Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jl. R. Wijaya No. 60 Mojokerto, Kode Pos 61321 Jawa Timur
Website : dpupr.mojokertokab.go.id
Telp / Fax : (0321) 321958

SURAT PERJANJIAN
KONTRAK GABUNGAN LUMSUM DAN HARGA SATUAN
PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI

BELANJA MODAL BANGUNAN PEMBAWA IRIGASI - KONSTRUKSI -

REHABILITASI DAERAH IRIGASI WONOKUSUMO

Nomor : 610/…………../416-103/2023

Nama Sub Kegiatan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan

Nama Paket Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Pembawa Irigasi - Konstruksi -

Rehabilitasi Daerah Irigasi Wonokusumo

Lokasi : Desa Gedangan, Kec. Kutorejo

Sumber Dana : APBD

Tahun Anggaran : 2023

Kode Sub Kegiatan : 1.03.02.2.02.14

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi

Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak ” dibuat dan

ditandatangani di Mojokerto pada Hari …………. Tanggal ….. Bulan ….. Tahun ……..

(………), berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor ……………… Tanggal

…………….., Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……………….. Tanggal

……………, antara:

Nama : ROIS ARIF BUDIMAN, S.T.

NIP : 19790319 200901 1 006

Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto

TA. 2023

Alamat : Jl. R. Wijaya No. 60 Kota Mojokerto

yang bertindak untuk dan atas nama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Mojokerto berdasarkan Surat Keputusan Bupati Mojokerto 188.45/ 521 /HK/416-
012/2022 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pengguna Anggaran Kepada Kuasa

Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Tahun Anggaran 2023 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto Nomor 188/ 024 /416-103/2022 tentang Pengangkatan

Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Mojokerto Kegiatan Tahun Anggaran 2023, selaku PPK dengan :

Nama : ……………

Jabatan : ……………

Nama Perusahaan : ……………

Alamat : ……………

Kualifikasi Usaha : ……………

NPWP Perusahaan : ……………

Nomor Rekening : ……………

Nama Bank : ……………

Berdasarkan Akta Pendirian dalam perubahan terakhir Nomor …….. Tanggal ……………
yang dibuat oleh ………………. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan
tersebut di atas, selanjutnya disebut sebagai PENYEDIA.
Mengingat bahwa :
1. Telah dilakukan proses pemilihan PENYEDIA yang telah sesuai dengan Dokumen
2. PPK telah meminta PENYEDIA untuk menyediakan pekerjaan konstruksi
sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam
kontrak ini
3. Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK memiliki keahlian professional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam kontrak ini.
kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.
4. PPK dan PENYEDIA menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.
5. PPK dan PENYEDIA mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan kontrak ini masing-masing pihak :
a. Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
b. Menandatangani kontrak ini setelah meneliti secara patut;
c. Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan kontrak ini;
d. Telah memahami istilah-istilah yang tertuang didalam kontrak ini;
e. Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Bahwa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sebagai tindak lanjut dari proses tender, kedua
belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri kepada suatu kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Belanja Modal Bangunan Pembawa Irigasi - Konstruksi - Rehabilitasi Daerah
Irigasi Wonokusumo dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1) PPK memberi tugas kepada PENYEDIA, dan selanjutnya PENYEDIA menerima tugas
tersebut untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan volume sesuai gambar,
spesifikasi teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) maupun Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang bersangkutan dengan ruang lingkup sebagai berikut :
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja (SMKK), Rehabilitasi
Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 10 (Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah,
Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo
BWK 11 (Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan
Beton, Pekerjaan Langsiran), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 12
(Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton,
Pekerjaan Pintu), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 13 (Pekerjaan
Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton, Pekerjaan
Langsiran).
2) Surat Perjanjian pekerjaan ini mengikat kedua belah pihak, dilakukan dengan cara
kontrak harga gabungan lumsum dan harga satuan, yaitu terdapat bagian pekerjaan
yang diberlakukan ketentuan kontrak lumpsum dan terdapat beberapa bagian yang
diberlakukan kontrak harga satuan. Lumpsum didasarkan atas produk/keluaran
dengan cara pembayaran dilakukan tercapainya tahapan produk/keluaran tanpa
rincian biaya/volume. Harga satuan didasarkan atas unsur pekerjaan/komponen
penyusun dan cara pembayaran berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan atas
realisasi volume

Pasal 2

DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh PENYEDIA berdasarkan :

1) Dokumen pemilihan pekerjaan, terdiri dari gambar-gambar (termasuk gambar-


gambar detail), rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan semua perubahan sesuai
dengan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAP) maupun addendum dokumen
pemilihan dan keterangan-keterangan lainnya.

2) Semua ketentuan peraturan tentang administrasi dan teknis yang berlaku, antara lain
Undang-undang Jasa Konstruksi, Peraturan-peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden termasuk yang tercantum dalam Peraturan Presiden beserta peraturan-
peraturan perubahan maupun peraturan pelaksaan lebih lanjut. Peraturan Menteri,
Keputusan Menteri, Standard Nasional Indonesia (SNI), seluruhnya sampai dengan
perubahan-perubahan yang terakhir dan atau peraturan di daerah yang berlaku untuk
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah.

3) Petunjuk, saran-saran dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Konsultan


Pengawas yang ada kaitannya dengan persyaratan pelaksanaan pekerjaan yang
bersangkutan.

4) Semua dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan
saling menunjang.

5) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan apabila terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan sebagai berikut :

a) Adendum Surat Perjanjian (apabila ada)


b) Surat Perjanjian
c) Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga
hasil negosiasi apabila ada negosiasi);
d) Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga
Terkoreksi apabila ada koreksi aritmatik);
e) Surat penawaran, beserta penawaran harga
f) Syarat – Syarat Khusus Kontrak
g) Syarat – Syarat Umum Kontrak
h) Spesifikasi Teknis
i) Gambar-gambar
j) Dokumen lainnya seperti : Berita Acara, Notulen, dll

Pasal 3

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1) Hak dan Kewajiban PPK :


a. Meminta laporan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan PENYEDIA secara
berkala.
b. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PENYEDIA.
c. Membayar biaya pekerjaan berdasarkan nilai yang disepakati dalam kontrak ini
dan atau perubahannya dan sesuai dengan prestasi pekerjaan.
d. Meminta perubahan pekerjaan dan atau rencana kerja pelaksanaan dan atau hasil
pendapat Konsultan Pengawas.
e. Menyetujui atau tidak menyetujui usulan perubahan pekerjaan dan atau rencana
kerja pelaksanaan dari PENYEDIA.
f. Menolak penyerahan pertama atas hasil pekerjaan apabila hasil pekerjaan tidak
sesuai dengan dokumen kontrak.
2) Hak dan Kewajiban PENYEDIA:
a. Meminta ijin untuk melaksanakan setiap bagian pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas.
b. Melaksanakan dan menyelesaikan setiap bagian pekerjaan sesuai dengan rencana
kerja dan spesifikasi pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak dengan disetujui
Konsultan Pengawas.
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPK.
d. Bertanggung jawab atas kegagalan konstruksi sampai penyerahan hasil akhir
pekerjaan.
e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan pekerjaan oleh PPK.
f. Menyerahkan hasil Pekerjaan berdasarkan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan.
g. Menerima pembayaran biaya pekerjaan berdasarkan nilai yang disepakati dalam
Kontrak ini sesuai dengan prestasi pekerjaan dan bersedia mengembalikan jika
terdapat kelebihan bayar.
h. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi, menjaga,
memelihara lingkungan serta bagian-bagian pekerjaan baik di dalam maupun di
luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan
lain sebagai akibat kegiatan PENYEDIA sampai dengan adanya Penyerahan
Pertama.
i. Mengajukan usul perubahan pekerjaan dan rencana kerja.
j. Memberi pendapat terhadap permintaan perubahan pekerjaan dari PPK dan atau
Konsultan Pengawas.
k. Menerima segala konsekuensi apabila tidak memberi pendapat terhadap
permintaan perubahan pekerjaan dari PPK dan atau Pengawas Konstruksi.
l. Bertanggung jawab atas segala konsekuensi apabila mengajukan usul perubahan
pekerjaan atau rencana kerja.
m. Bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum apabila terdapat permasalahan
dikemudian hari.
n. PENYEDIA bertanggungjawab atas :
- pelaksanaan kontrak
- kualitas barang/jasa
- ketepatan perhitungan jumlah atau volume
- ketepatan waktu penyerahan
- ketepatan tempat penyerahan

Pasal 4

TENAGA AHLI

1) PENYEDIA dalam menyelenggarakan pekerjaan ini diwajibkan menggunakan tenaga


ahli yang mempunyai keahlian dibidang jasa konstruksi sesuai dengan bidang
pekerjaan yang tertuang didalam kontrak.

2) Apabila menurut pertimbangan PPK, tenaga yang digunakan PENYEDIA tidak


memenuhi syarat atau tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan
baik atau berkelakuan tidak baik, atau berhalangan hadir dilapangan sebagaimana
mestinya maka PPK segera memberitahukan secara tertulis kepada PENYEDIA, dan
PENYEDIA berkewajiban untuk segera mengganti personil dengan kualifikasi
keahlian yang sama atau lebih tinggi.

3) Dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kalender sejak diterimanya surat
perintah penggantian personil dari PPK, PENYEDIA harus mengganti personil
dengan keahlian yang sama atau lebih tinggi tanpa penambahan biaya.

4) Apabila waktu 15 (lima belas) hari terlampui, maka PENYEDIA harus melaporkan
kepada PPK disertai alasannya, dan PENYEDIA dapat dikenakan sangsi kelalaian.

Pasal 5

BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kedua belah pihak telah sepakat dan setuju bahwa biaya pelaksanaan pekerjaan ini diperoleh
dari daftar kuantitas dan harga, termasuk pajak adalah sebesar Rp. ……………,00
(………………………………………………..).
Kontrak ini dibiayai dari APBD Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2023.

Pasal 6

ATURAN PEMBAYARAN

1) Uang muka dapat diajukan oleh PENYEDIA kepada PPK untuk :


a. Mobilisasi alat dan tenaga kerja
b. Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material
c. Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan
2) Uang muka dapat diberikan kepada PENYEDIA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PPK menyetujui Rencana Penggunaan Uang Muka yang diajukan oleh
PENYEDIA.
b. Uang muka dapat diberikan 30 % (tiga puluh persen) dari nilai kontrak.
c. Uang muka yang diberikan kepada PENYEDIA, harus segera dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana Penggunaan uang Muka yang
telah disetujui.
d. Nilai Jaminan Uang Muka secara bertahap dapat dikurangi secara proporsional
sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
e. Jaminan uang muka dari Bank Umum / Asuransi.
3) Bagi PENYEDIA yang telah menerima uang muka, pembayaran atas prestasi
pekerjaan selanjutnya dapat dilakukan apabila kemajuan fisik minimal mencapai 30 %
(tiga puluh persen) sesuai dengan Laporan Mingguan yang disetujui oleh Konsultan
pengawas dan hasil pemeriksaan lapangan, sehingga termyn/angsuran dibayarkan
sejumlah prosentase kemajuan fisik dikurangi minimal ¼ bagian dari prosentase uang
muka dan dikurangi 5 % (lima persen).
4) Pembayaran masa pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak dengan
menyerahkan jaminan pemeliharaan dari Bank Umum / Asuransi.
5) Untuk pekerjaan bendung pekerjaan atas prestasi pekerjaan dapat dilakukan apabila
pekerjaan tubuh bendung telah dilaksanakan dan memberikan nilai manfaat,
berfungsi didasarkan oleh laporan konsultan pengawas, direksi, dan hasil
pemeriksaan lapangan. Sebelum pekerjaan bendung dilaksanakan jika terdapat
pembayaran uang muka, apabila pekerjana putus kontrak akibat kelalaian penyedia
sebelum pekerjaan bendung selesai dikerjaakan, maka penyedia berkewajiban
mengembalikan uang muka yang telah diterima dan sanksi lainnya.
6) a. Pembayaran termyn atas prestasi pekerjaan dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan,
dan bagian pekerjaan yang bersangkutan (volume terpasang) memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, telah diperiksa/disetujui dan diterima baik oleh
Konsultan Pengawas dan direkomendasikan oleh Tim Teknis dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Tim Teknis.
b. Untuk setiap pengajuan permintaan pembayaran termyn, PENYEDIA diwajibkan
membuat surat permohonan pemeriksaan pekerjaan dengan menyertakan laporan
Rincian Kemajuan Fisik yang telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas kepada PPK.
c. Untuk pengajuan uang muka, PENYEDIA diwajibkan melampirkan time schedule
rencana pelaksanaan pekerjaan, surat permohonan pesanan kepada suplier
material/bahan/pabrikasi dan surat tanggapan dari suplier tersebut.
7) Pada saat pembayaran termyn, PPK akan memungut pajak, denda dan ganti rugi (jika
ada).

Pasal 7

PAJAK DAN BIAYA

Seluruh beban pajak, retribusi dan biaya-biaya lain yang timbul akibat dari Kontrak
Pengadaan Jasa Konstruksi ini menjadi tanggungan dan harus dibayarkan oleh PENYEDIA
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1) Surat perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak
ditandatangani para pihak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir dan dilakukan
Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan (FHO) yang ditandatangani oleh semua pihak.

2) a. Pelaksanaan pekerjaan ini harus sudah dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan setelah rapat persiapan
pelaksanaan kontrak (pre construction meeting), serta peninjauan lapangan (uitzet)
dan harus sudah selesai dilaksanakan seluruhnya atau telah mencapai 100 %
(seratus persen) serta dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO) oleh
PENYEDIA kepada PPK dengan jangka waktu pelaksanaan selama 150 (Seratus
Lima Puluh) hari kalender.

b. Apabila batas waktu tersebut huruf : a ayat ini, ternyata pekerjaan belum selesai
dilaksanakan, maka PENYEDIA akan dikenakan sanksi dan denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.

c. Sehubungan dengan proses administrasi, maka pembuatan permohonan


pembayaran oleh penyedia kepada PPK harus dilengkapi dengan dokumen : BA
Hasil pemeriksaan , BA Serah terima pertama, BA Pemeriksaan administrasi hasil
pekerjaan, BA Penyerahan hasil pekerjaan, BA angsuran, dan Jaminan
pemeliharaan sebagai dasar untuk pembayaran.

3) Batas waktu tersebut dalam ayat (2) dapat diperpanjang dengan persetujuan tertulis
dari PPK, dengan mempertimbangkan masukan dari Konsultan Pengawas, setelah
menerima permintaan secara tertulis dari PENYEDIA dengan mengemukakan alasan-
alasan yang cukup kuat, layak dan wajar, antara lain :
a. Pekerjaan Tambah.
b. Perubahan desain.
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK misalnya : Pembebasan tanah/bangunan,
dan atau utilitas dari penguasaan pihak lain.
d. Masalah yang timbul di luar kendali PENYEDIA dan disetujui PPK.
e. Keadaan Kahar (force majeur).
4) Bersamaan dengan dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO),
PENYEDIA menyerahkan data pendukung antara lain :
a. Data laboratorium (bila ada).
b. Data hasil pengukuran profil (bila ada)
c. MC 0, MC 100, Laporan Mingguan, Dokumentasi, dll.

Pasal 9

JAMINAN PELAKSANAAN

1) Penyedia wajib menyerahkan jaminan pelaksaanan yang diterbitkan oleh bank umum/
asuransi sebesar :
a. Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% s.d 100% maka nilai jaminan
pelaksanaannya 5% dari nilai kontrak.
b. Untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80% maka nilai jaminan
pelaksanaannya 5% dari nilai HPS
2) Dalam hal PENYEDIA mengundurkan diri dan atau tidak melaksanakan kewajiban
kontraktual tanpa alasan yang sah setelah menandatangani kontrak ini, maka PPK
berhak mencairkan uang jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas Daerah.

Pasal 10

MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN

1) Masa pemeliharaan ditetapkan sekurang-kurangnya selama 360 (Tiga Ratus Enam


Puluh) hari kalender terhitung sejak dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan
(PHO)

2) Dalam masa pemeliharaan, PENYEDIA diwajibkan mengadakan pemeliharaan


pekerjaan agar tetap sempurna seperti kondisi pada saat penyerahan pertama
pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

3) Segala biaya yang diperlukan untuk pengawasan pekerjaan pemeliharaan,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab PENYEDIA.
4) Pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan seluruhnya atau telah mencapai prestasi 100
% (seratus persen), setelah dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO)
apabila jumlah pembayaran yang dilakukan telah mencapai sebesar 100% (seratus
persen) dari nilai kontrak ini, maka PENYEDIA harus menyerahkan jaminan
pemeliharaan tanpa syarat sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak yang
merupakan retensi masa pemeliharaan.

5) Jaminan pemeliharaan diterbitkan oleh Bank Umum / Asuransi dengan masa berlaku
sekurang-kurangnya selama 360 (Tiga ratus enam puluh) hari kalender setelah Serah
Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO).

6) Apabila PPK belum menerima Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan (FHO) secara
tertulis, maka PENYEDIA masih bertanggung jawab untuk perbaikan-perbaikan atas
kerusakan tersembunyi maupun penyempurnaan pekerjaan.

7) Pada saat masa pemeliharaan berakhir dan PENYEDIA sudah melaksanakan semua
kewajiban dengan baik, dan PPK telah menerima Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan
(FHO) maka selanjutnya PENYEDIA dibebaskan dari kewajiban dalam pemeliharaan.

8) Apabila PENYEDIA tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan dan atau


mengundurkan diri selama masa pemeliharaan, maka jaminan pemeliharaan ini
menjadi milik PPK dan dicairkan menjadi Milik Pemerintah Daerah.

9) Apabila PENYEDIA tidak menyelesaikan perbaikan sampai dengan batas akhir masa
pemeliharaan maka kerusakan-kerusakan baik yang tersembunyi atau tidak masih
menjadi tanggungjawab dari PENYEDIA sampai PPK secara sepihak dapat
melakukan Pemutusan Kontrak tanpa melalui proses hukum.

10) Apabila PENYEDIA cidera janji terkait dengan pekerjaan pemeliharaan akan
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

Pasal 11

PENANGGUHAN PEMBAYARAN

1) PPK berhak melakukan penangguhan pembayaran jika PENYEDIA tidak


melaksanaan kewajiban sesuai dengan kontrak, dengan surat pemberitahuan
penangguhan pembayaran disertai alasan yang jelas.

2) PPK memberikan kesempatan kepada PENYEDIA untuk segera melengkapi


kekurangan dan atau kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan pelaksanaan
pekerjaan harus dimulai paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat
pemberitahuan penangguhan pembayaran.

3) PPK akan melakukan pembayaran yang ditangguhkan kepada PENYEDIA, setelah


PENYEDIA melengkapi kekurangan dan atau kesalahan dan dituangkan dalam suatu
berita acara yang ditandatangani oleh PENYEDIA dan Konsultan Pengawas.

4) Penangguhan pembayaran tidak berakibat pada perubahan jangka waktu pelaksanaan


pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam kontrak ini.
Pasal 12

ASURANSI

1) PENYEDIA wajib mengasuransikan tenaga kerja (BPJS) pada perusahaan asuransi


tenaga kerja yang telah ditetapkan Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Pada waktu pengajuan permohonan termyn/angsuran/uang muka atas prestasi


pekerjaan pertama atau kedua, PENYEDIA harus menyerahkan tanda bukti
pembayaran asuransi tenaga kerja kepada PPK.

Pasal 13

PERUBAHAN, PENAMBAHAN, DAN PENGURANGAN PEKERJAAN

1) Untuk bagian pekerjaan yang diberlakukan sistem Kontrak Harga Satuan (Fixed Unit
Price Contract) ini, dimungkinkan adanya pekerjaan tambah atau kurang (Contract
Variation Order), berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan :
a. Pada saat pekerjaan fisik akan mulai dilaksanakan, harus dibuat perhitungan
menyeluruh atas hasil pengukuran, melakukan pertimbangan-pertimbangan atas
keamanaan dan fungsi bangunan, dan jika terjadi perbedaan maka dibuat
perhitungan menyeluruh atas semua perubahan sebagai dasar pembuatan
Addendum Kontrak serta pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kontrak ini.
b. Apabila pada waktu pelaksanaan ternyata terdapat kondisi lapangan yang
berbeda dengan kontrak, maka perubahan pekerjaan tambah kurang
dimungkinkan atas usul PPK dan atau PENYEDIA dan atau KONSULTAN
PENGAWAS
c. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah/kurang adalah suatu pekerjaan yang
terjadi karena kondisi lapangan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak
diperhitungkan (tak terduga) akan terjadi dan tidak dapat dihindari dalam rapat
persiapan pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak.
d. Apabila berdasarkan penelitian yang dilakukan memang benar mengakibatkan
bertambah/berkurangnya volume dan jenis pekerjaan tertentu, maka PENYEDIA
dapat melaksanakan pekerjaan tambah/kurang tersebut setelah menerima
Surat/Berita Acara pekerjaan tambah/kurang dari PPK.
e. Surat perintah pekerjaan tambah/kurang tersebut meliputi hal-hal :
1. Uraian pekerjaan tambah/kurang yang bersangkutan.
2. Perkiraan biaya pekerjaan tambah/kurang.
3. Persetujuan PENYEDIA untuk melaksanakan pekerjaan tambah/kurang.
f. Pekerjaan tambah disepakati kedua belah pihak, tidak melebihi 10 % (sepuluh
persen) dari nilai kontrak awal pekerjaan.
2) PPK dapat melakukan perubahan mengenai mutu atau volume pekerjaan atas suatu
bagian pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih, dan PPK mempunyai
wewenang menetapkan bahwa PENYEDIA harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
3) a. Perubahan-perubahan pekerjaan tidak diperkenankan dilaksanakan oleh
PENYEDIA tanpa suatu ijin/perintah perubahan. Perintah perubahan tersebut
diberikan secara tertulis dengan persetujuan oleh Konsultan Pengawas diberikan
oleh PPK dan disetujui oleh PENYEDIA untuk disetujui dan dilaksanakan.
b. Dalam keadaan mendesak, Konsultan Pengawas dapat memberikan perintah
perubahan yang harus diikuti dengan perintah tertulis dari PPK baik sebelum
maupun sesudah perintah tertulis dari PPK. Perintah Konsultan Pengawas
tersebut merupakan perintah untuk melakukan perubahan pekerjaan.
4) a. PENYEDIA wajib melaksanakan setiap perubahan dari volume pekerjaan seperti
telah dijelaskan dalam pasal ini, dan berhak mengajukan perubahan biaya yang
dihitung berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga satuan.
b. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan yang disebabkan adanya
perintah perubahan, dilakukan atas dasar yang disetujui oleh kedua belah pihak,
dihitung berdasarkan daftar harga satuan pekerjaan, dan atau perhitungan analisa
pekerjaan berdasarkan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga satuan.
5) Apabila terjadi perubahan persyaratan pekerjaan yang harus dilaksanakan sehingga
mengakibatkan penambahan dan atau pengurangan pekerjaan, atas persetujuan
bersama oleh kedua belah pihak akan dituangkan dalam suatu Adendum, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak ini.

Pasal 14

PELAKSANA, BAHAN, PERLENGKAPAN/PERALATAN PEKERJAAN

1) Bilamana ada perubahan terhadap dukungan perusahaan suplier dalam suplai bahan
utama pekerjaan, maka PENYEDIA menyampaikan kepada PPK dilampiri surat-surat
pendukung.

2) Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil PENYEDIA yang cakap, memadai, dan
professional serta bersertifikat sesuai yang dipersyaratkan dan tercantum dalam isian
kualifikasi, yang ditunjuk sebagai pelaksana dan mempunyai wewenang/kuasa penuh
untuk mewakili PENYEDIA yang dapat menerima dan menyelesaikan segala perintah
serta petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas .

3) Bahan-bahan dan Perlengkapan/peralatan Pekerjaan :

a. Bilamana dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) tidak ada ketentuan lain,
maka semua kebutuhan bahan dan perlengkapan/peralatan untuk pekerjaan harus
diusahakan dan menjadi tanggung jawab PENYEDIA.
b. Semua bahan, barang dan perlengkapan/peralatan untuk pekerjaan serta tahapan
pelaksanaan pekerjaan, harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4) Buku Harian Lapangan (BHL) dan laporan :

a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,


PENYEDIA wajib menyediakan, mengisi dan membuat catatan seluruh aktivitas
kegiatan pekerjaan di lapangan dalam Buku Harian di tempat pekerjaan sebagai
bahan laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
b. Semua perintah dan peringatan dari PPK, dan atau Konsultan Pengawas, rekaman
kondisi cuaca dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan dicatat dalam Buku Harian oleh PENYEDIA.
c. PENYEDIA wajib membuat laporan harian, mingguan maupun bulanan secara
berkala dan berkesinambungan mengenai kemajuan pekerjaan, tenaga kerja,
perubahan pekerjaan dan lain-lain yang erat hubungannya dengan kelancaran
serta hambatan/kesulitan pelaksanaan pekerjaan.
d. Laporan dibuat oleh PENYEDIA, diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
e. Laporan harian terdiri dari pelaksanaan kegiatan, volume pekerjaan, material yang
datang, peralatan, tenaga dan kondisi cuaca.
f. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan
g. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
h. Laporan kuantitas dan kualitas pekerjaan berisi rekapitulasi volume pekerjaan dan
hasil-hasil uji laboratorium.
i. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Penyedia dan Konsultan Pengawas
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5) Kontrol kuantitas dan kualitas :

a. PENYEDIA harus menyerahkan bukti volume pekerjaan yang terpasang setiap


harinya kepada Konsultan Pengawas,
b. Untuk pekerjaan beton penyedia harus menyediakan cetakan benda uji di
lapangan minimal sesuai kontrak, membuat benda uji beton minimal sebanyak 2
(dua) buah benda uji setiap 5 m3 beton.
c. Benda uji ditandai, disimpan, dirawat dan diamankan di direksi kit oleh
PENYEDIA sampai dengan pelaksanaan pekerjaan selesai.
d. PENYEDIA wajib melakukan uji beton di laboratorium dari benda uji untuk umur
28 hari.
e. PENYEDIA diwajibkan menyediakan benda uji beton/besi untuk Konsultan
Pengawas sebagai bahan uji laboratorium.
f. Benda uji yang tidak ditandai, tidak dibuat di lokasi pekerjaan, tidak ditempatkan
dilokasi pekerjaan, tidak dirawat empiris dengan item pekerjaan dan tanpa
dilengkapi Berita Acara, bukan merupakan benda uji yang mewakili control
kualitas.
g. Apabila berdasarkan pertimbangan teknis maupun non teknis, PPK kurang
meyakini kekesuaian kualitas pekerjaan maka PPK berhak melakukan uji lapangan
dan melakukan analisa lebih lanjut.

Pasal 15
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

1) PENYEDIA wajib menjaga keselamatan dan menghindarkan segala kemungkinan


bahaya yang dapat timbul atas para tenaga pelaksana ketika melaksanakan tugas
pekerjaannya dan atau ketika berada di dalam lokasi kawasan pekerjaan.

2) Apabila terjadi kecelakaan, maka segala akibatnya menjadi tanggung jawab


PENYEDIA.

3) PENYEDIA harus membuat gudang/tempat khusus yang baik untuk menyimpan


bahan-bahan bangunan maupun perlengkapan/peralatan kerja yang dibutuhkan, dan
perlu dilakukan penjagaan yang cukup memadai untuk menghindari hilang dan atau
rusak.

Pasal 16

JASA DAN PRODUKSI DALAM NEGERI

1) PENYEDIA dalam rangka pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan,


wajib memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Spektek dengan tetap mengutamakan
syarat-syarat mutu bahan yang bersangkutan berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau standar lain yang berlaku dan atau standar internasional yang setara yang
ditetapkan oleh instansi terkait yang berwenang, sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan PPK.

2) Penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri, hasil pekerjaannya tetap harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PENYEDIA.

3) PENYEDIA wajib melaporkan secara periodik kepada Konsultan Pengawas tentang


pelaksanaan pasal ini.

Pasal 17

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1) PENYEDIA dengan ini menjamin atas keabsahan setiap jenis hak atas kekayaan
intelektual yang digunakan dan atau diterapkan dalam pekerjaan sebagaimana diatur
dalam kontrak ini dan PENYEDIA membebaskan PPK dari segala tuntutan atau
gugatan dari pihak lain yang terkait dengan penggunaan dan atau penerapan hak atas
kekacauan intelektual dalam pekerjaan ini.

2) Hak atas kekayaan intelektual yang lahir atau tercipta sebagai akibat dari pelaksanaan
kontrak ini baik sebagian maupun seluruhnya menjadi hak PPK, dan selanjutnya PPK
berhak untuk mengajukan hak atas kekayaan intelektual untuk dan atas nama PPK
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang beraku tanpa persetujuan dari
PENYEDIA lebih dahulu.

3) PPK mempunyai kewenangan sepenuhnya tanpa terkecuali atas semua dokumen hasil
pekerjaan yang diperjanjikan antara para pihak, termasuk kewenangan untuk
menggunakan, memanfaatkan, menerapkan, menggandakan, dan atau melakukan
perubahan atau penyesuaian bilamana perlu, melakukan pendaftaran atas hak
kekayaan intelektual yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak ini.

Pasal 18

KERJA LEMBUR

1) Kerja lembur di luar ketentuan jam-jam kerja, PENYEDIA wajib minta ijin kepada PPK
dalam hal ini diwakili Konsultan Pengawas.

2) Sebelum mendapatkan ijin dari PPK, yang dalam hal ini dapat diwakili Konsultan
Pengawas, maka PENYEDIA tidak diperkenankan melakukan kerja lembur.

Pasal 19

PENGAWASAN PEKERJAAN

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam kontrak ini, dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 20

CIDERA JANJI

PENYEDIA dinyatakan melakukan cidera janji apabila tidak memenuhi ketentuan


sebagai berikut :

1) Tidak menyelesaikan pekerjaan;

2) Tidak memenuhi mutu pekerjaan sebagaimana spesifikasi teknis yang telah


ditetapkan.

3) Hasil pekerjaan tidak memenuhi output yang diharapkan.

4) Waktu penyelesaian pekerjaan melebihi batas waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.

5) Tidak melaksanakan Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan (FHO).

Pasal 21

PENGALIHAN PEKERJAAN DAN SUBKONTRAK

1) PENYEDIA dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama dengan


mensubkontrakkkan kepada pihak lain.

2) PENYEDIA dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan


mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali
disubkontrakkan kepada penyedia barang/jasa spesialis setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari PPK.

3) a. PENYEDIA wajib bekerja sama dengan penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk
koperasi kecil dalam melaksanakan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama sebagai subkontraktor atau sebagai pemasok bahan sesuai
spesialisasi/keahlian yang diperlukan, dengan tetap memperhatikan kompetensi
dan kualifikasi yang bersangkutan, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
disetujui oleh PPK.
b. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam kontrak dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
c. PENYEDIA tetap bertanggung jawab penuh atas hasil kerja bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
d. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada kontrak ini serta
menganut prinsip kesetaraan
4) PENYEDIA wajib melaporkan secara berkala dan berkesinambungan kepada PPK,
tentang pelaksanaan ayat (1), (2), dan (3) pasal ini.

5) Apabila PENYEDIA adalah perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan maka


harus melakukan kerjasama usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak, dan lain-lain, apabila ada perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan di bidang yang bersangkutan.

Pasal 22

PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1) Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.

2) Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal di luar kekuasaan para pihak
untuk melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam kontrak, yang disebabkan
oleh timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara, sepanjang kejadian-kejadian
tersebut berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauan dan huru
hara, serta bencana alam yang dinyatakan oleh yang berwenang.

3) Dalam hal kontrak dihentikan sebagaimana tersebut ayat 2, maka PPK wajib
membayar kepada PENYEDIA sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai dan disetujui oleh PPK.

4) PPK berhak melakukan pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kesalahan


PENYEDIA apabila :

a. PENYEDIA menyerahkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama atau


seluruhnya kepada pihak lain sebagaimana diatur dalam kontrak ini, tanpa
persetujuan tertulis PPK,
b. PENYEDIA cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur di dalam kontrak ini.
c. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan PENYEDIA sudah
melampaui besarnya nilai jaminan pelaksanaan, atau keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan melebihi batas waktu yang ditetapkan.
d. Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak ;
e. Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan;
f. Setelah diberikan kesempatan menyelesaiakan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, PENYEDIA
tidak dapat menyelesaiakan pekerjaan.
g. PENYEDIA tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan dalam jangka waktu 28 (dua puluh delapan) hari berturut-turut sejak
tanggal penerbitan SPMK;
h. PENYEDIA menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan;
i. PENYEDIA berada dalam keadaaan pailit;
j. PENYEDIA selama masa kontrak gagal memperbaiki cacat mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK;
k. PENYEDIA tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan
l. Pengawas Pekerjaan memerintahkan PENYEDIA untuk menunda pelaksanaan
atau kelanjutan pekerjaan dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh
delapan) hari;
m. Para pihak terbukti melakukan Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN), kecurangan,
dan pemalsuan dalam proses pemilihan maupun pelaksanaan kontrak.
n. Memberikan keterangan-keterangan yang tidak benar, yang merugikan
kepentingan PPK
5) PPK berhak memutuskan kontrak ini apabila sanggahan banding ternyata benar.

6) Apabila terjadi pemutusan kontrak, maka PENYEDIA harus segera menghentikan


pekerjaan, mengatur lokasi pekerjaan supaya aman dan tidak mengganggu
kenyamanan lingkungan, meninggalkan lokasi pekerjaan sesegera mungkin, dan tidak
dapat menuntut ganti rugi atau kompensasi apapun dari PPK.

Pasal 23

SANKSI DAN DENDA

1) Apabila PENYEDIA terlambat dalam melakukan Serah Terima Pertama hasil


Pekerjaan (PHO) sehingga melampui batas waktu yang telah disepakati, maka
PENYEDIA dikenakan denda keterlambatan untuk satu hari keterlambatan sebesar
1/1000 (satu perseribu) dari nilai kontrak.

2) Apabila PENYEDIA melakukan keterlambatan dalam menyerahkan barang kepada


PPK, dan besarnya denda telah melampaui nilai jaminan pelaksanaan, maka PPK
berhak untuk melakukan pemutusan kontrak sebagaimana diatur pada pasal 22 ayat
(4) perjanjian ini.
3) PPK melakukan evaluasi dan meyakini bahwa PENYEDIA tidak mampu meneruskan
pekerjaan baik secara teknis maupun nonteknis maka PPK berhak melakukan
Pemutusan Kontrak secara sepihak.

4) Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian PENYEDIA


dikenakan sanksi berupa :
a. Pengenaan daftar hitam (blacklist) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, sanksi
daftar hitam (blacklist) kepada PENYEDIA dikenakan pada Badan Usaha dan
Penanggungjawab Badan Usaha.
b. Pencairan jaminan pelaksanaan dan dimasukkan ke kas daerah.
5) Semua denda dapat dilaksanakan oleh PPK melalui pemotongan terhadap
pembayaran termin/angsuran yang diterima oleh PENYEDIA dan atau penyetoran
tunai kepada rekening kas daerah (STS).

6) Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan
pemalsuan dan kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pemilihan
penyedia barang / jasa maupun pelaksanaan pekerjaan, maka PENYEDIA dikenakan
sanksi dimasukkan daftar hitam (blacklist) dan dilarang ikut pengadaan barang / jasa
instansi Pemerintahan selama 2 (dua) tahun, serta tuntutan perdata maupun pidana
sedangkan PPK diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 24

KEADAAN KAHAR

1) Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak
para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.

2) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.

3) Apabila terjadi peristiwa-peristiwa tersebut, PENYEDIA harus memberitahukan


secara tertulis kepada PPK dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah terjadinya keadaan kahar dan pernyataan keadaan kahar dari yang
berwenang, dan kerugian akibat terjadinya keadaan kahar ditetapkan pada
kesepakatan para pihak.

4) Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian PENYEDIA.

5) PENYEDIA dibebaskan dari denda-denda dan sanksi apabila keterlambatan


penyelesaian pekerjaan disebabkan oleh terjadinya peristiwa-peristiwa diluar
kekuasaan atau kemampuan PENYEDIA yang dianggap sebagai keadaan kahar.

6) Apabila terjadi peristiwa-peritiwa tersebut, PENYEDIA harus memberitahukan secara


tertulis kepada PPK dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
terjadinya keadaan kahar dan pernyataan keadaan kahar dan yang berwenang, dan
kerugian akibat terjadinya keadaan kahar ditetapkan pada kesepakatan para pihak.
7) Atas persetujuan PPK, dibuatkan Berita Acara dan selanjutnya batas waktu
penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang, yang dituangkan dalam Adendum
Kontrak.

Pasal 25

KEGAGALAN BANGUNAN

1) Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan setelah diserahterimakan oleh


PENYEDIA kepada PPK, baik secara keseluruhan maupun sebagian menjadi tidak
berfungsi dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan PENYEDIA, Konsultan Perencana dan
atau Konsultan Pengawas.

2) Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan PENYEDIA, Konsultan
Perencana dan atau Konsultan Pengawas.

3) PENYEDIA wajib bertanggung jawab penuh terkait dengan kegagalan tersebut atas
kegagalan bangunan yang terjadi pada pekerjaan sebagaimana dimaksud oleh kontrak
ini.

4) Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab PENYEDIA sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi dan paling lama 2 (dua) tahun.

5) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan PENYEDIA, dan
hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka PENYEDIA wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.

6) Apabila PENYEDIA melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan


atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan
mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan maka
PENYEDIA wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi dan
atau dikenakan denda sebesar nilai kerugian, dimasukkan dalam daftar hitam dan
menanggung akibat hukum lainnya.

Pasal 26

PENILAIAN KEGAGALAN BANGUNAN

1) Kegagalan bangunan dinilai dan ditetapkan oleh 1 (satu) atau lebih penilai ahli yang
profesional dan kompeten dalam bidangnya serta bersifat independen dan mampu
memberikan penilaian secara obyektif, yang harus dibentuk dalam waktu paling
lambat 1 (satu) bulan sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya kegagalan
bangunan.

2) Penilai Ahli yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) dipilih, dan disepakati bersama oleh
PPK dan PENYEDIA.
3) Biaya yang disebabkan penggunaan penilai ahli menjadi tanggung jawab PENYEDIA.

Pasal 27

TANGGUNG JAWAB AKIBAT KEGAGALAN BANGUNAN

PENYEDIA bertanggung gugat atas setiap kerugian yang timbul yang terjadi akibat
kegagalan bangunan.

Pasal 28

PENEMUAN BENDA/BARANG BERNILAI SEJARAH

Penemuan-penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan-


penemuan menurut Undang-undang yang dikuasai oleh Negara di lokasi pekerjaan pada
masa pelaksanaan Kontrak ini, PENYEDIA wajib memberitahukan kepada PPK dan pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.

Pasal 29

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1) Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan kontrak ini, PPK dan PENYEDIA
sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

2) Jika penyelesaian sebagaimana dimaksut ayat (1) tidak tercapai, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di LKPP/ Lembaga Arbitrase/
Pengadilan Negeri Mojokerto.

Pasal 30

PENUTUP

(1) Lampiran Kontrak ini terdiri dari antara lain :


a. Berita Acara Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) No. : …………………. Tanggal
………….
b. Berita Acara Pembukaan Penawaran No. : …………………. Tanggal ………….
c. Berita Acara Evaluasi Penawaran No. : …………………. Tanggal ……………
d. Berita Acara Klarifikasi Harga Timpang No. : …………………. Tanggal
………………
e. Berita Acara Pembuktian Kualifikasi No. : …………………. Tanggal …………….
f. Berita Acara Hasil Pemilihan No. : …………………. Tanggal ……………….
g. Berita Acara Penetapan Pemenang Tender No. : …………………. Tanggal
…………….
h. Berita Acara Pengumuman Pemenang Tender No. : …………………. Tanggal
………….
(2) Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam kontrak ini, dan atau perubahan yang
dianggap perlu oleh kedua belah pihak. akan diatur lebih lanjut dalam Kontrak
Tambahan (Addendum), dan selanjutnya merupakan bagian yang saling menunjang,
yang tidak terpisahkan dari kontrak ini.

(3) Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Mojokerto
pada tanggal, bulan dan tahun tersebut dimana aslinya dalam rangkap 2 (dua)
masing-masing dibubuhi meterai secukupnya, yang keduanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan untuk keperluan administrasi dibuat rekaman dalam rangkap
3 (tiga).

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


Penyedia Jasa Kontruksi Kuasa Pengguna Anggaran
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

……………………………… ROIS ARIF BUDIMAN, S.T.


Direktur NIP. 19790319 200901 1 006

Mengetahui,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto
Selaku Pengguna Anggaran

Ir. RINALDI RIZAL SABIRIN, ST.M.BA


Pembina Tk. I
NIP. 19791010 200901 1 011

Anda mungkin juga menyukai