SURAT PERJANJIAN
KONTRAK GABUNGAN LUMSUM DAN HARGA SATUAN
PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI
Nomor : 610/…………../416-103/2023
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak ” dibuat dan
ditandatangani di Mojokerto pada Hari …………. Tanggal ….. Bulan ….. Tahun ……..
……………, antara:
TA. 2023
yang bertindak untuk dan atas nama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Mojokerto berdasarkan Surat Keputusan Bupati Mojokerto 188.45/ 521 /HK/416-
012/2022 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pengguna Anggaran Kepada Kuasa
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Tahun Anggaran 2023 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto Nomor 188/ 024 /416-103/2022 tentang Pengangkatan
Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Nama : ……………
Jabatan : ……………
Alamat : ……………
Berdasarkan Akta Pendirian dalam perubahan terakhir Nomor …….. Tanggal ……………
yang dibuat oleh ………………. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan
tersebut di atas, selanjutnya disebut sebagai PENYEDIA.
Mengingat bahwa :
1. Telah dilakukan proses pemilihan PENYEDIA yang telah sesuai dengan Dokumen
2. PPK telah meminta PENYEDIA untuk menyediakan pekerjaan konstruksi
sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam
kontrak ini
3. Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK memiliki keahlian professional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam kontrak ini.
kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.
4. PPK dan PENYEDIA menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.
5. PPK dan PENYEDIA mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan kontrak ini masing-masing pihak :
a. Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
b. Menandatangani kontrak ini setelah meneliti secara patut;
c. Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan kontrak ini;
d. Telah memahami istilah-istilah yang tertuang didalam kontrak ini;
e. Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Bahwa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sebagai tindak lanjut dari proses tender, kedua
belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri kepada suatu kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Belanja Modal Bangunan Pembawa Irigasi - Konstruksi - Rehabilitasi Daerah
Irigasi Wonokusumo dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
1) PPK memberi tugas kepada PENYEDIA, dan selanjutnya PENYEDIA menerima tugas
tersebut untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan volume sesuai gambar,
spesifikasi teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) maupun Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang bersangkutan dengan ruang lingkup sebagai berikut :
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Tenaga Kerja (SMKK), Rehabilitasi
Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 10 (Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah,
Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo
BWK 11 (Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan
Beton, Pekerjaan Langsiran), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 12
(Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton,
Pekerjaan Pintu), Rehabilitasi Daerah Irigasi D.I Wonokusumo BWK 13 (Pekerjaan
Pendahuluan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton, Pekerjaan
Langsiran).
2) Surat Perjanjian pekerjaan ini mengikat kedua belah pihak, dilakukan dengan cara
kontrak harga gabungan lumsum dan harga satuan, yaitu terdapat bagian pekerjaan
yang diberlakukan ketentuan kontrak lumpsum dan terdapat beberapa bagian yang
diberlakukan kontrak harga satuan. Lumpsum didasarkan atas produk/keluaran
dengan cara pembayaran dilakukan tercapainya tahapan produk/keluaran tanpa
rincian biaya/volume. Harga satuan didasarkan atas unsur pekerjaan/komponen
penyusun dan cara pembayaran berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan atas
realisasi volume
Pasal 2
2) Semua ketentuan peraturan tentang administrasi dan teknis yang berlaku, antara lain
Undang-undang Jasa Konstruksi, Peraturan-peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden termasuk yang tercantum dalam Peraturan Presiden beserta peraturan-
peraturan perubahan maupun peraturan pelaksaan lebih lanjut. Peraturan Menteri,
Keputusan Menteri, Standard Nasional Indonesia (SNI), seluruhnya sampai dengan
perubahan-perubahan yang terakhir dan atau peraturan di daerah yang berlaku untuk
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah.
4) Semua dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan
saling menunjang.
5) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan apabila terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan sebagai berikut :
Pasal 3
Pasal 4
TENAGA AHLI
3) Dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kalender sejak diterimanya surat
perintah penggantian personil dari PPK, PENYEDIA harus mengganti personil
dengan keahlian yang sama atau lebih tinggi tanpa penambahan biaya.
4) Apabila waktu 15 (lima belas) hari terlampui, maka PENYEDIA harus melaporkan
kepada PPK disertai alasannya, dan PENYEDIA dapat dikenakan sangsi kelalaian.
Pasal 5
Kedua belah pihak telah sepakat dan setuju bahwa biaya pelaksanaan pekerjaan ini diperoleh
dari daftar kuantitas dan harga, termasuk pajak adalah sebesar Rp. ……………,00
(………………………………………………..).
Kontrak ini dibiayai dari APBD Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2023.
Pasal 6
ATURAN PEMBAYARAN
Pasal 7
Seluruh beban pajak, retribusi dan biaya-biaya lain yang timbul akibat dari Kontrak
Pengadaan Jasa Konstruksi ini menjadi tanggungan dan harus dibayarkan oleh PENYEDIA
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
1) Surat perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak sejak
ditandatangani para pihak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir dan dilakukan
Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan (FHO) yang ditandatangani oleh semua pihak.
2) a. Pelaksanaan pekerjaan ini harus sudah dimulai paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan setelah rapat persiapan
pelaksanaan kontrak (pre construction meeting), serta peninjauan lapangan (uitzet)
dan harus sudah selesai dilaksanakan seluruhnya atau telah mencapai 100 %
(seratus persen) serta dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO) oleh
PENYEDIA kepada PPK dengan jangka waktu pelaksanaan selama 150 (Seratus
Lima Puluh) hari kalender.
b. Apabila batas waktu tersebut huruf : a ayat ini, ternyata pekerjaan belum selesai
dilaksanakan, maka PENYEDIA akan dikenakan sanksi dan denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
3) Batas waktu tersebut dalam ayat (2) dapat diperpanjang dengan persetujuan tertulis
dari PPK, dengan mempertimbangkan masukan dari Konsultan Pengawas, setelah
menerima permintaan secara tertulis dari PENYEDIA dengan mengemukakan alasan-
alasan yang cukup kuat, layak dan wajar, antara lain :
a. Pekerjaan Tambah.
b. Perubahan desain.
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK misalnya : Pembebasan tanah/bangunan,
dan atau utilitas dari penguasaan pihak lain.
d. Masalah yang timbul di luar kendali PENYEDIA dan disetujui PPK.
e. Keadaan Kahar (force majeur).
4) Bersamaan dengan dilakukan Serah Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO),
PENYEDIA menyerahkan data pendukung antara lain :
a. Data laboratorium (bila ada).
b. Data hasil pengukuran profil (bila ada)
c. MC 0, MC 100, Laporan Mingguan, Dokumentasi, dll.
Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN
1) Penyedia wajib menyerahkan jaminan pelaksaanan yang diterbitkan oleh bank umum/
asuransi sebesar :
a. Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% s.d 100% maka nilai jaminan
pelaksanaannya 5% dari nilai kontrak.
b. Untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80% maka nilai jaminan
pelaksanaannya 5% dari nilai HPS
2) Dalam hal PENYEDIA mengundurkan diri dan atau tidak melaksanakan kewajiban
kontraktual tanpa alasan yang sah setelah menandatangani kontrak ini, maka PPK
berhak mencairkan uang jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas Daerah.
Pasal 10
5) Jaminan pemeliharaan diterbitkan oleh Bank Umum / Asuransi dengan masa berlaku
sekurang-kurangnya selama 360 (Tiga ratus enam puluh) hari kalender setelah Serah
Terima Pertama Hasil Pekerjaan (PHO).
6) Apabila PPK belum menerima Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan (FHO) secara
tertulis, maka PENYEDIA masih bertanggung jawab untuk perbaikan-perbaikan atas
kerusakan tersembunyi maupun penyempurnaan pekerjaan.
7) Pada saat masa pemeliharaan berakhir dan PENYEDIA sudah melaksanakan semua
kewajiban dengan baik, dan PPK telah menerima Serah Terima Kedua Hasil Pekerjaan
(FHO) maka selanjutnya PENYEDIA dibebaskan dari kewajiban dalam pemeliharaan.
9) Apabila PENYEDIA tidak menyelesaikan perbaikan sampai dengan batas akhir masa
pemeliharaan maka kerusakan-kerusakan baik yang tersembunyi atau tidak masih
menjadi tanggungjawab dari PENYEDIA sampai PPK secara sepihak dapat
melakukan Pemutusan Kontrak tanpa melalui proses hukum.
10) Apabila PENYEDIA cidera janji terkait dengan pekerjaan pemeliharaan akan
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
Pasal 11
PENANGGUHAN PEMBAYARAN
ASURANSI
Pasal 13
1) Untuk bagian pekerjaan yang diberlakukan sistem Kontrak Harga Satuan (Fixed Unit
Price Contract) ini, dimungkinkan adanya pekerjaan tambah atau kurang (Contract
Variation Order), berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan :
a. Pada saat pekerjaan fisik akan mulai dilaksanakan, harus dibuat perhitungan
menyeluruh atas hasil pengukuran, melakukan pertimbangan-pertimbangan atas
keamanaan dan fungsi bangunan, dan jika terjadi perbedaan maka dibuat
perhitungan menyeluruh atas semua perubahan sebagai dasar pembuatan
Addendum Kontrak serta pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kontrak ini.
b. Apabila pada waktu pelaksanaan ternyata terdapat kondisi lapangan yang
berbeda dengan kontrak, maka perubahan pekerjaan tambah kurang
dimungkinkan atas usul PPK dan atau PENYEDIA dan atau KONSULTAN
PENGAWAS
c. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah/kurang adalah suatu pekerjaan yang
terjadi karena kondisi lapangan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak
diperhitungkan (tak terduga) akan terjadi dan tidak dapat dihindari dalam rapat
persiapan pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak.
d. Apabila berdasarkan penelitian yang dilakukan memang benar mengakibatkan
bertambah/berkurangnya volume dan jenis pekerjaan tertentu, maka PENYEDIA
dapat melaksanakan pekerjaan tambah/kurang tersebut setelah menerima
Surat/Berita Acara pekerjaan tambah/kurang dari PPK.
e. Surat perintah pekerjaan tambah/kurang tersebut meliputi hal-hal :
1. Uraian pekerjaan tambah/kurang yang bersangkutan.
2. Perkiraan biaya pekerjaan tambah/kurang.
3. Persetujuan PENYEDIA untuk melaksanakan pekerjaan tambah/kurang.
f. Pekerjaan tambah disepakati kedua belah pihak, tidak melebihi 10 % (sepuluh
persen) dari nilai kontrak awal pekerjaan.
2) PPK dapat melakukan perubahan mengenai mutu atau volume pekerjaan atas suatu
bagian pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih, dan PPK mempunyai
wewenang menetapkan bahwa PENYEDIA harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
3) a. Perubahan-perubahan pekerjaan tidak diperkenankan dilaksanakan oleh
PENYEDIA tanpa suatu ijin/perintah perubahan. Perintah perubahan tersebut
diberikan secara tertulis dengan persetujuan oleh Konsultan Pengawas diberikan
oleh PPK dan disetujui oleh PENYEDIA untuk disetujui dan dilaksanakan.
b. Dalam keadaan mendesak, Konsultan Pengawas dapat memberikan perintah
perubahan yang harus diikuti dengan perintah tertulis dari PPK baik sebelum
maupun sesudah perintah tertulis dari PPK. Perintah Konsultan Pengawas
tersebut merupakan perintah untuk melakukan perubahan pekerjaan.
4) a. PENYEDIA wajib melaksanakan setiap perubahan dari volume pekerjaan seperti
telah dijelaskan dalam pasal ini, dan berhak mengajukan perubahan biaya yang
dihitung berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga satuan.
b. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan yang disebabkan adanya
perintah perubahan, dilakukan atas dasar yang disetujui oleh kedua belah pihak,
dihitung berdasarkan daftar harga satuan pekerjaan, dan atau perhitungan analisa
pekerjaan berdasarkan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga satuan.
5) Apabila terjadi perubahan persyaratan pekerjaan yang harus dilaksanakan sehingga
mengakibatkan penambahan dan atau pengurangan pekerjaan, atas persetujuan
bersama oleh kedua belah pihak akan dituangkan dalam suatu Adendum, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak ini.
Pasal 14
1) Bilamana ada perubahan terhadap dukungan perusahaan suplier dalam suplai bahan
utama pekerjaan, maka PENYEDIA menyampaikan kepada PPK dilampiri surat-surat
pendukung.
2) Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil PENYEDIA yang cakap, memadai, dan
professional serta bersertifikat sesuai yang dipersyaratkan dan tercantum dalam isian
kualifikasi, yang ditunjuk sebagai pelaksana dan mempunyai wewenang/kuasa penuh
untuk mewakili PENYEDIA yang dapat menerima dan menyelesaikan segala perintah
serta petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas .
a. Bilamana dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) tidak ada ketentuan lain,
maka semua kebutuhan bahan dan perlengkapan/peralatan untuk pekerjaan harus
diusahakan dan menjadi tanggung jawab PENYEDIA.
b. Semua bahan, barang dan perlengkapan/peralatan untuk pekerjaan serta tahapan
pelaksanaan pekerjaan, harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4) Buku Harian Lapangan (BHL) dan laporan :
Pasal 15
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 16
2) Penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri, hasil pekerjaannya tetap harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PENYEDIA.
Pasal 17
1) PENYEDIA dengan ini menjamin atas keabsahan setiap jenis hak atas kekayaan
intelektual yang digunakan dan atau diterapkan dalam pekerjaan sebagaimana diatur
dalam kontrak ini dan PENYEDIA membebaskan PPK dari segala tuntutan atau
gugatan dari pihak lain yang terkait dengan penggunaan dan atau penerapan hak atas
kekacauan intelektual dalam pekerjaan ini.
2) Hak atas kekayaan intelektual yang lahir atau tercipta sebagai akibat dari pelaksanaan
kontrak ini baik sebagian maupun seluruhnya menjadi hak PPK, dan selanjutnya PPK
berhak untuk mengajukan hak atas kekayaan intelektual untuk dan atas nama PPK
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang beraku tanpa persetujuan dari
PENYEDIA lebih dahulu.
3) PPK mempunyai kewenangan sepenuhnya tanpa terkecuali atas semua dokumen hasil
pekerjaan yang diperjanjikan antara para pihak, termasuk kewenangan untuk
menggunakan, memanfaatkan, menerapkan, menggandakan, dan atau melakukan
perubahan atau penyesuaian bilamana perlu, melakukan pendaftaran atas hak
kekayaan intelektual yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak ini.
Pasal 18
KERJA LEMBUR
1) Kerja lembur di luar ketentuan jam-jam kerja, PENYEDIA wajib minta ijin kepada PPK
dalam hal ini diwakili Konsultan Pengawas.
2) Sebelum mendapatkan ijin dari PPK, yang dalam hal ini dapat diwakili Konsultan
Pengawas, maka PENYEDIA tidak diperkenankan melakukan kerja lembur.
Pasal 19
PENGAWASAN PEKERJAAN
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam kontrak ini, dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.
Pasal 20
CIDERA JANJI
4) Waktu penyelesaian pekerjaan melebihi batas waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.
Pasal 21
3) a. PENYEDIA wajib bekerja sama dengan penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk
koperasi kecil dalam melaksanakan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama sebagai subkontraktor atau sebagai pemasok bahan sesuai
spesialisasi/keahlian yang diperlukan, dengan tetap memperhatikan kompetensi
dan kualifikasi yang bersangkutan, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
disetujui oleh PPK.
b. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam kontrak dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
c. PENYEDIA tetap bertanggung jawab penuh atas hasil kerja bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
d. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada kontrak ini serta
menganut prinsip kesetaraan
4) PENYEDIA wajib melaporkan secara berkala dan berkesinambungan kepada PPK,
tentang pelaksanaan ayat (1), (2), dan (3) pasal ini.
Pasal 22
2) Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal di luar kekuasaan para pihak
untuk melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam kontrak, yang disebabkan
oleh timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara, sepanjang kejadian-kejadian
tersebut berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauan dan huru
hara, serta bencana alam yang dinyatakan oleh yang berwenang.
3) Dalam hal kontrak dihentikan sebagaimana tersebut ayat 2, maka PPK wajib
membayar kepada PENYEDIA sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai dan disetujui oleh PPK.
Pasal 23
6) Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan
pemalsuan dan kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pemilihan
penyedia barang / jasa maupun pelaksanaan pekerjaan, maka PENYEDIA dikenakan
sanksi dimasukkan daftar hitam (blacklist) dan dilarang ikut pengadaan barang / jasa
instansi Pemerintahan selama 2 (dua) tahun, serta tuntutan perdata maupun pidana
sedangkan PPK diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 24
KEADAAN KAHAR
1) Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak
para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.
2) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
4) Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian PENYEDIA.
Pasal 25
KEGAGALAN BANGUNAN
2) Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan PENYEDIA, Konsultan
Perencana dan atau Konsultan Pengawas.
3) PENYEDIA wajib bertanggung jawab penuh terkait dengan kegagalan tersebut atas
kegagalan bangunan yang terjadi pada pekerjaan sebagaimana dimaksud oleh kontrak
ini.
5) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan PENYEDIA, dan
hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka PENYEDIA wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
Pasal 26
1) Kegagalan bangunan dinilai dan ditetapkan oleh 1 (satu) atau lebih penilai ahli yang
profesional dan kompeten dalam bidangnya serta bersifat independen dan mampu
memberikan penilaian secara obyektif, yang harus dibentuk dalam waktu paling
lambat 1 (satu) bulan sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya kegagalan
bangunan.
2) Penilai Ahli yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) dipilih, dan disepakati bersama oleh
PPK dan PENYEDIA.
3) Biaya yang disebabkan penggunaan penilai ahli menjadi tanggung jawab PENYEDIA.
Pasal 27
PENYEDIA bertanggung gugat atas setiap kerugian yang timbul yang terjadi akibat
kegagalan bangunan.
Pasal 28
Pasal 29
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan kontrak ini, PPK dan PENYEDIA
sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2) Jika penyelesaian sebagaimana dimaksut ayat (1) tidak tercapai, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di LKPP/ Lembaga Arbitrase/
Pengadilan Negeri Mojokerto.
Pasal 30
PENUTUP
(3) Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Mojokerto
pada tanggal, bulan dan tahun tersebut dimana aslinya dalam rangkap 2 (dua)
masing-masing dibubuhi meterai secukupnya, yang keduanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama, dan untuk keperluan administrasi dibuat rekaman dalam rangkap
3 (tiga).
Mengetahui,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto
Selaku Pengguna Anggaran