Anda di halaman 1dari 26

KAK

(KERANGKA ACUAN KERJA)

SUPERVISI PEMBANGUNAN PRASARANA AIR BAKU INTAKE


A. NAMA PEKERJAAN :
SANGKULIRANG KAB. KUTAI TIMUR

B. LOKASI : KABUPATEN KUTAI TIMUR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


C. PEMBERI PEKERJAAN :
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR
D. PELAKSANA : KALIMANTAN IV PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PPK AIR TANAH DAN AIR BAKU

E. PAGU DANA : RP. 800.000.000,-

F. SUMBER DANA : APBN MURNI

G. TAHUN ANGGARAN : 2022

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


TERM OF REFERENCE (TOR)
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2022
SUPERVISI PEMBANGUNAN PRASARANA AIR BAKU INTAKE SANGKULIRANG
KAB. KUTAI TIMUR

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Unit Eselon II/Satker : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Kalimantan IV
Provinsi Kalimantan Timur
Kegiatan : Supervisi Pembangunan Prasarana Air Baku Intake
Sangkulirang Kab. Kutai timur
Indikator Kinerja Kegiatan : Pengawasan Pembangunan
Satuan Ukur & Jenis Keluaran (Output) : Laporan
Volume : 1 (satu) laporan
BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
Dalam RPJMN 2015-2019 pelaksanaan proyek prioritas di Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air berperan mewujudkan pencapaian Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar dan Konektivitas.
Keterkaitan pengelolaan air baku dalam RPJMN adalah mendukung pembangunan kawasan
pemukiman dengan sasaran Tercapainya 100 persen pelayanan air minum dan Optimalisasi
penyediaan layanan air minum. Sasaran utama Pekerjaan Supervisi Pembangunan Prasarana Air
Baku Intake Embalut Kabupaten Kutai Kartanegara adalah menunjang program RPJM dalam rangka
Ketahanan Air yaitu pemenuhan kebutuhan dan jaminan kualitas air untuk kehidupan sehari-hari
melalui peningkatan kapasitas air baku nasional.
Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air
laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum. Penyediaan air baku yang
bersumber dari air permukaan tanah dapat diperoleh dengan membangun unit produksi berupa intake
dan jaringan transmisi.

B. LATAR BELAKANG
1. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai timur
akan dibangun tahun 2022 ini dengan dana APBN.
2. Dasar Hukum
Dasar Hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a) Undang - Undang Nomor. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
b) Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
c) Peraturan Presiden RI Nomor 27 tahun 2020 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
h) Surat Edaran Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat Nomor 15/SE/M/2019
Tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun
2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
j) Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 94/PMK.02/2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran;
k) Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 49/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Masukan TA.
2018;
l) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
19/PRT/M/2017, tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang
Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
m) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 897/KPTS/M/2017
Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layakan Jasa Konsultansi Konstruksi;
n) Surat Edaran Nomor 21/SE/M/2019 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tentang Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Konstruksi Melalui Penyedia Jasa.

3. Organisasi
Secara fungsional kegiatan ini di bawah pembinaan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III dan
SNVT PJPA Kalimantan IV Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelaksana dan penanggung jawab
ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah dan Air Baku yang telah ditetapkan berdasarkan
SK Menteri Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
C. STATUS PROYEK
Nama Pekerjaan : Supervisi Pembangunan Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab.
Kutai timur
Lokasi : Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur
Pemberi Pekerjaan : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Sumber Daya Air
Pelaksana : Balai Wilayah Sungai Kalimantan III
SNVT PJPA Kalimantan IV Provinsi Kalimantan Timur
Air Tanah dan Air Baku
Pagu Dana : RP. 800.000.000,-
Sumber Dana : APBN Murni
Tahun Anggaran : 2022

D. MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan Supervisi Pembangunan Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai
timur merupakan proyek yang mempunyai spesifikasi teknis yang cukup serta terhadap permasalahan
teknis yang spesifik. Untuk mencapai target kuantitas dan kualitas seperti yang diharapkan, maka
dalam pelaksanaannya perlu diawasi oleh konsultan supervisi yang memadai dan berpengalaman.
Maksud dilaksanakannya pekerjaan supervisi ini adalah melakukan pengawasan
pekerjaan konstruksi Pembangunan Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai timur.
Sedangkan tujuan diadakannya paket supervisi/pengawasan adalah untuk mencapai
target kuantitas, kualitas, ketepatan waktu dan biaya konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak, serta mengidentifikasi kendala dari aspek teknis dan sosial dalam pelaksanaan konstruksi.
Tujuan utama dari pekerjaan supervisi adalah :
1. Melakukan pengawasan pekerjaan pembangunan sumur.
2. Memberi bantuan teknis berupa :
a. Melakukan perbaikan desain.
b. Menyiapkan manual operasi dan pemeliharaan.
c. Menyiapkan laporan.
d. Menyiapkan rencana tindak lanjut kegiatan.
3. Alih teknologi
Tujuan lebih lanjut dari pekerjaan adalah menyiapkan dan melaksanakan prosedur untuk
menjamin pelaksanaan pekerjaan konstruksi sumur dalam dapat berjalan dengan baik
E. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Supervisi antara lain:
1. Melakukan pengawasan metode pelaksanaan kontraktor.
2. Melakukan uji kualitas dan kuantitas hasil dan bahan pada pelaksanaan
3. Melakukan review desain dan kajian teknis terhadap perubahan–perubahan jenis pekerjaan.
4. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan.
5. Membuat laporan bulanan.
6. Penugasan konsultan untuk pengawasan ini bersifat TASK CONCEPT

F. OUTPUT PEKERJAAN
Hasil pekerjaan supervisi dibuat dalam bentuk laporan-laporan sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Quality Assurance (QA)/Rencana Mutu Kontrak
3) Laporan Bulanan
4) Laporan Akhir Supervisi
5) Laporan Quantity dan Quality Control
6) Leaflet
7) Foto Dokumentasi
8) Invoice

BAB II
PENJELASAN UMUM

A. UMUM
1. Konsultan harus bertanggung jawab penuh atas hasil fisik pekerjaan Supervisi Pembangunan
Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai timur sampai dengan selesai dan selama
masa pemeliharaan.
2. Konsultan akan mengikuti standar perencanaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap penyimpangan dari
standar tersebut harus dibicarakan dan dibahas terlebih dahulu sebelum disetujui secara tertulis
oleh Direksi.
3. Pihak Konsultan Supervisi bertugas membantu PPK Air Tanah dan Air Baku agar pekerjaan
konstruksi dapat dilaksanakan dengan baik, benar sesuai desain dan spesifikasi teknis juga tepat
waktu.

B. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG PENYEDIA JASA PENGAWASAN


KONSTRUKSI/SUPERVISI
1. Umum
Pekerjaan Supervisi dimaksud untuk menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai dengan rencana
(desain yang ada), baik menyangkut kualitas pekerjaan, waktu dan biaya yang telah ditentukan.
Untuk itu diperlukan managemen pengawasan yang meliputi tenaga professional, tenaga
pendukung, peralatan dan fasilitas penunjang lainnya guna kelancaran tugas pengawasan
tersebut.
2. Tugas Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi
1) Pemeriksaan Bersama (Mutual Check/MC-0)
Pemeriksaan Bersama dilaksanakan dengan cara melakukan pengukuran dan pemeriksaan detaiil
kondisi lapangan, mencakup :
 Pemeriksaan terhadap desain awal dilakukan untuk menilai kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
Jika diperlukan penyesuaian terhadap desain, maka dilakukan review desain; dan
 Penyesuaian terhadap kuantitas (volume) awal berdasarkan review desain yang dilakukan.
Penyesuaian pada gambar desain dan volume awal, harus dicantumkan dalam berita acara hasil
pemeriksaan bersama dan selanjutnya dilakukan perubahan/adendum kontrak.

2) Pemeriksaan dan Persetujuan terhadap Dokumen Pengajuan Memulai Pekerjaan


Konsultan diminta untuk mengadakan penelitian secara teliti terhadap gambar-gambar ( Shop
drawing), Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement), jadwal pelaksanaan, dan hasil
survey yang disampaikan kontraktor sebelum pelaksanaan pembangunan sumur dalam dimulai.
3) Pengawasan Mutu Pekerjaan
Pengawasan mutu pekerjan dilakukan melaui pemeriksaan dan pengujian terkait:
 Metode Kerja, Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan metode kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan
 Tenaga kerja yang terlibat, Pemeriksaan terkait jumlah tenaga kerja sesuai dengan rencana.
 Peralatan yang dibutuhkan, Pemeriksaan terkait kelayakan operasi dan Surat Izin Operator untuk
operator masing- masing alat
 Material yang digunakan, Pengawasan terkait spesifikasi dan jumlah material dasar dan material
olahan sesuai dengan dokumen pengajuan material
 Keselamatan Konstruksi (mengacu analisis K3 tiap pekerjaan)
 Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya, Pemeriksaan terkait ketersedian sumber daya tiap
pekerjaan sesuai jadwal mobilisasi.
 Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and Test Plan/ITP), Pengawasan terhadap
kegiatan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan rencana pada metode kerja
 Hasil Pekerjaan, Pengawasan tekait hasil tiap-tiap kegiatan pekerjaan sesuai dengan persyaratan

4) Usulan Perubahan Desain


Konsultan memberikan saran dan justifikasi teknis terhadap usulan perubahan konstruksi sumur
oleh kontraktor setelah mengadakan penelitian lapangan bersama kontraktor dan pihak proyek
yang dituangkan dalam memo justifikasi lengkap dengan perhitungan harga, sepesifikasi teknis,
dan analisa perencanaan dan biaya.
5) Berita Acara Kemajuan Fisik Pekerjaan
Konsultan wajib melaksanakan tugas untuk mengevaluasi progress bulanan yang diajukan
kontraktor dan menyiapkan berita acara kemajuan fisik pekerjaan untuk dasar pembayaran
progres proyek.
6) Berita Acara Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Konsultan menyiapkan Berita Acara Hasil Pelaksanaan Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
kepala satuan kerja proyek terhadap seluruh bagian pekerjaan proyek yang telah selesai dipasang
dan telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan setelah diadakan inspeksi bersama
antara proyek, konsultan dan kontraktor.
7) Pelaporan
Konsultan wajib membuat semua laporan yang diminta oleh pemberi tugas, termasuk laporan
bulanan dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan, rencana pelaksanaan pekerjaan tahap
selanjutnya, serta laporan lainnya yang diminta oleh pemberi petugas.

3. Tanggung Jawab Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi


1) Pengawasan Mutu Pekerjaan Lapangan
Konsultan bertanggung jawab melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga
tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja dan syarat/spesifikasi teknis
pelaksanaan pekerjaan;
2) Rekomendasi/Saran Teknis
Konsultan harus bertanggung jawab dalam hal menampung persoalan terkait pelaksanaan
konstruksi di lapangan dan menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif kepada
PPK; dan
3) Kebenaran progres pekerjaan
Konsultan bertanggung jawab dalam meneliti kebenaran atau membandingkan laporan progres
pekerjaan yang di klaim/dinyatakan oleh pelaksana pekerjaan dengan yang diperoleh dari laporan
tenaga konsultan supervisi di lapangan.

4. Wewenang Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi


1) Peringatan dan Instruksi
 Konsultan berwenang memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana
pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak;
 merekomendasikan kepada pengguna jasa untuk menghentikan pelaksanaan pekerjaan
sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan yang diberikan;

2) Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


 Konsultan berwenang meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar pelaksanaan (shop
drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebelum dilaksanakan;
 memberikan masukan pendapat teknis tentang permintaan tambah kurang pekerjaan yang
diajukan oleh pelaksana fisik yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta
berpengaruh pada ketentuan kontrak;
 mengusulkan perubahan jika terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan;
 mengkoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, termasuk pekerjaan fisik
konstruksi yang telah dilaksanakan agar sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati; dan
 merekomendasikan kepada PPK untuk menolak material dan peralatan konstruksi yang
tidak sesuai spesifikasi.

C. PERSYARATAN UMUM PELAYANAN JASA KONSULTAN


1. Tim Pengawas
Tim Pengawas akan dipimpin oleh seorang Supervision Engineer/Team Leader (Ahli Sumber
Daya Air) dibantu oleh seorang Quality Engineer/Ahli Geoteknik dan inspector dalam
melaksanakan pengawasan sehari-harinya. Tim ini diback up oleh seorang Project Direktur yang
secara berkala mengunjungi lokasi pelaksanaan pekerjaan. Tim ini akan melakukan monitoring
kemajuan pekerjaan, menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan dokumen kontrak
(spesifikasi teknis). Pengawas lapangan (inspector/sub ahli) setiap saat melakukan pengawasan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan spesifikasi yang sudah dibuat,
membuat draft laporan mingguan untuk diteruskan kepada Team Leader.
2. Administrasi Pelayanan Jasa Konsultan
Pemerintah menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah dan Air Baku untuk mengatur dan
mengendalikan pelaksanaan pelayanan jasa konsultan. Pejabat Pembuat Komitmen
bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan tugas pelayanan jasa konsultan, termasuk
sistem pembayaran atau pelayanan konsultan ini secara keseluruhan. Dalam menjalankan
pengendalian tersebut Pejabat Pembuat Komitmen dibantu oleh Direksi dan pengawas lapangan.

D. PELAKSANAAN PENGAWASAN PEKERJAAN DI LAPANGAN


Secara Umum lingkup kegiatan Konsultan Pengawasan yang harus dilaksanakan mengacu sesuai
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 384 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Konstruksi Golongan
Pokok Konstruksi Bangunan Sipil Bidang Keahlian Sumber Daya Air terdiri dari :
1. Supervisi/Pengawasan Pada Tahap Persiapan Konstruksi meliputi :
 Menyusun laporan pendahuluan, program kerja (Laporan QA/RMK), Administrasi
Kontrak, mobilisasi personil dan penyiapan kantor proyek;
 Memeriksa time schedule/Barchart, S-Curve dan network planning yang diajukan
kontraktor pelaksana (RMK Konstruksi);
 Studi meja untuk mempelajari dokumen Kontrak, Kerangka Acuan Kerja, Spesifikasi
Umum dan Teknis, Metode Pelaksanaan ( Construction Method), Perhitungan BOQ dan
harga satuan pekerjaan;
 Survey lapangan awal dan pengukuran lapangan bersama kontraktor dan direksi
pekerjaan (MC Nol);
 Membuat analisis contoh bahan terutama jenis, mutu dan volume.
 Mengevaluasi program pelaksanaan yang disusun oleh Kontraktor, terdiri atas program
pencapaian sasaran fisik proyek mingguan dan bulanan, program penyediaan dan
penggunaan peralatan mingguan dan bulanan dan program penyediaan dan
penggunaan biaya mingguan dan bulanan;

2. Supervisi/Pengawasan Pada Tahap Konstruksi meliputi :


 Memeriksa dokumen pengajuan mulai pekerjaan, gambar - gambar kerja ( shop drawing)
dan pengajuan izin kerja yang dibuat oleh Kontraktor;
 Melakukan pengawasan kualitas terhadap bahan/material, tenaga kerja, peralatan, hasil
pekerjaan, ketepatan waktu dan metode pelaksanaan; 
 Mengawasi dan meneliti perubahan - perubahan dan penyesuaian - penyesuaian yang
terjadi selama pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk usulan perubahan teknis
yang diperlukan yang mempunyai kualitas minimal sama dan memberikan keuntungan
secara teknis dan biaya (review desain);
 Memberikan masukkan dalam pencatatan dan penghitungan semua pekerjaan tambah,
perluasan pekerjaan dan pengurangan pekerjaan, serta  mengevaluasi pekerjaan
tambah kurang dari segi keteknikan;
 Membuat instruksi/teguran/surat lapangan kepada Kontraktor sejauh tidak menimbulkan
pekerjaan tambah dan/atau perpanjangan waktu pelaksanaan serta memberitahukan
kepada yang berwenang (Pembuat Komitmen serta tim teknis yang ditunjuk PPK)
apabila pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati atau terjadi permasalahan di lokasi proyek; 
 melakukan pemeriksaan lapangan harian dan meneliti kebenaran ukuran, kuantitas dan
kualitas pekerjaan yang dituangkan dalam laporan harian sebagai masukkan untuk
perhitungan kemajuan pekerjaan harian dan mingguan;
 Memeriksa kemajuan pekerjaan konstruksi dan membuat berita acara untuk
pembayaran angsuran/Sertifikat pembayaran;
 Menyelenggarakan rapat - rapat lapangan secara berkala dan menerbitkan risalah rapat
sebagai masukkan untuk evaluasi pekerjaan. 
 Membuat foto - foto dokumentasi mengenai pelaksanaan pembangunan proyek. 
 Membuat laporan berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen (yaitu laporan harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan) yang berisi kegiatan pengawasan yang telah
dilaksanakan dan pengukuran kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

3. Supervisi/Pengawasan Pada Tahap Persiapan Masa Pemeliharaan meliputi :


 Membantu Pejabat Pembuat Komintmen dalam pelaksanaan pemeriksaan hasil
pekerjaan pada proses serah terima pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik (Serah
Terima Pertama)
 Membuat daftar kekurangan dan cacat ( Defect List) yang harus diperbaiki selama masa
pemeliharaan.  
 Mengawasi agar bagian pekerjaan yang termasuk dalam daftar pekerjaan yang
semestinya masih harus disempurnakan tetapi menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Mengawasi agar cacat dan kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan yang
diakibatkan oleh pemilikan, pemakaian dan cara mengerjakan bahan bangunan yang
tidak tepat agar segera diperbaiki oleh Kontraktor
 Memeriksa As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor untuk tujuan inspeksi terhadap
bangunan, perawatan bangunan dan pengoperasian bangunan.  
 Mengkoordinasi pengadaan ‘Operational Manual’ dari peralatan penting yang sesuai
dengan spesifikasi.  
 Menyusun Laporan akhir pengawasan dan album dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
supervisi.
BAB III
TENAGA AHLI KONSULTAN

A. JADWAL JASA KONSULTASI


Pelaksanaan pekerjaan selama 9 (sembilan) bulan atau 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
kalender. Pelaksanaan pekerjaan harus sudah dimulai sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Konsultan harus menyusun rencana kerja termasuk jadwal penyediaan peralatan dan
personilnya dengan jelas pada awal pekerjaan.

B. TENAGA AHLI KONSULTAN


Susunan tenaga ahli yang diusulkan untuk menangani pekerjaan Supervisi Pembangunan
Prasarana Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai timur harus sudah berpengalaman pada
bidangnya masing-masing, untuk itu harus dibuktikan dengan menyampaikan Curriculume Vitae (CV)
lengkap untuk masing-masing tenaga ahli yang dilegalisir oleh Direktur Perusahaan yang
bersangkutan.

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN TENAGA AHLI


Tenaga yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan Supervisi Pembangunan Prasarana
Air Baku Intake Sangkulirang Kab. Kutai timur ini adalah sebagai berikut :
1 Tenaga Ahli / Profesional terdiri dari :
a. Supervision Engineer /Team Leader - Ahli Teknik SDA, Madya, 8 Tahun
Supervision Engineer merupakan pihak atau orang yang bertugas memimpin, mengarahkan,
dan mengendalikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi terhadap berjalannya
pelaksanaan pekerjaan
b. Inspection Engineer - Ahli Teknik SDA, Madya, 8 Tahun
Inspection Engineer (IE) merupakan pihak atau orang yang bertanggung jawab kepada Supervision
Engineer dan berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja. IE bertanggung jawab melakukan
pemeriksaan dan pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain, pengukuran
volume bahan dan pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.
c. Quality Engineer 1 - Ahli Teknik SDA, Madya, 8 Tahun dan Quality Engineer 2 - Ahli Geoteknik,
Madya, 8 Tahun
Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang bertanggung jawab kepada Supervision Engineer
dan berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja. Quality Engineer membantu Supervision Engineer
dalam penjaminan mutu pekerjaan yang telah ditentukan oleh Dokumen Kontrak dan
memahami benar terhadap metode pemeriksaan bahan, tes laboratorium yang diisyaratkan
d. Quantity Engineer - Ahli Manajemen Konstruksi/Ahli Geodesi, Madya, 8 Tahun
Quantity Engineer bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan berkedudukan di lokasi
Pelaksana bekerja. Quantity Engineer bertanggung jawab terutama untuk melakukan pemeriksaan
kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
e. HSE - Ahli K3 Konstruksi, Muda 3 Tahun
Health Safety Environment (HSE) Engineer berarti pihak atau orang yang bertugas memastikan
bahwa aspek Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, dan lingkungan sudah tersedia dan diterapkan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

2 Tenaga Sub Ahli terdiri dari :


a. Inspector
Personil yang ditugaskan di dalam pekerjaan ini harus mampu pada bidang tugas masing-
masing dan harus sesuai dengan yang diusulkan oleh konsultan. Apabila personil yang sudah
diusulkan akan diganti atau mengundurkan diri, maka pengganti yang diusulkan harus memiliki
kualifikasi dan pengalaman yang sama atau lebih tinggi, dan harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari pihak Pemilik Proyek.
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh personil konsultan tetapi tidak disetujui oleh pihak
pemilik proyek, maka pekerjaan tersebut tidak akan diterima dan dibayar. Seluruh pekerjaan yang
dilaksanakan berada di bawah tanggung jawab Teknis yang ditugaskan sebagai “Team Leader.”

D. KUALIFIKASI PERSONIL YANG DIUSULKAN HARUS MEMENUHI SYARAT SEPERTI TERSEBUT


DI BAWAH INI :
1. Tenaga Ahli / Profesional terdiri dari :
a. Supervision Engineer /Team Leader (Ahli Teknik Sumber Daya Air)
Supervision Engineer /Team Leader harus seorang lulusan Sarjana Teknik Sipil (S1/S2),
mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air dengan pengalaman minimal 8 tahun
dalam pengawasan pekerjaan konstruksi sumur dalam dan bangunan sumber daya air.
Tugas dan kewajiban Supervision Engineer mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setiap
pelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana dan
menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat dilakukan dengan cepat
keputusan-keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian
kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya;
2) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara teratur
dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada
Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan
tersebut, bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
3) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar,
dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok
dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan;
4) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan
dan material;
5) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai
Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
6) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan
dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan pekerjaan
terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan hal itu
benar-benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan.
Dalam hal demikian, maka Supervision Engineer juga membuat
rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan
tersebut;
7) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
8) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau
menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
9) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti
pembayaran bulanan Pelaksana;
10) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang benar
untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
11) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar semua
gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO);
12) Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana
sebelum pelaksanaan;
13) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan.
14) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran
hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan
usulan pembayaran yang diajukan Pelaksana;
15) Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada
PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada waktunya; dan
16) Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian, laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran,
gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan pemenuhan tingkat
layanan jalan dan lainnya.

b. Inspection Engineer (Ahli Teknik Sumber Daya Air)


Inspection Engineer (Ahli Teknik Sumber Daya Air) harus seorang Sarjana Teknik Teknik
Sipil (S1/S2), mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air dengan pengalaman
minimal 8 tahun, berpengalaman di kegiatan pengawasan konstruksi bangunan sumber
daya air.
Tugas dan kewajiban Inspection Engineer (IE) mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan pelaksanaan di
lapangan;
2) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang keamanan dan
keselamatan kerja;
3) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
4) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan dinilai tidak benar atau
membahayakan. Dalam segala hal, semua instruksi harus dicatat dalam buku harian
(log book) serta segera memberi tahu kepada Supervision Engineer;
5) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan penyimpangan
dari perencanaan (pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan); dan
6) Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh Pelaksana.

c. Quality Engineer (Ahli Teknik Sumber Daya Air)

Quality Engineer (Ahli Teknik Sumber Daya Air) harus seorang Sarjana Teknik Teknik Sipil
(S1/S2), mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Sumber Daya Air dengan pengalaman minimal
8 tahun, berpengalaman di kegiatan pengawasan konstruksi bangunan sumber daya air.
Tugas dan kewajiban Quality Engineer terdiri atas:
1) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan, material dan
peralatan yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
2) Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta memantau alat-alat
pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada
sudah siap dioperasikan;
3) Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian
yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian
mutu material serta hasil pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang
dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap cacat yang
terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
4) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis tentang
disetujui atau ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang bersangkutan;
5) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana
tidak kurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
6) Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga
sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi;
7) Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan mengenai semua hasil
pengujian yang diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision
Engineer kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium serta
pengujian dilapangan berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada;
8) Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan
dan kriteria penerimaan pekerjaan;
9) Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan
mutu pekerjaan;
10) Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran
pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis;
11) Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada) dan
tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
12) Memberikan panduan dilapangan bagi personil pelaksana mengenai metodologi
pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

d. Quantity Engineer (Ahli Manajemen Konstruksi/Ahli Geodesi,)


Quantity Engineer (Ahli Manajemen Konstruksi/Ahli Geodesi,) harus seorang Sarjana
Teknik Teknik Sipil/Teknik Geodesi (S1/S2), mempunyai SKA Ahli Madya Manajemen
Konstruksi / geodesi dengan pengalaman minimal 8 tahun, berpengalaman di kegiatan
pengawasan konstruksi bangunan sumber daya air.
Tugas dan kewajiban Quantity Engineer terdiri atas:
1) Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan
yang telah dilaksanakan;
2) Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan, serta
selalu memberikan informasi tentang rincian pekerjaan kepada Supervision Engineer;
3) Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
4) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.;
5) Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera
kepada Supervision Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai
Dokumen Kontrak;
6) Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer pada hari itu juga;
7) Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak;
8) Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan
konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja,
peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran
dilapangan, kejadian- kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan
formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada
Supervision Engineer dan PPK setiap hari setelah selesai kerja;
9) Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua pekerjaan
harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan
bahan-bahan yang digunakan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian
tersebut;
10) Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan evaluasi hasil
pekerjaan (performa pekerjaan) di lapangan;
11) Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
12) Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
Supervision Engineer sebagai bahan masukan yang disampaikan kepada PPK;
13) Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan, perhitungan bobot
pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran
terhadap Pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak; dan
14) Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan
dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya memenuhi
syarat.

e. Health Safety Environment (HSE) Engineer (Ahli K3 Konstruksi,)


Quantity Engineer (Ahli K3 Konstruksi,) harus seorang Sarjana Teknik Sipil (S1/S2),
mempunyai SKA Ahli Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman minimal 3 tahun,
berpengalaman di kegiatan pengawasan konstruksi bangunan sumber daya air.
Tugas dan kewajiban Health Safety Environment (HSE) Engineer terdiri atas:
1) Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.
Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut (probability);
2) Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi upaya
preventif dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya
atau kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
3) Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan memelihara borang atau catatan
terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4) Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis akar
masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.

2. Tenaga Sub Ahli terdiri dari :


1. Inspektor
Inspektor harus seorang D3 Teknik Sipil pengalaman minimal 3 tahun, berpengalaman
dalam bidang sumur, tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
a. Membantu Supervision Engineer dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari
aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.
b. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai
dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
c. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan
pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang datang (masuk), perubahan dan
bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan di lapangan, kuantitas dari pekerjaan
yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan dan kejadian-kejadian khusus.
d. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material yang
digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau mungkin akan menjadi
pekerjaan tambah (extra).
e. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal
kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
BAB IV
LAPORAN

A. SYARAT-SYARAT PELAPORAN
Dalam pembuatan laporan Konsultan dianjurkan untuk konsultasi dulu dengan Pengawas
dan Direksi, semua laporan harus dibuat konsep terlebih dahulu untuk dibahas dengan pihak
proyek/Direksi dan pihak-pihak yang dipandang perlu dilibatkan, untuk mendapatkan persetujuan
sebelum digandakan. Untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan, maka konsultan
harus membuat laporan diskusi dan menyerahkan laporan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Paling lambat 1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan sesudah
mengadakan persiapan, pengumpulan data, review hasil studi yang terdahulu dan peninjauan
lapangan, konsultan diminta untuk menyerahkan Laporan Pendahuluan kepada Pengguna Jasa.
Laporan pendahuluan yang diserahkan berisi :
a. Pandangan Umum dan spesifik Lokasi Pekerjaan
b. Uraian Program Kerja, Rencana Tindak, Implementation Program, Jadwal Pengerahan
Personil, dan lain-lain.
c. Metode Pelaksanaan untuk penanganan pekerjaan yang bersangkutan
d. Permasalahan, hambatan dan temuan/fact and finding di lapangan.
e. Daftar Referensi, studi terdahulu yang ada korelasi terhadap pekerjaan yang bersangkutan
f. Hasil pengumpulan seluruh data yang dapat dikumpulkan oleh Konsultan.
g. Temuan-temuan awal dari Konsultan yang menyangkut baik masalah teknis maupun non
teknis.
Laporan harus mendapat pengesahan dari PPK dan sebelumnya telah mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan. Jumlah laporan yang harus diserahkan sebanyak 5 laporan.

2. Laporan Program Mutu Pekerjaan Konsultansi Konstruksi /Quality Assurance


Laporan mencakup sistematis kerja atau kerangka acuan kerja bagi konsultan yang telah
disetujui oleh pemilik proyek dalam rangka memberikan hasil desain yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diketahui oleh kedua pihak. Laporan ini harus dibuat sebelum konsultan memulai
pekerjaan dan diselesaikan paling lambat tujuh (7) hari setelah SPMK . Program Mutu Pekerjaan
Konsultansi Konstruksi yaitu suatu dokumen yang berisi seluruh kegiatan terencana dan
sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa
produk/jasa yang akan dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Program Mutu Pekerjaan Konsultansi Konstruksi harus berpedoman pada Surat Edaran Menteri
Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat Nomor 15/SE/M/2019 Tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, minimal harus berisi :
a)Informasi Kegiatan
b)Sasaran Mutu Kegiatan
c)Organisasi Kerja Penyedia Jasa
d)Metode Pelaksanaan
e)Pengendalian Pekerjaan
f)Pelaporan
Laporan harus mendapat pengesahan dari PPK dan sebelumnya telah mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan. Jumlah laporan yang harus diserahkan sebanyak 5
laporan.

3. Laporan Bulanan

Laporan ini dibuat tiap bulan, diserahkan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya .
Laporan bulanan harus menguraikan pelaksanaan pekerjaan pengawasan setiap bulannya baik
secara keseluruhan maupun per item pekerjaan. Di dalam laporan bulan juga harus dianalisis
kemajuan/progres pekerjaan konstruksi, masalah-masalah yang dihadapi serta rencana kerja
berikutnya. Selain itu diuraikan hambatan/ kendala-kendala yang dihadapi dan rencana
penanganannya. Laporan bulanan paling tidak harus menguraikan:
a) Pandangan Umum dan spesifik Lokasi Pekerjaan
b) Nama dan pembagian tugas tim, serta pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing tenaga ahli/tenaga pendukung pada bulan yang bersangkutan
c) Kemajuan/progres pekerjaan konstruksi, masalah-masalah yang dihadapi serta rencana
kerja berikutnya. Selain itu diuraikan hambatan/ kendala-kendala yang dihadapi dan
rencana penanganannya
d) lampiran hasil/produk pekerjaan pengawasan (laporan harian dan mingguan, laporan
chek list lapangan, koreksi teknis/instruksi teknis, korespondensi lapangan, risalah rapat, foto
dokumentasi pengawasan, absen harian)
Laporan ini ditandatangani oleh Team Leader dan sebelum diserahkan kepada PPK, laporan ini
harus sudah diperiksa/disahkan oleh pengawas dan direksi yang bersangkutan. Jika terdapat
kegiatan review desain harus dilengkapi dengan lampiran Berita Acara Hasil Review Desain
Supervisi yang telah dilaksanakan dan Catatan Asistensi / Koordinasi Supervisi yang telah
dilakukan oleh konsultan.
Jumlah laporan yang harus diserahkan sebanyak 5 laporan x 9 bln.

4. Laporan Manual OP
Laporan ini meliputi pedoman cara pengoperasian serta pemeliharaan secara umum. Laporan
ini harus dikonsultasikan kepada pengawas/direksi dan pihak-pihak yang secara langsung
ataupun tidak terlibat dalam pekerjaan ini.

5. Laporan Akhir Supervisi


Konsultan harus menyerahkan laporan akhir pelaksanaan Supervisi yang secara garis besar
menguraikan hasil evaluasi pelaksanaan pekerjaan supervisi yang mencakup antara lain:
a) Pandangan Umum dan spesifik Lokasi Pekerjaan
b) Nama dan pembagian tugas tim, serta pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing tenaga ahli/tenaga pendukung
c) Metode kerja yang dilaksanakan oleh konsultan supervisi dalam melaksanakan tugas
pengawasan
d) Evaluasi konsultan terhadap pekerjaan konstruksi ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas
dan ketepatan waktu
e) Kendala-kendala yang terjadi di lapangan
f) Rekomendasi kepada penyedia jasa
g) lampiran hasil/produk pekerjaan pengawasan (laporan check list lapangan/verifikasi,
validasi, monitoring, evaluasi, daftar simak, inspeksi dan pengujian & evaluasi kriteria
penerimaannya, review desain Daftar Induk Dokumen Daftar Induk Rekaman/Bukti Kerja
h) uraian dan evaluasi pelaksanaan SMK3 Konstruksi beserta dokumentasi pelaksanaannya
Laporan harus mendapat pengesahan dari PPK dan sebelumnya telah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan. Jumlah laporan yang harus diserahkan sebanyak 5 laporan.

6. Laporan Quantity dan Quality Control


Konsultan harus menyerahkan laporan evaluasi Quantity dan Quality Control pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang mencakup antara lain:
a) uraian dan evaluasi pengendalian volume pekerjaan konstruksi, beserta lampiran backup
data dan gambarnya
b) uraian dan evaluasi pengendalian Mutu pekerjaan konstruksi, beserta kumpulan hasil
pengujian mutu konstruksi
c) uraian dan evaluasi pelaksanaan SMK3 Konstruksi beserta dokumentasi pelaksanaannya
Laporan harus mendapat pengesahan dari PPK dan sebelumnya telah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan. Jumlah laporan yang harus diserahkan sebanyak 5 laporan.

7. Laporan Pendukung Lainnya


Laporan/produk yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa. Terdiri
dari:
a. Album Dokumentasi Kegiatan Supervisi
Berisikan foto-foto dokumentasi selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Leaflet
Berisikan gambaran pekerjaan dengan singkat dan jelas.
c. Invoice

B. PENJELASAN
1. Kantor Satuan Kerja
Kantor SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS. Mahakam, WS Berau-Kelai Provinsi
Kaltim, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III berada di Jalan MT. Haryono No. 36 Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur 75123 Telp. (0541) 274392.
2. Kantor Lapangan
Konsultan diharuskan mempunyai kantor lapangan yang berkedudukan di kota/kabupaten
terdekat dengan lokasi pelaksanaan pekerjaan. Sekurang-kurangnya di kota tempat Balai
Wilayah Sungai Kalimantan III berada. Penetapan kota/kabupaten tersebut akan ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen yang bersangkutan.
3. Satuan Ukuran
Satuan ukuran yang digunakan adalah satuan ukuran Laporan
4. Perubahan
Apabila pada pelaksanaan perlu perubahan kerangka acuan kerja atau kontrak maka perubahan
ini dapat dilakukan sebagaimana yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.
5. Kerjasama dengan Instansi lain
Jika diperlukan adanya kerjasama dengan instansi lain, konsultan harus menguraikan kerjasama
tersebut dalam usulannya serta segala akibat dari kerjasama itu.
BAB V
LAIN - LAIN

A. KEWAJIBAN PENYEDIA JASA


a. Menyelesaikan pekerjaan dengan mengikuti ketentuan sebagaimana tertuang dalam TOR
b. Menyediakan Tenaga Ahli pelaksana sesuai dengan TOR
c. Konsultan diwajibkan menempatkan Tenaga Ahli yang tercantum di dalam surat perjanjian
kerja/kontrak kerja di lokasi proyek (Kalimantan Timur) agar dapat secara rutin berkonsultansi dan
berkoordinasi dengan proyek.
d. Menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu sesuai surat perjanjian kerja/kontrak kerja
e. Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan,
kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepada staf proyek.
f. Penyedia jasa harus menunjuk wakilnya yang sewaktu-waktu dapat dihubungi dalam rangka
pelaksananaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk bertindak dan mengambil
keputusan atas nama konsultan.
g. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
penyedia jasa.
h. Semua peralatan yang digunakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus memiliki akurasi
yang tinggi, yang dibuktikan dengan surat kalibrasi alat atau surat sertifikat alat. Dan apabila
penyedia jasa tidak dapat menunjukkan surat tersebut maka harus dilakukan pengujian alat yang
diketahui oleh direksi pekerjaan.
i. Menyediakan atau memberi kemudahan dalam pengadaan data berupa laporan, peraturan dan
informasi lainnya yang dimiliki atau diperlukan dan berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan.
j. Menyediakan surat pengantar atau pendamping konsultan dalam rangka berhubungan dengan
instansi lain dalam rangka koordinasi atau mencari data/informasi.

B. PERALATAN DAN FASILITAS YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH KONSULTAN


Dalam melaksanakan pekerjaan maka Konsultan harus menyediakan semua fasilitas yang diperlukan
sebagai berikut :
1. Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti : peralatan
gambar, peralatan tulis dan barang-barang habis pakai.
2. Biaya mobilisasi dan demobilisasi staf konsultan ke dan dari proyek/lapangan
3. Peralatan/instrument pengukuran yang memenuhi standar presisi yang diperlukan dan telah
direkomendasikan oleh Direksi Pekerjaan, yang dibuktikan dengan Surat Kalibrasi Alat atau Surat
Sertifikasi Alat.
4. Fasilitas Transportasi termasuk kendaraan roda 2 yang layak untuk inspeksi pekerjaan lapangan,
beserta pengemudinya.
5. Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi umum.
6. Biaya Pengadaan tenaga harian dan pembantu serta pemasangan titik tetap (BM) yang diperlukan
oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan di lokasi proyek.
8. Dalam hal terdapat keraguan, Pemberi Pekerjaan akan memberikan keputusan tentang ketentuan-
ketentuan teknis yang harus dipenuhi.
9. Hal-hal yang belum jelas dan belum tercakup dalam Term Of Referance (TOR) ini, akan dijelaskan
dalam acara penjelasan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai