Anda di halaman 1dari 44

SPESIFIKASI TEKNIS

PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN JARINGAN DAN RESERVOIR
MENDUKUNG EMBUNG KONSERVASI NAKAMURA
TAHUN ANGGARAN 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


AIR TANAH DAN AIR BAKU

SNVT. PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR MALUKU


PROVINSI MALUKU UTARA
BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN JARINGAN DAN RESERVOIR


MENDUKUNG EMBUNG KONSERVASI NAKAMURA
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satuan Kerja : SNVT. Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Maluku
Provinsi Maluku Utara pada Pejabat Pembuat Komitmen Air
Tanah dan Air Baku.
Program : Program Ketahanan Sumber Daya Air
Hasil (outcome) : 0,01 m3/detik
Kegiatan : Penyediaan dan Pengelolaan Air Tanah Dan Air Baku
Lokasi Pekerjaan : Desa Sabala Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau
Morotai
Durasi Pelaksanaan : Waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah 240 (dua ratus
empat puluh) hari kalender atau 8 bulan, terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air
tanah dan air baku
Jenis Keluaran (output) : Jaringan Pipa Transmisi
Volume Keluaran (output) : 14,3 Km

Nilai Pagu : Rp. 24.000.000.000 (dua puluh empat milyar rupiah)


Nilai HPS : Rp. 24.000.000.000 (dua puluh empat milyar rupiah)

Spesifikasi Proses/Kegiatan
A. Latar Belakang
Konstruksi Embung Konservasi Nakamura telah dibangun pada tahun anggran 2021 yang
dibiayai oleh APBN, sebagai gambaran umum Pembangunan Embung ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya penurunan resapan air hujan akibat degradasi pada Kawasan hutan dan
upaya meningkatkan cadangan air bagi masyarakat baik untuk kebutuhan air baku maupun
kebutuhan pertanian.

Pada Tahun 2023 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai
Wilayah Sungai Maluku Utara Kembali mengalokasikan Anggaran untuk Pembangunan
Jaringan dan Reservoir mendukung Embung Konservasi Nakamura, kegiatan ini untuk
membangun sarana dan prasarana air baku. Mengingat Potensi sumber air baku pada
embung Nakamura cukup besar dengan potensi inflow selama setahun sebesar 38,54 Juta M3
dan debit andalan sebesar 0,65 M3/ detik.

Agar layanan air baku sampai pada penerima manfaat, maka perlu dibangunan sistem
infrastruktur sarana air baku yang memadai seperti Jaringan Pipa Transmisi, Reservoir serta
bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu ketersediaan air baku yang dimaksudkan untuk
air bersih merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengembangan suatu
wilayah terutama pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan masyarakat morotai pada
umumnya.

sarana prasarana yang telah terbangun pada tahun anggaran 2021

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari pekerjaan ini adalah membangun sarana penyediaan air baku
dengan debit sebesar 0,01 m3/detik untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air baku dan
mendukung program pemerintah pusat yakni kawasan ekonomi khusus (KEK).

C. Dasar Hukum :
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2) Undang – Undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
3) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018 Tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
6) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa
Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha Bagi Pelaku
Usaha Jasa Konstruksi;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
10) Surat Edaran Nomor 18/SE/M/2021 tentang Pedoman Operasional Tertib
Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
11) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/SE/M/2021
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran Harga pada
Tender Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
12) Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran Harga pada
Tender Barang/Jasa Lainnya dan Pekerjaan Konstruksi;
13) Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Nomor 12.1/KPTS/Dk/2022 tentang
Penetapan Jabatan Kerja dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting Serta Jenjang
Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi;
14) Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Konstruksi a.n Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor BK031-Mn/2289 tentang Pemberlakuan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK-K) setelah masa transisi.

D. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Desa Sabala Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau
Morotai dengan koordinat lokasi Pekerjaan 020 9,040’ LU-1280 19,311’ BT. Untuk mencapai
ke lokasi kegiatan dari Kota Ternate dapat ditempuh dengan menggunakan moda transportasi
laut ± 8 jam ke pelabuhan Pulau Morotai, kemudian menggunakan kendaraan roda empat ke
lokasi pekerjaan ± 1 jam.

E. Tahapan / Jangka Waktu Pelaksanaan :


Waktu Pelaksanaan konstruksi : selama 8 (delapan) bulan atau 240 (dua ratus empat puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan, sedangkan untuk masa
pemeliharaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender atau 6 (enam)
bulan.

2022 2023

NO URAIAN Bulan

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 TAHAP PERSIAPAN
PEMILIHAN
2
PENYEDIA JASA
PELAKSANAAN
3
KONSTRUKSI

TA 2023
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt

1. Pekerjaan Persiapan LS 1

2. Pekerjaan Utama :
Perkuatan Talud
A Pengaman Tebing - -

B. Pekerjaan Rumah Jaga Unit 1


Pekerjaan Pengadaan
dan Pemasangan Panel
C. Set 1
Surya dan lampu
Penerangan jalan
Pekerjaan Rumah
D. Pompa dan Unit 1
Pemasangan Pompa
Pekerjaan Reservoir
E. Unit 1
500 M3
Pekerjaan Reservoir
F. Unit 1
300 M3
Pekerjaan Reservoir
G. Unit 1
100 M3
Pekerjaan Jaringan
H. Km 14,3
Pipa Transmisi
Pekerjaan Jembatan
I. Unit 9
Pipa

J. Pekerjaan SMKK LS 1

F. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran


Pembayaran berdasarkan Termin dari hasil pengukuran bersama atas realisasi volume
pekerjaan dan nilai akhir Kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan, jenis
kontrak harga satuan.

G. Laporan
Dalam pelaksanaan nantinya penyedia jasa diwajibkan membuat antara lain :
- Buku pengukuran;
- Buku mutual check 0 % s/d 100 %;
- Rencana mutu kontrak;
- Laporan harian, mingguan dan bulanan (termasuk checklist);
- Shop drawing dan asbuilt drawing;
- Foto pelaksanaan (Foto 0%, Foto 50%, Foto 100%);
- Buku tamu dan buku direksi;
- Dokumen pendukung, dll

H. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

NO JENIS/TIPE IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT RESIKO


PEKERJAAN
(1) (2) (3) (4)
1. Pekerjaan ▪ Terkena setrum listrik saat Sedang
Jaringan Pipa penyambungan pipa
Transmisi

I. Rencana Anggaran Biaya


Anggaran pekerjaan ini bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) TA. 2023
dengan rincian:
1. Nilai pagu : Rp. 24.000.000.000 (dua puluh empat milyar rupiah)
2. Nilai HPS : Rp. 24.000.000.000 (dua puluh empat milyar rupiah)
“Apabila dalam dokumen anggaran yang disahkan (DIPA Tahun Anggaran 2023)
dananya tidak tersedia atau tidak cukup tersedia yang akan mengakibatkan
dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan tersebut maka; surat
perjanjian kerja yang telah dilaksanakan batal demi hukum dan penyedia barang/jasa
tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.”

J. Persyaratan Badan Usaha


Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengah serta
disyaratkan sebagai berikut :
Klasifikasi Bidang Bangunan Sipil
Subklasifikasi :
Kode SBU : SI008
Sub bidang SBU : Jasa Pelaksana Konstruksi Perpipaan Air Minum Lokal
KBLI 2015 : 42212
Atau yang telah dikonversi :
Kode SBU : BS005
Sub bidang SBU : Konstruksi Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih
KBLI 2020 : 42202

K. Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup Pekerjaan Utama Pembangunan Jaringan dan Reservoir Mendukung Embung
Nakamura Pulau Morotai adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Talud Pengaman Tebing;
3. Pekerjaan Rumah Jaga;
4. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Panel Surya dan Lampu Penerangan Jalan;
5. Pekerjaan Rumah Pompa dan Pemasangan Pompa;
6. Pekerjaan Reservoir 500 M3;
7. Pekerjaan Reservoir 300 M3;
8. Pekerjaan Reservoir 100 M3;
9. Pekerjaan Pipa Jaringan Transmisi;
10. Pekerjaan Jembatan Pipa;
11. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).

L. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi


Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi
SNI 2847-2015 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan
yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
boleh lebih dari 5%, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Adapun
bahan semen yang di gunakan adalah Semen Portland (ASTM C150M) produksi dalam negeri
yaitu bahan semen Tonasa atau semen Bosowa.

Beton Bertulang
Peraturan Beton Indonesia (SNI-2847-2013)
Pengujian Beton
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau
wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2
cm) yang disyaratkan.

Pengujian Kuat Tekan Beton


1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk
pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan
beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-2816-2014. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang
akan dirawat di laboratorium.
3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau
komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak
diantara keduanya.
4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara
manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap
komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
5. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil
pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
6. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton umur 28 hari.
7. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai kuat
tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga
dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang berdekatan nilainya.
8. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85 fc’.
9. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan
langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan
tidak membahayakan.
10. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas
daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada
daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal ini
harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak
membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau
terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
11. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap secara
bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti
tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat
pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk
penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang
dihasilkan.

Besi Baja WF
Referensi pada standard mutu yang digunakan sesuai dengan SNI 07-7178-2006 untuk
ukuran gelagar WF 250 x 125 x 60 x 90 mm
Pipa Dan Assesoris Pipa HDPE
Referensi pada standard dalam dokumen pelelangan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material harus produksi dalam negeri dengan standard SNI 4829 Tahun 2015, apabila
ternyata belum ada SNI/SII berkenaan dengan produk tertentu atau belum dibuat didalam
negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen
pelelangan ini. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) HDPE adalah
polietilena termoplastik yang aman untuk kebutuhan manusia sesuai dengan SNI 7593 Tahun
2010.
Semua barang-barang yang dikirim harus 100% (seratus persen) baru (bukan barang bekas)
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan. standar yang
dapat diterima adalah :
SII - Standar Industri Indonesia;
SNI - Standar Nasional Indonesia;
ISO - International Organization For Standardization;
JIS - Japanese Industrial Standrad;
BS - British Standard;
DIN - Deutsche Industrie Norm;
AWWA - American Water Work Association;
ASTM - American Society for Testing Materials;
ANSI - American National Standard Institute;

Batu
Batu Kali
Semua batu kali bermutu baik serta keras, utuh dan kuat serta permukaan kasar sehingga
dapat melekat semen / campuran dengan baik, ukurannya, kuat terhadap pengaruh suhu
panas harus diperoleh dari Quarry yang disetujui oleh Direksi. Contoh dari Batu Kali harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Tiap-tiap kiriman diantar ketempat
kerja, harus sama mutunya dengan contoh yang sudah disetujui dan dipegang oleh Direksi.
Batu kali yang diantar ketempat kerja harus dibongkar dari kendaraan dengan baik pada
lokasi kerja yang disetujui dan dijaga supaya batu kali tidak menjadi kotor dan tidak terkena
bahan yang berminyak serta berlumpur yang dapat merusak pasangan.
Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pekerjaan batu menurut perbandingan
isi harus : 1 PC : 3 Psr.
Pasir
Pasir harus sama dengan disyaratkan untuk pekerjaan beton kecuali gradasinya harus sesuai
tabel dibawah ini :
Saringan No. Persentasi berat yang lolos
8 100
100 15 max

Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik kekasaran yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.

M. Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan:


a. SNI 19-6774-2008 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Penjernihan Air;
b. SNI 4829 Tahun 2015 tentang sistem perpipaan polietilena (PE) dan fitting untuk sistem
penyediaan air minum.

N. Spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan sebagai persyaratan bertender


Nama
No Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi Status Kepemilikan
Utama

Excavator
1 0,9 M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
130HP – 150 HP

2 Dump Truck 3 - 4, M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

3 Concrete Mixer 0,35 M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

4 Generator Set 10 Kva 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

5 Mesin Las 300 Ampere 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

Mesin
Dia. 90 mm-
6 Penyambung 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
250 mm
Pipa (butt fusion)
Keterangan :
Semua Kapasitas Peralatan adalah kapasitas minimal dan maksimal yang disyaratkan sudah
sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di lapangan.
Spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan sebagai persyaratan
berkontrak
Nama
No Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi Status Kepemilikan
Utama

Excavator 130
1 0,9 M3 3 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
HP – 150 HP

2 Dump Truck 3 - 4 M3 5 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

3 Concrete Mixer 0.35 M3 6 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

4 Generator Set 10 Kva 6 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

5 Mesin Las 300 Ampere 4 Baik Milik / Sewa beli / Sewa

Mesin
Dia. 90 mm-
6 Penyambung 4 Baik Milik / Sewa beli / Sewa
250 mm
Pipa (butt fusion)
Keterangan :
Semua Kapasitas Peralatan adalah kapasitas minimal dan maksimal yang disyaratkan sudah
sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di lapangan.

O. Spesifikasi Jabatan Kerja untuk persyaratan bertender

No Jabatan Tingkat Pengalaman Sertifikat Kode Kode


dalam Pendidikan / Kerja Sesuai Kompetensi Semula Konversi Jumlah
Pekerjaan Ijazah Jabatan Kerja orang
ini (Tahun)

Ahli Madya
Manajer S1 / Teknik MPK.02. 1
1 4 Tahun Manajemen
Proyek Sipil 602
Proyek 005.8

Ahli Muda
Bidang
S1 / Teknik SIP.10.0
2 Manajer Teknik 4 Tahun Keahlian 1
Sipil 2 11 01.7
Teknik Sumber
Daya Air

Manajer S1 /
3 4 Tahun - - 1
Keuangan Ekonomi
Ahli K3 S1 / Seluruh
Ahli Muda
Konstruksi/Ahli Jurusan MPK.01.
4 3 Tahun K3 Konstruksi 603 1
Keselamatan Bidang 001. 7
Konstruksi Konstruksi
Keterangan:
Komposisi personel disyaratkan sudah sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di
lapangan.

Spesifikasi Jabatan Kerja untuk persyaratan berkontrak

No Jabatan Tingkat Pengalaman Sertifikat Kode Kode


dalam Pendidikan / Kerja Sesuai Kompetensi Semula Konversi Jumlah
Pekerjaan Ijazah Jabatan Kerja orang
ini (Tahun)

Ahli Madya
Manajer S1 / Teknik MPK.02. 1
1 4 Tahun Manajemen
Proyek Sipil 602
Proyek 005.8

Ahli Muda
Bidang
S1 / Teknik SIP.10.0
2 Manajer Teknik 4 Tahun Keahlian 1
Sipil 2 11 01.7
Teknik Sumber
Daya Air

Manajer S1 /
3 4 Tahun - - 1
Keuangan Ekonomi

Ahli K3 S1 / Seluruh
Ahli Muda
Konstruksi/Ahli Jurusan MPK.01.
4 3 Tahun K3 Konstruksi 603 1
Keselamatan Bidang 001. 7
Konstruksi Konstruksi

Pelaksana
Pelaksana Lapangan
S1/ Teknik TTL. 04.
5 Perpipaan Air 2 Tahun Pekerjaan TT0ll 1
Sipil 004. 4
Bersih Perpipaan
Muda
Keterangan:
Komposisi personel disyaratkan sudah sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan di
lapangan

P. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan


1. Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi Dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dalam hal ini bukan hanya melakukan pengadaan/penyediaan peralatan
ke lokasi pekerjaan, tetapi juga tenaga personil sebagai mana yang tercantum dalam
penawaran. Peralatan yang akan didatangkan ke lokasi pekerjaan adalah peralatan yang
sesuai dengan spesifikasi.

2. Pekerjaan Talud Pengaman Tebing


Galian Tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari area kerja (pondasi pasangan batu dan kolom) yang masuk dalam
tanah;
2. Semua bagian dari tanah (akar pohon) dibuang;
3. Galian tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar waterpass. Kalau
ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan
menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.

Galian tanah biasa


1. Pekerjaan galian tanah bisa dikerjakan dengan tenaga manusia (manual) dengan
menggunakan peralatan cangkul, linggis dan lain-lain;
2. Penggalian tanah harus selalu berdasar pada gambar kerja.

Galian tanah dengan alat


1. Sebelum melakukan Penggalian dengan alat berat diharuskan melakukan pengukuran
dan pematokan agar tanah yang akan digali jelas jalur dan penempatannya;
2. Penggalian tanah diperhatikan kemiringan, kedalaman galian dan mengacu pada
gambar kerja;
3. Tanaman yang menggangu jalur penggalian harus dibersihkan.

Galian tanah berbatu


Penggalian tanah berbatu dilakukan dengan menggunakan alat berat yakni dikerjakan sesuai
dengan patok yang ditentukan dilapangan. Alat berat melakukan pengggalian dan membuat
bentuk galian sesuai dengan lebar, panjang, dalam dan kemiringan yang ditunjukkan pada
gambar kerja (bestek).

Pekerjaan Pasangan Batu


Semua pasangan batu kali akan disiapkan dari bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan
dan harus dicampur teratur, dibentuk dan akan ditempatkan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuannya. Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus diterapkan pada semua
pekerjaan batu. Pekerjaan pasangan batu digunakan pada semua bagian pekerjaan yang
menggunakan pondasi
1. Pasangan batu terdiri dari bahan-bahan antara lain: semen, pasir, batu kali dicampur
rata, dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam gambar;
2. Spesi semen yang dipergunakan diklasifikasikan berdasarkan perbandingan semen
dan pasir dari mortar tersebut. Perbandingan semen dan pasir menurut volume
ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Uraian Perbandingan Volume Semen: Pasir


Struktur utama 1: 4
Siaran 1: 2
Plesteran 1: 2 - 1: 3

Spesi diaduk dengan mesin pengaduk (mixer) atau dengan cara manual (tenaga
manusia). Cara dan alat yang dipergunakan untuk mencampur adukan harus ditentukan
seteliti mungkin. Jika mesin pengaduk (mixer) yang digunakan, maka pencampurannya
dilakukan sesudah semua bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya
tidak boleh kurang lebih dari 2 (dua) menit.
1. Adukan yang akan dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk sekedar
dipergunakan. Semua adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh
dipergunakan. Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diizikan. Ember-
ember adukan akan dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja.
2. Tempat dimana pasangan batu akan diletakkan harus kering dan bersih dari lumpur.
3. Sebelum pemasangan lakukan, semua batu yang dipergunakan dalam pekerjaan
pasangan batu kali harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran.
4. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali tidak akan dilanjutkan selama hujan yang
cukup lebat atau cukup lama kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan
sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena oleh hujan. Adukan yang meleleh atau mencair
karena air hujan harus dibuang dan menggantinya sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pekerja tidak diperkenankan berada diatas pasangan batu sebelum pasangan batu
benar-benar mengeras.
5. semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu, akan dibasahi dengan air
sebelum dipergunakan. Pembasahan dengan cara yang terjamin sehingga masing-
masing batu dibasahi seluruhnya dan merata.
6. Semua pasangan batu harus dirawat dengan air.
Bekisting
Bekisting atau cetakan pada bagian kolom harus digunakan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Direksi Pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar
dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya
Penyedia Jasa.

Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang berat,


sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan yang
diterima.
Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin, bekisting harus tetap
menurut garis dan permukaan sebelum pelaksanaan pengecoran.

Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bakesting menggunakan kayu balok 5x10 cm
sebagai rangka utama dan kayu 5x5 cm sebagai kayu rangka pendukung, untuk penutup sisi
bakesting menggunakan tripleks (multipleks) 9 mm agar saat memasukan beton pada
bakesting tidak mengalami cembung pada sisi bakesting bertujuan agar permukaan
pekerjaan kontruksi memilki kualitas yang lebih rapih dan sempurna.
Proses Pembuatan dan fungsinya
Bakesting untuk bangunan dibuat sekuat mungkin untuk menghindari pergeseran saat
memasukan beton, dibuat peyanggah dari sisi –sisi agar mampu menahan beban beton
dalam proses pengeringan, dalam pekerjaan bakesting harus menggunakan minyak
bakesting agar saat melepaskan cetakan yang telah mencapai umur pengeringan beton
tidak terdapat cacat pada ukuran bangunan itu sendiri.

Pekerjaan Pembesian Beton


Tulangan besi untuk beton pada pondasi dan kolom seperti yang ditunjukan dalam gambar
kerja harus melalui pemeriksaan dan pengujian serta harus menyediakan contoh dari gudang
dilapangan, besi beton harus bersih dan bebas dari karat. Besi telah bengkok tidak boleh
diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai. Tulangan besi yang disimpan ditempat
pekerjaan (site) harus disortir.

Pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan


Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan besi dilakukan sesuai yang ditentukan
didalam gambar kerja. pembengkokkan dan pelurusan besi tidak diperkenankan pemanasan.

Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.

Pekerjaan Beton K-225


Umum
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan saluran yang
akan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan terdiri dari bahan-bahan yang diperinci
dan dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Bahan
1. Semua Portland dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
semen Portland.
2. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini disediakan dan sesuai dengan syarat-syarat yang sudah
diterangkan.
3. Air yang dipakai sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.

Pencampuran dan Pengecoran


1. Pengadukan dilakukan menggunakan concrete mixer (molen beton), untuk mendapakan
hasil/mutu yang baik;
2. Beton dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air; semuanya dicampur
dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang baik/tepat;
3. Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable
Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan. Untuk
mempermudah pencampuran ini harus membuat beton masif dengan ketebalan tidak
kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.
4. Beton digunakan sebagai selimut pada penulangan yang berfungsi sebagai stuktur
penahan beban serta berfungsi pula sebagai campuran kedap air atau tahan bocor;
5. Beton ini digunakan pada struktur bangunan pembetonan/pengecoran menggunakan
concrete vibrator (vibro beton) atau atas persetujuan direksi untuk mendapatkan hasil
yang maksimal;
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal Sebelum pengecoran terlebih dahulu
melakukan penimbangan untuk mendapat kerataan serta kemiringan lantai dengan
menggunakan selang timbang dan pemasangan benang sebagai batas top ketebalan
beton, setelah itu bolehlah dilakukan pengecoran;
7. Untuk beton mutu K-225, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya semen
untuk tiap M3 beton minimum sampai 388 kg;
8. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) dipakai dari waktu selama berjalannya pekerjaan ,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan
campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang
dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak;

Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 °C dan tidak kurang dari 4,5 °C.
Bila suhu beton antara 27 °C dan 32 °C, beton diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila lebih dari 32 °C, harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari, guna
untuk mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 °C.

Pengecoran
Pelaksanaan Pengecoran dilaksanakan apabila :
1. Semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas;
3. Permukaan-permukaan yang lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan
harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya
dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru.
Pembersihan dan pencucian dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air dibuang sebelum beton baru dicor;
4. Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump;
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints dilapisi penutup yang
terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya;
6. Beton segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus dijalankan dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang sesuai;
7. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Jarak dari pengadukan sampai
pengecoran beton jangan terlalu jauh;
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton
selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 20 cm. Direksi
Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-
lapisan 20 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini;
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai;
10. Ember beton yang dipakai sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mekanisme pembuangan. Ember beton
mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas;
11. Setiap lapisan beton dipadatkan sampai kepadatan maksimum, sehingga ia bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang dilekatkan.
Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan
Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada direksi untuk dinilai
kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat,
mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi;
2. Umumnya, diperlukan waktu min. 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul beban

Perawatan (Curing)
1. Semua beton dirawat dengan air, Direksi berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang digunakan pada bagian-bagian pekerjaan;
2. Beton tetap basah paling sedikit 7 hari terus-menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang dibasahi
air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Dan
air yang digunakan dalam perawatan memenuhi spesifikasi.

Perlindungan (Protection)
Untuk melindungi beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir oleh Direksi.
Permukaan beton yang terbuka dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran.

Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Penyempurnaan permukaan beton dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan
oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi;
2. Penempatan cetakan yang salah yang disebabkan kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan dan akan diuji dengan
pengukuran langsung. Hal tersebut dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang akan
diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, harus membersihkan semua
permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.

Perbaikan Permukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
permukaan tidak rata atau keropos atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal ini
dianggap tidak sesuai spesifikasi, maka harus dibongkar dan beton dibuang kemudian
diganti sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada gambar kerja;
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-lubang
baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan cetakan, dan bergesernya cetakan.
Ketidakrataan dan bengkok diperbaiki dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang terus-menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor kembali dan seterusnya disempurnakan;
3. Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan yang terlihat tidak memuaskan,
diwajibkan untuk diperbaiki dengan acian atau plester;
4. Cacat lubang tempat cukilan dari keropos kecil harus diperbaiki, diisi dengan
spesi/mortar tambalan yang kering dengan bahan pengisi yang tidak susut.

Pekerjaan Plesteran
Agregat harus terdiri atas campuran semen, pasir dan air bila diperlukan sesuai kebutuhan.
Metode kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Material yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air bersih bebas dari minyak dan keruh.
2. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
3. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah
siap ditempat.
4. Sebelum plesteran semua permukaan akan dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
5. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan sesuai gambar kerja
dan dihaluskan dengan air semen.
6. Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
7. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
8. Semua plesteran setelah cukup kering, selama satu minggu berturut-turut harus
dibasahi.

Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).

3. Pekerjaan Rumah jaga


Galian tanah biasa
1. Pekerjaan galian tanah bisa dikerjakan dengan tenaga manusia (manual) dengan
menggunakan peralatan cangkul, linggis dan lain-lain;
2. Penggalian tanah harus selalu berdasar pada gambar kerja.

Urugan Tanah
Setelah melakukan penggalian dan kerataan sudah tercapai, sambil melajutkan proses
pekerjaan pondasi, pekerjaan urugan tanah dan urugan tanah kembali dapat dilakukan.

Pekerjaan Beton Pondasi


Pembuatan beton harus menyesuaikan dengan hasil tes laboratorium untuk mendapatkan
kualitas/mutu yang baik, akan jenis material yang akan dipakai, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Beton dengan perbandingan campuran yang ditentukan dalam kontrak kerja;
2. Pengadukan dilakukan menggunakan concrete mixer (molen beton), untuk mendapakan
hasil/mutu yang baik;
3. Beton digunakan sebagai selimut pada penulangan yang berfungsi sebagai stuktur
penahan beban serta berfungsi pula sebagai campuran kedap air atau tahan bocor;
4. Penulangan atau pembesian dipasang dan dirakit untuk bangunan jenis tulangan yang
digunakan pada bangunan. Jarak dan bentuk tulangan/pembesian harus mengikuti
gambar yang telah ditentukan kebenarannya.

Pekerjaan Bekesting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi;
2. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa;
3. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
4. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin.

Pembesian Beton
Tulangan baja untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar-gambar. Standard Nasional
Indonesia (SNI). Untuk tiap-tiap pengirim batang baja lunak yang diserakan ketempat
pekerjaan, harus disediakan. Suatu hasil pemeriksaan dari laborataorium yang disetujui oleh
Direksi. Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserakan ketempat pekerjaan,
akan disediakan untuk tiap-tiap pembuatan diakui dari catan-catan pemeriksaan dan
pengujian yang berhubungan dengan pembuatan-pembuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Menyediakan contoh tulang dari gudang di lapangan. Tulang ada waktu pengecoran beton
besi dan bebas kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang
telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau dibengkokan lagi. Batang tulang yang disimpan
ditempat pekerjaan (site) disortir menjadi bermacam-macam ukuran dengan cara yang baik
supaya tidak tercemar oleh benda-benda yang merugikan.

Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan


Penyedia Jasa akan menyampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan gambar-
gambar mengenai cara pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan batang-batang
tulangan. Pemotongan pembengkoka dan penyambungan batang tulang dilakukan menurut
keperluan dan persyaratan yang ditentukan didalam gambar atau seperti yang disetujui oleh
Direksi. Penggantian pembengkokkan dan pelurusan batang tulangan tidak diperkenankan
dan semua batang tulangan dibengkokan tanpa pemanasan.

Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dan tetap teguh hingga betonya menjadi keras. Sebelum batang – batang tulangan dipasang,
permukan dari batang-batang tulangan dan batang tulang-tulangnya dibersikan dari semua
kotoran, karat yang merugikan, sisik lepas, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang
tulangan pasti terikat dengan kawat-kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak
kurang dari 0,9 mm. Batang-batang tulangan dipasang secara akaurat dan dijamin posisinya
sehingga tulang-tulang itu tidak akan bergeser selama pengecoran beton, dan perhatikan
khusus dicurakan untuk menghindari sesuatu gangguan terhadap batang tulangan di dalam
beton yang sudah di cor. Kursi-kursi, gantung-gantungan, pengaturan-pengaturan jarak, dan
penopang-penopang lainya untuk batang tulangan dapat mengunakan beton, logam atau
material lain yang memenuhi spesifikasi.

Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).

Pengecatan
Untuk semua jenis cat, jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendaptkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk. Sebelum
memulai pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan
minyak, dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup, pekerjaan ini
harus disaksikan oleh pengawas lapangan

4. Pekerjaan Pemasangan Panel Surya dan Penerangan jalan


Pekerjaan Persiapan dan Pesanan Material
1. Segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan;
2. Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta kelengkapan administrasi lapangan harus
disiapkan sebelum memulai pekerjaan;
3. Memperhatikan tempat untuk penempatan bahan / material dari hal-hal yang bisa
menyebabkan kerusakan;
4. Material yang didatangkan harus sesuai dengan spesifikasi teknis barang yang
dipersyaratkan.

Pengepakan dan Angkutan Material ke Lokasi


1. Mengepak barang dengan baik sehingga barang terhindar dan terlindungi dari resiko
kerusakan atau kehilangan pada saat pengiriman dari tempat asal barang sampai ke
tempat tujuan akhir;
2. Pengepakan barang harus memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi mutu
barang antara lain penangan barang secara kasar, suhu udara yang ekstrim, kadar garam
dan penguapan, penyimpanan di tempat terbuka, jauhnya jarak menuju tempat tujuan
akhir dan ketiadaan fasilitas penanganan barang yang memadai;
3. Mengatur pengangkutan barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan) sampai dengan
tujuan pengiriman.

Persiapan Pemasangan Barang Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa
perlu melakukan pembersihan lapangan/lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat
merusak modul solar cell.

Pemasangan Tiang Rangka dan Modul Solar Cell


1. Tiang solar cell harus dari bahan baja ringan di buat sedemikian rupa agar mampu
menahan beban yang dihasilkan modul panel surya;
2. Dasar tiang harus dicor dengan beton yang ukuran dan modelnya disesuaikan dengan
gambar kerja;
3. Panel surya di pasang setelah tiang dan rangka selesai dikerjakan;
4. Penempatan lokasi panel surya harus memperhatikan posisi pohon yang rindang atau
hambatan lain agar mendapatkan panas matahari yang maksimal.

Pemasangan Instalasi
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi, misalnya:
obeng, neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan listrik, kabel, serta
peralatan dan bahan lainnya;
2. Tarik kabel dari panel surya;
3. Untuk kabel, bila kurang panjang bisa tambahi/sambung sendiri);
4. Pemasangan instalasi kabel harus rapi dan memparhatikan tingkat keamanannya.

Pemeriksaan dan Pengujian Material


1. PPK berhak untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian atas barang untuk memastikan
kecocokannya dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak;
2. Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh penyedia dan disaksikan oleh
PPK;
3. Biaya pemeriksaan dan Pengujian ditanggung oleh penyedia;
4. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan di tempat yang ditentukan dalam SSKK, dan
dihadiri oleh PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Penyedia
berkewajiban untuk memberikan akses kepada PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan tanpa biaya;
5. Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang
ditetapkan dalam kontrak, PPK berhak untuk menolak barang tersebut dan penyedia atas
biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaiki atau mengganti barang tersebut.

5. Pekerjaan Rumah Pompa dan Rumah Panel


Galian tanah biasa
1. Pekerjaan galian tanah bisa dikerjakan dengan tenaga manusia (manual) dengan
menggunakan peralatan cangkul, linggis dan lain-lain;
2. Penggalian tanah harus selalu berdasar pada gambar kerja.

Urugan Tanah
Setelah melakukan penggalian dan kerataan sudah tercapai, sambil melajutkan proses
pekerjaan pondasi, pekerjaan urugan tanah dan urugan tanah kembali dapat dilakukan.

Pekerjaan Beton Pondasi


Pembuatan beton harus menyesuaikan dengan hasil tes laboratorium untuk mendapatkan
kualitas/mutu yang baik, akan jenis material yang akan dipakai, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Beton dengan perbandingan campuran yang ditentukan dalam kontrak kerja;
2. Pengadukan dilakukan menggunakan concrete mixer (molen beton), untuk mendapakan
hasil/mutu yang baik;
3. Beton digunakan sebagai selimut pada penulangan yang berfungsi sebagai stuktur
penahan beban serta berfungsi pula sebagai campuran kedap air atau tahan bocor;
4. Penulangan atau pembesian dipasang dan dirakit untuk bangunan jenis tulangan yang
digunakan pada bangunan. Jarak dan bentuk tulangan/pembesian harus mengikuti
gambar yang telah ditentukan kebenarannya.

Pekerjaan Bekesting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi;
2. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa;
3. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
4. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin.

Pembesian Beton
Tulangan baja untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar-gambar. Standard Nasional
Indonesia (SNI). Untuk tiap-tiap pengirim batang baja lunak yang diserakan ketempat
pekerjaan, harus disediakan. Suatu hasil pemeriksaan dari laborataorium yang disetujui oleh
Direksi. Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserakan ketempat pekerjaan,
akan disediakan untuk tiap-tiap pembuatan diakui dari catan-catan pemeriksaan dan
pengujian yang berhubungan dengan pembuatan-pembuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Menyediakan contoh tulang dari gudang di lapangan. Tulang ada waktu pengecoran beton
besi dan bebas kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang yang
telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau dibengkokan lagi. Batang tulang yang disimpan
ditempat pekerjaan (site) disortir menjadi bermacam-macam ukuran dengan cara yang baik
supaya tidak tercemar oleh benda-benda yang merugikan.
Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan
Penyedia Jasa akan menyampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan gambar-
gambar mengenai cara pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan batang-batang
tulangan. Pemotongan pembengkoka dan penyambungan batang tulang dilakukan menurut
keperluan dan persyaratan yang ditentukan didalam gambar atau seperti yang disetujui oleh
Direksi. Penggantian pembengkokkan dan pelurusan batang tulangan tidak diperkenankan
dan semua batang tulangan dibengkokan tanpa pemanasan.

Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dan tetap teguh hingga betonya menjadi keras. Sebelum batang – batang tulangan dipasang,
permukan dari batang-batang tulangan dan batang tulang-tulangnya dibersikan dari semua
kotoran, karat yang merugikan, sisik lepas, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang
tulangan pasti terikat dengan kawat-kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak
kurang dari 0,9 mm. Batang-batang tulangan dipasang secara akaurat dan dijamin posisinya
sehingga tulang-tulang itu tidak akan bergeser selama pengecoran beton, dan perhatikan
khusus dicurakan untuk menghindari sesuatu gangguan terhadap batang tulangan di dalam
beton yang sudah di cor. Kursi-kursi, gantung-gantungan, pengaturan-pengaturan jarak, dan
penopang-penopang lainya untuk batang tulangan dapat mengunakan beton, logam atau
material lain yang memenuhi spesifikasi.

Pekerjaan Acian
5. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
6. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
7. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
8. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).

Pengecatan
Untuk semua jenis cat, jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendaptkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk. Sebelum
memulai pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan
minyak, dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup, pekerjaan ini
harus disaksikan oleh pengawas lapangan

6. Reservoir 500 M3, Reservoir 300 M3 dan Reservoir 100 M3


Galian Tanah dan Perapian Kembali
Galian Tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari bangunan (pondasi, sloff) yang masuk dalam tanah;
2. Semua bagian dari tanah (akar pohon) dibuang;
3. Galian tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar waterpass. Kalau
ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan
menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.

Galian tanah biasa


1. Pekerjaan galian tanah bisa dikerjakan dengan tenaga manusia (manual) dengan
menggunakan peralatan cangkul, linggis dan lain-lain;
2. Penggalian tanah harus selalu berdasar pada gambar kerja.

Galian tanah dengan alat


1. Sebelum melakukan Penggalian dengan alat berat diharuskan melakukan pengukuran
dan pematokan agar tanah yang akan digali jelas jalur dan penempatannya;
2. Penggalian tanah diperhatikan kemiringan, kedalaman galian dan mengacu pada
gambar kerja;
3. Tanaman yang menggangu jalur penggalian harus dibersihkan.

Galian tanah berbatu


Penggalian tanah berbatu dilakukan dengan menggunakan alat berat yakni dikerjakan sesuai
dengan patok yang ditentukan dilapangan. Alat berat melakukan pengggalian dan membuat
bentuk galian sesuai dengan lebar, panjang, dalam dan kemiringan yang ditunjukkan pada
gambar kerja (bestek).
Pekerjaan Pasangan Batu
1. Semua pasangan batu kali akan disiapkan dari bahan-bahan yang sesuai dengan
persyaratan dan harus dicampur teratur, dibentuk dan akan ditempatkan sesuai dengan
persyaratan dan ketentuannya. Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus
diterapkan pada semua pekerjaan batu. Pekerjaan pasangan batu digunakan pada
semua bagian pekerjaan yang menggunakan pondasi;
2. Pasangan batu terdiri dari bahan-bahan antara lain: semen, pasir, batu kali dicampur
rata, dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam gambar;
3. Spesi semen yang dipergunakan diklasifikasikan berdasarkan perbandingan semen
dan pasir dari mortar tersebut. Perbandingan semen dan pasir menurut volume
ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Uraian Perbandingan Volume Semen: Pasir
Struktur utama 1: 4
Siaran 1: 2
Plesteran 1: 2 - 1: 3
4. Spesi diaduk dengan mesin pengaduk (mixer) atau dengan cara manual (tenaga
manusia). Cara dan alat yang dipergunakan untuk mencampur adukan harus ditentukan
seteliti mungkin. Jika mesin pengaduk (mixer) yang digunakan, maka pencampurannya
dilakukan sesudah semua bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya
tidak boleh kurang lebih dari 2 (dua) menit;
5. Adukan yang akan dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk sekedar
dipergunakan. Semua adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh
dipergunakan. Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diizikan. Ember-
ember adukan akan dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja;
6. Tempat dimana pasangan batu akan diletakkan harus kering dan bersih dari lumpur;
7. Sebelum pemasangan lakukan, semua batu yang dipergunakan dalam pekerjaan
pasangan batu kali harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran;
8. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali tidak akan dilanjutkan selama hujan yang
cukup lebat atau cukup lama kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan
sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena oleh hujan. Adukan yang meleleh atau mencair
karena air hujan harus dibuang dan menggantinya sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pekerja tidak diperkenankan berada diatas pasangan batu sebelum pasangan batu
benar-benar mengeras;
9. Semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu, akan dibasahi dengan air
sebelum dipergunakan. Pembasahan dengan cara yang terjamin sehingga masing-
masing batu dibasahi seluruhnya dan merata;
10. Semua pasangan batu harus dirawat dengan air.

Bekisting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh
atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada
bekisting yang menurut Direksi Pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya
dengan biaya Penyedia Jasa;
2. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima;
3. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan angin, bekisting harus
tetap menurut garis dan permukaan sebelum pelaksanaan pengecoran.

Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bakesting menggunakan kayu balok 5x10 cm sebagai
rangka utama dan kayu 5x5 cm sebagai kayu rangka pendukung, untuk penutup sisi
bakesting menggunakan tripleks (multipleks) 9 mm agar saat memasukan beton pada
bakesting tidak mengalami cembung pada sisi bakesting bertujuan agar permukaan pekerjaan
kontruksi memilki kualitas yang lebih rapih dan sempurna.

Proses Pembuatan dan fungsinya


Bakesting untuk bangunan dibuat sekuat mungkin untuk menghindari pergeseran saat
memasukan beton, dibuat peyanggah dari sisi –sisi agar mampu menahan beban beton
dalam proses pengeringan, dalam pekerjaan bakesting harus menggunakan minyak bakesting
agar saat melepaskan cetakan yang telah mencapai umur pengeringan beton tidak terdapat
cacat pada ukuran bangunan itu sendiri.
Pekerjaan Pembesian Beton
Tulangan besi untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar kerja harus melalui
pemeriksaan dan pengujian serta harus menyediakan contoh dari gudang dilapangan, besi
beton harus bersih dan bebas dari karat. Besi telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau
dibengkokkan lagi untuk dipakai. Tulangan besi yang disimpan ditempat pekerjaan (site)
harus disortir.

Pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan


Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan besi dilakukan sesuai yang ditentukan
didalam gambar kerja. pembengkokkan dan pelurusan besi tidak diperkenankan pemanasan.

Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.

Pekerjaan Beton K-225


Umum
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan saluran yang
akan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan terdiri dari bahan-bahan yang diperinci
dan dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Bahan
1. Semua Portland dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
semen Portland;
2. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini disediakan dan sesuai dengan syarat-syarat yang sudah
diterangkan;
3. Air yang dipakai sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.

Pencampuran dan Pengecoran


1. Pengadukan dilakukan menggunakan concrete mixer (molen beton), untuk mendapakan
hasil/mutu yang baik;
2. Beton dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air; semuanya dicampur
dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang baik/tepat;
3. Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable
Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan. Untuk
mempermudah pencampuran ini harus membuat beton masif dengan ketebalan tidak
kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm;
4. Beton digunakan sebagai selimut pada penulangan yang berfungsi sebagai stuktur
penahan beban serta berfungsi pula sebagai campuran kedap air atau tahan bocor;
5. Beton ini digunakan pada struktur bangunan pembetonan/pengecoran menggunakan
concrete vibrator (vibro beton) atau atas persetujuan direksi untuk mendapatkan hasil
yang maksimal;
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal Sebelum pengecoran terlebih dahulu
melakukan penimbangan untuk mendapat kerataan serta kemiringan lantai dengan
menggunakan selang timbang dan pemasangan benang sebagai batas top ketebalan
beton, setelah itu bolehlah dilakukan pengecoran;
7. Untuk beton mutu K-225, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya semen
untuk tiap M3 beton minimum sampai 388 kg;
8. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) dipakai dari waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan
campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang
dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak.

Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 °C dan tidak kurang dari 4,5 °C.
Bila suhu beton antara 27 °C dan 32 °C, beton diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila lebih dari 32 °C, harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari, guna
untuk mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 °C.
Pengecoran
Pelaksanaan Pengecoran dilaksanakan apabila :
1. Semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas;
3. Permukaan-permukaan yang lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan
harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya
dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru.
Pembersihan dan pencucian dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air dibuang sebelum beton baru dicor;
4. Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump;
5. Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints dilapisi penutup yang
terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya;
6. Beton segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus dijalankan dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang sesuai;
7. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Jarak dari pengadukan sampai
pengecoran beton jangan terlalu jauh;
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton
selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 20 cm. Direksi
Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-
lapisan 20 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini;
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi
yang hanyut dan terhampar dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai;
10. Ember beton yang dipakai sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mekanisme pembuangan. Ember beton
mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas;
11. Setiap lapisan beton dipadatkan sampai kepadatan maksimum, sehingga ia bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas dari lapisan yang terletak di bawah;
12. Semua beton dipadatkan dengan alat penggetar beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.

Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan


Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada direksi untuk dinilai
kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat,
mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi;
2. Umumnya, diperlukan waktu min. 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul beban

Perawatan (Curing)
1. Semua beton dirawat dengan air, Direksi berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang digunakan pada bagian-bagian pekerjaan;
2. Beton tetap basah paling sedikit 7 hari terus-menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang dibasahi
air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Dan
air yang digunakan dalam perawatan memenuhi spesifikasi.

Perlindungan (Protection)
Untuk melindungi beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir oleh Direksi.
Permukaan beton yang terbuka dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran.
Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
1. Penyempurnaan permukaan beton dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan
oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi;
2. Penempatan cetakan yang salah yang disebabkan kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan dan akan diuji dengan
pengukuran langsung. Hal tersebut dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang akan
diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, harus membersihkan semua
permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.

Perbaikan Permukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
permukaan tidak rata atau keropos atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal ini
dianggap tidak sesuai spesifikasi, maka harus dibongkar dan beton dibuang kemudian
diganti sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada gambar kerja;
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-lubang
baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan cetakan, dan bergesernya cetakan.
Ketidakrataan dan bengkok diperbaiki dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang terus-menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor kembali dan seterusnya disempurnakan;
3. Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan yang terlihat tidak memuaskan,
diwajibkan untuk diperbaiki dengan acian atau plesterCacat lubang tempat cukilan dari
keropos kecil harus diperbaiki, diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering dengan
bahan pengisi yang tidak susut.

Pekerjaan Plesteran
Agregat harus terdiri atas campuran semen, pasir dan air bila diperlukan sesuai kebutuhan.
Metode kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Material yang dipakai adalah pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air bersih bebas dari minyak dan keruh;
2. Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk
dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen;
3. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah
siap ditempat;
4. Sebelum plesteran semua permukaan akan dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru;
5. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan sesuai gambar kerja
dan dihaluskan dengan air semen;
6. Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja dan dirapikan sehingga terlihat bagus;
7. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang;
8. Semua plesteran setelah cukup kering, selama satu minggu berturut-turut harus
dibasahi.

Pekerjaan Acian
1. Pekerjaan acian adalah pekerjaan tahap akhir (finishing) setelah itu dilanjutkan dengan
pekerjaan pengecatan;
2. Acian terbuat dari semen portland yang dicampur dengan air menjadi sebuah adonan, di
upayakan adonan tersebut tidak terlalu encer;
3. Sebelum acian dilakukan, pada permukaan dinding yang telah diplester harus disiram
terlebih dahulu sampai bersih dari debu atau sisa-sisa spesi yang nempel pada dinding;
4. Setelah penyiraman, acian sudah bisa dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 satu
bidang dulu setelah itu dilakukan penggosokan dengan menggunakan spon untuk
mendapatkan hasil yang baik (halus).

Pengecatan
Cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Bahan yang dikirim ke tempat
pekerjaan dalam kaleng /drum harus dalam keadaan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus diaduk, sebelum memulai
pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan minyak,
pengecatan dilakukan secara bertahap.

7. Pekerjaan Pipa Transmisi


Pipa HDPE
Semua material yang dipakai diproduksi dalam negeri dengan standard SNI/SII, apabila
ternyata belum ada SNI/SII berkenaan dengan produk tertentu atau belum dibuat didalam
negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam Metode
Pelaksanaan ini. Untuk pipa HDPE spesifikasi yang digunakan adalah Pipa HDPE PE 100 PN
10 bar sedangkan untuk diameternya disesuaikan dengan gambar rencana dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).

Tahap Pekerjaan :
1. Koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran (request for work);
2. Penentu lokasi kerja, konfirmasi dengan pihak direksi;
3. Pengukuran dikerjakan dengan menggunakan Total Station;
4. Pembuatan patok acuan (bouwplank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari
direksi, dibuat dari kayu 2.5/7 cm, ditanam sedalam 40 cm dan diberi cat warna merah
untuk memudahkan pandangan. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu
2.5/25 cm atau kayu 2.5/7 cm yang dipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi
bouwplank disesuaikan dengan hasil pekerjaan setting out;
5. Buat peta situasi beserta cross section dan long section;
6. Ploting data ukur ke construction drawing / gambar kerja.

Pembersihan Lokasi
Pembersihan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan yang ada semua tumbuhan
termasuk pohon sampai dengan ukuran keliling 0.75 m bila diukur 1.0 m di atas muka tanah
dan semua rintangan-rintangan yang terdapat dipermukaan tanah, kecuali gedung dan
bangunan.

Pekerjaan Tanah
Galian Tanah Untuk Pemasangan Pipa
1. Galian Tanah untuk pemasangan pipa disesuaikan kedalamannya dengan rencana
pada gambar bestek (gambar kerja);
2. Semua pipa dipasang pada kedalaman 1,00 meter dihitung dari permukaan tanah
terendah rata-rata sampai ke sisi puncak pipa;
3. Lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya pipa yang akan dipasang dan lebar
galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehingga
kebocoran-kebocoran pada sambungan pipa dapat dihindarkan;
4. Lebar galian diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan
sebagainya guna mengantisipasi hambatan-hambatan dilokasi pekerjaan;
5. Pada tempat-tempat parit galian yang mudah longsor perlu dibuat turap-turap
pengaman;
6. Apabila pada trace galian pipa terdapat genangan air yang mengganggu pekerjaan,
Penyedia jasa harus menyediakan pompa atau peralatan lain untuk pengeringan guna
memperlancar pekerjaan pipa.

Lintasan dan Sudut Belokan


Pipa dipasang sesuai dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan
sambungan (fitting). Katup-katup (Valves) dan penguras (Drain) pada tempat yang diperlukan.
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu kemajuan
pekerjaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Direksi/Pemberi Tugas berhak
untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada. Semua pipa dipasang pada kedalaman
sebagai berikut :
D = 160 mm s/d 250 mm,
H = sesuai gambar
Dimana:
D = Diameter Nominal Pipa
H = Kedalaman Galian Pipa
Pembersihan Pipa dan Kelangkapannya
Sebelum dilakukan penyambungan (pengelasan) pastikan bebas dari segala macam jenis
kotoran. Bagian luar ujung pipa dan semua bagian sambungan yang akan disambung terlebih
dahulu dibersihkan sampai bersih, sehingga diperoleh sambungan pipa yang stabil dan baik.

Pemotongan Pipa (Cutter)


Pemotongan pipa dapat dilakukan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan
pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan
syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan. Ujung-ujung bekas
pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan gurinda untuk
Pipa GIP dan Untuk Pipa HDPE, pastikan hasil pemotongan benar-benar rata sempurna agar
pemyambungan tidak terdapat kebocoroan.

Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa.
Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pipa baja (GIP) dengan sambungan flange, las atau giboult joint;
2. Kawat las yang digunakan adalah jenis JIS Z-3211 atau semutu;
3. Kawat las yang lembab tidak dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5%
untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5% untuk kawat yang
mengandung zat air yang rendah;
4. Pipa HDPE disambung dengan Mesin butt Fusion (pemanas pipa)

Menurunkan Pipa kedalam parit


Semua galian pipa yang telah selesai digali agar segera menurunkan pipa pada galian
tersebut dengan sangat hati-hati, guna mempercepat pekerjaan pipa tersebut, hal ini
dilakukan akan pekerjaan diharapkan berjalan lancar dan sesuai dengan spesifikasi teknik
pada umummnya.

Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jenis bahan yang tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka dapat
menimbun dengan galian yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung lempung, pasir,
kerikil, dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

Pipa GIP
Standar dan kelas
Material yang digunakan adalah yang mempunyai Standar SNI 07-0242.1 Tahun 2000 atau
ASTM A54/A120 atau digunakan standar lain yang sama atau lebih baik mutunya. Pipa yang
dikirim harus sudah diberi cap dari pabrik yang dapat menunjukkan dari/asal pabrik, standar
yang digunakan, diameter nominal dan kelas pipa.

Lapisan dalam dan luar


Untuk pipa baja yang dilapis dengan galvanis harus dilapis bagian luar maupun dalamnya
(linning & coating), dengan ketebalan merata oleh lapisan galvanis tersebut, dengan sistem
hot dipped galvanized. Untuk pipa baja yang bagian dalamnya dilapisi dengan semen (cement
mortar linning), sesuai standard AWWA C205-85 dan bagian luarnya diberi lapisan black
asphalt vernich atau penahan karat lainnya dengan ketebalan minimal 1 mm.

Sambungan dengan pengelasan


1. Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan di dalam parit, maka lebar galian perlu
ditambah agar juru las dapat bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil
untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik;
2. Bila pengelasan dilakukan diluar parit galian, maka cara penempatan pipa pada posisi
yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa ke dalam parit galian,
pipa tidak mengalami kerusakan.
3. Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dalam
bidangnya.
4. Kawat las yang dipergunakan adalah jenis JIS Z-3211 atau semutu.
5. Kawat las yang lembab tidak dipakai dan kadar kelembababn harus kurang dari 2,5%
untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5% untuk kawat yang
mengandung zat air yang rendah.

8. Pekerjaan Jembatan Pipa


Galian tanah biasa dan perapian kembali
Galian Tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah;
2. Semua bagian dari tanah (akar pohon) dibuangGalian tanah dilak sanakan seperti yang
tertera dalam gambar, baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan
sebagainya, dan benar-benar waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-
kesulitan pelaksanaan dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh
mengajukan usulan kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

Galian tanah biasa


1. Pekerjaan galian tanah bisa dikerjakan dengan tenaga manusia (manual) dengan
menggunakan peralatan cangkul, linggis dan lain-lain;
2. Penggalian tanah harus selalu berdasar pada gambar kerja.

Urugan Pasir
Pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan dengan
tanah timbunan.

Beton K-225 Abutmen


1. Pembuatan beton harus menyesuaikan dengan hasil tes laboratorium untuk
mendapatkan kualitas/mutu yang baik;
2. Beton dengan perbandingan campuran yang ditentukan dalam kontrak kerja;
3. Pengadukan dilakukan menggunakan concrete mixer (molen beton), untuk mendapakan
hasil/mutu yang baik;
4. Beton digunakan sebagai selimut pada penulangan yang berfungsi sebagai stuktur
penahan beban serta berfungsi pula sebagai campuran kedap air atau tahan bocor;
5. Penulangan atau pembesian dipasang dan dirakit untuk bangunan jenis tulangan yang
digunakan pada bangunan. Jarak dan bentuk tulangan/pembesian harus mengikuti
gambar yang telah ditentukan.
Bekisting
1. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-batas seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja;
2. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi Pengawas
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh
Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa harus segera membongkar dan memindahkan
bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan menggantinya dengan biaya Penyedia Jasa;
3. Konstruksi cetakan harus diperhitungkan terutama untuk konstruksi-konstruksi yang
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat untuk bisa menahan bahan
yang diterima. Toleransi yang diizinkan adalah kurang lebih 3 mm untuk garis dan
permukaan setelah penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap
beban adukan beton yang masih basah dan getaran, terhadap beban konstruksi dan
angin, bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan sebelum pelaksanaan
pengecoran.

Pembesian Beton
Tulangan besi untuk beton seperti yang ditunjukan dalam gambar kerja harus melalui
pemeriksaan dan pengujian serta harus menyediakan contoh dari gudang dilapangan, besi
beton harus bersih dan bebas dari karat. Besi telah bengkok tidak boleh diluruskan, atau
dibengkokkan lagi untuk dipakai. Tulangan besi yang disimpan ditempat pekerjaan (site)
harus disortir.

Pemotongan, pembengkokkan dan penyambungan


Pemotongan, pembengkokan dan penyambungan besi dilakukan sesuai yang ditentukan
didalam gambar kerja. pembengkokkan dan pelurusan besi tidak diperkenankan pemanasan.

Pemasangan
Semua batang tulangan dipasang secara akurat pada posisi-posisi seperti yang ditentukan
dalam gambar kerja. Sebelum batang tulangan dipasang, terlebih dahulu dibersihkan dari
semua kotoran/ karat yang merugikan, cat, minyak dan benda asing lainnya. Batang tulangan
harus terikat dengan kawat besi penguat yang garis tegaknya yang tidak kurang dari 0,9 mm.
tulangan dipasang secara akurat dan dijamin posisinya sehingga tidak mudah bergeser
selama pengecoran beton.
Pagar Pelindung Pipa
Pipa Pelindung pipa terbuat dari besi dia 12 mm dengan panjang disesuaikan dengan gambar
kerja, dilas sejajar dengan jarak 10 cm melingkar mengikuti bentuk pipa.

Pemasangan Gelagar Memanjang


Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membentangkan gelagar diatas abutmen / trusblock
jembatan sesuai dengan gambar kerja, dilas / angkur baut di atas dudukan abutmen.

Pengecatan
Cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Bahan yang dikirim ke tempat
pekerjaan dalam kaleng /drum harus dalam keadaan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus diaduk, sebelum memulai
pengecatan, permukaan yang akan dicat harus betul-betul terhindar dari kotoran dan minyak,
pengecatan dilakukan secara bertahap, lapis kedua dan penutup cat harus kental dengan
campuran 5 % bahan pengecer cat, agar semua pori-pori permukaan tertutup.

Pengadaan dan Pemasangan Assesoris Pipa


Bend
Bend dipasang dengan cara dilas sesuai dengan gambar kerja

Flange dan Stub Flange


Flange dan Stub Flange accesoris yang dipasang pada pipa HDPE dengan penguat las yang
bertujuan untuk pertemuan dengan accesoris seperti Gate valve dan accesoris yang
menggunakan Flange.

Clamp Pipa
Clamp Pipa Terbuat dari Besi strip, dengan ketebalan minimal 3 mm dipasang sesuai dengan
diameter pipa dengan jarak maksimal 1,5 m dilas/baut ke gelagar jembatan atau sesuai
gambar kerja

Katup Udara (Air Valve)


Fungsi Katup Udara antara lain sebagai berikut :
1. Air Valve Accesories yang berfungsi mengeluarkan udara yang ada didalam pipa disaat
pipa terisi air;
2. Pemasangan Air Valve harus dengan berdasarkan gambar kerja;
3. Pemakaian Karet pada Air Valve jangan sampai robek;
4. Pemasangan Baut harus Kencang karena akan menyebapkan terjadi keluarnya air pada
Air Valve.

10. Pekerjaan Akhir


Sebagai akhir dari pekerjaan “Pembangunan Jaringan dan Reservoir Mendukung
Embung Konservasi Nakamura” penyedia jasa wajib membersihkan dan mengangkut sisa-
sisa material di sepanjang lokasi kerja dan membuangnya pada lokasi yang telah ditentukan
atau sesuai arahan dari direksi teknis dilapangan.

Q. Surat Pernyataan
Kebenaran Isi Dokumen
Isi dari dokumen informasi proyek ini a dalah benar adanya dan disusun dengan data-data
yang tersedia.
Ternate, 17 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai