Anda di halaman 1dari 26

F.1.

PENDEKATAN
Pada dasarnya tugas dan kewajiban utama Konsultan Pengawasan dibagi dalam 2 (dua)
fungsi yaitu :

F.1.1. Fungsi Administrasi


Fungsi Administrasi terdiri dari :
a. Membantu Pemilik Kegiatan dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama yang
berhubungan dengan kontraktor tugas dan kewajiban.
b. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat serta membuat memorandum atas
pekerjaan fisik lapangan.
c. Membuat dokumentasi hasil survei pendahuluan dan hasil tes pelaksanaan
pekerjaan berupa; foto-foto yang dibuat sebelum proyek berlangsung (dimulai),
sedang berjalan, dan proyek setelah selesai serta kejadian lainnya di lapangan.
d. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan
Addendum” bila ada, sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan
dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.
e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala yaitu :
- Laporan harian.
- Laporan mingguan
- Laporan bulanan
- Laporan Akhir Pengawasan.

F.1.2. Fungsi Pengawasan


Fungsi Pengawasan (Supervisi) meliputi :
a. Membantu Pemilik Kegiatan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan administrasi yang tercantum
dalam dokumen kontrak serta sesuai dengan jadual waktu yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kaji ulang perencanaan (Review Design) dengan menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain dan menyiapkan perintah-perintah
kepada Kontraktor, sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.
c. Melakukan monitoring kemajuan pengendalian mutu, volume pekerjaan dan
masalah-masalah yang berkaitan dengan dokumen kontrak.
d. Memantau dan mengecek pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk
pelaksanaan sertifikat pembayaran pekerjaan bulanan “Monthly Certificate” (MC).
e. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen untuk melakukan pengecekan dan
persetujuan terhadap gambar hasil pelaksanaan “As Built Drawings”.

F.2. METODOLOGI
F.2.1. Tahap Persiapan
Rapat Pra Konstruksi (Pre Construction Meeting) adalah rapat awal yang diadakan
atas prakarsa / undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Pemberi Tugas,
konsultan pengawas dan kontraktor palaksana.
Tujuan dari rapat ini adalah untuk menyamakan pengertian atau pemahaman
mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rapat ini adalah :
1. Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaaan, Pemberi Tugas dan konsultan
pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal kerja yang dibuat oleh
kontraktor dengan titik berat masalah pada hal-hal sebagai berikut :
- Tahap Kegiatan Persiapan
- Tahap Evaluasi Dokumen Pelaksanaan
- Tahap Pelaksanaan Pengawasan Fisik
- Penyelesaian Administrasi
- Pemeriksaan Gambar As-built Drawing

2. Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah terletak pada masalah :
- Survey lokasi material (Quarry).
- Penetapan lokasi base camp.
- Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering).

3. Tata Cara Pengukuran Volume Pekerjaan (Opname)


Cara pengukuran volume terhadap suatu hasil pekerjaan (opname) harus
mengikuti aturan yang ada dalam spesifikasi teknik perihal cara pengukuran.

F.2.2. Tahap Mobilisasi


Mobilisasi merupakan suatu tahapan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi yang
paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya manusia, peralatan maupun
bahan, sehingga dalam tahapan kegiatan selanjutnya semua sumber daya siap untuk
dioperasikan, sehingga dapat tercapai tepat mutu, waktu dan kuantitas/biaya.
Pada tahap mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk mempersiapkan :
- Pengkajian ulang terhadap desain (Review Design).
- Pengukuran awal.
- Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada masa konstruksi.
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji coba dan running
well.
Setelah mobilisasi awal, dilakukan mobilisasi personil, alat dan material guna
mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh, yaitu
pelaksanaan fisik maupun administrasi sesuai dengan persyaratan yang ada di dalam
kontrak dan spesifikasi.

Tahapan pada masa mobilisasi adalah :


- Setelah Pemberi Tugas melakukan rapat pra pelaksanaan (Pre Construction
Meeting), kontraktor dan konsultan pengawas melakukan mobilisasi awal dengan
menempatkan personil-personil inti mereka di lapangan.
- Kontraktor menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan
pengendalian mutu misalnya base camp, peralatan laboratorium, sumber material
(quarry) yang dipilih, hasil pengujian awal dan pengukuran awal.
- Konsultan menyiapkan pengkajian ulang terhadap desain (Review Design),
mengawasi pengujian awal, pengukuran awal.
- Menyiapkan sistem informasi manajemen untuk pengamatan secara visual (Visual
Monitoring).
- Mempersiapkan rumusan-rumusan pembuatan desain campuran material (Job Mix
Design).
- Setelah tahap mobilisasi awal konsultan dan kontraktor melengkapi personil
secara bertahap sesuai kebutuhan di lapangan.

F.3. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


F.3.1. Pengendalian Waktu
Waktu pelaksanaan secara rutin dikontrol agar waktu pelaksanaan berjalan sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengendalian dilakukan dengan
mengevaluasi dan mengesahkan metode kerja dan jadwal pelaksanaan, memeriksa
kemajuan dari setiap item pekerjaan, memeriksa perencanaan konstruksi dan peralatan
serta tenaga kerja yang ada.
Gambar (F - 1) Bagan Alir Pengendalian Waktu Pengawasan Pekerjaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Program Kerja


Program kerja disusun oleh kontraktor dan dibahas pada rapat pra konstruksi.
Tujuan penyusunan program kerja adalah untuk mempermudah pengelolaan
proyek dengan suatu sistem yang teratur dan memberikan sistem informasi
manajemen (Management Information Sistem/MIS) secara jelas dan tepat guna
sehingga :
a. Kontraktor dapat menyiapkan kebutuhan dana, kebutuhan material,
kebutuhan peralatan dan tenaga kerja untuk setiap minggunya.
b. Program ini harus diperbaharui (update) setiap minggu sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
c. Program ini berkaitan erat dengan metoda lintasan kritis (critical path
method/CPM).
d. Jenis pekerjaan atau kegiatan apa saja yang berada pada garis lintasan kritis
diprioritaskan untuk dilaksanakan, karena ketinggalan satu hari saja secara
keseluruhan proyek ketinggalan satu hari.
e. Penangan yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang berada pada lintasan
kritis adalah melaksanakan kerja ekstra atau lembur.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Koordinator Pengawas akan terus


memonitor kemajuan pekerjaan dengan tugas utama :
a. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path) dengan memberikan
prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
b. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.
c. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.

2. Pengendalian Proyek
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Koordinator Pengawas akan terus memonitor
kemajuan pekerjaan dengan menggunakan perangkat lunak dengan tugas
utama :
a. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path Method) dengan
memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.
b. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.
c. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.
Pemantauan kemajuan pekerjaan akan dilakukan dengan menggunakan
manajemen informasi sistem (MIS) untuk visual monitoring. MIS merupakan
perangkat lunak sistem informasi manajemen (Management Information Sistem)
dimana prestasi kerja kontraktor ditampilkan dalam bentuk gambar dan grafik
atau narasi secara akurat, terinci dan selalu diperbaharui.
Pembaharuan data akan dilakukan setiap hari, oleh karena itu diperlukan
kerjasama yang baik antara petugas lapangan dan petugas pembaharuan data di
kantor.

Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari peroyek, maka konsultan akan
melakukan pengawasan dan mengamati perkembangan proyek secara cepat,
akurat dan terbaru, sehingga permasalahan yang mungkin timbul dapat segera
ditanggapi agar sasaran proyek dapat dicapai, untuk itu perlu dilakukan langkah-
langkah sebaga berikut :
a. Pengembangan format pelaporan yang jelas, lengkap dan informative.
b. Pelaporan progress pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara cepat, akurat dan
terbaru.
c. Melakukan implementasi sistem informasi pemantauan proyek yang berbasis
computer dan mampu memberikan peringatan dini terhadap permasalahan
penyelesaian pekerjaan.

Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki kemampuan


dalam pengendalian proyek dari pelaksanaan hingga pelaporan (reporting).
Tujuan penggunaan sistem ini adalah agar proses ketiga fase tersebut dapat
dilakukan secara terintegrasi. Dengan sistem tersebut maka berbagai indikasi dan
informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat
diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
bagi manajemen.
Selain hal diatas juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar pelaporan
proyek. Dimana dengan format dan prosedur yang standar akan lebih
meningkatkan afisiensi, efektifitas dan optimasi sinergi kerja.

Berikut ini diuraikan lebih rinci langkah-langkah diatas :


a. Pemilihan Perangkat Lunak
i. Paket perangkat lunak manajemen proyek
Digunakan software project management yang menggunakan teknologi
computer seperti : Client/Server Technology, Windows GUI dan Operator
SQL Standard Dabase.
Project Management Software ini mempunyai fasilitas dan kemampuan
untuk Project Management, dibawah ini diuraikan fasilitas dan
kebutuhannya sebagai berikut :
o General Features :
- Mampu mengelola data dalam jumlah yang besar dengan
menggunakan Standard SQL Database.
- Menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi (adanya
tools untuk pengembangan/window programming, baik untuk
database programming maupun grafhical tools) sehingga
pengembangan akan dilakukan dengan mudah untuk memenuhi
kebutuhan proyek.
- Easy to use (Windows GUI).
- Scalable (dapat dikembangkan untuk jaringan computer yang lebih
besar).
- Planning and Schedule.
- Mengelola proyek menggunakan metode CPM dalam bentuk
Procedure Network.
- Mampu menyampaiakan dengan 99 versi dari semua plan untuk
perbandingan laporan.
- Time Analysis :
 Perhitungan otomatis yaitu : foreward dan backward
calculation, total float anf free dari setiap aktifitas maupun spil
activity.
 Resource or this limite leveling.
 User defined calendar pattern
- Construct Network menggunakan fasilitas grafhical editor
(Interactive Barchart Editor).
- Fasilitas agregasi untuk roll up data berdasarkan struktur yang
diinginkan.
- Multivel Planning.
 Kapabilitas untuk mengidetifikasikan project data struktur dari banyak
view seperti PBS, WBS dan OBS.
 Bias mengidentifikasikan sampai 20 views
 Roll up data dari lowest network activitien sampai top summary.
- Grafhical Reporting
 Barchart :
 Standard Barchart.
 Sectioned Barchart.
 Combination with milestone
 Logic Barchart.
 Coparison Barchart.
 Network Drawing
 S Curve for cost/quantity requirement vs availability vs actual
 Histogram for cost/quality requirement vs available vs actual
 Combination of A Curve, histogram, table.
 Structure.

ii. Database
Database yang bias digunakan akan open SQL Standard database
sehingga memudahkan untuk mengikuti perkembangan dimasa depan.
b. Customized Application.
Sampai dengan saat ini tidak ada paket program yang langsung dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dari pemakainya, untuk itu perlu adanya
penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan agar pemanfaatan sistem dapat
optimal. Penyesuaian yang dimaksud terdapat di dalam penambahan modul-
modul antara lain :
i. Modul Pembobotan dengan tujuan untuk menentukan project progress.
ii. Proses roll up progress/bobot.
iii. Inspection yang mencakup data pembukaan kualitas dari pekerjaan yang
sudah selesai dilaksanakan.
iv. Report-report tambahan yaitu bentuk dari jenis report yang disesuaikan
dengan sistem yang sudah dikembangkan di Bina Marga.

F.3.2. Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu yang akan dilakukan oleh konsultan adalah meliputi : material
yang akan digunakan, pengolahan metode kerja, peralatan yang digunakan dan hasil
pekerjaan.

Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknik yang ada dan setiap
material yang akan digunakan harus dilakukan pengetasan di laboratorium terlebih
dahulu.

Apabila hasil test tidak memenuhi syarat, maka contoh material tersebut akan ditolak
dan harus diganti dengan material lain yang memenuhi syarat.

Demikian juga material yang dikirim ke lapangan akan diperiksa secara berkala untuk
memastikan apakah material yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan contoh yang
ada, yaitu dengan melakukan pengujian-pengujian terhadap material yang dikirim ke
lapangan secara acak.
Gambar (F - 2) Bagan Alir Pengendalian Mutu

Hasil pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor merupakan aspek penting yang akan
menjadi perhatian konsultan dalam melakukan pengawasan agar mutu hasil
pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi teknik.

- Request.
Pada setiap akan dimulainya suatu tahapan pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan permohonan pelaksanaan pekerjaan (Request) kepada konsultan.
Request merupakan dokumen permohonan suatu kegiatan yang diajukan oleh
kontraktor kepada konsultan pengawas untuk diperiksa dan disetujui oleh
Pemberi Tugas, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan :
a. Supaya setiap pekerjaan yang dilakukan kontraktor dapat diawasi dan
dimonitor oleh konsultan pengawas.
b. Supaya hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggung jawabkan dengan
tepat mutu dan kuantitas sesuai dengan rencana.
c. Kontraktor harus bekerja mengikuti prosedur yang sudah ditentukan sesuai
dengan dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.
d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
- Pemeriksaan Material
Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan digunakan pada
pembangunan harus melalui tahap pengujian awal.
Dengan ditentukan quarry pada suatu lokasi tertentu diharapkan dapat
mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan, efisien waktu dan biaya,
mempermudah pemeriksaan material harian atau periodic dan perkiraan volume
material.
Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang akan dipergunakan
dapat dipertanggung jawabkan factor kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-
lain sesuai syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi quarry adalah :
a. Jumlah bahan mentah yang ada.
b. Jarak lokasi dari permukiman sebaiknya cukup jauh untuk menghindari polusi
udara dan suara.
c. Jarak dengan base camp diusahakan sedekat mungkin.
d. Jalan akses atau jalan sementara menuju lokasi.
e. Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.
f. Sosialisasi ijin penambangan.

Pengawasan awal yang dilakukan pada lokasi quarry meliputi sebagai berikut :
a. Batuan atau agregat : pengetesan kekuatan/keausan.
b. Tanah : pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah
sehingga diketahui sifat-sifat tanahnya.
c. Air : harus bersih dari kotoran organic/kandungan
Lumpur, larutan kimi yang membahayakan, dan
lain-lain.

- Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi.


Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan,
sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan. Selain itu
mengevisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena keslahan-
kesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai dapat dihindari.
- Laporan Ketidaksesuaian.
Yang dimaksud dengan laporan ketidaksesuaian adalah laporan yang dibuat oleh
konsultan kepada pemberi tugas mengenai ketidaksesuaian suati jenis pekerjaan
di lapangan baik mengenai mutu bahan, hasil pekerjaan, prosedur pembuatan,
volume pekerjaan maupun penampilan hasil pekerjaan.
- Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan.
Pemeriksaan mutu pelaksanaan dilakukan setiap jenis pekerjaan sesuai dengan
prosedurnya masing-masing. Adapun prosedur pemeriksaan mutu pekerjaan
adalah sebagai berikut :
a. Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan requaest untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Konsultan dan staff lapangan dari pemberi tugas akan mengecek kesiapan
kontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk masing-masing jenis
pekerjaan.
c. Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau ditolak untuk
dilengkapi kembali.
d. Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat
rekomendasi dari konsultan pengawas.
Dalam program pengendalian mutu, konsultan akan melaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
- Melakukan pengetesan material secara rutin dengan test di laboratorium maupun
di lapangan.
- Melakukan pemeriksaan terhadap semua material yang akan digunakan di
lapangan.
- Membuat prosedur standard test beserta frekwensi test.
- Melakukan pengetesan pada setiap tahap pekerjaan.
- Menyiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam setiap aktivitas
pekerjaan di lapangan.
- Membuat laporan harian yang berisi tentang kegiatan pekerjaan, masalah-maslah
yang timbul berikut penyelesaiannya, lokasi pekerjaan, kondisi iklim, jumlah
personil, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.

F.3.3. Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya konstruksi ysng ada
tidak mengalami perubahan dan diusahakan tetap sesuai dengan nilai kontrak yang
ada.

Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah tertentu


yaitu dengan melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan dan perubahan-
perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga sebelumnya.
Gambar (F - 3) Bagan Alir Pengendalian Biaya

Langkah-langkah konsultan untuk pengendalian biaya konstruksi adalah sebagai


berikut :
- Monitoring dan mengevaluasi kuantitas pekerjaan.
Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah kuantitas
prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu perlu dilakukan
monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan
yang ada mencukupi atau tidak.
Selanjunya mengambil langkah-langkah tertentu bila terjadi penambahan atau
pengurangan kuantitas sehubungan dengan hal-hal yang tidak diperkirakan
sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai kontrak yang ada.

Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan dengan mengakumulasikan kuantitas


pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan sisa pekerjaan. Bila terdapat satu
item pekerjaan yang diperkirakan kurang maka untuk mencukupi akan diambilkan
dari kuantitas item pekerjaan lain yang diperkirakan lebih atau berprioritas lebih
rendah. Sehingga dengan demikian nilai kontrak secara keseluruhan tetap dapat
dipertahankan.

- Melakukan Change Order


Dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik karena
keadaan lapangan ataupun mempertahankan biaya secara keseluruhan maka
change order dapat dilakukan.

Konsultan atas masukan dari kontraktor akan menyempaiakan lebih dahulu


kepada Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus dilakukan
disertai sengan data pendukung, gambar detail, prakiraan kuantitas, kebutuhan
alat dan personil serta waktu yang dibutuhkan.

Pada rapat prakualifikasi cara perhitungan volume pekerjaan harus disepakati


bersama antara Pemberi Tugas, konsultan pengawas dan kotraktor. Ini dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume
pekerjaan kontraktor dan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan yang akan
ditagihkan melalui Monthly Certificate.

F.3.4. Pengendalian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan memeriksa metode kerja
yang akan dipakai dan memeriksa kondisi kerja actual. Program pengamanan
pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan untuk menjamin dipenuhinya peraturan
standar keamanan kerja.

Prosedur standar untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan, pengoperasian peralatan,


pemadam kebakaran, alat komunikasi dan fasilitas pertolongan pertama harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan termasuk pengaturan lalu lintas dengan
pemberian tanda peringatan seperti tanda jalan, marka jalan, penghalang, lampu
penerangan dan petugas pengatur lalu lintas.
Program keselamatan kerja ini diterapkan untuk seluruh personil proyek, semua lalu
lintas yang melewati loksi proyek, masyarakat sekitarnya dan pada seluruh tahapan
pekerjaan.

Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan bangunan-bangunan,


tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi peralatan dan mesin guna mengurangi
kebisingan dan getaran-getaran.

Gambar (F - 4) Bagan Alir Pengendalian Keamanan dan Keselamatan Kerja

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamat kerja adalah sebagai
berikut :
1. Adanya informasi kepada pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang sedang
berlangsung.
2. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu pentunjuk sebelum
memasuki lokasi pekerjaan.
3. Pemasangan concrete barrier, traffic cone dan rambu-rambu petunjuk pada lokasi
pekerjaan.
4. Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan pada malam
hari/pada saat turun hujan, untuk memberi peringatan kepada pengguna jalan.
5. Adanya petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari yang dilengkapi
dengan alat komunikasi untuk membantu kondisi arus lalu lintas.
6. Kemungkinan tidak melakukan kerja disiang hari bila terjadi lonjakan arus lalu
lintas pada hari sabtu, minggu dan hari libur.

Bagan alir kerangka kerja konsultan pengawas dapat dilihat pada Gambar (F – 5)
berikut ini :
Gambar (F - 5) Bagan Alir Rekayasa Lapangan Field Engineering

F.4. TAHAP SERAH TERIMA

F.4.1. Serah Terima Sementara


Serah terima sementara hasil pekerjaan atau lazim disebut Provisional Hand
Over/PHO adalah suatu kegiatan serah terima sementara terhadap hasil pekerjaan
yang telah selesai dilaksanakan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas yang diwakili
oleh suatu tim yang dibentuk oleh pihak Pemberi Tugas yang disebut tim PHO.

Maksud dilaksanakannya PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan


yang telah selesai dikerjakan kontraktor telah selesai seluruhnya sesuai dengan
gambar rencana dan kualitas yang ditentukan pada spesifikasi teknik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut
a. Adanya surat pemberitahuan dari kontraktor bahwa pekerjaan telah mencapai
progress 97 % dengan pekerjaan utama telah selesai 100 %.
b. Rekomendasi konsultan pengawas kepada Satker/Pejabat Pembuat Komitmen
atas surat pemberitahuan penyelesaian pekerjaan kontraktor bahwa progress
pekerjaan telah mencapai 97 %.
c. Pembentukan panitia serah terima yang anggotanya ditunjuk oleh Pemberi
Tugas/Pengguna Jasa.
d. Penyerahan jaminan pemeliharaan dari pihak kontraktor kepada Pemberi Tugas.
e. Seluruh data yang ada (data quality control, laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, dokumen sertifikat bulanan, foto pelaksanaan, dan lain-lain)
sudah harus terdokumentasi dengan baik.

F.4.2. Prosedur Pelaksanaan PHO


a. Kontraktor menyampaikan permohonan PHO kepada Pejabat Pembuat Komitmen
bahwa pekerjaan telah mencapai 97 % dengan tembusan konsultan pengawas.
b. Berdasarkan surat kontraktor pada point 1 diatas, konsultan bersama-sama
dengan staf Satker/PPK mengadakan pemeriksaan lapangan.
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan point b, konsultan memberikan rekomendasi
kepada Satker/PPK (menerima atau menolak).
d. Jika direkomendasikan maka PPK menyampaikan kondisi ini kepada Pengguna
Jasa/Kuasa Anggaran untuk dilaksanakan serah terima sementara hasil pekerjaan.
e. Tim panitia PHO yang telah dibentuk oleh Pengguna Jasa/Kuasa Anggaran
mengadakan kunjungan pertama (First Visit) untuk mengadakan pemeriksaan ke
lapangan.
f. Jika dalam pemeriksaan lapangan ditemukan beberapa kerusakan atau ketidak
sempurnaan pekerjaan maka panitia PHO akan mencatat di dalam suatu daftar
yang disebut Daftar Kerusakan/Ketidaksempurnaan (List of Defect and
Deficiencies) untuk dilaksanakan perbaikan.
g. Selanjutnya panitia PHO memberikan waktu untuk perbaikan atas kerusakan atau
ketidaksempurnaan pekerjaan tersebut diatas.
h. Setelah kontraktor melaksanakan pekerjaan perbaikan dan selesai, maka melalui
surat pemberitahuan kontraktor, panitia PHO mengadakan kunjungan lapangan
yang ke dua kalinya (Second Visit) untuk mengecek hasil pekerjaan perbaikan.
i. Apabila hasil pekerjaan perbaikan dinyatakan diterima oleh panitia PHO, maka
sejak tanggal ditanda tanganinya Berita Acara PHO tersebut mulai diberlakukan
masa pemeliharaan.

F.5. PROSEDUR PENGAWASAN

F.5.1. Pemeriksaan Gambar-Gambar Kerja


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan pengukuran
ulang. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengecek apakah elevasi-elevasi yang ada
dalam gambar desain masih sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

Selanjutnya hasil pengukuran tersebut diadakan evaluasi, apabila elevasi-elevasi


kondisi eksisting masih dapat menyiapkan gambar kerja untuk diperiksa oleh
konsultan. Tetapi kalau hasil pengukuran tersebut menunjukan adanya perbedaan
yang sangat jauh maka perlu diadakan review terhadap gambar desain.

Perubahan gambar desain yang dibuat oleh kontraktor selanjutnya diserahkan ke


konsultan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Gambar-gambar kerja yang sudah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas


selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

F.5.2. Pemeriksaan Metoda Kerja Kontraktor


Pada saat kontraktor akan memulai pekerjan di lapangan maka sebelumnya harus
mengajukan request pekerjaan yang dilampiri dengan gambar kerja (shop drawing)
dan metode kerja untuk diperiksa oleh konsultan.

Dari hasil pemeriksaan apabila konsultan menyatakan setuju, maka akan


direkomendasikan ke Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan. Tetapi kalau
tidak, maka metode kerja tersebut harus direvisi kembali oleh kontraktor.

Dari metode kerja yang sudah mendapat persetujuan oleh Pemberi Tugas selanjutnya
oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan.
F.5.3. Pemeriksaan Mutu Bahan
Semua material yang akan digunakan harus diambil contohnya untuk dilakukan
pemeriksaan di laboratorium, material-material tersebut adalah sebagai berikut :
- Material tanah untuk keperluan timbunan.
- Material agregat kasar (split) dan agregat halus (pasir) untuk keperluan pekerjaan
lapis pondasi agregat.
- Material agregat kasar (split), agregat halus (pasir), semen, cement additive, air,
besi beton, untuk keperluan pembuatan konstruksi beton.
- Material join seanlant, marka jalan, besi tie bar, dowel untuk keperluan
pembuatan konstruksi perkerasan kaku.
- Material kabel prestress (PC Strand), Bearing Pad, Thorma Joint untuk konstruksi
jembatan.
- Material agregat kasar, agregat halus, aspal cair, untuk bahan campuran aspal
panas.
- Material agregat halus, semen untuk bahan mortar untuk pekerjaan drainase.
- Material lain-lain seperti : guard rail, kayu, batu belah, bata merah, paving block,
baja siku.

Semua hasil pemeriksaan laboratorium harus memenuhi persyaratan yang tercantum


dalam spesifikasi.

F.5.4. Pemeriksaan Persiapan Pekerjaan


Pada saat kontraktor akan melaksanakan pekerjaan di lapangan dengan dasar
gambar kerja dan metode kerja yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas, persiapan
pekerjaan di lapangan yang telah dilakukan oleh kontraktor juga harus mendapat
pemeriksaan oleh konsultan yang ditandai dengan pengajuan request kerja oleh
kontraktor.
Pemeriksaan persiapan pekerjaan meliputi :
- Jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan.
- Jumlah tenaga kerja yang ada.
- Jumlah material yang akan digunakan.
- Hasil pengetesan terhadap bahan yang akan digunakan.
- Sarana pendukung lainnya bila ada.

Apabila persiapan pelaksanaan pekerjaan telah dinyatakan setuju oleh konsultan,


maka selanjutnya pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai oleh kontraktor.
F.5.5. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

F.5.5.1. Fase Pra-seleksi Rekanan Konstruksi Fisik


a. Membantu mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan rapat penjelasan
pelelangan kepada pemborong yang dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana.
b. Bersama-sama dengan Konsultan Perencana membuat Berita Acara
Rapat Penjelasan

F.5.5.2. Fase Pelaksanaan Konstruksi Fisik dan Pendaftaran Bangunan


Negara

a. Melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang Pengawas sehingga hasil


pembangunan yang dilaksanakan kontraktor dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif keuangan, teknis dan
struktural.
b. Mengedalikan tahap pelaksanaan konstruksi fisik mulai dari tingkat
program sampai tingkat pelaksanaan.
c. Membantu Pengelola Pelaksana Kegiatan melaksanakan pengawasan
pada tahap pelaksanaan Konstruksi Fisik, kaitannya dalam :
 program pencapaian sasaran fisik Kegiatan
 program penyediaan dan penggunanaan tenaga kerja
 program penyediaan dan penggunaan bahan
 program penyediaan dan penggunaan peralatan serta perlengkapan
 program penyediaan dan penggunaan sistem informasi komunikasi
 program penyediaan dan penggunaan anggaran biaya
d. Mengendalikan dan mengawasi operasionalisasi kegiatan pelaksanaan
konstruksi fisik yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
 laju pekerjaan pelaksanaan fisik dari sisi kualitas dan kuantitas
material bangunan dan pelaksanaannya.
 ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi fisik
 perubahan-perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama
pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.

e. Melaksanakan koordinasi secara periodik dengan unsur-unsur


Kontraktor, Sub-Kontraktor, Pelaksana Kegiatan dan Instansi terkait
lainnya.

f. Menyusun dan merumuskan laporan harian, mingguan, bulanan dan


triwulan selama pelaksanaan konstruksi fisik
g. Membuat Berita Acara tentang :
 pemeriksaan (opname) pekerjaaan
 kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran
 penyelesaian tahapan pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik

h. Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (As Built


Drawings)

i. Melaksanakan evaluasi program kaitannya terhadap :


 hasil pekerjaan
 penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang telah dan
akan timbul
 mengusulkan koreksi program

j. Menyusun Dokumen Pendaftaran Gedung Negara bersama-sama dengan


Pengelola Kegiatan, yang berisi :
 Kontrak/ Perjanjian Pemborongan
 Berita Acara Serah Terima Pertama dan Kedua
 Gambar Bestek yang sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawings)
 Salinan / foto copy Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
 Koreksi teknis jika terjadi penyimpangan

F.5.5.3. Tata Cara Uitzet dan Pengetesan Bahan

a. Uitzet
 Alat-alat yang digunakan :
 Theodolite & Waterpass (Sifat Dasar)
 Rambu/ bak ukur
 Meteran golong (50 m)/ roll meter
 Patok kayu/ dolken
 Benang

 Target/ Sasaran :
 Penentuan patok batas lahan
 penentuan rencana penggalian dan pengurugan (cut & fill)
b. Pengetesan Kayu
Dasar pijakan yang digunakan adalah Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia (PPKI-NI-5/1961) dan Peraturan Pengawetan Kekeringan
Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung.

 Pengetesan Kayu dapat dilakukan dengan alat pengetesan


kelembaban kayu
 Nilai kelembaban
 Untuk konstruksi tidak lebih dari 20%
 Untuk furniture tidak lebih dari 20 %

 Pengawetan Kayu
 Dengan cara tekanan (Dry KILN) menggunakan alat bertekanan
 Dengan cara tanpa tekanan
 Direndam dengan bahan kimia (obat)
 Pelaburan
 Penyemprotan

 Pengetesan Kekuatan Kayu Tegangan lentur kayu harus mencapai


Klas I ------------------- lt = 150 kg/cm²
Klas II ------------------- lt = 100 kg/cm²
Klas III ------------------- lt = 75 kg/cm²
Klas IV ------------------- lt = 50 kg/cm²

c. Pengetesan Batu-Bata
Referensi yang digunakan adalah Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan
Bangunan (NI-10/1978).
Prosedur Pengujian :
 Pandangan luar
 Bentuk
 Warna
 Berat

 Ukuran standar
 Dengan alat ukur Callipere atau semacam dengan ketelitian 1
mm
 Penyimpangan terbesar dari ukuran standar dinyatakan dalam %
 Kuat Tekan
 Dilengkapi dengan alat-alat sebagai pelengkap pembantu mesin
tekan
 Kuat tekan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan yaitu :
Tingkat I = 100 kg/cm²
Tingkat II = 100 - 80 kg/cm²
Tingkat III = 80 - 60 kg/cm²

 Penyerapan Air dan Bobot Isi


 Ketelitian timbangan sampai 10 gram
 Penyerapan air dalam %
 Bobot isi dalam kg/cm³

 Kadar garam yang larut terbagi dalam 3 (tiga) jenis :


 Tidak membahayakan
 Ada kemungkinan membahayakan
 Membahayakan

d. Pengetesan Beton
Dalam Penetesan beton, menggunakan instrumen Peraturan Beton
Indonesia (PBI.1971-NI-2/1971)

 Pengujian beton meliputi :


 Slump test
 Untuk menentukan kekuatan adukan beton
 Menentukan perbandingan campuran beton yang terdiri semen
Pc : pasir dan kerikil
 Pemeriksaan persyaratan bahan

 Pengetesan Beton :
 Pengetesan lapangan
Pengetesan yang dilakukan di lapangan dengan alat yang disebut
“Hammer test”. Pengetesan langsung pada bagian kosntruksi
yang akan ditest.
 Pengetesan laboratorium (Lab Test)
Pengetesan yang dilakukan di laboratorium melalui benda uji
 Pengetesan dikaitkan dengan umur beton, untuk lama 3 hari, 7
hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari.
Harus dipertimbangkan apabila digunakan campuran bahan
additive.
 Pengetesan Beton :
Untuk Klas Mutu Kuat Tekan
I B0 - -
II B1 100 kg/cm²
K125 125 kg/cm²
K175 175 kg/cm²
K225 225 kg/cm²
K250 250 kg/cm²

F.5.6. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Dan Penugasan Personil


Sebagai salah satu upaya untuk memudahkan koordinasi pelaksanaan, perlu disusun
struktur organisasi pelaksanaan Kegiatan, yang pada dasarnya menyangkut
hubungan kerja antara pemberi tugas dengan pelaksana serta hubungan pemberi
tugas dengan atasannya yang lebih tinggi, membentuk tim pelaksana pekerjaan yang
diketuai oleh Team Leader yang bertanggung jawab mengkoordinasi semua tenaga
ahli dan tenaga pendukung yang terlibat dalam pekerjaan Pengawasan. Semua ahli
dan tenaga pendukung bertanggung jawab kepada Team Leader, sedangkan Team
Leader bertanggung jawab kepada pemberi pekerjaan dan kepada direktur tentang
hasil pekerjaan yang telah dilakukan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
F.5.6. mengenai Struktur Organisasi Pekerjaan.

Dari gambar tersebut, terlihat adanya pembagian tugas, wewenang dan


tanggungjawab setiap unsur. Tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
unsur dalam organisasi tersebut dirinci sebagai berikut :

A. Team Leader
Adalah penanggung jawab aspek pelaksanaan teknis dan aspek pelaksanaan
administrasi untuk kegiatan ini, baik kedalam maupun keluar.
Hubungan keluar adalah hubungan langsung baik dengan Kegiatan maupun
pembantu Pelaksana Kegiatan dan instansi terkait lainnya.
Sedangkan hubungan kedalam adalah melakukan koordinasi baik teknis
ataupun non-teknis dengan pengawas lapangan dan staff pendukung
pelaksanaan dalam kegiatan ini.
B. Tenaga Ahli Mekanikal dan Pengawas Lapangan
Bertanggungjawab langsung kepada Penanggung Jawab Kegiatan dengan
kedudukan tugas di dalam Pengawasan.
 Melakukan pengawasan terhadap semua apa yang dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan rencana / detail-detail yang diinstruksikan baik
oleh perencana pada Pekerjaan Pengawasan Penguatan Kelembagaan
Badan Penyelenggara Tenaga Kerja Indonesia.
 Melakukan koordinasi harian dengan Site Manager / Pelaksana dan Tim
Pelaksana Teknis.
 Melakukan pemantauan dan pengarahan program kerja kontraktor.
 Memeriksa terhadap bahan, alat yang akan dipakai oleh kontraktor serta
memutuskan untuk menolak/menyetujui pemakaian bahan/alat tersebut.
 Memeriksa terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor
serta memutuskan untuk menolak/menyetujui hasil kerja tersebut.
 Pemantauan dan pengarahan mengenai persesuaian antara rencana dengan
pelaksanaan berkenaan dengan bentuk, dimensi, bahan, sistem konstruksi
dari masing-masing komponen bangunan serta formulasi campuran-
campuran.
 Mengevaluasi, memberikan pengarahan teguran dan instruksi lisan dan
tertulis apabila terjadi penyimpangan.
 Memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan.
 Membuat laporan mingguan sebagai resume dari kegiatan harian yang
memuat tentang tenaga kerja, material, kemajuan pekerjaan,
instruksi/teguran, serta persoalan-persoalan dan pemecahan masalah yang
terjadi, mencatat keadaan cuaca.
Dasar pengisian laporan mingguan adalan Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor yang telah diperiksa dan disetujui kebenarannya.

C. Administrasi
 Menyusun dan mempersiapakan tatalaksana administrasi Kegiatan
bersangkutan
 Menyusun dan mempersiapkan surat menyurat berkenaan dengan Kegiatan
bersangkutan
 Menyusun laporan-laporan secara berkala menyangkut aspek teknis maupun
non-teknis (berdasarkan data dan informasi dari Ketua Tim, Para Tenaga
Ahli dan Tenaga Pengawas Lapangan) untuk disampaikan kepada Pelaksana
Kegiatan dan instansi terkait lainnya yang berkepentingan.
 Menyerahkan laporan secara berkala baik kepada Kegiatan maupun kepada
Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai