Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

PT. SURYA ANGUGRAH SUKSES bergerak dalam bidang General Contractor.

Dengan didukung SDM yang berpengalaman dibidangnya. PT. SURYA ANUGRAH

SUKSES sangat menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam menjalankan

operasi. Kami mewujudkan komitmen tersebut dengan mengimplementasikan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) yang mengacu pada persyaratan OHSAS 18001:2007 suatu Sistem

Manajemen K3 yang diakui secara internasional.

Dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja PT. SURYA ANUGRAH SUKSES secara konsisten melakukan peningkatan yang

berkesinambungan (Continual Improvement) terhadap pengelolaan K3 yang sesuai dengan

persyaratan peraturan K3 dan ketentuan lain yang berlaku. Manual Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ini merupakan pedoman yang berisi kerangka umum, perangkat-perangkat

dan sistem dokumen yang dibangun dan diimplementasikan dalam Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Diharapkan manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini

dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam penerapan sistem Manajemen di CV.

ANDI JAYA .
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1 . PENDAHULUAN
2 . STRUKTUR ORGANISASI K3
3 . JOB DESCRIPTION
4 . KEBIJAKAN K3
5 . SASARAN K3
6 . PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN
7 . ANGGOTA TIM TANGGAP DARURAT
8 . TUGAS & TANGGUNG JAWAB TIM GAWAT DARURAT
9 . PROSEDUR PENERIMAAN KARYAWAN BARU
10 . PROSEDUR KERJA
11 . ELEMEN-ELEMAN HOUSEKEEPING
12 . PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( P3K )
13. INTRUCTION BAGI KARYAWAN CV. LIEMAS JAYA
14.TATA TERTIB KONTRAKTOR DALAM PABRIK
15. LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN

Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini menguraikan tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Manual SMK3 merupakan

dokumen acuan utama bagi semua aktivitas yang berkaitan dengan K3, program yang

dilaksanakan oleh perusahaan dan Audit SMK3 Internal serta sebagai pedoman pelatihan

bagi personil perusahaan.Manual SMK3 ini sesuai dan memenuhi persyaratan OHSAS

18001:2007 ; “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Area penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup daerah yaitu : Kantor dan

Proyek kontruksi yang dilakukan oleh CV. ANDI JAYA


2. STRUKTUR ORGANISASI K3

HSE MANAGER
YULIANTO , ST

Manager Operasional Safety Officer


LANDY I.W. SISWANTO

Korbid. Managemen Korbid. Manusia Korbid. Peralatan Korbid. Lingkungan SAFETY MAN
IHSAN DENNY S YULIA & FERY BASTOMI AHMAT
WARTONO
3. JOB DESCRIPTION

Direktur Manager / Pelindung


 Memiliki dan menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam kegiatan K3.
 Menyediakan kebutuhan sumber daya guna efektifnya implementasi program K3.
 Dukungan penuh terhadap program K3 dan menjamin implementasi secara objecttif
dan mentaati peraturan pemberikerja serta regulasi pemerintahan Indonesia.
 Bertanggung jawab dalam kegiatan administrasi K3 di proyek.
 Mendukung safety officer dalam meninjau kinerja K3 melalui tinjauan berkala atau
aktifitas audit.

Safety Officer
 Memelihara aktifitas inspeksi di proyek secara berkelanjutan.
 Melaporkan aktifitas dan atau kondisi yang tidakaman.
 Mengelola pencegahan kebakaran dan ukuran persyaratan keamanan untuk
melindungi masyarakat, pekerja, dan project properties.
 Mendukung hasil kerja para supervisor / foreman dengan cara mengadakan Toolbox
meting harian beserta seluruh pekerja, menyediakan topic untuk diskusi.
 Membuat daftar permintaan dan melakukan pembelian untuk seluruh material, P3K,
dan peralatan K3 yang dibutuhka proyek.
 Investigasi insiden / accident di proyek, menerbitkan tindakan korektif untuk
kepentingan supervisor dan menyiapkan laporan tertulis.
 Mengadakan meeting K3 (sesuaikeperluan) untuk supervisor danpersonil yang
berkepentingan.
 Menyiapkan laporan perbaikan dari temuan audit pemberikerja (eksternal).
 Melakukan orientasi K3 bagi pekerja baru dan reorientasi bagi pelaku pelanggaran
K3.

Safety Man
 Mendukung hasil kerja para supervisor / foreman dengan cara memimpin Tool box
meeting.
 Menilai kondisi area kerja dan memprakarsai tindakan korektif dalam memelihara
kondisi akan bagi pekerjaan.
 Menjalankan dengan ketat peraturan dan praktek K3 untuk menjamin lingkungan dan
kesehatan baik kondisi keselamatan kerja dan kondisi perlindungan proyek.
 Melakukan fungsi pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
 Menghadiri jadwal berkala untuk rapat K3 dan inspeksi.

Construction Manager
 Memiliki dan menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam kegiatan K3.
 Menyediakan kebutuhan sumber daya guna efektifnya implementasi program K3.
 Dukungan penuh terhadap program K3 dan menjamin implementasi secara objectif
dan mentaati peraturan pemberi kerja serta regulasi pemerintahan Indonesia.
 Bertanggung jawab dalam kegiatan administrasi K3 di proyek.
 Mendukung safety officer dalam meninjau kinerja K3 melalui tinjauan berkala atau
aktifitas audit.

Construction Engineering
 Menyiapkan prosedur / metode kerja yang menjamin kondisi aman dalam bekerja.
 Menyiapkan alat dan peralatan yang aman bagi pelaksanaan pekerjaan.
 Melaksanakan inspeksi secara berkala untuk menjamin kondisi aman dalam bekerja.
 Mengamati aktifitas pekerja untuk menilai apakah mereka mengikuti prosedur yang
benar.
 Menjamin bahwa kecelakaan ditangani dengan cepat secara medis atau emergency
respose. Membantu melakukan investigasi dan melaksanakan tindakan korektif bila
diperlukan.
 Menjamin bahwa program dan persyaratan K3 proyek dijalankan dengan ketat.

Supervisor
 Memelihara kondisi yang aman dalam pekerjaan untuk seluruh area yang berada
dalam pengawasannya.
 Mendukung penggunaan perlindungan diri yang dipersyaratkan untuk berbagai
kondisi kerja.
 Memberi instruksi mengenai hal keamanan untuk pekerja dan prosedur kerjanya dan
memperbaiki kondisi yang tidak aman dalam pekerjaan sesuai dengan
pengamatannya.
 Memeriksa secara terus menerus kondisi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan
pada personal atau kerusakan property.
 Mendukung personal K3 dalam melakukan investigasi insiden dan accident yang
terjadi di area yang berada dalam tanggung jawabnya.

Leader (Mandor/ KetuaGrup)


 Memelihara kondisi yang aman dalam pekerjaan untuk seluruh area yang berada
dalam pengawasannya.
 Mendukung penggunaan perlindungan diri yang dipersyaratkan untuk berbagai
kondisi kerja.
 Memberi instruksi mengenai hal keamanan untuk pekerja dan prosedur kerjanya dan
memperbaiki kondisi yang tidak aman dalam pekerjaan sesuai dengan
pengamatannya.
 Memeriksa secara terus menerus kondisi yang mamungkinkan terjadinya kecelakaan
pada personal atau kerusakan property.
 Mendukung personal K3 dalam melakukan investigasi insiden dan accident yang
terjadi di area yang berada dalam tanggung jawabnya.
Worker (Pekerja)
 Menjalani program orientasi sesuai dengan persyaratan proyek
 Pedulidanpatuhsecarapenuhterhadaprencana, kebijakan program, peraturandanpraktek
K3 yang diimplementasikan di proyek.
 Melaporkan kepada Supervisor / Safety Man jika terdapat kondisi yang tidak aman

4. KEBIJAKAN K3
Kami berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja
yang sehat dan aman bagi pekerja dan pelanggan dengan penerapan program perbaikan
berkelanjutan melalui Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja dengan cara :
1. Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan
program Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras,
baik dengan perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang berlaku
dan harapan pelanggan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3,
serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi.
3. Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifat dan skala resiko K3 dalam semua
aktivitas operasi.
4. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
5. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen
K3.
6. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
7. Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi
kerja.
8. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua
personil secara berkala.
9. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
10. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
11. Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.

Penerapan kebijakan ini menjadi kewajiban semua pihak yang bekerja untuk CV.ANDI
JAYA sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing- masing.

5. SASARAN K3
CV. ANDI JAYA menetapkan dan memlihara tujuan dan sasaran K3 terdokumentasi, pada
setiap fungsi dan tingkat yang relevan didalam perusahaan. Pada saat membuat dan mengkaji
tujuan , CV. ANDI JAYA selalu mempertimbangkan persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya, identifikasi potensi bahaya, pilihan teknologi, persyaratan finansial,
operasional, bisnis dan permintaan dari pihak terkait yang berkepentingan.Sasaran K3 ini
sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja,
manajemen PERUSAHAAN menetapkan sasaran-sasaran sebagai berikut :

A. JANGKA PANJANG
1. Tidak ada kecelakaan di tempat kerja dengan parameter keberhasilan Tidak ada
kecelakaan kerja selama di office, transportasi, gudang peralatan dan material,
dan pelaksaan proyek setiap tahunnya.
2. Peningkatan kesehatan karyawan di lokasi kantor dengan parameter keberhasilan
Penurunan jumlah ketidakhadiran karena sakit, 10% setiap tahun.
3. Kesesuaian semua aspek-aspek pengendalian resiko dengan peraturan perundangan
atau peraturan lainnya, parameter kesesuaian meliputi :
 Kesesuaian metode kerja dengan peraturan perundangan atau peraturan
lainnya.
 Kesesuaian sarana dan prasarana kerja dengan peraturan perundangan atau
peraturan lainnya.
 Kesesuaian kompetensi karyawan dengan peraturan perundangan atau
peraturan lainnya.

B. JANGKA PENDEK
Sasaran K3 akan ditetapkan untuk setiap proyek yang dikerjakan oleh CV. LIEMAS JAYA
dengan periode pencapaian sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan proyek atau batas waktu
yang ditetapkan.

6. PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN


A. FLOW CHART
Kecelakaan Kerja Ringan

Terjadi
Kecelakaan Kerja
Ringan

Laporkan kepada
Tim K3 Unit Proyek
(Petugas Satpam)

Penanganan
(P3K/ perlu dibawa
ke RS)

Penanganan Dilaksanakan
Di Rumah Pengobatan
Sakit P3K

Catat
Laporan
Kecelakaan

B. FLOW CHART
Kecelakaan Kerja Berat

Terjadi
Kecelakaan Kerja
Berat

Laporkan kepada
Tim K3 Unit Proyek
(Petugas Satpam)

Laporkan Penanganan Korban dibawa


Ke Administrasi (oleh Ke
Jamsostek Personalia dan Rumah Sakit
Keuangan

Proses Klaim Monitoring


Ke Penyakit dan
Jamsostek Perawatan

Pemberian Proses Penyembuhan


Asuransi kepada Selesai (Rawat
Ahli Waris Rumah/Rawat Jalan)

C. FLOW CHART
Kecelakaan Kerja Meninggal Dunia
Terjadi
Kecelakaan
Meninggal Dunia

Korban
Meninggal
Dunia

Lapor ke Tim K3 Jenazah (Visum


Amankan TKP Unit et Repertum di
Proyek RS

Laporan ke P2K3 Lapor ke Lapor ke Polisi Surat


Wilayah / Kepala Proyek Terdekat Keterangan
Cabang Polisi

Kirim Kabar Laporan ke Korban dibawa


Investigasi Kepada Jamsostek ke Keluarga
Keluarga

Laporan Proses
Investigasi Ahli Waris Penyelesaian
Klaim Asuransi

Korban Menyiapkan
Dimakamkan Dokumen oleh Ahli Santunan
Waris

Selesai

7. TUGAS & TANGGUNG JAWAB TIM GAWAT DARURAT

TUGAS & TANGGUNG JAWAB KETUA TIM :


Meyakinkan bahwa penanganan kondisi darurat dilakukan dengan cepat dan tepat dari mulai
terjadinya kondisi darurat sampai dengan masa berakhirnya pemulihan dinyatakan oleh
owner telah selesai dilakukan.Beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya dan tidak
terbatas pada :

1. Meyakinkan bahwa evakuasi seluruh personil dilakukan dengan benar


2. Meyakinkan bahwa penanganan pada Pertolongan Pertama dilakukan dengan benar
3. Bila diperlukan penanganan oleh pihak rumah sakit, maka harus melakukan
pemantauan sampai korban dinyatakan sehat oleh pihak Rumah Sakit
4. Meyakinkan penanganan pengamanan asset dilakukan dengan benar
5. Meyakinkan bahwa komunikasi baik internal maupun eksternal dilakukan dengan
benar
6. Meyakinkan bahwa proses penanggulangan dan pemulihan dilakukan dengan benar

TUGAS & TANGGUNGJAWAB KETUA TIM EVAKUASI:

Menetapkan jalur evakuasi yang harus dilalui personil CV. ANDI JAYA
1. Menuju “Tempat Berkumpul” yang telah dilakukan
2. Mengontrol proses evakuasi untuk seluruh bagian / ruangan
Memeriksa kelengkapan jumlah personil CV. ANDI JAYA dan melaporkan kondisi
masing – masing personil
CV. ANDI JAYA kepada ketua Tim GawatDarurat

TUGAS & TANGGUNGJAWAB ANGGOTA TIM EVAKUASI:

1. Meyakinkan jalur evakuasi yang telah ditentukan oleh ketua tim


2. Mengkomunikasikan jalur evakuasi kepada personil CV. ANDI JAYA dalam ruang
lingkup tanggung jawabnya
3. Memeriksa kelengkapan jumlah personil CV. ANDI JAYA dan melaporkan kondisi
masing – masing personil CV. ANDI JAYA kepada ketua Tim Evakuasi
4. Melaporkan kepada ketua tim Pertolongan Pertama bila terdapat Personil yang
memerlukan penangan Tim Pertolongan Pertama.
5. Bila memungkinkan memerintahkan personil yang berada di ruangannya untuk
mencegah akumulasi dampat kondisi darurat. Sebagai contoh bila kondisi darurat
kebakaran maka dipergunakan APAR yang tersedia di ruangannya

TUGAS & TANGGUNG JAWAB KETUA TIM PENGAMANAN ASET :

1. Melakukan pengamanan seluruh asset baik dari aku mulasi penyebab kondisi darurat
maupun pengamanan dari pihak pihak yang mengambil kesempatan dalam kondisi
darurat
2. Memeriksa jumlah maupun kondisi asset CV. ANDI JAYA yang terkena dampak
kondisi darurat
3. Bila di perlukan, memimpin pemindahan aset kelokasi yang lebihaman
4. Menetapkan personil untuk membantu pengamanan aset
5. Melaporkan jumlah dan kondisi Aset CV. ANDI JAYA yang terkena dampak kondisi
darurat
TUGAS & TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM PENGAMANAN ASET :

1. Melakukan pengamanan seluruh asetbaik dari akumulasi penyebab kondisi darurat


maupun pengamanan dari pihak pihak yang mengambil kesempatan dalam kondisi
darurat sesuai lokasi tanggung jawabnya
2. Memeriksa jumlah maupun kondisi asset CV. ANDI JAYA yang terkena dampak
kondisi darurat sesuai lokasi tanggung jawabnya
3. Bila di perlukan, melakukan pemindahan asset kelokasi yang lebih aman setelah
koordinasi dengan Ketua Tim Pengamanan Aset
TUGAS & TANGGUNG JAWAB KETUA TIM PERTOLONGAN PERTAMA :

1. Menjamin bahwa seluruh personil CV. ANDI JAYA yang memerlukan Pertolongan
Pertama ditangani dengan benar
2. Mengkoordinir proses evakuasi korban ke RumahSakit
3. Mengkoordinir penanganan Pertolongan Pertama
4. Melaporkan kepada ketua Tim Gawat Darurat jumlah maupun kondisi personil CV.
ANDI JAYA yang memerlukanPertolongan Pertama dan Rumahsakit

TUGAS & TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM PERTOLONGAN PERTAMA :

1. Melakukan proses Pertolongan Pertama dengan benar


2. Melakukan prioritas penanganan korban
3. Melaporkan kepada ketua Tim Pertolongan Pertama kondisi dari korban yang
ditangani

TUGAS & TANGGUNG JAWAB KETUA TIM PENANGGULANGAN &


PEMULIHAN KONDISI DARURAT :

1. Meyakinkan bahwa kondisi gawat darurat ditanggulangi dengan benar


2. Memantau seluruh aktifitas pelaksanaan penanggulangan baik yang dilakukan oleh
pihak internal maupun eksternal
3. Berupaya agar akumulasi dampak kondisi darurat dapat dicegah sedini mungkin
4. Membuat perencanaan dan memantau pelaksanaan pemulihan
5. Melaporkan seluruh aktifitas pelaksanaan penanggulangan dan pemulihan sampai
dinyatakan kondisi normal oleh owner.

TUGAS & TANGGUNGJAWAB TIM KOMUNIKASI :


1. Melakukan komunikasi kepada pihak eksternal untuk sesegera mungkin melakukan
penanggulangan kondisi darurat, misalnya Pemadam kebakaran, BASARNAS dll
2. Melakukan komunikasi kepada pihak eksternal yang memerlukan informasi, misalnya
Kepolisian, Militer,Depsos, Depnaker, Media dll
3. Melakukan komunikasi Internal mengenai kondisi personil maupun kondisi CV.
ANDI JAYA secara keseluruhan kepada pihak yang terkait di dalam internal
perusahaan

8. RENCANA TANGGAP DARURAT

1. Pendahuluan
CV. ANDI JAYA adalah perusahaan yang sudah berkomitmen mempenuhi untuk
meningkatkan kinerja keselamatan dalam perusahaan. Kegiatan usaha konstruksi Mempunyai
risiko yang tinggi terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Jenis
dan tingkat keadaan darurat seperti kecelakaan yang menimpa manusia,peralatan,
proses/produksi, dan lingkungan sangat bervariasi. Keadaan darurat yang terjadi sering kali
tidak tertangani secara cepat dan benar sehingga keadaan darurat tersebut berkembang
menjadi lebih buruk/parah seperti korban kecelakaan akhirnya meninggal karena terlambat
mendapatkan pertolongan, kebakaran kecil menjadi kebakaran besar/hebat karena terlambat
dipadamkan, maupun kerugian akibat kecelakaan yang seharusnya kecil berubah menjadi
kerugian besar karena terlambat atau salah penanganan/pengendalian/penanggulangan. Atas
dasar pertimbangan terhadap keadaan darurat tersebut maka perlu di buat manajemen tanggap
siaga yang standar untuk keadaan darurat di kegiatan usaha konstruksi.

2. Manajemen Tanggap Siaga Keadaan Darurat di Kegiatan Usaha Konstruksi

Ruang Lingkup
Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi dan ketanggap
siagaan keadaan darurat di kegiatan usaha konstruksi.

Istilah dan definisi


a. Keadaan Darurat
Semua kejadian yang tidak diinginkan, terjadi secara mendadak, diakibatkan oleh alam
maupun kegiatan usaha konstruksi, dan kejadian itu dapat membahayakan manusia,
peralatan, produksi/proses dan lingkungan kerja.
b. Manajemen Tanggap Siaga untuk Keadaan Darurat.
Aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penanganan, pengujian, dan pengontrolan yang
digunakan untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat.
c. Regu Penyelamat
Regu yang dibentuk dan ditetapkan oleh perusahaan untuk mengendalikan dan
menanggulangi keadaan darurat dan memiliki kompetensi yang sesua

3.Sarana, Prosedur, dan Pengaturan Penyelamatan


Sarana dan prosedur di bawah ini merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi dan
dimasukkan dalam manual rencana penanggulangan tanggap darurat
a) Struktur organisasi yang menunjukkan petugas-petugas yang akan berfungsi apabila terjadi
keadaan darurat.
b) Prosedur penyelamatan diri/evakuasi dalam keadaan darurat termasuk rute
penyelamatan diri, penentuan tempat berkumpul (assembly point), dan perhitunganseluruh
karyawan pascapenanganan keadaan darurat.

c) Prosedur pelaksanaan pengoperasian peralatan kritis dan operasi kritis yang harus
dilakukanolehpetugas yang berkepentingan.
d) Prosedur pelaksanaan operasi penyelamatan dan penangananmedis (Rescue andmedical
duties).

e) Prosedurdansistempelaporan keadaan berbahaya ke bagian-bagian yang terkait.

f) Daftarnama, jabatan, nomor telepon dari setiap petugas yang harus dihubungi dalam
kedaan darurat.

Sistem Alarm dan Tanda-tanda dalam Keadaan Darurat


Sistem alarm dan tanda-tanda dalam keadaan darurat di tempat kerja harus Kepada semua
karyawan/pekerja. Apabila sistem alarm yang telah ada digunakan untuk kepentingan lain
seperti operasi pemadam kebakaran atau lainnya,pengaturan bunyi dan irama untuk
kepentingan keadaan darurat harus dibuat lain dan dimengerti oleh semua pihak.

Regu Penyelamat
a) Persyaratan anggota regu penyelamat:
1) usia 21 sampai dengan 45 tahun,
2) sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter,
3) tidak berkacamata/penglihatan normal (non-anomali refraksi).
4) tidak buta warna.

Peralatan Penyelamatan dan Komunikasi


a) Perusahaan harus menyediakan peralatan penyelamatan yang dibutuhkan
sesuai dengan kemungkinan keadaan darurat yang dapat terjadi.
b) Perusahaan harus menyediakan sistem komunikasi yang dapat menjangkau seluruh area
kegiatan.
c) Minimal setiap pengawas operasional pertama harus dilengkapi alat komunikasi yang
mudah dipindahkan (mobile).
d) Setiap tempat kerja yang tersedia pesawat telepon harus dilengkapi daftar nomor telepon
darurat dan prosedur pelaporan keadaan darurat yang mudah terlihat.
e) Ruang unit telepondarurat harus ada dan selalu dijaga seorang operator.

PusatKoordinasi Penanggulangan Keadaan Darurat


a. Pusat koordinasi penanggulangan keadaan darurat harus tersedia dandilengkapi dengan
alat komunikasi dan peta-peta situasi mutakhir dan gambargambarteknis yang berkaitan
dengan keadaan darurat.
b) Pusat koordinasi penanggulangan keadaan darurat dipimpin oleh seseorang yang
ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
c) Pemimpin pusat koordinasi penanggulangan keadaan darurat dibantu oleh pengawas
operasional dari lokasI.

Penyediaan Bantuan Medis dan Obat-obatan

a) Di area konstruksi/Pabrik harus disediakan ruang pertolongan Pertama pada kecelakaan.


b) Di dalam ruang pertolongan pertama pada kecelakaan sekurang-kurangnya harus tersedia
obat-obat P3K untuk pertolongan sesuai potensi keadaan darurat.
c) Ruang pertolongan pertama pada kecelakaan minimal dipimpin oleh seorang juru rawat
dari PT. AJINOMOTO MOJOKERTO
d) Ambulan atau kendaraan khusus pengangku tkorban kecelakaan harus tersedia dan siap
dipergunakan setiap saat.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Tanggap Darurat


Peran, tugas, dan tanggung jawab personil di bawah ini harus diuraikan dalam manual
rencana penanggulangan tanggap darurat.

1. Ketua Tim Tanggap Darurat


2. Tim Evakuasi
3. Tim Pengaman Aset
4. Tim P3K
5. Tim Penanggulangan & Pemulihan Kondisi Darurat
6. Komunikasi

9. PROSEDUR PENERIMAAN KARYAWAN BARU


A. PEMBUATAN ID CARD
Semua karyawan baru wajib mendaftarkan diri kepada pihak PT. Ajinomoto untk
dibuatkan ID Card/ tanda pengenal sebelum melaksanakan pekerjaannya dengan
masa 3 hari sebelum melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan Ajinomoto.

B. PENGARAHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


( SAFETYINDUCTION)

1. Semua karyawan dan staff baru atau pindahan yang akan bekerja terutama untuk
proyek diharuskan mengikuti pengarahan Keselamatan Kerja sebelum
memperoleh tanda pengenal (ID Card) untuk bisa memasuki area kerja. Daftar
hadir saat menghadiri pengarahan keselamatan kerja akan disimpan sebagai bukti
sudah mengikuti pengarahan tersebut.

2. Sub kontraktor wjib mengikuti seluruh kegiatanyang dilaksanakan oleh kontraktor


utama. Dan melaksanakan pekerjaan berdasarkan prosedur yang benar.

10. PROSEDUR KERJA


● Kartu Kerja dan JSA (Analisa Keselamatan Kerja) dibuat oleh supervisor lapangan
minimal 1 hari sebelum pekerjaan dimulai, kecuali untuk pekerjaan trouble atau yang
bersifat mendadak.
● Kontraktor wajib membuat schedule pekerjaan secara detail dan dikoordinasikan
dengan pihak seksi terkait serta EM Dept sebelum pekerjaan dimulai.
● Sebelum melaksanakan pekerjaan proyek Supervisor harus membuat HIRARC
(Identifikasi Bahaya Pekerjaan Konstruksi) dan Aspek Lingkungan.
● Untuk pekerjaan dengan skala besar Safety Officer diharuskan menyerahkan HSE
Plan kepada EM Dept sebelum pekerjaan dimulai.
● Semua personal kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat oleh
perusahaan Ajinomoto

1. PEKERJAAN PEKERJAAN WELDING ( HOT WORK )

1. Definisi hot work


2. Jenis pekerjaan (General)
3. Bahaya-bahaya pekerjaan hot work
4. Safety instruction
5. Jenis pekerjaan hot work (REKIND)
6. Personal Protective Equipment for Welder

1. DEFINISI
 Hot work adalah setiap pekerjaan yang dapat menimbulkan percikan atau nyala api
ketika bekerja.
 Hot work juga didefinisikan sebagai pekerjaan yang menggunakan sumber api selama
proses pekerjaannya.

2. Jenis pekerjaan panas (HOT WORK )


Pekerjaan hot work berkaitannya dengan penggunaan sumber panas atau sumber api
pada pekerjaan yang berdekatan dengan bangunan yang sudah ada, tangki, bejana,
pipa-pipa dan lainnya yang terdiri atau berisi bahan-bahan yang mudah terbakar,
mudah meledak atau berisi zat/bahan beracun.

 Jenis-jenis pekerjaan hot work antara lain:


 Penggilingan/grinding
 Pengelasan
 Brazing
 Cutting
 Dan lain-lain.

3. Bahaya pekerjaan panas ( HOT WORK )


 Terjadinya nyala api
 Kebakaran
 Ledakan
 Kerusakan bangunan pada plant akibat pekerjaan hot work di sekitarnya
 Risiko terjadinya cidera pada bagian tubuh pekerja (misalnya: cidera pada mata
{terbakar dan mata lelah akibat panas} sebagai akibat dari pengelasan dengan
menggunakan sinar UV)
 Bahaya asphyxia akibat menghirup udara yang terkontaminasi oleh bahan-bahan
kimia beracun
 Terlepasnya gas-gas beracun ke area tempat kerja

4. Safety Instruction
 Setiap pekerjaan hot work HARUS dilengkapi dengan surat
izin kerja hot work.
 Surat izin kerja hot work dikeluarkan oleh Project HSE
Manager/Safety Supervisor.
 Surat izin kerja berlaku selama 1 minggu, dan apabila
sudah habis masa berlakunya MAKA HARUS DIPERPANJANG.
 Verifikasi penyelesaian pekerjaan hot work dilakukan
oleh Chief HSE/HSE SPV.

5. Jenis pekerjaan HOT WORK


a) Pengelasan (Gas Acetylene dan Oksigen)
b) Pengelasan listrik

a) Pengelasan (Pencegahan Bahaya Pengelasan)


 Bahaya pada pekerjaan pengelasan:
- Kerusakan mata dan terbakar
- Terjadinya kebakaran
- Pajanan panas
- Adanya uap dan gas-gas pengelasan

 Cidera mata dan terbakar:


- Gunakan pelindung mata lengkap dengan filter untuk pekerjaan
pengelasan
- Gunakan sarung tangan untuk pekerjaan pengelasan dan gunakan coverall
- Setiap besi panas harus dipasang tanda peringatan untuk mencegah jangan
sampai pekerja terluka.

 Kebakaran di lokasi pekerjaan


- Sebelum memulai pekerjaan, yakinkan bahwa tidak terdapat cairan
mudah terbakar (solvent, minyak tanah, dll) atau bahan mudah
terbakar dilokasi pengelasan atau pemotongan.
- Jangan meninggalkan welding torch dalam keadaan menyala dengan
menggantungnya pada botol gas atau pada regulator.
- Dilarang menggunakan oksigen murni, gas acetylene untuk membuat
udara diruang tertutup menjadi fresh.
- Jika kadar oksigen dalam ruang tertutup mencapai 22%, kebakaran
akan mudah terjadi dan pakaian welder akan mudah terbakar.
- Jika kondisi diatas terjadi, segera putuskan sambungan selang dari
botol gas.
- Penting untuk diingat, menutup valve tidak berarti memutuskan
sambungan.

 Pajanan Panas
- Apabila pekerja terpajan panas, maka sediakan dan pasang tirai pelindung bila
Pengelasan harus dilakukan di area terbuka.Uap dari gas welding
- Penting untuk diingat, untuk pekerjaan pengelasan, selalu sediakan sistem
Ventilasi yg baik untuk mengurangi/menghilangkan gas gas hasil welding.
- Gas-gas tersebut antara lain: gas nitrogen dioksida (NH2), karbon monoksida
uap dari pengelasan timbal (Pb), galvanized, dan coated metal.
- Gunakan selalu alat pelindung pernapasan jika terdapat uap/gas tersebut
Diatas.

 Pencegahan – Peledakan Akibat flashback


- Yakinkan setiap sambungan terpasang dengan baik dan kuat
- Yakinkan kerangan botol gas terbuka dan kerangan blow pipe tertutup
- Atur regulator pada tekanan yang diperlukan
- Bersihkan selang secara terpisah
- Bila selesai, kerangan harus ditutup

 Pencegahan – Peledakan Akibat Flashback


- Kegiatan ini hanya BOLEH dilakukan diarea terbuka atau dengan ruangan
berventilasi terbuka
- Pastikan bahwa flashback arrestor atau check valve terpasang baik pada line
gas dan oksigen
- Selang acetylene dan oksigen harus dilepaskan bila sudah selesai digunakan
- Check valve harus dipasang pada line oksigen dan acetylene
- Flashback arrestor harus terpasang pada regulator acetylene & oxygen.

 Pencegahan – Peledakan Akibat Flashback


- Jika terjadi flashback:
- Tutup blowpipe oksigen terlebih dahulu, kemudian acetylene
- Periksa kondisi botol. Jika panas, segera dinginkan air dan segera keluarkan
botol-botol gas lainnya dari lokasi tersebut
- Bila terjadi flashback pada selang, selang harus diganti dengan yang baru dan
peralatan harus diperiksa kembali sebelum digunakan

 Pencegahan – Peledakan akibat penggunaan & penyimpanan botol


bertekanan yang tidak benar
- Gas karbit dapat menimbulkan ledakan bila kontak dengan tembaga dan perak
- Gas karbit bisa menjadi tidak stabil dan disimpan dalam khusus bersama
dengan aceton
- Bila disimpan dengan ditidurkan, aceton akan keluar dan gas karbit menjadi
tidak stabil
- Suhu panas pada botol gas dapat juga menimbulkan ledakan

 Penyimpanan oksigen dan gas karbit:


- Simpan pada posisi berdiri tegak
- Simpan secara terpisah
- Cap pengaman harus terpasang
- Terikat di suatu tempat
- Oksigen dan gas acetylene dapat disimpan secara terpisah pada ruangan
berventilasi
- Oksigen dan gas acetylene harus disimpan dengan jarak minimal 20 ft

 Pencegahan – Prosedur keselataman pada tabung bertekanan


- Kerangan dan seal botol harus bebas dari segala jenis minyak
- Periksa tekanan botol gas sebelum dibawa ke lapangan
- Yakinkan pada botol gas terdapat label
- Dilarang menjatuhkan dan melempar botol bertekanan
- Hindari botol gas dari kejatuhan dan selalu simpan dalam
posisi berdiri
- Jauhkan dari sumber panas dan api terbuka
- Gunakan peralatan khusus untuk memindahkan botol
bertekanan
- Dilarang menggunakan rantai untuk mengangkat botol
bertekanan

 Pencegahan – Ledakan akibat kebocoran gas


- Bila gas bocor dan masuk kedalam parit/ruangan tertutup maka akan terjadi
akumulasi gas dan dapat meledak setiap saat
- Dilarang meninggalkan blowpipe dalam keadaan hidup/menyala
- Periksa selang dan setiap fitting secara reguler.
- Pemeriksaan selang dan fitting dapat dengan menggunakan sabun

b) Pengelasan Listrik (Pencegahan Bahaya Tersengat Listrik)

 Pencegahan dari bahaya pengelasan listrik – Luka Bakar


- Gunakan selalu masker wajah (face shield)
- Gunakan coverall, sarung tangan dan pelindung leher untuk mencegah kontak
dengan kulit
- Setiap permukaan logam (besi/baja) harus diberi tanda peringatan
- Gunakan tirai pelindung jika ada pekerjaan lain disamping pekerjaan
pengelasan listrik

 Pencegahan dari bahaya tersengat listrik


- Dilarang mengelas diarea yang basah
- Dilarang menyambung kabel pada structure
- Periksa secara reguler kondisi isolasi dan clamp pada kabel
- Dilarang melakukan pekerjaan pada sistem perkabelan,kecuali setiap
SAMBUNGAN ARUS HARUS DIPUTUSKAN DULU.

 Pencegahan dari bahaya uap/asap las listrik


- Selalu melakukan pengelasan dengan sistem
ventilasi yang baik
- Periksa terlebih dahulu bahan yang akan
anda las
- Jika anda akan mengelas timbal (pb),
galvanized atau coated metal, gunakan
pelindung pernapasan atau gunakan
portable welding fume extraction unit
- Jika menggunakan mesin las / generator, gas buang harus segera dibuang
keluar ruangan
- Jika tidak dikeluarkan, pekerja dapat terpapar oleh gas karbon monoksida
(CO) yang sangat berbahaya bagi pekerja

 Pencegahan dari bahaya mati lemas dan tersengat listrik


dalam ruangan tertutup
- Gunakan prosedur kerja diruangan tertutup apabila akan
melakukan pengelasan diruang tertutup
- Pengelas harus berdiri diatas balok kayu / platform kayu /
material lain yang tidak bersifat menghantarkan listrik bila
ruangan terbuat dari metal / logam

 Bahaya dari pajanan panas


- Sediakan dan pasangkan tirai
atau tenda bila melakukan
pengelasan diarea yang terik
- Sediakan air minum untuk
pekerja guna mencegah
terjadinya dehidrasi

 PPE for Welder


- Face shield (welding shield)
- Safety googles
- Coverall
- Apron
- Safety shoes
- Hand gloves
- Hearing protection
- Respiratory protection

2. PEKERJAAN DI KETINGGIAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m)
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi
permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety
belt ) untuk menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk
pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas
tidak melebihi 1,5 meter
c. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai
pekerjaan
d. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman
dan papan dudukannya terpasang rapat untuk mencegah
orang tersandung dengan barang-barang yang jatuh
e. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2 lain
yang tidak diperlukan
f. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya benda-
2 yang dapat menimpa orang dibawahnya
g. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian
atasnya untuk mencegah pergerakan
h. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai
kekuatan dan keamanannya
i. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas
K-3
j. Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk / berada pada area kerja
k. Harus memiliki petugas scafolder yg sudah bersertifikat

3. CHAIN BLOCK

1) PERALATAN RIGING
 SHACKLE
 HOOKS
 SPREADER BEAM
 SLINGS
 KLEM
 PEMAKAIAN SHACLE

PEMAKAIAN SALAH PEMAKAIAN BENAR

JANGAN TUKAR PIN SHACKLE DENGAN BAUT KALAU PIN SHACKLE IKUT BERPUTAR JANGAN DI PAKAI

SPRIDER BEAM
JENIS – JENIS SHACKLE CHAIN SLING

BRIDLE HITCH DOUBLE BASKET HITCH

SLINGE ANGLE

DOUBLE WRAP BASKET HITCH

PEMAKAIAN CHAIN SLINGS YANG SALAH

PENGIKATAN YANG SALAH


Ukuran Jumlah jarak

18 mm 5 110 mm
37 mm 8 250 mm
22,4 mm 5 130 mm
9 mm – 16 mm 4 80 mm

CHAIN BLOCK DAN LEVER BLOCK


Chainblock ada beberapa polli,semakin banyak polli , beban yang diangkat bebannya semakin bertambah.
Slings yang stndart di pakai Wire rope slings dan webbing slings,Chains sling tidak diperbolehkan karena alasan : Licin dan Putusnya
sambungan chain slings.
Jumlah clem yang di butuhkan :
Slings sulaman kekuatan berkurang : 30 %
Slings Pakai klem kekuatan berkurang : 50 %
Rumus wire rope slings : D – INCHI (0,036 )^2*8 = …………
SOP
Hock tidak boleh kontak langsung dengan material harus memakai slings.
Cara memasang klem yang benar
Cara pengikatan yang benar
Pengenalan load chains dan Hand Chains

GEAR / POOLI CHAIN BLOCK


SEMAKIN BANYAK POOLI SEMAKIN BERAT SWL MATERIAL YANG DI ANGKAT

Wire Rope Sling Inspection


• Cek apakah serat-seratnya banyak yang patah (maksimum 3wire yang patah dlm 1 strand)
• Cek perubahan diameter
• Cek, apakah terjadi perubahan bentuk fisik
• Cek apakah terjadi korosi/karat yang berlebih

Synthetic Web Slings

4. PEKERJAAN PENGANGKATAN ( CRANE )


Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan
pengangkatan dengan menggunakan peralatan berat ( Crane )

1. Melakukan pengechekan crane oleh HSE , Safety E&M , dan Safety Kontraktor
antara lain : Surat Ijin Alat ( SIA ) , Surat Ijin Operator ( SIO ) apakah sudah sesuai ,
melakukan pengechekkan , Boom apakah ada kebocoran , Out Triger , Seling , sirine.

2. Harus Ada satu orang Rigger yang bersertifikat untuk mengarahkan pekerjaan Crane

3. Setelah dilakukan pengechekan oleh HSE , Safety Officer E&M dan Safety
Kontraktor dan dinyatakan sudah layak digunakan maka Crane baru boleh digunkan .

4. Safety Officer harus memantau pekerjaan pengangkatan dengan menggunakan crane


dilokasi pekerjaan dan memberi rambu rambu pada daerah lokasi pekerjaan agar area
tersebut aman tidak dilewati oleh orang yang tidak berkepentingan yang sedang
melewati area pekerjaan tersebut .
Dokumentasi pengechekkan crane

Dokumentasi Pengawasan pekerjaan Pengangkatan crane

11. ELEMEN-ELEMAN HOUSEKEEPING

Pengertian dan persepsi satu orang dengan yang lain mengenai


masalahHousekeeping tentu berbeda. Bagus bagi satu orang belum tentu bagus dan
baik bagi oranglain. Untuk menjembatani permasalahan ini, satu hal yang bisa
dijadikan pedoman baiktidaknya sebuah performance House keeping adalah dengan
melihat hubungan antaraperalatan/material, orang yang bekerja dan cara/pola kerja
dimana apakah dari ketiga factor tersebut mampu saling mendukung dalam hal
penciptaan cara dan tempat kerja yang aman,ataukah justru sebaliknya. Karena House
keeping sangat dipengaruhi oleh apa yang berhasilkita kerjakan atau gagal kita
kerjakan. Kita juga harus berani mengatakan bahwa House keeping yang baik adalah
Housekeeping yang aman. Dengan hanya melihat seberapa baik kondisi House
keeping di suatutempat/perusahaan, dengan mudah kita akan dapat memperkirakan
seberapa baik kondisidan seberapa kuat upaya-upaya yang telah dilakukan dalam hal
menciptakan danmenghadirkan aspek-aspek keselamatan kerja. Kondisi umum House
keeping bisa dijadikanindikasi apakah program-program Safety bisa berjalan dengan
baik atau tidak di semua areakerja. Sebuah pekerjaan dengan ruang/lingkungan
dimana tempatnya terjaga dalam kondisibersih, penataan alat/material yang teratur
sesuai tempatnya, tanpa bahaya terpeleset,tersandung atau kejatuhan benda dari atas
adalah pekerjaan dengan pendirian
Housekeeping yang baik, pekerjaan dengan tingkat keselamatan yang tinggi,
pekerjaan dimanapekerja akan memperoleh potensi celaka yang jauh lebih kecil
kemungkinannnya.
1. Ruang lingkup House keeping.
House keeping dapat meliputi baik pada area kerja yang luas ataupun padaarea/ruang
yang sempit. Kondisi ini, baik ataupun buruk, safe ataupun tidak safe, biasanyahadir
disetiap pekerjaan disetiap waktu. Yang perlu diingat, bukan pada masalah apakahHouse
keeping tersebut ruang lingkupnya besar ataupun kecil, jenis pekerjaannyabesar/berat
ataupun ringan, jumlah karyawannya banyak ataupun sedikit, tapi terletak padaniat dan
upaya kita

untuk sungguh – sungguh menciptakan sebuah pekerjaan dengan caradan alat yang
aman dengan dukungan penuh dari sebuah tata laksana ruang dan peralatanyang baik,
benar dan aman.Dari apa yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa House
keeping yangbaik mempunyai banyak manfaat. House keeping yang baik akan dapat
mencegahkecelakaan sedini dan sedikit mungkin. Juga dapat mengurangi probabilitas
resiko terjadinyasebuah kebakaran. Dengan penghematan ruang dan juga tenggat
waktu yang semakinpendek, maka House keeping juga mampu mendukung
terciptanya cara kerja yang efektifdan efisien. Tapi, lebih dari semua itu, keuntungan
terbesar adalah meningkatnya moral kerjadari para karyawan.

2. Pemilihan dan penanganan sampah.


Proyek selalu menghasilkan sampah. Sampah akan menjadi bahan pencemar
lingungan yang potensial sehingga harus ditangani dan dipilah menurut potensinya
sebagai bahan pencemar. Sampah dipilah menurut jenisnya dan ditampung dalam
wadah dengan tanda khusus

KATEGORI JENIS SAMPAH TANDA PENANGANAN

LIMBAH NON
Limbah kamar mandi, limbah BIRU Diteruskan ke
B3
makanan, kertas, besi potongan benda Tempat Pembuangan

kerja, besi tua Akhir (TPA) atau

diolah menjadi

kompos/pupuk
organic

LIMBAH B3
Marker, tinta cartridge, toner, batery, MERAH Diteruskan ke TPA

tip ex, aerosol spray, lampi, wadah untuk dilanjutkan ke

cairan kimia pembersih, sisa kawat PPLI (Pusat

las, kaleng cat, kaleng bahan kimia, Pengolahan Limbah

kaleng pelumas, majun kena pelumas, Industri, Cibinong)

pasir silika, obat-obatan kadaluarsa,

filter mesin.

12. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K )

PERTOLONGAN PERTAMA
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
NO LANGKAH – LANGKAH
& PETUNJUK GAMBAR
1 Pertolongan pada kasus perdarahan sebagai
berikut :
 Melakukan penekanan langsung pada
sekeliling luka
 Elevasi / meninggikan / mengangkat Penekanan Langsung
bagian tubuh yang terluka.
 Menghentikan pendarahan dengan
membersihkan luka dengan kapas yang
sudah diberi cairan yang steril lalu
menutupnya dengan pembalut .
 Bila kondisi pendarahan bertambah cukup
parah atau pendarahan masih terus
berlangsung segera kirim ke rumah sakit
atau klinik yang terdekat.

Elevasi / Meninggikan

Pembalutan Tekan
2 Pertolongan pada kasus perdarahan dalam
sebagai berikut :
 Istirahatkan korban untuk menenangkan
psikologis korban
 Kompres bagian yang mengalami perdarahan
Perdarahan Dalam
dalam dengan kain yang berisi es
 Lakukan pembalutan tekan pada bagian yang
mengalami perdarahan dalam
 Elevasi / meninggikan / mengangkat bagian
tubuh yang mengalami perdarahan dalam.
Pembalutan Tekan

8 Pertolongan pada kasus luka terbuka sebagai


berikut :
 Luka babras (abrasion)
Balut Gulung Pada
 Pakaian korban sisihkan dari luka
Lengan
 Bersihkan kulit sekitar luka
 Cuci luka dari dalam keluar dengan
menggunakan betadine, boorwater
 Balut luka dengan kasa steril.

 Luka Iris
 Bersihkan luka dengan air bersih,
boorwater / betadine.
Balut Gulung Pada Siku &
 Plester dengan menggunakan kasa steril
Lutut
Balut Gulung Pada Tangan &
 Luka robek Kaki
 Bersihkan kulit sekitar luka dengan
boorwater / betadine
 Balut luka dengan kasa steril
 Bawa Poliklinik / Rumah sakit

Balut Gulung Pada Kepala


 Luka tusuk
 Bila masih ada benda yang menempel
pada luka jangan dicabut
 Luka ditutup dengan kasa / kain steril
 Bawa Poliklinik / Rumah sakit

4 Pertolongan pada kasus terkena aliran listrik


sebagai berikut :
 Amati / kenali kondisi / keadaan
sekitarnya.
 Matikan aliran listrik, bila mengetahui
sumbernya segera matikan sumbernya.
 Gunakan alat pelindung non logam
seperti : kertas koran, kayu dsb, untuk
melepaskan / menarik korban dari sumber
 Baringkan kepala korban lebih rendah dari
kaki.
 Bila korban sadar berikan minum air gula.
 Bila korban pingsan / tak sadar lakukan
bantuan nafas buatan
 Bila kondisi korban belum membaik,
segera bawa ke rumah sakit .
5 Pertolongan Pertama Pada Kasus Luka Bakar
Luka Bakar Derajat Satu
Karena Terkena Panas ( Suhu Tinggi )
sebagai berikut :
 Luka bakar tingkat satu, yang ditandai
dengan kulit kemerahan, rasa nyeri dan
bengkak, dengan pemberian pertolongan
sbb :
 Rendam / Siram dengan air dingin
yang bersih selama 10-15 menit
 Bila terasa nyeri beri obat penawar
rasa nyeri Luka Bakar Derajat Dua
 Olesi dengan salep luka bakar

 Luka bakar tingkat dua, yang ditandai


dengan kulit sangat merah, rasa nyeri,
bengkak dan gelembung cairan
berwarna kuning, dengan pemberian
pertolongan sbb :
 Rendam / Siram dengan air dingin
yang bersih selama 10-15 menit Luka Bakar Derajat Tiga
 Tutup dengan air basah steril
 Beri balutan longgar
 Beri obat penawar rasa nyeri.

 Luka bakar tingkat tiga, yang ditandai


dengan kulit berwarna hitam keputihan,
dan shock, dengan pemberian
pertolongan sbb :
 Tutup bagian luka dengan kasa steril
 Baringkan badan dan letakkan
kepala lebih rendah dari tubuh
 Bawa ke poliklinik dan rumah sakit
terdekat
6 Pertolongan Pada Kasus Terkena petir sebagai
berikut :
 Siram / rendam dengan air dingin 10 – 15
menit
 Berikan obat penawar nyeri
 Menutup bagian luka dengan kain bersih
 Berikan minum air putih
 Segera bawa ke rumah sakit / klinik
terdekat.
Pertolongan keracunan bahan kimia sebagai
berikut :
 Bila terkena kulit atau badan, lepas
pakaian atau baju dan segera guyur dengan
air yang mengalir secara terus menerus
selama kurang lebih 15 menit.
 Bila terkena mata segera guyur dengan air
mengalir secara menerus selama kurang
lebih 15 menit dengan kelopak mata
dibuka lebar
 Bila terhirup segera pindah ke tempat
dengn udara segar
 Bila tertelan segera berkumur kemudian
beri 1 atau 2 gelas air putih, jangan
dirangsang untuk dimuntahkan kembali
 Segera bawa ke poliklinik atau rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai