi ini akan diserahkan kepada PPTK/PPK untuk diperiksa. Dan jika
PPTK/PPK menyetujuinya dan memutuskan untuk dilakukannya perintah perubahan,
maka Kontraktor harus segera melakukan persiapan-persiapan, dan Konsultan Pengawas
akan menyiapkan perintah perubahan tersebut (termasuk gambar rencana perubahan,
Spesifikasi dan data-data yang terkait), cara/metode yang memungkinkan, kebutuhan
waktu penyelesaiannya. Terkait dengan biaya konstruksi, Konsultan Pengawas akan
mengupayakan untuk dapat menekan biaya konstruksi seminimal mungkin.

Pekerjaan yang diperlukan oleh perintah perubahan akan dinilai pada harga dan biaya
sesuai Dokumen Kontrak. Dalam hal kontrak tidak memuat harga satuan yang dapat
digunakan untuk pekerjaan tambahan yang diperlukan, Konsultan Pengawas akan
merekomendasikan harga satuan baru, dan akan membantu dalam hal negosiasi dengan
Kontraktor.

Satu kali perintah perubahan sudah disiapkan dan dimunculkan, Konsultan Pengawas
akan membantu Kontraktor untuk memandu pekerjaan baru dengan pekerjaan yang
sedang berjalan guna mendapat cara penyelesaian yang tercepat dan praktis. Konsultan
Pengawas juga akan tetap memberitahukan kepada PPTK/PPK mengenai aspek utama
dari pekerjaan perubahan, khususnya kemajuan pekerjaan yang dibuat.

10. Penyelesaian Klaim dan Perselisihan


1. Umum
Menurut pendapat Konsultan, klaim dan perselisihan dengan Kontraktor dapat
ditanggulangi hingga seminimal mungkin, atau dihilangkan, jika proyek yang diawasi dapat
dilaksanakn dalam pola yang efisien dengan hubungan kerja yang harmonis tetap terjaga
antara Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa. Bagaimanapun kejadian
klaim atau perselisihan dimungkinkan terjadi, dan apabila hal ini terjadi maka cara yang
ditempuh untuk menyelesaikannya secara garis besar diuraikan berikut ini.
2. Proses Klaim
Jika klaim diajukan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas akan menjaga etika
profesional dengan memberikan evaluasi secara bijaksana dengan mengikuti prosedur
untuk penyelesaian klaim yang ada dalam perjanjian Kontrak. Evaluasi akan dimulai
dengan mempelajari secara hati-hati isi dari klaim dan seluruh data pendukung. Data
pendukung biasanya sangat penting, dengan begitu Kontraktor perlu menyerahkan
tambahan data secara detail.

Konsultan Pengawas juga akan melihat acuan dari data yang dengan berbagai cara
digunakan untuk klaim, seperti surat menyurat, data-data laporan, hasil test laboratorium,
catatan survai, laporan harian, jadwal pekerjaan, Dokumen Kontrak, data cuaca, sertifikat
pembayaran, foto dokumentasi dan sebagainya.

Setelah seluruh data yang digunakan sudah didapat, Konsultan Pengawas akan
melakukan studi pendekatan dari tiap kejadian yang berkaitan dengan klaim, sehingga
dengan demikian penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari setiap kegiatan dari klaim.
Konsultan Pengawas kemudian akan menyiapkan laporan detil seluruh aspek dari klaim
termasuk data-data pendukung, biaya/jadwal (network), dan temuan-temuan serta
rekomendasi. Setelah lengkap, laporan tersebut akan diserahkan kepada pihak PPTK/PPK
sebagai bahan pertimbangan.

Selama beberapa waktu pihak PPTK/PPK mempelajari laporan tersebut, dimana dalam
waktu yang sama Konsultan Pengawas akan membantu memberikan penjelasan-
penjelasan jika dibutuhkan.
Suatu keputusan akan diambil sebagai kondisi klaim akan sebagian/seluruhnya disetujui
atau ditolak. Selanjutnya Konsultan Pengawas akan memberikan kepada Kontraktor
semua hal yang berkaitan/mengenai detil dari keputusan ini.

3. Perselisihan
Jika perselisihan timbul, Konsultan akan (sama dengan garis besar metode/proses
penyelesaian klaim tersebut di atas) tetap berpikiran terbuka.

Konsultan Pengawas akan menerima alasan-alasan perselisihan secara tertulis dari


Kontraktor termasuk di dalamnya data-data penunjang yang mendukung timbulnya
perselisihan tersebut.

Konsultan Pengawas juga akan merevisi informasi-informasi yang terkait dengan


perselisihan tersebut dalam seluruh permasalahan. Petunjuk umum yang dìberikan dalam
kondisi umum dalam Kontrak akan diikuti untuk menyelesaikan perselisihan.

2.3 TAHAP PASCA KONSTRUKSI

1. Persiapan Provisional Hand Over


Sering terjadi kecenderungan aktivitas Kontraktor terlalu lambat pada akhir masa konstruksi,
dimana pada saat tanggal penyelesaian teryata masih ada beberapa pekerjaan belum selesai
(biasanya dihubungkan dengan kejadian kejadian alam yang tidak begitu mengganggu).

Untuk itu Konsultan akan mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan hal ini tidak akan
terjadi. Untuk membantu dalam tahap penyelesaian konstruksi agar efisien, Konsultan
Pengawas akan meminta kepada Kontraktor untuk menyiapkan dan menyerahkan :

 Jadwal/rencana demobilisasi sekurang-kurangnya 15 hari


sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang disyaratkan,

 Jadwal mengenai bagaimana dan kapan setiap bagian dari


operasinya akan selesai (mencakup jenis pekerjaan, peralatan konstruksi, laporan/gambar
terlaksana dan sebagainya).

Demobilisasi yang tidak sempurna dari setiap uraian tidak akan diperbolehkan.

Dalam waktu sekitar 2 minggu sebelum tanggal rencana penyelesaian, Konsultan Pengawas
akan:

a) melakukan inspeksi pendahuluan untuk mendata dan menysunan daftar


kekurangan-kekurangan penyelesaian pekerjaan (defect liaibility),
b) segera menyerahkan daftar kekurangan ini kepada Kontraktor, dan

c) memerintahkan Kontraktor untuk segera melakukan perbaikan/


penyelesaian yang diperlukan.

Metode ini akan memungkinkan inspeksi akhir yang bebas dari kekurangan.

Pada saat Kontraktor sudah menyelesaikan pekerjaan konstruksi, Konsultan Pengawas akan
segera melakukan inspeksi akhir untuk meyakinkan bahwa seluruh pekerjaan sudah
diselesaikan sesuai dengan Kontrak. Inspeksi akhir akan direncanakan dan dilaksanakan
dengan pola umum yang sama dengan inspeksi pendahuluan. Bagaimanapun, oleh karena
hasil dari petunjuk inspeksi pendahuluan sudah didapat, hanya kekurangan-kekurangan kecil
yang dapat diamati.

Konsultan Pengawas kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan yang masih ditemukan
selama inspeksi akhir kepada Kontraktor dan memerintahkan Kontraktor untuk mempebaiki
setiap kekurangan dengan waktu khusus.

Setelah inspeksi akhir dilakukan, untuk mengkonfirmasikan penyelesaian pekerjaan yang


memuaskan, Konsultan Pengawas akan memberikan rekomendasi kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)/ PPTK/PPK untuk penerimaan pekerjaan.

2. Penyiapan Sertifikat Provisional Hand Over


Setelah semua kekurangan dalam daftar periksa (check list) mengenai kekurangan pekerjaan
selesai diperbaiki oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas bersama Kuasa Pengguna Angaaran
(KPA) / PPTK/PPK akan melakukan pemeriksaan ulang (re-check) untuk penerimaan
pekerjaan, dan kembantu menyiapkan penerbitan Sertifikat Provisional Hand Over.

 Koordinasi Kegiatan (Aktivitas) Pekerjaan

1. Umum
Apabila seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat diselenggarakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, dukungan tenaga dan peralatan yang cukup dan kondisi yang
baik, serta koordinasi yang baik antara Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan Kontraktor
maka diharapkan akan dapat dicapai hasil yang baik dalam penyelesaian proyek. Dalam hal ini
Konsultan akan melakukan segala usaha untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek
sebaik-baiknya.

Salah satu cara terbaik untuk menjaga terjalinnya koordinasi yang baik adalah dengan
menyelenggarakan rapat secara teratur, terutama antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
Jenis rapat koordinasi yang dapat diselenggarakan antara lain rapat mingguan dan rapat
bulanan, yang dapat diuraikan dibawah ini.

2. Rapat Mingguan Staf Konsultan


Jenis rapat ini akan diadakan setiap hari Sabtu, yang merupakan rapat koordinasi antara
Personil Konsultan Pengawas. Di dalam rapat ini akan dibahas masalah-masalah penting yang
ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti permasalahan quality control, kemajuan
pekerjaan, pengendalian dan keselamatan lalu lintas, dll. Dalam rapat ini juga akan dibahas
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam minggu-minggu yang telah lewat, rencana
kerja untuk minggu-minggu berikutnya dan menyiapkan agenda untuk rapat mingguan
bersama Kontraktor yang pada umumnya diadakan pada hari Senin berikutnya.

3. Rapat Mingguan Konsultan dengan Kontraktor


Rapat ini akan lebih baik apabila dapat diselenggarakan pada awal minggu/hari Senin dan
dihadiri oleh staf inti Konsultan Pengawas dan staf inti Kontraktor. Pada saat dimulainya rapat,
Konsultan Pengawas akan menyampaikan agenda rapat dan hal-hal prinsip yang akan
dibahas. Dan Kontraktor akan mempresentasikan rencana kerja tentative untuk periode satu
minggu yang akan dilaksanakan, sehingga para staf inti Kontraktor dan staf inti Konsultan
Pengawas akan mengetahui hal-hal apa yang diharapkan dapat diselesaikan dan hal-hal lain
yang berkaitan pada minggu yang akan dijalani.

Masalah lain yang akan dibahas secara serius adalah mengenai pengendalian kualitas,
kemajuan pekerjaan, status/penggunaan peralatan, pengaturan dan pengendalian lalu lintas,
pengendalian keamanan, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat
serta mengenai solusi untuk mengoreksinya.

Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam rapat akan dicatat sebagai risalah rapat.
Risalah rapat yang juga berisi tentang rencana-rencana pelaksanan pekerjaan untuk minggu
yang akan dijalani tersebut, kemudian digandakan untuk dibagikan kepada pihak Kontraktor
dan Konsultan Pengawas sebagai acuan/pegangan untuk pelaksanan pekerjaan pada minggu
tersebut. Berdasarkan pengalaman, risalah rapat ini terbukti sangat berguna, baik untuk
mengendalikan pelaksanan pekerjaan maupun sebagai data referensi pada waktu-waktu
mendatang.

4. Rapat Bulanan Pengguna Jasa/Konsultan/Kontraktor


Rapat ini idealnya diadakan pada akhir atau awal bulan, yang akan dihadiri oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA)/ PPTK/PPK beserta staf yang dipilihnya, tim inti Konsultan
Pengawas dan tim inti Kontraktor.
Sebelum dilakukannya pertemuan, Konsultan Pengawas akan menyiapkan agenda rapat yang
merupakan permasalahan utama (penting) yang akan dibahas bersama Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)/ PPTK/PPK dan Kontraktor. Permasalahan tersebut mencakup masalah-
masalah pengendalian kualitas pekerjaan, kemajuan pekerjaan terhadap target rencana
pekerjaan bulanan, pengendalian dan keamanan lalu lintas, hubungan dengan masyarakat dan
lain-lain. Jadwal CPM yang sesuai dapat digunakan sebagai acuan untuk memperlihatkan
status terakhir dari kemajuan pekerjaan.

Risalah rapat akan disiapkan oleh Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dibagikan kepada
semua peserta rapat. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa risalah-risalah rapat ini
sering kali terbukti sangat penting, sebagai data referensi pada waktu-waktu mendatang.

5. Pekerjaan Pelaporan
Sejalan dengan kemajuan dalam pekerjaan, konsultan harus menyiapkan dan menyampaikan
laporan-laporan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), laporan- laporan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan memuat data kemajuan pelaksanaan konstruksi bersifat mingguan.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat kemajuan pelaksanaan yang bersifat bulanan.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat Hasil kerja keseluruhan.
C. ORGANISASI DAN PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi PENGAWASAN PEMBANGUNAN
ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEH, konsultan telah memilih
personil pelaksana pekerjaan sesuai dengan kualifikasi, kecakapan dan kompetensi sesuai yang
dibutuhkan dalam KAK. Berikut ini dibahas tenaga ahli dan staf pendukung yang diusulkan.

1. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan mencakup ruang lingkup materi dan
lokasi serta tanggungjawab masing-masing tenaga ahli, maka Konsultan perlu membuat
suatu struktur organisasi proyek. Organisasi menjadi salah satu unsur pendekatan teknis di
dalam pelaksanaan pekerjaan dan tercapainya tujuan pekerjaan sebagaimana dituangkan di
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dalam menyusun organisasi tim pelaksana pekerjaan,
akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Lingkup pekerjaan tidak terlalu luas sehingga pekerjaan menjadi jelas dan terfokuskan,
 Lingkup pekerjaan yang sejenis dikelompokkan menjadi satu, dan
 Garis komando dan koordinasi yang jelas.
Di dalam pelaksanaan pekerjaan seluruh anggota tim akan dikoordinir oleh seorang Site
Engineer/Chief Inspector yang akan mengatur pelaksanaan pekerjaan dari hari ke harinya.
Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dari seluruh anggota tim yang disiapkan oleh
Konsultan adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Tugas dan tanggung jawab ini diberikan sepenuhnya kepada seluruh anggota tim, sesuai
dengan spesialisasinya, dengan arahan dari Manajer Proyek dan Chief Inspector sebagai
wakil dari perusahaan, agar pekerjaan dapat berjalan efektif dan efisien.
 Organisasi Tim Pelaksana ini dibentuk dengan tujuan agar pekerjaan dapat lebih
terkoodinasikan dengan baik. Oleh karena itu Tim Pelaksana ini tidak berada di bawah
salah satu Divisi yang ada di dalam perusahaan, melainkan secara langsung berada di
bawah koordinasi Manajer Proyek. Namun demikian, seluruh pengalaman dari berbagai
divisi yang ada di dalam perusahaan akan sepenuhnya dimanfaatkan untuk keberhasilan
proyek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan Konsultan juga akan mengangkat seorang wakil dari
perusahaan sebagai Manajer Proyek dengan tugas-tugas sebagai berikut:

 Menjembatani hubungan antara perusahaan dengan pemberi kerja dan Tenaga


Pelaksana.
 Menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan serta menangani hal-hal diluar kemampuan
dan wewenang Chief Inspector dan Tenaga Ahli.
 Membantu Ketua Tim (Chief Inspector) dalam pengelolaan proyek, terutama yang terkait
dengan aspek administrasi dan keuangan.
 Memonitoring dan mengevaluasi kemajuan, hasil dan kualitas pekerjaan
 Memberikan arahan-arahan baik teknis maupun non teknis.
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan PENGAWASAN
PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEH ini
diuraikan secara spesifik sebagai bahan pertimbangan dan penilaian Direksi (pemilik
pekerjaan) dalam mengevaluasi kinerja Konsultan secara teknis. Struktur organisasi kerja
sangat penting kedudukannya dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, dengan adanya struktur
organisasi kerja dapat mempermudah koordinasi team yang ada untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang diembannya. Dengan adanya struktur organisasi kerja dapat
diketahui garis perintah dan garis koordinasi sehingga diharapkan pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Untuk lebih jelasnya Struktur organisasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Gambar C.1.

2. Tenaga Pendukung dan Staff Lainnya


Staff Pendukung ditempatkan dikantor dan dilapangan, staff pendukung lapangan dibawah
arahan Site Engineer/Chief Inspector yang ditugaskan didaerah/lokasi pelaksanaan
pekerjaan, staf pendukung ini bekerja penuh sesuai dengan jadwal penugasannya masing-
masing mulai dari tahap persiapan pelaksanaan pekerjaan sampai Konsultan
memproduksikan Laporan-laporan pekerjaan.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Konsultan

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan supervisi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Site Engineer/Chief Inspector

Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector/Site Engineer adalah :


 Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan
teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani. 
 Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
 Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta
pemeliharaan jalan.
 Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak dalam
menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara
khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
 Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor,
termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
 Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan - pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
teknis maupun permasalahan kontrak.
 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana
kerjanya.
 Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
 Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan.
 Membantu Chief Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas.
 Mengikuti petunjuk -petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan terutama
sehubungan dengan :
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan
agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
yang telah ditentukan.
- Pemahaman terhadap spesifikasi dan metode pelaksanaan
untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
 Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi
kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti
kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat
koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor.
Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan
memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan
penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual
untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

2. Pengawas Lapangan/Inspector

Tugas dan tanggung jawab Inspector adalah:

 Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari chief inspector, serta mengusahakan
agar chief inspector selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan
dengan pengawasan sesuai dengan design yang ditentukan.

 Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak.

 Menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi


volume kontrak.

 Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang dihasilkan oleh
kontraktor, sebagai dasar untuk pengajuan termin pembayaran.

 Melaporkan segera kepada chief inspector apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan


akan mengakibatkan terlampaunya volume pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak.

 Mengecek semua “As Built Drawing” yang dibuat oleh kontraktor.

 Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal


kemajuan pekerjaan dan lain-lain

3. Administrasi /Keuangan

 Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum

 Mencatat dan menata semua karyawan yang di proyek

 Membantu Site Engineer/Chief Inspector untuk mencatat transaksi keuangan di


proyek.

 Membantu Site Engineer/Chief Inspector untuk mencatat dan menyimpan surat


keluar dan masuk di proyek.

 Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.

 Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktifitas karyawan di proyek.


 Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
proyek.

 Memberikan masukan kepada, Site Engineer/Chief Inspector tentang kondisi


keungan di proyek.
GAMBAR C.1 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENGAWASAN PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRA SMAN 10 FAJAR HARAPAN KOTA BANDA ACEH

MANAJEMEN PERUSAHAAN PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)


DIREKTUR DINAS PENDIDIKAN ACEH BIDANG SMA

CHIEF INSPECTOR
…………………….

INSPECTOR 1 ADM KEUANGAN


…………………….. ……………………….

Anda mungkin juga menyukai