Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KABUPATEN TOJO UNA UNA

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,


PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
Jalan Merdeka Kota Bumi Mas Uemalingku Kode Pos 94683 Ampana

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA WILAYAH SUNGAI
(WS) DALAM 1 (SATU) DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN DRAINASE PRIMER DAN SEKUNDER
KEL. BAILO, BAILO BARU DAN KEL. LABIABAE

LOKASI
KEC. AMPANA KOTA
KAB. TOJO UNA-UNA

TAHUN ANGGARAN

2023
BAB. I

Pasal 1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. Latar Belakang
Sarana Infrastruktur lingkungan pengendali Banjir memiliki fungsi yang sangat
penting, yaitu untuk mencegah terjadinya genangan akibat tingginya Curah Hujan .
Bencana alam akibat banjir dapat menyebabkan kerusakan pada Permukiman
penduduk, Lahan Pertanian dan lain-lain.
Terjadinya serangkaian kerusakan dan/atau bencana akibat banjir yang selalu terulang
dalam setiap tahunnya, menuntut upaya yang lebih besar untuk mengantisipasinya
dengan tindakan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan sehingga dampak
kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin.

2. Maksud dan Tujuan


2.1. Maksud
Penyedia Jasa yang dimaksud dalam Kerangka acuan Kerja ini, adalah untuk
pekerjaan Pembangunan Pengaman Sungai Kel. Bailo, Bailo Baru dan Kel.
Labiabae.

2.2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas agar pelaksanaan Pekerjaan dapat terlaksana
sesuai dengan harapan.

3. Sasaran
Sasaran Pelaksanaan Pekerjaan agar Pembangunan Pengaman Sungai tersebut
terlaksana sesuai dengan harapan dan dapat di selesaikan tepat pada waktunya sehingga
dampak kerusakan dari banjir yang diakibatkan dari naiknya permukaan air dan
tingginya curah hujan dan keamanan pemukiman masyarakat terjaga.
4. Nama Organisasi Pengadaan Konstruksi
Nama organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pekerjaan pengadaan
konstruksi :
a. Satker / SKPD : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Pemukiman Dan Pertanahan
b. Alamat SKPD : Jl. Merdeka Kota Bumi Mas Uemalingku
c. Bidang : Sumber Daya Air
d. PPK : MOH. IKRAM A. TOWANDA, ST

5. Sumber Dana Dan Perkiraan Biaya


a. Sumber Dana : Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2023
b. Total Pagu : Rp 1.400.000.000,00 (Satu Milyar Empat Ratus
Juta Rupiah)
c. Total HPS : Rp 1.395.600.000,00 (Satu Milyar Tiga Ratus
Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)

6. Ruang Lingkup dan Lokasi pekerjaan


6.1. Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan layanan penyedia jasa akan mencakup, tetapi tidak terbatas
pada hal-hal berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Perincian Kegiatan Penerapan SMKK
c. Pekerjaan Saluran Jalan Elang
d. Pekerjaan Saluran dan Plat Duicker Jl. Dongkalangi
e. Pekerjaan Talud Sungai Kasamba
f. Pekerjaan Talud Sungai Labiabae
g. Pekerjaan Lain-Lain

6.2. Lokasi
Kegiatan ini berlokasi di dalam Kec. Ampana Kota.
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ini dibatasi selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) Hari kalender yang
terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) pekerjaan.

8. Persyaratan Administrasi Khusus Penyedia


Melampirkan : - SBU Kode SI001 : Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya atau
- SBU Kode BS004 : Konstruksi Jaringan Irigasi Dan Drainase

9. Tenaga Teknis
Personil inti lapangan yang dibutuhkan :

No Jabatan dan Persyaratan Jml

1. Pelaksana Lapangan 1 org


Persyaratan:
• Memiliki SKT Pelaksana Jaringan Irigasi/Saluran
Irigasi/Pelaksana Bangunan Irigasi
• Pengalaman Minimal 2 (Dua) Tahun
2. Pelaksana K3 Konstruksi 1 org
Persyaratan :
• Memiliki Sertifikasi Petugas K3

10. Peralatan
Peralatan utama dan Penunjang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :

Kapasitas Kepemilikan
No Jenis Jumlah
Minimum /status
1. Dump Truck 3 - 6 Ton 2 Unit Milik / Sewa
2. Concrete Mixer 0.3 M3 2 Unit Milik / Sewa
11. Penilaian TKDN berdasarkan Produk Barang/Jasa
Nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk Pekerjaan Pembangunan
Drainase Primer dan Sekunder Kel. Bailo, Bailo Baru dan Kel. Labiabae sebesar 96 %

12. Keluaran Dan Produk Yang Dihasilkan


Keluaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Tercapainya mutu pekerjaan fisik sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
ditetapkan dalam kontrak.
b. Pekerjaan fisik selesai tepat waktu dan sesuai dengan yang diraharapkan.

13. Peran Masing – Masing Personil


Peran masing - masing personil yang ditugaskan dalam pekerjaan ini sangat penting
dalam proses pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Adapun peran masing – masing
personil adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan pada pekerjaan ini berperan sebagai penanggung jawab
penuh lapangan dengan tugas sebagai Pelaksana yang diharapkan dapat
mengatur jalannya pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai target pekerjaan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja dan jadwal rencana kerja.

b. Petugas K3
Memastikan seluruh tahapan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada tahap
akhir pekerjaan berlangsung tertib dan aman sehingga dapat menghindari ataupun
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

14. Spesifikasi Teknis


Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Pengukuran dan Pembayaran mengatur seluruh item
yang akan dikerjakan pada pekerjaan ini. Dalam spesifikasi ini diuraikan pelaksanaan
pengukuran dan mata pembayaran. Uraian spesifikasi tersebut adalah sebagai berikut
: (terlampir dalam lembar Spesifikasi Teknis).

15. Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja


Terlampir
16. Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Asbuild Drawing
e. Dokumentasi
BAB. II

Pasal 2
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Lingkup pekerjaan


Berupa Pekerjaan Persiapan, Sitem Manajemen Keselamatan Konstruksi, Pekerjaan
Saluran, Pekerjaan Talud dan Pekerjaan Lain-Lain.

2.2. Pelaporan
2.2.1. Pengajuan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan ( Request )
Request diajukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.Request diajukan kepada Direksi pekerjaan untuk diperiksa,
disetujui dan diberikan arahan serta petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan
dilapangan.
2.2.2. Laporan Kemajuan Bulanan ( Monthly Report )
Pihak kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi
pekerjaan, tanpa biaya tambahan, dalam jangka waktu dan dalam bentuk yang
ditetapkan Direksi pekerjaan salinan Laporan Bulanan yang berisikan :
a. Perkembangan Fisik dari pekerjaan hingga bulan lalu dan perkiraan
perkembangan pekerjaan untuk bulan ini.
b. Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan
c. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pengguna Jasa kepada Kontraktor
d. Kualitas mengenai bahan pokok dari bahan-bahan dan alat-alat yang
disuplai dan dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan investasi
bahan-bahan tersebut.
e. Bahan-bahan lain yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau
secara spesifikasi oleh Direksi pekerjaan.
2.2.3. Laporan Harian
Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-
masing item pekerjaan seperti yang diminta Direksi pekerjaan dan dalam
bentuk yang disetujui oleh Direksi pekerjaan. Laporan tersebut akan berisikan
jenis pekerjaan yang dikerjakan, bahan-bahan dilokasi pekerjaan dan bahan-
bahan yang dalam pesanan, dan informasi lainnya yang relevan dengan
perkembangan pekerjaan.
2.2.4. Buku Tamu dan Buku Direksi
Kontraktor harus menyediakan buku tamu/Buku Direksi dilokasi pekerjaan (
direksi keet ), tamu adalah bukan karyawan / pekerja dari kontraktor.
2.2.5. Pelaksanaan Audit / Pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan
Pengguna jasa berhak melaksanakan audit / pemeriksaan bila perlu
sehubungan dengan :
a. Adanya biaya-biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat-syarat umum kontrak
b. Pihak kontraktor wajib membuat pembukuan yang lengkap mengenai hal-
hal tersebut diatas.

Pasal 3
GAMBAR

3.1. Gambar-gambar untuk Keperluan Kontrak


Tabel yang disajikan Dalam Daftar Gambar Perencanaan menunjukkan gambar -
gambar yang disyaratkan yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. Gambar-
gambar tersebut memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Gambar- gambar tersebut harus dipajang pada papan gambar di Direksi Keet/kantor
lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.

3.2. Gambar-gambar yang Terinci


Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk tulangan dan
jumlahnya, pencetakan beton, papan nama proyek, rambu-rambu lalu lintas, rambu-
rambu batas kerja di proyek harus disediakan oleh kontraktor. Kontraktor harus
mengecek semua gambar-gambar dari Direksi pekerjaan dengan cermat dan memberi
tahu Direksi pekerjaan tentang suatu kesalahan atau kekurangan yang ditemui dan
ditanyakan bila ada yang kurang jelas. Kontraktor tidak berhak untuk menuntut suatu
pembayaran tambahan berkenaan dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada
gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi Pekerjaan telah memberikan
perintah perubahan.Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus
gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Tojo
Una Una. Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Untuk itu diadakan pengukuran
kembali untuk membuat gambar-gambar lebih detail untuk pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar serta dokumen kontrak untuk
ditempatkan di lapangan

3.3. Gambar-gambar Terlaksana ( As Built Drawing )


Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar sebagaimana yang dilaksanakan dan
diajukan kepada Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui. Semua biaya untuk
pekerjaan gambar terlaksana menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.
3.4. Spesifikasi Dasar :
Semua bahan-bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan dari Standart
Nasional Indonesia (SNI)

Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


4.1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan
Bangunan Sadap.
4.1.2. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendatangkan segala bahan bangunan
peralatan dan tenaga kerja , pembersihan dan perataan tanah, serta pekerjaan lain
yang nyata-nyata ada kaitannya dengan pekerjaan ini.

4.2. Pekerjaan Penunjang Proyek


4.2.1 Izin-Izin
Pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan bangunan
sampai selesai serta biaya yang timbul karenannya menjadi beban Penyedia
Barang / Jasa.

4.2.2 Penyediaan dan Mobilisasi Pekerjaan


Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan / alat-alat atau
peralatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk pelaksanaan proyek maka hal
ini menjadi beban dan kewajiban Penyedia Barang / Jasa.

4.2.3 Papan Nama Proyek


Penyedia Barang / Jasa harus memasang papan nama proyek ukuran 0.8 x 1,2 m
sebelum pekerjaan dilaksanakan dan pada Papan Nama Proyek tersebut
mencantumkan antara lain :
a. Nama Departemen / Instansi Pemberi Tugas
b. Nama Proyek dan Nama Pekerjaan
c. Sumber Dana dan Tahun Anggaran
d. Harga borongan dan waktu pelaksanaan
e. Nama Perusahaan Penyedia Barang / Jasa

4.2.4 Program Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan
Syarat-syarat Kontrak. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran
khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam
harga penawaran yang dikontrakkan.

4.2.5 Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Setiap tanggal 5 (lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan
sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :

i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai


pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya.

ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun


prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang
dicapai pada bulan laporan.

iii. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang
timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan
laporan.

4.2.6 Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk Minggu
berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan
bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan konstruksi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.

4.3. Pekerjaan Pengukuran dan Dokumentasi


4.3.1 Untuk dapat menentukan patok – patok utama bagi pelaksanaan proyek sebelum
memulai pekerjaan penyedia barang / jasa harus mengadakan pengukuran -
pengukuran lapangan dan pematokan. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada
Direksi / pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

4.3.2 Segala biaya dikeluarkan baik untuk pengukuran maupun Dokumentasi


ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Barang / jasa

4.4. Sarana / Kelengkapan Proyek


4.4.1. Penyedia barang / jasa harus memperhitungkan adanya fasilitas penerangan dan
penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan.
4.4.2. Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan harus tersedia selama pasa pelaksanaan.
4.4.3 Apabila sewaktu–waktu pemberi tugas dan tamu–tamu yang berkepentingan atas
pelaksanaan proyek mengadakan peninjauan kelokasi proyek atau
diselenggarakan site meeting, penyedia barang / jasa harus menyediakan
konsumsi.

4.5. A s u r a n s i
4.5.1 Penyedia barang / jasa harus mengasuransikan tenaga kerja yang dipekerjakan
selama pelaksanaan kepada PERUM ASTEK sesuai ketentuan yang berlaku.
4.5.2 Apabila perlu penyedia barang / jasa harus memperhitungkan pula biaya
asuransi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

4.6. Standar yang dipakai


Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen ini mengacu dan harus mengikuti
persyaratan tersebut pada Bab II pasal 1 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Konsep
Standar Nasional Indonesia (SK SNI), Normalisasi Indonesia serta Peraturan – peraturan
Nasional dan Internasional lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, kecuali
nyata-nyata dipersyaratkan lain oleh RKS ini dan Direksi teknik.

4.7. Penggunaan Persyaratan Teknis


4.7.1 Persyaratan Teknik ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut proyek) termasuk seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
4.7.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini
berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, dan
disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis
dan perintah Direksi / Pengawas.
4.7.3 Standar-standar utama yang diapakai adalah standar-standar yang dibuat dan
berlaku resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-
tidaknya standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut yang diberlakukan.
BAB. III

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


(SMKK)

Pasal 5
PENYIAPAN RK3K

5.1 Penyiapan RK3K antara lain :


a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, ijin kerja, dan formulir
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)

5.2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan antara lain :


a. Pembuatan Spanduk (banner)
b. Poster
c. Papan Informasi K3

5.3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
a. APK antara lain :
- Pembatas Area (Restricted Area)
b. APD antara lain :
a. Rompi Keselamatan
b. Topi Pelindung (Safety Helmet)
c. Sarung Tangan (Safety Gloves)
d. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
e. Sepatu Safety Keselamatan (Caterpillar)
f. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)

5.4. Asuransi dan Perjanjian antara lain :


a. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja

5.5. Personil Keselamatan Konstruksi antara lain :


a. Petugas Keselamatan Konstruksi dan/atau petugas K3 Konstruksi;

5.6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan antara lain :


a. Perlengkapan P3K (Kotak P3K)
5.7. Perlengkapan Lalu Lintas Yang Diperlukan Disesuaikan Dengan Kebutuhan Pekerjaan
Dilapangan (Manajemen Lalu Lintas) terdiri atas :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan

5.8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan
dengan kebutuhan lapangan
5.9. Kegiatan dan Peralatan Terkait Dengan Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
terdiri atas :
a. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
b. Rambu Peringatan
c. Pemeriksaan dan pengujian Lingkungan

5.10. Analisa K3 Konstruksi

No. Jenis/Tipe pekerjaan Identifikasi Bahaya


I. Pekerjaan Persiapan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Resiko Kecelakaan Pada Saat Mobilisasi Alat →
Luka Berat
2. Pengukuran dan Pemasangan Terjatuh ke Lubang → Luka ringan/ Luka Berat
Bowplank Terimpa Material dan Peralatan Kerja → Luka
ringan/ Luka Berat
II. Pekerjaan Saluran dan
Bangunan Sadap
1. Pekerjaan Galian Terjatuh ke Lubang → Luka ringan/ Luka Berat
Terimpa Material dan Peralatan Kerja → Luka
ringan/ Luka Berat
2. Pekerjaan Urugan Kembali Terjatuh ke Lubang → Luka ringan/ Luka Berat
Terimpa Material dan Peralatan Kerja → Luka
ringan/ Luka Berat
3. Pekerjaan Beton ▪ Terjatuh → Luka ringan/ Luka Berat
▪ Terimpa Material dan Peralatan Kerja → Luka
ringan
4. Pekerjaan Pembesian ▪ Teluka → Luka ringan/ Luka Berat
▪ Terluka akibat tertusuk besi dan Peralatan Kerja →
Luka ringan/Luka Berat
5. Pekerjaan Pembesian ▪ Teluka → Luka ringan/ Luka Berat
▪ Terluka akibat penulangan besi dan Peralatan
Kerja → Luka ringan/Luka Berat
6. Pekerjaan Pas. Batu ▪ Teluka → Luka ringan/ Luka Berat
▪ tertimpa material batu → Luka ringan/Luka Berat
7. Pekerjaan Plesteran ▪ Teluka → Luka ringan
▪ terluka pada saat pelaksanaan adonan campuran →
Luka ringan
8. Pekerjaan Siaran ▪ Teluka → Luka ringan
▪ terluka pada saat pelaksanaan adonan campuran →
Luka ringan
9. Pekerjaan Bekesting ▪ Teluka → Luka ringan/Luka Berat
▪ terluka pada saat pemasangan bekesting → Luka
ringan/Luka Berat
BAB. IV

PEKERJAAN SALURAN DAN TALUD SUNGAI

Pasal 6
PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN

6.1. Galian dan Timbunan kembali


6.1.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi semua penggalian, penimbunan kembali bekas galian dan
pembongkaran bangunan lama dan pekerjaan-pekerjaan tanah lainnya yang nyata-
nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik.

6.1.2 Pelaksanaan

A. Penggalian
1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diisyaratkan atau ditentukan dan
diindikasikan dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga
persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain
yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka / bekesting yang diperlukan
dan juga untuk mengadakan pembersihan.
4. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar , penggalian harus dilanjutkan
/diperbesar atau diubah menjadi sampai disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
5. Jika terjadi demikian maka pekerjaan ini dinilai sebagai pekerjaan tambah,
jika kedalaman yang disetujui > 1,5 kali dari kedalaman rencana.
6. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi yang tertera dalam gambar
maka kelebihan daripada galian diurug kembali dengan pasir. Biaya akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban penyedia barang / jasa.
7. Lapisan atau galian daerah Pembangunan yang dapat dipakai kembali dan
ditimbun ditempat yang ditunjuk.

B. Penimbunan
1. Seluruh bagian Site yang direncanakan untuk perletakan batu harus
ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Dengan
menggunakan bahan timbunan yang cukup baik. Bebas dari sisa-sisa
rumput, akar-akar dan lain-lainnya. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk pengawas teknik.
2. Pelaksanaan pekerjaan timbunan harus lapis demi lapis dengan batas
tertentu sesuai dengan petunjuk gambar/bestek dan detailnya.
3. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan
dan perkerasan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi dan
material penimbunan dari Sirtu / Pasir yang berkwalitas baik.
4. Urugan Kembali Bekas Galian.
❖ Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
❖ Tidak dibenarkan mengurug galian tanah yang mengandung lumpur
dan sisa-sisa tumbuhan.
5. Urugan Tanah dan Pasir
❖ Urugan Pasir dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar
dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan ketebalan sesuai
dimensi dalam gambar teknis atau menurut Direksi / Pengawas teknik
membutuhkannya.
❖ Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air
sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimum.
❖ Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur
tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.
6. Satuan pembayaran untuk pekerjaan tersebut di atas adalah M3

Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

7.2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


7.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali yang dibuat untuk
saluran irigasi dan bangunan sadap sebagaimana dinyatakan dalam gambar.
7.2.2 Material
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

A. Batu, Pasir dan Air


1. Batu :
Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos,
serta memiliki gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang
lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum
harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan
batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu
berukuran 0.20 x 0.20 x 0.25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.
Pasangan Batu Kali menggunakan adukan 1 PC : 4 Psr. Satuan
pembayaran adalah m3 .
Alas Dan Sambungan Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya
dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus diletakkan dengan
alasnya tegak lurus kepada arah tegangan utama. Setiap batu harus
diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm
lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah
unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan pekerjaan yang
dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
2. Pasir :
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih, bebas dari tanah liat, zat
garam, lumpur atau campuran-campuran lainnya.
Material pasir disyaratkan diambil dilokasi yang memiliki izin tambang.
3. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi

B. Semen
1. Semen yang dipakai harus dari mutu S-S seperti yang diisyaratkan dalam
SNI - 8 Bab 3.2.
2. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan ini
hanya menggunakan satu merek semen saja atau menurut petunjuk
Direksi.
3. Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan dari pabrik
dan terlindung.
4. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan
yang kedap air) dan penumpukannya harus.
C. Pelaksanaan
1. Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
2. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok
ditempatnya hingga penuh.
3. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, guna
mendapatkan masa yang kuat dan integral.

Pasal 8
PEKERJAAN BETON

8.1. Pekerjaan Beton


8.1.1. Lingkup Pekerjaan
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan, saluran
drainase, bangunan gorong-gorong, duicker plat, yang akan dikerjakan dengan
spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan dan sebagaimana
diminta oleh Direksi harus diperinci dari bahan-bahan yang diperinci disini dan
harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang disebut di sini atau sesuai dengan mutu beton K-200 beton betulang.
8.1.2. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub di sini harus sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.
8.1.3. Referensi
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan – ketentuan seperti yang tertera dalam :
A. SNI T 15- 1992 – Pedoman Beton Bertulang
B. Spesifikasi Bahan Bangunan
8.1.4. Material
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
A. Agregat
a. Agregat harus terdiri dari gradasi – gradasi yang terhalus dan kasar
dan harus sesuai dengan persyaratan didalam NI - 2 Bab 3.3. , bab
3.4. dan Bab 3.5.
b. Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kontaminasi dari bahan – bahan yang dapat merusak . Agregat halus
(pasir) dan agregat kasar harus disimpan dalam tempat – tempat yang
terpisah.
B. Semen
a. Semen yang dipakai harus dari muti S – S seperti yang diisyaratkan
dalam SNI - 8 Bab 3.2.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan
beton ini hanya menggunakan satu merek semen saja atau menurut
petunjuk Direksi.
c. Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan dari
pabrik dan terlindung.
d. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab
dan tidak terkena air (diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan
bahan yang kedap air) dan penumpukannya harus sesuai dengan urut –
urut pengiriman.
C. Air
a. Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, tidak mengandung
garam serta zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan beton dan harus
menurut persetujuan Direksi.
b. Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan harus terlebih
dahulu diperiksa atau jika menurut pertimbangan Direksi/Pengawas air
tersebut dapat dipakai tanpa pemeriksaan laboratorium.
8.1.5. Pelaksanaan
A. Proporsi
a. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari
kotoran – kotoran dan bahan – bahan lain. Alat – alat pengaduk
(beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih dan
penulangan harus dimatikan pada posisinya serta diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi.
2. Pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan telah
terpasang dengan baik, bekesting sudah cukup kokoh serta
telah diperiksa secara seksama oleh Direksi teknik /
pengawas
3. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan
pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, kontraktor harus
menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24
jam sebelumnya.
4. Adukan beton tidak boleh jatuh dari ketinggian lebih dari 1.50
meter dan segera sesudah pengecoran dimulai lapisan – lapisan
beton dan dipadatkan.
5. Pelaksanaan pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI
– 1971.
6. Pekerjaan beton bertulang dengan mutu K 200 dilaksanakan pada
Pekerjaan Plat Saluran dan Deucker plat serta bagian – bagian
lain yang nyata – nyata tertera dalam gambar rencana.
7. Ukuran semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan
detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran pemborong
diwajibkan mempertimbangkan terlebih dahulu dengan Direksi
/ Pengawas.

b. Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan.
Bekesting harus dikencangkan kembali dan penyambungan dengan
menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.

B. Satuan pembayaran untuk pekerjaan tersebut di atas adalah M3

Pasal 9
PEKERJAAN PEMBESIAN

9.2. Pekerjaan Pembesian


9.2.1. Umum
Seluruh pekerjaan tulangan yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan
seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Harus
terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua
pekerjaan tulangan, kecuali ada ketentuan lain dari Direksi untuk pekerjaan
tertentu.
9.2.2. Material (Baja Tulangan)
Besi yang dipakai adalah baja tulangan dengan diameter sesuai dengan yang
diisyaratkan, ada pada gambar perencanaan.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, Kontraktor
diwajibkan untuk memperlihatkan data katalog tentang sertifikasi besi
tulangan yang didapatkan dari supplier.
Pemakaian besi dari pabrikasi Krakatau Steel dengan mutu sebagai berikut :
1. Besi ulir tegangan leleh ≥ 4500 kg/cm2, tegangan tarik ≥ 5000 kg/cm2
2. Besi polos tegangan leleh ≥ 3200 kg/cm2, tegangan tarik ≥ 2780 kg/cm2
9.2.3. Pembengkokan dan Pelaksanaan
1. Semua tulangan harus dibengkokan dengan bentuk dan ukuran seperti
tercantum dalam gambar dan mengikuti syarat-syarat dalam P.B.I dan
diletakkan sesuai dengan gambar dengan memperhatikan selimut beton
yang tetap.
2. Tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan yang dapat
mengakibatkan kerusakan dari material. Tulangan dimana telah mempunyai
cacat atau pembengkokan tidak sesuai dengan gambar tidak boleh
digunakan. Bila terdapat radius tertentu untuk bengkokan atau hook harus
dibuat sekeliling paku yang mempunyai diameter empat (4) kali dari
tulangan yang akan dibengkok.
3. Kawat baja digunakan untuk mengikat tulangan hendaknya mempunyai
diameter tidak lebih kecil dari 1, 6 mm dengan ikatan dari kawat harus
dimasukkan dalam penampung beton.
4. Beugel-beugel harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar. Tulangan tidak boleh disokong diatas tulangan baja yang
keluar dari permukaan beton, diatas sokongan kayu atau tidak juga diatas
agregat kasar
5. Precast mortar spacing block hendaknya digunakan untuk penahan jarak
yang tepat terhadap tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton
yang akan dicor.
6. Bentuknya harus dibuat sepraktis mungkin dalam penggunaannya. Precast
mortar spacing block ini hendaknya dibuat dengan kawat baja dicor
bersama-¬sama, maksudnya untuk mengikatnya pada tulangan.
7. Sebelum digunakan harus direndam dahulu dalam air. Sebelum pengecoran,
semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-kotoran.
8. Penulangan yang ditempatkan pada suatu penampang dari pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi sebelum beton dicor pada penampang.
9. Harap diperhatikan sebelum pengecoran dimulai harus diberikan waktu
yang cukup untuk pemeriksaan.

9.2.4. Satuan pembayaran untuk pekerjaan tersebut di atas adalah Kg

Pasal 10
PEKERJAAN BEKISTING

10.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua pekerjaan Bekesting
dan pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
a. Umum
1. Bekesting harus direncanakan serta dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat–cacat ,
gelombang–gelombang maupun perubahan bentuk ukuran–ukuran, ketinggian–
ketinggian serta posisi daripada beton yang dicor.
2. Perencanaan pelaksanaan serta pembongkaran bekesting harus sesuai dengan cara
yang disarankan dan kriteria didalam NI–2 dan 5.8. permukaan bekesting yang
berhubungan dengan beton harus benar–benar bersih sebelum digunakan.
3. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi,
bekesting serta sambungan–sambungan harus rapat, Sehingga dapat mencegah
kebocoran–kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang–lubang permukaan
sementaraharus disediakan didalam bekesting untuk memudahkan pembersihan
bekesting.
b. Referensi
Seluruh bekesting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam Normalisasi
NI-2 dan NI-3.
c. Material
Bekesting untuk beton terbuat dari jenis Multiflex 12 mm dan diperkuat balok 5 x 7
cm yang mengikuti bentuk plat beton dan lainnya.
Sebelum pemasangan bekesting penyedia barang/jasa harus memberikan gambar
perencanaan bekesting secara lengkap untuk mendapatkan persetujuan Direksi
/Pengawas.
Syarat–syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekesting beton adalah
sebagai berikut :
1. Tidak akan mengalami deformasi sehingga bekesting harus cukup tebal dan
terikat kuat.
2. Harus kedap air dan menutup semua celah–celah secara mekanis atau dengan
bahan – bahan kimia.
3. Permukaan bekesting harus rata dan licin serta diberi realizing agent yang
disetujui oleh Direksi/pengawas (bila ada).
4. Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar.

d. Pembongkaran Bekesting.
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur–struktur yang dicetak dengan memperhatikan
syarat-syarat minimum sebagai berikut :
1. Bagian struktur beton yang disanggah dengan perancah tidak boleh dibongkar
sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyanggah beratnya
sendiri dan beban–beban pelaksanaan atau beban–beban yang akan menimpa
bagian struktur beton tersebut.
2. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum mengalami periode pengerasan kurang lebih 28 hari sesuai PBI–
71demikian pula bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan
(curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.

Pasal 11
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ADUKAN

11.1. Pekerjaan Plasteran dan Adukan.


11.1.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plasteran dan kebutuhan persyaratan
yang tercantum dibawah ini :
A. Pasir
Pasir yang dipakai harus halus, tajam, bersih, bebas dari tanah liat, zat
garam, lumpur atau campuran-campuran lainnya.
Material pasir disyaratkan diambil dilokasi yang memiliki izin tambang.
B. Semen
a. Semen yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu
dan dalam zak yang tertutup.
b. Hanya satu merek dan jenis semen yang boleh digunakan dalam
pekerjaan, kecuali ditentukan oleh Direksi Pengawas.

11.1.2. Perencanaan
A. Campuran (Mixer) adukan dan plasteran.
a. Semua bidang pasangan batu menggunakan adukan
- Pondasi menggunakan adukan 1 Pc : 4 Ps.
- Plesteran menggunakan adukan 1 Pc : 4 Ps.
- Siar menggunakan adukan 1 Pc : 2 Ps.

b. Acian
Penggunannya :
Acian dibuat dalam Pasta Semen (Semen + Air). Acian hanya
digunakan pada dinding-dinding terplester.

11.1.3 Pelaksanaan :
A. Umum
a. Dapat menggunakan mesin pengaduk dan peralatan yang memadai untuk
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan membersihkan permukaan-
permukaan yang akan diplester dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain yang dapat merusak plasteran. Tukang-tukang plester yang dinilai
tidak cakap karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang
lebih terampil.
b. Plasteran / adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus
disingkirkan dari pekerjaan.
c. Pekerjaan plasteran harus rata pada bidang pasangannya dan pekerjaan
yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas.
d. Tebal plasteran yang dimaksud , kecuali bila dinyatakan lain adalah 10
mm dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi
ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding harus
diperbaiki.

B. Pemasangan adukan / Plasteran.


a. Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekesting, debu, minyak dan
cat serta bahan-bahan lainnya yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran. Basahi beton dengan air sehingga jenuh. Tunggu sampai aliran
air berhenti.
b. Pasangan lapisan plesteran yang diisyaratkan kemudian pasangan acian
sebelum plesteran mengering.

11.1.4 Satuan pembayaran untuk pekerjaan tersebut di atas adalah Berdasarkan


Volume Pekerjaan

Pasal 12
GAMBAR PELAKSANAAN
12.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, penyedia jasa harus membuat gambar pelaksanaan
(As Build Drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak,
konstruksi dan lainnya.
12.2 Pada As Build Drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman tinggi-tinggi
dari bagian sistem terhadap bagian-bagian dari bangunan atau struktur lainnya.

Pasal 13
PENGAWASAN
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi dalam
hal ini Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kab. Tojo Una Una dan Konsultan Pengawas.
Pasal 14
PENUTUP

1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang


diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dianjurkan semaksimal mungkin
menggunakan produksi dalam negeri.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi ini maka dapat dilihat dalam
item pekerjaan di Daftar Kuantitas dan Harga dan jika masih ada keraguan atau
kurang jelas akan dicantumkan dalam Berita Acara Tambah Kurang.
3. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan
atau dimuat dalam Spesifikasi ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Kontraktor, harus dianggap seakan akan pekerjaan diuraikan dan dimuat dalam
Spesifikasi ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan pengawas lapangan dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kab. Tojo Una Una

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Bidang Sumber Daya Air
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan

MOH IKRAM ANDI TOWANDA, ST


NIP 19800402 200604 1 011

Anda mungkin juga menyukai