SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA WILAYAH SUNGAI
(WS) DALAM 1 (SATU) DAERAH KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN DRAINASE PRIMER DAN SEKUNDER
KEL. BAILO, BAILO BARU DAN KEL. LABIABAE
LOKASI
KEC. AMPANA KOTA
KAB. TOJO UNA-UNA
TAHUN ANGGARAN
2023
BAB. I
Pasal 1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
1. Latar Belakang
Sarana Infrastruktur lingkungan pengendali Banjir memiliki fungsi yang sangat
penting, yaitu untuk mencegah terjadinya genangan akibat tingginya Curah Hujan .
Bencana alam akibat banjir dapat menyebabkan kerusakan pada Permukiman
penduduk, Lahan Pertanian dan lain-lain.
Terjadinya serangkaian kerusakan dan/atau bencana akibat banjir yang selalu terulang
dalam setiap tahunnya, menuntut upaya yang lebih besar untuk mengantisipasinya
dengan tindakan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan sehingga dampak
kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin.
2.2. Tujuan
Untuk efisiensi dan efektifitas agar pelaksanaan Pekerjaan dapat terlaksana
sesuai dengan harapan.
3. Sasaran
Sasaran Pelaksanaan Pekerjaan agar Pembangunan Pengaman Sungai tersebut
terlaksana sesuai dengan harapan dan dapat di selesaikan tepat pada waktunya sehingga
dampak kerusakan dari banjir yang diakibatkan dari naiknya permukaan air dan
tingginya curah hujan dan keamanan pemukiman masyarakat terjaga.
4. Nama Organisasi Pengadaan Konstruksi
Nama organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pekerjaan pengadaan
konstruksi :
a. Satker / SKPD : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Pemukiman Dan Pertanahan
b. Alamat SKPD : Jl. Merdeka Kota Bumi Mas Uemalingku
c. Bidang : Sumber Daya Air
d. PPK : MOH. IKRAM A. TOWANDA, ST
6.2. Lokasi
Kegiatan ini berlokasi di dalam Kec. Ampana Kota.
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan ini dibatasi selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) Hari kalender yang
terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) pekerjaan.
9. Tenaga Teknis
Personil inti lapangan yang dibutuhkan :
10. Peralatan
Peralatan utama dan Penunjang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :
Kapasitas Kepemilikan
No Jenis Jumlah
Minimum /status
1. Dump Truck 3 - 6 Ton 2 Unit Milik / Sewa
2. Concrete Mixer 0.3 M3 2 Unit Milik / Sewa
11. Penilaian TKDN berdasarkan Produk Barang/Jasa
Nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk Pekerjaan Pembangunan
Drainase Primer dan Sekunder Kel. Bailo, Bailo Baru dan Kel. Labiabae sebesar 96 %
b. Petugas K3
Memastikan seluruh tahapan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada tahap
akhir pekerjaan berlangsung tertib dan aman sehingga dapat menghindari ataupun
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Pasal 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.2. Pelaporan
2.2.1. Pengajuan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan ( Request )
Request diajukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.Request diajukan kepada Direksi pekerjaan untuk diperiksa,
disetujui dan diberikan arahan serta petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan
dilapangan.
2.2.2. Laporan Kemajuan Bulanan ( Monthly Report )
Pihak kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi
pekerjaan, tanpa biaya tambahan, dalam jangka waktu dan dalam bentuk yang
ditetapkan Direksi pekerjaan salinan Laporan Bulanan yang berisikan :
a. Perkembangan Fisik dari pekerjaan hingga bulan lalu dan perkiraan
perkembangan pekerjaan untuk bulan ini.
b. Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan
c. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pengguna Jasa kepada Kontraktor
d. Kualitas mengenai bahan pokok dari bahan-bahan dan alat-alat yang
disuplai dan dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan investasi
bahan-bahan tersebut.
e. Bahan-bahan lain yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau
secara spesifikasi oleh Direksi pekerjaan.
2.2.3. Laporan Harian
Kontraktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-
masing item pekerjaan seperti yang diminta Direksi pekerjaan dan dalam
bentuk yang disetujui oleh Direksi pekerjaan. Laporan tersebut akan berisikan
jenis pekerjaan yang dikerjakan, bahan-bahan dilokasi pekerjaan dan bahan-
bahan yang dalam pesanan, dan informasi lainnya yang relevan dengan
perkembangan pekerjaan.
2.2.4. Buku Tamu dan Buku Direksi
Kontraktor harus menyediakan buku tamu/Buku Direksi dilokasi pekerjaan (
direksi keet ), tamu adalah bukan karyawan / pekerja dari kontraktor.
2.2.5. Pelaksanaan Audit / Pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan
Pengguna jasa berhak melaksanakan audit / pemeriksaan bila perlu
sehubungan dengan :
a. Adanya biaya-biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat-syarat umum kontrak
b. Pihak kontraktor wajib membuat pembukuan yang lengkap mengenai hal-
hal tersebut diatas.
Pasal 3
GAMBAR
Gambar- gambar tersebut harus dipajang pada papan gambar di Direksi Keet/kantor
lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
iii. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang
timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan
laporan.
4.5. A s u r a n s i
4.5.1 Penyedia barang / jasa harus mengasuransikan tenaga kerja yang dipekerjakan
selama pelaksanaan kepada PERUM ASTEK sesuai ketentuan yang berlaku.
4.5.2 Apabila perlu penyedia barang / jasa harus memperhitungkan pula biaya
asuransi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Pasal 5
PENYIAPAN RK3K
5.3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
a. APK antara lain :
- Pembatas Area (Restricted Area)
b. APD antara lain :
a. Rompi Keselamatan
b. Topi Pelindung (Safety Helmet)
c. Sarung Tangan (Safety Gloves)
d. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
e. Sepatu Safety Keselamatan (Caterpillar)
f. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
5.8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan
dengan kebutuhan lapangan
5.9. Kegiatan dan Peralatan Terkait Dengan Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi
terdiri atas :
a. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
b. Rambu Peringatan
c. Pemeriksaan dan pengujian Lingkungan
Pasal 6
PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
6.1.2 Pelaksanaan
A. Penggalian
1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diisyaratkan atau ditentukan dan
diindikasikan dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga
persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain
yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka / bekesting yang diperlukan
dan juga untuk mengadakan pembersihan.
4. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar , penggalian harus dilanjutkan
/diperbesar atau diubah menjadi sampai disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
5. Jika terjadi demikian maka pekerjaan ini dinilai sebagai pekerjaan tambah,
jika kedalaman yang disetujui > 1,5 kali dari kedalaman rencana.
6. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi yang tertera dalam gambar
maka kelebihan daripada galian diurug kembali dengan pasir. Biaya akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban penyedia barang / jasa.
7. Lapisan atau galian daerah Pembangunan yang dapat dipakai kembali dan
ditimbun ditempat yang ditunjuk.
B. Penimbunan
1. Seluruh bagian Site yang direncanakan untuk perletakan batu harus
ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Dengan
menggunakan bahan timbunan yang cukup baik. Bebas dari sisa-sisa
rumput, akar-akar dan lain-lainnya. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk pengawas teknik.
2. Pelaksanaan pekerjaan timbunan harus lapis demi lapis dengan batas
tertentu sesuai dengan petunjuk gambar/bestek dan detailnya.
3. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan
dan perkerasan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi dan
material penimbunan dari Sirtu / Pasir yang berkwalitas baik.
4. Urugan Kembali Bekas Galian.
❖ Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
❖ Tidak dibenarkan mengurug galian tanah yang mengandung lumpur
dan sisa-sisa tumbuhan.
5. Urugan Tanah dan Pasir
❖ Urugan Pasir dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar
dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan ketebalan sesuai
dimensi dalam gambar teknis atau menurut Direksi / Pengawas teknik
membutuhkannya.
❖ Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air
sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimum.
❖ Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur
tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.
6. Satuan pembayaran untuk pekerjaan tersebut di atas adalah M3
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
B. Semen
1. Semen yang dipakai harus dari mutu S-S seperti yang diisyaratkan dalam
SNI - 8 Bab 3.2.
2. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan ini
hanya menggunakan satu merek semen saja atau menurut petunjuk
Direksi.
3. Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan dari pabrik
dan terlindung.
4. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan
yang kedap air) dan penumpukannya harus.
C. Pelaksanaan
1. Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
2. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok
ditempatnya hingga penuh.
3. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, guna
mendapatkan masa yang kuat dan integral.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON
b. Penyambungan Beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan.
Bekesting harus dikencangkan kembali dan penyambungan dengan
menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Pasal 9
PEKERJAAN PEMBESIAN
Pasal 10
PEKERJAAN BEKISTING
d. Pembongkaran Bekesting.
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur–struktur yang dicetak dengan memperhatikan
syarat-syarat minimum sebagai berikut :
1. Bagian struktur beton yang disanggah dengan perancah tidak boleh dibongkar
sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyanggah beratnya
sendiri dan beban–beban pelaksanaan atau beban–beban yang akan menimpa
bagian struktur beton tersebut.
2. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum mengalami periode pengerasan kurang lebih 28 hari sesuai PBI–
71demikian pula bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan
(curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
Pasal 11
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ADUKAN
11.1.2. Perencanaan
A. Campuran (Mixer) adukan dan plasteran.
a. Semua bidang pasangan batu menggunakan adukan
- Pondasi menggunakan adukan 1 Pc : 4 Ps.
- Plesteran menggunakan adukan 1 Pc : 4 Ps.
- Siar menggunakan adukan 1 Pc : 2 Ps.
b. Acian
Penggunannya :
Acian dibuat dalam Pasta Semen (Semen + Air). Acian hanya
digunakan pada dinding-dinding terplester.
11.1.3 Pelaksanaan :
A. Umum
a. Dapat menggunakan mesin pengaduk dan peralatan yang memadai untuk
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan membersihkan permukaan-
permukaan yang akan diplester dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain yang dapat merusak plasteran. Tukang-tukang plester yang dinilai
tidak cakap karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang
lebih terampil.
b. Plasteran / adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus
disingkirkan dari pekerjaan.
c. Pekerjaan plasteran harus rata pada bidang pasangannya dan pekerjaan
yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas.
d. Tebal plasteran yang dimaksud , kecuali bila dinyatakan lain adalah 10
mm dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi
ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding harus
diperbaiki.
Pasal 12
GAMBAR PELAKSANAAN
12.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, penyedia jasa harus membuat gambar pelaksanaan
(As Build Drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak,
konstruksi dan lainnya.
12.2 Pada As Build Drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman tinggi-tinggi
dari bagian sistem terhadap bagian-bagian dari bangunan atau struktur lainnya.
Pasal 13
PENGAWASAN
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi dalam
hal ini Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kab. Tojo Una Una dan Konsultan Pengawas.
Pasal 14
PENUTUP