PEKERJAAN
1 KM PEKERJAAN PENUNJANG PENINGKATAN JALAN
SUMEDANG– BTS.SUMEDANG/SUBANG (CIKARAMAS)
I. RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Konstruksi,
mempunyai komitmen untuk melaksanakan semua aktivitas dalam proyek dengan aman, tidak
membahayakan orang/pekerja dan tidak merusak lingkungan. Aktivitas ini memerlukan kesadaran yang
tinggi dari seluruh jajaran perusahaan dalam melindungi Keselamatan Kesehatan Kerja Perusahaan,
karyawan, Sub - Kontraktor, Lingkungan dan keutuhan asset sehingga terciptanya suasana kerja yang
aman, efektif, dan produktif.
PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatan selalu berupaya
memenuhi persyaratan standar serta peraturan yang berlaku menyangkut Aspek K3L, serta memastikan
bahwa seluruh personel berperan aktif dan bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan dan sasaran K3L
sesuai tugas dan fungsinya.
Bersama dengan ini PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA mempunyai komitmen dan berjanji untuk
memenuhi sesuai peraturan pemerintah pusat, daerah dan persyaratan tentang lingkungan, menghasilkan
produk, pelayanan jasa, maupun proses yang aman juga ramah lingkungan bagi pelanggan dan semua
orang yang berada di lingkungan PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA.
Untuk menunjang aktivitas diatas PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA berupaya secara terus menerus
melakukan perbaikan kondisi kelestarian lingkungan dengan melaksanakan program-program lingkungan,
meminimalisasi pencemaran lingkungan dari sumbernya mengefisiensikan sumber energi, serta
menghilangkan resiko bahaya kerja dengan melibatkan peran aktif seluruh karyawan. Setiap karyawan
diberikan alat pelindung diri dan pengetahuan tentang Green Company serta ditanamkan kepedulian
terhadap lingkungan, sehingga karyawan mampu turut serta dalam menyelenggarakan tempat kerja yang
bersih, rapi, sehat, aman dan nyaman.
Komitmen di atas akan menjadi landasan dan acuan yang diterapkan dalam melaksanakan Aspek K3
manajemen PT. FAJAR NUSANTARA PERKASA dalam melaksanakan pekerjaan.
1.0 PENDAHULUAN
Sebagai bentuk proaktif dalam mencegah terjadinya kecelakaan maka dipandang perlu untuk menelaah
lebih dalam tentang sumber bahaya dan kandungan resiko pada setiap aktifitas yang selanjutnya mengambil
suatu langkah tapat yang dibutuhkan guna pengontrolanya.
Hal tersebut diatas adalah sebagai definisi dari Identifikasi sumber bahaya dan risk assessment yang dikenal
dengan istilah HIRA – Hazard Identification and Risk Assessment
Lingkup Rencana K3 proyek dimaksudkan untuk paket 1 Km Pekerjaan Penunjang Peningkatan Jalan
Sumedang–Bts.Sumedang/Subang (Cikaramas) agar dapat :
o Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
o Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien o Menjamin proses produksi berjalan secara aman
Perencanaan Site:
o Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan
alat o Lokasi peralatan sebelum mulai kerja
o Lokasi pabrikasi
o Direksi Keet
o Bedeng pekerja
Struktur Organisasi Unit K3:
o Ketua Unit K3 : Kepala Proyek
o Sekretaris : Petugas /Ahli K3
Satuan Pengamanan
o Pelaksana K3 : Para Pelaksana
o Bendahara : General Affair
o Anggota : :
- Bagian Teknik
- Bagian Operasi (pelaksana & peralatan)
- Bagian Umum & Keuangan
- Para Subkon & Para Mandor
Pokok-pokok Perhatian K3 :
Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan:
o Alat/Mesin
o Tahap/Metode
pelaksanaan Penyakit akibat kerja:
o Suara dan asap penggunaan alat
o Penggunaan bahan kimia berbahaya
Pemaparan terhadap kondisi lingkungan
o Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
o Usaha-usaha penyelamatan
Identifikasi resiko kecelakaan dan
pencegahan o Jatuh :
- Menggunakan sabuk pengaman
- Pemasangan pengaman (jarring & barikade)
- Penggunaan scafolding yang benar
- Pemasangan pagar pengaman
- Pemasangan rambu/tanda
o Kejatuhan :
- Pemakaian helm
- Pemasangan jaring pengaman
- Pemasangan rambu/tanda
o Luka : - Pemakaian sarung tangan, sepatu
o Sakit mata : - Pemakaian kacamata
o Sesak nafas : - Memakai Masker
Pemeliharaan Kesehatan :
- Penyediaan air bersih
- Pembuatan sarana MCK yang memadai
- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi
- Penyediaan obat-obatan
- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
PENANGANAN KHUSUS
1. Material Berbahaya
Daftar material yang memerlukan penangan khusus:
a. Semen
b. Solar, Olie, Thinner
c. Zat Additive, minyak bekisting
d. Anti rayap
e. Bongkaran Asbes Gelombang
Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dengan penyimpanan dan disertai MSDS
2. Peralatan Khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penangan khusus :
a. Generator set (Genset)
b. Mesin Gerinda Potong
c. Concrete mixer
d. Vibrator Roller, Dump truck, Water Tanker
3. Tenaga Kerja Ahli
3.0 TUJUAN
Prosedur ini dibentuk sebagai suatu acuan untuk melakukan mengidentifikasi sumber–sumber bahaya yang
terkandung didalam setiap aktifitas dan melakukan risk assessment (HIRA: Hazard Identification and Risk
Assessment) guna menentukan pilahan langkah yang tepat dalam menghadapi resiko.
4.0 PROSEDUR
Porses identifikasi sumber bahaya (Hazard) dan risk assessment dilakukan dalam 2(dua) tahap yaitu :
Dalam mengidentifikasi sumber bahaya gunakan cara yang umum dilakukan. Ini cukup penting bagi
karyawan untuk selalu berkonsultasi karena dalam aktifitas kerjanya sehari-hari, mereka mungkin
menemukan sesuatu yang belum dapat dipahami.
Dalam kasus yang sederhana, sumber bahaya dapat diidentifikasi melalui pengamatan dan
penggunaan pengetahuan yang umum.
Dalam kasus yang komplek, sumber bahaya dapat diidentifikasi hanya melalui pengukuran, contoh, udara
yang tercemar oleh bahan kimia.
Untuk bahaya-bahaya mekanis dan listrik yang berkaitan dengan pengoperasian mesin, tenaga ahli yang
berkaitan harus terlibat secara langsung
Konsekuensi dari tingkat keparahan (Severity) dapat dilakukan penilaian dengan cara berikut :
Secara sederhana, risiko dapat diartikan sebagai kombinasi antara tingkat keparahan akibat
terjadinya suatu kecelakaan/nyaris celaka dengan kemungkinan peluang terjadinya kecelakaan/nyaris celaka
tersebut.
Menutup sumber bahaya dengan menggunakan penutup cabs, menutup tingkat kebisingan suatu
peralatan (mesin) atau dengan cara lain. Isolasi sumber bahaya dengan sistem interlocks, alat
pengaman mesin, pelindung atau tirai blast, tirai pengelasan
Dalam menentukan rekomendasi tindakan pengendalian berdasar Tingkat Risiko dan Tingkatan
Pengendalian dapat mengikuti rumusan sebagai berikut :
Perencanaan di sini dimaksudkan bahwa program K3 yang ada pada Paket 1 Km Pekerjaan Penunjang
Peningkatan Jalan Sumedang–Bts.Sumedang/Subang (Cikaramas), direncanakan sesuai dengan
kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada disekitar proyek.
Perencanaan meliputi :
1. IBPR & RTPR
2. Legislasi
3. Sasaran dan Program
a. Identifikasi Bahaya
Memperkirakan sesuatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu yang memiliki potensi bahaya yang dapat
menyebabkan cidera, sakit atau kerusakan konstruksi/property yang terkandung dalam suatu objek atau
aktivitas
b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya ke dalam kategori
tinggi, menengah atau rendah dengan menggunakan parameter atau score
c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka atau sakit atau kerusakan terhadap property
perusahaan dalam suatu proses kegiatan
Sasaran
Memberikan produk dan layanan kepada Pelanggan dan stakeholder lainnya, minimal sesuai dengan
ketentuan dan spesifikasi yang diperjanjikan serta mencapai sasaran proyek
tanpa kecelakaan/zero accident.
Program
1. Penyuluhan K3
2. Pertemuan Pagi K3
3. Pertemuan Kelompok Pekerja K3
4. Patroli Harian K3
5. Patroli Khusus K3
6. Inspeksi K3
7. Rapat K3
8. Promosi K3
9. Pemasangan Poster–poster K3
No. UNDANG-UNDANG RI
PT. Fajar Nusantara Perkasa adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan pada komitmen
untuk turut serta dalam pembangunan melalui jasa konstruksi.
Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami berkomitmen untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat dengan menerapkan
perbaikan yang berkelanjutan melalui Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
PT. Fajar Nusantara Perkasa konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara efektif dan efesien dengan cara :
1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal perusahaan mengenai
tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan
perusahaan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan.
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3.
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh personil secara
berkala.
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan.
KETUA/PENANGGUNG JAWAB
K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas, Pengendalian Resiko K3, dan Penanggung Jawab
Nama Perusahaan : PT. Fajar Nusantara Perkasa
Paket : 1 Km Pekerjaan Penunjang Peningkatan Jalan Sumedang–Bts.Sumedang/Subang (Cikaramas)
Lokasi : Pada Ruas jalan Sumedang-Bts.Sumedang/Subang Cikaramas) Km.Bdg. 54+800 - Km.Bdg. 57+300 Kabupaten Sumedang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Mobilisasi dan
Demobilisasi • Menginjak benda – • Gangguan • UU No. 1 Tahun • Pembuatan Jalur Lalu lintas 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
benda tajam, kesehatan akibat 1970 Tentang manuver pekerja, bahan
• Tersandung dan kondisi kerja secara keselamatan dan alat
Terjatuh, umum. kerja • Penggunaan APD yang
• Terpeleset, • Kecelakaan akibat • UU No. 18 Tahun sesuai
• Tangan tergores pengaturan 1999 Tentang • Menggunakan rambu
benda- benda tajam lalulintas kurang Jasa Konstruksi peringatan dan barikade
kejatuhan benda, baik • UU No. 13 Tahun • Penempatan Rubber cone
• Terlindas Kendaraan, • Kecelakaan akibat 2003 Tentang • Menyusun prosedur kerja
• Kerusakan Pada jenis dan cara Ketenagakerjaan • Tidak bercanda saat
Prasarana umum. penggunaan • PP No. 50 Tahun bekerja
peralatan, tertimpa 2012 Tenteng • Selalu menerapkan
material Penerapan SMK3 protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
2 Pekerjaan Drainase
• Longsoran galian • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Akan disediakan peralatan 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
tanah akibat sudut kesehatan 1970 Tentang kerja yang sesuai standard,
• Kecelakaan keselamatan akan disediakan safety
penggalian,
berat/meninggal kerja sesuai standard kerja, akan
• Tertimpa material, • Cacat • UU No. 18 di sediakan rambu
• Terjatuh/ terpeleset sementara/cacat Tahun 1999 peringatan ditempat yang
kedalam area galian permanen Tentang Jasa mudah terlihat
• Terlindas Kendaraan • Luka/sakit sedang Konstruksi • Diberikan penyuluhan bahaya
Berat, memerlukan • UU No. 13 kecelakaan kerja sebelum
• Kecelakaan Alat, pengobatan atau Tahun 2003 bekerja
perawatan Tentang • Memakai Helm
• Tersandung
Ketenagakerjaa • Menggunakan alat pelindung
n diri yangsesuai
• PP No. 50 • Memakai sepatu kerja.
Tahun 2012 • Bekerja dengan hati -hati
Tenteng • Selalu menerapkan protokol
Penerapan pencegahan COVID-19 di
SMK3 dalam area kerja/di
lapangan
Penilaian Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
No. Deskripsi Resiko Pengendalian Awal Pengendalian Ket.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Persyaratan Kemungki Keparahan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungkin Keparahan Nilai Tingkat
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) Pemenuhan nan (F) (A) Resiko (F x Resiko an (F) (A) Resiko (Fx Resiko
Peraturan A) (TR) A) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3 Pekerjaan Tanah • Terjadi Insiden Berupa • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Akan disediakan peralatan
Pekerja Terkena Peralatan kesehatan 1970 Tentang kerja yang sesuai 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Kerja/Alat Berat Sehingga • Kecelakaan keselamatan standard, akan disediakan
berat/meninggal kerja safety sesuai standard
Terjadi Luka
• Terjadi gangguan • Cacat • UU No. 18 kerja, akan di sediakan
sementara/cacat Tahun 1999 rambu peringatan
kesehatan akibat kondisi permanen Tentang Jasa ditempat yang mudah
lingkungan tempat kerja • Luka/sakit sedang Konstruksi terlihat
yang tidak memenuhi memerlukan • UU No. 13 • Diberikan penyuluhan bahaya
syarat pengobatan atau Tahun 2003 kecelakaan kerja sebelum
• Terjadi Insiden Berupa perawatan Tentang bekerja
Ketenagakerjaa • Memakai Helm
Pekerja Tertimbun Material
n • Menggunakan alat pelindung
> Sehingga Terjadi Luka • PP No. 50 diri yangsesuai
Ringan dan Luka Berat Tahun 2012 • Memakai sepatu kerja.
Tenteng • Bekerja dengan hati -hati
Penerapan • Selalu menerapkan
SMK3 protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
4 Pekerjaan Buangan • Terjadi Insiden Berupa • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Akan disediakan peralatan
Hasil Galian Pekerja Terkena Peralatan kesehatan 1970 Tentang kerja yang sesuai 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Kerja/Alat Berat Sehingga • Kecelakaan keselamatan standard, akan disediakan
berat/meninggal kerja safety sesuai standard
Terjadi Luka
• Terjadi gangguan • Cacat • UU No. 18 kerja, akan di sediakan
sementara/cacat Tahun 1999 rambu peringatan
kesehatan akibat kondisi permanen Tentang Jasa ditempat yang mudah
lingkungan tempat kerja • Luka/sakit sedang Konstruksi terlihat
yang tidak memenuhi memerlukan • UU No. 13 • Diberikan penyuluhan bahaya
syarat pengobatan atau Tahun 2003 kecelakaan kerja sebelum
• Terjadi Insiden Berupa perawatan Tentang bekerja
Ketenagakerjaa • Memakai Helm
Pekerja Tertimbun Material
n • Menggunakan alat pelindung
> Sehingga Terjadi Luka • PP No. 50 diri yangsesuai
Ringan dan Luka Berat Tahun 2012 • Memakai sepatu kerja.
Tenteng • Bekerja dengan hati -hati
Penerapan • Selalu menerapkan
SMK3 protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5 Pekerjaan • Tertabrak Alat Berat • Terjadi gangguan • UU No. 1 • Operator memiliki SIO yang 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Perkerasan dan Bahu • Kecelakaan Terkena alat kesehatan Tahun 1970 masih berlaku & pemeriksaan
Jalan Pemadat (Vibro Roller) • Kecelakaan Tentang kondisi operator sebelum
Akibat Jarak Antara Pekerja berat/meninggal keselamatan bekerja
dengan Alat Terlalu dekat • Cacat kerja • Melakukan pemeriksaan alat
• Tertabrak Truk Pengangkut sementara/cacat • UU No. 18 sebelum bekerja (rem, roda
Mixer /Concrete permanen Tahun 1999 gigi, kemudi, kaca spion, dll)
PumpTerluka Akibat • Luka/sakit sedang Tentang Jasa • Safety Briefing sebelum
Longsoran Matrial memerlukan Konstruksi pekerjaan dimulai (operator
Timbunan pengobatan atau • UU No. 13 dan pekerja lainnya)
• Terluka Akibat Arus Pendek perawatan Tahun 2003 • Memasang rambu 'Area
atau Tersengat Aliran • Gangguan Tentang dilarang untuk umum'
Listrik Ketika Menggunakan esehatanakibat Ketenagakerjaa • Memasang lampu
Vibrator Listrik kondisi kerja Secara n penerangan pada alat berat
• Kecelakaan Akibat Kurang umum • PP No. 50 dan disekitar area kerja
Koordinasi Antara Alat • Kecelakaan akibat Tahun (terutama pada malam hari)
Berat cara penggunaan 2012 • Mengadakan Inspeksi
• Tertimpa Steger Yang peralatan, Tenteng sebelum, saat sedang
Kurang Kuat Pengikatannya tertimpamaterial Penerapa bekerja, dan sesudah bekerja
• Kecelakaan Akibat Tertusuk Ready Mix n SMK3 • Memastikan sirine/ alarm
Besi Pada Saat Pabrikasi dan • tangan terjepit besi mundur berfungsi dengan
Pemasangan tulangan, tertusuk baik
ujung kayu bekisting • Menetapkan petugas untuk
memandu operasi alat (jika
operator terhalang
pandangannya, bekerja di
area sempit, atau padat lalu
lintas)
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di
dalam area kerja/di lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6 Pekerjaan • Tertabrak Alat Berat • Terjadi gangguan • UU No. 1 • Operator memiliki SIO yang 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Perkerasan Berbutir • Kecelakaan Terkena alat kesehatan Tahun 1970 masih berlaku & pemeriksaan
Pemadat (Vibro Roller) • Kecelakaan Tentang kondisi operator sebelum
Akibat Jarak Antara Pekerja berat/meninggal keselamatan bekerja
dengan Alat Terlalu dekat • Cacat kerja • Melakukan pemeriksaan alat
• Tertabrak Truk Pengangkut sementara/cacat • UU No. 18 sebelum bekerja (rem, roda
Mixer /Concrete permanen Tahun 1999 gigi, kemudi, kaca spion, dll)
PumpTerluka Akibat • Luka/sakit sedang Tentang Jasa • Safety Briefing sebelum
Longsoran Matrial memerlukan Konstruksi pekerjaan dimulai (operator
Timbunan pengobatan atau • UU No. 13 dan pekerja lainnya)
• Terluka Akibat Arus Pendek perawatan Tahun 2003 • Memasang rambu 'Area
atau Tersengat Aliran • Gangguan Tentang dilarang untuk umum'
Listrik Ketika Menggunakan esehatanakibat Ketenagakerjaa • Memasang lampu
Vibrator Listrik kondisi kerja Secara n penerangan pada alat berat
• Kecelakaan Akibat Kurang umum • PP No. 50 dan disekitar area kerja
Koordinasi Antara Alat • Kecelakaan akibat Tahun 2012 (terutama pada malam hari)
Berat cara penggunaan Tenteng • Mengadakan Inspeksi
• Tertimpa Steger Yang peralatan, Penerapan sebelum, saat sedang
Kurang Kuat Pengikatannya tertimpamaterial SMK3 bekerja, dan sesudah bekerja
• Kecelakaan Akibat Tertusuk Ready Mix • Memastikan sirine/ alarm
Besi Pada Saat Pabrikasi • tangan terjepit besi mundur berfungsi dengan
dan Pemasangan tulangan, tertusuk baik
ujung kayu bekisting • Menetapkan petugas untuk
memandu operasi alat (jika
operator terhalang
pandangannya, bekerja di
area sempit, atau padat lalu
lintas)
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di
dalam area kerja/di
lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
7 Pekerjaan • Kecelakaan pada • Terjadi gangguan • UU No. 1 • Operator memiliki SIO yang 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Saluran Berbentuk U penanganan material kesehatan Tahun 1970 masih berlaku & pemeriksaan
Type DS 1 (tertimpa saluran U-Dith) • Kecelakaan Tentang kondisi operator sebelum
• Kecelakaan akibat berat/meninggal keselamatan bekerja
oprasioanal alat kerja • Cacat kerja • Melakukan pemeriksaan alat
sementara/cacat • UU No. 18 sebelum bekerja (rem, roda
permanen Tahun 1999 gigi, kemudi, kaca spion, dll)
• Luka/sakit sedang Tentang Jasa • Safety Briefing sebelum
memerlukan Konstruksi pekerjaan dimulai (operator
pengobatan atau • UU No. 13 dan pekerja lainnya)
perawatan Tahun 2003 • Memasang rambu 'Area
• Gangguan Tentang dilarang untuk umum'
esehatanakibat Ketenagakerjaa • Memasang lampu
kondisi kerja Secara n penerangan pada alat berat
umum • PP No. 50 dan disekitar area kerja
• Kecelakaan akibat Tahun 2012 (terutama pada malam hari)
cara penggunaan Tenteng • Mengadakan Inspeksi
peralatan, Penerapan sebelum, saat sedang
tertimpamaterial SMK3 bekerja, dan sesudah bekerja
Ready Mix • Memastikan sirine/ alarm
• tangan terjepit besi mundur berfungsi dengan
tulangan, tertusuk baik
ujung kayu bekisting • Menetapkan petugas untuk
memandu operasi alat (jika
operator terhalang
pandangannya, bekerja di
area sempit, atau padat lalu
lintas)
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di
dalam area kerja/di
lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8Pekerjaan Perkerasan • Pekerja rawan Terkena • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun Administrative Controls: 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Aspal percikan aspal panas/ cair. kesehatan 1970 Tentang • Pekerja menggunakan APD
a. Pekerjaan Lapis • Lalu lintas rawan terhadap • Kecelakaan berat/ keselamatan sesuai dengan item
Pengikat - Aspal kemacetan meninggal kerja pekerjaan
Cair • Cacat • UU No. 18 • Menyediakan tenaga SDM
b. Lapis Perekat-Aspal sementara/cacat Tahun 1999 untuk mengatur lalu luntas
Cair permanen Tentang Jasa • Menyediakan rambu-rambu
c. Laston Lapis Aus • Luka/sakit sedang Konstruksi peringatan bahaya
Perata (AC-WC(L)) memerlukan • UU No. 13 • Memberikan tali pembatas
(tebal = 4 cm) pengobatan atau Tahun 2003 arel
perawatan Tentang Kerja
• Tertkena mesin Ketenagakerjaa Pastikan susunan peralatan
pemotong kayu (luka n di tempat yang cukup luas
berat). • PP No. 50 dan tidak membahayakan
• Terkena serbuk Tahun 2012 pekerja dan pengandara
potongan kayu Tenteng yang lewat
(radang pernafasan) Penerapan • Melakukan pemeriksaan
• Gangguan esehatan SMK3 alat sebelum bekerja
akibat kondisi kerja • Safety Briefing sebelum
Secara umum pekerjaan dimulai (operator
• Kecelakaan akibat dan pekerja lainnya)
cara penggunaan • Memasang lampu
peralatan, penerangan pada alat berat
tertimpa material dan disekitar area kerja
Ready Mix (terutama pada malam
• Tangan terjepit besi hari)
tulangan, tertusuk • Mengadakan Inspeksi
ujung kayu bekisting sebelum, saat sedang
bekerja, dan sesudah
bekerja
• Menetapkan petugas untuk
memandu operasi alat (jika
operator terhalang
pandangannya, bekerja di
area sempit, atau padat lalu
lintas)
APD:
• Helm, safety shoes, rompi
reflektor
• Selalumenerapkan
protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
9 Pekerjaan Struktur • Orang kejatuhan adukan • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Pengarahan pekerja, tukang 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
a. Beton mutu beton yang tercecer. kesehatan 1970 Tentang cor, dll. menyiapkan bahan &
sedang fc’= 20 • Struktur lantai bekisting • Kecelakaan keselamatan alat kerja
MPa (K-250) ambruk karena beban beton berat/meninggal kerja • Check konstruksi dan fasilitas
b. Beton K-250 terlalu berat • Cacat • UU No. 18 Tahun kerja (schafolding, support
Ready mix • Tertusuk paku dan sementara/cacat 1999 Tentang tolls, dll.)
c. Beton mutu kesandung kayu permanen Jasa Konstruksi • Meminta izin kerja, bekerja di
rendah fc’= 15 • Terjatuh pada waktu • Luka/sakit sedang • UU No. 13 Tahun ketinggian
MPa (K-175) pengecoran di areal tepi memerlukan 2003 Tentang • Pekerja diharap
bangunan pengobatan atau Ketenagakerjaan menggunakan peralatan
• Terluka karena ikatan kawat perawatan • PP No. 50 Tahun pengamanan sewaktu bekerja
bendrat yang tajam. • Gangguan 2012 Tenteng • Penyangga pengaduk beton
• Mata terkena percikan air esehatanakibat Penerapan SMK3 harus dilindungi oleh pagar
semen pada saat penuangan kondisi kerja Secara pengamanan untuk
atau pemadatan dengan umum mencegah para pekerja
vibrator • Kecelakaan akibat lewat dibawahnya ketika
• Tangan terbakar akibat cara penggunaan alat yang bersangkutan
selang vibrator yang terlalu peralatan, sedang diangkat dan
panas. tertimpa material operator mixer dilarang
• Tersandung kabel listrik atau Ready Mix menurunkan penyangga
tersengat kabel listrik pada • tangan terjepit besi sebelum para pekerja
pengecoran malam hari. tulangan, tertusuk berada ditempat aman
ujung kayu bekisting tindakan-tindakan
pengamanan harus diambil
untuk melindungi para
pekerja
• Memakai Sarung tangan
• Menggunakan alat pelindung
diri yang sesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Memeriksa alat kerja sebelum
di gunakan
• Tidak bercanda sambil bekeja
• Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan
sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan
keselamatan kerja
• Selalu menerapkan
protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10 Pekerjaan Acuan • UU No. 1 • Pastikan alat pemotong 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Untuk Beton • Pekerja • Terjadi gangguan Tahun 1970 kayu/multiplex berfungsi
terjepit/terbentur/tertimpa kesehatan Tentang dengan baik dan
oleh material. • Kecelakaan berat/ keselamatan dioperasikan oleh orang/
• Pekerja tersengat arus meninggal kerja pekerja yang terampil.
listrik/ terluka akibat • Cacat • UU No. 18
penggunaan peralatan sementara/cacat Tahun 1999 • Pekerja dilengkapi dengan
yang tidak benar permanen Tentang Jasa APD (alat pelindung diri)
• Pekerja tertusuk • Luka/sakit sedang Konstruksi antara lain : Sepatu, Helm,
paku/benda tajam memerlukan • UU No. 13 Masker, dll.
• Pekerja tertusuk/terluka pengobatan atau Tahun 2003
oleh pin support yang perawatan Tentang • Bekisting yang telah selesai
terbuat dari besi beton. • Tertkena mesin Ketenagakerjaa difabrikasi ditumpuk pada
• Kejatuhan support/ frame pemotong kayu (luka n area yang aman dan tidak
yang tidak stabil/ goyah. berat). • PP No. 50 Tahun terlalu tinggi sehingga
• Jatuh/terpeleset karena • Terkena serbuk 2012 Tenteng menyebabkan bekisting
menginjak timber beam potongan kayu Penerapan SMK3 tersebut jatuh.
yang goyah. (radang pernafasan)
• Kecelakaan pekerja saat • Gangguan esehatan • Memakai Sarung tangan
mempergunakan alat-alat akibat kondisi kerja Menggunakan alat
perkakas kayu pada proses Secara umum pelindung diri yang sesuai
pengerjaan bekisting. • Kecelakaan akibat • Memakai sepatu kerja.
• Terjepit/tertimpa material cara penggunaan • Memeriksa alat kerja
kayu pada proses peralatan, sebelum di gunakan
pengangkutan dan tertimpa material • Tidak bercanda sambil
pembuatan. Ready Mix bekeja
• Perancah roboh pada saat • Tangan terjepit besi • Bekerja dengan hati – hati
sedang/setelan dipasang tulangan, tertusuk • Diberikan penyuluhan
• Bekisting jebol (bocor, ujung kayu bekisting sebelum bekerja
patah atau lepas) pada • Diberikan rambu peringatan
saat sedang dilakukan keselamatan kerja
pengecoran. • Selalu menerapkan
• Pekerja mengalami protokol pencegahan
dehidrasi, heat stress, COVID-19 di dalam area
pingsan kerja/di lapangan
• Pekerja terhempas angin
kencang
• Pekerja terpeleset lantai
yang licin karena air hujan
• Sambaran petir
• Pekerja tersandung,
terperosok, terbentur,
hilang keseimbangan
• Tertusuk, tergores, terjepit
saat proses penganyaman
struktur pembesian diatas
bekisting
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
11 Baja Tulangan BJ 24 • Tangan/ anggota tubuh • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Pastikan mesin pemotong 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Polos lainya terjepit, tertusuk kesehatan 1970 Tentang besi/bar cutter dan bar
material besi akibat proses • Kecelakaan keselamatan bender berfungsi dengan
berat/meninggal kerja baik
pembengkokan dengan • Cacat • UU No. 18 • Pekerja dilengkapi dengan
Bar Bender. sementara/cacat Tahun 1999 APD (alat pelindung diri)
permanen Tentang Jasa seperti Kaca mata, helm,
• Jari tangan terjepit/terpoto • Luka/sakit sedang Konstruksi sepatu, dll
ng besi akibat proses memerlukan • UU No. 13 • Tumpukan besi tulangan yang
pembengkokan dengan pengobatan atau Tahun 2003 telah di fabrikasi agar tidak
Bar Bender. perawatan Tentang ditumpuk terlalu tinggi
• Terkena Mesin Ketenagakerjaa sehingga dapat
• Pemotong besi (luka n slading/longsor baik terhadap
Anggota tubuh tertusuk,
berat) • PP No. 50 area galian maupun terhadap
tersayat, terjepit material
Tahun 2012 area sekitarnya
besi Anggota tubuh • Tertancap Besi (luka Tenteng • Selalu menerapkan
terbentur, terjepit, tertimpa berat/Mati) Penerapan protokol pencegahan
material besi yang diangkat SMK3 COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
• Tertusuk stek besi pada
daerah sambungan atau
area pekerjaan yang
ditunda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
12 Pekerjaan Pasangan • Pekerja dapat terperosok • Terjadi gangguan • UU No. 1 • Pembuatan Jalur Lalu 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Batu lubang galian kesehatan Tahun 1970 lintas manuver pekerja,
• Kaki dan tangan terluka • Kecelakaan Tentang bahan dan alat
terkena alat kerja berat/meninggal keselamatan • Penggunaan APD yang
• Tertimpa material batu • Cacat kerja sesuai
kali sementara/cacat • UU No. 18 • Menggunakan rambu
permanen Tahun 1999 peringatan dan barikade
• Tangan terluka pada waktu
• Luka/sakit sedang Tentang Jasa • Penempatan Rubber cone
mengangkat material batu
memerlukan Konstruksi • Menyusun prosedur kerja
kali
• Tangan /anggota badan pengobatan atau • UU No. 13 • Tidak bercanda saat
perawatan Tahun 2003 bekerja
lainnya terjepit material batu
kali Tentang • Selalu menerapkan
Ketenagakerjaa protokol pencegahan
n COVID-19 di dalam area
• PP No. 50 kerja/di lapangan
Tahun 2012
Tenteng
Penerapan
SMK3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
13 Pekerjaan • Orang kejatuhan support • Terjadi gangguan • UU No. 1 Tahun • Pastikan alat bongkaran 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Pembongkaran atau papan bekisting kesehatan 1970 Tentang berfungsi dengan baik dan
Pasangan Batu (pekerja yang melintas area • Kecelakaan berat/ keselamatan dioperasikan oleh orang/
pembongkaran) meninggal kerja pekerja yang terampil.
• Bekisting dibuka pada beton • Cacat • UU No. 18
yang belum cukup umur sementara/cacat Tahun 1999 • Pekerja dilengkapi dengan
sehingga mengakibatkan permanen Tentang Jasa APD (alat pelindung diri)
ambruk (collapse) • Luka/sakit sedang Konstruksi antara lain : Sepatu, Helm,
• Orang terperosok kedalam memerlukan • UU No. 13 Masker, dll.
lubang sparing pengobatan atau Tahun 2003
• Pekerja jatuh dari tepian perawatan Tentang • Bongkarang Bekisting yang
sungai • Tertkena mesin Ketenagakerjaa telah selesai dibongkar
• Material bongkaran /alat kerja pemotong kayu (luka n ditumpuk pada area yang
jatuh berat). • PP No. 50 aman dan tidak terlalu
• Pekerja dapat terperosok • Terkena serbuk Tahun 2012 tinggi sehingga
lubang galian potongan kayu Tenteng menyebabkan bekisting
• Kaki dan tangan terluka (radang pernafasan) Penerapan tersebut jatuh.
terkena alat kerja • Gangguan esehatan SMK3
• Tertimpa material batu akibat kondisi kerja • Memakai Sarung tangan
kali Secara umum Menggunakan alat
• Tangan terluka pada waktu • Kecelakaan akibat pelindung diri yang sesuai
mengangkat material batu cara penggunaan • Memakai sepatu kerja.
kali peralatan, • Memeriksa alat kerja
• Tangan /anggota badan tertimpa material sebelum di gunakan
lainnya terjepit material batu Ready Mix • Tidak bercanda sambil
kali • Tangan terjepit besi bekeja
tulangan, tertusuk • Bekerja dengan hati – hati
ujung kayu bekisting • Diberikan penyuluhan
sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan
keselamatan kerja
• Selalu menerapkan
protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
Sasaran Program
No. Jenis Pengendalian Resiko Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Jadwal Bentuk Monitoring Indikator Penanggung
Pekerjaan Pelaksanaan Pencapaian Jawab
1 Pekerjaan
Mobilisasi dan
Demobilisasi • Pembuatan Jalur Lalu lintas • Tersedianya • Tersedianya instruksi • Membuat jalur • Dokumen • Sesuai jadwal • Checklist • Tertib • Petugas K3
manuver pekerja, bahan dan instruksi kerja kerja aman manuver petunjuk kerja pelaksanaan • Evaluasi hasil melaksanakan • Inspector K3
alat • Seluruh pekerja • Lulus tes dan paham pekerja, bahan dan • Infrastruktur, • Sebelum bekerja penyuluhan/pelati petunjuk kerja • Quality
• Penggunaan APD yang sesuai terkait telah mengenai system alat. program, harus sudah han • 100% luls dan Engineering
• Menggunakan rambu petunjuk kerja esuai dengan SNI • Memasang rambu materi/modul, tes lengkap • Disediakan faham • Pengawas
peringatan dan barikade mengikuti yang telah ditetapkan sesuai pemahaman dan • Sebelum bekerja petugas yang • 100% lulus sesuai pelaksanaan
• Penempatan Rubber cone pelatihan dan • SNI helm, masker, peruntukannya peserta harus sudah terlatih melakukan standar pekerjaan
• Menyusun prosedur kerja penyuluhan sarung standar • Memasang APD • Alat bantu pengawasan
• Tidak bercanda saat bekerja • Alat bantu yang tangan, sepatu, sesuai lengkap selama pekerjaan
• Selalu menerapkan protokol sesuai spesifikasi rompi, dll peruntukannya • SDM sesuai
pencegahan COVID-19 di dalam teknis kebutuhan
area kerja/di lapangan
2 Pekerjaan
Drainase • Akan disediakan peralatan kerja • Tersedianya • Tersedianya instruksi • Membuat jalur • Dokumen • Sesuai jadwal • Checklist • Tertib • Petugas K3
yang sesuai standard, akan instruksi kerja kerja aman manuver petunjuk kerja pelaksanaan • Evaluasi hasil melaksanakan • Inspector K3
disediakan safety sesuai • Seluruh pekerja • Lulus tes dan paham pekerja, bahan dan • Infrastruktur, • Sebelum bekerja penyuluhan/pelati petunjuk kerja • Quality
standard kerja, akan di sediakan terkait telah mengenai system alat. program, harus sudah han • 100% luls dan Engineering
rambu peringatan ditempat petunjuk kerja esuai dengan SNI • Memasang rambu materi/modul, tes lengkap • Disediakan faham • Pengawas
yang mudah terlihat mengikuti yang telah ditetapkan sesuai pemahaman dan • Sebelum bekerja petugas yang • 100% lulus sesuai pelaksanaan
• Diberikan penyuluhan bahaya pelatihan dan • SNI helm, masker, peruntukannya peserta harus sudah terlatih melakukan standar pekerjaan
kecelakaan kerja sebelum bekerja penyuluhan sarung standar • Memasang APD • Alat bantu pengawasan
• Memakai Helm • Alat bantu yang tangan, sepatu, sesuai lengkap selama pekerjaan
• Menggunakan alat pelindung diri sesuai spesifikasi rompi, dll peruntukannya • SDM sesuai
yangsesuai teknis kebutuhan
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati -hati
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam
area kerja/di lapangan
3 Pekerjaan • Akan disediakan peralatan kerja • Tersedianya • Tersedianya instruksi • Membuat jalur • Dokumen • Sesuai jadwal • Checklist • Tertib • Petugas K3
Tanah yang sesuai standard, akan instruksi kerja kerja aman manuver petunjuk kerja pelaksanaan • Evaluasi hasil melaksanakan • Inspector K3
disediakan safety sesuai • Seluruh pekerja • Lulus tes dan paham pekerja, bahan dan • Infrastruktur, • Sebelum bekerja penyuluhan/pelati petunjuk kerja • Quality
standard kerja, akan di sediakan terkait telah mengenai system alat. program, harus sudah han • 100% luls dan Engineering
rambu peringatan ditempat petunjuk kerja esuai dengan SNI • Memasang rambu materi/modul, tes lengkap • Disediakan faham • Pengawas
yang mudah terlihat mengikuti yang telah ditetapkan sesuai pemahaman dan • Sebelum bekerja petugas yang • 100% lulus sesuai pelaksanaan
• Diberikan penyuluhan bahaya pelatihan dan • SNI helm, masker, peruntukannya peserta harus sudah terlatih melakukan standar pekerjaan
kecelakaan kerja sebelum bekerja penyuluhan sarung standar • Memasang APD • Alat bantu pengawasan
• Memakai Helm • Alat bantu yang tangan, sepatu, sesuai lengkap selama pekerjaan
• Menggunakan alat pelindung diri sesuai spesifikasi rompi, dll peruntukannya • SDM sesuai
yangsesuai teknis kebutuhan
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati -hati
▪ Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam
area kerja/di lapangan.
KETUA/PENANGGUNG JAWAB
K3
C.2. KOMPETENSI
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pihak manajemen membuat kebijakan K3 yang akan menjadi landasan keberhasilan K3 dalam kegiatan proyek
konstruksi. lsi kebijakan merupakan komitmen dan dukungan dari manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3.
Kebijakan K3 tersebut harus direalisasikan kepada seluruh karyawan dan digunakan sebagai kesadaran kebijakan
proyek yang lain.
• Organisasi yang mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
• Akses kepada penanggung jawab proyek.
• Personal yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
• Personil atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangapi setiap jenis pekerjaan serta mengetahui
system cara kerja aman untuk masing-masing kegiatan.
• Kelengkapan dokumen kerja dalam perizinan yang berlaku
• Manual K3 sebagai kebijakan K3 dalam perusahaan/proyek
• Prosedur kerja akan sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak yang dikerjakan
ldentlflkasl Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus dilakukan identifikasi bahaya, guna mengetahui potensi bahaya dalam
setiap pekerjaan. Ldentifikasi bahaya dilakukan bersamaan dengan pengadaan pekerjaan dan safety departemen
atau P2K3. ldentifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baru seperti check list, what if, hazard dan
sebagainya.
Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan pedoman dalam
melakukan setiap kegiatan. Ldentifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap kegiatan pekerjaan konstruksi yang
meliputi :
• Tahap perencanaan (Design Phase)
• Pengadaan/ Pelelangan (Procurement)
• Konstruksi
• Pengujian dalam rangka serah terima (Commisioning dan start up)
• Penyerahan kepada pemilik
• Masa pemeliharaan/perawatan
C.3. KEPEDULIAN
Project Safety Review
Sesuai dengan perkembangan proyek, dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan
pelaksanaan pembangunannya.
Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan standar keselamatan yang baik sesuai
dengan persyaratan. Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety review untuk setiap tahapan kegiatan
kerja, terutama bagi kontraktor EPC (Engineering, Procurement, Contruction). Projet safety review bertujuan untuk
mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan project secara sistematis.
Safety Promotion
Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program promosi K3 yang bertujuan
untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para karyawan proyek. Kegiatan promosi berupa
poster, spanduk, bulletin, lomba K3 dan sebagainya yang sebanyak mungkin melibatkan tenaga kerja.
Safety Inspection
Safety inspection merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada "unsafe
act" maupun "unsafe condition" di lingkungan kegiatan proyek. lnspeksi harus dilakukan secara berkala dan dapat
dilakukan oleh petugas K3 atau dibentuk joint inspection semua unsur dan sub kontraktor.
Keselamatan Transportasl
Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi, sehingga diperlukan pembinaan dan
pengawasan transportasi baik diluar maupun di dalam lokasi proyek. Semua kendaraan angkutan proyek harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
C.4. KOMUNIKASI
A. Tujuan
Untuk memastikan penetapan, pemeliharaan, pengendalian prosedur untuk mengetahui potensi dan situasi tindak
darurat insiden dan bagaimana cara mengatasinya.
B. Perencanaan
• Mempelajari kondisi tempat kerja yang berkaitan dengan situasi darurat dan mencatat hal-hal penting yang
berkaitan dengan potensi situasi darurat
• Mengidentifikasi potensi situasi darurat di tempat kerja, menilai risikonya dan merencanakan
pengendaliannya.
• Menyusun perencanaan tindak darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu situasi
darurat I emergency.
• Mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai situasi darurat yang paling mungkin
terjadi di tempat kerja, sesuai tingkatannya.
• Membuat gambar/ denah umum memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan tindak darurat, jalur
evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul (master area).
• Menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keadaan darurat.
• Menjelaskan tata cara evakuasi dalam situasi darurat.
• Menetapkan kewenangan dan tanggung jawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam
situasi darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi.
• Mendistribusikan rencana kesiagaan & tindak darurat ke semua petugas terkait dan
Bagian/Departemen/Fungsi Kerja.
• Memberikan pelatihan tindak darurat terutama pada situasi darurat yang paling memungkinkan terjadi di
kantor/lokasi pekerjaan.
• Mengevaluasi keefektifan dari rencana tindak darurat setelah dilakukan pelatihan secara periodik dan
simulasi serta setelah terjadinya suatu situasi darurat yang Merevisi prosedur jika memang diperlukan,
sesuai flowchart revisi prosedur.
Dokumentasi
Dokumentasi K3 meliputi :
• Kebijakan K3
• Sasaran K3
• Uraian Lingkup K3
• Uraian unsur-unsur utama SMK3 dan kaitannya
• Acuan terkait
• Rekaman yang diperlukan , dan
• Hal-hal penting untuk menjamin efektifitas perencanaan, operasi dan pengendalian proses, dikaitkan dengan
risiko K3
Pengendalian Dokumen
Ditetapkan & dipelihara dalam media yang sesuai misal kertas, elektronik,
1. Menjelaskan elemen-elemen inti dari sistem manajemen K3,
2. Menjelaskan interaksi antara:
3. Elemen dalam sistem manajemen K3, dengan
4. Unsur dalam organisasi perusahaan, dengan
5. Dokumen terkait lainnya.
6. Dibuat dan direvisi oleh personil yang berkompeten dan berwewenang,
7. Diperiksa oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
8. Disetujui oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
9. Disimpan oleh personil yang berkompeten dan mempunyai wewenang,
10. Mempunyai sistem identifikasi (penomoran) sehingga mampu telusur.
Nomor Urut
2. Pengesahan Dokumen
2.1. Sebelum disahkan, dokumen akan ditinjau kesesuaiannya dengan dokumen yang telah ada
2.2. Dokumen sistem mutu dibuat dan disahkan sbb :
a. Pedoman Mutu dibuat oleh Wakil Manajemen dan disetujui oleh Direktur Utama.
b. Prosedur Mutu dibuat oleh Tim dan disetujui oleh Wakil Manajemen.
c. Work Instruction dibuat oleh masing-masing bagian, dan disahkan oleh Kepala Bagian masingmasing.
d. Dokumen pendukung seperti Gambar-gambar Teknik, Laporan-laporan, Standar Spesifikasi, Parameter
Ukuran, Daftar Satuan Harga dan lain-lain ditetapkan oleh masing-masing Kepala Bagian.
e. Master Formulir dalam bentuk hard copy maupun soft copy ditetapkan oleh masing-masing Kepala
Bagian.
4. Penyimpanan Dokumen :
4.1 Dokumen Sistem Mutu-K3 Asli disimpan dan dirawat oleh Pengendali Dokumen hard copy maupun soft copy-
nya
4.2 Semua salinan terkendali dokumen sistem mutu yang berhubungan dengan aktivitas kegiatan harus berada
dilokasi kegiatan
4.3 Untuk menghindari penggunaan tak sengaja Dokumen yang tidak berlaku lagi (asli dan semua salinannya)
harus segera ditarik dari semua tempat penggunaannya sedangkan dokumen versi lama yang disimpan
untuk maksud apapun harus diberi tanda “Kadaluwarsa” ( OBSOLUTE ).
5. Perubahan Dokumen :
5.1 Bagian isi dokumen yang berubah ditulis dgn "cetak miring" kecuali seluruh isi dokumen diperbaiki dan
bagian yang berubah pada isi dokumen tersebut harus diberi identitas dengan menggunakan penomoran
revisi superscrip pada awal kalimat yang berubah
5.2 Setiap perubahan harus disetujui penanggung jawab dokumen untuk ditindaklanjuti oleh Pengendali
Dokumen
5.3 Pengendali Dokumen harus mencatat dan menyimpan setiap perubahan isi dokumen
5.4 Lembar Perubahan digandakan dan didistribusikan sesuai Daftar Distribusi Dokumen
5.5 Pemegang Dokumen harus menyerahkan dokumen lama (Kadaluarsa) untuk digantikan dengan yang terbaru
6. Pemusnahan Dokumen :
6.1 Pengendali Dokumen menyimpan semua revisi dokumen asli. Dokumen asli yang sudah kadaluwarsa
disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya dan harus dicap “Kadaluwarsa “.
6.2 Dokumen lama yang akan dimusnahkan oleh Pengendali Dokumen harus sepengetahuan Wakil Manajemen
disertai Berita Acara Pemusnahan. Pemusnahan dokumen dilakukan dengan cara :
a. Menghancurkan dengan mesin atau
b. Dibakar
Kebersihan dimaksud mencakup hal kebersihan itu sendiri, kerapian dan keindahan lokasi kerja.
Kebersihan kerja merupakan suatu hal yang wajib dilaksanaka dan dirawat dan kebersihan adalah salah satu upaya
menghindari kecelakaan kerja dan kebakaran.
Setiap jajaran manajemen wajib memastikan lokasi kerjanya bersih, rapi dan indah.
Setiap lokasi kerja harus disediakan sarana kebersihan mencakup petugas kebersihan, alat kebersihan dan tempat
sampah dengan jumlah yang memadai.
Kebersihan harus diciptakan diseluruh daerah kerja termasuk pada kantor, workshop, toilet umum dan fasilitas
umum lainya.
Disediakan tempat sampah dengan jumlah yang cukup pada beberapa lokasi kerja yang ditentukan.
Tempat sampah terdiri dari 3 jenis yaitu tempat sampah untuk sampah dari bahan berbahaya dan beracun (B3),
tempat sampah untuk dari bahan – bahan organik dan tempat sampah untuk bahan–bahan non organik.
Tempat pengumpulan sampah utama disediakan dalam ukuran yang sesuai dan juga terdiri dari 3 jenis seperti
tersebut diatas. Pembuangan sampah keluar dari proyek dilakukan setiap hari.Sampah dari tempat pembuangan
sementara akan dibuang keluar proyek setiap hari.
Makan dan minum tidak diperkenankan pada lokasi proyek. Kecuali pada lokasi – lokasi yang telah ditentukan.
Membakar sampah pada lokasi kerja pada dasarnya tidak diperkenankan. Bila hal tersebut harus dilakukan pada
perlu koordinasi, pertimbangan, perencanaan dan pengawasan yang baik.
Jenis–jenis alat pelindung diri yang akan disediakan pada setiap lokasi kerja/proyek adalah sebagai berikut :
• Helm/ Hardhat
• Safety boots/ safety shoes
• Sarung Tangan/ Gloves
• Masker
• Kaca Mata Pelindung/ Google
• Safety belt/ body harness.
• Face Shield
Kebutuhan akan APD yang tidak terdapat pada daftar diatas akan diidentifikasi oleh safety officer dan mengajukan
pengadaanya kepada project manger.
Helm
Helm adalah pelindung kepala yang terbuat dari material yang mampu melindungi/memproteksi kepala dari
benturan, jatuhan benda, sengatan listrik dll. Setiap helm terdiri dari batok pelindung, struktur suspansi dan tali
pengikat dagu (chain strap).
Setiap pekerja yang bekerja dimana terdapat sumber bahaya yang mengakibatkan luka pada kepala akibat benturan,
kejatuhan benda/ object atau bahaya listrik maupun api wajib menggunakan helem.
Helm harus mampu menahan penetrasi apapun, benturan tinggi (high impact) dan panas/temperature tinggi
(extreme heat)
Helm wajib digunakan oleh setiap orang yang berada dilapangan kerja.
Kode warna helem (color coding)
Putih Staff
Merah Petugas Safety
Biru Subcontractor + Logo Masing - Masing
Kuning Mandor
Abu – Abu General Labour
Orange Tamu
Masker
Masker adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk menyaring udara sehingga pekerja terhindar dari penyakit
pernapasan.
Masker digunakan dimana tingkat konsentrasi polusi udara akibat debu, asap, bau dll tidak nyaman untuk melakukan
pekerjaan.
Face shield
Face shield pada dasarnya digunakan untuk melindungi wajah termasuk mata. Face shield digunakan untuk jenis
pekerjaan yang menggunakan grinding machine, pekerjaan menggunakan cutting disk/torch, pekerjaan dengan
mesin potong/serut kayu atau jenis pekerjaan lain yang bias mencederai wajah.
WARNA KESELAMATAN
Mengelompokan Rambu
Rambu terbagi atas 3 bagian :
1. PERINTAH
2. WASPADA (Bahaya, Peringatan dan Perhatian)
3. INFORMASI
Setiap kelompok digambarkan dalam bentuknya masing–masing, kemudian dibagi kedalam sub-kelompok,
selanjutnya dapat dikenal melalui warnanya.
Maksud (Kelompok
Bentuk Geometri Rambu Rambu) Uraian
Keselamatan
Rambu tulisan hanya digunakan apabila tidak ada simbol yang tersedia
CONTOH APLIKASI
Tujuan PPPK
Maksud dan tujuan PPPK adalah :
• Mencegah kematian.
• Mencegah bahaya cacat.
• Mencegah infeksi.
• Meringankan rasa sakit.
Pengawasan
• Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti
setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.
• Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas.
• Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian.
• Pengawas diikut sertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat kerja dan kecelakaan dan wajib
menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengurus.
Pemantauan Kesehatan
• Kesehatan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.
• Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.
• Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
• Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan perturan perundangan yang berlaku.
• Pencatatan dan Pelaporan.
Catatan K3
• Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan, memelihara dan
menyimpan catatan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah
didapat.
• Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan.
• Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
• Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan dipelihara.
Penanganan Masalah
• Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
• Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja dan
menerima informasi kemajuan penyelesaian.
2. Unit Proyek K3
o Memberikan penjelasan mengenai K3
o Mengevaluasi pelaksanaan K3 secara perodik
o Memberikan penyuluhan I pembinaan dan pengembangan mengenai mengenai pelaksanaan K3 di proyek
o Konsultasi dan komunikasi K3
4. Koordinator Evakuasi
o Membantu koordinator tim tang gap darurat dalam menjalankan manajemen K3
o Mempelajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan evakuasi
o Melaksanakan evakuasi bila terjadi keadaan darurat, kecelakaan kerja, bahaya kebakaran, ancaman born dan
huru hara
o Selalu mendahulukan keselamatan jiwa daripada barang
6. Koordinator P3K
o Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen K3
o Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan
o Membuat hubungan yang baik dengan pihak terkait seperti rumah sakit, dokter dan tim medis
o Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi korban
7 Safety Harnest Ѵ
1 2 3 5 6
1 Pekerjaan Mobilisasi • Menginjak benda – benda tajam, • Pembuatan Jalur Lalu lintas manuver - Petugas K3
dan Demobilisasi • Tersandung dan Terjatuh, pekerja, bahan dan alat - Inspector K3
• Terpeleset, • Penggunaan APD yang sesuai - Qualiti Engineering
• Tangan tergores benda- benda tajam • Menggunakan rambu peringatan dan - Pengawas Pelaksana
kejatuhan benda, barikade Pekerjaan
• Terlindas Kendaraan, • Penempatan Rubber cone
• Kerusakan Pada Prasarana umum. • Menyusun prosedur kerja
• Tidak bercanda saat bekerja
• Selalu menerapkan protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area kerja/di
lapangan
2 Pekerjaan Drainase • Longsoran galian tanah akibat sudut • Akan disediakan peralatan kerja yang • Petugas K3
penggalian, sesuai standard, akan disediakan safety • Inspector K3
• Tertimpa material, sesuai standard kerja, akan di sediakan • Qualiti Engineering
rambu peringatan ditempat yang mudah • Pengawas Pelaksana
• Terjatuh/ terpeleset kedalam area
terlihat Pekerjaan
galian • Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan
• Terlindas Kendaraan Berat, kerja sebelum bekerja
• Kecelakaan Alat, • Memakai Helm
• Tersandung • Menggunakan alat pelindung diri yangsesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati -hati
• Selalu menerapkan protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area kerja/di
lapangan
3 Pekerjaan Tanah • Terjadi Insiden Berupa Pekerja Terkena • Akan disediakan peralatan kerja yang • Petugas K3
Peralatan Kerja/Alat Berat Sehingga sesuai standard, akan disediakan safety • Inspector K3
Terjadi Luka sesuai standard kerja, akan di sediakan • Qualiti Engineering
rambu peringatan ditempat yang mudah • Pengawas Pelaksana
• Terjadi gangguan kesehatan akibat
terlihat Pekerjaan
kondisi lingkungan tempat kerja yang • Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan
tidak memenuhi syarat kerja sebelum bekerja
• Terjadi Insiden Berupa Pekerja Tertimbun • Memakai Helm
Material > Sehingga Terjadi Luka Ringan • Menggunakan alat pelindung diri yangsesuai
dan Luka Berat • Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati -hati
• Selalu menerapkan protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area kerja/di
lapangan
1 2 3 5 6
4 Pekerjaan Buangan • Terjadi Insiden Berupa Pekerja Terkena • Akan disediakan peralatan kerja yang • Petugas K3
Hasil Galian Peralatan Kerja/Alat Berat Sehingga sesuai standard, akan disediakan safety • Inspector K3
Terjadi Luka sesuai standard kerja, akan di sediakan • Qualiti Engineering
rambu peringatan ditempat yang mudah • Pengawas Pelaksana
• Terjadi gangguan kesehatan akibat
terlihat Pekerjaan
kondisi lingkungan tempat kerja yang • Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan
tidak memenuhi syarat kerja sebelum bekerja
• Terjadi Insiden Berupa Pekerja Tertimbun • Memakai Helm
Material > Sehingga Terjadi Luka Ringan • Menggunakan alat pelindung diri
dan Luka Berat yangsesuai
• Memakai sepatu kerja.
• Bekerja dengan hati -hati
• Selalu menerapkan protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area kerja/di
lapangan
5 Pekerjaan o Tertabrak Alat Berat o Operator memiliki SIO yang masih berlaku • Petugas K3
Perkerasan dan Bahu o Kecelakaan Terkena alat Pemadat (Vibro & pemeriksaan kondisi operator sebelum • Inspector K3
Jalan Roller) Akibat Jarak Antara Pekerja bekerja • Qualiti Engineering
dengan Alat Terlalu dekat o Melakukan pemeriksaan alat sebelum • Pengawas Pelaksana
o Tertabrak Truk Pengangkut Mixer bekerja (rem, roda gigi, kemudi, kaca Pekerjaan
/Concrete PumpTerluka Akibat Longsoran spion, dll)
Matrial Timbunan o Safety Briefing sebelum pekerjaan dimulai
o Terluka Akibat Arus Pendek atau (operator dan pekerja lainnya)
Tersengat Aliran Listrik Ketika o Memasang rambu 'Area dilarang untuk
Menggunakan Vibrator Listrik umum'
o Kecelakaan Akibat Kurang Koordinasi o Memasang lampu penerangan pada alat
Antara Alat Berat berat dan disekitar area kerja (terutama
o Tertimpa Steger Yang Kurang Kuat pada malam hari)
Pengikatannya o Mengadakan Inspeksi sebelum, saat
o Kecelakaan Akibat Tertusuk Besi Pada sedang bekerja, dan sesudah bekerja
Saat Pabrikasi dan Pemasangan o Memastikan sirine/ alarm mundur berfungsi
dengan baik
o Menetapkan petugas untuk memandu
operasi alat (jika operator terhalang
pandangannya, bekerja di area sempit,
atau padat lalu lintas)
o Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
6 Pekerjaan • Tertabrak Alat Berat • Operator memiliki SIO yang masih berlaku • Petugas K3
Perkerasan Berbutir • Kecelakaan Terkena alat Pemadat (Vibro & pemeriksaan kondisi operator sebelum • Inspector K3
Roller) Akibat Jarak Antara Pekerja bekerja • Qualiti Engineering
dengan Alat Terlalu dekat • Melakukan pemeriksaan alat sebelum • Pengawas Pelaksana
• Tertabrak Truk Pengangkut Mixer bekerja (rem, roda gigi, kemudi, kaca Pekerjaan
/Concrete PumpTerluka Akibat Longsoran spion, dll)
Matrial Timbunan • Safety Briefing sebelum pekerjaan dimulai
• Terluka Akibat Arus Pendek atau (operator dan pekerja lainnya)
Tersengat Aliran Listrik Ketika • Memasang rambu 'Area dilarang untuk
Menggunakan Vibrator Listrik umum'
• Kecelakaan Akibat Kurang Koordinasi • Memasang lampu penerangan pada alat
Antara Alat Berat berat dan disekitar area kerja (terutama
• Tertimpa Steger Yang Kurang Kuat pada malam hari)
Pengikatannya • Mengadakan Inspeksi sebelum, saat
• Kecelakaan Akibat Tertusuk Besi Pada sedang bekerja, dan sesudah bekerja
Saat Pabrikasi dan Pemasangan • Memastikan sirine/ alarm mundur berfungsi
dengan baik
• Menetapkan petugas untuk memandu
operasi alat (jika operator terhalang
pandangannya, bekerja di area sempit,
atau padat lalu lintas)
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
1 2 3 5 6
10 Pekerjaan Acuan • Pekerja terjepit/terbentur/tertimpa oleh • Pastikan alat pemotong kayu/multiplex • Petugas K3
Untuk Beton material. berfungsi dengan baik dan dioperasikan • Inspector K3
• Pekerja tersengat arus listrik/ terluka oleh orang/ pekerja yang terampil. • Qualiti Engineering
akibat penggunaan peralatan yang tidak • Pengawas Pelaksana
benar • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat Pekerjaan
• Pekerja tertusuk paku/benda tajam pelindung diri) antara lain : Sepatu, Helm,
• Pekerja tertusuk/terluka oleh pin support Masker, dll.
yang terbuat dari besi beton.
• Kejatuhan support/ frame yang tidak • Bekisting yang telah selesai difabrikasi
stabil/ goyah. ditumpuk pada area yang aman dan tidak
• Jatuh/terpeleset karena menginjak terlalu tinggi sehingga menyebabkan
timber beam yang goyah. bekisting tersebut jatuh.
• Kecelakaan pekerja saat
mempergunakan alat-alat perkakas kayu • Memakai Sarung tangan Menggunakan alat
pada proses pengerjaan bekisting. pelindung diri yang sesuai
• Terjepit/tertimpa material kayu pada • Memakai sepatu kerja.
proses pengangkutan dan pembuatan. • Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Perancah roboh pada saat • Tidak bercanda sambil bekeja
sedang/setelan dipasang • Bekerja dengan hati – hati
• Bekisting jebol (bocor, patah atau lepas) • Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
pada saat sedang dilakukan pengecoran. • Diberikan rambu peringatan keselamatan
• Pekerja mengalami dehidrasi, heat kerja
stress, pingsan • Selalu menerapkan protokol pencegahan
• Pekerja terhempas angin kencang COVID-19 di dalam area kerja/di
• Pekerja terpeleset lantai yang licin lapangan
karena air hujan
• Sambaran petir
• Pekerja tersandung, terperosok,
terbentur, hilang keseimbangan
11 Pekerjaan Tulangan • Tangan/ anggota tubuh lainya terjepit, • Pastikan mesin pemotong besi/bar cutter • Petugas K3
BJ 24 Polos tertusuk material besi akibat proses dan bar bender berfungsi dengan baik • Inspector K3
pembengkokan dengan Bar Bender. • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat • Qualiti Engineering
pelindung diri) seperti Kaca mata, helm, • Pengawas Pelaksana
sepatu, dll Pekerjaan
• Jari tangan terjepit/terpoto ng besi akibat • Tumpukan besi tulangan yang telah di
proses pembengkokan dengan Bar fabrikasi agar tidak ditumpuk terlalu tinggi
Bender. sehingga dapat slading/longsor baik
terhadap area galian maupun terhadap area
• Anggota tubuh tertusuk, tersayat, terjepit sekitarnya
material besi Anggota tubuh terbentur, • Selalu menerapkan protokol pencegahan
terjepit, tertimpa material besi yang COVID-19 di dalam area kerja/di
diangkat lapangan
12 Pekerjaan Pasangan • Pekerja dapat terperosok lubang • Pembuatan Jalur Lalu lintas • Petugas K3
Batu galian manuver pekerja, bahan dan alat • Inspector K3
• Kaki dan tangan terluka terkena • Penggunaan APD yang sesuai • Qualiti Engineering
alat kerja • Menggunakan rambu peringatan • Pengawas Pelaksana
• Tertimpa material batu kali dan barikade Pekerjaan
• Penempatan Rubber cone
• Tangan terluka pada waktu
• Menyusun prosedur kerja
mengangkat material batu kali
Tangan /anggota badan lainnya • Tidak bercanda saat bekerja
•
terjepit material batu kali. • Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam
area kerja/di lapangan
1 2 3 5 6
13 Pekerjaan • Orang kejatuhan support atau papan • Pastikan alat bongkaran berfungsi • Petugas K3
Pembongkaran bekisting (pekerja yang melintas area dengan baik dan dioperasikan oleh orang/ • Inspector K3
Pasangan Batu pembongkaran) pekerja yang terampil. • Qualiti Engineering
• Bekisting dibuka pada beton yang belum • Pengawas Pelaksana
cukup umur sehingga mengakibatkan • Pekerja dilengkapi dengan APD (alat Pekerjaan
ambruk (collapse) pelindung diri) antara lain : Sepatu, Helm,
• Orang terperosok kedalam lubang Masker, dll.
sparing
• Pekerja jatuh dari tepian sungai • Bongkarang Bekisting yang telah selesai
• Material bongkaran /alat kerja jatuh dibongkar ditumpuk pada area yang
• Pekerja dapat terperosok lubang aman dan tidak terlalu tinggi sehingga
galian menyebabkan bekisting tersebut jatuh.
• Kaki dan tangan terluka terkena alat
kerja • Memakai Sarung tangan Menggunakan
• Tertimpa material batu kali alat pelindung diri yang sesuai
• Tangan terluka pada waktu • Memakai sepatu kerja.
mengangkat material batu kali • Memeriksa alat kerja sebelum di gunakan
• Tangan /anggota badan lainnya terjepit • Tidak bercanda sambil bekeja
material batu kali • Bekerja dengan hati – hati
• Diberikan penyuluhan sebelum bekerja
• Diberikan rambu peringatan keselamatan
kerja
• Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
Penanggungjawab : Darmawan, ST
Tahun : 2021
Keadaan Darurat
Apapun dapat terjadi selama proyek berlangsung, misalnya: kebakaran, kecelakaan, peledakan dan
sebagainya. Oleh karena itu perlu diperoleh keadaan darurat dan direalisasikan serta dilakukan pelatihan/simulasi
yang diikuti oleh semua karyawan proyek.
Audit K3
Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan dengan jangka waktu kegiatan proyek. Audit K3 berfungsi
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek
berikutnya. Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3.
d. Hasil dari tinjauan manajemen harus sesuai dengan komitmen perusahaan untuk peningkatan berkelanjutan.
e. Hasil dari tinjauan manajemen harus berupa keputusan untuk perbaikan :
1. Kinerja K3;
2. Kebijakan dan sasaran K3;
3. Sumber Daya; dan
4. Unsur-unsur lain dari SMK3.
f. Hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Penggunaan APD
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan
yang disebutkan bahwa perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara
lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama mengoperasikan atau
memelihara mesin-mesin.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari
kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak
serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker ini
dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang lebih
keras.
Proses Kerja
Proses pelaksanaan kerja yang baik adalah mengikuti standar operasional yang sudah ditetapkan sehingga dapat
meminimalisir potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.
Eman Taufik, SH
Direktur Utama