Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI TEKNIK

REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN PENGAMBILAN IRIGASI - KONSTRUKSI –
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO
APBD TA 2023 KAB. MOJOKERTO

• K/L/P/D : Pemerintah Kabupaten Mojokerto


• Satker : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
• Kode RUP : 39021023
• Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
• Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder
pada Daerah Irigasi yang Luasnya di Bawah 1000 Ha dalam 1 (Satu)
Daerah Kabupaten/Kota
• Sub Kegiatan : Rehabilitasi Bendung Irigasi
• Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Pengambilan Irigasi - Konstruksi - Rehabilitasi
Daerah Irigasi Wonokusumo
• Sistem Pengadaan : Tender
• Nilai Pagu : Rp. 1.431.057.862,00
• Kode Rekening : 5.2.04.02.01.0003
• Volume : 1 Paket
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan semakin besarnya
konsumsi kebutuhan pangan terutama beras dan semakin sempitnya lahan pertanian yang
ada. Upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama beras perlu adanya dukungan dari
semua pihak yang bergerak di sektor pertanian.
Pemerintah Pusat melalui Nawacita berkomitmen memenuhi kebutuhan pangan bagi
masyarakat tanpa adanya ketergantungan dari luar negeri, dengan program kedaulatan
pangan bagi Masyarakat Indonesia. Kedaulatan pangan akan dapat terwujud manakala
semua sumberdaya yang ada dapat berjalan dengan baik, diantaranya adalah Infrastuktur
jaringan irigasi.
Kabupaten Mojokerto sebagai salah satu daerah penghasil beras dengan luas daerah irigasi
29.922 Ha. Dari luasan tersebut yang menjadi kewenangan kabupaten adalah 17.757 Ha.
Dari hasil inventarisasi lapangan didapatkan data bahwa masih banyak jaringan irigasi yang
kondisinya rusak, baik rusak sedang maupun rusak berat, sehingga apabila kondisi tersebut
tidak segera ditangani akan berdampak terhadap usaha pemenuhan kebutuhan air irigasi di
lahan pertanian.
Untuk menunjang hal tersebut diatas diperlukan dukungan anggaran baik dari pemerintah
Pusat maupun Daerah. Anggaran tersebut akan diarahkan untuk kegiatan yang bersifat
peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten sehingga
kondisi jaringan irigasi yang rusak dapat diperbaiki.
Belanja Modal Bangunan Pengambilan Irigasi - Konstruksi - Rehabilitasi Daerah Irigasi
Wonokusumo merupakan salah satu upaya untuk merehabilitasi bendung yang telah rusak
sehingga dapat mendukung produktifitas hasil pertanian di wilayah Kabupaten Mojokerto.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud pekerjaan / pengadaan adalah untuk melaksanakan Rehabilitasi Daerah Irigasi di
Kabupaten Mojokerto guna menunjang produktifitas pertanian.
b. Tujuan
Penyelenggaraan Pekerjaan bertujuan agar tersedianya kondisi infrastruktur irigasi yang
baik.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

3. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG


Nama organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pengadaan barang
a. Daerah : Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto
b. OPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Mojokerto
c. PPK : ROIS ARIF BUDIMAN, S.T.

4. DASAR PELAKSANAAN
1. UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
2. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5. Peraturan Menteri No. 19/PRT/M/2014 tentang Pembagian Subklasifikasi dan
Subkualifikasi usaha Jasa Konstruksi
6. Permen PUPR No. 6 Tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha dan produk pada
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko sektor pekerjaan umum dan
perumahan rakyat
7. Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
8. Permen PUPR No. 1 Tahun 2022 tentang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
9. SE Menteri PUPR No.11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
10. SE Kepala LKPP No 4 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi
Kewajaran Harga Pada Tender Barang / Jasa Lainnya dan Pekerjaan Konstruksi
11. Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
12. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2022 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023
13. Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 52 Tahun 2022 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023
14. Keputusan Bupati Mojokerto Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar Satuan Harga Tahun
Anggaran 2023
15. Ketentuan pelelangan lain yang berlaku dan petunjuk – petunjuk yang diberikan oleh
pemberi pekerjaan / tugas
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

5. LOKASI PEKERJAAN
Desa Gedangan, Kec. Kutorejo

6. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2023
b. Pagu Anggaran Rp 1.431.057.862,00
HPS Rp 1411.855.000,00

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


150 ( Seratus Lima Puluh ) Hari Kalender tercantum dalam Surat Perjanjian dan Surat
Perintah Mulai Kerja
No. Uraian Jumlah Hari
1 PEKERJAAN PENDAHULUAN 15 Hari
2 PEKERJAAN TANAH 15 Hari
3 PEKERJAAN PASANGAN 60 Hari
4 PEKERJAAN BETON 60 Hari
TOTAL 150 Hari

8. SYARAT TEKNIS IJIN USAHA


SBU dengan kualifikasi kecil Bidang Bangunan Sipil yang masih berlaku, Sub Bidang Jasa
Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya
(SI001) atau BS004 (Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase) dengan kode NIB/KBLI 42201
atau BS010 (Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air) dengan kode NIB/KBLI
42911 sesuai Permen PUPR No. 6 Tahun 2021.

9. MATA PEMBAYARAN UTAMA


a. Pekerjaan Pasangan
1. Mortar tipe N (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)Menggunakan
Molen, untuk ketinggian 2 s.d. 3 m' ( Analisa Terlampir )
2. Mortar tipe N (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)Menggunakan
Molen, untuk ketinggian 3 s.d. 4 m' ( Analisa Terlampir )
3. Mortar tipe N (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)Menggunakan
Molen, untuk ketinggian 4 s.d. 5 m' ( Analisa Terlampir )
b. Pekerjaan Beton
1. 1 m3 beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225) (menggunakan molen) ( Analisa Terlampir )
2. 1 m3 Beton mutu f’c = 14,5 MPa ( K175 ) (menggunakan molen) ( Analisa Terlampir )
3. Penulangan 1 kg dengan Besi Polos atau Besi Sirip
c. Pekerjaan Pintu Air
1. Pekerjaan Pintu Air Type C-3
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

B. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


1. Daftar Personil Managerial yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Republik Indonesia
No. 12 Tahun 2021, sebagai berikut :

Lama
Profesi/ Keahlian/
No Jabatan Yang dibutuhkan Pengalaman Keterangan
Keterampilan
Minimal

1. 1 Orang Pelaksana 2 tahun Pelaksna Lapangan


Lapangan Pekerjaan Pekerjaan Saluran Irigasi
Saluran Irigasi jenjang 4 SIP.08.001.4 / TS Dikompetisikan
032 Pelaksana Bangunan
Irigasi
2 1 Orang Petugas K3 - Sertifikat K3 Konstruksi
Konstruksi atau Petugas atau Sertifikat Keselamatan
. Keselamatan Konstruksi Konstruksi / Petugas
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Dikompetisikan
Konstruksi (MPK.01.001.3)
atau Petugas Keselamatan
Konstruksi (MPK.0 1.002.3)

C. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

Jumlah
No. Jenis Kapasitas Minimal Kepemilikan Alat Keterangan
Minimal

1 Pompa Air Alkon Inlet dan Outlet 2 " 1 Unit Milik Sendiri / Sewa Dikompetisikan

2 Pickup 1500 cc 1 Unit Milik Sendiri / Sewa Dikompetisikan


Molen ( Concrete 0,3 m3
3 1 Unit Milik Sendiri / Sewa Dikompetisikan
Mixer ) 350 liter / 50 Kg
4 Waterpass - 1 Unit Milik Sendiri / Sewa Dikompetisikan

5 Excavator PC 75 1 Unit Milik Sendiri / Sewa Dikompetisikan


Kompresor Tidak
6 - 1 Unit Milik Sendiri / Sewa
Sandblasting Dikompetisikan
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

D. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pasir Pasir Pasang Lokal

Multiplex Standart SNI 0,9 mm

Kayu 5/7 - Lokal

Paku Standart SNI Lokal

2 PEKERJAAN PASANGAN

Batu / Batu Kali / Batu Belah Batu Pecah 10/12 , 15/20 Lokal

Pasir Pasir Pasang Lokal


Gresik, Tiga Roda Nilai
Semen Portland Cement
TKDN Minimal 75 %
Pipa PVC ø 1" s.d ø 2" Standart SNI -

3 PEKERJAAN BETON

Pasir Pasir Cor / Beton Lokal

Kerikil / Koral / Agregat Beton Batu Pecah 1/2 , 2/3 , 3/5 cm Lokal

Besi beton ( polos / ulir ) Standart SNI -

Kawat beton / Bendrat Standart SNI -

Multiplex Standart SNI Multiplex 12 mm

Kayu 5/7 - Lokal

Paku Standart SNI Lokal

4 PEKERJAAN PINTU

Pintu Air Type A Standart SNI Pabrikasi

Pipa Galvanis Standart SNI -

E. SPESIFIKASI PROSES KEGIATAN


Ketentuan Umum
1. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

2. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa / dikeluarkan biaya ganti rugi,
maka Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan
pembiayaan tambahan.
3. Tanggung Jawab Kontraktor
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi
lama yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat
kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan, maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak
berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai
dengan isi kontrak.
4. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli /
terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.
5. Perintah untuk Pelaksanaan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),
Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas memberikan petunjuk / perintah kepada
Penyedia Jasa Konstruksi, baik berbentuk tulisan ( dalam bentuk surat atau dalam
buku direksi ) maupun lisan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang
ditunjuk untuk mewakili Penyedia Jasa Konstruksi . Apabila Penyedia Jasa Konstruksi
setuju / keberatan terhadap perintah maka harus dicatat pada buku direksi.
6. Laporan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi berupa :
a. Laporan Bulanan
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Harian
d. Buku Direksi
e. Buku Tamu
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

7. Ketentuan Kajian Teknis


a. Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar
Rencana untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus memastikan
dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan ini. Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus
mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat
dalam revisi minor Gambar.
b. Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan
setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan telah selesai, dimana revisi minor
ini harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa
sebagai bagian dari Lingkup pekerjaan dalam Kontrak.
c. Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Penyedia Jasa harus
melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
d. Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi
Pekerjaan, tidak lebih dari tanggal yang ditentukan
e. Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam Lingkup Kontrak
ini akan diterbitkan secara, bertahap untuk Penyedia Jasa dan bilamana detil
pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas pada
revisi minor.
8. Gambar-gambar dan Ukuran
1. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
b. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
c. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
2. Kontraktor menyiapkan semua gambar-gambar proyek dalam bentuk ukuran A3
yang disimpan oleh Direksi.
3. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
4. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
6. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
7. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

9. Wilayah Kerja
1. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
2. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan
harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah
yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
3. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas, kontraktor
harus berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas
yang ada.
10. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan
1. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
2. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku
adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam
peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
3. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional,
apabila diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat
tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
4. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
5. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
6. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahanbahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

7. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
8. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-
bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan
kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan
sekitarnya dapat dijamin.
9. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
10. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.

F. SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN


TINJAUAN UMUM
Spesifikasi Teknis ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Angaran dari tuntutan atas Hak paten, lisensi
serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan.
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa, semua barang
dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum
dipergunakan.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari:
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pintu

a. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang kontrak Item pekerjaannya termasuk /
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini yang perlu dilaksanakan baik sebelum, selama
berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya pekerjaan detail disajikan berikut ini.
1. PENGUKURAN
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia jasa konstruksi harus
melaksanakan pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas Pekerjaan.
b. Papan bouwplank dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7 atau setara,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 meter satu sama lain, tidak rusak dan hilang selama pelaksanaan
pekerjaan.
c. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti atau setara, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
d. Tinggi sisi atas papan patok ukur, harus sama satu dengan yang lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan dan dipasang sejauh 300 cm
dari as pondasi terluar.
e. Setelah pemasangan papan bouwplank, Penyedia jasa konstruksi harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas Pekerjaan.
f. Papan bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar
ukuran pondasi saluran.
g. Papan bouwplank bangunan harus dibuat sejajar dengan dinding tepi bangunan
sejarak tertentu di luar galian pondasi.
h. Elevasi yang tercantum dalam papan bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar pondasi, tinggi pondasi maupun
pasangan dan konstruksi lainnya.
i. Untuk pengukuran Panjang pipa yang akan dikerjakan, menggunakan roll meter.
j. Sebelum pengukuran Panjang, harus disiapkan patok stationic dan pilox untuk
menandai Stationic.
k. Pengukuran panjang dilakukan per 25 – 50 m sampai keseluruhan Panjang yang
akan dikerjakan.
2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari
pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua
material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas Pekerjaan.
b. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali.
c. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia jasa konstruksi, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

3. PAPAN NAMA PROYEK


a. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan papan nama proyek yang
mencantumkan nama kegiatan, nama pekerjaan, lokasi, volume, biaya, manfaat, waktu
pelaksanaan, pelaksana.
b. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas Pekerjaan.

b. PEKERJAAN TANAH
1. Pelaksanaan pekerjaan galian tanah :
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan galian yang
diperlukan untuk pondasi bangunan Bak Penyaring, galian untuk pipa ataupun
bangunan lainnya yang dibutuhkan, termasuk perataan permukaan tanah sampai
pada permukaan tanah yang ditentukan dalam gambar kerja.
2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan galian tanah :
a. Semua pekerjaan galian tanah untuk semua lobang galian baru boleh dilaksanakan
setelah papan balok (bowplank) dilaksanakan.
b. Tanah bekas galian yang tidak dibutuhkan untuk peninggian tanah / urugan lainya
yang harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan menggunakan pick up atau truck.
c. Segala sesuatu yang tidak lepas dari keadaan tanah setempat menurut petunjuk /
keputusan Konsultan Pengawas.
d. Sumbu kedalaman, serta bentuk galian setelah dilaksanakan harus diperiksa serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Dasar galian harus dikerjakan teliti, daftar sesuai dengan gambar kerja dan harus
dibersihkan dari kotoran.
f. Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar kerja, harus diadakan pengurugan untuk menutupi kelebihan tersebut dengan
pasir urug yang dipadatkan dan disiram air pada setiap ketebalan 5 cm, lapis demi
lapis sampai mencapai permukaan yang dibutuhkan, semua biaya yang diakibatkan
karenanya menjadi tanggung jawab penyedia jasa konstruksi dan tidak boleh diajukan
sebagai pekerjaan tambah atau ditunjukkan lain sesuai dengan gambar kerja.
g. Ketebalan tanah bekas galian harus disingkirkan sehingga tidak menggangu
pekerjaan.

1. Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah adalah pengurugan kembali tanah bekas


galian sampai mencapai permukaan yang ditentukan termasuk pula pemadatannya
sesuai dengan gambar kerja.
2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan urugan :
a. Tanah urug yang boleh dipakai adalah tanah bekas galian atau tanah yang
didatangkan dari luar yang tidak mengandung organis.
b. Pemadatan tanah Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis tidak
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

boleh lebih tebal dari 20 cm sampai rata dan padat sesuai dengan gambar kerja.
c. Bahan-bahan bekas bongkaran sama sekali tidak boleh digunakan sebagai urugan.

c. PEKERJAAN PASANGAN / MORTAR


1. Semua pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari material
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pemasangan pipa akan dibuat pada lokasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana. Lokasi akhir pemasangan pipa akan diputuskan oleh Konsultan Pengawas di
lapangan dan penyedia jasa konstruksi harus melakukan survey tambahan
sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas untuk menentukan persyaratan
pemasangan mengenai ketinggian dan lokasinya.
Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran,
bangunan air dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang
pasti sesuai dengan kondisi lapangan.
Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan
pengukuran berikut penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak Direksi
sebelum melaksanaakan semua kegiatannya.

d. PEKERJAAN BETON
1. Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan beton tidak bertulang.
Semua pekerjaan ini harus mengikuti SNI Beton 2847:2019 sepanjang
tidak diatur lain dalam spesifikasi ini.
2. Untuk pekerjaan beton bertulang harus dipakai baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi. Sedang sebagai kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan Ø
minimum 1 mm.
3. Semua campuran beton bertulang harus di buat Mix Design terlebih dahulu untuk
mendapatkan mutu yang diinginkan dan sedapat mungkin dihindarkan pemakaian
bahan-bahan Additive hanya diperkenankan untuk hal-hal tertentu dan segala sesuatu
yang menyangkut hal ini harus atas sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.

e. PEKERJAAN PINTU AIR


PINTU AIR
• Umum
Pintu type plat tegak dan mampu diangkat dengan tangan dibuat untuk dipasang pada
struktur Intake ataupun Box Bagi seperti tercantum dalam gambar. Tiap pintu harus
dirancang untuk tahan dan mampu diangkat terhadap ketinggian air maksimum 1m di
hulu dengan tanpa air di hilir.
• Rangka Pintu
Rangka pintu dibuat dengan pengelasan terdiri dari sponning baja, bagian ambang
bawah dan ambang atas. Bagian sponning terdiri dari susunan baja siku dan batang
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

plat dikerjakan secara pabrikasi untuk menyangga daun pintu dalam seluruh
gerakannya.
Bagian ambang bawah dan ambang atas dibuat dari baja profip siku dan dilas
diujungnya pada bagian sponing.
Baja angker dilas pada bagian sponing dan ambang bawah untuk pemegangnya kuat
dalam coakkan dari struktur bila nantinya dicor beton ditempat. setelah daun pintu
diselipkan dalam sponing, pelat penutup dilas pada ujung atas bagian sponing agar
daun pintu tidak dapat lepas lagi. Bagian sponing dibor seperti yang ditentukan pada
gambar untuk memasangkan pen pengunci daun pintu.
• Daun Pintu
Daun pintu terdiri dari plat baja yang dilengkapi dengan lunbang tempat
pengangkatan dengan tangan lubang tersebut diperkuat dengan batang bulat yang
luas. Daun pintu dilubangi dengan bor untuk penempatan pen pengunci dasun pintu
dan disatukan dengan pemegang rantai. Pemegang rantai dan pengunci dibuat dari
batang baja bulat seperti tampak pada gambar dan diberi rantai dengan ukuran dan
panjang sedemikian.
Sehingga pen pengunci dapat dimasukkan dalam lubang pada kerangka dan daun
pintu yang posisinya pas, pen pengunci dilengkapi dengan gembok dan kunci.
• Spesifikasi pintu
Persyaratan koefesien minimal untuk pekerjaan Pengadaan dan pemasangan pintu
baja baru (standar SNI) atau sesuai Pabrikasi.

PEMASANGAN PINTU
• Umum
Pemasangan pintu-pintu akan mengikuti prosedur yang ditentukan dalam “Petunjuk
Pemasangan, eksploitasi dan pemeliharaan” yang disiapkan oleh pabrik pembuat
pintu. Penyedia jasa utama harus bertanggung jawab menyediakan tenaga kerja, alat-
alat pengangkat lainnya misalnya keran angkat, tripod, dan lain-lain. Yang
memungkinkan pintu dapat dibawa ketempat bahkan semua alat dan bahan-bahan
yang memungkinkan pintu dibangun tadi.
Pabrik pembuat pintu harus bertanggung jawab menyediakan perlengkapan dan alat
khusus untuk pemasangan pintu dan pengawasan tenaga kerja dari penyedia jasa
utama. Pintu yang ukurannya memungkinkan untuk dirakit dahulu dipabrik sampai
siap dapat langusng dipasang pada bangunan. Apabila hal ini tidsak mungkin, pintu
dirakit dilapangan dan dicat seperlunya sebelum pemasangan.
Untuk menjamin bahwa bagian rangka bahwa benar-benar saling tegak lurus, maka
dalam pra-rakit dan perakitan penuh dilapangan, dipergunakan penguat dan
penopang sementara ini dibautkan pada bagian rangka dengan yang dapat dilepas,
untuk memegang rangka pada siku yang benar selama seluruh pekerjaan pemasangan
berlangsung, apabila pemasangan telah selesai penopang sementara dilepas.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

Pintu dipasang pada coakan yang sudah disiapkan pada bangunan mempergunakan
alat pengangkat yang disediakan oleh penyedia jasa utama. Pintu harus terlindung
secara baik dari kerusakan akibat pemindahan. Dipergunakan pemegang sementara
dari kayu untuk menjamin kerataan ambang bawah dan biji kayu menjamin ketegakan
dan kekuatan sementara selama pemasangan pintu.
Pintu harus dikontrol dengan untuing-unting dan penyipat datar untuk penempatan
dalam coakan bangunan. Pintu harus dioperasikan dalam satu daur ulang penuh dari
keadaan tertutup rapat keterbuka penuh ketertutup rapat, pintu harus selalu
dipasang pada kedudukan tertutupnya. Apabila Direksi dapat menerima bahwa pintu
memuaskan dicor beton pada kedudukannya.
• Bagian yang tertanam
Coakan yang sesuai harus disiapkan pada bangunan, untuk penempatan bagian yang
tertanam. Bagian tertanam seperti pelat tahan karat untuk perapat, baut angker, baut
penyetel, pemegang tumpuan putar dan lain-lain, harus dilengkapi dan ditempatkan
secara teliti dalam coakan dan disetel sesuai dengan kebutuhan, setelah penyetelan
selesai maka harus ditopang erat pada kedudukan akhir oleh penyedia jasa saat dicor
beton dalam coakan.
• Toleransi
Bagian yang tertanam harus diunting-unting dilipat datar dan disenter mengikuti
toleransi yang diijinkan, sebagai tambahan terhadap toleransi yang tercantum dalam
spesifikasi batas-batas tersebut dibawah ini :
Garis acuan untuk toleransi adalah sumbu pintu (sumbu dari tumpuan putar). Ukuran
harus dipertahankan dalam toleransi tersebut dibawah ini, kecuali perencanaan
penyedia jasa memerlukan toleransi yang lebih kecil sesuai dengan perintah Direksi,
yaitu :
- Toleransi maksimum untuk radius pintu (yakni jarak antara pusat lingkaran dan
permukaan pintu sebelah hulu) + 5 mm.
- Penyiapan ukuran jarak antara permukaan perapat arah lateral terhadap ukuran
jarak teroritis disembarang titik : 0,50 mm.
- Penyimpangan kerataan permukaan perapat dari ambang bawah relatif terhadap
sumbu pintu disembarang titik + 1,0 mm dan penyimpangan dari sebuah garis lurus
harus tidask melebihi 0,5 mm dalam setiap panjang 1,0 m
- Bidang sisi datar pintu membentuk segi empat siku terhadap sumbu pintu,
penyimpangan dari garis lurus tidak melebihi 1,5 mm.
- Bantuk segi empat siku harus dalam ambang perbedaan 10 mm sepanjang antara
diagonal dari pojok-pojok daun pintu pada setiap pintu disisi hilir.
- Ketidak pararelan tiap pintu terhadap sumbu pintu tidak boleh melebihi 3 mm pada
sembiring titik yang ditentukan oleh perbedaan jarak antara bagian teratas dan
terbawah atau antara sisi-sisi pada sembarang titik yang dipilih.
- Sisi pinggir pelat pintu tidak dapat menyimpang lebih dari + 3 mm disembarang titik
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

dari bidang vertikal yang tegak lurus terhadap sumbu pintu.


• Perapat karet
Perapat karet (rubber seal) untuk pintu harus dipotong teliti sesuai dengan panjang
yang diperlukan dan dibautkan pada pintu oleh penyedia jasa. Lubang dibuat dengan
bor pada bilah karet perapat yang ditempatkan dengan menjepit perapat dan
menyetel perapat pintu sehingga menjamin perapat karet terpotong rata pada
kedudukan perapat.
• Pemasangan Alat-alat pengangkat
Alat-alat pengangkat untuk pintu harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas
petunjuk Direksi. Alat angkat harus sudah dirakit dibengkel dan diberi tanda
pasanganan hanya akan dilepas bila perlu untuk pengangkutan, sling pengangkat
pintu tidak dimasukkan dalam rakitan oleh bengkel alat pengangkat. Setelah selesai
pemasangan, alat angkat harus diuji sesuai dengan beban kerja.

BAHAN-BAHAN DAN PENGERJAANNYA


1. Semen
Semua semen yang di pakai harus Semen Portland klas I yang sesuai dengan
pengarahan yang ditetapkan dalam SNI atau ASTM C-150 type I. Dalam hal ini yang
digunakan adalah Semen PC atau merk lain sesui dengan syarat-syarat ini yang telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Penyimpanan
Penyedia jasa konstruksi harus membuat gudang-gudang semen yang baik dan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus menjamin semen terlindungi dari pengaruh iklim dan kelembaban, gudang
harus cukup ventilasi.
2. Lantai harus di buat paling sedikit 30 cm di atas tanah dan betul-betul kedap air dan
tidak terjadi kelembapan.
3. Ukuran gudang harus di buat cukup besar untuk menyimpan stock yang menjamin
kontinuitas pekerjaan.
4. Semen-semen di atas harus di atur sedemikian rupa sehingga semen-semen yang
datang terlebih dahulu dalam gudang dapat di pakai lebih dahulu dan mudah
diperiksa.
5. Semen jangan ditumpuk lebih tinggi dari 2.00 M.
6. Tidak diijinkan lebih dari satu macam / type semen untuk suatu jenis pekerjaan.
2. Agregat Halus dan Kasar
a. Agregat Halus :
Pasir dan kerikil halus yang akan di pakai harus bersih dan bebas dari tanah liat,
karang, serpihan-serpihan mika, bahan-bahan organik dan alkalis, jumlah bahan-
bahan yang merugikan tersebut tidak boleh lebih dari 5%. Bahan harus berbentuk
baik keras padat. Pasir yang dipakai hendaknya mempunyai gradasi baik sesuai
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

dengan SNI 2847:2019 atau SK I.15/199103.


b. Agregat Kasar :
Yang akan dipakai dapat terdiri koral atau batu pecah. Agregat kasar harus bersih dan
bebas dari bagian yang halus, mudah pecah, tipis, bersih dari bahan-bahan yang rusak.
Banyaknya bahan-bahan yang merusak tersebut, tidak boleh melebihi persyaratan
maksimum, tidak boleh melebihi persyaratan maksimum yang diatur oleh SNI
2847:2019. Agregat yang dipakai hendaknya berbentuk baik, keras, padat awet dan
tidak berpori-pori. Agregat kasar harus mempunyai gradasi yang baik jika di saring
dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk Beton SNI
2847:2019. Ukuran Maksimum agregat kasar tidak melebihi yang ditetapkan Direksi.
Jika gradasi tidak sesuai, maka Penyedia jasa konstruksi harus menyaring atau
mengolah kembali bahan dan jika diperlukan agregat harus di cuci.
Penimbunan :
Agregat halus dan kasar harus ditimbun pada tempat-tempat terpisah yang
memudahkan pekerjaan pengawasan oleh Konsultan Pengawas.

3. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
garam, bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lain-lain dalam jumlah yang
merusak.

4. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas karat.
b. Mutu baja tulangan yang dipakai adalah U-24 sesuai dengan standar Indonesia SNI
dan mendapat persetujuan dari Direksi Pemakaian dari setiap jenisnya lihat gambar.
c. Jika baja-baja Penyedia jasa konstruksi harus dapat memberikan sertfikat dari baja
tulangan yang dipakai, dari laboratorium Pengujian Bahan atau Pabrik yang
bersangkutan. Sebelum baja-baja tulangan tidak sesuai dengan contoh-contoh yang
dimaksudkan, Konsultan Pengawas mengafkir besi-besi tersebut. Segala kerugian
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa konstruksi.
d. Baja tulangan harus dibengkokan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar-gambar beton.
e. Sebelum di pasang, baja tulangan harus bersih dari serpihan-serpihan karat,
minyak, gemuk yang dapat mengurangi daya lekat.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan, besi beton diikat pada
tempatnya dengan kawat-kawat pengikat, klem-klem yang khusus diganjal blok-blok
atau sisi-sisi besi, spacer atau gantungan-gantungan sehingga dijamin tidak terjadi
pengeseran-pengeseran pada waktu pengecoran beton.
g. Penyambungan tulangan harus mengikuti ketentuan-ketentuan pasal : “Ketentuan
Ketentuan Khusus Pekerjaan Konstruksi” ; Penyambungan tulangan tidak boleh
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

dilakukan pada satu tempat melebihi sepertiga jumlah tulangan yang ada.

5. Komposisi / Campuran Beton


Untuk campuran ini harus diadakan suatu rencana campuran (Mix Design) untuk
mendapatkan keyakinan akan tercapainya mutu beton yang diharapkan pemakaian
air semen agar dibatasi seminimum mungkin.

6. Pengujian Beton
Banyak air yang dipakai harus diatur sedemikian rupa dan disesuikan dengan kadar
air dan gradasi dari agregat, sehingga kubus-kubus percobaaan harus dibuat dan diuji
dengan SNI Beton.
Penyedia jasa konstruksi harus melakukan pemeriksaan mutu beton pada
laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan menyediakan
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pembuatan contoh-contoh benda uji dan
pembuatannya harus dilakukan oleh petugas-petugas yang terlatih. Frekwensi
pemeriksaan disesuaikan dengan SNI Beton atas petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Pencampuran dan Pengadukan Beton


Alat pengukuran bahan-bahan beton harus disediakan dan mempunyai ketelitian yang
cukup untuk mengukur jumlah dari masing-masing unsur bahan pembentuk beton.
Alat-alat pengaduk beton harus disediakan yang baik dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Bahan-bahan pembentuk harus dicampur dan diaduk dalam Concrete
Mixer, paling sedikit 2 menit sesudah semua bahan masuk ke dalam mixer. Waktu
pengadukan harus ditambah jika tidak didapatkan hasil adukan yang merata dan
warna yang seragam. Pengadukan yang berlebih-lebihan dan membutuhkan
penambahan air untruk mendapatkan konsisten beton yang dikehendaki tidak
diperbolehkan. Beton tidak boleh dicampur atau diaduk hanya dengan tangan (Hand
Mixing).

8. Pengangkutan Beton
a. Beton harus diangkut dari mixer ke tempat pengecoran dalam container-container
yang kedap air dengan secepatnya dan dituangkan pada bekesting secara hati-hati
tanpa menimbulkan pemisahan-pemisahan bagian-bagian campuran. Beton-beton
harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah perubahan konsisten beton.
b. Beton dapat diangkut dalam gerobak-gerobak dorong dan lain-lain atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

9. Pengecoran dan pemadatan Beton


a. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilakukan semua pekerjaan cetakan
(bekIsting) baja-baja tulangan, instansi-instansi yang lain yang harus ditanam dalam-
dalam sudah selesai dulu. Hendaknya selambat-lambatnya 24 jam sebelum pekerjaan
pengecoran dimulai, Penyedia jasa konstruksi harus memberitahukan pada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan pemeriksaan dan persetujuanya.
b. Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Konsultan Pengawas yang ditunjuk serta
Penyedia jasa konstruksi yang setingkat ada ditempat pekerjaan.
c. Cetakan-cetakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan jalan menyemprotkan
air tawar atau compressor sehingga segala kotoran hilang dari cetakan.
d. Beton harus dicor pada tempat-tempat pekerjaan secepat mungkin setelah
pencampuran dan pengadukan dan dipadatkan dengan Concrete Vibrator. Lama
pemadatan dengan Vibrator tersebut harus disesuaikan dengan type dari alat yang
dipakai (tidak boleh terlalu lama sekitar 30 detik).
Beton harus sudah di cor dalam waktu kurang dari 1 jam setalah pengadukan dengan
air di mulai.
e. Sambungan-sambungan harus dibersihkan, dibasahi dan kemudian dilapis dengan
air semen sebelum dilakukan pengecoran beton baru. Pencampuran / penumbukan
kembali beton yang sudah mengikat tidak diperkenankan. Adukan beton tidak boleh
dituangkan terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan /
segregasi dari agregat (max 1,5 m).
f. Alat-alat penuang harus selalu bersih dan bebas dari lapisan beton yang mengeras.
g. Pada penyetopan / pemotongan oleh hubungan semua penuangan beton harus
membentuk suatu sudut (lereng terjal) dan tidak boleh vertikal.
h. Selama hujan yang dapat berpengaruh pada campuran beton, maka pengecoran
tidak diperkenankan.

10. Bekisting
a. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga beton dapat dengan baik
ditempatkan, dipadatkan dan tidak terjadi perubahan bentuk acuan selama
pengerasan beton berlangsung.
b. Rencana (design) seluruh cetakan / acuan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa
konstruksi dan untuk acuan tertentu terlebih dahulu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum rencana acuan dilaksanakan.
c. Sesuai dengan persyaratan beton, bahan acuan dapat menggunakan : untuk papan-
papan bekesting digunakan papan dan kayu yang baik sejenis kayu hutan / campuran
dengan ukuran 3/20 dengan penguat dari kayu/balok ukuran 4/6 atau 5/7 dan galam
10 cm, atau cetakan dari plat baja yang dapat dipergunakan secara berulang-ulang.
d. Permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu dengan air kemudian diberi
lapisan minyak (form oil). Pertama agar tidak terjadi penyerapan air semen pada
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

beton yang baru dituangkan dan kemudian untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan.
e. Acuan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus yang cukup
untuk memikul 2 x Berat sendiri. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan
konstruksi selama pelaksanaan adalah Penyedia Jasa Konstruksi. Penyedia Jasa
Konstruksi harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas bilamana bermaksud akan
membongkar cetakan.
Segala ijin yang diberikan Pengawas / Direksi sekali-sekali tidak menjadi bahan untuk
mengurangi / membebaskan tanggung jwab penyedia jasa konstruksi dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-
sudut yang tajam dan tidak pecah.

11. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
a. Pada Beton K. 175 , K. 225 atau K. 250 untuk waktu pelaksanaan dibuat minimal 6
benda uji. Pengujian dilakukan oleh Penyedia jasa konstruksi dan Konsultan
Pengawas. Segala sesuatunya dapat berpedoman dengan SNI 2847:2019 Persyaratan
Beton Struktural.
b. Untuk pemeriksaan langsung mutu beton-beton yang berada di lapangan pekerjaan
setiap harinya penyedia jasa konstruksi harus menyiapkan alat Hammer Test untuk
dipergunakan Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan.
c. Benda uji digunakan berbentuk kubus dengan ukuran (15 x 15) cm atau (20 x 20)
cm atau silinder 16 x 32 cm.
d. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural.

12. Pemeliharaan Beton


Waktu dan cara pembukaan cetakan akan diuji oleh Konsultan Pengawas guna
menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas toleransi
yang diijnkan.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

13. Perbaikan Permukaan Beton.


a. Permukaan-permukaaan beton akan diuji oleh Konsultan Pengawas guna
menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas toleransi
yang diijinkan.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan dan bergeraknya cetakan dan
sebagainya.

PERSYARATAN PEKERJAAN
Semua pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari material
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah:
1. Gambar-Gambar Pekerjaan
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari konstruksi beton, pasangan batu, pengaturan batang
pembesian termasuk rencana konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton,
tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar- gambar lengkap di
lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut.

2. Gambar As Built Drawing


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-
hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO),
Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana (As Built
Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran minimal
A3, beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan cara
manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program
computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan
survey dan penggambaran yang dikontrakkan.
3. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam
segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur
dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh Direksi.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
4. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-
syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam bentuk yaitu Bar-Chart.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.
5. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu
yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan
laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.


Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
iii. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan
akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.
6. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk Minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya.
Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
7. Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan. Tidak ada mata
pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan
ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa
yang sudah termasuk dalam harga Penawaran yang dikontrakkan.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

8. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto,
lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri
foto yaitu sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai
dilaksanakan, dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama, Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto- foto yang dibuat oleh ahli foto
yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan /
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi. Pada setiap
tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan
arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin
maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial
bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan
cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto diberi catatan sebagai
berikut :
- Nama Daerah Irigasi
- Detail Kontrak
- Nama Bangunan atau Lokasi Ruas Saluran
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi
dalam album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan
menurut progres kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing- masing. Tiap
obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan
pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) ganda. Tiap album harus diberi
keterangan atau tanda untuk memudahkan mengidentifikasi cetakannya. Semua
album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

9. Transportasi Lapangan
Pengguna Jasa memerlukan fasilitas transportasi lapangan untuk kelancaran
tugas direksi lapangan. Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan dan
operasionil transportasi lapangan dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
10.Peralatan dan Perlengkapan Proyek
Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka
diperlukan peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa
menyediakan fasilitas tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada
pembayaran khusus untuk ini.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


1. Peraturan Tentang K3 konstruksi di Indonesia
Dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada
penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3
konstruksi yang bersifat umum dan yang bersifat khusus untuk
penyelenggaraan konstruksi yakni :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem
Manajemen
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum masing- masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Ketentuan Administrasi
1. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk mengusahakan agar temoat
kerja, peralatan lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikan rupa
sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakan.
iv. Penyedia Jasa Konstruksi mejamin bahwa mesin peralatan,
kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan Keselamatan Kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan
secara umum.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

v. Penyedia Jasa Konstruksi turut mengadakan pengawasan


terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
vi. Penyedia Jasa Konstruksi menunjuk petugas Keselamatan Kerja
yang karena jabatannya di dalam organisasi kontraktor,
bertanggung jawab mengawasi kordinasi pekerjaan yang
dilakukan. Untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
vii. Penyedia Jasa Konstruksi memberikan pekerjaan yang cocok
untuk tenaga kerja sesuai dengsn keahlian umur, jenis kelamin
dan kondisi fisik / kesehatannya.
viii. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor
menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya demi pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Pengurus atau kontraktor dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan
serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
ix. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana
pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.
Hal-hal yang rnenyangkut biaya yang timbal dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan
Kontraktor.

3. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh
(Full-time) untuk mengurus dan menyelenggarakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2.Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan dengan
memperkerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi
dari sifat proyek memang memeriukan, diwajibkan membentuk unit
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini
merupakan unit struktural dari organisasi Kontraktor yang dikelola oleh
Pengurus atau Kontraktor.
4.Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan
Panitia Pembina Keselamatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah
kordinasi Pengurus atau Kontraktor, serta bertanggung jawab kepada
Pemimpin Proyek.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

5.Kontraktor harus :
• Memberikan kepada Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee) fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
• Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan clan Kesehatan
Kerja (Safety Committee) dalam segala hal yang berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Proyek.
• Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari Safety Committee.
6.Jika 2 atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan keselamatan dan Kesehatan kerja.

4. Laporan Kecelakaan
1.Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.
2.Laporan tersebut harus meliputi statistic yang akan :
• Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing clan,
• Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

5. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama pada Kecelakan


1. Tenaga Kerja harus diperiksa kesehatannya.
2. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada
kesehatan fisik dan kesehatan individu).
3. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
4. Tenaga Kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
5. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk Referensi.
6. Suatu rencana organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama
harus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah ternpat bekerja meliputi
seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan
peralatan, aiat-alat komunikasi alat-alat jalur transportasi.
7. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba -tiba,
harus dilakukan oleh dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (P.P.P.K.).
8. Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di
tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

9. Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit


dengan obat untuk kompres, perban, Gauze yang steril, antiseptik, plester,
Forniquet, gunting, splint dan perlengkapan gigitan ular.
10. Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
lain selain alat-alat P,P.P.K. yang diperlukan dalam keadaan darurat.
11. Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
12. Isi dari kotak obat-obatan dan alat P.P.P.K. harus diperiksa secara teratur
dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
13. Kereta untuk mengangkat orang sakit,(Carrying basket) harus selalau
tersedia.
14. Jika tenaga kerjaa dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan
lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
15. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan atau alat-alat penyelematan harus
selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
16. Persiapan-persiapan harus dilaktikan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat semacam ini.
17. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
(strategis) yang memberitahukan :
• Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat alat P.P.P.K. ruang
P.P.P.K. ambulans, kereta untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat
dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
• Tempat telpon terdekat untuk menelpon/memanggil ambulans, nomor
telpon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
• Nama, alamat, nomor telpon dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat /
emergency.

6. Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan
pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan dan
jembatan.Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan
yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus melaksanakan prinsip-prinsip
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan
biaya yang wajar.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

2.Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini, agar dapat melakukan
langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

7. Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Jenis Perlengkapan Keselamatan Kerja
• Safety hat, yag berguna untuk melindungi
kepala dari benturan benda keras
• Safety shoes, yang akan berguna untuk
menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras
dan sebagainya.
• Kaca mata keselamatan, terutama
dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
• Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
• Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
• Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari
kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.

2. Masalah Umum
• Adanya perlengkapan keselamatan kerja yang tidak melalui pengujian
laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau
tidak memenuhi ketentuan keselamatan.
• Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa
terganggu.
• Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan
perlengkapan keselamatan kerja
• Pengawasan terhadap keharusan penggunaan perlengkapan keselamatan
kerja sangat lemah.
• Kewajiban untuk memelihara perlengkapan keselamatan kerja yang
menjadi tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

3. Masalah Pemakaian Perlengkapan Keselamatan Kerja Secara Umum


• Pekerja tidak mau memakai perlengkapan keselamatan kerja dengan
alasan
• Perusahaan tidak menyediakan perlengkapan keselamatan kerja dengan
alasan
• Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan
tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja.
• Perusahaan mengadakan perlengkapan keselamatan kerja hanya
sekedar memenuhi persyaratan formal tanpa mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya.
4. Masalah Khusus Perlengkapan Keselamatan Kerja
• Masker
Sering ditemukan adanya kerusakan atau sumbatan pada filter
Pemakaian alat ini dirasakan tidak nyaman oleh pekerja.
Pemakaian alat ini menimbulkan efek psikologis dan kecemasan
terhadap pemakainnya dan meningkatan beban kerja pada jantung
dan hati.
Pemakai alat ini harus menghirup udara yang dihembuskannya
Cara pemakaiannya kurang tepat seperti longgarnya/ lepasnya tali
pengikat sehingga pengamanan terhadap pemakainnya kurang
berdaya guna.
• Alat Perlindung Telinga
Pemakaian alat ini dapat menimbulkan resiko infeksi telinga.
Pemakaian alat ini menimbulkan kesulitan berkomunikasi pada
pemakainya
Pemakai merasa tidak nyaman dan terisolasi.
Jepitan yang terlalu kuan serring menimbulkan sakit kepala pada
pemakainya.
Kemampuan menduga jarak dari pemakai menurun.
Sering menimbulkan iritasi kulit pemakinya.
• Sarung Tangan
Pemakaian alat ini menimbulkan kepekaan tangan dan jari
menurun
Menimbulkan keluarnya keringat berlebihan.
Sering menyebabkan adanya bahan kimia tertentu tanpa
diketahui pemakainya yang mungkin membahayakan
pemakainya.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

• Kaca Mata Keselamatan


Dapat membatasi pandangan pemakainya.
Adanya noda, kabut dan goresan kecil pada kaca yang
mengakibatkan kaburnya pandangan pemakainya.
Alat ini menimbulkan kesulitan pada pemakainya untuk
melihat kerusakan secara visual.
Kondisi kacamata yang tidak baik sering menimbulkan
kemungkinan benda masuk dari samping

8. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Pppk)
1. Pengertian PPPK
Yang dimaksud dengan PPPK adalah upaya pemberian pertolongan
permulaan yang diperlukan sebelum penderita dibawa ke tempat yang
mempunyai sarana kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit.
Pertolongan permulaan ini memegang peranan penting dalam
penyelamatan jiwa penderita, karena kesalahan dalam penanganan awal ini
akan menyebabkan semakin parahnya konsisi korban atau malah
menimbulkan kematian penderita.
2. Tujuan PPPK
Maksud dan tujuan PPPK adalah:
 Mencegah kematian.
 Mencegah bahaya cacat.
 Mencegah infeksi.
 Meringankan rasa sakit.
3. Hal-hal yang Perlu Diperhatiakn dalam PPPK
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan PPPK adalah :
Sistem PPPK telah memenuhi standar dan pedoman yang berlaku.
Petugas PPPK telah ditunjuk dan dilatih sesuai peraturan perundang-
undangan.
Sistem PPPK dilakukan pemeriksaan secara berkala.
4. Kesiapan Menangani Keadaan Darurat
Kesiapan menangani keadaan darurat meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Identifikasi semua keadaan darurat yang potensial, baik di dalam atau di
luar lokasi kerja.
 Prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan dan disosialisikan
kepada seluruh pekerja.
 Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh
petugas yang kompeten.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

 Semua tenaga kerja telah mendapat instruksi dan pelatihan mengenai


prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.
 Pelatihan khusus kepada petugas penaganan darurat.
 Istruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat ditempatkan di
tempat-tempat yang strategis dan mencolok serta telah diperhatikan dan
diketahui oleh seluruh tenaga kerja.
 Alat dan sistem keadaan darurat diperiks, diuji dan dipelihara secara
berkala.
 Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat
keadaan darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.
5.Pengawasan
 Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan
dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk
kerja yang telah ditentukan.
 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan
tingkat risiko tugas.
 Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya
pengendalian.
 Pengawas didikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit
akibat kerja dan kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-
saran kepada pengurus.
6. Pemantauan Pemeriksaan Bahaya
 Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
 Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga
kerja yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi
bahaya.
 Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di
tempat yang diperiksa.
 Daftar simak (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan
pada saat inspeksi.
 Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan Panitia Pembina K3
konstruksi.
 Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya
7. Pemantauan Lingkungan Kerja
 Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya
dicatat dan dipelihara.
 Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis,
radiasi dan psikologis.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

8. Peralatan Pemeriksaan, Pengukuran Dan Pengujian


 Terdapat sistem yang terdokumentasi mengenai identifikasi, kalibrasi,
pemeliharaan dan penyimpanan untuk alt pemerikasaan, ukur dan uji
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas yang berkompeten.
9. Pemantauan Kesehatan
 Kesehatan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang mengandung
bahaya harus dipantau.
 Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk
membantu pemeriksaan ini.
 Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk
sesuai peraturan perundangan yang ebrlaku.
 Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan
perturan perundangan yang berlaku.
10. Pencatatan Data Dan Pelaporan Catatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
 Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan
dipelihara pada tempat yang mudah didapat.
 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga
kerahasiaan catatan.
 Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
 Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi
kesehatan dipelihara.
11. Data Dan Laporan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Data keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaru dikumpulkan dan
dianalisa.
 Laporan rutin kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dan
disebarluaskan di dalam perusahaan.

12. Pelaporan Keadaan Darurat


Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya, personil perlu
diberitahu mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
13. Pelaporan Kecelakaan Kerja
 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta kecelakaan di tempat kerja
dilaporkan.
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana


ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
14. Penyelidikan Kecelakaan Kerja
 Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang dilaporkan.
 Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas
atau ahli K3 konstruksi yang telah dilatih.
 Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadwal waktu pelaksanaan
usaha perbaikan.
 Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang ditunjuk untuk
melaksanakan tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan
penyelidikan.
 Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja di tempat
terjadinya kecelakaan.
 Efektivitas tindakan perbaikan dipantau.
15. Penanganan Masalah
 Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan
kesehatan kerja yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
 Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja dan menerima informasi kemajuan
penyelesaian.

9. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang


Melampirkan rencana biaya keselamatan dan Kesehatan kerja di luar
item pekerjaan dengan identifikasi sebagai berikut :

Penilaian Resiko
Penetapan
Identifikasi Kekerap Kepara Tingkat Skala
Tipe / Jenis Pekerjaan Pengendalian
Bahaya an han Resiko Prioritas
Resiko

PEKERJAAN PENDAHULUAN
Menggunakan
Kistdam pasir/tanah dibungkus
Terseset Arus 1 2 2 2 APD sesuai
karung plastik bagor 43 x 65cm
kebutuhan
Menggunakan
Pengoperasian per-jam pompa
Terseret Arus 1 1 1 1 APD sesuai
air diesel daya 7,5 KW
kebutuhan
Tidak Petugas K3
Sistem Manajemen Keselamatan Terlindungnya berkoordinasi
dan Kesehatan Tenaga Kerja keselamatan dan 1 1 1 1 dengan pihak
(SMKK) kesehatan kerja terkait untuk
setiap tenaga kerja pelaksanaan K3
Menggunakan
Papan Nama Pekerjaan Terjatuh 1 1 1 1 APD sesuai
kebutuhan
Pembersihn bongkaran
Terkena peralatan Menggunakan
pasangan batu untuk
kerja, luka ringan / 1 1 1 1 APD sesuai
pemanfaatan Kembali material
berat kebutuhan
batu
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

PEKERJAAN TANAH
Penggalian 1 m3 Tanah Biasa
Terkena peralatan Menggunakan
sedalam lebih dari 1 m s.d. 2 m
kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
untuk volume s.d 200 m3
berat kebutuhan
(manual)
PEKERJAAN PASANGAN
Mortar tipe N (mutu PP tertentu
setara dengan campuran 1 PC:4 Terjadi iritasi kulit ( Menggunakan
PP)Menggunakan Molen, untuk tangan ) akibat air 1 2 2 2 APD sesuai
ketinggian 2 s.d. 3 m' semen luka kebutuhan

Mortar tipe N (mutu PP tertentu


setara dengan campuran 1 PC:4 Terkena peralatan Menggunakan
PP)Menggunakan Molen, untuk kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
ketinggian 4 s.d. 5 m' berat kebutuhan

Siaran dengan mortar jenis PC- Terjadi iritasi kulit ( Menggunakan


PP tipe M, fc'=17,2 MP ( setara 1 tangan ) akibat air 1 2 2 2 APD sesuai
PC : 2 PP ) semen luka kebutuhan
Plesteran tebal 1,5 cm, dengan Terjadi iritasi kulit ( Menggunakan
mortar tipe S, fc' = 12,5 Mpa tangan ) akibat air 1 2 2 2 APD sesuai
(setara 1 PC:3 PP) semen luka kebutuhan
Terkena peralatan Menggunakan
Pasangan Pipa Suling-suling kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
berat kebutuhan
PEKERJAAN BETON
Terjadi iritasi kulit ( Menggunakan
Beton mutu f’c = 14,5 MPa (
tangan ) akibat air 1 2 2 2 APD sesuai
K175 ) (menggunakan molen)
semen luka kebutuhan
Terjadi iritasi kulit ( Menggunakan
Beton mutu, f’c = 19,3 MPa
tangan ) akibat air 1 2 2 2 APD sesuai
(K225) (menggunakan molen)
semen luka kebutuhan
Penulangan 1 kg dengan Besi Terkena peralatan Menggunakan
Polos atau Besi Sirip kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
berat kebutuhan
1 m2 bekisting lantai beton
Terkena peralatan Menggunakan
biasa dengan multiflex 12 atau
kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
18 mm (TP)
berat kebutuhan

PEKERJAAN PINTU
Terkena peralatan Menggunakan
Pengadaan dan Pemasangan
kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
Pintu Type A
berat kebutuhan
Terkena peralatan Menggunakan
Jembatan Operasional kerja, luka ringan / 1 2 2 2 APD sesuai
berat kebutuhan

PEKERJAAN LANGSIRAN

Mengangkut material Batu Kali


Menggunakan
dengan jarak angkut > 50 s.d
Terpleset 1 2 2 2 APD sesuai
100 m
kebutuhan
Mengangkut material Pasir
Menggunakan
Pasang/Cor dengan jarak
Terpleset 1 2 2 2 APD sesuai
angkut > 50 s.d 100 m
kebutuhan
Mengangkut material Kerikil
Menggunakan
dengan jarak angkut > 50 s.d
Terpleset 1 2 2 2 APD sesuai
100 m
kebutuhan
Mengangkut material Semen
Menggunakan
dengan jarak angkut > 50 s.d
Terpleset 1 2 2 2 APD sesuai
100 m
kebutuhan
Mengangkut material Besi
Menggunakan
Beton dengan jarak angkut > 50
Terpleset 1 2 2 2 APD sesuai
s.d 100 m
kebutuhan
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

TABEL JENIS PEKERJAAN DAN IDENTIFIKASI BAHAYA YANG AKAN DI KOMPETISIKAN DALAM
TENDER

No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat Resiko


Beton mutu f’c = 14,5 MPa ( K175 ) Terjadi iritasi kulit ( tangan )
1. Kecil
(menggunakan molen) akibat air semen luka
SPESIFIKASI TEKNIK
REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

PENUTUP

Apabila ada uraian bahan – bahan, pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat yang
diselenggarakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, maka dalam hal ini harus dianggap seperti yang
disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian – bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan kata demi kata dalam dokumen spektek ini,
haruslah diselenggarakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi yang diterima sebagai hal yang disebutkan.
Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut dalam rapat
penjelasan, bilamana perlu diadakan dokumen spektek ini yang dimasukkan dalam Berita Acara.

Mojokerto, 08 Mei 2023


Mengetahui Ditetapkan oleh

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kuasa Pengguna Anggaran


Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Selaku Pengguna Anggaran

ROIS ARIF BUDIMAN, S.T.


Ir. RINALDI RIZAL SABIRIN, S.T., M.BA.
Penata Tk.I
Pembina Tk. I
NIP. 19790319 200901 1 006
NIP. 19791010 200901 1 011

Anda mungkin juga menyukai