A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan Rehabilitasi AULA SMP Negeri 4 merupakan salah satu hal yang selalu beriringan
dengan kemajuan Pendidikan dan merupakan fasilitas penting bagi Siswa(i) agar dapat
melakuakan aktifitas dengan tenang. Aula SMP Negeri 4 sebagai tempat pertemuan
mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang Pendidikan.
B. . URAIAN UMUM
1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehabilitasi AULA SMP Negeri 4 yang terletak di
Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung Kota Parepare Tahun Anggaran 2021.
2. Pekerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam uraian dan syarat-syarat tertulis
ini, gambar- gambar kerja serta revisi, ataupun tambahan-tambahan yang telah mendapat
pengesahan.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan mencocokkan dahulu ukuran satu sama
lain, bila terjadi ketidaksesuaian, harus segera memberi tahu pengawas lapangan.
4. Sumber pendanaan khusus untuk Pekerjaan Rehabilitasi AULA SMP Negeri 4 dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 149.775.000,- ( Seratus Empat Sembilan Puluh Sembilan Juta
Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah ).yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kota
Parepare.
5. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen.
Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi:
a. Pemerintah Daerah Kota Parepare
b. SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare.
c. PPK Rehabilitasi AULA SMP Negeri 4 T.A. 2021.
d. Jangka waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi 30 (Tiga Puluh) hari kalender.
C. STANDAR RUJUKAN
1. Menurut Dokumen Barang dan Jasa, antara lain :
a. Dokumen Lelang
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat / spesifikasi teknis
c. Gambar Kerja (Bestek)
d. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
e. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah disyahkan oleh Pemberi
Tu gas dan instansi yang berwenang / unsur terkait.
2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1971
b. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 disingkapt PPBBI.
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
d. Peraturan Semen Portland (NI-8).
e. Standard Industri Indonesia (SII).
D. KUASA PENYEDIA
1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi atau biasa disebut Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi seperti
tercantum dalam LDP.
2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin jalannya
pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis berhak
mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
4. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi pekerjaan antara
lain : kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun jiwa).
E. TENAGA PERSONIL
F. PERALATAN UTAMA
b. Indetifikasi Bahaya
DESKRIPSI RISIKO
No.
IDENTIFIKASI BAHAYA Tingkat
URAIAN PEKERJAAN
(Skenario Bahaya) Resiko
I. Pekerjaan Persiapan
1 Pengukuran
Batuk & Sesak Napas Akibat
a. 2
Debu
b. Terluka Akibat Alat Kerja
II. PEKERJAAN KOLOM PEDESTAL
1 Pek. Pondasi Poer
a. Terluka Akibat Alat Kerja 3
b. Batuk & Sesak Napas akibat Debu
c. Iritasi Kulit Terhadap Semen
2 Pek. Kolom & Balok Baja
a. Terluka Akibat Alat Kerja 8
b. Terjepit bahan Material
Iritasi Kulit Terhadap Bahan
c.
Kimia
II. PEKERJAAN ATAP
a. Terluka Akibat Alat Kerja 10
b. Jatuh Dari Ketinggian
c. Terjepit bahan Material
BAB. II
SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN
1. Uraian Umum
Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar
5. PEMAKAIAN UKURAN
a. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam Rencana Kerja & Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan dan
perubahannya.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah
ada persetujuan tertulis dari Pengawas Proyek dan pihak Direksi yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
6. LAPANGAN KERJA
a. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi pengawas.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Kontraktor harus
membuat gudang.
c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari Pihak Direksi.
7. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
a. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek ini, kebersihan halaman
dan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja dan bagian
dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah dan lain-lain. Khusus kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan
disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan oleh
keluar masuknya kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan
Pengawas memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan-bahan oleh Pengawas maupun oleh Pemilik Proyek.
c. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas dan Pihak Direksi pada
waktu pelaksanaan.
8. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU
a. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : beton molen, steger,
mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
b. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan
membersihkan bekas-bekasnya.
c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada butir
1 Pasal ini. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada
kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hujan dan lain-lain.
11. PENGAMANAN
a. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya ialah
mengenai :
Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak.
Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus melaporkan
kepada Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan selesaikan
persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor harus mengadakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara area proyek
dan sebagainya.
d. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan lain-
lain yang dianggap perlu.
e. Kontraktor harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam pelaksanaannya, agar
supaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik.
12. PENGAWASAN
a. Setiap saat Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Pemborong harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan Pengawas
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera
dibuka sebagian atau seluruhnya.
c. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Pengawas, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor.
Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat
disampaikan kepada Pengawas Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas
Pengawas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan didalam gambar-
gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya haruslah seizin
Pemilik Proyek.
a. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mempelajari
dengan seksama rencana tapak dan titik mula/awal pembangunan dan
referensi koordinat, pengukuran sesuai dengan peteunjuk Konsultan
Pengawas atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja
Bila ada ketidaksesuaian ukuran dilapangan terhadap gambar kerja,
Pemborong diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Konsultan
Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang
terbaik
Jumlah BM/patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong minimum 2
(dua) buah, lokasi penanaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan atau terganggu selama
pembangunan berlangsung
Patok ukur dibuat tertancap kuat ditanah dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan
gambar kerja. Diatasnya dicantumkan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas
Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat tajam, diperlukan
patok ukur tambahan yang dapat dipakai sebagai patokan elevasi - elevasi
didaerah tersebut
Patok ukur dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai pembangunan selesai. Pembongkaran hanya
dapat dilakukan bila ada instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas
PASAL 2
PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pengecoran Beton
- Kualitas beton yang harus dicapai dalam pekerjaan struktur beton ini
adalah K.175. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan SNI 2847:2013
- Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang
diberi campuran bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan
dan pengikatan serta penyiapan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas
c. Pemadatan Beton
e. Construction Joint
- Siar vertikal dinding sebaiknya dihindari, siar harus dibuat sekecil mungkin
dan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum pengecoran baru,
permukaan dari beton lama harus dibersihkan terlebih dahulu dari
segala macam kotoran dan dikasarkan. Kotoran - kotoran disingkirkan dengan
cara penyemprotan permukaan dengan air dan menyikat sampai aggregat
kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen ( grout )
yang tipis dilapiskan merata keseluruh permukaan.
- Pemborong harus memasang water stop untuk semua siar pelaksanaan pada
pelat basement dan dinding yang berada dibawah muka air tanah.
g. Test Material
- Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang ada
menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan bagian struktur yang
bersangkutan dan lain - lain setelah selesai percobaan
- Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan dengan
adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira- kira 1/3 isi cetakan.
- Seluruh biaya pengambilan pengambilan sample untuk core test dan biaya
pengetesannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
- Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat
pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak
menyimpang dari SNI 2847 : 2013. 2. Pembengkokan itu dilakukan tenaga
yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.
PASAL 4
PEKERJAAN URUGAN ALAS & LANTAI RABAT
1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pek. Urugan Pasir Alas bawah Lantai
b. Pek. Lantai Rabat Beton
2 Uraian Pelaksanaan
a. Untuk pemasangan langsung di atas tanah, yang akan dipasang rabat harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat
sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
PASAL 5
PEKERJAAN BESI BAJA WF
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pek. Lantai Batu Alam Coral Sikat
2. Uraian Pelaksanaan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik .
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
c. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
d. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada beban bajanya.
e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu
dan kualtias dari las yang dikerjakan.
h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih
dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas
potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat.
i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah
0°F. Pada temperatur 0°F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh
7.5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau berbengkok.
k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus
dibersihkan dari kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang
ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama
sekali.
3. Sambungan
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang.
b. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang
dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana
hanya ujung-ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.
c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau
full penetration butt weld.
4. Lubang - Lubang Baut
a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin pengawas.
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
(maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan.
c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momentorsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
g. anjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya
baut yang tidak dapat dikencangkan.
PASAL 6
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
2. Uraian Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan persiapan seperti pemotongan, penyiapan perlengkapan
pemasangan seperti baut dan peralatan lain yang diperlukan, disiapkan
terlebih dahulu di bawah. Semua perlengkapan itu mengikuti petunjuk
pabriknya dan dengan kualitas yang memenuhi syarat
b. Semua tata cara pemasangan atap zincalum harus sesuai dengan petunjuk
pabriknya. Kontraktor harus mengikuti petunjuk tersebut dan menunjukkan
kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
c. Perakitan Kuda-kuda dan Jarak pemasangan dilaksanakan sesuai dengan
Gambar rencana, begitu juga dengan pemasangan Gording harus sesuai
dengan Pedoman yang telah ditetapkan.
d. Setelah perakitan dan pemasangan Rangaka Atap selesai barulah
dipasang Atap, perabung dan kelengkapannya.
e. Setelah perakitan dan pemasangan Rangka Atap selesai barulah
dipasang Atap, Nok dan kelengkapannya.
Tanda Tangan :
Keterangan :
Resiko yang dimaksud adalah Resiko Keselamatan Konstruksi untuk
menetukan Kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi, tidak menetukan Kompleksitas atau segmentasi
pasar Jasa Konstruksi.