DAFTAR ISI
CV. FAJAR MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Konstruksi,
mempunyai komitmen untuk melaksanakan semua aktivitas dalam proyek dengan aman,
tidak membahayakan orang/pekerja dan tidak merusak lingkungan. Aktivitas ini
memerlukan kesadaran yang tinggi dari seluruh jajaran perusahaan dalam melindungi
Keselamatan Kesehatan Kerja Perusahaan, karyawan, Sub - Kontraktor, Lingkungan dan
keutuhan asset sehingga terciptanya suasana kerja yang aman, efektif, dan produktif.
CV. FAJAR MANDIRI menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatan selalu berupaya
memenuhi persyaratan standar serta peraturan yang berlaku menyangkut Aspek K3L, serta
memastikan bahwa seluruh personel berperan aktif dan bertanggungjawab terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran K3L sesuai tugas dan fungsinya.
Bersama dengan ini CV. FAJAR MANDIRI mempunyai komitmen dan berjanji untuk
memenuhi sesuai peraturan pemerintah pusat, daerah dan persyaratan tentang lingkungan,
menghasilkan produk, pelayanan jasa, maupun proses yang aman juga ramah lingkungan
bagi pelanggan dan semua orang yang berada di lingkungan CV. FAJAR MANDIRI.
Untuk menunjang aktivitas diatas CV. FAJAR MANDIRI berupaya secara terus menerus
melakukan perbaikan kondisi kelestarian lingkungan dengan melaksanakan program-
program lingkungan, meminimalisasi pencemaran lingkungan dari sumbernya
mengefisiensikan sumber energi, serta menghilangkan resiko bahaya kerja dengan
melibatkan peran aktif seluruh karyawan. Setiap karyawan diberikan alat pelindung diri dan
pengetahuan tentang Green Company serta ditanamkan kepedulian terhadap lingkungan,
sehingga karyawan mampu turut serta dalam menyelenggarakan tempat kerja yang bersih,
rapi, sehat, aman dan nyaman.
ENDANG PURNAMA
Direktur
Komitmen di atas akan menjadi landasan dan acuan yang diterapkan dalam melaksanakan
Aspek K3 manajemen CV. FAJAR MANDIRI dalam melaksanakan pekerjaan.
1.0 PENDAHULUAN
Sebagai bentuk proaktif dalam mencegah terjadinya kecelakaan maka dipandang perlu
untuk menelaah lebih dalam tentang sumber bahaya dan kandungan resiko pada setiap
aktifitas yang selanjutnya mengambil suatu langkah tapat yang dibutuhkan guna
pengontrolanya.
Hal tersebut diatas adalah sebagai definisi dari Identifikasi sumber bahaya dan risk
assessment yang dikenal dengan istilah HIRA – Hazard Identification and Risk Assessment
Dalam menjalankan Program keselamatan dan kesehatan kerja proyek mengacu pada
proses Perencanaan, Implementasi, Pengecekan dan Inspeksi serta Peningkatan
Berkesinambungan yang dilaksanakan melalui proses pembuatan:
- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Bahan, Alat & Metode Kerja)
- Rencana Tindakan Pengendalian Resiko
- Kesesuaian persyaratan legeslasi
- Struktur organisasi K3 dan Job description
- Kompetensi Karyawan Gap Analysis
- Pendidikan dan Pelatihan
- Operasional Kontrol
o Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site.
o Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
o Pemeriksaan sifat Fisika, kimia dalam proyek
o Identifikasi Kegiatan Beresiko Tinggi
o Pengendalian Bahan B3, Alat2 khusus dan tenaga kerja khusus
o Kontrol Subkontraktor dan Suplier
o Ijin Kerja
- Inspeksi Alat, Bahan, Lokasi dan Metode Kerja
- Penanganan Ketidaksesuaian, (NCR/ CAR) Insiden dan Kecelakaan
- Accident Investigation
Perencanaan Site:
o Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat
o Lokasi peralatan sebelum mulai kerja
o Lokasi pabrikasi
o Direksi Keet
o Bedeng pekerja
Struktur Organisasi Unit K3:
o Ketua Unit K3 : Kepala Proyek
o Sekretaris : Petugas /Ahli K3
Satuan Pengamanan
o Pelaksana K3 : Para Pelaksana
o Bendahara : General Affair
o Anggota : :
- Bagian Teknik
- Bagian Operasi (pelaksana & peralatan)
- Bagian Umum & Keuangan
- Para Subkon & Para Mandor
Pokok-pokok Perhatian K3 :
Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan:
o Alat/Mesin
o Tahap/Metode pelaksanaan
Penyakit akibat kerja:
o Suara dan asap penggunaan alat
o Penggunaan bahan kimia berbahaya
Pemaparan terhadap kondisi lingkungan
o Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
o Usaha-usaha penyelamatan
Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan
o Jatuh :
- Menggunakan sabuk pengaman
- Pemasangan pengaman (jarring & barikade)
- Penggunaan scafolding yang benar
- Pemasangan pagar pengaman
- Pemasangan rambu/tanda
o Kejatuhan :
- Pemakaian helm
- Pemasangan jaring pengaman
- Pemasangan rambu/tanda
o Luka : - Pemakaian sarung tangan, sepatu
o Sakit mata : - Pemakaian kacamata
o Sesak nafas : - Memakai Masker
Pemeliharaan Kesehatan :
- Penyediaan air bersih
- Pembuatan sarana MCK yang memadai
- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi
- Penyediaan obat-obatan
- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
PENANGANAN KHUSUS
1. Material Berbahaya
Daftar material yang memerlukan penangan khusus:
a. Semen
b. Solar, Olie, Thinner
c. Zat Additive, minyak bekisting
d. Anti rayap
e. Bongkaran Asbes Gelombang
Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dengan penyimpanan dan disertai
MSDS
2. Peralatan Khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penangan khusus :
a. Generator set (Genset)
b. Mesin Gerinda Potong
c. Concrete mixer
d. Vibrator Roller, Dump truck, Water Tanker
4. Pekerjaan Berbahaya
Pekerjaan yang dianggap berbahaya harus menggunakan metode pekerjaan tertentu,
menggunakan alat khusus, APD dan mengikuti IK yang ada, antara lain :
a. Pekerjaan Bongkaran Atap Asbes Lama
b. Pengelasan, perancah, penggalian
c. Bekerja pada ketinggian (pengecoran kolom+balok, pasang bata, bekisting, pasang
d. rangka baja ringan, dll)
e. Penggunaan bahan bakar
f. Penggunaan bahan kimia/berbahaya
g. Bekerja pada tempat terbatas
h. Berkendara di Jalan Raya
3.0 TUJUAN
Prosedur ini dibentuk sebagai suatu acuan untuk melakukan mengidentifikasi sumber–
sumber bahaya yang terkandung didalam setiap aktifitas dan melakukan risk assessment
(HIRA: Hazard Identification and Risk Assessment) guna menentukan pilahan langkah yang
tepat dalam menghadapi resiko.
4.0 PROSEDUR
Porses identifikasi sumber bahaya (Hazard) dan risk assessment dilakukan dalam 2(dua)
tahap yaitu :
Dalam mengidentifikasi sumber bahaya gunakan cara yang umum dilakukan. Ini cukup
penting bagi karyawan untuk selalu berkonsultasi karena dalam aktifitas kerjanya sehari-
hari, mereka mungkin menemukan sesuatu yang belum dapat dipahami.
Dalam kasus yang sederhana, sumber bahaya dapat diidentifikasi melalui pengamatan dan
penggunaan pengetahuan yang umum.
Dalam kasus yang komplek, sumber bahaya dapat diidentifikasi hanya melalui pengukuran,
contoh, udara yang tercemar oleh bahan kimia.
Untuk bahaya-bahaya mekanis dan listrik yang berkaitan dengan pengoperasian mesin,
tenaga ahli yang berkaitan harus terlibat secara langsung
Konsekuensi dari tingkat keparahan (Severity) dapat dilakukan penilaian dengan cara berikut :
Secara sederhana, risiko dapat diartikan sebagai kombinasi antara tingkat keparahan akibat
Perencanaan meliputi :
1. IBPR & RTPR
2. Legislasi
3. Sasaran dan Program
a. Identifikasi Bahaya
Memperkirakan sesuatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu yang memiliki potensi
bahaya yang dapat menyebabkan cidera, sakit atau kerusakan konstruksi/property yang
terkandung dalam suatu objek atau aktivitas
b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya ke
dalam kategori tinggi, menengah atau rendah dengan menggunakan parameter atau score
c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka atau sakit atau kerusakan
terhadap property perusahaan dalam suatu proses kegiatan
Sasaran
Memberikan produk dan layanan kepada Pelanggan dan stakeholder lainnya, minimal
sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi yang diperjanjikan serta mencapai sasaran proyek
tanpa kecelakaan/zero accident.
Program
1. Penyuluhan K3
2. Pertemuan Pagi K3
3. Pertemuan Kelompok Pekerja K3
4. Patroli Harian K3
5. Patroli Khusus K3
No. UNDANG-UNDANG RI
CV. FAJAR MANDIRI adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan pada komitmen
untuk turut serta dalam pembangunan melalui jasa konstruksi.
Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami
berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat
kerja yang aman dan sehat dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan
melalui Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
CV. FAJAR MANDIRI konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektif dan efesien dengan cara :
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan.
KETUA/PENANGGUNG
JAWAB K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas, Pengendalian Resiko K3, dan Penanggung Jawab
Nama Perusahaan : CV. FAJAR MANDIRI
Paket : REHABILITASI GEDUNG B KANTOR PUSBANGKOM JPW
Lokasi : Jalan Siliwangi No.18 Tasikmalaya
Penilaian Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
No. Deskripsi Resiko Pengendalian Awal Pengendalian Ket.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Persyaratan Pemenuhan Kemungkin Keparahan Nilai Resiko Tingkat Lanjutan Kemungkinan Keparahan Nilai Resiko Tingkat
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) Peraturan an (F) (A) (F x A) Resiko (TR) (F) (A) (Fx A) Resiko (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A. PEKERJAAN PERSIAPAN-
1 Pekerjaan Bongkaran dinding • -Terinfeksi tetanus -Menginjak Benda benda • UU No. 1 Tahun • Pembuatan Jalur Lalu lintas 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Bata • -Anggota tubuh lecet/luka tajam 1970 Tentang manuver pekerja, bahan dan alat
-Tersandung dan jatuh keselamatan kerja • Penggunaan APD yang sesuai
• -Kulit mengelupas
-Terpeleset-Anggota • UU No. 18 Tahun • Menggunakan rambu peringatan
• -kaki lecet. tubuh terkena benda 1999 Tentang Jasa dan barikade
tumpul/tajam-Kaki luka Konstruksi • Penempatan Rubber cone
terkena benda • UU No. 13 Tahun • Menyusun prosedur kerja
Tertimpa Bongkaran 2003 Tentang • Tidak bercanda saat bekerja
Ketenagakerjaan • Selalu menerapkan protokol
• PP No. 50 Tahun pencegahan COVID-19 di dalam
2012 Tenteng area kerja/di lapangan
Penerapan SMK3
B.2. B.2 RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS & PROGRAM KHUSUS)
A. PEKERJAAN
PERSIAPAN
1 Pekerjaan • Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver • Tersedianya instruksi • Tersedianya instruksi kerja • Membuat jalur aman • Dokumen petunjuk • Sesuai jadwal • Checklist • Tertib melaksanakan • Petugas K3
Bongkaran dinding pekerja, bahan dan alat kerja • Lulus tes dan paham manuver pekerja, kerja pelaksanaan • Evaluasi hasil petunjuk kerja • Inspector K3
bata • Penggunaan APD yang sesuai • Seluruh pekerja terkait mengenai system esuai bahan dan alat. • Infrastruktur, • Sebelum bekerja harus penyuluhan/pelatihan • 100% luls dan faham • Quality Engineering
• Menggunakan rambu peringatan dan telah petunjuk kerja dengan SNI yang telah • Memasang rambu program, sudah lengkap • Disediakan petugas • 100% lulus sesuai • Pengawas
barikade mengikuti pelatihan ditetapkan sesuai peruntukannya materi/modul, tes • Sebelum bekerja harus yang melakukan standar pelaksanaan
• Penempatan Rubber cone dan penyuluhan • SNI helm, masker, sarung • Memasang APD sesuai pemahaman dan sudah terlatih pengawasan selama pekerjaan
• Menyusun prosedur kerja • Alat bantu yang standar tangan, sepatu, peruntukannya peserta pekerjaan
• Tidak bercanda saat bekerja sesuai spesifikasi rompi, dll • Alat bantu lengkap
• Selalu menerapkan protokol teknis • SDM sesuai
pencegahan COVID-19 di dalam area kebutuhan
kerja/di lapangan
KETUA/PENANGGUNG
JAWAB K3
C.2. KOMPETENSI
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pihak manajemen membuat kebijakan K3 yang akan menjadi landasan keberhasilan K3 dalam
kegiatan proyek konstruksi. lsi kebijakan merupakan komitmen dan dukungan dari manajemen
puncak terhadap pelaksanaan K3. Kebijakan K3 tersebut harus direalisasikan kepada seluruh
karyawan dan digunakan sebagai kesadaran kebijakan proyek yang lain.
ldentlflkasl Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus dilakukan identifikasi bahaya, guna mengetahui potensi
bahaya dalam setiap pekerjaan. Ldentifikasi bahaya dilakukan bersamaan dengan pengadaan
pekerjaan dan safety departemen atau P2K3. ldentifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah
baru seperti check list, what if, hazard dan sebagainya.
Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan pedoman dalam
melakukan setiap kegiatan. Ldentifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap kegiatan pekerjaan
konstruksi yang meliputi :
• Tahap perencanaan (Design Phase)
• Pengadaan/ Pelelangan (Procurement)
• Konstruksi
• Pengujian dalam rangka serah terima (Commisioning dan start up)
• Penyerahan kepada pemilik
• Masa pemeliharaan/perawatan
C.3. KEPEDULIAN
Project Safety Review
Sesuai dengan perkembangan proyek, dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam
rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.
Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan standar keselamatan
yang baik sesuai dengan persyaratan. Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety
review untuk setiap tahapan kegiatan kerja, terutama bagi kontraktor EPC (Engineering,
Procurement, Contruction). Projet safety review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya
dalam setiap tahapan project secara sistematis.
Safety Inspection
Safety inspection merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa
tidak ada "unsafe act" maupun "unsafe condition" di lingkungan kegiatan proyek. lnspeksi harus
dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan oleh petugas K3 atau dibentuk joint inspection
semua unsur dan sub kontraktor.
Equipment Inspection
Semua peralatan (mekanis, proyek tools, alat berat, dsb) harus diperiksa oleh ahlinya sebelum
diizinkan digunakan dalam proyek. Semua peralatan yang sudah diperlukan diberi sertifikat
penggunaan dilengkapi dengan label. Pemeriksaan harus dilakukan secara berkala.
Keselamatan Transportasl
Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi, sehingga diperlukan pembinaan dan
pengawasan transportasi baik diluar maupun di dalam lokasi proyek. Semua kendaraan angkutan
proyek harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
A. Tujuan
Untuk memastikan penetapan, pemeliharaan, pengendalian prosedur untuk mengetahui potensi dan
situasi tindak darurat insiden dan bagaimana cara mengatasinya.
B. Perencanaan
• Mempelajari kondisi tempat kerja yang berkaitan dengan situasi darurat dan mencatat hal-
hal penting yang berkaitan dengan potensi situasi darurat
• Mengidentifikasi potensi situasi darurat di tempat kerja, menilai risikonya dan
merencanakan pengendaliannya.
• Menyusun perencanaan tindak darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk
mengatasi suatu situasi darurat I emergency.
• Mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai situasi darurat yang
paling mungkin terjadi di tempat kerja, sesuai tingkatannya.
• Membuat gambar/ denah umum memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan tindak
darurat, jalur evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul (master area).
• Menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keadaan darurat.
• Menjelaskan tata cara evakuasi dalam situasi darurat.
• Menetapkan kewenangan dan tanggung jawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab dalam situasi darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi.
• Mendistribusikan rencana kesiagaan & tindak darurat ke semua petugas terkait dan
Bagian/Departemen/Fungsi Kerja.
• Memberikan pelatihan tindak darurat terutama pada situasi darurat yang paling
memungkinkan terjadi di kantor/lokasi pekerjaan.
• Mengevaluasi keefektifan dari rencana tindak darurat setelah dilakukan pelatihan secara
periodik dan simulasi serta setelah terjadinya suatu situasi darurat yang Merevisi prosedur
jika memang diperlukan, sesuai flowchart revisi prosedur.
Dokumentasi
Dokumentasi K3 meliputi :
• Kebijakan K3
• Sasaran K3
• Uraian Lingkup K3
• Uraian unsur-unsur utama SMK3 dan kaitannya
• Acuan terkait
• Rekaman yang diperlukan , dan
• Hal-hal penting untuk menjamin efektifitas perencanaan, operasi dan pengendalian proses,
dikaitkan dengan risiko K3
Pengendalian Dokumen
Ditetapkan & dipelihara dalam media yang sesuai misal kertas, elektronik,
1. Menjelaskan elemen-elemen inti dari sistem manajemen K3,
2. Menjelaskan interaksi antara:
3. Elemen dalam sistem manajemen K3, dengan
4. Unsur dalam organisasi perusahaan, dengan
5. Dokumen terkait lainnya.
6. Dibuat dan direvisi oleh personil yang berkompeten dan berwewenang,
7. Diperiksa oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
8. Disetujui oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
9. Disimpan oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
10. Mempunyai sistem identifikasi (penomoran) sehingga mampu telusur.
Nomor Urut
2. Pengesahan Dokumen
2.1. Sebelum disahkan, dokumen akan ditinjau kesesuaiannya dengan dokumen yang telah
ada
2.2. Dokumen sistem mutu dibuat dan disahkan sbb :
a. Pedoman Mutu dibuat oleh Wakil Manajemen dan disetujui oleh Direktur Utama.
b. Prosedur Mutu dibuat oleh Tim dan disetujui oleh Wakil Manajemen.
c. Work Instruction dibuat oleh masing-masing bagian, dan disahkan oleh Kepala Bagian
masingmasing.
d. Dokumen pendukung seperti Gambar-gambar Teknik, Laporan-laporan, Standar
Spesifikasi, Parameter Ukuran, Daftar Satuan Harga dan lain-lain ditetapkan oleh
masing-masing Kepala Bagian.
e. Master Formulir dalam bentuk hard copy maupun soft copy ditetapkan oleh masing-
masing Kepala Bagian.
4. Penyimpanan Dokumen :
4.1 Dokumen Sistem Mutu-K3 Asli disimpan dan dirawat oleh Pengendali Dokumen hard
copy maupun soft copy-nya
4.2 Semua salinan terkendali dokumen sistem mutu yang berhubungan dengan aktivitas
kegiatan harus berada dilokasi kegiatan
4.3 Untuk menghindari penggunaan tak sengaja Dokumen yang tidak berlaku lagi (asli dan
semua salinannya) harus segera ditarik dari semua tempat penggunaannya sedangkan
dokumen versi lama yang disimpan untuk maksud apapun harus diberi tanda
“Kadaluwarsa” ( OBSOLUTE ).
6. Pemusnahan Dokumen :
6.1 Pengendali Dokumen menyimpan semua revisi dokumen asli. Dokumen asli yang sudah
kadaluwarsa disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya dan
harus dicap “Kadaluwarsa “.
6.2 Dokumen lama yang akan dimusnahkan oleh Pengendali Dokumen harus sepengetahuan
Wakil Manajemen disertai Berita Acara Pemusnahan. Pemusnahan dokumen dilakukan
dengan cara :
a. Menghancurkan dengan mesin atau
b. Dibakar
Kebersihan dimaksud mencakup hal kebersihan itu sendiri, kerapian dan keindahan lokasi kerja.
Kebersihan kerja merupakan suatu hal yang wajib dilaksanaka dan dirawat dan kebersihan adalah
salah satu upaya menghindari kecelakaan kerja dan kebakaran.
Setiap jajaran manajemen wajib memastikan lokasi kerjanya bersih, rapi dan indah.
Setiap lokasi kerja harus disediakan sarana kebersihan mencakup petugas kebersihan, alat
kebersihan dan tempat sampah dengan jumlah yang memadai.
Kebersihan harus diciptakan diseluruh daerah kerja termasuk pada kantor, workshop, toilet umum
dan fasilitas umum lainya.
Disediakan tempat sampah dengan jumlah yang cukup pada beberapa lokasi kerja yang ditentukan.
Tempat sampah terdiri dari 3 jenis yaitu tempat sampah untuk sampah dari bahan berbahaya dan
beracun (B3), tempat sampah untuk dari bahan – bahan organik dan tempat sampah untuk bahan –
bahan non organik.
Tempat pengumpulan sampah utama disediakan dalam ukuran yang sesuai dan juga terdiri dari 3
jenis seperti tersebut diatas. Pembuangan sampah keluar dari proyek dilakukan setiap
hari.Sampah dari tempat pembuangan sementara akan dibuang keluar proyek setiap hari.
Makan dan minum tidak diperkenankan pada lokasi proyek. Kecuali pada lokasi – lokasi yang telah
ditentukan.
Membakar sampah pada lokasi kerja pada dasarnya tidak diperkenankan. Bila hal tersebut harus
dilakukan pada perlu koordinasi, pertimbangan, perencanaan dan pengawasan yang baik.
Kebutuhan akan APD yang tidak terdapat pada daftar diatas akan diidentifikasi oleh safety officer
dan mengajukan pengadaanya kepada project manger.
Helm
Helm adalah pelindung kepala yang terbuat dari material yang mampu melindungi/memproteksi
kepala dari benturan, jatuhan benda, sengatan listrik dll. Setiap helm terdiri dari batok pelindung,
struktur suspansi dan tali pengikat dagu (chain strap).
Setiap pekerja yang bekerja dimana terdapat sumber bahaya yang mengakibatkan luka pada
kepala akibat benturan, kejatuhan benda/ object atau bahaya listrik maupun api wajib
menggunakan helem.
Helm harus mampu menahan penetrasi apapun, benturan tinggi (high impact) dan
panas/temperature tinggi (extreme heat)
Helm wajib digunakan oleh setiap orang yang berada dilapangan kerja.
Kode warna helem (color coding)
Putih Staff
Merah Petugas Safety
Biru Subcontractor + Logo Masing - Masing
Kuning Mandor
Abu – Abu General Labour
Orange Tamu
Masker
Masker adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk menyaring udara sehingga pekerja
terhindar dari penyakit pernapasan.
Masker digunakan dimana tingkat konsentrasi polusi udara akibat debu, asap, bau dll tidak nyaman
untuk melakukan pekerjaan.
Face shield
Face shield pada dasarnya digunakan untuk melindungi wajah termasuk mata. Face shield
digunakan untuk jenis pekerjaan yang menggunakan grinding machine, pekerjaan menggunakan
cutting disk/torch, pekerjaan dengan mesin potong/serut kayu atau jenis pekerjaan lain yang bias
mencederai wajah.
WARNA KESELAMATAN
Warna Kontras
Warna Keselamatan Makna
(Simbol atau Tulisan
Larangan
MERAH Putih
Pemadam Api
Perhatian/Waspada
KUNING Hitam
Potensi Beresiko Bahaya
Zona Aman
HIJAU Putih
Pertolongan Pertama
BIRU Putih Wajib Ditaati
Setiap kelompok digambarkan dalam bentuknya masing–masing, kemudian dibagi kedalam sub-
kelompok, selanjutnya dapat dikenal melalui warnanya.
Maksud (Kelompok
Bentuk Geometri Rambu Rambu) Uraian
Keselamatan
Rambu tulisan hanya digunakan apabila tidak ada simbol yang tersedia
Pengawasan
• Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan
mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.
• Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas.
• Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian.
• Pengawas diikut sertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat kerja dan
kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengurus.
Pemantauan Kesehatan
• Kesehatan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang mengandung bahaya harus
dipantau.
• Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan
dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.
• Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
• Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan perturan perundangan yang
berlaku.
• Pencatatan dan Pelaporan.
Catatan K3
• Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan,
memelihara dan menyimpan catatan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat
yang mudah didapat.
• Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan.
• Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
• Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan dipelihara.
Penanganan Masalah
• Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul
dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
• Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja dan menerima informasi kemajuan penyelesaian.
2. Unit Proyek K3
o Memberikan penjelasan mengenai K3
o Mengevaluasi pelaksanaan K3 secara perodik
o Memberikan penyuluhan I pembinaan dan pengembangan mengenai mengenai pelaksanaan
K3 di proyek
o Konsultasi dan komunikasi K3
6. Koordinator P3K
o Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen K3
o Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan
o Membuat hubungan yang baik dengan pihak terkait seperti rumah sakit, dokter dan tim
medis
o Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi korban
8. Koordinator Lingkungan
o Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan pengendalian pencemaran
lingkungan
o Mempelajari situasi dan kondisi bila terjadi saat diperlukan untuk melakukan pengamanan
atas terjadinya pencemaran lingkungan
o Mengidentifikasi area-area yang rawan terhadap pencemaran lingkungan
o Menyelidiki timbulnya pencemaran lingkungan
o Melaporkan kepada atasan kejadian pencemaran lingkungan, baik kronologis terjadinya
pencemaran maupun kondisi akhir lingkungan
o Siaga dan tanggap atas kondisi yang ada.
1 2 3 5 6
1 Pekerjaan Mobilisasi dan • Menginjak benda – benda tajam, • Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver pekerja, - Petugas K3
Demobilisasi • Tersandung dan Terjatuh, bahan dan alat - Inspector K3
• Terpeleset, • Penggunaan APD yang sesuai - Qualiti Engineering
• Tangan tergores benda- benda tajam kejatuhan • Menggunakan rambu peringatan dan barikade - Pengawas Pelaksana
benda, • Penempatan Rubber cone Pekerjaan
• Terlindas Kendaraan, • Menyusun prosedur kerja
• Kerusakan Pada Prasarana umum • Tidak bercanda saat bekerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
2 Pekerjaan Pagar • Tertusuk paku, • Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver pekerja, • Petugas K3
Pengaman Proyek • Terpukul alat pemukul, bahan dan alat • Inspector K3
• Tertimpa • Penggunaan APD yang sesuai • Qualiti Engineering
• Menggunakan rambu peringatan dan barikade • Pengawas Pelaksana
• material
• Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja Pekerjaan
sebelum bekerja
• Memakai Sarung tangan
• Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati – hati
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
3 Pekerjaan Pengukuran • Tertusuk paku, • Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver pekerja, • Petugas K3
dan pemasangan • Terpukul alat pemukul, Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver pekerja, • Inspector K3
bowplank bahan dan alat • Qualiti Engineering
• Tersandung,
• Penggunaan APD yang sesuai • Pengawas Pelaksana
• Tertimpa • Menggunakan rambu peringatan dan barikade Pekerjaan
• material • Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja
sebelum bekerja
• Memakai Sarung tangan
• Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati – hati
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
c. Pekerjaan • Terjadi gangguan kesehatan • Pastikan alat bongkaran berfungsi dengan baik dan • Petugas K3
Pembongkaran Begisting • Kecelakaan berat/ meninggal dioperasikan oleh orang/ pekerja yang terampil. • Inspector K3
• Cacat sementara/cacat permanen • Qualiti Engineering
• Luka/sakit sedang memerlukan pengobatan atau • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) • Pengawas Pelaksana
perawatan antara lain : Sepatu, Helm, Masker, dll. Pekerjaan
• Tertkena mesin pemotong kayu (luka berat).
• Terkena serbuk potongan kayu (radang pernafasan) • Bongkarang Bekisting yang telah selesai dibongkar
• Gangguan esehatan akibat kondisi kerja Secara ditumpuk pada area yang aman dan tidak terlalu
umum tinggi sehingga menyebabkan bekisting tersebut
• Kecelakaan akibat cara penggunaan peralatan, jatuh.
tertimpa material Ready Mix
• Tangan terjepit besi tulangan, tertusuk ujung kayu • Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
bekisting pelindung diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-19
di dalam area kerja/di lapangan
5 Pekerjaan Penggunaan • Terjadi gangguan kesehatan akibat kondisi • Pastikan scaffolding berfungsi dengan bai/tidak rusak • Petugas K3
Scaffolding/Perancah lingkungan tempat kerja yang tidak memenuhi dan dioperasikan oleh orang/ pekerja yang terampil. • Inspector K3
syarat • Qualiti Engineering
• Pekerja dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) • Pengawas Pelaksana
• Terjadi Insiden Berupa Pekerja Terkena Peralatan antara lain : Sepatu, Helm, Masker, dll. Pekerjaan
Kerja/Alat gergaji kayu, tangan terkena palu,
Sehingga Terjadi Luka • Penyimpanan scaffolding yang akan dipasang
ditumpuk pada area yang aman dan tidak terlalu
• Terkena alat potong, Gergaji > Luka ringan dan tinggi sehingga menyebabkan scaffolding tersebut
berat, Terkena Palu > Luka Ringan dan Berat, jatuh.
Terkena /tertusuk ujung kayu yang runcing> Luka
ringan dan Berat • Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai
• Tertimpa scaffolding > Luka ringan dan berat • Memakai sepatu kerja.
• Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
7 Pek. Pasangan Bata dan • Terjadi gangguan kesehatan akibat kondisi • Pastikan scaffolding berfungsi dengan baik/tidak • Petugas K3
plester aci lingkungan tempat kerja yang tidak memenuhi rusak dan dioperasikan oleh orang/ pekerja yang • Inspector K3
syarat terampil. • Qualiti Engineering
• Pengawas Pelaksana
• Terjadi Insiden Berupa Pekerja Terkena Peralatan • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) Pekerjaan
Kerja/Alat, tangan terkena palu, Sehingga Terjadi antara lain : Sepatu, Helm, Masker, dll.
Luka
• Penyimpanan scaffolding yang akan dipasang
• Terkena alat potong, Gergaji > Luka ringan dan ditumpuk pada area yang aman dan tidak terlalu
berat, Terkena Palu > Luka Ringan dan Berat, tinggi sehingga menyebabkan scaffolding tersebut
Terkena /tertusuk ujung kayu yang runcing> Luka jatuh.
ringan dan Berat
• Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
• Tertimpa batu bata > Luka ringan dan berat pelindung diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Terkena percikan semen > Luka ringan/iritasi • Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
8 Pek. Pemasangan • Terjadi gangguan kesehatan akibat kondisi • Pastikan alat potong keramik berfungsi dengan • Petugas K3
Keramik lingkungan tempat kerja yang tidak memenuhi baik/tidak rusak dan dioperasikan oleh orang/ pekerja • Inspector K3
syarat yang terampil. • Qualiti Engineering
• Pengawas Pelaksana
• Terjadi Insiden Berupa Pekerja Terkena Peralatan • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) Pekerjaan
Kerja/Alat, tangan terkena mesin potong keramik, antara lain : Sepatu, Helm, Masker, dll.
Sehingga Terjadi Luka
• Penyimpanan/menumpuk keramik yang akan
• Terkena alat potong, keramik > Luka ringan dan dipasang ditumpuk pada area yang aman dan tidak
berat, Terkena Palu > Luka Ringan dan Berat, terlalu tinggi sehingga menyebabkan keramik
Terkena /tertusuk ujung keramik yang runcing> tersebut jatuh.
Luka ringan dan Berat
• Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
• Tertimpa keramik > Luka ringan dan sedang pelindung diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Terkena percikan semen, debu potongan • Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
keramik > Luka ringan/iritasi • Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
• Tertimpa scaffolding > Luka berat/meninggal • Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai
• Terkena percikan cat, > Luka ringan/iritasi • Memakai sepatu kerja.
• Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
11 Pekerjaan Realing • Terjadi Insiden Berupa Pekerja tertimpa besi, • Pastikan kabel listrik berfungsi dengan baik/tidak • Petugas K3
Sehingga Terjadi Luka terkelupas mengakibatkan tersengat listrik. • Inspector K3
• Qualiti Engineering
• Terkena mesin potong besi dan bor listrik > Luka • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) • Pengawas Pelaksana
ringan/beratl antara lain : Sepatu, Helm, Masker, dll. Pekerjaan
• Tersengat listrik > Luka berat/meninggal • Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai
• Terkena percikan/debu > Luka ringan/iritasi • Memakai sepatu kerja.
• Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan kerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
12 Pekerjaan Rangka Baja • kecelakaan akibat pengoperasian alat pemotong (bar • mulai pelaksanaan, pengarahan pekerja, tukang • Petugas K3
cutter) pada saat memotong baja ringan-luka berat konstruksi rangka atap baja ringan, dll. • Inspector K3
• terluka akibat sisa limbah baja ringan sisa-sisa • membuang bahan matrial sisa yang tidak terpakai • Qualiti Engineering
pemotongan baja, pecahan genting, baut, paku, dan tetap menjaga kebersihan di areal tempat • Pengawas Pelaksana
matrial atap baja ringan yang tidak terpakai, dll-luka bekerja Pekerjaan
sedang • pemeriksaan pendukung kerja dan peralatan yang
• kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat digunakan serta penggunaan peralatan pengaman
melaksanakan pekerjaan pasangan baja ringan-luka kerja (helm, sepatu boot, tali/ jaring pengaman dan
berat/ kematian schafolding)
• terluka pada saat melakukan pemasangan penutup • perlindungan terhadap pekerja berupa
atap-luka berat/ kematian penggunaan alat bantu ketinggian yang memadai
• Terkenia percikan api las > Luka ringan dan dan memenuhi standar k3 (helm, sepatu boot, tali/
sedang jaring pengaman dan schafolding)
• Tersengan alitan listrik > Luka ringan/berat • Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
13 Pekerjaan Plafond • kecelakaan akibat pengoperasian alat pemotong • pengecekan peralatan sebelum mulai pelaksanaan • Petugas K3
(bar pengoperasian alat bantu yang salah pada • pemeriksaan pendukung kerja dan peralatan yang • Inspector K3
pek.plafond-luka berat digunakan serta penggunaan peralatan pengaman • Qualiti Engineering
• kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat kerja (helm, sepatu boot, tali/ jaring pengaman dan • Pengawas Pelaksana
melaksanakan pekerjaan pasangan plafond-luka schafolding) Pekerjaan
berat • mengecek gambar bestek, agar tidak terjadi
• tidak rapinya penyimpanan support tools setelah kesalahan dalam pekerjaan dan melaksanakan tata
pemakaian yang membahayakan pekerja lainnya, cara standar pengerjaan di ketinggian sesuai standar
misal: paku, palu, baut, sekrup, sisa pemotongan, k-3
pecahan kaca, matrial gypsum, GRC, list plafond • menyimpan matrial/ bahan serta sisa pakai alat ke
tempat yang disediakan dan atau menyediakan
gypsum profil yang tidak terpakai dll-luka ringan/
tempat pembuangan/ penampungan limbah sisa
sedang bahan/ matrial gypsum, GRC, list plafond gypsum
profil
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
16 Pekerjaan Instalasi • Terdapat percikan api dan menimbulkan kebakaran • pengecekan peralatan sebelum mulai pelaksanaan, • Petugas K3
Penangkal Petir • Terkena sengatan listrik pengarahan pekerja, tukang listrik, dll. • Inspector K3
• Pekerja terjatuh dari ketinggian • pemeriksaan aliran listrik sebelum mulai pekerjaan, • Qualiti Engineering
chek list instalasi listrik • Pengawas Pelaksana
• pemeriksaan pendukung kerja dan peralatan yang Pekerjaan
digunakan serta penggunaan peralatan pengaman
kerja (helm, sepatu boot, tali/ jaring pengaman dan
schafolding)
• mengamankan jalur pemakain listrik dan segera
memperbaiki kerusakan fasilitas kerja dari genangan
ataupun kebocoran
• meminta ijin kerja yang berhubungan dengan listrik/
elektrikal dan pemenuhan standarisasi bahan
elektrikal, seperti : kabel sni, saklar sni, lampu sni, dll
• Selalu menerapkan protokol pencegahan COVID-
19 di dalam area kerja/di lapangan
Persero
CV. FAJAR MANDIRI
Pekerjaan Pembangunan Gedung Asrama Mahasiswa Universitas Padjadjaran Asal Kabupaten Bandung
Penanggungjawab : ......
Tahun : 2020
WAKTU PELAKSANAAN Keterangan
No SASARAN RENCANA TINDAKAN Januari Februari Maret April Mei Pelaksana Status
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pelaksanaan
1. Inspeksi K3LM harian R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Ahhli K3 Continue
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
2. Sosialisasi metode kerja yang aman kepada Ahhli K3 Close
Mandor
Keadaan Darurat
Apapun dapat terjadi selama proyek berlangsung, misalnya: kebakaran, kecelakaan, peledakan dan
sebagainya. Oleh karena itu perlu diperoleh keadaan darurat dan direalisasikan serta dilakukan
pelatihan/simulasi yang diikuti oleh semua karyawan proyek.
Audit K3
Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan dengan jangka waktu kegiatan proyek.
Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam proyek
sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya. Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam
memberikan penghargaan K3.
Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi bahaya. Potensi bahaya
ditetapkan menjadi :
• Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga
kerja paling sedikit 100 orang dan/ atau nilai kontrak diatas Rp.100.000.000.000,-
Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3 konstruksi.
• Potensi bahaya rend ah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan
tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/ atau nilai kontrak dibawah Rp.100.000.000.000,-
Pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan Petugas K3
konstruksi.
d. Hasil dari tinjauan manajemen harus sesuai dengan komitmen perusahaan untuk
peningkatan berkelanjutan.
e. Hasil dari tinjauan manajemen harus berupa keputusan untuk perbaikan :
1. Kinerja K3;
2. Kebijakan dan sasaran K3;
3. Sumber Daya; dan
4. Unsur-unsur lain dari SMK3.
f. Hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Penggunaan APD
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Konstruksi
Jalan dan Jembatan yang disebutkan bahwa perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara mesin-mesin.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan
yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan yang lebih keras.
Proses Kerja
Proses pelaksanaan kerja yang baik adalah mengikuti standar operasional yang sudah ditetapkan
sehingga dapat meminimalisir potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.