Anda di halaman 1dari 25

E.

URAIAN DAN PENDEKATAN METODOLOGI

E.1. Uraian dan Ruang Lingkup


Lingkup kegiatan tersebut antara lain meliputi:

a. Memeriksa dan mempelajari bagian dokumen kontrak untuk pelaksanaan


konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di
lapangan.

b. Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi


eksisting bangunan gedung, melalui gambar kerja beserta dokumen teknis
perencanaan.

c. Menyusun Field Engineering kondisi awal dan rekayasa lapangan


(penyesuaianrencana awal dan kondisi/kebutuhan lapangan) pekerjaan
konstruksi di lapangan.

d. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan


laju pencapaian volume/realisasi fisik sampai dengan Serah Terima Akhir Hasil
Pekerjaan Konstruksi.

e. Memberhentikan (sementara) Pelaksanaan Pekerjaan yang tidak


sesuai/memenuhi spesifikasi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak.

f. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan


yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

g. Menyelenggarakan rapat bersama dikantor/lapangan secara berkala dengan


penyedia/kontraktor pelaksana dan pihak pengguna jasa terkait, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, berdasarkan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh kontraktor pelaksana konstruksi.

h. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian, telaah, penelitian, dan/atau


pengujian (jika diperlukan) dan justifikasi teknis terhadap suatu permasalahan
yang terjadi di lapangan, terutama dalam proses rencana perubahan/adendum
kontrak dan serah terima hasil pekerjaan.

i. Menyusun laporan secara periodik (rekapitulasi pelaksanaan pekerjaan


mingguan yang meliputi permasalahan/kendala di lapangan dan resume
pekerjaan) kepada Pengguna Konstruksi.

j. Menyusun dan menandatangani Berita Acara setiap Pemeriksaan/Opname


Lapangan Bersama Kontraktor Pelaksana dan Pihak Pengguna.
k. Menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan perhitungan volume
pekerjaan pada data penunjang/pendukung (Back Up Data), serta Berita Acara
Serah Terima Hasil Pekerjaan Konstruksi.

l. Meneliti gambar-gambar rencana pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan


oleh kontraktor pelaksana konstruksi untuk disahkan dan disetujui oleh
konsultan pengawasan teknis selanjutnya oleh oleh Pengguna Barang/Jasa
SKPD sesuai tingkatan hierarki. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai
dengan pelaksanaan (As-Built Drawing)sebelum serah terima hasil pekerjaan.

n. Melaporkan kinerja perusahaan jasa konsultansi dan personilnya masing-


masing, berupa laporan biaya langsung : personil dan non personil.

E.2. Pekerjaan Yang Dilaksanakan

Pekerjaan  adalah  hal  hal  yang  ditentukan  dalam kontrak  untuk direncanakan
dan diserah terimakan kepada  Pemberi  Kerja oleh  Konsultan, sebagaimana
ditentukan dalam Data Kontrak yang diperoleh perusahaan.

E.3. Pendekatan Teknis Dan Metodologi

Berdasarkan pengalaman kami dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sejenis,


kami merumuskan langkah-langkah pendekatan yang paling efektif untuk
diterapkan pada layanan ini, yaitu pola pikir pendekatan kualitatif dan pola pikir
pendekatan kronologis implementatif.

1. Pendekatan Kualitatif

Berdasarkan pola pikir pendekatan ini maka dalam melaksanakan layanan ini
Konsultan akan secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip pencapaian
kualitas layanan yang akan memberikan jaminan tercapainya kualitas produk
dari layanan ini. Hal-hal yang akan kami perhatikan dalam melaksanakan
layanan ini meliputi :

 Tidak hanya memberikan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan Kerja


tetapi juga mengusahakan dengan cara sedemikian rupa agar diperoleh hasil
yang baik.
 Tidak hanya melakukan pengawasan biaya pekerjaan fisik, tetapi juga
mengusahakan kemungkinan dapat diperoleh penghematan biaya.
 Tidak hanya memonitor kemajuan pekerjaan, tetapi juga menciptakan
metode-metode dan teknik penjadwalan untuk mendapat penghematan
waktu.
 Menitik beratkan pada pelaksanaan program pengawasan mutu secara
efektif.
 Menjalin kerjasama yang baik dengan Kontraktor dalarn membantu
memecahkan masalah-masalah dalam pelaksanaan pekerjaan dan
mendayagunakan struktur organisasinya,
 Membina kerjasama yang baik dengan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Koperasi dan UKM serta dengan unsur-unsur dan instansi-
instansi pemerintah yang terkait

2. Pendekatan Kronologis Implementatif

Berdasarkan pola pikir pendekatan kronologis implementatif, pekerjaan


pengawasan konstruksi Jalan dan Jembatan ini pada dasarnya dapat
dikelompokkan atas tiga tahapan kegiatan utama, yaitu tahap Pra Konstruksi,
tahap Konstruksi dan tahap Pasca Konstruksi. Masing-masing tahapan kegiatan
ini akan terdiri dari sub-sub kegiatan sebagai berikut :

 Tahap Pra-Konstruksi, mencakup kegatan-kegiatan :


Mobilisasi

S1 Pekerjaan Persiapan
S2 Rapat Pra-Konstruksi (Pre-Comtruction Meeting/PCM)
 Tahap Konstruksi, mencakup kegiatan-kegiatan :
S3 Staking Out
S4 Rekayasa Lapangan (Field Engineering)
S5 Usulan Perubahan Perencanaan (Design Review Proposal)
S6 Penyiapan Contract Change Order
S7 Tinjau Ulang Perencanaan (Review Design) bila ada
S8 Penyiapan Justifikasi Teknik
S9 Inspeksi Rutin Setiap Hari, mencakup :
o Pengendalian Mutu :
 Pengujian mutu material/bahan
 Pengujian mutu pekerjaan terlaksana
 Penerimaan/penolakan bahan/pekerjaan
o Pengendalian Waktu Pelaksanaan :
 Evaluasi Program Mobilisasi Kontraktor
 Evaluasi Rencana/Schedule Kerja Kontrakator
 Evaluasi Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
 Pemantauan Kemajuan Pekerjaan
 Review Jadwal dan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
o Pengendalian Kuantitas dan Biaya :
 Pengukuran dan perhitungan volume kemajuan pekerjaan
 Perhitungan volume material di lapangan
o Pengendalian Keselamatan Kerja
S10 Review Manajemen Lalu Lintas

S11 Penyelesaian Klaim dan Perselisihan


S12 Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan, mencakup :

o Rapat Koordinasi
o Monitoring Kemajuan Pekerjaan (Fisik dan Keuangan)
S13 Pemeriksaan Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate)

 Tahap Pasca Konstruksi, mencakup kegiatan-kegiatan :


S14 Pemeriksaan Provisional Hand Over (PHO) :

 Pemeriksaan hasil penyelesaian pekerjaan


 Pemeriksaan As-Built Drawing
S15 Penyiapan Sertifikat Provisional Hand Over

S16 Penyiapan Sertifikat Pembayaran Akhir (Final Payment)

A.2. METODOL0GI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berdasarkan kronologi tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut di atas, Konsultan


menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan secara logis dan cermat guna
mencapai tujuan dan sasaran layanan secara optimal dan hasil pekerjaan fisik
dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan di dalam Dokumen Kontrak.

Secara lebih jelas, metodologi pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik


diilustrasikan dalam bagan alir yang disajikan pada Gambar F.1. Uraian
pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dijelaskan di bawah ini.

Secara garis besar, aspek-aspek yang berkaitan dengan rekayasa


pembangunan dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan kegiatan,
yaitu :

1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.

1. Tahapan Persiapan

Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil


dan peralatan.

A. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi
kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan
dengan pihak lain.

B. Mobilisasi Personil dan Peralatan


Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan
mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
Kemudian setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi untuk
menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan pengawasan ini
agar didapatkan hasil kerja yang maksimal.

2. Tahapan Koordinasi

Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan


pelaksanaan pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa
Pemborongan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-pihak lain
yang dianggap berkaitan untuk bersama-sama melakukan koordinasi sehubungan
dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.

1. Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi


Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu Penyedia
Jasa Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
perlu mengadakan pertemuan guna mencari solusi dari setiap permasalah yang
ditemui di lapangan baik menyangkut bahan, metode kerja maupun volume
pekerjaan. Hasil keputusan dari pertemuan ini yang akan diterapkan di lapangan
guna mengatasi masalah-masalah tersebut. Pertemuan-pertemuan atau koordinasi
ini akan kontinu dilakukan selama masa pelaksanaan konstruksi.

2. Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol


Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, Konsultan Pengawas
akan memberikan petunjuk secara tertulis kepada Penyedia Jasa Pemborongan
mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi berupa patok
beton untuk keperluan survey dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan.

 Notulen rapat koordinasi;


 Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (adendum).

3. Tahapan Pengawasan Lapangan

Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus


dilakukan adalah sebagai berikut :

—      Pengendalian Mutu Bahan;


—      Pengendalian Metode Kerja;
—      Pengendalian Volume dan Gambar.

1. Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan yang
digunakan untuk konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan pompa. Sebelum
digunakan, bahan-bahan ini akan diuji kualitasnya oleh Konsultan Pengawasan.

2. Pengendalian Metode Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang digunakan oleh Penyedia
Jasa Pemborongan harus sesuai dengan yang telah diberikan pada spesifikasi teknis.
Konsultan akan mengawasi cara-cara yang digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan
tersebut dan memberikan masukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak
begitu mengerti tentang metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.

3. Pengendalian Volume dan Gambar


Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi yang utama di
lapangan. Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan Pengawas untuk mengecek apakah
pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar rencana
dengan volume yang sesuai.
Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas akan memberikan
laporan kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan perkembangan di
lapangan.
Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang
akan timbul di lapangan yang disebabkan kondisi lokasi setempat baik mengenai
metode kerja dan gambar rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian
(revisi) terhadap sistem pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan
kesepakatan awal dan spesifikasi yang ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan
Pengawas dan terhadap perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa
Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan tersebut.
Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar perubahannya
(as built drawing) dapat dilihat pada Data Teknis E.

1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).

4. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja


Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa Pemborongan
pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat perkembangan dan
kecenderungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan.

5. Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.


Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai peralatan baik itu
peralatan ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu, sangat perlu dilakukan penjadwalan
atas penggunaan alat-alat yang ada untuk melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.

Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang disesuaikan


dengan jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk menggambarkan seteliti
mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang
bersangkutan.

1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.

C.4.     Penyerahan Hasil
1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan terhadap
pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
1. Ruang Lingkup
—      Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.
—      Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia
Jasa Pemborongan.
—      Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.
1. Output
—      Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
—      Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

     C.5 PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN


C.5.1.  Evaluasi Gambar Kerja
Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :
1. Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa
Pemborongan wajib menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
2. Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis. Ketentuan
tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas dan atau
Konsultan Perencana.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau
keraguraguan di antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas,
dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan, sesudah berunding dengan Konsultan Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor
untuk mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

C.5.2.   Pembuatan Shop Drawing

1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat


kontraktor berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan
dengan keadaan lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
2. Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut
yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada
persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup
secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar F.1.
METODOLOGI KERJA TIM KONSULTAN

Pengawasan
Teknik
Pelaksanaan

Konsultasi Pengendalian
dengan Mutu
PIMPRO
Pre Construction
Meeting
Perhitungan
Survey Pemeriksaan Akhir
Kuantitas dan
Pengukuran dan Serah Terima
Pembayaran
Pemeriksaan
Program
Mobilisasi
Mobilisasi, Penyiapan &
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemantauan
Pengumpulan Penyerahan
Site Kemajuan Kerja
dan Review Data Gambar
Laporan Akhir
Rencana
Pengaturan Lalu
Lintas
Pengujian Pemeriksaan &
Material Pengendalian
Persetujuan
Schedule Proyek
Pemeriksaan Gambar Terlaksana
Rencana Kerja

Rapat Koordinasi

Penyusunan
Laporan

Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Pasca Konstruksi


START

KONTRAKTOR
MENGAJUKAN RENCANA
KERJANYA KEPADA
KONSUTLAN PENGAWAS
TEKNIK DAN PIMPRO

DATING
UP
BUAT JARINGAN RENCANA
KERJA (NET WORK METODE KERJA
PLANNING)

DIAGRAM BATANG
(BAR CHART)

CATAT SEMUA PERUBAHAN

AKIBATNYA TERHADAP
PERUBAHAN BIAYA
JADWAL KERJA
(WORK SCHEDULE) STORE

DAN
DATA

MATERIAL MANNING EQUIPMENT


SCHEDULE SCHEDULE SCHEDULE

BACK-UP
DATA
PENGALOKASIAN DANA
(CASH-FLOW) LAKSANAKAN PEKERJAAN

PROGRAM
LAPANGAN

REVISI
A

YA
DATA PROGRAM LAPANGAN ADA PERUBAHAN ?
WORK SCHEDULE
MAT SCHEDULE
MAINING SCHEDULE TIDAK
EQUIPMENT SCHEDULE
CASH FLOW
LANJUTKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROGRESS REPORT
PROGRESS
REPORT

SIMPAN DATA
DI SISTEM
A DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)

TAGIHAN MONTHLY PROGRESS


CERTIFICATE REPORT

END
START

CONTOH MATERIAL
DARI SUMBER MATERIAL
(QUARRY)

DESAIN CAMPURAN
(JOB MIX DESIGN) DAN
PENGUJIAN MATERIAL DARI SUMBER
HASIL PENGUJIAN
UNTUK DIJADIKAN ACUAN MATERIAL (QUARRY)

REQUEST DAN PELAKSANAAN


SESUATU PEKERJAAN
SESUAI DESAIN CAMPURAN

DITOLAK / REJECTED /
(JOB MIX DESIGN)
DIPERBAIKI

DIBONGKAR
PENGUJIAN MATERIAL BAHAN
OLAHAN DAN BAHAN JADI

TIDAK TIDAK
DITERIMA ?

YA

DISIMPAN DI SISTEM DICATAT DAN DISIMPAN DIARSIP (FILE)


DOKUMENTASI ARSIP UNTUK DATA PENDUKUNG (BACK-UP)
(FILE) DATA MC

VERIFIKASI

END
START

REQUEST KONTRAKTOR UNTUK


SERAH TERIMA
TUNDA

TIDAK
100% PEKERJAAN MAJOR
SELESAI ?

YA

KONSULTAN PENGAWAS
SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG TEKNIK MEMBERIKAN
TERSIMPAN DI SISTEM DOKUMENTASI REKOMENDASI KEPADA
BERKAS (FILE) PEMBERI TUGAS
LAKUKAN PEMBERSIHAN DISELURUH
SEJAK TANGGAL
LAPANGAN PEKERJAAN YANG TELAH
YANG
SELESAI
PEMBERI TUGAS DIREKOMENDASIKAN
SIM UNTUK VISUAL MONITORING DIPER-
MELAPORKAN KEPADA KONSULTAN
BAHARUI
DIREKSI/PUSAT AKAN PENGAWAS TEKNIK,
PERHITUNGAN BOBOT PRESTASI KERJA
DILAKUKAN PROSES SERAH MASA JAMINAN THD
DIPERBAIKI
TERIMA KERUSAKAN
PERSIAPKAN UNTUK PEMERIKSAAN
DIBERLAKUKAN
SECARA KESELURUHAN
PERSIAPKAN PEMBUATAN JAMINAN
PEMELIHARAAN THD KERUSAKAN DIBENTUK PANITIA PENILAI
SERAH TERIMA

A PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA KONTRAKTOR, A


PANITIA PHO DAN KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK

YA YA DAFTAR KETIDAK-
ADA KETIDAKSESUAIAN/
PERBAIKI SESUAIAN
KEKURANGAN ?

TIDAK

JAMINAN PEMELIHARAAN DICATAT DAN DISIMPAN


DISERAHKAN KEPADA PEMERIKSAAN KEBENARAN DISISTEM
PEMBERI TUGAS (VERIFIKASI) DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)

END
START

PROSES SERAH TERIMA SELESAI


PROSES MASA PEMELIHARAAN SELESAI

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST TERIMA PEKERJAAN
TUNDA KEPADA PEMBERI TUGAS

TIDAK
PEKERJAAN SELURUHNYA
SELESAI ?

YA

KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK


SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG MEMBERIKAN REKOMENDASI KEPADA
TERSIMPAN DI ARSIP (FILE) PEMBERI TUGAS
LAKUKAN PEMBERSIHAN DISELURUH
LAPANGAN PEKERJAAN YANG TELAH
SELESAI
SIM UNTUK VISUAL MONITORING DIPER-
BAHARUI PEMBERI TUGAS MELAPORKAN
PERHITUNGKAN BOBOT PRESTASI KERJA KEPADA DIREKSI/PUSAT AKAN
DIPERBAIKI DILAKUKAN PROSES SERAH TERIMA
PERSIAPKAN UNTUK PEMERIKSAAN
SECARA KESELURUHAN
PERBAIKAN SUDAH DISELESAIKAN
PANITIA SERAH TERIMA DIUNDANG
KEMBALI UNTUK SERAH TERIMA

A PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA KONTRAKTOR, A


PANITIA SERAH TERIMA DAN KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK

YA ADA KETIDAKSESUAIAN/ YA DAFTAR KETIDAK-


PERBAIKI SESUAIAN
KEKURANGAN ?

TIDAK

JAMINAN PEMELIHARAAN DICATAT DAN DISIMPAN


DISERAHKAN KEMBALI PEMERIKSAAN KEBENARAN DISISTEM
KEPADA KONTRAKTOR (VERIFIKASI) DOKUMENTASI ARSIP
OLEH PEMBERI TUGAS (FILE)

END

Gambar F.8. Bagan Alir Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO)


START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST UNTUK SESUATU PEKERJAAN

ADA KETIDAK SESUAIAN &


PROSES
BERUBAH BIAYA LEBIH KECIL
REQUEST BIASA
DARI 5%

YA

A
YA SUDAH LEBIH BESAR DARI 5%
TOTAL KONTRAK ?

TIDAK

DITOLAK KONTRAKTOR MENGAJUKAN REQUEST


PERUBAHAN BIAYA / CCO DAN COA

PEMBERI TUGAS MENGAJUKAN KE DIREKSINYA


UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN

YA
LAKUKAN
DISETUJUI ? A
PROSES COA

TIDAK

BUAT SURAT
CARI ALTERNATIVE KEPUTUSAN (CCO A
DESIGN

DISIMPAN DISISTEM
PEKERJAAN
DOKUMENTASI ARSIP (FILE)
SELESAI
UNTUK BACK UP DATA MC

PROSES VERIFIKASI

END
Gambar F.9.
Bagan Alir Pengajuan Sertifikasi Bulanan (Monthly Certificate/MC)

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST

PERBAIKI DAN
LENGKAPI

PERSETUJUAN TIDAK
(APPROVAL) DISETUJUI ?

YA

PELAKSAAN PEKERJAAN

PERBAIKI

PENGUJIAN

TIDAK
OK ?

DISIMPAN DISISTEM ARSIP (FILE) YA


UNTUK DATA PENDUKUNG
(BACK UP) VERIFIKASI
SERTIFIKAR BULANAN
(MONTHLY CERTIFICATE / MC)

BELUM
SUDAH WAKTUNYA BUAT MC

YA
DATA PENDUKUNG
(BACK UP) UNTUK MC KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST (BACK UP) MC

SIAPKAN & PERIKSA DATA


PENDUKUNG (BACK UP) MC

PERIKSA PERHITUNGANNYA

TIDAK
OK ?

DISIMPAN DISISTEM
VERIFIKASI
ARSIP (FILE)

END
Berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam setiap satu
minggu, Konsultan akan mengevaluasi kemajuan dari kegiatan
Kontraktor dilapangan terhadap target kemajuan rencana, dan akan
selalu memberikan masukan, saran atau instruksi mengenai langkah-
langkah perbaikan yang perlu/harus dilakukan untuk dapat lebih
meningkatkan pencapaian kemajuan pekerjaan atau untuk mengejar
keterlambatan yang mungkin dialami.

Jika sekiranya didapati bahwa critical path mungkin terlambat.,


Konsultan akan segera mengadakan rapat dengan Kontraktor untuk
mendiskusikan semua item pekerjaan yang berhubungan dengan
keterlambatan tersebut, menunjukkan secara tepat apa
permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana mencari jalan
keluarnya dan menginstruksikan Kontraktor untuk segera mengambil
tindakan. Perlu ditekankan bahwa Konsultan akan melakukan langkah
ini sebelum critical path terlambat, bukan sesudahnya.

3). Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor

Sebelum dimulainya pelaksanaan setiap bagian pekerjaan kontruksi,


Konsultan akan mengkaji ulang dan mengevaluasi rencana kerja
Kontraktor yang memperlihatkan metode dan prosedur pelaksanaan
setiap bagian pekerjaan konstruksi tersebut maupun rencana kerja
secara keseluruhan.

Rencana kerja ini menggambarkan secara detail kegiatan Kontraktor


pada periode mobilisasi, manajemen lalu lintas/faktor keamanan,
metode pelaksanaan, metode penyediaan dan penyimpanan material,
pemilihan jenis peralatan kerja, organisasi kerja, terget waktu
pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan, program pengendalian mutu,
sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja Kontraktor memerlukan


perhatian khusus pada beberapa pokok persoalan berikut ini :

 Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja


yang sesuai dengan speslfikasi dan syarat-syarat kontrak.
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode
critical path dengan pertimbangan semua kegiatan pekerjaan yang
saling berkaitan.
 Pengendalian keselamatan, khususnya dari sudut pengaturan
dan pengamanan lalu lintas yang ada dan mempertimbangkan
kenyamanan masyarakat setempat.
 Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.
Berdasarkan hasll evaluasi ini, Konsultan akan memberikan saran-
saran yang diperlukan dan/atau meminta Kontraktor untuk
mengubah rencana kerjanya. Rencana Kerja yang telah diperbaiki dan
disetujui akan selalu dikaji lebih lanjut selama periode konstruksi, jika
mernang diperlukan.

4). Monitoring Kemajuan Pekerjaan

Pencapaian kemajuan pelaksanaan setiap bagian pekerjaan di


lapangan perlu selalu dimonitor setiap saat, agar apabila terjadi hal-
hal yang potensial menghambat penyelesaian pekerjaan dapat segera
diketahui dan diantisipasi. Untuk ini Konsultan akan selalu memonitor
jadwal/rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan secara rutin
selama pefaksanan pekerjaan.

Salah satu metode yang efektif untuk memantau kemajuan pekerjaan


adalah dengan mengadakan rapat koordinasi mingguan antara
Konsultan dan Kontraktor (sebaiknya di adakan pada setiap awal
minggu/hari Senin), agar apabila terjadi hal-hal yang potensial
menghambat penyelesaian pekerjaan dapat segera diketahui dan
diantisipasi antara lain dengan cara mempcrbaharui/memperbaiki
rencana kerja.

Rapat koordinasi dan evaluasi ini harus dihadiri oleh personil inti dari
kedua pihak untuk merumuskan kesamaan pendapat mengenai
permasalahan kemajuan pekerjaan yang ada dan penyusunan rencana
kerja selanjutnya.

Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang mungkin
mempengaruhi metode CPM akan dianalisa dengan langkah-langkah
yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya.

Sebelum diadakan rapat seperti yang dijelaskan diatas, Kontraktor


perlu mengadakan rapat bersama stafnya pada setiap akhir minggu
untuk membahas kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dan kendala-
kendah yang ada. Kemudian Kontraktor diharuskan mempersiapkan
sebuah jadwal bar chart sederhana yang mempelihatkan rencana
kerja untuk minggu berikutnya untuk dibahas di dalam rapat
koordinasi mingguan bersama Konsultan.

Walaupun jadwal mingguan Kontraktor hanyalah bersifat sementara,


namun hal ini akan sangat membantu baik bagi Konsultan maupun
bagi Kontraktor sendiri di lapangan guna menghilangkan keraguan
dalam pengaturan jadwal kerja personilnya, sehingga diharapkan
akan dapat menghasilkan kemajuan yang positif.
Dengan terpeliharanya koordinasi yang baik antara Konsultan dan
Kontraktor, diharapkan akan dapat membantu memudahkan untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan dengan segcra, memecahkan
permasalahan tanpa menundanya lebih lama dan menghindarkan
timbulnya kesalah pahaman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
dengan demikian akan memungkinkan tercapainya kemajuan
pekerjaan yang optimal.

5). Penyiapan Gambar Pelaksanaan

Adalah keharusan bagi Kontraktor untuk menyerahkan gambar


pelaksanaan (shop drawing) kepada Konsultan untuk diperiksa dan
disetujui, yang memperlihatkan secara lengkap dan terinci seluruh
bagian pekerjaan konstruksi yang harus dikerjakan, lokasi pekerjaan
dan peralatan konstruksi yang akan digunakan. Dalam hal ini jangka
waktu yang diperlukan untuk pekerjaan persiapan, pemeriksaan
gambar, perbaikan dan persetujuan gambar pelaksanaan juga perlu
dipertimbangkan agar tidak akan mcnyebabkan terjadinya
keterlambatan yang berarti terhadap kemajuan pekerjaan.

Menyadari hal ini, Konsultan bersama Kontraktor akan menyusun


jadwal proses penyiapan gambar pelaksanaan, sejak tahap persiapan
hingga persetujuan gambar dengan memberikan prioritas kepada hal-
hal yang mempengaruhi criticalpath. Untuk itu maka Konsultan akan
segera memeriksa setiap gambar pelaksanaan yang diajukan oleh
Kontraktor dan segera mengembalikannya kepada Kontraktor
dengan setiap koreksi jika memang diperlukan, yang kemudian
gambar tersebut dikirim kembali untuk persetujuan akhir. Komentar
akan diberikan secara jelas dengan persetujuan secara tertulis.
Prosedur ini dipertimbangkan untuk menghindarkan keterlambatan
kemajuan pekerjaan khususnya critical path.

 Pengendalian Biaya Pekerjaan


1.) Umum
Konsultan menyadari pentingnya pengendalian biaya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, dan untuk itu Konsultan
akan melakukan upaya-upaya pengendalian biaya tersebut sejak
permulaan hingga akhir tahap konstruksi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian biaya


pekerjaan, antara lain dengan penggunaan sistem mikro komputer
dalam pengolahan data pembiayaan, tidak membiarkan terjadinya
hal-hal yang dapat mengakibatkan keterlambatan kemajuan
pekerjaan, pekerjaan tambah kurang diusahakan seminimal mungkin,
dan menjamin prosedur pelaksanaan konstruksi yang efisien
dilaksanakan dan diikuti.

Cara lain yang dapat diterapkan dalam pengendalian biaya proyek


adalah meminimalkan biaya operasi lapangan, menyiapkan sertifikat
pembayaran bulanan secara teliti dan meyakinkan Kontraktor dengan
membayar pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan segera,
menyiapkan perkiraan kuantitas dan biaya pekerjaan sisa secara
berkala sehingga jadwal pembayaran bisa diperkirakan berdasarkan
kemajuan pekerjaan yang ditaksir, dan menjamin bahwa pekerjaan
yang diterima sudah sesuai dengan spesifikasi.

Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek


secara keseluruhan adalah mengkonsentrasikan kepada pekerjaan
yang sudah di selesaikan dan menjamin bahwa tanggal penyelesaian
kontrak dicapai tanpa adanya perpanjangan waktu.

Mengenai penggunaan mikro komputer untuk mengendalikan biaya


proyek, pengolahan pengeluaran rekening kontraktor dan terus
memeriksa keseimbangan jumlah bahan yang tersisa selama
pelaksanaan pekerjaan diuraikan secara singkat pada sub bab di
bawah ini

2.) Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.


Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian yang
terpenting dari supevisi konstruksi tetapi kegiatan ini sangat sulit dan
memerlukan waktu, akibatnya sering menjadikan kurang erektifnya
metode ini. Tetapi pada layanan ini Konsultan akan menggunakan
sistem mikro komputer yang bisa beroperasi dilapangan tanpa
memerlukan alat penunjang yang canggih. Ini berarti Konsultan akan
dapat mengolah semua data yang berhubungan dengan pengontrolan
biaya proyek

dengan cara yang cepat dan teliti.

3.) Penyiapan dan Pemeriksaan Sertifikat Pembayaran


Bulanan
Konsultan akan memeriksa dan menentukan pengukuran material
yang diterima dari pekerjaan sesuai dengan ketentuan Dokumen
Kontrak. Metoda pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam
menentukan jumlah material terpasang dan pekerjaan yang diterima
akan dilakukan sesuai Dokumen Kontrak. Mengingat pentingnya hal
ini, maka Konsultan akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan
yang diterima dengan teliti pada setiap akhir bulan.
Konsultan dengan cara cepat akan memeriksa pengukuran hasil
pekerjaan yang sudah disiapkan oleh kontraktor dan akan menerima
hanya jumlah pekerjaan yang benar dan memenuhi persyaratan di
dalam spesifikasi. Konsultan kemudian akan menyiapkan Sertifikat
Pembayaran Bulanan atas Pekerjaan yang sudah selesai dan disetujui.

Formulir yang akan digunakan untuk menyiapkan sertifikat


pembayaran bulanan harus disetujui oleh Kepala Satuan Kerja
Pelaksana Fisik. Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung
sebagaimana mestinya sesuai dengan harga satuan dan
jumlah/kuantitas pekerjaan yang sudah disetujui oleh Konsultan.

Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh Supervision Engineer


Konsultan dan Wakli dari Kontraktor dan diteruskan ke P2JJ
secepatnya untuk pemeriksaan akhir dan persetujuan pembayaran

4.) Perhitungan Pekerjaan Sisa dan Keseimbangan


Pembayaran
Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala semua
pekerjaan sisa sehingga dapat membuat perkiraan biaya untuk semua
pekerjaan yang masih akan dilaksanakan dan memberitahukannya
kepada Kepala Satuan Kerja Pelaksana Fisik secara
berkesinambungan tentang keadaan perkiraan keseimbangan
pekerjaan yang harus diselesaikan.

Untuk hal ini Konsultan akan menyiapkan jadwal pembayaran


berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan
diperbarui secara berkala sejalan dengan kemajuan pekerjaan yang
sebenarnya dan juga setiap perubahan jadwal pekerjaan

 Pengendalian Keselamatan Kerja


Keselamatan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Untuk ini Konsultan akan memberikan
perhatian khusus dan meminta Kontraktor untuk mengambil tindakan
sebaik mungkin untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dan
juga hal-hal yang membahayakan bagi pengguna jalan maupun bagi pekerja
sendiri.

A.3.10. S11 - Penyelesaian Klaim dan Perselisihan

1) Umum
Menurut pendapat Konsultan, klaim dan perselisihan dengan Kontraktor
dapat ditanggulangi hingga seminimal mungkin, atau dihilangkan, jika
proyek yang diawasi dapat dilaksanakan dalam pola yang efisien dengan
hubungan kerja yang harmonis tetap terjaga antara Kontraktor., Konsultan
dan Pemberi Tugas. Bagaimanapun kejadian klaim atau perselisihan
dimungkinkan terjadi, dan apabila hal ini terjadi maka cara yang ditempuh
untuk menyelesaikannya secara garis besar diuraikan berikut ini.

2) Proses Klaim
Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka Konsultan akan menjaga etika
profesional dengan memberikan evaluasi secara bijaksana dengan
mengikuti prosedur untuk penyelesaian klaim yang ada dalam perjanjian
kontrak. Evaluasi akan dimulai dengan mempelajari secara hati-hati isi dari
klaim dan seluruh data pendukung. Data pendukung biasanya sangat
penting, dengan begitu Kontraktor perlu menyerahkan tambahan data
secara detail.

Konsultan juga akan melihat acuan dari data yang dengan berbagai cara
digunakan untuk klaim, seperti surat menyurat, data-data laporan, hasil
test laboratorium, catatan survey, laporan harian, jadwal pekerjaan,
dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran, perhitungan lalu
lintas, foto dokumentasi dan sebagainya.

Setelah seluruh data yang digunakan sudah didapat, Konsultan akan


melakukan studi pendekatan dari tiap kejadian yang berkaitan dengan
klaim, sehingga dengan demikian penetapan dapat dibuat, seperti validitas
dari setiap kegiatan dari klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan
laporan detail seluruh aspek dari klaim termasuk data-data pendukung,
biaya/jadwal (network), dan temuan-temuan serta rekomendasi. Setelah
lengkap, laporan tersebut akan diserahkan kepada pihak Satuan Kerja
Pelaksana Fisik sebagai bahan pertimbangan.

Selama beberapa waktu pihak Satuan Kerja Pelaksana Fisik mempelajari


laporan tersebut, dimana dalam waktu yang sama Konsultan akan
membantu memberikan penjelasan-penjelasan jika dibutuhkan.

Suatu keputusan akan diambil sebagai kondisi klaim akan sebagian/


seluruhnya disetujui atau ditolak. Selanjutnya Konsultan akan memberikan
kepada Kontraktor semua hal yang berkaitan/mengenai detail dari
keputusan ini

3) Perselisihan
Jika perselisihan timbul, Konsultan akan (sama dengan garis besar
metode/proses penyelesaian klaim tersebut di atas) tetap berpikiran
terbuka.

Konsultan akan menerima alasan-alasan perselisihan secara tertulis dari


Kontraktor termasuk di dalamnya data-data penunjang yang mendukung
timbulnya perselisihan tersebut
Konsultan juga akan merevisi informasi-informasi yang terkait dengan
perselisihan tersebut dalam seluruh permasalahan. Petunjuk umum yang
diberikan dalam kondisi umum dalam Kontrak akan diikuti untuk
menyelesaikan perselisihan.

A.3.11. S12 - Rapat Koordinasi

1) Umum
Apabila seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat diselenggarakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dukungan tenaga dan
peralatan yang cukup dan kondisi yang baik, serta koordinasi yang baik
antara Pemberi Tugas, Konsultan dan Kontraktor maka diharapkan akan
dapat dicapai hasil yang baik dalam penyelesaian proyek. Dalam hal ini
Konsultan akan melakukan segala usaha untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan proyek sebaik-baiknya.

Satu cara terbaik untuk menjaga terjalinnya koordinasi yang baik adalah
dengan menyelenggarakan rapat secara teratur, terutama antara Konsultan
dan Kontraktor. Jeni's rapat koordinasi yang dapat diselenggarakan antara
lain rapat mingguan dan rapat bulanan, yang dapat diuraikan dibawah ini.

2) Rapat Mingguan Staff Konsultan (Fied Team)


Jenis rapat ini akan diadakan setiap hari Sabtu, yang merupakan rapat
koordinasi antara Supervision Engineer, Chief Inspector/Quantity Engineer
dan Quality Engineer. Di dalam rapat ini akan dibahas masalah-masalah
penting yang ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti permasalahan
quality control, kemajuan pekerjaan, pengendalian dan keselamatan lalu
lintas, dll. Dalam rapat ini juga akan dibahas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam minggu-minggu yang telah lewat, rencana kerja untuk
minggu-minggu berikutnya dan menyiapkan agenda untuk rapat mingguan
bersama Kontraktor yang pada umumnya diadakan pada hari Senin
berikutnya.

3) Rapat Mingguan Konsultan dengan Kontraktor


Rapat ini akan lebih baik apabila dapat diselenggarakan pada awal
minggu/hari Senin dan dihadiri oleh staf inti Konsultan dan staf inti
Kontraktor. Pada saat dimulainya rapat, Konsultan akan menyampaikan
agenda rapat dan hal-hal prinsip yang akan dibahas. Dan Kontraktor akan
mempresentasikan rencana kerja tentative untuk periode 1 minggu yang
akan dilaksanakan, sehingga para staf inti Kontraktor dan staf inti
Konsultan akan mengetahui hal-hal apa yang diharapkan dapat
diselesaikan dan hal-hal lain yang berkaitan pada minggu yang akan
dijalani.
Masalah lain yang akan dibahas secara serius adalah mengenai
pengendalian kualitas, kemajuan pekerjaan, status/penggunaan peralatan,
pengaturan dan pengendalian lalu lintas, pengendalian keamanan, dan hal-
hal lain yang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat serta mengenai
solusi untuk mengoreksinya.

Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam rapat akan dicatat sebagai


risalah rapat. Risalah rapat yang juga berisi tentang rencana-rencana
pelaksanan pekerjaan untuk minggu yang akan dijalani tersebut, kemudian
digandakan untuk dibagikan kepada pihak Kontraktor dan Konsultan
sebagai acuan/pegangan untuk pelaksanan pekerjaan pada minggu
tersebut. Berdasarkan pengalaman, risalah rapat ini terbukti sangat
berguna, baik untuk mengendalikan pelaksanan pekerjaan maupun sebagai
data referensi pada waktu-waktu mendatang.

4) Rapat Bulanan Pelaksana Fisik/Konsultan/Kontraktor


Rapat ini idealnya diadakan pada akhir atau awal bulan, yang akan dihadiri
oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksana Fisik beserta staf yang dipilihnya, tim
inti Konsultan dan tim inti Kontraktor.

Sebelum dilakukannya pertemuan, Konsultan akan menyiapkan agenda


rapat yang merupakan permasalahan utama (penting) yang akan dibahas
bersama-sama Satker Pelaksana Fisik dan Kontraktor. Permasalahan
tersebut mencakup masalah-masalah pengendalian kualitas pekerjaan,
kemajuan pekerjaan terhadap target rencana pekerjaan bulanan,
pengendalian dan keamanan lalu lintas, hubungan dengan masyarakat dan
lain-lain. Jadwal CPM yang sesuai dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperlihatkan status terakhir dari kemajuan pekerjaan.

Risalah rapat akan disiapkan oleh Konsultan untuk selanjutnya dibagikan


kepada semua peserta rapat. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa
risalah-risalah rapat ini sering kali terbukti sangat penting, sebagai data
referensi pada waktu-waktu mendatang.

A.4. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

A.4.1. S13 - Pemeriksaan/Persiapan Provisional Hand Ower (PHO)

Sering terjadi kecenderungan aktivitas kontraktor terlalu lambat pada akhir


masa konstruksi, dimana pada saat tanggal penyelesaian teryata masih ada
beberapa pekerjaan belum selesai (biasanya dihubungkan dengan kejadian-
kejadian alam yang tidak begitu mengganggu).
Untuk itu Konsultan akan mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan hal ini
tidak akan terjadi. Untuk membantu dalam tahap penyelesaian konstruksi agar
efisien, Konsultan akan meminta kepada Kontraktor untuk menyiapkan dan
menyerahkan :

 Jadwal/rencana demobilisasi sekurang-kurangnya 30


hari sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang disyaratkan,
 Schedule mengenai bagaimana dan kapan setiap bagian
dari operasinya akan selesai (mencakup jenis pekerjaan, peralatan
konstruksi, gedung-gedung kantor, laporan/gambar terlaksana dan
sebagainya).
 Penyiapan As-Built Drawing secara bertahap, sesuai
dengan hasil penyelesaian tiap bagian pekerjaan.

Dalam waktu sekitar 4 minggu sebelum tanggal rencana penyelesaian,


Konsultan akan :

a) melakukan inspeksi pendahuluan untuk mendata dan menysunan daftar


kekurangan-kekurangan penyelesaian pekerjaan (defect liability),
b) segera menyerahkan daftar kekurangan ini kepada Kontraktor, dan
c) memerintahkan Kontraktor untuk segera melakukan perbaikan/
penyelesaian yang diperlukan.
d) mengingatkan Kontraktor untuk segera menyiapkan as-built drawing.

Metoda ini akan memungkinkan inspeksi akhir yang bebas dari kekurangan dan
keterlambatan penyiapan as-built drawing.

Pada saat kontraktor sudah menyelesaikan pekerjaan konstruksi, Konsultan


akan segera melakukan inspeksi akhir untuk meyakinkan bahwa seluruh
pekerjaan sudah diselesaikan sesuai dengan kontrak. Inspeksi akhir akan
direncanakan dan dilaksanakan dengan pola umum yang sama dengan inspeksi
pendahuluan. Bagaimanapun, oleh karena hasil dari petunjuk inspeksi
pendahuluan sudah didapat, hanya kekurangan-kekurangan kecil yang dapat
diamati.

Konsultan kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan yang masih


ditemukan selama inspeksi akhir kepada Kontraktor dan memerintahkan
Kontraktor untuk mempebaiki setiap kekurangan dengan waktu khusus.

Setelah inspeksi akhir dilakukan, untuk mengkonftrmasikan penyelesaian


pekerjaan yang memuaskan, Konsultan akan memberikan rekomendasi kepada
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Fisik untuk penerimaan pekerjaan.

A.4.2. S14 - Penyiapan Sertifikat Provisional Hand Over


Setelah semua kekurangan dalam daftar periksa (check list) mengenai
kekurangan dan penyimpangan hasil pekerjaan selesai diperbaiki oleh
Kontraktor, Konsultan bersama Kepala Satuan Kerja Pelaksana Fisik akan
melakukan pemeriksaan ulang (re-check) untuk memastikan kebenaran hasil
perbaikan yang telah diaksanakan oleh Kontraktor. Untuk penerimaan pekerjaan
yang telah diselesaikan dan memenuhi persyaratan Dokumen Kontrak,
Konsultan akan kembantu Kepala Satuan Kerja Pelaksana Fisik dalam
menyiapkan Sertifikat Provisional Hand Over.

Anda mungkin juga menyukai