Anda di halaman 1dari 22

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN TUMBUH SEBAGAI PUSAT

KEGIATAN WILAYAH DI KOTA BENGKAYANG


DAN SEKITARNYA

Paternus Erwin

Abstrak

Konsep Pengembangan kawasan tumbuh dapat dijelaskan dengan menggambarkan keadaan fisik, seperti
kondisi alam, topografi, social dan budaya seperti Demografi/penyebaran penduduk dan pemerataan
ekonomi seperti terbangunnya pusat kegiatan komersial/perdagangan, pergudangan. Keseluruhan input
tersebut dapat menghasilkan Konsep Pengembangan kawasan kota tumbuh sebagai pusat kegiatan wilayah
di Kota Bengkayang dan sekitarnya. Kota Bengkayang dengan fungsinya sebagai pusat perdagangan local
terdiri atas beberapa fungsi turunan, antara lain : Jasa Keuangan, Distribusi barang, simpul transportasi dan
jasa pemerintahan yang memerlukan konsep pengembangan kawasan Kota tumbuh sebagai pusat kegiatan
wilayah di Kota Bengkayang yang memerlukan rencana detail tata ruang. Metode penelitian menggunakan
pendekatan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan interview
(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) serta teknik analisis menggunakan analisis
fungsi dan analisis AHP. Hasil penelitian diperoleh bahwa arahan peran yang dikembangkan di atas dan
juga melihat daya dukung lingkungan maka arahan pengembangan fungsi kawasan di kawasan perkotaan
Bengkayang diarahkan memiliki fungsi lindung dan fungsi budidaya, sebagai kota penyangga beranda
depan perbatasan, kawasan segitiga emas singbebas, pendorong perekonomian wilayah belakang,
pengembangan pariwisata dan pengembangan pusat pendidikan. Prioritas kegiatan Penyusunan Konsep
Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang di
Kabupaten Bengkayang diperoleh urutan yaitu Blok E memiliki prioritas pertama dengan nilai 0,251840.
Blok D memiliki prioritas kedua dengan nilai 0,245553. Blok A memiliki prioritas ketiga dengan nilai
0,184337. Blok B memiliki prioritas keempat dengan nilai 0,151937. Blok C memiliki prioritas kelima
dengan nilai 0,082733.

Kata Kunci : Kawasan Tumbuh, Wilayah Dan Pusat Kegiatan


1. PENDAHULUAN bagi para pendatang : b) Kota Bengkayang
1.1 Latar Belakang memiliki lokasi yang strategis, yaitu sebagai
Kota Bengkayang sebagai Kota salah satu Kota yang dilalui menuju pintu
yang dilalui oleh sungai Sebalo, Kota Kawasan Perbatasan Negara: c) Kota
Bengkayang juga rentan terhadap bencana Bengkayang sebagai hinterland dari Kota
banjir terutama di musim hujan, dimana air Singkawang yang dapat menjadi
sungai Sebalo biasa membanjiri kawasan persinggahan yang menuju Pelabuhan
yang rendah sehingga menjadi bencana bagi Nusantara yang ada di Kabupaten
penduduk yang mendiami daerah aliran Mempawah. dalam RTRW Provinsi
sungai Sebalo. Kondisi topografi kota Kalimantan Barat, Kota Bengkayang juga
Bengkayang yang dikelilingi perbukitan dan sebagai pusat kegiatan wilayah promosi
jurang dimana tingkat kontur dan (PKWp).
kelerangan yang kurang
merata.mengakibatkan sulitnya 1.2 Perumusan Masalah
pengembangan Kota diwilayah Kelurahan Permasalahan yang ada pada penelitian,
Bumi Emas, letak kawasan Pusat Kota yang antara lain:
ada sekarang. Konsep pengembangan 1. Keterbatasan lahan untuk
kawasan kota untuk menjadi Kota tumbuh Pengembangan Kota Bengkayang di
baru sebagai pusat kegiatan wilayah Kota Kelurahan Bumi Emas sebagai Ibu
Bengkayang, yang mana merupakan bentuk Kota Kabupaten Bengkayang.
intervensi yang dilakukan guna terwujudnya 2. Tidak adanya jalan alternative lain
pemanfaatan ruang guna pengembangan selain koridor jl.Bengkayang – Jl.
kawasan Kota untuk menjadi Kota yang Sanggau Ledo dimana akan terjadi
aman, nyaman dan produktif dan kemacetan jika tidak dikembangkan
berkembang. Konsep Pengembangan menjadi jalan lingkar yang terintegritas
kawasan tumbuh dapat dijelaskan dengan dan terkoneksi.
menggambarkan keadaan fisik, seperti 3. Apakah perkembangan penggunaan
kondisi alam, topografi, social dan budaya lahan untuk Pengembangan Kawasan
seperti Demografi/penyebaran penduduk di Kota Bengkayang sudah sesuai
dan pemerataan ekonomi seperti berdasarkan analisa dan Rencana Tata
terbangunnya pusat kegiatan Ruang Provinsi/Kabupaten (RTRK)
komersial/perdagangan, pergudangan. dan Rencana Detail Tata Ruang
Keseluruhan input tersebut dapat (RDTR) Kota Bengkayang?
menghasilkan Konsep Pengembangan 4. Bagaimana mengembangkan kawasan
kawasan kota tumbuh sebagai pusat ruang terbuka hijau sehingga dapat
kegiatan wilayah di Kota Bengkayang dan menjadi ruang public yang dapat
sekitarnya. Kota Bengkayang dengan melayani kebutuhan penduduk Kota
fungsinya sebagai pusat perdagangan local Bengkayang yang lebih sehat, aman,
terdiri atas beberapa fungsi turunan, antara dan nyaman guna menjaga
lain : Jasa Keuangan, Distribusi barang, keseimbangan ekologis.
simpul transportasi dan jasa pemerintahan 5. Kurang terbangunnya sarana dan
yang memerlukan konsep pengembangan prasarana yang layak di Kota
kawasan Kota tumbuh sebagai pusat Bengkayang.
kegiatan wilayah di Kota Bengkayang yang
memerlukan rencana detail tata ruang 1.3 Pembatasan Masalah
(RDTR). Hal tersebut didasarkan atas Pembatasan masalah dimaksudkan
beberapa pertimbangan, yaitu : a) Kota agar pembahasan masalah tidak melebar
Bengkayang yang pada awalnya hanya dari pokok bahasan, adapun beberapa hal
sebagai ibu Kota Kecamatan, kini beralih yang akan dibahas antara lain meliputi :
menjadi ibukota Kabupaten sehingga
memiliki magnet daya tarik yang lebih besar
1. Mendiskripsikan Kota Bengkayang pengembangan lahan khususnya bagi
yang akan dikembangkan menjadi pengembangan kawasan kota tumbuh
kawasan tumbuh; baru di Kota Bengkayang.
2. Memberikan konsep pengembangan
2. Manfaat bagi perkembangan ilmu urban
sistim dan simpul transportasi yang
terkoneksi dan terintegrasi guna sub development adalah penelitian ini
pergerakan orang dan barang, sub diharapkan dapat menambah
permukiman, sub perdagangan dan perbendaharaan konsep, khususnya
pemerintahan, serta sub yang yang berkaitan dengan konsep-konsep
menghubungkan ke kawasan PKSN pemilihan lahan bagi pengembangan
dan Singbebas. kawasan Kota Tumbuh sebagai pusat
3. Mengevaluasi perkembangan
kegiatan wilayah di Kota Bengkayang
penggunaan lahan untuk permukiman
di kota Bengkayang berdasarkan dan sekitarnya.
kesesuaian lahan dan RTRW
Provinsi/Kabupaten Bengkayang 2014- 2. TINJAUAN PUSTAKA.
2034 / RDTRK Bengkayang. 2.1 Pemanfaan Ruang
4. Memberikan konsep pengembangan RTRW Kabupaten Bengkayang
sarana dan prasarana guna mendukung Tahun 2014 – 2034 Pemanfaatan ruang
kawasan tumbuh sebagai kegiatan adalah upaya untuk mewujudkan struktur
wilayah di Kota Bengkayang dan ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana
sekitarnya. tata ruang melalui penyusunan dan
5. Memberikan usulan Konsep dan pelaksanaan program beserta
rekomendasi hasil penelitian berupa pembiayaannya. Kota tumbuh sebagai pusat
tata guna lahan guna pengembangan kegiatan wilayah di Kota Bengkayang
kawasan Kota tumbuh baru yang layak dibutuhkan proses penentuan lokasi
guna keseimbangan ekologis sebagai kawasan perencanaan dan analisis
bahan masukan bagi Pemerintah Kelayakan pengembangannya. Fungsi Kota
Daerah dalam rangka penataan dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan
kawasan wilayah Kota Tumbuh di Kota ekonomi,social,budaya pemerintahan yang
Bengkayang dan sekitarnya.yang mana menyediakan fasilitas pelayanan bagi warga
dengan terwujudnya Konsep Kota itu sendiri maupun masyarakat luar
pengembangan Kawasan tumbuh yang akan singgah ke Kota tersebut,
sebagai pusat kegiatan wilayah di kota Perkembangan Kota yang diakibatkan oleh
Bengkayang, tingkat pendapatan pertumbuhan penduduk, perubahan social,
masyarakat seyogyanya menjadi lebih pertumbuhan ekonomi serta terjadinya
baik dibandingkan pendapatan sebelum interaksi dengan wilayah lainnya. (Djoko
adanya kota tumbuh baru. Sudjarto, 2001).

1.4 Manfaat Hasil Penelitian 2.2 Fungsi Wilayah Kota Bengkayang


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat Undang Undang No.26/2007
memberikan manfaat: tentang Penataan Ruang bahwa Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat
1. Bagi Pemerintah Kabupaten
pemukiman dan sistim jaringan prasarana
Bengkayang, penelitian ini dapat dan sarana yang berfungsi sebagai
memberikan gambaran tentang pendukung kegiatan social ekonomi
kesesuaian lahan bagi pengembangan masyarakat yang secara hirarki memiliki
kawasan Kota Tumbuh sebagai pusat hubungan fungsional. Struktur ruang Kota
Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang bengkayang tahun 2019 diarahkan untuk
yang aplikatif yaitu sebagai bahan memperkuat kedudukan dalam konstelasi
regional dan local sebagai berikut :
pertimbangan dalam rencana alokasi

1
1. Pusat kegiatan Lokal kabupaten Konsep kawasan adalah wilayah
Bengkayang. yang berbasis pada keberagaman fisik dan
2. Hinterland dari Kota Singkawang ekonomi tetapi memiliki hubungan erat dan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah saling mendukung satu sama lain secara
(PKW). fungsional demi mempercepat pertumbuhan
3. Kota Bengkayang sebagai Ibukota ekonomi daerah dan meningkatkan
Kabupaten Bengkayang sebagai salah kesejahteraan rakyat. (Mahi, 2016) Dalam
satu wilayah perbatasan dengan Negara kaitan ini kawasan didefinisikan sebagai
Malaysia. kawasan yang mempunyai fungsi tertentu
4. Ibu kota Kawasan Pengembangan dimana kegiatan ekonominya serta produk
Ekonomi Terpadu (KAPET) Sanggau unggulannya mempunyai potensi
sesuai dengan Keppres No. 13 Tahun mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
1998. sekitarnya.Kawasan ini secara sendiri-
Fungsi Kota Bengkayang tahun 2019 sendiri maupun secara bersama membentuk
diarahkan pada fungsi utama dan penunjang klaster, dapat berupa klaster pertanian dan
sebagai berikut : klaster industri tergantung dari kegiatan
1. Fungsi utama kota Bengkayang adalah ekonomi yang dominan dalam kawasan itu,
sebagai : Pemerintahan, Perumahan, diharapkan suatu klaster pertanian akan
transportasi, perdagangan dan jasa. menjadi klaster industri. Struktur, benda dan
2. Fungsi penunjang kota Bengkayang wajah serta penampilan kota merupakan
meliputi fungsi pengembangan hasil dan penyelesaian konflik perkotaan
pendidikan, kesehatan, peribadatan, yang selalu terjadi, dan mencerminkan
pelayanan umum, pertahanan dan perkembangan yang selalu terjadi, dan
keamanan. mencerminkan perkembangan peradaban
warga kota maupun pengelolanya.
2.3 Pusat Kegiatan Wilayah Budihardjo (1996).
Dalam Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang penataan ruang, 2.4 Ruang Kota
defenisi pusat kegiatan wilayah yang Pada dasarnya ruang kota harus
selanjutnya disingkat PKW adalah kawasan dibedakan oleh suatu karakteristik yang
perkotaan yang berfungsi untuk melayani menonjol, seperti kualitas pengolahan detail
kegiatan skala propinsi atau beberapa dan aktivitas yang berlangsung di dalamnya.
kabupaten/kota. Mahi (2016) menyimpulkan Sebuah ruang kota secara ideal dilingkupi
bahwa sumber daya alam berupa tanah, air oleh dinding, lantai dan mempunyai maksud
dan udara yang diperlukan mempunyai yang tegas untuk melayani. Sekelompok
keterbatasan di dalam banyak hal yaitu bangunan, baik perkantoran maupun
keterbatasan tentang ketersediaan menurut komersial dapat membentuk sebuah ruang
kualitas dan kuantitasnya. Sumber daya di sekelilingnya baik berupa plasa, jalan
alam tertentu juga mempunyai keterbatasan maupun ruang terbuka lainnya, sehingga
menurut ruang dan waktu, oleh sebab itu dapat tercipta sebuah landmark serta node.
diperlukan usaha pengembangan wilayah Sebuah ruang kota dapat diolah dengan
dengan cara melakukan pengelolaan sumber lansekap yang indah sebagai taman kota
daya alam yang baik dan bijaksana. Banyak yang tenang. Dalam hal ini sebuah tempat
kasus pencemaran dan kerusakan tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas suatu aktivitas penting, tetapi tidak
manusia berupa pencemaran udara, mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang
pencemaran air, pencemaran tanah serta semestinya. Ruang demikian adalah pulau
kerusakan hutan yang kesemuanya itu tidak atau oase di dalam kota, tetapi ruang kota
terlepas dari aktivitas manusia yang pada dapat juga berupa sebuah koridor. Jalan
akhirnya akan merugikan manusia itu dapat merupakan ‘linear urban space’ jika
sendiri. terlingkup kedua sisinya atau mempunyai

2
beberapa elemen dengan karakteristik yang b. Pola dua dimensional
mempersatukan pohon-pohon atau Pola dua dimensional berhubungan
bangunan-bangunan seragam. Ruang dengan perlakuan dan perwujudan
koridor adalah ruang untuk pergerakan dari suatu perencanaan yang
linier, sedang ruang pulau atau oasis adalah meliputi material, tekstur dan
tempat pemberhentian, keduanya dapat komposisi. Hal ini berguna sekali
dihubungkan timbal balik. dalam menilai bentuk suatu daerah
dan pengolahan desain.
2.5 Komponen Perancangan Kota c. Penempatan objek dalam ruang
Komponen utama perancangan kota Objek ruang adalah elemen-elemen
terdiri dari dua kategori yaitu ruang keras seperti patung, air dan pohon-pohon
(hard space) dan ruang lembut (soft space) yang memberikan tekanan atau
(Budihardjo S Sujarto, 2005). focal point serta memberikan suatu
1. Ruang Keras kesan utama pada ruang. Ruang
Ruang keras adalah ruang yang tercipta yang tercipta mampu memberikan
akibat batasan-batasan dinding segala aktivitas kehidupan pada
arsitektural. Pada umumnya ruang manusia sebagai objek yang
yang tercipta ini sebagian besar menggunakan ruang.
digunakan untuk kegiatan masyarakat. 2. Ruang Lembut
Faktor terpenting di dalam hard space Ruang lembut adalah ruang yang
adalah menciptakan suatu ketertutupan sebagian besar terdiri dari lingkungan
ruang bagi masyarakat yang yang alami, baik di dalam kota maupun
melakukan aktivitas pada ruang yang di luar kota. Ruang lembut di dalam
tercipta tersebut, dengan cara kota berupa taman-taman dan jalur
memanfaatkan sifat-sifat karakter hijau yang menyediakan tempat untuk
ruang yang baik. Suatu pendapat rekreasi atau menciptakan lingkungan
menyatakan komponen-komponen yang tenang dalam suatu kawasan pada
yang membentuk hard space ada 3 hal, suatu perkotaan. Ruang lembut
yaitu (Budihardjo S Sujarto, 2005): merupakan suatu pendekatan
a. Kerangka tiga dimensional pembentukan ruang dengan
Pengertian dari kerangka tiga memanfaatkan potensi-potensi alami
dimensional adalah kesan tiga dan faktor-faktor non arsitektural,
dimensional ruang yang terbentuk termasuk sesuatu hal yang sangat perlu
oleh derajad ketertutupannya dipertimbangkan. Faktor-faktor
(enclosure), dan sifat-sifat dari pendekatan dalam perancangan soft
ruang yang dibatasi oleh dinding. space adalah (Budihardjo S Sujarto,
Kesan-kesan yang didapat 2005):
berpengaruh terhadap karakteristik a. Memberikan arti dasar ruang yang
dari ruang yaitu antara massa dipakai dalam kaitan dengan
vertikal dan horisontal yang kebutuhan psikologis serta sosial
berkaitan dengan skala manusia. dari incivicu pemakai ruang.
Hal lain yang mempengaruhi b. Hubungan antara ruang-ruang atau
terbentuknya kerangka ruang tiga kelompok dengan sifat daerah
dimensional adalah jalan-jalan yang setempat, berupa tradisi-tradisi yang
berfungsi sebagai lineair hard space terdapat pada masyarakat setempat.
dibatasi pada dua sisinya atau
mempunyai beberapa elemen dan 2.6 Penentuan Lokasi Kawasan
karakter yang mempersatukan Setelah dilakukan survei dan analisis
pohon-pohon atau bangunan- kawasan, langkah berikutnya yang perlu
bangunan sehingga membentuk dilakukan adalah penentuan lokasi kawasan
ruang tiga dimensional. Pembangunan Ekonomi Daerah. Langkah

3
ini dilakukan melalui beberapa tahap, yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
masing-masing merupakan kriteria 3.1. Jenis Penelitian
pemilihan yang harus dipenuhi. Tahap Jenis Penelitian ini termasuk dalam
pertama adalah mencari lahan sasaran lokasi penelitian deskriptif. Menurut Siswanto
kawasan yang dapat berupa (Bappenas, (2012): “Penelitian deskriptif dilakukan
2004) : dengan mengumpulkan data-data untuk
1. Lahan kritis, kosong, gundul, atau lahan mendapatkan gambaran hasil penelitian”.
tidur/mati dengan luas minimal 5 Ha, Pendekatan metode yang digunakan dalam
dengan keadaan lapangan berjurang dan penelitian ini adalah metode kualitatif dan
bertebing dan kelerengannya lebih dari kuantitatif. Pendekatan metode kualitatif
50%. digunakan untuk memberikan predikat
2. Lahan kritis yang karena pertimbangan kepada variabel-variabel persepsi yang
khusus, seperti untuk perlindungan mata dihasilkan dari data deskriptif guna
air dan bangunan pengairan, perlu menarik suatu kesimpulan. Pendekatan
dijadikan areal tertutup dengan tanaman kuantitatif digunakan menganalisis
tahunan. pengukuran secara kuantitas terhadap
3. Lahan milik rakyat yang karena variabel yang dikaji.
pertimbangan ekonomi akan lebih 3.2. Teknik Pengumpulan Data
menguntungkan bila dijadikan Pengumpulan data adalah
Pembangunan Ekonomi Daerah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal
daripada untuk tanaman semusim. atau keterangan-keterangan atau
4. Lahan hutan gundul bekas tebangan, karakteristik-karakteristik sebagian atau
atau hutan semi gundul, baik hutan atau seluruh elemen populasi yang akan
lahan milik maupun hutan negara. menunjang / mendukukng penelitian.
Metoda dalam pengumpulan data yang akan
2.7 Analytical Hierarchy Process (AHP) dilaksanakan adalah dengan :
Proses pengambilan keputusan pada 1. Wawancara dan Kuisioner (interview).
dasarnya adalah memilih suatu alternatif. 2. Observasi (observation).
Peralatan utama analytical Hierarchy 3. Diskusi Partisipatif
Process (AHP) adalah sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya persepsi 3.3. Teknik Sampling
manusia. Dengan hirarki, suatu masalah Sampel adalah himpunan bagian
kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan dari suatu populasi. Sebagai bagian dari
kedalam kelompok-kelompoknya. suatu populasi, sampel memberikan
Kemudian kelompok-kelompok tersebut gambaran yang benar tentang populasi,
diatur menjadi suatu bentuk hirarki Arikunto (2006).Sampel yang digunakan
(Suryadi, 1998). Suatu tujuan yang bersifat adalah sampling purposif. Dalam penelitian
umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub ini dilakukan pengumpulan data primer
tujuan yang lebih terperinci yang dapat yang bersifat kualitatif melalui kuisioner
menjelaskan apa yang dimaksud dalam yang dibagikan kepada 20 orang sampel
tujuan pertama. Penjabaran ini dapat penelitian. Dalam penelitian ini kelompok
dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh responden terdiri dari 4 (empat) orang dari
tujuan yang bersifat operasional. Pada Bappeda Kabupaten Bengkayang, 4 (empat)
hirarki terendah inilah dilakukan proses orang dari Dinas Pekerjaan Umum
evaluasi atas alternatif-alternatif yang Kabupaten Bengkayang, 4 (empat) orang
merupakan ukuran dari pencaian tujuan dari Anggota DPRD Kabupaten
utama, dan pada hirarki terendah ini dapat Bengkayang, 4 (empat) orang dari Dinas
ditetapkan dalam satuan apa kriteria di ukur. Perhubungan Kabupaten Bengkayang dan 4
(empat) orang tokoh masyarakat Kabupaten
Bengkayang. Jadi total populasi penelitian
berjumlah 20 (dua puluh) orang responden.

4
3.4. Variabel Penelitian budidaya, aman dari bencana dan
Operasionalisasi variabel sesuai dengan tapak permukiman.
dimaksudkan untuk menentukan indikator- b. Kriteria Lokasi permukiman berada
indikator penelitian dari variabel-variabel di kawasan budidaya
yang akan diteliti. Penentuan variabel pada Kriteria lokasi permukiman berada
penelitian ini merujuk pada penelitian yang di kawasan budidaya dianalisis
sudah dilakukan peneliti sebelumnya yang dengan menggunakan PP No.
berhubungan dengan penentuan prioritas 26/2008. Dengan demikian faktor
Pemilihan Ruas Jalan Lingkar yang mampu yang dijadikan parameter penelitian
mengatasi perkembangan kawasan adalah jenis tanah, curah hujan,
Perkotaan. Adapun variabel-variabel kemiringan lereng, sempadan
penelitian dapat diuraikan menjadi sebagai sungai, ketinggian tempat dan status
berikut : kawasan hutan.
Ada Enam hal utama yang perlu dinilai c. Kriteria lokasi permukiman aman
dalam analisis ini yaitu: dari bencana alam:
1. Analisis peran dan fungsi wilayah Kriteria rawan bencana alam banjir
2. Analisis lahan pengembangan dan longsor dengan menggunakan
Topografi; teknik SIG dengan menganalisa dari
3. Analisis Kependudukan; peta kelerengan, peta jenis tanah,
4. Analisis Analisa daya dukung dan daya peta curah hujan, peta jaringan
tampung; sungai dan peta penutupan lahan.
5. Analisis perekonomian kota d. Kriteria lokasi permukiman
bengkayang; berdasarkan tapak permukiman:
6. Analisa sarana dan Prasarana Berdasarkan PU No 26/KPTS/1986,
(Pendidikan,Kesehatan,Peribadatan, Parameter yang digunakan untuk
jaringan jalan,jaringan Energi, jaringan menilai tapak permukiman adalah
air minum, limbah, ketinggian tempat (<1000m) dan
kemiringan lereng (0-15%) dan
3.5. Teknik Analisis memperhatikan faktor aksesabilitas
Analisa data pada penelitian ini dan ketersediaan air.
lebih ditekankan pada analisa Penyusunan 2. Analisis AHP
Konsep Pengembangan Kawasan Kota Analisis terhadap skala prioritas
Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di pada Penyusunan Konsep Pengembangan
Kota Bengkayang dari lokasi penelitian Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat
berdasarkan data primer dan sekunder. Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang
Untuk menganalisa karakteristik menggunakan AHP dengan tahapan sebagai
wilayahmenggunakan analisa sebagai berikut:
berikut : a. Identifikasi Kriteria
1. Analisis Kesesuaian Kawasan Lahan Tahap ini merupakan yang sangat
untuk Permukiman penting karena hasilnya akan menjadi
a. Kriteria dan Parameter Kawasan dasar acuan langkah-langkah
Sesuai Permukiman selanjutnya. Hasil dari identifikasi
Analisis kesesuaian kawasan untuk kriteria ini dijadikan dasar untuk
permukiman menggunakan kriteria mencapai tujuan dari sistem penentuan
kesesuaian lahan (Van Der Zee, prioritas penanganan jalan kota. Untuk
1990) dan standar serta peraturan ini diperlukan identifikasi terhadap
yang berkaitan dengan penataan faktor-faktor atau kriteria-kriteria yang
permukiman. Untuk menilai berpengaruh terhadap optimalisasi
kawasan permukiman digunakan 3 lokasi penanganan ruas jalan
kriteria, yaitu: berada di kawasan kabupaten.

5
b. Penentuan Kriteria 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang berhasil dikumpulkan, 4.1 Analisis Peran RTRW / RDTR
selanjutnya akan diolah dengan Dan Fungsi Wilayah Kota Bengkayang
metode hirarki analitik. Pada tahapan Kabupaten Bengkayang, tidak
ini total level lokasi jembatan rangka terdapat PKN, Ibu Kota Kabupaten yaitu
baja akan ditentukan dengan Kota Bengkayang, termasuk PKL. Selain
mengagregrasi kepentingan (bobot) PKW, terdapat PKSN di Jagoi Babang. Di
relatif melalui hirarki. Dari pengolahan dalam RTRW Kabupaten Bengkayang, Kota
data ini akan dilihat konsistensi dari Bengkayang sebagai ibukota Kecamatan
penilaian kepentingan relatif pengambil Bengkayang ditetapkan sebagai PPK (Pusat
keputusan, apabila hasil menunjukan Pelayanan Kawasan). Kawasan permukiman
tidak konsisten (CR lebih besar 0,1), adalah bagian dari kawasan budi daya
maka akan dilakukan penilaian ulang (kawasan di luar kawasan lindung) yang
yang merupakan proses perbaikan dari diperlukan sebagai lingkungan tempat
penilaian awal. tinggal atau lingkungan hunian yang berada
c. Penyusunan Hirarki di daerah perkotaan atau pedesaan.
Hirarki merupakan alat mendasar dari Pengembangan kawasan permukiman
pikiran manusia yang melibatkan tersebut didasarkan pada pertimbangan
pengidentifikasian elemen-elemen kondisi sebaran pusat-pusat permukiman
suatu persoalan, mengelompokan (ibukota kecamatan dan pusat-pusat desa)
elemen-elemen kedalam beberapa yang telah ada, serta kawasan yang
kumpulan yang homogen dan menata potensial berkembang menjadi kawasan
kumpulan itu pada level yang berbeda. permukiman baru atas dasar rencana
Tahap ini meliputi kegiatan analisis kebutuhan pengembangan. Di Kota
dari beberapa pertimbangan, dengan Bengkayang, dengan banyaknya rencana
posisi sikap yang netral, sehingga dari pembukaan lahan untuk perkebunan, maka
analisis pertimbangan yang dihasilkan permukiman akan berada di sekitar kawasan
jelas tidak dipengaruhi oleh hal-hal perkebunan, terutama untuk masyarakat
tertentu tentang berbagai analisis, yang bekerja di lahan perkebunan yang
untuk selanjutnya akan dituangkan direncanakan. Kawasan perkotaan adalah
kedalam bentuk satu konsep berupa kawasan yang mempunyai kegiatan utama
rekomendasi saat ini maupun di masa bukan pertanian dengan susunan fungsi
yang akan datang. kawasan sebagai tempat permukiman
d. Perhitungan Kriteria Dengan perkotaan, pemusatan dan distribusi
Menggunakan AHP kegiatan bukan pertanian seperti kegiatan
Sistematika pemecahan masalah pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
dimulai dari ide dasar perkembangan sosial, dan kegiatan ekonomi (Ps.1/10
pengambilan keputusan multikriteria. UUPR dan Ps.7/3 Pj.UUPR). Dalam masa
Analisis ini kemudian dikaitkan rencana, pengembangan kawasan
dengan permasalahan para pengambil permukiman perkotaan dilakukan dengan
keputusan dalam penentuan prioritas mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:
pembangunan jembatan kota 1. Kawasan permukiman perkotaan yang
berdasarkan tinjauan beberapa elemen- diutamakan pengembangannya dalam
elemen keputusan dengan masa rencana adalah kawasan
mengoptimalkan sumber daya yang permukiman Kota Bengkayang.
tersedia. 2. Kawasan permukiman yang perlu
ditetapkan menjadi kawasan perkotaan
dan perlu ditetapkan batas wilayahnya
adalah kawasan permukiman yang
direncanakan menjadi ibukota
kecamatan atau kawasan permukiman

6
dengan luasan tertentu yang dalam ditetapkan arah tujuan penataan ruang
waktu 20 tahun jumlah penduduknya Kawasan Perkotaan Bengkayang. Tujuan
dapat mencapai 10.000 jiwa dimana penataan ruang RDTR Kawasan Perkotaan
penduduknya dominan bekerja di sektor Bengkayang adalah sebagai berikut:
nonpertanian dan pemanfaatan lahannya “Terwujudnya Kawasan Perkotaan
dominan untuk kegiatan nonpertanian. Bengkayang sebagai PKW berbasis
3. Perluasan kawasan permukiman pengembangan pusat perdagangan dan jasa
perkotaan dapat dilakukan dengan skala regional, pendidikan tinggi, gerbang
mengkonversi lahan yang wisata dan MICE yang aman, nyaman,
diperuntukkan bagi kegiatan pertanian produktif dan berkelanjutan.”
lahan kering (PLK), sedapat mungkin Tujuan penataan ruang tersebut memiliki
perluasannya tidak mengubah fungsi makna :
lahan untuk pertanian lahan basah 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
(PLB) serta tidak mengubah fungsi adalah kawasan perkotaan yang
kawasan lindung dan kawasan pertanian berfungsi untuk melayani kegiatan
lahan basah yang telah beririgasi teknis. skala provinsi atau beberapa
Kawasan pedesaan adalah kawasan kabupaten/kota, merupakan arahan
yang mempunyai kegiatan utama pertanian peran kawasan perkotaan Bengkayang
termasuk pengelolaan sumber daya alam yang diamanatkan RTRW agar menjadi
dengan susunan fungsi kawasan sebagai pusat pelayanan skala regional yang
tempat permukiman pedesaan, pelayanan melayani beberapa kabupaten atau
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan provinsi;
kegiatan ekonomi (Ps.1/9 UUPR). Dalam 2. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
masa rencana, pengembangan kawasan (PKWp) adalah kawasan perkotaan
permukiman pedesaan (termasuk yang akan dipromosikan untuk menjadi
transmigrasi) dilakukan dengan mengacu PKW dengan fungsi untuk melayanani
pada ketentuan-ketentuan berikut: kegiatan skala provinsi atau beberapa
1. Kawasan permukiman pedesaan yang kabupaten/kota;
terletak dalam kawasan hutan produksi 3. Perdagangan dan Jasa skala regional
disediakan areal budidaya (seperti : merupakan pusat kegiatan
pertanian, perkebunan, dan perternakan) perdagangan danjasa skala regional
Jagoi 2-5 ha/KK dikalikan dengan yang melayani kawasan Singkawang-
jumlah KK di kawasan permukiman Bengkayang-Sambas dan juga sebagai
yang dimaksud . penyokong kebutuhan bagi PKSN
2. Kawasan permukiman pedesaan yang perbatasan Jagoibabang dengan
berada dalam kawasan lindung dimana tersedianya fasilitas pusat pertokoan,
jumlah penduduknya kurang dari 50 KK pasar induk, gudang logistik, serta
diprioritaskan untuk dipindahkan terminal angkutan barang
dengan penyelenggaraannya dilakukan 4. Pendidikan Tinggi : merupakan pusat
secara terpadu dengan program pengembangan kawasan pendidikan
transmigrasi. Sedangkan bila tinggi yang merupakan pusat
penduduknya lebih dari 50 KK, maka pendidikan dan litbang untuk kawasan
kawasan pedesaan tersebut perlu segera Singbebas, kabupaten lain di Pulau
ditata batas dalam masa rencana. Kalimantan, hingga nasional dengan
fokus pengembangan SDM di bidang
4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan perdagangan dan jasa, industri,
Ruang pariwisata, dan pertanian.
Berdasarkan isu-isu strategis, 5. Gerbang Wisata : merupakan pintu
arahan peran dan fungsi kawasan serta masuk wisatawan di Kabupaten
konsep penataan kawasan, maka agar Bengkayang yang akan menuju objek-
pengembangan kawasan lebih terarah, perlu objek wisata di sekitar kawasan seperti

7
Gunung Bawang, Bukit Jamur, 4.3 Analisis Kedudukan dan Peran
Kampung dayak di Sanggau Ledo Kawasan dalam Wilayah yang Lebih
maupun Jagoibabang, dll. Penataan Luas
gerbang wisata berfokus pada penataan Perda Provinsi Kalimantan Barat
terminal angkutan umum, pusat Nomor 10 Tahun 2014 tentang RTRW
informasi pariwisata, etalase souvenir Provinsi Kalimantan Barat dan Perda
dan oleh-oleh, penataan cagar budaya, Kabupaten Bengkayang Nomor 7 Tahun
RTH taman, penataan pedestrian dan 2014 tentang RTRW Kabupaten
fasade pertokoan, dsb. Bengkayang menetapkan Kota Bengkayang
6. MICE : merupakan pusat kegiatan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
Meeting-Incentive-Conference- (PKWp). PKWp adalah Pusat Kegiatan
Exhibition di kawasan Singbebas Lokal (PKL) yang potensial dikembangkan
maupun provinsi Kalbar dengan menjadi PKW. Sementara itu, PKL adalah
dukungan fasilitas akomodasi kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
perhotelan, gedung pertemuan, sarana melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
olahraga (Sport centre) yang terpadu beberapa kecamatan. Kota Bengkayang
dengan pengembangan paket wisata. dengan fungsinya sebagai pusat
7. Aman : menciptakan kawasan perdagangan lokal terdiri atas beberapa
perkotaan yang aman untuk ditinggali fungsi turunan, antara lain: jasa keuangan,
dengan penataan ruang yang berbasis distribusi barang, simpul transportasi dan
mitigasi bencana, juga menciptakan jasa pemerintahan yang memerlukan
lingkungan yang aman bagi rencana detail tata ruang (RDTR) dan
penghuninya, pendatang, dan peraturan zonasi sebagai acuan hukum
wisatawan dari bahaya kriminalitas. dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian
8. Nyaman : menciptakan lingkungan pemanfaatan ruang. Hal tersebut didasarkan
yang nyaman untuk ditinggali dengan atas beberapa pertimbangan, yaitu: a) Kota
tertatanya pusat-pusat kegiatan Bengkayang yang pada awalnya hanya
perdagangan dan jasa sertakawasan sebagai kota kecamatan, kini beralih
permukiman kumuh, tersedianya RTH menjadi ibukota kabupaten sehingga
dan ruang publik yang memadai, memiliki daya tarik yang lebih besar bagi
tersedianya sarana pejalan kaki, para migran; b) Kota Bengkayang memiliki
terciptanya sirkulasi lalu lintas yang lokasi yang strategis, yaitu sebagai
lancar, serta kualitas estetika kawasan hinterland Kota Singkawang dan salah satu
yang meningkat. pintu menuju Kawasan Perbatasan Negara;
9. Produktif : berkembangnya kegiatan c) sebagai upaya perwujudan pembangunan
ekonomi dengan didukung oleh perkotaanberkelanjutan yang sesuai daya
ketersediaan sarana prasarana dukung dan daya tampung lingkungan. Oleh
pendukung perekonomian serta karena itu, Pemerintah Kabupaten
penataan ruang yang mengakomodasi Bengkayang melalui Badan Perencanaan
peningkatan taraf hidup masyarakat. Pembangunan Daerah Kabupaten
10. Berkelanjutan : Terwujudnya Bengkayang melakukan kegiatan
pembangunan serta penataan Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
lingkungan yang berwawasan Kawasan Perkotaan Bengkayang untuk
lingkungan serta sesuai dengan prinsip- mewujudkan pemanfaatan ruang dan
prinsip berkelanjutan sehingga pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan
mewariskan lingkungan yang ideal bagi Perkotaan Bengkayang yang produktif,
anak-cucu di masa mendatang. seimbang, terpadu, berkelanjutan dan
berkepastian hukum.

8
4.4 Analisa Fungsi Kawasan wilayah 4.5 Analisis Kependudukan
Kota Bengkayang Tujuan dari analisis ini sebenarnya
Berdasarkan arahan kebijakan dari adalah untuk mendapatkan gambaran yang
RTRW Provinsi Kalbar Nomor 10 Tahun lebih konkrit mengenai jumlah penduduk di
2014 maupun RTRW Kabupaten Kawasan Perkotaan Bengkayang pada tahun
Bengkayang Nomor 7 Tahun 2014, kawasan rencana dengan rincian 5 tahunan sehingga
perkotaan Bengkayang diarahkan untuk dengan lebih mudah dapat ditentukan
berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah fasilitas apa, berapa banyak dan berapa luas
promosi (PKWp). Artinya akan lahan yang harus tersedia untuk menampung
diproyeksikan kedepannya untuk berperan kegiatan penduduk hasil proyeksi tersebut.
sebagai kawasan perkotaan yang melayani
wilayah skala regional beberapa kabupaten Untuk memperkirakan jumlah
di sekitarnya bahkan hingga level provinsi. penduduk di kawasan perencanaan 20 tahun
Untuk dapat meningkat perannya sebagai mendatang dengan menggunakan rata-rata
PKW maka diperlukan pengembangan pertumbuhan penduduk Kawasan Perkotaan
kegiatan-kegiatan yang memiliki skala Bengkayang tahun 2011-2016 yaitu 4,86 %
pelayanan regional. Kegiatan-kegiatan yang untuk 5 tahun pertama (tahun 2022). Angka
dikembangkan tersebut yang memang pertumbuhan tersebut diasumsikan dengan
dibutuhan untuk menangkap peluang pertumbuhan alami (kelahiran dan
pengembangan wilayah dan mampu menjadi kematian). Kemudian dalam memperkirakan
pendorong bagi wilayah belakangnya. Peran pertumbuhan penduduk untuk 5 tahun kedua
yang dapat dikembangkan terkait isu (tahun 2027) menggunakan rata-rata
pengembangan wilayah antara lain dapat pertumbuhan penduduk wilayah
dilihat pada peta dibawah ini. perencanaan yaitu sebesar 4,9 % ; untuk 5
tahun ketiga (tahun 2032) menggunakan
rata-rata pertumbuhan penduduk yaitu
sebesar 5 % ; untuk 5 tahun keempat (tahun
2037) menggunakan rata-rata pertumbuhan
penduduk yaitu sebesar 5,1 %.Dengan
beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan pembangunan di wilayah
perkotaan seperti infrastruktur dan
kawasan-kawasan terbangun sudah
terbentuk dan berfungsi. Asumsi lainnya
infrastruktur penunjang kawasan
perkotaan telah tersedia sehingga dapat
menarik arus perkembangan penduduk
Gambar 4.1 Peta Kawasan Kota (jumlah tenaga kerja) dan permukiman
Bengkayang yang dapat menciptakan pusat-pusat
Sumber: Rancangan RDTR permukiman baru.
Kawasan Perkotaan Bengkayang 2017-2037 2. Munculnya investasi-investasi baru di
berbagai sektor baik perdagangan dan
Kota Bengkayang dibagi dalam enam jasa, pendidikan, pariwisata sehingga
wilayah pengembangan sesuai existing mempercepat laju pertumbuhan
dilapangan. Kota Bengkayang dengan penduduk kota sebagai simpul kegiatan.
fungsinya sebagai Pusat Perdagangan local
terdiri atas beberapa fungsi turunan, antara 4.6 Analisa Daya Dukung dan Daya
lain : Jasa Keuangan, Distribusi barang, Tampung
Simpul transportasi dan Jasa pemerintahan Analisis daya dukung lahan ini
Pemukiman. Dalam hal ini penyusun dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara
membagi Kota Bengkayang dalam 6 BWP Perumahan Rakyat Nomor:
(Bagian wilayah). 11/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman

9
Keserasian Kawasan Perumahan Dan 3. Kelas 3 merupakan kemampuan lahan
Permukiman, dengan klasifikasi daya sedang (kawasan kendala II) pada
dukung lahan berdasarkan kemampuan wilayah Kawasan Perkotaan
lahan, yaitu: Bengkayang dengan luas lahan 522,20
1. Kemampuan lahan kelas 1 Ha. Dengan rasio tutupan lahannya
(Kemampuan Pengembangan Sangat maksimal 20% dan 80% di tetapkan
Tinggi), ratio tutupan lahannya sebagai lahan terbuka.
maksimal 70%. 4. Kelas 4 merupakan kemampuan lahan
2. Kemampuan lahan kelas 2 rendah dan sangat rendah pada wilayah
(Kemampuan Pengembangan Tinggi), Kawasan Perkotaan Bengkayang
rasio tutupan lahannya maksimal 50% dengan luas lahan 41,97 Ha. Untuk
3. Kemampuan lahan kelas 3 rasio tutupan lahannya 0% atau
(Kemampuan Pengembangan Sedang), ditetapkan sebaga kawasan lindung atau
rasio tutupan lahannya maksimal 20% limitasi.
4. Kemampuan lahan kelas 4
(Kemampuan Pengembangan Rendah
4.7 Analisa Perekonomian Kota
hingga Sangat Rendah), rasio tutupan
Kecamatan Bengkayang
lahannya 0%.
Sarana perdagangan dan niaga tidak
Konsep daya dukung lahan yang
selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan
baik akan tercapai apabila maksimal lahan
bangunan sarana lainnya. Dasar penyediaan
terbangun atau Building Coverage (BC)
sarana perdagangan dan niaga adalah
tidak melebihi 70% dari keseluruhan lahan
jumlah penduduk yang dilayani serta
yang dapat digunakan di wilayah
pertimbangan pendekatan desain keruangan
kemampuan pengembangan sangat tinggi
unit-unti atau kelompok lingkungan yang
sedangkan di wilayah kemampuan
ada. Penempatan sarana perdagangan dan
pengembangan rendah hingga sangat rendah
niaga mempertimbangkan jangkauan radius
maksimal lahan terbangun atau Building
area pelayanan terkait dengan kebutuhan
Coverage (BC), yaitu 0%, Berdasarkan
dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
perhitungan analisis daya dukung lahan
melayani area tertentu. Berdasarkan skala
yang telah dilakukan pada Kawasan
pelayanannya, penggolongan sarana
Perkotaan Bengkayang di peroleh hasil
perdagangan dan niaga adalah :
yaitu:
a. Toko/warung (skala pelayanan unit RT
1. Kelas I merupakan kemampuan lahan
= 250 penduduk), yang menjual barang-
sangat tinggi (kawasan pengembangan)
barang kebutuhan sehari-hari
pada wilayah Kawasan Perkotaan
b. Pertokoan (skala pelayanan 6.000
Bengkayang dengan luas lahan 5.240,07
penduduk) yang menjual barang-barang
Ha dengan 4.987,26 Ha diantaranya
kebutuhan sehari-hari yang lebih
merupakan lahan tidak terbangun.
lengkap dan pelayanan jasa seperti
Dengan ketetapan ratio tutupan
wartel, fotocopy dan sebagainya.
lahannya maksimal 70% dan 30%
c. Pusat pertokoan dan/atau pasar
lainnya di tetapkan sebagai lahan
lingkungan (skala pelayanan unit
terbuka
kelurahan = 30.000 penduduk), yang
2. Kelas 2 merupakan kemampuan lahan
menjual keperluan sehari-hari termasuk
tinggi (kawasan kendala I) pada wilayah
sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras,
Kawasan Perkotaan Bengkayang
tepung, bahan-bahan pakaian, pakaian,
dengan luas lahan 2.284,04 Ha dan
barang-barang kelontong, alat-alat
2.175,33 ha diantaranya lahan tidak
pendidikan, alat-alat rumah tangga,
terbangun. Dengan rasio tutupan
serta pelayanan jasa seperti warnet,
lahannya maksimal 50% dan 50% yang
wartel dan sebagainya.
tersisa di tetapkan sebagai lahan
Pusat perbelanjaan dan niaga (skala
terbuka.
pelayanan unit kecamatan = 120.000

10
penduduk) yang selain menjual kebutuhan dengan taman lingkungan dan tempat
sehari-hari, pakaian, barang kelontong, bermain sehingga terjadi
elektronik, juga untuk pelayanan jasa pengelompokan kegiatan. Pengadaan
perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi dan pengelolaan TK ini diusahakan oleh
yang tidak menimbulkan polusi, tempat organisasi swasta/masyarakat dengan
hiburan serta kegiatan niaga lainnya seperti pengawasan dan bantuan dari Kantor
kantor-kantor, bank, industri kecil dan lain- Departemen Pendidikan Nasional.
lain. Sarana dilengkapi dengan ruang-ruang
lain dan ruang terbuka atau ruang
4.8 Analisa Sarana dan Prasarana bermain dengan luas ± 700 m2.
Fasilitas pendidikan merupakan 2) Sekolah Dasar : Sekolah Dasar (SD)
sarana yang memerlukan lokasi yang jauh disediakan untuk memenuhi pendidikan
dari pusat keramaian, mudah dicapai dan bagi anak-anak berusia 6-12 tahun.
posisinya merebar merata di masing-masing Menurut standar DPMB, radius
bagian wilayah. Tingkat pendidikan yang pelayanan untuk setiap SD ini ± 1 km.
dalam skala lokal yang dianalisis berdasarkan SNI 03-1733-2004 setiap
ketersediaan dan kebutuhan lahannya adalah unit SD ditetapkan melayani 1.600
Taman Kanak-kanak sampai dengan tingkat penduduk terdiri dari enam kelas
Sekolah Menengah Umum. Hal ini dengan daya tampung rata-rata 40 murid
dibutuhkan untuk memberikan gambaran per kelas. Luas lantai untuk satu unit SD
mengenai kebutuhan ruang dan lahan serta adalah antara minimum 633 m2 dengan
ketersediaan sarana pendidikan tahun luas lahan minimal 2.000 m2, yang
proyeksi di Kawasan Perkotaan dilengkapi dengan ruang lain dan ruang
Bengkayang. terbuka/bermain ± 3.000-7.000 m2
1) Taman Kanak-kanak : Taman Kanak- dengan radius pencapaian 1000 m.
kanak (TK) merupakan 3) Sekolah Menengah Pertama : Fasilitas
penyelenggaraan kegiatan belajar dan pendidikan yang perlu disediakan untuk
mengajar pada tingkat pra belajar memenuhi kebutuhan pendidikan bagi
dengan lebih menekankan pada kegiatan anak-anak usia 13-16 tahun di wilayah
bermain, yaitu 75 %, selebihnya bersifat perencanaan adalah SMP. Jangkauan
pengenalan. Taman Kanak-kanak (TK) pelayanan SMP lebih luas dari pada
disediakan untuk memenuhi pendidikan jangkauan pelayanan SD. Lokasi SMP
bagi anak-anak prasekolah dengan umur diusahakan dikelompokkan dengan
4 sampai 6 tahun, terdiri dari satu kelas taman lingkungan dan lapangan olah
yang masing-masing menampung 25-30 raga (untuk efisiensi pemanfaatan
murid. Setiap TK memiliki jangkauan lahan) serta berada di tengah-tengah
pelayanan lingkungan dengan radius ± kelompok-kelompok permukiman.
750 meter. Menurut SNI 03-1733-2004 Menurut SNI 03-1733-2004, setiap
tata cara perencanaan perumahan kota, SMP diperuntukkan melayani 2 buah
untuk ketersediaan 1 unit TK diperlukan SD atau 4.800 penduduk. Sarana
penduduk pendukung sejumlah 1.250 pendidikan ini minimum disediakan 6-9
jiwa (sedang batas ambang yang berlaku ruang kelas dengan Luas lantai untuk
bagi kota-kota di Kalimantan Barat satu unit SMP adalah 2.282 m2, dengan
adalah 4.500 penduduk). Luas lantai daya tampung 30-40 murid per kelas,
yang dibutuhkan untuk satu unit TK dilengkapi dengan ruang lain dan ruang
minimal adalah ± 216 m2 dengan luas terbuka/bermain ± 3.000-7.000 m2.
lahan minimal 500 m2 (± 1.200 m2). 4) Sekolah Menengah Atas : Sekolah
Lokasi masing-masing TK ini sebaiknya Menengah Atas (SMA) disediakan
di tengah-tengah permukiman dengan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
radius pelayanan 500 m, tidak bagi penduduk usia 16-19 tahun di
menyebrang jalan raya dan bergabung wilayah perencanaan. Jangkauan

11
pelayanan SMA lebih luas dari merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan
jangkauan pelayanan SMP. Menurut Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang
SNI 03-1733-2004, setiap SMA Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang
diperuntukkan melayani 2 buah SD/1 Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
SMP atau 4.800 penduduk. Luas lantai
untuk satu unit SMA ini ± 3.835 m2; 4.10 Konsep Penyusunan
terdiri dari 6-9 kelas dengan daya Pengembangan Kawasan Kota
tampung 30-40 murid per kelas, dengan Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan
luas lahan minimal 12.500 m2. Luas dari Wilayah di Kota Bengkayang
lahan yang diperuntukkan bagi SMA ini Berdasarkan arahan kebijakan dari
± 22.000 m2; terdiri dari ± 9.500 m2 RTRW Provinsi Kalbar maupun RTRW
untuk lapangan olahraga dan selebihnya Kabupaten Bengkayang, kawasan perkotaan
untuk bangunan, halaman, dan tempat Bengkayang diarahkan untuk berperan
parkir dengan radius pencapaian 3.000 sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi
m. Lokasi SMA ini diusahakan terletak (PKWp). Artinya akan diproyeksikan
di tengah-tengah kelompok-kelompok kedepannya untuk berperan sebagai
permukiman. Untuk efisiensi kawasan perkotaan yang melayani wilayah
pemanfaatan lahan, SMA ini diusahakan skala regional beberapa kabupaten di
berlokasi dekat dengan lapangan olah sekitarnya bahkan hingga level provinsi.
raga dan dapat dijangkau dengan Untuk dapat meningkat perannya sebagai
kendaraan umum dan tidak harus selalu PKW maka diperlukan pengembangan
di pusat kota. kegiatan-kegiatan yang memiliki skala
pelayanan regional. Kegiatan-kegiatan yang
4.9 Sarana Pelayanan Publik dikembangkan tersebut yang memang
Analisis kebutuhan sarana dibutuhan untuk menangkap peluang
pelayanan publik di Kawasan Perkotaan pengembangan wilayah dan mampu menjadi
Bengkayang terdiri dari kebutuhan sarana pendorong bagi wilayah belakangnya. Peran
pendidikan, kebutuhan sarana kesehatan, yang dapat dikembangkan terkait isu
kebutuhan sarana kesehatan, kebutuhan pengembangan wilayah antara lain dapat
sarana perdagangan, kebutuhan sarana dilihat pada tabel dibawah ini.
pemakaman, kebutuhan RTH dan RTNH, Tabel 4.2 Arahan Peran Pengembangan
kebutuhan sarana olahraga. Kawasan
No. Isu Arahan Kegiatan
Pengembangan
Analisis Kebutuhan Sarana Pemakaman Wilayah
Berdasarkan hasil analisis 1. Sebagai Kota Pasar Induk, Terminal
kebutuhan sarana pemakaman di Kawasan Penyangga Barang, Perdagangan
beranda depan dan Jasa Regional,
Perkotaan Bengkayang didapat bahwa
perbatasan Hankam
sampai dengan tahun perencanaan 2037, 2. Kawasan Bandara, Terminal
jumlah kebutuhan sarana pemakaman Segitiga Emas Angkutan Umum
berjumlah 7 lokasi yang tersebar di Desa Singbebas AKAP-AKDP, Pusat
atau Kelurahan di Kawasan Perkotaan Meeting-Incentive-
Bengkayang dengan mempertimbangkan Convention-
proyeksi jumlah penduduk yang ada. Exhibition
Analisis Kebutuhan RTH dan RTNH 3. Pendorong Pusat Pemerintahan,
Ruang terbuka merupakan Perekonomian Perdagangan dan Jasa
komponen berwawasan lingkungan yang wilayah Skala Lokal, Industri
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, Belakang Pengolahan Skala
Kecil Menengah,
hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam
Pusat Pemasaran
lingkup kawasan perkotaan (urban). Hasil Pertanian, Pusat
Ketentuan mengenai penyediaan RTH pendidikan, penelitian

12
dan pengembangan Kel. Sebalo
pertanian
4. Pengembangan Pusat Informasi BWP D terletak di Kelurahan Bumi
Pariwisata Pariwisata (TIC), Sebalo bagian selatan dengan arahan Fungsi
Pusat Etalase Utama sebagai sebagai Pusat Pendidikan
Souvenir
Tinggi. Arahan penataan BWP C adalah
Cinderamata,
Akomodasi Hotel dan sebagai berikut :
Penginapan, Kuliner, 1. Pengembangan kawasan Pusat
Taman Perguruan Tinggi, Akademi, dan
5. Pengembangan Perguruan Tinggi, Sekolah
Pusat Akademi Pertanian, 2. Pengembangan kawasan hunian
Pendidikan Akademi dan SMK pendukung civitas akademika
Pariwisata, Akademi 3. Pengembangan kawasan hunian
dan SMK Kesehatan, kepadatan sedang
dll 4. Pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa skala regional dan lokal
Pengembangan peran-peran tersebut 5. Penyediaan dan penataan Sarana
diharapkan dapat mendorong Pejalan Kaki, street furniture, drainase
pengembangan kawasan perkotaan dan RTH Sempadan Jalan
Bengkayang menjadi sebuah PKW yang 6. Penyediaan RTH Taman dan RTNH
minimal menjadi pusat pelayanan di Plaza
wilayah Singkawang-Bengkayang-Sambas 7. Penyediaan RTH Resapan Air – Kolam
(Singbebas) dan bahkan melayani provinsi Retensi
Kalbar. Konsep penataan kawasan yang BWP E terletak di Kelurahan Bumi
dikembangkan berdasarkan arahan peran Sebalo bagian utara dengan arahan Fungsi
dan fungsi diatas akan membentuk kutub- Utama sebagai sebagai Pusat Kawasan
kutub pertumbuhan yang mampu menjadi Pemerintahan, Olahraga, dan MICE. Arahan
pembentuk ruang kawasan. Kutub-kutub penataan BWP C adalah sebagai berikut :
pertumbuhan tersebut antara lain : 1. Pengembangan kawasan Pusat
Tabel 4.3 Arahan Pengembangan Pusat Pemerintahan
Pertumbuhan 2. Pengembangan kawasan Pusat Sarana
Pusat Olahraga (Sport Centre)
No. Pertumbuhan
Lokasi
3. Pengembangan kawasan hunian
1. Pusat CBD Skala Kelurahan Bumi pendukung pegawai perkantoran
Regional dan Emas 4. Pengembangan kawasan hunian
Lokal kepadatan sedang
2. Pusat Pendidikan Kelurahan Sebalo 5. Pengembangan kawasan fasilitas
Tinggi bagian selatan pendukung MICE
3. Pusat Kelurahan Sebalo 6. Penyediaan dan penataan Sarana
Pemerintahan, bagian utara
Pejalan Kaki, street furniture, drainase
Olahraga, dan
MICE dan RTH Sempadan Jalan
4. Pusat Pelayanan Dusun Tiga Desa, 7. Penyediaan RTH Taman dan RTNH
Lingkungan Desa Tirta Kencana Plaza
Dusun Belangko, 8. Penyediaan RTH Hutan Kota
Desa Bhakti Mulya
Dusun Timonong,
Desa Bani Amas
Dusun Semangak,
Desa Setia Budi
Dusun Sayung,
Desa Bhakti Mulya
Dusun Magmagan,

13
Gambar 4.3 BWP Prioritas Penanganan

Rencana jaringan prasarana


berfungsi sebagai pembentuk sistem
pelayanan, terutama pergerakan, di dalam
BWP, dasar perletakan jaringan serta Gambar 4.3 Rencana Struktur Pelayanan
rencana pembangunan prasarana dan utilitas
dalam BWP sesuai dengan fungsi Selain itu juga di Kawasan
pelayanannya dan dasar rencana sistem Perkotaan Bengkayang dilewati oleh jalan
pergerakan dan aksesibilitas lingkungan kolektor primer K1 yang menghubungkan
dalam rencana teknis sektoral. Rencana ruas jalan Bengkayang – Sebalo – Suti
jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan: Semarang – Air Besar (Kabupaten Landak).
a. rencana struktur ruang wilayah Ruas jalan tersebut merupakan jalan
kabupaten/kota yang termuat dalam provinsi. Jalan Provinsi, yang merupakan
RTRW; jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
b. kebutuhan pelayanan dan primer yang menghubungkan ibukota
pengembangan bagi BWP; provinsi dengan ibukota kabupaten/kota
c. rencana pola ruang BWP yang termuat atau antar ibukota kabupaten/kota dan jalan
dalam RDTR; strategis provinsi dan tanggung jawabnya
d. sistem pelayanan, terutama pergerakan, ada di pemerintah Provinsi (Gubernur).
sesuai fungsi dan peran BWP;
Analisis Perhitungan Prioritas Dengan
e. ketentuan peraturan perundang-
Metode AHP
undangan terkait.
Proses pengolahan data dengan
Secara umum Kawasan Perkotaan
metode AHP terdapat beberapa tahapan
Bengkayang dilewati oleh jalan arteri
yaitu diawali dengan menghitung bobot
primer yang menghubungkan ruas jalan
masing-masing kriteria, subkriteria dan nilai
Simpang Tiga – Bengkayang – Jagoi
bobot masing-masing Penyusunan Konsep
Babang (Batas Malaysia. Sesuai dengan
Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kota
tentang jalan disebutkan bahwa dalam UU
Bengkayang terhadap setiap sub kriteria,
tersebut, jika jalan berstatus Nasional, yakni
serta diikuti dengan mengevaluasi nilai
jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
konsistensi dari masing-masing matriks
jaringan jalan primer yang menghubungkan
perbandingannya dengan mengacu kepada
antar ibukota provinsi dan jalan strategis
ketentuan nilai konsistensi ( CR ≤ 0,1 ).Data
nasional serta jalan tol, itu menjadi
yang digunakan didalam pengolahan data
tanggung jawab APBN (pemerintah pusat)
AHP meliputi hasil kuisioner untuk kriteria
dan sub kriteria.

14
Menghitung Bobot Dan Rasio Konsistensi Tabel 4.5 Menghitung Bobot Dari Masing-
Dari Masing-Masing Kriteria Masing Kriteria
Menghitung bobot dari masing- Peran Ke Daya Per
masing kriteria diawali dengan RTRW pen Dukung eko
menjumlahkan matriks perbandingan yang /RDTR dud Dan no
diperoleh, secara vertikal pada setiap KRITERI dan fungsi uka Daya mia
A wilayah n tampung n
kriteria dari atas sampai ke bawah, seperti
disajikan pada tabel 4.4. Peran
RTRW
Tabel 4.4 Menghitung Bobot Dari Masing-
/RDTR
Masing Kriteria dan fungsi 0.5 0.3
Peran Daya Per
Kep wilayah 0.4613 021 0.4292 725
Perbandin RTRW Dukung eko
end Kependud 0.2 0.2
gan /RDTR dan Dan no
udu ukan 0.2652 887 0.3658 881
Antara fungsi Daya mia
kan
Kriteria wilayah tampung n Daya
Peran Dukung
RTRW Dan Daya 0.1 0.2
/RDTR dan tampung 0.1616 187 0.1504 491
fungsi 1,73 4,1 Perekono 0.0 0.0
wilayah 1,0000 95 2,8544 241 mian 0.1119 905 0.0545 903
Kependudu 1,00 3,1
kan 0,5749 00 2,4328 894
Daya Langkah terakhir dalam menghitung
Dukung bobot adalah menentukan rata-rata hitung
Dan Daya 0,41 2,7 pada setiap baris matriks tersebut diatas.
tampung 0,3503 11 1,0000 574 Sebagai contoh menentukan bobot kriteria
Perekonom 0,31 1,0
ian 0,2425 35 0,3627 000
Peran RTRW /RDTR dan fungsi wilayah
11. adalah : (0,4613 + 0,5021 + 0,4292 +
3.46 071 0,3725) / 4 = 0,4413. Jadi bobot kriteria
Jumlah : 2.1677 41 6.6499 0 Peran RTRW /RDTR dan fungsi wilayah
Catatan TK = Tingkat Kepentingan adalah 0,5138. Begitu seterusnya pada
Selanjutnya adalah, kriteria lainnya, dan hasilnya disajikan pada
membandingkan nilai antara kriteria dengan tabel 4.6.
jumlahnya dalam setiap kolom. Contoh Tabel 4.6 Menghitung Bobot Masing-
perbandingannya adalah membagi nilai Masing Kriteria
baris ke-3 kolom ke-3 dengan nilai pada BOBO
baris ke-7 kolom ke-2, sehingga diperoleh KRITERIA T
nilai (1 : 2,1677) = 0,4613 yang terletak Peran RTRW /RDTR dan fungsi
pada baris ke-2 kolom ke-2 matriks baru. wilayah 0.4413
Contoh berikutnya adalah membagi Kependudukan 0.3020
nilai baris ke-2 kolom ke-3 dengan nilai Daya Dukung Dan Daya tampung 0.1699
pada baris ke-7 kolom ke-3, sehingga Perekonomian 0.0868
diperoleh (1,7395 : 3,4641) = 0,5021 yang
terletak pada baris ke-2 kolom ke-3 matriks Untuk menghitung nilai Rasio
baru. Begitu seterusnya sehingga diperoleh Konsistensi (CR) adalah dengan mengalikan
nilai matriks baru, seperti disajikan pada nilai perbandingan awal hasil responden
tabel 4.5. (Tabel 4.5) dengan bobot yang sudah
dihitung (Tabel 4.45). Sebagai contoh : (1 x
0,3915) + (1,7395 x 0,2684) + (2,8544 x
0,1682) = 1,8096. Perhitungan yang sama
dilakukan juga pada baris-baris selanjutnya,
seperti disajikan pada Gambar 4.4.

15
1,00 1,73 2,85 4,12 0.44 1.80 Langkah terakhir dalam menghitung
00 95 44 41 13 96 bobot adalah menentukan rata-rata hitung
0,57 1,00 2,43 3,18 0.30 1.24 pada setiap baris matriks tersebut diatas.
49 00 28 94 20 59 Sebagai contoh menentukan bobot kriteria
0,35 0,41 1,00 2,75 0.16 0.68
Peran RTRW /RDTR dan fungsi wilayah
03 11 00 74 X 99 = 80
0,24 0,31 0,36 1,00 0.08 0.35 adalah : (0,8435+ 0,8435) / 2 = 0,8435. Jadi
25 35 27 00 68 01 bobot sub kriteria Fungsi adalah 0,8435.
Begitu pula metode untuk
menghitung bobot pada kriteria-kriteria
Gambar 4.24 Menghitung Rasio lainnya yang dikenal dengan istilah bobot
Konsistensi Hasil Perbandingan Antara lokal, artinya merupakan bagian dari bobot
Kriteria kriteria yang sudah dihitung sebelumnya.
Tabel 4.29 menyajikan nilai bobot lokal
Selanjutnya nilai yang sudah masing-masing sub kriteria dalam kriteria
diperoleh seperti disajikan pada Gambar Peran RTRW /RDTR dan fungsi wilayah.
4.20 dibagi kembali dengan bobot masing-
masing kriteria (tabel 4.45), kemudian Tabel 4.8 Bobot Lokal Setiap Sub Kriteria
dijumlahkan serta dirata-ratakan, untuk Dalam Kriteria Peran RTRW /RDTR dan
mendapatkan nilai eigen value maksimum fungsi wilayah
(λmax). Sebagai contoh untuk menentukan Peran RTRW /RDTR dan Bobot
nilai eigen value maksimum (λmax) fungsi wilayah Lokal
perbandingan antara kriteria diatas adalah : Fungsi 0,8435
((1,8096 x 0,4413) + (1,2459 x 0,3020) + Tipologi Kawasan 0,1565
(0,6880 x 0,1699) + (0,3501 x 0,0868)) / 4 =
4,0772. Jadi nilai eigen value maksimum Setelah mendapatkan bobot lokal,
(λmax) adalah 4,0772. Berdasarkan rumus maka perlu dihitung bobot global, yaitu
untuk menghitung nilai Index Consistensi mengalikan bobot lokal dari masing-masing
(CI) = (λmax–n)/(n-1), sehingga CI = sub kriteria dengan nilai bobot kriteria.
(4,0772-4)/(4-1) = 0,0257. Selanjutnya Sebagai contoh menghitung bobot global
dengan memasukkan persamaan CR = CI / masing-masing sub kriteria dari kriteria
RI, dengan nilai Indeks Random (RI) Peran RTRW /RDTR dan fungsi wilayah
matriks 4x4 adalah 0,90, maka diperoleh adalah seperti berikut ini. Diketahui bobot
(CI) / (RI) = 0,0257 / 0,90 = 0,0285. kriteria adalah sebesar 0,4413 (Tabel 4.7),
Hasilnya adalah lebih kecil dari 0,1 = oke, maka bobot global dari Fungsi = 0,8435 x
maka memenuhi persyaratan. Secara 0,4413 = 0.2978 dan bobot global dari
lengkap nilai bobot masing-masing kriteria Tipologi Kawasan = 0,1565 x 0,4413 =
dan nilai rasio konsistensinya disajikan pada 0,0552. Secara lengkap nilai bobot masing-
tabel 4.7. masing sub kriteria dan nilai rasio
Tabel 4.7 Bobot Dan Nilai Rasio konsistensinya Tabel 4.9.
Konsistensi Masing-Masing Kriteria Tabel 4.9 Bobot Dan Nilai Rasio
Kriteria Bobot Konsistensi Setiap Sub Kriteria Dalam
Peran RTRW /RDTR Kriteria Peran RTRW /RDTR dan fungsi
dan fungsi wilayah 0.4413 wilayah
Kependudukan 0.3020 Peran RTRW /RDTR Bobot Bobot
dan fungsi wilayah Lokal Global
Daya Dukung Dan
Daya tampung 0.1699
Fungsi 0,8435 0.2978
Perekonomian 0.0868
Tipologi Kawasan 0,1565 0.0552
Nilai Rasio Konsistensi (CR) = 0,0285
Nilai Rasio Konsistensin(CR) = 0,00

16
Secara lengkap bobot dan rasio Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat
konsistensi dari masing-masing sub kriteria Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang
disajikan pada tabel 4.10, tabel 4.11 dan alternatif yang dibandingkan sehingga
tabel 4.12. diperoleh selisih atau nilai beda
Tabel 4.11 Bobot Dan Nilai Rasio perbandingan. Setelah mengetahui seluruh
Konsistensi Setiap Sub Kriteria Dalam nilai beda, baru membaginya menjadi 9
Kriteria Kependudukan (sembilan) kelompok penilaian.
Bbt. Bbt.Glo Menentukan bobot dari masing-
Kependudukan Lokal bal masing Penyusunan Konsep Pengembangan
Sebaran dan kepadatan Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat
penduduk 0,8384 0.2025 Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang ,
Laju pertumbuhan sama halnya dengan menentukan bobot dari
penduduk 0,1616 0.0390 masing-masing kriteria, yaitu diawali
Rasio Konsistensi = 0,00 dengan menghitung bobot lokal dan
selanjutnya baru mengalikan bobot lokal
Tabel 4.12 Bobot Dan Nilai Rasio dengan bobot sub kriteria untuk
Konsistensi Setiap Sub Kriteria Dalam mendapatkan bobot global. Secara lengkap
Kriteria Daya Dukung Dan Daya tampung perhitungan bobot global dari masing-
Aspek Daya Dukung Dan Bbt. Bbt.Gl masing Penyusunan Konsep Pengembangan
Daya tampung Lokal obal Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat
Daya Dukung Lahan 0,8186 0.1113 Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang
Daya Tampung 0,1814 0.0247 terhadap setiap sub kriteria. Jadi nilai eigen
Rasio Konsistensi = 0,00 value maksimum (λmax) dari hasil
perbandingan setiap Penyusunan Konsep
Tabel 4.13 Bobot Dan Nilai Rasio Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh
Konsistensi Setiap Sub Kriteria Dalam sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kota
Kriteria Perekonomian Bengkayang pada kriteria adalah 4,0772.
Bbt. Bbt.Gl Berdasarkan rumus, nilai Index Consistensi
Aspek Perekonomian Lokal obal (CI)=(λmax–n)/(n-1) atau CI = (4,0772 -
Laju pertumbuhan ekonomi 0,7299 0.0507 4)/(4-1) = 0,02573. Nilai Rasio Konsistensi
Sektor Unggulan dihitung dengan rumus (CR) = (CI) / (RI),
diKecamatan Bengkayang 0,2701 0.0188 dan karena nilai Indeks Random (RI) untuk
Rasio Konsistensi = 0,00 ukuran matriks 4x4 yaitu sebesar 0,90,
Menghitung Bobot Setiap Penyusunan sehingga (CI) / (RI) = 0,02573 / 0,90 =
Konsep Pengembangan Kawasan Kota 0,02859. Jadi nilai Rasio Konsistensi (CR)
Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah hasil perbandingan adalah 0,02859 dan
di Kota Bengkayang Terhadap Masing- lebih kecil dari 0,1. Secara lengkap
Masing Sub Kriteria rekapitulasi hasil perhitungan pembobotan
Berdasarkan data Tabel 4.7, bobot dari masing-masing Penyusunan Konsep
masing-masing Penyusunan Konsep Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh
Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kota
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang untuk semua sub kriteria
Bengkayang terhadap setiap kriteria dapat disajikan pada pada tabel 4.44.
dihitung, dengan terlebih dahulu Berdasarkan Tabel ini, urutan bobot
menentukan batas interval penilaian atau tingkat kepentingan dari masing-
kepentingan, agar nilai yang ditetapkan masing sub kriteria, pertama Fungsi dengan
tetap konsisten atau memiliki nilai Rasio nilai bobot 0,2978, Kedua Tipologi
Konsistensi (CR) < 0,1. Untuk menentukan Kawasan dengan nilai bobot 0,0552, Ketiga
batas interval penilaian, terlebih dahulu adalah Aksebilitas dengan nilai bobot
harus dihitung nilai beda dari setiap 0,2025, Keempat Laju pertumbuhan
Penyusunan Konsep Pengembangan penduduk dengan nilai bobot 0,0390,

17
Kelima Daya Dukung Lahan dengan nilai a. Konsep pengembangan kawasan
bobot 0,1113, keenam Daya Tampung tumbuh sebagai pusat kegiatan
dengan nilai bobot 0,0247, ketujuh Laju wilayah di kota bengkayang
pertumbuhan ekonomi dengan nilai bobot terletak di blok D dan E, ditetapkan
0,0507, Kedelapan Sektor Unggulan sub bwp prioritas yang merupakan
diKecamatan Bengkayang dengan nilai prioritas penataan dan akan menjadi
bobot 0,0188. prioritas pembangunan pada masa
Berdasarkan analisis metode AHP periode awal perencanaan.
maka dapat disusun urutan prioritas Berdasarkan arah pengembangan
Penyusunan Konsep Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, terdapat
Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat kutub-kutub pertumbuhan yang
Kegiatan Wilayah di Kota Bengkayang , akan memacu pertumbuhan
sebagaimana disajikan pada tabel 4.14. kawasan dan diperkirakan akan
menjadi sub kawasan yang cepat
Tabel 4.14 Urutan Prioritas Peningkatan tumbuh.
Penyusunan Konsep Pengembangan b. Konsep pengembangan terhadap
Kawasan Kota Tumbuh sebagai Pusat akses jalan sekunder untuk
Kegiatan menunjang akses pengembangan
Wilayah di Kota Bengkayang transportasi di Kota Bengkayang
Dengan Metode AHP yaitu berupa pengembangan sistim
Metode AHP dan simpul transportasi yang
Prioritas terkoneksi dan terintegrasi guna
Nama Zona menghubungkan sub pergerakan
Nilai bobot Urutan
orang dan barang, sub
Blok E 0.251840 1
pemukiman,sub perdagangan dan
Blok D 0.245553 2
Pemerintahan dan sub yang
Blok A 0.184337 3
menghubungkan ke Kawasan PKSN
Blok C 0.151937 4 dan SegiTiga Emas SingBebas
Blok E 0.082733 5 (Singkawang,Bengkayang, Sambas)
c. Konsep Pengembangan Kawasan
Prioritas kegiatan Penyusunan RTH yang Layak dan bermanfaat
Konsep Pengembangan Kawasan Kota untuk Publik sekitar 40 %.
Tumbuh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah di d. Konsep Pengembangan Sarana dan
Kota Bengkayang di Kabupaten Prasarana guna Pendukung
Bengkayang diperoleh urutan yaitu Blok E Kawasan Tumbuh Sebagai Pusat
memiliki prioritas pertama dengan nilai Kegiatan Wilayah di Kota
0,251840. Blok D memiliki prioritas kedua Bengkayang dan di Sekitarnya.
dengan nilai 0,245553. Blok A memiliki 2. Prioritas kegiatan Penyusunan Konsep
prioritas ketiga dengan nilai 0,184337. Blok Pengembangan Kawasan Kota Tumbuh
B memiliki prioritas keempat dengan nilai sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
0,151937. Blok C memiliki prioritas kelima diperoleh urutan yaitu Blok E memiliki
dengan nilai 0,082733. prioritas pertama dengan nilai 0,251840.
Blok D memiliki prioritas kedua dengan
5. KESIMPULAN DAN SARAN nilai 0,245553. Blok A memiliki
5.1 Kesimpulan prioritas ketiga dengan nilai 0,184337.
Berdasarkan hasil penelitian dan Blok B memiliki prioritas keempat
analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai dengan nilai 0,151937. Blok C memiliki
berikut: prioritas kelima dengan nilai 0,082733.
1. Konsep pengembangan kawasan
tumbuh sebagai pusat kegiatan wilayah
di kota bengkayang dan sekitarnya

18
5. 2. Saran Departemen Pekerjaan Umum RI. 2007.
Dari hasil perhitungan dan Undang-Undang Penataan Ruang
kesimpulan yang diperoleh, maka saran Nomor 26 tahun 2007. Direktorat
yang dapat dikemukakan yaitu sebagai Jenderal Penataan Ruang. Jakarta
berikut:
1. Penguatan karakter pengembangan Eko Budi, S; N Prananda. 2015. Perspektif
kawasan tumbuh melalui Pengembangan Wilayah dan Kota.
interkonektivitas berupa jaringan jalan Teknosain. Surabaya
yang akan memacu pertumbuhan
kawasan dan diperkirakan akan menjadi Kabul, M Ali. 2016. Pengembangan
sub kawasan yang cepat tumbuh. Wilayah. Kencana. Jakarta
2. Memperkuat kawasan pengembangan
kawasan tumbuh lengkap dengan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
kemudahan aksesibilitas dan fasilitas Daerah Kabupaten Bengkayang. 2017.
ruang terbuka (RTH) serta pendukung Penyusunan Studi Kelayakan
pengembangan pertumbuhan dengan Pembangunan Jalan Lingkar Kota
sarana dan prasarana kawasan yang Bengkayang. Kantor Badan
memadai dan mengembangkan kawasan Perencanaan Pembangunan Daerah
RTH pengembangan kawasan tumbuh Kabupaten Bengkayang. Bengkayang
Kabupaten Bengkayang
3. Meningkatkan aktivitas perdagangan Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
dan jasa dengan pengembangan Daerah Kabupaten Bengkayang. 2016.
kegiatan perdagangan dan kemudahan Penyusunan Rencana Detail Tata
aksesibilitas dan parkir untuk Ruang Perkotaan Bengkayang. Kantor
meningkatkan vitalitas ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan
kawasan pengembangan kawasan Daerah Kabupaten Bengkayang.
tumbuh Kabupaten Bengkayang Bengkayang.

6. DAFTAR PUSTAKA Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Badan Pusat Statistik Kabupaten Daerah Kabupaten Bengkayang. 2012.
Bengkayang. 2016. Kabupaten Rencana Tata Ruang Kawasan Kota
Bengkayang Dalam Angka tahun 2016. Bengkayang. Kantor Badan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Perencanaan Pembangunan Kabupaten
Bengkayang. Bengkayang. Bengkayang. Bengkayang

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Bengkayang. 2016. Kecamatan Daerah Kabupaten Bengkayang. 2005.
Bengkayang Dalam Angka tahun 2016. Rencana Pembangunan dan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pengembangan Perumahan dan
Bengkayang. Bengkayang. Permukiman (RP4D). Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Budihardjo, Eko. 1996. Tata Ruang Kabupaten Bengkayang. Bengkayang
Perkotaan. Alumni. Semarang
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Budihardjo, Eko; Djoko Sujarto. 2005. Kota Daerah Kabupaten Bengkayang. 2016.
Berkelanjutan. P.T. Alumni. Bandung Rencana Pembangunan Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP). Kantor Badan
Budihardjo, Eko; Fathie Kumalasari. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah
Perancangan Kota. UI Sultan Agung. Kabupaten Bengkayang. Bengkayang
Semarang
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bengkayang. 2015.

19
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bengkayang.
Bengkayang

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Bengkayang. 2014.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkayang (2014-2034).
Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bengkayang. Bengkayang

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Bengkayang. 2017.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Bengkayang (2017-2037).
Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Bengkayang. Bengkayang

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Bengkayang. 2014.
Studi Potensi Kawasan Industri Di
Kabupaten Bengkayang. Lembaga
Penelitian-UNTAN. Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bengkayang. Bengkayang

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Bengkayang. 2013.
Rencana Pembangunan dan
Pengembangan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten
Bengkayang (2013-2023) oleh
Politeknik Negeri Pontianak. Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bengkayang.
Bengkayang.

Sabari, Y Hadi. 1999. Struktur Tata Ruang


Kota. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Sujarto, Djoko. 2001. Pilihan Strategis :


Suatu Teknik Pengambilan Keputusan
Dalam Perencanaan Wilayah dan
Kota. ITB. Bandung

Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota


Secara Terpadu : Teori Perancangan
Kota dan Penerapannya. Kanisius.
Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai