Anda di halaman 1dari 16

Tujuan dari K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)

adalah melindungi para pekerja dari potensi bahaya


keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
Kehutanan dan untuk mencegah atau mengurangi
insiden penyakit atau kecelakaan.

✍ ☑ ✓
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penyusun

dapat menyelesaikan Pedoman Standar Operasional Prosedur PT.

Sanur Hasta Mitra Bersama ini tepat pada waktunya. Penyusun juga

mengucapkan terima kasih kepada Seluruh Jajaran Staf Karyawan

PT. Sanur Hasta Mitra Bersama serta berbagai pihak yang telah ikut

PBPH HTI PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA


serta dalam membantu penyelesaian dan penyempurnaan SOP ini.

SOP ini berisi tentang Metode Kerja Kegiatan K3 (Keselamatan

dan Kesehatan Kerja) yang mencakup peraturan K3 di kantor maupun

perusahaan. Secara keseluruhan SOP K3 ini disusun oleh Tim Bagian

HRD dan Tim K3, SOP ini disusun sebagai bagian upaya perbaikan

tata kelola hutan Indonesia.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan dan penerbitan SOP ini

tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak. Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan

bantuan yang diberikan. Semoga SOP ini dapat memberikan

konstribusi positif bagi perkembangan dan kemajuan Hak

Pengusahaan Hutan di Indonesia.

Jakarta, 10 Januari 2023

[i]
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................... ii

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA .................................. 1 – 12

DAFTAR PUSTAKA
PBPH HTI PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA

LAMPIRAN

[ii]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

D. PENANGGUNG JAWAB

1. Manager Camp bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan yang berhubungan


dengan pekerjaan dilapangan.
2. Ahli K3 berhak menegakkan peraturan yang bersangkutan baik masalah yang terjadi
dilapangan ataupun kantor yang berhubungan dengan masalah K3.
3. HRD turut bertanggung jawab dalam hal kedisiplinan karyawan serta hal yang
besangkutan tentang masalah pekerjaan karyawan yang bersangkutan.
4. Petugas medis / dokter kesehatan turut berperan dalam hal penanganan penyakit
karyawan, pemeriksaan medis dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cidera
karyawan.

E. DEFINISI

a) Keselamatan (safety)
yaitu mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss), serta
kemampuan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risk).

b) Kesehatan (health)
Derajat/ tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the deggre of physiological and
psycological will being of the individual).

c) Aman (safe)
Adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ketingkat yang memamadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).

d) Danger (bahaya)
Merupakan suatu tingkat kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya, danger
adalah lawan dari aman atau selamat.

e) Incident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilaman pada saat iltu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.

f) Kecelakaan / accident
Suatu kejadian yang tidak direncanakan, dan tidak diinginkan, gangguan terhadap
pekerjaan berakibat cidera pada manusia, kerusakan barang, dan pencemaran
lingkungan.

[2]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

F. PROSEDUR

1. Memberikan pemahaman tentang bahaya dan resiko kerja.


2. Menjelaskan tentang potensi bahaya ditempat kerja dan penyakit akibat kerja yang
distimbulkan oleh pekerjaan tersebut.
3. Melakukan monitoring / pengawasan setiap pekerjaan yang berhubungan langsung
dengan karyawan.
4. Menerapkan disiplin dalam pemakaian APD untuk mengurangi resiko bahaya ditempat
kerja.
5. Melakukan evaluasi dari setiap kejadian maupun sebab dan akibat yang ditimbulkan
oleh sebuah pekerjaan.
6. Memasang rambu-rambu yang berhubungan dengan aktivitas kerja disekitar tempat
kerja.
7. Menerapkan sistem SMK3 dilingkungan tempat kerja.
8. Memberikan wewenang kepada ahli K3 untuk menindak lanjuti dalam hal keselamatan
kerja karyawan.
9. Memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan, baik berupa pemeriksaan
kesehatan, pengobatan, penanganan kecelakaan kecil maupun berat terhadap karyawan
dalam lingkungan kerja.
10. Menunjang / memberikan fasilitas kesehatan baik berupa klinik, ambulan atau pun
rumah sehat yang ditangani oleh tenaga medis yng sudah ditunjuk oleh perusahaan.
11. Memberikan gizi bagi para pekerja baik berupa makanan, minuman, ataupun vitamin
untuk menunjang kesehatan di tempat kerja.
12. Menjaga kebersihan lingkungan kerja dan memonitor / melakukan pemantauan
lingkungan agar tercipta lingkungan kerja yang bersih dan sehat.

G. PROSES

1. System Pengelolaan Keselamatan Kerja

System pengelolaan keselamatan kerja dimulai dengan melaksanakan identifikasi


bahaya untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada dan hasilnya nanti selanjutnya
akan bisa dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat standar
operasional prosedur (SOP) untuk masing-masing bagian tekhnis, kemudian sebagai langkah
lanjut dilakukan observasi dan inspeksi. Setelah dianalisa, tindak lanjut yang perlu
dilakukan adalah evaluasi resiko untuk menilai berapa besar tingkat resikonya yang
selanjutnya dilakukan control dan pengendalian resiko.

[3]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

Kegiatan pengendalian resiko dimulai dengan penyediaan fasilitas APD, pemasangan


rambu-rambu dan penunjukkan personel yang bertanggung jawab sebagai pengawas,
setelah itu dilakukan pengendalian resiko untuk tindakan pengawsanadalah dengan
melakukan monitoring dan peninjauan ulang bahaya atau resiko. Berikut adalah swkema
system pengelolaan keselamatan kerja :

Skema System Pengelolaan Keselamatan Kerja

Identifikasi Bahaya

Monitoring
Analisa Bahaya dan
peninjauan
ulang bahaya
Penerapan / resiko

Evaluasi Resiko

Kontrol /
pengendalian Resiko

Gambar 1. Faktor Ancaman Resiko Kecelakaan Kerja

[4]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

2. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional perusahaan di


tempat kerja meliputi :
a. Aktivitas rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
b. Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontrraktor pemasuk,
pengengunjung ataupun tamu
c. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya
d. Bahaya dari luar lingkungan tempat yang dapat mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja
e. Infrastruktur dan perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang
disediakan perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.
f. Perubahan sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan
dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja
g. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, struktur
organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.

Gambar 2. Alur Identifikasi Bahaya

[5]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

3. Sarana dan Prasarana

Alat Pelindung Diri (APD)

Menyediakan APD tanpa dipungut biaya kepada semua karyawan dan visitor yang
mendapat izin masuk perusahaan, sesuai dengan permen 08 tahun 2010 yang dimaksud
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagai atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja. Adapun jenis APD yang tersedia antara lain adalah :

1) Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)


Fungsi dari safety helmet adalah untuk menghindari benturan langsung dari
bahaya kejatuhan benda, terbentur, terpukul benda tajam atau keras, tajam
disekitar area kepala pekerja.

2) Alat Pelindung Mata (Googles)


Fungsinya adalah untuk menghidari dari percikan atau kontak langsung ke mata
baik berupa debu, kotoran, kerikil serta untuk mengurangi iritasi pada penglihatan
kita.

3) Alat pelindung pernafasan (respirator), masker


Melindungi saluran pernafasan akibat adanya pencemaran udara, baik berupa bau,
debu, uap, gas, asap, yang bisa mengganggu saluran pernafasan seorang pekerja.

4) Sarung Tangan (Safety Hand)


Memberikan perlindungan tangan dan jari-jari dari faktor panas, dingin, bahan
kimia berbahaya, benturan, tergores, terinfeksi.

5) Pelindung Kaki (Safety Shoes)


Mengamankan area kaki dari bahaya tertimpa benda berat, ringan, tertuang bahan
panas, terpeleset, tergelincir, tersandung,tertusuk benda tajam, penyakit kulit yang
bisa mengakibatkan iritas pada kaki. Serta menghindari dari bahan-bahan kimia
berbahaya yang bisa mengakibatkan kulit kaki terkoyak, terkelupas.

[6]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

GAMBAR PERALATAN K3 PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA

Gambar 3. APD (Alat Pelindung Kepala) Safety Helmet

Gambar 4. APD (Alat Pelindung Mata) Googles/Kacamata

Gambar 5. APD (Alat Pelindung Pernapasan) Respirator/Masker

[7]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

Gambar 6. APD (Alat Pelindung Tangan) Sarung Tangan

Gambar 7. APD (Alat Pelindung Kaki) Sepatu Safety

[8]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

Prasarana

1) RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA (Safety Sign)

Simbol-simbol keselamatan kerja adalah ialah suatu kewajiban yang mesti ada
disetiap perusahaan, manfaat dari rambu-rambu / simbol adalah untuk
memberikan informasi dan peringatan / himbauan tentang potensi bahaya yang
bisa terjadi serta perlu diwaspadai oleh semua orang yang berada dalam lokasi
kerja.

2) JENIS RAMBU-RAMBU

Beberapa tanda harus dipasang sebagai bagian yang dipersyaratkan dari aturan
kesehatan dan keselamatan kerja untuk membantu mengurangi risiko berbahaya,
adapun poster merupakan penjelasan yang menjelaskan suatu aktifitas dalam
bentuk sebab dan akibat. Kesemua hal tersebut diatas teraplikasikan rangka untuk
mengingatkan kembali pentingnya prosedur, proses pekerjaan dan hasil pekerjaan
yang aman dan memenuhi standar kualifikasi yang telah ditentukan berdasarkan
undang – undang keselamatan kerja yang berlaku.

[9]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

ADAPUN CONTOH JENIS RAMBU YANG DIPASANG ADALAH:

Gambar 8. RAMBU LARANGAN

Gambar 9. RAMBU PERINGATAN

Gambar 10. RAMBU PERTOLONGAN

[10]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

Gambar 11. RAMBU PRASYARAT

Keempat jenis rambu tersebut diatas sangatlah penting untuk dipahami dan
disosialisasikan, disamping itu dalam kesehariannya perlu adanya contoh sebelum peserta
memasuki areal tempat kerja.
Hal ini akan menjadikan peserta dapat melaksanakan prosedur pengerjaan/ pembelajaran
didalam bengkel dengan bertanggung jawab. Pemasangan tanda isyarat yang dikenal dengan
rambu - rambu di tempat kerja sangatlah penting karena sebagai fungsi kontrol guna
memberikan informasi, tentang kondisi seperti larangan, peringatan, persyaratan bahkan suatu
pertolongan. Oleh karena itulah sangatlah perlu adanya penjelasan pengetahuan tentang
symbol, kode tentang tanda yang akan dipasang sebagai rambu-rambu dengan standar
internasional.
Pemasangan rambu harus mengikuti etika standar rambu – rambu keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara internasional, tidaklah asal pasang
kerena jika kita salah pasang, bisa saja yang tadinya kita ingin pekerja selamat malah membuat
mereka berada dalam suatu resiko atau bahaya.
Untuk memilih rambu yang tepat, kita perlu melihat kegiatan yang sedang di lakukan
dengan memperhitungkan :
1. Mengidentifikasi bahaya;
2. Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan; dan
3. Menentukan jenis rambu dan indicator apa yang perlu digunakan.

[11]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA No. Dokumen K3/K3
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA Revisi -
K3 Terbit 10/01/2023

Rambu - rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang
menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada dilokasi tersebut.
Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dimedakan dlam bentuk
warna - warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali. Warna yang dipasang pada
setiap rambu berupa warna :

1) Warna Merah - tanda Larangan ( Pemadam Api )


2) Warna Kuning - tanda Peringatan atau Waspada atau beresiko bahaya
3) Warna Hijau - tanda zona aman atau pertolongan
4) Warna Biru - tanda wajib ditaati atau prasyarat
5) Warna Putih - tanda informasi umum
6) Warna Oranye - tanda beracun

Warna – warna tersebut diatas merupakan warna dasar sebagai latarbelakang (background),
sedangkan gambar atau logo/simbol diatas warna dasar tersebut merupakan warna kontras.
Menurut standar yang berlaku secara internasional berupa warna putih atau hitam.

[12]
Note :
Prosedur ini merupakan standar KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) dalam sistem Pengelolaan Industri Hutan PT. SANUR
HASTA MITRA BERSAMA dan merupakan suatu persyaratan yang
diperintahkan standar tersebut.

Perubahan tidak diijinkan tanpa persetujuan dari Direktur dan harus


diterapkan dengan menggunakan standar tersebut untuk mengontrol
perubahan isi yang terkandung di dalam dokumen ini.

PT. SANUR HASTA MITRA BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai