PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN JARINGAN DAN RESERVOIR
MENDUKUNG EMBUNG KONSERVASI NAKAMURA
TAHUN ANGGARAN 2023
Spesifikasi Proses/Kegiatan
A. Latar Belakang
Konstruksi Embung Konservasi Nakamura telah dibangun pada tahun anggran 2021 yang
dibiayai oleh APBN, sebagai gambaran umum Pembangunan Embung ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya penurunan resapan air hujan akibat degradasi pada Kawasan hutan dan
upaya meningkatkan cadangan air bagi masyarakat baik untuk kebutuhan air baku maupun
kebutuhan pertanian.
Pada Tahun 2023 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai
Wilayah Sungai Maluku Utara Kembali mengalokasikan Anggaran untuk Pembangunan
Jaringan dan Reservoir mendukung Embung Konservasi Nakamura, kegiatan ini untuk
membangun sarana dan prasarana air baku. Mengingat Potensi sumber air baku pada
embung Nakamura cukup besar dengan potensi inflow selama setahun sebesar 38,54 Juta M3
dan debit andalan sebesar 0,65 M3/ detik.
Agar layanan air baku sampai pada penerima manfaat, maka perlu dibangunan sistem
infrastruktur sarana air baku yang memadai seperti Jaringan Pipa Transmisi, Reservoir serta
bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu ketersediaan air baku yang dimaksudkan untuk
air bersih merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengembangan suatu
wilayah terutama pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan masyarakat morotai pada
umumnya.
C. Dasar Hukum :
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2) Undang – Undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
3) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018 Tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
6) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa
Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Pelaku
Usaha Jasa Konstruksi;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
10) Surat Edaran Nomor 18/SE/M/2021 tentang Pedoman Operasional Tertib
Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
11) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/SE/M/2021
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran Harga pada
Tender Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
12) Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran Harga pada
Tender Barang/Jasa Lainnya dan Pekerjaan Konstruksi;
13) Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor 12.1/KPTS/Dk/2022 tentang
Penetapan Jabatan Kerja dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting Serta Jenjang
Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi;
14) Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi a.n Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor BK031-Mn/2289 tentang Pemberlakuan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK-K) setelah masa transisi.
D. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Desa Sabala Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau
Morotai dengan koordinat lokasi Pekerjaan 020 9,040’ LU-1280 19,311’ BT. Untuk mencapai
ke lokasi kegiatan dari Kota Ternate dapat ditempuh dengan menggunakan moda transportasi
laut ± 8 jam ke pelabuhan Pulau Morotai, kemudian menggunakan kendaraan roda empat ke
lokasi pekerjaan ± 1 jam.
2022 2023
NO URAIAN Bulan
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 TAHAP PERSIAPAN
PEMILIHAN
2
PENYEDIA JASA
PELAKSANAAN
3
KONSTRUKSI
TA 2023
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt
1. Pekerjaan Persiapan LS 1
2. Pekerjaan Utama :
Perkuatan Talud
A Pengaman Tebing - -
J. Pekerjaan SMKK LS 1
G. Laporan
Dalam pelaksanaan nantinya penyedia jasa diwajibkan membuat antara lain :
- Buku pengukuran;
- Buku mutual check 0 % s/d 100 %;
- Rencana mutu kontrak;
- Laporan harian, mingguan dan bulanan (termasuk checklist);
- Shop drawing dan asbuilt drawing;
- Foto pelaksanaan (Foto 0%, Foto 50%, Foto 100%);
- Buku tamu dan buku direksi;
- Dokumen pendukung, dll
Beton Bertulang
Peraturan Beton Indonesia (SNI-2847-2013)
Pengujian Beton
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau
wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2
cm) yang disyaratkan.
Besi Baja WF
Referensi pada standard mutu yang digunakan sesuai dengan SNI 07-7178-2006 untuk
ukuran gelagar WF 250 x 125 x 60 x 90 mm
Pipa Dan Assesoris Pipa HDPE
Referensi pada standard dalam dokumen pelelangan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material harus produksi dalam negeri dengan standard SNI 4829 Tahun 2015, apabila
ternyata belum ada SNI/SII berkenaan dengan produk tertentu atau belum dibuat didalam
negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen
pelelangan ini. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) HDPE adalah
polietilena termoplastik yang aman untuk kebutuhan manusia sesuai dengan SNI 7593 Tahun
2010.
Semua barang-barang yang dikirim harus 100% (seratus persen) baru (bukan barang bekas)
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan. standar yang
dapat diterima adalah :
SII - Standar Industri Indonesia;
SNI - Standar Nasional Indonesia;
ISO - International Organization For Standardization;
JIS - Japanese Industrial Standrad;
BS - British Standard;
DIN - Deutsche Industrie Norm;
AWWA - American Water Work Association;
ASTM - American Society for Testing Materials;
ANSI - American National Standard Institute;
Batu
Batu Kali
Semua batu kali bermutu baik serta keras, utuh dan kuat serta permukaan kasar sehingga
dapat melekat semen / campuran dengan baik, ukurannya, kuat terhadap pengaruh suhu
panas harus diperoleh dari Quarry yang disetujui oleh Direksi. Contoh dari Batu Kali harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Tiap-tiap kiriman diantar ketempat
kerja, harus sama mutunya dengan contoh yang sudah disetujui dan dipegang oleh Direksi.
Batu kali yang diantar ketempat kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan baik pada
lokasi kerja yang disetujui dan dijaga supaya batu kali tidak menjadi kotor dan tidak terkena
bahan yang berminyak serta berlumpur yang dapat merusak pasangan.
Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pekerjaan batu menurut perbandingan
isi harus : 1 PC : 3 Psr.
Pasir
Pasir harus sama dengan disyaratkan untuk pekerjaan beton kecuali gradasinya harus sesuai
tabel dibawah ini :
Saringan No. Persentasi berat yang lolos
8 100
100 15 max
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik kekasaran yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
Excavator
1 0,9 M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
130HP – 150 HP
Mesin
Dia. 90 mm-
6 Penyambung 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
250 mm
Pipa (butt fusion)
Keterangan :
Semua Kapasitas Peralatan adalah kapasitas minimal dan maksimal yang disyaratkan sudah
sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di lapangan.
Spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan sebagai persyaratan
berkontrak
Nama
No Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi Status Kepemilikan
Utama
Excavator 130
1 0,9 M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
HP – 150 HP
Mesin
Dia. 90 mm-
6 Penyambung 4 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
250 mm
Pipa (butt fusion)
Keterangan :
Semua Kapasitas Peralatan adalah kapasitas minimal dan maksimal yang disyaratkan sudah
sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di lapangan.
Ahli Madya
Manajer S1 / Teknik MPK.02. 1
1 4 Tahun Manajemen
Proyek Sipil 602
Proyek 005.8
Ahli Muda
Bidang
S1 / Teknik SIP.10.0
2 Manajer Teknik 4 Tahun Keahlian 1
Sipil 2 11 01.7
Teknik Sumber
Daya Air
Manajer S1 /
3 4 Tahun - - 1
Keuangan Ekonomi
Ahli K3 S1 / Seluruh
Ahli Muda
Konstruksi/Ahli Jurusan MPK.01.
4 3 Tahun K3 Konstruksi 603 1
Keselamatan Bidang 001. 7
Konstruksi Konstruksi
Keterangan:
Komposisi personel disyaratkan sudah sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di
lapangan.
Ahli Madya
Manajer S1 / Teknik MPK.02. 1
1 4 Tahun Manajemen
Proyek Sipil 602
Proyek 005.8
Ahli Muda
Bidang
S1 / Teknik SIP.10.0
2 Manajer Teknik 4 Tahun Keahlian 1
Sipil 2 11 01.7
Teknik Sumber
Daya Air
Manajer S1 /
3 4 Tahun - - 1
Keuangan Ekonomi
Ahli K3 S1 / Seluruh
Ahli Muda
Konstruksi/Ahli Jurusan MPK.01.
4 3 Tahun K3 Konstruksi 603 1
Keselamatan Bidang 001. 7
Konstruksi Konstruksi
Pelaksana
Pelaksana Lapangan
S1/ Teknik TTL. 04.
5 Perpipaan Air 2 Tahun Pekerjaan TT0ll 1
Sipil 004. 4
Bersih Perpipaan
Muda
Keterangan:
Komposisi personel disyaratkan sudah sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di
lapangan
Spesi diaduk dengan mesin pengaduk (mixer) atau dengan cara manual (tenaga
manusia). Cara dan alat yang dipergunakan untuk mencampur adukan harus ditentukan
seteliti mungkin. Jika mesin pengaduk (mixer) yang digunakan, maka pencampurannya
dilakukan sesudah semua bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya
tidak boleh kurang lebih dari 2 (dua) menit.
1. Adukan yang akan dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk sekedar
dipergunakan. Semua adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh
dipergunakan. Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diizikan. Ember-
ember adukan akan dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja.
2. Tempat dimana pasangan batu akan diletakkan harus kering dan bersih dari lumpur.
3. Sebelum pemasangan lakukan, semua batu yang dipergunakan dalam pekerjaan
pasangan batu kali harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran.
4. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali tidak akan dilanjutkan selama hujan yang
cukup lebat atau cukup lama kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan
sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena oleh hujan. Adukan yang meleleh atau mencair
karena air hujan harus dibuang dan menggantinya sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pekerja tidak diperkenankan berada diatas pasangan batu sebelum pasangan batu
benar-benar mengeras.
5. semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu, akan dibasahi dengan air
sebelum dipergunakan. Pembasahan dengan cara yang terjamin sehingga masing-
masing batu dibasahi seluruhnya dan merata.
6. Semua pasangan batu harus dirawat dengan air.
Bekisting
Bekisting atau cetakan pada bagian kolom harus digunakan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Direksi Pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar
dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya
Penyedia Jasa.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bakesting menggunakan kayu balok 5x10 cm
sebagai rangka utama dan kayu 5x5 cm sebagai kayu rangka pendukung, untuk penutup sisi
bakesting menggunakan tripleks (multipleks) 9 mm agar saat memasukan beton pada
bakesting tidak mengalami cembung pada sisi bakesting bertujuan agar permukaan
pekerjaan kontruksi memilki kualitas yang lebih rapih dan sempurna.
Proses Pembuatan dan fungsinya
Bakesting untuk bangunan dibuat sekuat mungkin untuk menghindari pergeseran saat
memasukan beton, dibuat peyanggah dari sisi –sisi agar mampu menahan beban beton
dalam proses pengeringan, dalam pekerjaan bakesting harus menggunakan minyak
bakesting agar saat melepaskan cetakan yang telah mencapai umur pengeringan beton
tidak terdapat cacat pada ukuran bangunan itu sendiri.
Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 °C dan tidak kurang dari 4,5 °C.
Bila suhu beton antara 27 °C dan 32 °C, beton diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila lebih dari 32 °C, harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari, guna
untuk mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 °C.
Pengecoran
Pelaksanaan Pengecoran dilaksanakan apabila :
1. Semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas;
3. Permukaan-permukaan yang lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan
harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya
dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru.
Pembersihan dan pencucian dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air dibuang sebelum beton baru dicor;
4. Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump;
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints dilapisi penutup yang
terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya;
6. Beton segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus dijalankan dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang sesuai;
7. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Jarak dari pengadukan sampai
pengecoran beton jangan terlalu jauh;
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton
selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 20 cm. Direksi
Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-
lapisan 20 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini;
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai;
10. Ember beton yang dipakai sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mekanisme pembuangan. Ember beton
mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas;
11. Setiap lapisan beton dipadatkan sampai kepadatan maksimum, sehingga ia bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang dilekatkan.
Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan
Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada direksi untuk dinilai
kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat,
mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi;
2. Umumnya, diperlukan waktu min. 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul beban
Perawatan (Curing)
1. Semua beton dirawat dengan air, Direksi berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang digunakan pada bagian-bagian pekerjaan;
2. Beton tetap basah paling sedikit 7 hari terus-menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang dibasahi
air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Dan
air yang digunakan dalam perawatan memenuhi spesifikasi.
Perlindungan (Protection)
Untuk melindungi beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir oleh Direksi.
Permukaan beton yang terbuka dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran.
Pekerjaan Plesteran
Agregat harus terdiri atas campuran semen, pasir dan air bila diperlukan sesuai kebutuhan.
Metode kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Material yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air bersih bebas dari minyak dan keruh.
2. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
3. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah
siap ditempat.
4. Sebelum plesteran semua permukaan akan dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
5. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan sesuai gambar kerja
dan dihaluskan dengan air semen.
6. Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
7. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
8. Semua plesteran setelah cukup kering, selama satu minggu berturut-turut harus
dibasahi.
Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).
Urugan Tanah
Setelah melakukan penggalian dan kerataan sudah tercapai, sambil melajutkan proses
pekerjaan pondasi, pekerjaan urugan tanah dan urugan tanah kembali dapat dilakukan.
Pekerjaan Bekesting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi;
2. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa;
3. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
4. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin.
Pembesian Beton
Tulangan baja untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar-gambar. Standard Nasional
Indonesia (SNI). Untuk tiap-tiap pengirim batang baja lunak yang diserakan ketempat
pekerjaan, harus disediakan. Suatu hasil pemeriksaan dari laborataorium yang disetujui oleh
Direksi. Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserakan ketempat pekerjaan,
akan disediakan untuk tiap-tiap pembuatan diakui dari catan-catan pemeriksaan dan
pengujian yang berhubungan dengan pembuatan-pembuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Menyediakan contoh tulang dari gudang di lapangan. Tulang ada waktu pengecoran beton
besi dan bebas kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang
telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau dibengkokan lagi. Batang tulang yang disimpan
ditempat pekerjaan (site) disortir menjadi bermacam-macam ukuran dengan cara yang baik
supaya tidak tercemar oleh benda-benda yang merugikan.
Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dan tetap teguh hingga betonya menjadi keras. Sebelum batang – batang tulangan dipasang,
permukan dari batang-batang tulangan dan batang tulang-tulangnya dibersikan dari semua
kotoran, karat yang merugikan, sisik lepas, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang
tulangan pasti terikat dengan kawat-kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak
kurang dari 0,9 mm. Batang-batang tulangan dipasang secara akaurat dan dijamin posisinya
sehingga tulang-tulang itu tidak akan bergeser selama pengecoran beton, dan perhatikan
khusus dicurakan untuk menghindari sesuatu gangguan terhadap batang tulangan di dalam
beton yang sudah di cor. Kursi-kursi, gantung-gantungan, pengaturan-pengaturan jarak, dan
penopang-penopang lainya untuk batang tulangan dapat mengunakan beton, logam atau
material lain yang memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).
Pengecatan
Untuk semua jenis cat, jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendaptkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk. Sebelum
memulai pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan
minyak, dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup, pekerjaan ini
harus disaksikan oleh pengawas lapangan
Persiapan Pemasangan Barang Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa
perlu melakukan pembersihan lapangan/lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat
merusak modul solar cell.
Pemasangan Instalasi
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi, misalnya:
obeng, neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan listrik, kabel, serta
peralatan dan bahan lainnya;
2. Tarik kabel dari panel surya;
3. Untuk kabel, bila kurang panjang bisa tambahi/sambung sendiri);
4. Pemasangan instalasi kabel harus rapi dan memparhatikan tingkat keamanannya.
Urugan Tanah
Setelah melakukan penggalian dan kerataan sudah tercapai, sambil melajutkan proses
pekerjaan pondasi, pekerjaan urugan tanah dan urugan tanah kembali dapat dilakukan.
Pekerjaan Bekesting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi;
2. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa;
3. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
4. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin.
Pembesian Beton
Tulangan baja untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar-gambar. Standard Nasional
Indonesia (SNI). Untuk tiap-tiap pengirim batang baja lunak yang diserakan ketempat
pekerjaan, harus disediakan. Suatu hasil pemeriksaan dari laborataorium yang disetujui oleh
Direksi. Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserakan ketempat pekerjaan,
akan disediakan untuk tiap-tiap pembuatan diakui dari catan-catan pemeriksaan dan
pengujian yang berhubungan dengan pembuatan-pembuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Menyediakan contoh tulang dari gudang di lapangan. Tulang ada waktu pengecoran beton
besi dan bebas kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang
telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau dibengkokan lagi. Batang tulang yang disimpan
ditempat pekerjaan (site) disortir menjadi bermacam-macam ukuran dengan cara yang baik
supaya tidak tercemar oleh benda-benda yang merugikan.
Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan
Penyedia Jasa akan menyampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan gambar-
gambar mengenai cara pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan batang-batang
tulangan. Pemotongan pembengkoka dan penyambungan batang tulang dilakukan menurut
keperluan dan persyaratan yang ditentukan didalam gambar atau seperti yang disetujui oleh
Direksi. Penggantian pembengkokkan dan pelurusan batang tulangan tidak diperkenankan
dan semua batang tulangan dibengkokan tanpa pemanasan.
Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dan tetap teguh hingga betonya menjadi keras. Sebelum batang – batang tulangan dipasang,
permukan dari batang-batang tulangan dan batang tulang-tulangnya dibersikan dari semua
kotoran, karat yang merugikan, sisik lepas, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang
tulangan pasti terikat dengan kawat-kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak
kurang dari 0,9 mm. Batang-batang tulangan dipasang secara akaurat dan dijamin posisinya
sehingga tulang-tulang itu tidak akan bergeser selama pengecoran beton, dan perhatikan
khusus dicurakan untuk menghindari sesuatu gangguan terhadap batang tulangan di dalam
beton yang sudah di cor. Kursi-kursi, gantung-gantungan, pengaturan-pengaturan jarak, dan
penopang-penopang lainya untuk batang tulangan dapat mengunakan beton, logam atau
material lain yang memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan Acian
5. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
6. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
7. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
8. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).
Pengecatan
Untuk semua jenis cat, jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendaptkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk. Sebelum
memulai pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan
minyak, dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup, pekerjaan ini
harus disaksikan oleh pengawas lapangan
Bekisting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh
atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada
bekisting yang menurut Direksi Pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya
dengan biaya Penyedia Jasa;
2. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
3. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin, bekisting harus
tetap menurut garis dan permukaan sebelum pelaksanaan pengecoran.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bakesting menggunakan kayu balok 5x10 cm sebagai
rangka utama dan kayu 5x5 cm sebagai kayu rangka pendukung, untuk penutup sisi
bakesting menggunakan tripleks (multipleks) 9 mm agar saat memasukan beton pada
bakesting tidak mengalami cembung pada sisi bakesting bertujuan agar permukaan pekerjaan
kontruksi memilki kualitas yang lebih rapih dan sempurna.
Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.
Bahan
1. Semua Portland dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
semen Portland;
2. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini disediakan dan sesuai dengan syarat-syarat yang sudah
diterangkan;
3. Air yang dipakai sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 °C dan tidak kurang dari 4,5 °C.
Bila suhu beton antara 27 °C dan 32 °C, beton diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila lebih dari 32 °C, harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari, guna
untuk mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 °C.
Pengecoran
Pelaksanaan Pengecoran dilaksanakan apabila :
1. Semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas;
3. Permukaan-permukaan yang lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan
harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya
dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru.
Pembersihan dan pencucian dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air dibuang sebelum beton baru dicor;
4. Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump;
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints dilapisi penutup yang
terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya;
6. Beton segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus dijalankan dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang sesuai;
7. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Jarak dari pengadukan sampai
pengecoran beton jangan terlalu jauh;
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton
selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 20 cm. Direksi
Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-
lapisan 20 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini;
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai;
10. Ember beton yang dipakai sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mekanisme pembuangan. Ember beton
mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas;
11. Setiap lapisan beton dipadatkan sampai kepadatan maksimum, sehingga ia bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas dari lapisan yang terletak di bawah;
12. Semua beton dipadatkan dengan alat penggetar beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
Perawatan (Curing)
1. Semua beton dirawat dengan air, Direksi berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang digunakan pada bagian-bagian pekerjaan;
2. Beton tetap basah paling sedikit 7 hari terus-menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang dibasahi
air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Dan
air yang digunakan dalam perawatan memenuhi spesifikasi.
Perlindungan (Protection)
Untuk melindungi beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir oleh Direksi.
Permukaan beton yang terbuka dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran.
Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
1. Penyempurnaan permukaan beton dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan
oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi;
2. Penempatan cetakan yang salah yang disebabkan kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan dan akan diuji dengan
pengukuran langsung. Hal tersebut dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang akan
diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, harus membersihkan semua
permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.
Pekerjaan Plesteran
Agregat harus terdiri atas campuran semen, pasir dan air bila diperlukan sesuai kebutuhan.
Metode kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Material yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air bersih bebas dari minyak dan keruh;
2. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen;
3. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah
siap ditempat;
4. Sebelum plesteran semua permukaan akan dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru;
5. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan sesuai gambar kerja
dan dihaluskan dengan air semen;
6. Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja dan dirapikan sehingga terlihat bagus;
7. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang;
8. Semua plesteran setelah cukup kering, selama satu minggu berturut-turut harus
dibasahi.
Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).
Pengecatan
Cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Bahan yang dikirim ke tempat
pekerjaan dalam kaleng /drum harus dalam keadaan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus diaduk, sebelum memulai
pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan minyak,
pengecatan dilakukan secara bertahap.
Tahap Pekerjaan :
1. Koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran (request for work);
2. Penentu lokasi kerja, konfirmasi dengan pihak direksi;
3. Pengukuran dikerjakan dengan menggunakan Total Station;
4. Pembuatan patok acuan (bouwplank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari
direksi, dibuat dari kayu 2.5/7 cm, ditanam sedalam 40 cm dan diberi cat warna merah
untuk memudahkan pandangan. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu
2.5/25 cm atau kayu 2.5/7 cm yang dipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi
bouwplank disesuaikan dengan hasil pekerjaan setting out;
5. Buat peta situasi beserta cross section dan long section;
6. Ploting data ukur ke construction drawing / gambar kerja.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan yang ada semua tumbuhan
termasuk pohon sampai dengan ukuran keliling 0.75 m bila diukur 1.0 m di atas muka tanah
dan semua rintangan-rintangan yang terdapat dipermukaan tanah, kecuali gedung dan
bangunan.
Pekerjaan Tanah
Galian Tanah Untuk Pemasangan Pipa
1. Galian Tanah untuk pemasangan pipa disesuaikan kedalamannya dengan rencana
pada gambar bestek (gambar kerja);
2. Semua pipa dipasang pada kedalaman 1,00 meter dihitung dari permukaan tanah
terendah rata-rata sampai ke sisi puncak pipa;
3. Lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya pipa yang akan dipasang dan lebar
galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehingga
kebocoran-kebocoran pada sambungan pipa dapat dihindarkan;
4. Lebar galian diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan
sebagainya guna mengantisipasi hambatan-hambatan dilokasi pekerjaan;
5. Pada tempat-tempat parit galian yang mudah longsor perlu dibuat turap-turap
pengaman;
6. Apabila pada trace galian pipa terdapat genangan air yang mengganggu pekerjaan,
Penyedia jasa harus menyediakan pompa atau peralatan lain untuk pengeringan guna
memperlancar pekerjaan pipa.
Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa.
Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pipa baja (GIP) dengan sambungan flange, las atau giboult joint;
2. Kawat las yang digunakan adalah jenis JIS Z-3211 atau semutu;
3. Kawat las yang lembab tidak dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5%
untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5% untuk kawat yang
mengandung zat air yang rendah;
4. Pipa HDPE disambung dengan Mesin butt Fusion (pemanas pipa)
Pipa GIP
Standar dan kelas
Material yang digunakan adalah yang mempunyai Standar SNI 07-0242.1 Tahun 2000 atau
ASTM A54/A120 atau digunakan standar lain yang sama atau lebih baik mutunya. Pipa yang
dikirim harus sudah diberi cap dari pabrik yang dapat menunjukkan dari/asal pabrik, standar
yang digunakan, diameter nominal dan kelas pipa.
Urugan Pasir
Pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan dengan
tanah timbunan.
Pembesian Beton
Tulangan besi untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar kerja harus melalui
pemeriksaan dan pengujian serta harus menyediakan contoh dari gudang dilapangan, besi
beton harus bersih dan bebas dari karat. Besi telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau
dibengkokkan lagi untuk dipakai. Tulangan besi yang disimpan ditempat pekerjaan (site)
harus disortir.
Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.
Pagar Pelindung Pipa
Pipa Pelindung pipa terbuat dari besi dia 12 mm dengan panjang disesuaikan dengan gambar
kerja, dilas sejajar dengan jarak 10 cm melingkar mengikuti bentuk pipa.
Pengecatan
Cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Bahan yang dikirim ke tempat
pekerjaan dalam kaleng /drum harus dalam keadaan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus diaduk, sebelum memulai
pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan minyak,
pengecatan dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup.
Clamp Pipa
Clamp Pipa Terbuat dari Besi strip, dengan ketebalan minimal 3 mm dipasang sesuai dengan
diameter pipa dengan jarak maksimal 1,5 m dilas/baut ke gelagar jembatan atau sesuai
gambar kerja
Q. Surat Pernyataan
Kebenaran Isi Dokumen
Isi dari dokumen informasi proyek ini a dalah benar adanya dan disusun dengan data-data
yang tersedia.
Ternate, 17 Januari 2023