Anda di halaman 1dari 10

RENCANA KESELEMATAN

KONSTRUKSI (RKK)

Rehabilitasi Instalasi Dan Tambah Daya SMP Negeri 10


Parepare

KOTA PAREPARE

Pokja Pemilihan Tender Rehabilitasi Instalasi


Dan Tambah Daya SMP Negeri 10
Kota Parepare

Tahun Anggaran 2021


L. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


REHABILITASI LAPANGAN SAMPING KELURAHAN LOMPOE

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaankeselamatankonstruksi
Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
Rencana tindakan (sasaran & program)
Standar dan peraturan perundangan
C. DukunganKeselamatanKonstruksi
SumberDaya
Kompetensi
Kepedulian
Komunikasi
Informasi Terdokumentasi
D. OperasiKeselamatanKonstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
E. Evaluasi Kinerja KeselamatanKonstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
Selaku Pimpinan Perusahaan dengan ini kami memberikan Pernyataan atas nama perusahaan bahwa
kami menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja dalam Melaksanakan
Kegiatan Konstruksi :
a. Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta melakukan
peningkatan berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja
b. Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifata lamiah dan skala resiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang ada diPerusahaan
c. Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
d. Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala dengan
mengacup ada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.
e. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan Keselamatan dan Kesehatan
Kerjalainnya yang relevan bagi perusahaan
f. Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.
g. Mengevaluasi kebijakan ini secara periodic untuk peningkatan kinerja Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkesinambungan.

A.1 KepedulianpimpinanterhadapIsueksternal daninternal


Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi kami berkomitmen dan peduli
terhadap Keselamatan Konstruksi dalam pencapaian penanganan isu keselamatan konstruksi
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peduli dalam mempromosikan pemahaman akan kebutuhan keselamatan konstruksi dan
membudayakan keselamatan konstruksi dalam seluruh kegiatan pelaksanaan konstruksi.
b. Peduli dalam melakukan sosialisasi tentang keselamatan konstruksi terhadap seluruh tenaga
kerja maupun masyarakat didalam lingkungan kerja konstruksi
c. Peduli dalam melaksanakan implementasi sesuai rencana keselamatan konstruksi
bedasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam keselamatan konstruksi
nasional.
d. Mencegah kecelakaan, kebakaran, sakit akibat kerja, keamanan dan pencemaran lingkungan.
e. Memantau dan mengevaluasi terhadap kinerja keselamatan konstruksi serta melakukan
perbaikan secara berkelanjutan.
Pimpinan Perusahaan memberikan bukti keterlibatannya pada pengembangan dan penerapan
system manajemen mutu dan K3 serta terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan jalan :
a. Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi
persyaratan pelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
b. Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan keselamatan konstruksi
c. Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan keselamatan konstruksi hingga sasaran
mutu dan K3 unit-unit kerja yang mendukungnya.
d. Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya
diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen.

A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi


Kami berkomitmen untuk menjadi Penyedia Jasa Konstruksi terkemuka yang disegani karena
pelayanan mutu dan menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi pekerja dengan
penerapan program perbaikan berkelanjutan melalui system Manajemen Kesehatan
&Keselamatan Kerja dengan cara;
a. Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan program
K3 (kesehatan & Keselamatan kerja) secara berkala agar selaras, baik dengan perkembangan
kondisi perusahaan,peraturan atau standar yang berlaku.
b. Menggunakan Tenaga Kerja kompeten bersertifikat, Peralatan dan Teknologi yang memenuhi
standar kelaikan serta material yang memenuhi standar mutu
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pekerja, leveransir dan pihak lain
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
d. Mematuhi perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikan kedalam semua aspek kegiatan operasi.
e. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skalaresiko – resiko K3
f. Menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran K3
g. Menyediakan sumber daya yang cukup untuk mengimplementasiakan sistim manajemen K3
h. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara system Manajemen K3
i. Memelihara program lindungan lingkungan terhadap kegiatan ini disemua lokasi proyek
j. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala.
k. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
l. Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar selalu relevan.

B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi


LihatTabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang

Rencana tindakan (sasaran&program)


1. SasaranK3
- Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa
- Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
- Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaan masing-
masing
- Perlindungan terhadap semua orang yang berada dalam lingkungan kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
- Terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif
2. Program K3
- Membentuk organisasi Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
- Menetapkan personil yang mempunyai tanggungjawab yang jelas dalam penanganan K3.
- Menyediakan anggaran, sarana, dan tenaga kerja yang diperlukan dalam bidang K3
- Menerapkan dan melaksanakan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Melakukan pelatihan dan penyuluhan terhadap tenaga kerja proyek
- Menerapkan kebiasaan hidup dan bekerja yang sehat dan aman kepada tenaga kerja.
- Melakukan Monitoring, Penilaian dan tindak lanjut terhadap program K3 yang
dilaksanakan.
- Koordinasi dengan berbagai pihak yang berkompeten seperti dinas tenaga kerja,
dinaskesehatan, jamsostek dan pihaklainnya
- Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumberdaya K3 (APB, Rambu-rambu,
Spanduk, Poster, Pagar Pengaman, Jaring Pengaman) secara konsisten
- Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
- Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan

Standar dan peraturanperundangan


Daftar PeraturanPerundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakansebagaiacuandalammelaksanakan SMK3 KonstruksiBidang PU antara lain
sebagaiberikut:
- Permen PUNo.05/PRT/M/2014 sebagaimana telah diubah dengan Permen
PUNo.02/PRT/M/2018t entang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
- UU No. 2 tahun 2017 tentang JasaKonstruksi;
- Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3:
- UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
- UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
- UU No 3 Tahun 1992 TentangJaminanSosial TenagaKerja
- UU RI No 23 Tahun 1992 TentangKesehatan
- UU No 13 Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan
PermenNaker No. PER.05/MEN/1996 Tentang system Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


Sumber Daya
Untuk mewujudkan komitmen keselamatan konstruksi dibutuhkan dukungan sumberdaya yang
nyata agar sasaran dan program keselamatan konstruksi tercapai yaitu :
- Sumber Daya Manusia
- Bahan dan peralatan terkait penerapan K3
- Dokumen/manual Petunjuk Kerja
- Alat Pelindung Diri / Alat Keselamatan Kerja

Emergency / Kedaruratan

Kompetensi
Kompetensi pekerja menjadi salah satu factor keamanan dan keselamatan konstruksi. Pelatihan
merupakan upaya meningkatkan keahlian dan penyegaran kembali atas kepatuhan menjalankan
standar operasi prosedur (SOP) dalam setiap pekerjaan konstruksi. Pertimbangan Penyusunan
Kompetensi Keselamatan Konstruksi meliputi :
1
Definisi dari tanggungjawab dan wewenang masing-masing personel.
2
Uraian kerja.
3
Penilaian kinerja personel.
4
Hasil identifikasi bahaya potensial,penilaian dan pengendalian resiko.
5
Prosedur dan instruksi kerja.
6
Kebijakan dan sasaran K3.
7
Program K3.
Tindakan Pemenuhan Kompetensi :
1
On-the-job training (magang).
2
Classroom training (pelatihan).
3
Pembelajaran mandiri.
4
Pendidikan
5
Konseling(bimbingan).
6
Seminar/menghadiri konferensi.
7
Sebagai observer (pengamat) dalam suatu pekerjaan.
8
Role models (berperan sebagai pelaku pekerjaan).

Kepedulian
Kepedulian adalah factor penting dalam mewujudkan komitmen keselamatan konstruksi.
Kepedulian semua pihak mulai dari pimpinan sampai pekerja untuk mengimplementasikan
program keselamatan konstruksi dilapangan adalah suatu keharusan agar terhindar dari risiko
kecelakaan kerja, sakit akibat kerja dan pemulihan lingkungan yang tercemar akibat pekerjaan
konstruksi.

Kepedulian Keselamatan Konstruksi dapat diterapkan melalui:


1 Seluruh pekerjaan terukur dan terpantau dalam pelaksanaan pemenuhan standar
k3konstruksi
2 Program pemeriksaan dan pengawasan secara periodic dalam mengindetifikasi bahaya
kecelakaan dan sakit akibat kerja
3 Melaksanakan sosialisasi terhadap lingkungan masyarakat sekitar area pekerjaan yang
berpeluang terhadap potensi bahaya di lokasi kerja
4 Melakukan rapat rutin manajemen proyek sebagai bahan evaluasi dalam setiap risiko
bahaya yang muncul di tempat kerja
5 Memfasilitasi terhadap kebutuhan bahan utilitas dan tenaga kerja serta peralatan
pendukung sesuai rencana keselamatan konstruksi

Komunikasi
Komunikasi bertujuan memberikan pedoman untuk penyebar luasan atau mengkomunikasikan
informasi- infomasi lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak internal dan
eksternal perusahaan secara efektif. Komunikasi kebijakan Keselamatan Konstruksi dapat
dilakukan melalui berbagai cara atau media, misalnya ditempatkan di lokasi-lokasi kerja,
dimasukkan dalam buku saku K3, email atau bahan pembinaan dan pelatihan.
Komunikasi Internal :
- Internal Perusahaan, yaitu semua karyawan (karyawan bulanan, harian tetap, harian
borongan maupun harian musiman) yang terkait dengan kegiatan operasi Perusahaan.
- Karyawan / Pekerja diberikan atau mendapat informasi mengenai pedoman dan prosedur
Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta
pelaksanaannya di lingkungan perusahaan/proyek, melalui kegiatan pelatihan dan
pelaksanaannya dikoordinir oleh Technical Training Department.
- Karyawan / Pekerja mendapatkan informasi mengenai kebijakan terpadu (kualitas,
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja), manual SMK3, hasil rapat-rapat P2K3,
artikel-artikel K3, perubahan - perubahan pada prosedur / instruksi kerja, penyelesaian
masalah / keluhan K3, program-program dan kinerja K3 Perusahaan. Informasi ini
diberikan melalui pelatihan, penjelasan /briefing K3harian/mingguan atau melalui papan
pengumuman dan bulletin K3(melalui media cetak atau elektronik internal perusahaan).
- Laporan hasil kegiatan inspeksi K3, pemantauan lingkungan dan lingkungan kerja dan
penyelidikan kecelakaan disiapkan oleh HRD sebagai salah satu bahan yang akan dibahas
dalam rapat bulanan / rapat khusus P2K3, dan dibuatkan risalah rapat P2K3 dan
disebarluaskan kepadatiap Kepala Departemen / Safety Management Representatif /
Environment Management Representatif dan Safety / Environment Representatif serta
seluruh anggota P2K3.
- Tanda-tanda peringatan K3 (poster, sign, label, dll) disediakan oleh HRD dengan terlebih
dahulu masing-masing Kepala Departemen melampirkan hasil identifikasi bahaya dan
penilaian resiko di departemennya disertai dengan formulir pengajuan permintaan tanda-
tanda peringatan K3
- Untuk memudahkan penyebaran informasi yang berkaitan dengan K3 dalam lingkup
Perusahaan, maka dibuat daftar penyebarluasan informasi K3

KomunikasiEksternal :
- Eksternal Perusahaan, yaitu semua pihak-pihak yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung dengan operasi Perusahaan, seperti dalam penyediaan pasokan barang / material
maupun jasa( Pengguna Jasa, supplier / leveransir, kontraktor / sub kontraktor, dll.)
termasuk tamu-tamu yang akan berkunjung kelingkungan operasi Perusahaan, maupun
penyediaan informasi K3 kepada instansi-instansi pemerintah yang terkait dan berwenang.
- Manajemen menghubungi instansi-instansi terkait (misal: Kanwil Depnaker / Dinas
Depnaker Kabupaten / Kotamadya, Bapedal, Depkes dan sebagainya) untuk mendapatkan
informasi terkini mengenai peraturan perundangan berkaitan dengan K3 di Indonesia.
- Pihak pemasok dan sub kontraktor yang terikat kontrak dengan Perusahaan, untuk
menyediakan barang atau jasa diinformasikan tentang kebijakan dan ketentuan K3
Perusahaan. Informasi diberikan oleh manajemen dan bila diperlukan Perusahaan dapat
memberikan pelatiha awal atau penjelasan / briefing K3 kepada pekerja yang akan bekerja
di lingkungan Perusahaan.
- Informasi-informasi yang berkaitan dengan kondisi darurat / emergency yang terjadi di
perusahaan diatur dan mengikuti prosedur komunikasi tanggap gawatd arurat.Untuk
menjamin kerahasiaan semua informasi yang berkaitan dengan K3,diatur dan mengikuti
peraturan perusahaan mengenai “Non -Disclosure Agreement” (Perjanjian/Kesepakatan
Tidak Membocorkan Rahasia Perusahaan) yang telah ditandatangani oleh setiap karyawan.

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


PerencanaanOperasi
Perencanaan operasional berupa prosedur / petunjuk kerja, harus mencakup seluruh upaya
pengendalian, diantaranya :
1 Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
2 Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab Kegiatan
SMK3
3 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4 Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5 Rencana program pelatihan / sosialisasi sesuai pengendalian resiko
6 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7 Persyaratan Operator Alat Berat, Alat Angkat dan AlatAngkut
- Setiap Operator harus memenuhi kompetensi di bidangnya masing - masing
- Setiap Operator harus memiliki Surat Izin Operasi atau bersertifikat yang di keluarkan
oleh Badan yang berwenang
8 Rambu Peringatan / Larangan /Anjuran
- Penempatan Rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempa tkerja
- Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca
9 Tamu/pengunjung dan pihakluar
- Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat erja
- Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri)
- Instruksi K3
- Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
Untuk mewujudkan komitmen kami, maka kami akan :
1. Mengidentifikasi dan mengendalikan semua potensi bahaya serta aspek-aspek dampak
lingkungan yang terkandung pada seluruh aktivitas operasional Perusahaan.
2. Membentuk struktur/susunan/organisasi/unit khusus untuk melaksanakan Penerapan K3
Perusahaan secara sistematis, efektif dan berkelanjutan.
3. Menyediakan sarana dan prasarana K3 yang memadai.
4. Memberikan pelatihan dan pembinaan K3 kepada Tenaga Kerja untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran Tenaga Kerja terhadap K3.
5.Berperan aktif untuk memenuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan K3.
E.2. Tinjauan manajemen
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain (Kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempatkerja.
2. Menjamin Pengendalian Dampak Lingkungan dari operasional Perusahaan.
3. Memenuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan.
4. Melakukan perbaikan berkelanjutan demi terciptanya K3 yang baik ditempat kerja dan
lingkungan yang sehat diwilayah Perusahaan.
5. Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 Diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan
tidak sesuai tolak ukur sebagaimana dalam Perencananaan Keselamatan Konstruksi. Hal-
hal yang tidaksesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan
ulang untuk di ambil tindakan perbaikan.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Direksi menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi MK3. Dalam menjalankan aktivitas
perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan untuk menjamin peran, tanggung jawab,

akuntabilitas dan mendelegasikan wewenang untuk memfasilitasi SMK3 yang efektif.


Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi dilakukan dengan melakukan pemantauan,
pengawasan, pelatihan dan pembahasan rapat SMK3 secara periodic serta denga
nmelaksanakan audit secara menyeluruh dimulai pada tahap pelaksanaan serta penyelesaian
proyek.

Meningkatkan kinerja tenaga kerja dan keselamatan konstruksi melalui peningkatan


keterampilan dan kualitas sumber daya pekerja melalui pelatihan dan sertifikasi keahlian
pekerja. Peningkatan kinerja pekerja konstruksi juga didukung dengan kepemimpinan yang
baik, lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja serta metode
konstruksi yang tepat.

Parepare, 14 Desember 2021


CV. PRATOMO PUTRA TEKNIK

SOPA RANTE MANIK


Direktur
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


1 Nama : SOPA RANTE MANIK
.
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : CV. PRATOMO PUTRA TEKNIK
dan atas nama

Dalam rangka pengadaan Rehabilitasi Ruangan Dan Toilet Gor Lompoe pada Pokja Pemilihan
Tender Rehabilitasi Instalasi Dan Tambah Daya SMP Negeri 10 Parepare TA. 2021,
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan
memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Parepare, 14 Desember 2021

CV. PRATOMO PUTRA TEKNIK

SOPA RANTE MANIK


Direktur

Anda mungkin juga menyukai