Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN

CV RIWARDE

PEMBANGUNAN GEDUNG

KANTOR DINAS DAN KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN

KABUAPTEN MERAUKE

2019
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar


uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing pekerjaan
maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam
metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil
gangguan terhadap lingkungan dan lalu lintas pekerjaan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan
berhasil tidaknya suatu metode untuk merealisasikan proyek secara fisik, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga
ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat
mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di
lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah
yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah
diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh:
 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemerintah jika diperlukan
 Pihak perencana/arsitek jika diperlukan
Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi:
 Kemajuan (progress) pekerjaan di lapangan
 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan
time schedule yang telah direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan.
Dari hal-hal yang dijelaskan diatas, proses diagram alir yang merupakan
petahapan kegiatan digambarkan dalam diagram berikut:
Surat Perjanjian Kerja ( kontrak ) sudah ditandatangani pihak
Mulai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kontraktor

Atas Undangan PPK diadakan rapat pra pelaksanaan kegiatan,


dalam hal ini kontraktor akan menyampaikan rencana kerja
Pre-Construction
Meeting ( PCM ) dengan menyerahkan :

- Usulan review Time Schedule


- Usulan review Struktur Organisasi
- Usulan review Metode Pelaksanaan
- Usulan review Schedule Material, Peralatan dan Tenaga
Kerja non Office

Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan, akan melaksanakan


kegiatan dengan berkoordinasi bersama dengan konsultan
supervisi untuk membahas:
- Usulan material
Masa Pelaksanaan - Ijin Pelaksanaaan
- Shop Drawing
- Pengujian ( testing material )
- Pelaporan
a) Laporan Harian
b) Laporan Mingguan
c) Laporan Bulanan
- Progress Tagihan
- Usulan Perubahan Pekerjaan (CCO) jika ada
Kontraktor dalam melaksanakan serah teriama pekerjaan
(PHO), akan melaksanakan kegiatan dengan berkoordinasi
bersama dengan konsultan supervisi untuk menyiapkan:
- Dokumen Pelaksanaan
1. Usulan material
Serah Terima Pekerjaan 2. Ijin Pelaksanaaan
(PHO) 3. Shop Drawing
4. Pengujian ( testing material )
5. Pelaporan
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan
6. Progress Tagihan
7. Usulan Perubahan Pekerjaan (CCO
- As-built drawing
- Test Comisioning ( chek list )
- Berita Acara Pemeriksaan Dalam Rangka Serah Terima
Pekerjaan.
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan
mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar
rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap
selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan
dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir
kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang
terlaksana di lapangan yang digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan
pemeriksaan pekerjaan (chek list).

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a.Membersihkan Lapangan dan Perataan

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan


lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh
pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck
untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

b.Pasang Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm,
ditopang kayu kaso (5/7) dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar
warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai
cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa

c.Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bouwplank


Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah
dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak
bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran
digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh
seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan
menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m
yang ditancapkan kedalam tanah.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada
patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk
menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.
Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah
dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.
Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1 m dari As
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih
dahulu ditancapkan kedalam tanah.
d.Pembuatan Direksi Keet, Brak Kerja dan Pos Jaga

Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu
dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola
proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang
berupa direksi keet, untuk :

 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas
dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Contoh : Direksi Keet

Contoh : Barak Pekerja

Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau
seng gelombang, lantai dengan discreeding.
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang
seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan
lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek
9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding.
Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

a. Pekerjaan Pasang Pagar sementara


Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas
pelaksanaan di lapangan dilakukan. Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan
kerja didalam lingkungan proyek dan sekaligus sebagai pemisah aktifitas diluar dan
didalam areal proyek. Pagar pengaman ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh
tiang-tiang penyanggah yang kokoh, dibangun mengitari lokasi proyek sehingga
dapat memenuhi fungsinya sebagai pengaman.

Metode Pelaksanaan

 Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk


menentukan batas-batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
 Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan
pagar pengaman.
 Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan
diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.
b. Mobilisasi Alat dan Material
Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, kita buat dua
arah jalan keluar dan jalan masuk sendiri dengan perhitungan pada saat pekerjaan
pengurugan tidak terjadi antrian kendaraan yang membawa material sehingga
stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan menggunakan
perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas tanah di
lingkungan proyek.
Peralatan yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang di butuhkan
untuk membangun fasilitas-fasilitas peroyek, seperti : Direks Keet, Gudang,Pagar
peroyek. Peralatan yang di gunakan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat-
alat untuk pengukuran.

2.3 PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


2.3.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:
a. Persiapan Lahan Kerja
b. Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap
tersebut dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian
tanah.
c. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang
diberi warna cat.
d. Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul
dan belincong, apabila kondisi lahan memungkiknkan pekerjaan
galian tanah dapat menggunakan alat bantu excavator
e. Pasang patok dan benang untuk acuan galian
f. Galian tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang
g. Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan
h. Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar
sesuai rencana
i. Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa
dengan menggunakan alat ukur manual
j. Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa
drainase secukupnya supaya air dapat segera dipompa ke luar,
sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan
k. Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi
bekas pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang
berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut
diangkat
1. Pekerjaan Urugan Kembali tanah bekas galian

Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan


pondasi galian dilaksanakan dengan terlebih dahulu tanah dibersihkan dari
lapisan tanah humus dan lapisan organik, kemudian permukaan tanah
dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah monolit dengan
tanah dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih
dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan
secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan pertama dengan lapisan
selanjutnya ± 20 cm dan dipadatkan selapis demi lapis hingga mencapai garis
elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan memakai stamper/Hand
Compector.

Metode pengerjaan urugan kembali dapat diuraikan yaitu :


a. Menyiapkan alat – alat yang dipakai urugan tanah kembali
b. Menyiapkan area urugan
c. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll
d. Menyediakan tanah urug
e. Lokasi yang akan diurug dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat hubungan
yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan
f. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi dan setiap
lapis diikuti dengan pemadatan
g. Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan
kerja.

Pekerjaan Urugan Pasir bawah Pondasi

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,


kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir
ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan
menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai
ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja.

2.3.3. Pekerjaan Urugan Pasir


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini
berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan
beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan
Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang
ada.

2. Pekerjaan Urugan Tanah Peninggi Lantai

Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai
dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan
kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang
sesuai dengan spesifikasi teknis.

Pekerjaan peninggian lantai, timbunan tanah pilihan dilaksanakan


dengan menggunakan tenaga manusia dan peralatan
penunjang.Urugan tanah dilaksanakan dengan menggunakan metode
lapis demi lapis sesuai yang di direncanakan dan dipadatkan dengan
digenangi air hingga jenuh, lalu dipadatkan kembali dengan stampler
tangan. Tempat yang akan diurug terlebih dahulu harus dibersihkan dari
sampah, sisa akar, serpihan kayu maupun kotoran lainnya.

2.4.1. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Merah


Pondasi Batu Kali biasanya diletakan diatas pasangan batu merah dengan
menggunakan campuran semen dan pasir
Metode Kerja Pasangan Pondasi Batu Merah:
 Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil).
Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi
 Pasang bilah batu datar pada kedua patok, setinggi profil
 Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
 Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga
dipaku agar lebih kuat
 Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan
dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
 Cek ketegakkan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada
yang tidak tepat.
 Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25cm dari
permukaan urugan pasir
 Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersbut. (1PC : 3Pasir)

a. Pondasi Plat Setempat


Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-225. Hal pertama dilakukan yaitu
merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan dan
pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu
bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting.
Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton
tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi
agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton
yang cukup.

Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang. Ketinggian
curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.

Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design
yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.

2.4.4. Pekerjaan Pengecoran Sloof Beton Bertulang


Pekerjaan sloof pada proyek ini meliputi pekerjaan sloof untuk struktur bangunan
(sloof uk 30/50, sloof uk. 20/40 cm, dan ukuran 30/50 )
Pekerjaan sloof pada bangunan biasanya berfungsi sebagai penahan beban dari
dinding yang ada diatasnya dan sebagai pengikat antara kolom sehingga struktur
bangunan tidak mudah roboh jika terjadi guncangan dan lain-lain.
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat selesai dilakukan.
Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan pondasi poer plat
hanya terdapat sedikit perbedaan. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih
dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton
dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton
Pondasi yaitu mutu beton K-225. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah
dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

2.4.5. Pekerjaan Pengecoran Kolom Beton Bertulang


Pekerjaan Kolom dalam proyek ini terdiri dari pekerjaan kolom struktur bangunan
dengan ukuran K1 ( 40/40 cm)
Kolom pada stuktur adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang
akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh
kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom) tergantung pada
distribusi pembebanan.
Metode pekerjaan pengecoran kolom :
a) Pekerjaan Pembesian. Pekerjaan pembesian dilakukan disekitar lokasi
pekerjaan kolom. Besi yang digunakan sesuai gambar rencana. Besi ini dirakit
dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
b) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
c) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol
kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran
meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan
penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran,
ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan,
dan posisi penempatan water stop.
d) Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat
berlangsungnya pengecoran, campuran dari molen diambil sampelnya. Sampel
diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
e) Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan
pengawas untuk mengetahui apakah kualitas beton yang digunakan untuk
pengecoran sudah sesuai dengan kualitas beton yang direncanakan yaitu
dengan mutu beton K-225.
f) Kegiatan pengecoran. Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
di dalam bekesting yang sudah terpasang. Pada kondisi tertentu dilakukan
penusukan-penusukan pada coran agar tidak ada rongga-rongga kosong pada
kolom.
g) Pembongkaran bekesting dilakukan setelah umur beton pada kolom sudah
dianggap cukup. Pembongkaran bekesting dilakukan dapat dilakukan bersama-
sama dengan konsultan pengawas dan pelaksana.
h) Kegiatan Curing (perawatan). Curing (perawatan) dilakukan setelah
pembongkaran bekesting selesai dilakukan dengan cara disiram air dan
dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah. Tujuan dari perawatan beton
ini adalah untuk menjaga proses hidrasi dari beton pada koom dapat
berlangsung dengan baik sehingga ketika beton tidak mengalami hidrasi lagi,
tidak terjadi retak-retak pada beton kolom.

2.4.6. Pekerjaan Pengecoran Ring Balok Beton Bertulang


Pekerjaan ring balok bertulang dalam proyek ini terdiri dari pekerjaan ring balok
untuk struktur bangunan yaitu ring balok uk. 20x40 cm dan pekerjaan ring balok
Ring balok atau ring balk adalah struktur yang diletakan diatas pasangan batu dan
bata. Fungsi ring balok adalah sebagai tumpuan konstruksi kuda-kuda dan sebagai
pengikat pasangan dinding batu bata bagian atas agar tidak runtuh.
Metode pelaksanaan pekerjaan :
 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuaigambar rancana.
Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan piringan
tekuk/roller sesuai kelompok/jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat
bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
 Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah
dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan
gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan
stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam
garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah
terpasang “beton decking” yang memadai.

Semua bidang dalam bekisting harus diolesi minyak bekisting/mould oil


sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie
rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting-unting,
waterpas dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting.
 Pembongkaran bekesting dilakukan setelah umur beton pada ring balk sudah
dianggap cukup. Pembongkaran bekesting dilakukan dapat dilakukan bersama-
sama dengan konsultan pengawas dan pelaksana.

2.4.8. Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai Beton Bertulang


Plat lantai beton bertulang adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung,
merupakan lantai pembatas antara tingkat yang satu degan yang lain. Fungsi plat
lantai adalah sebagai penerus beban yang ada diatasnya ke struktur yang lain. Plat
lantai didukung oleh balok-balok yang disekililingnya yag bertumpu pada kolom
bangunan.
Metode pelaksanaan pekerjaan plat lantai
Pekerjaan plat lantai dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjan balok. Pekerjaan
awalnya dengan dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan persiapan
bekisting dan persiapan tulangan, kemudian hasil pengukuran dilapangan di cek
dengan gambar apakah sudah sesuai apabila tidak sesuai dilakukan kembali
pengukuran dan apabila telah sesuai dilakukan pemasang bekisting serta tiang
perancah untuk menahan bekesting pada saat pengecoran dan pembesian lalu
kembali di cek apakah bekisiting tersebut telah sesuai atau belum, apabila belum
sesuai dilakukan perbaikan pada bekisting dan apabila telah sesuai dengan rencana
dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan dan di setelah di pasang pembesian
di lakukan pengecekan pada tulangan apakah sudah sesuai dengan rencana atau
tidak, apabila tidak sesuai besi dilakukan perbaikan dan apabila sudah sesuai
dengan rencana dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan, dan setelah bersih
dilakukan pengecoran, pada saat pekerjaan pengecoran plat lantai perlu
diperhatikan sparing kebutuhan M&E sesuai dengan gambar rencana, dan
dilanjutkan dengan pekerjaan curing. Setelah umur mencukupi bekisting di
bongkar. Rangkaian pekerjaan balok dan plat lantai dapat dilihat pada diagram alir
dibawah

Anda mungkin juga menyukai