DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 2
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 4
1.3 Ruang Lingkup ..................................................................................................... 4
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................... 4
1.3.2 Ruang Lingkup Materi ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR ............................................................................................... 7
2.1 Kajian Literatur Perencanaan Infrastruktur Kawasan Kota Baru ........................ 7
2.1.1 Tinjauan Umum Kawasan Strategis ............................................................ 7
2.1.2 Perencanaan Infrastruktur Pada Pengembangan Kota Baru ...................... 8
2.1.3 Pengembangan Kota Baru sebagai Kawasan Strategis ............................... 9
2.2 Kebijakan Pembangunan kota baru ........................................................................ 11
2.3 Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Perkotaan ................................................. 13
2.4 Jenis-jenis Infrastruktur Perkotaan ......................................................................... 16
BAB III GAMBARAN UMUM .............................................................................................. 18
3.1 Kabupaten Bandung Barat ................................................................................ 18
3.2 Kota Baru Pahrayangan..................................................................................... 19
3.3 Kondisi Eksisting Infrastruktur .......................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN ANALISA .............................................................................................. 32
4.1 Penyediaan Air Bersih ............................................................................................. 32
4.1.1 Kebutuhan Air Bersih ....................................................................................... 32
4.2 Persampahan .......................................................................................................... 34
4.3 Kelistrikan................................................................................................................ 35
4.4 Air Limbah ............................................................................................................... 36
BAB V................................................................................................................................. 38
PENUTUP ........................................................................................................................... 38
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 38
5.2 Saran ................................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 41
1
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini menjelaskan tentang latar belakang yang menjadi salah
satu tugas besar pada mata kuliah Pengantar Infrastruktur Kawasan Strategis.
Bagian ini berisi latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup wilayah dan
materi, dan kerangka pemikiran.
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya suatu kota memberikan suatu pengaruh terhadap jumlah
penduduk yang semakin meningkat di kota tersebut. Hal ini terjadi pada kota-kota
besar di Indonesia, terutama terjadi pada kawasan Jabodetabek sampai Jawa
Barat. Peningkatan yang terjadi pada kepadatan penduduk menyebabkan semakin
meningkatnya permintaan dan kebutuhan tanah untuk permukiman yang
dimanfaatkan masyarakat sebagai kebutuhan yang paling mendasar untuk
melakukan aktivitas kehidupannya. Sementara itu ketersediaan lahan yang
semakin terbatas dan pemerintah tetap mendukung adanya pembangunan
permukiman. Kemudian semakin banyak muncul dan dan berkembangnya
pembangunan kota-kota baru.
Selain itu, kawasan Kota Baru saat ini berkembang menjadi landasan
pemikiran secara konseptual yang menjadi salah satu solusi untuk memecahkan
masalah perumahan dan permukiman kota diberbagai negara dunia, termasuk
diantaranya Indonesia. Dari kota baru-kota baru yang ada saat ini, ada yang
berhasil atau dapat dikatakan layak sebagai suatu kota baru, namun tidak dapat
dipungkiri tidak sedikit pula yang perkembangannya berlangsung sangat lambat
atau bahkan berhenti sehingga menjadi suatu permukiman saja dengan persentase
tingkat hunian yang rendah. Terlepas dari keberhasilan dan kegagalan
terwujudnya kota baru atau permukiman berskala besar tersebut, dibutuhkan suatu
arahan untuk mengendalikan perkembangan kota baru untuk menjaga
keseimbangan sistem kota dan perkotaan.
Secara terminologis, menurut Gideon dalam Sujarto (1993) pengertian dari
kota baru merupakan kota yang direncanakan, dibangun dan dikembangkan pada
saat suatu atau beberapa kota lainnya yang direncanakan dan dibangun
sebelumnya yang telah tumbuh dan berkembang. Kota baru juga dapat dikatakan
2
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
sebagai suatu lingkungan permukiman yang berskala besar yang direncakan dan
dibangun untuk mengatasi masalah kekurangan perumahan di Kota besar yang
secara fungsional kota baru masih banyak bergantung pada peran dan fungsi kota
induknya dengan segi jarak yaitu lokasi yang berdekatan dengan kota induknya
dan juga kota baru dapat dikatakan sebagai kota satelit dari kota induk tersebut.
Penerapan kawasan kota baru mulai dilakukan pada salah satu kota besar di Pulau
Jawa yaitu Kota Bandung.
Kota Bandung menjadi salah satu kota yang mempunyai jumlah populasi
yang cukup tinggi yaitu sekitar 2.5 juta jiwa, secara geografis terletak di tengah-
tengah provinsi Jawa Barat. Dengan demikian, kota Bandung mempunyai nilai
strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Berdasarkan jumlah penduduk,
kota Bandung merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya
dengan luas 16.767 hektar. Pertambahan jumlah penduduk secara pesat terjadi di
kota ini dengan pertumbuhan populasi yang tinggi. Daya tarik kota Bandung yang
menjanjikan, kemudahan dalam segi materi dan predikat kota Pendidikan, telah
menyebabkan terjadinya arus urbanisasi dari daerah di sekitar kota Bandung,
bahkan dari luar Provinsi Jawa Barat. Hal ini menjadi salah satu solusi pemerintah
untuk memcahkan permasalah yang ada dengan melakukan pembangunan
kawasan Kota Baru Parahyangan.
Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu sebuah kota mandiri yang
berada di Kabupaten Bandung Barat dengan total luas wilayah mencapai 1000
hektar dengan total jumlah penduduk 2000 kepala keluarga. Kota Baru
Parahyangan memiliki visi untuk membangun sebuah kota berwawasan mandiri
dengan menerapkan 3 unsur antara lain unsur sejarah, budaya, dan ilmu
pengetahuan yang diimplementasikan ke dalam fasilitas di kota tersebut. Saat ini
Kota Baru Parahyangan melakukan gerakan untuk melestarikan lingkungan
dengan menerapkan gerakan ramah lingkungan yang berfungsi untuk kehidupan
yang berkesinambungan di masa yang akan datang.
Sesuai dengan amanat Perpes No.2 Tahun 2015 mengenai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 bahwa
arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan difokuskan untuk membangun
kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera
3
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi dan budaya lokal dimana terdapat
beberapa strategi pembungan perkotaan antara lain perwujudan Sistem Perkotaan
Nasional dengan memenuhi standar pelayanan perkotaan untuk mewujudkan kota
aman, nyaman, dan layak huni. Pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2
Tahun 2004 mengenai RTRW Kota Bandung bahwa Kota Bandung akan
mewujudkan pemerataan pertumbuhan, pelayanan dan keserasian perkembangan
kegiatan pembangunan antar wilayah dengan mempertahankan keseimbangan
lingkungan dan ketersediaan sumberdaya daerah.
Kota Baru Parahyangan dibangun dengan memperhatikan keseimbangan
antara bidang sosial, ekonomi dan lingkungan, sehingga menjadi suatu pola
pengembangan yang terpadu dan berkelanjutan demi tercapainya kehidupan yang
lebih berkualitas. Dalam melakukan penerapan pengembangan ini pembangunan
infrastruktur menjadi salah satu aspek yang penting dimana bertujuan sebagai
penunjang salah satu pengembangan kawasan kota baru Parahyangan yang akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya.
1.2 Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengidentifikasi Jenis dan konsep Infrastruktur Kota Baru
Parahyangan
2. Untuk mengidentifikasi standar penyediaan infrastruktur kota baru
3. Untuk mengidentifikasi kebutuhan supply dan demand infrastruktur Kota
Baru Parahyangan
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu kawasan kota baru yang
berada di Kecamatan Padalarang yang ada di Kabupaten Bandung Barat.
Kecamatan Padalarang memiliki luasan sebesar 51,4 Ha. Adapun batas
administrasinya ialah:
● Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikalongwetan.
● Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batujajar.
4
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
Ganbar 1
Gambar Peta Klasifikasi Wilayah Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung
Barat
5
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
6
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
7
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
8
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
infrastruktur baik untuk darat, laut dan udara di berbagai daerah. Pada kebijakan
RTRW Provinsi yang ada di Indonesia juga telah mempertimbangkan dan
mengarahkan dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur baik transportasi, energi,
sumber air maupun telekomunikasi.
Manfaat infrastruktur bagi suatu kota adalah untuk perkembangan
ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Salah satu manfaat infrastruktur adalah
untuk meningkatkan perekonomian suatu kota. Kota yang memiliki potensi dapat
dikembangkan dengan pembangunan infrastruktur agar ekonomi daerah tersebut
berkembang. Infrastruktur yang baik akan menarik investor untuk berinvestasi di
daerah tersebut. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam infrastruktur
menurut APWA (American Public Works Association) antara lain sebagai berikut:
1. Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi,
fasilitas pengolahan air (water treatment)
2. Sistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan, daur
ulang
3. Fasilitas pengelolaan limbah padat
4. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi
5. Fasilitas lintas air dan navigasi
6. Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara (termasuk tanda-tanda lalu lintas
dan fasilitas pengontrol
7. Sistem transit publik
8. Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi
9. Fasilitas gas alam
10. Gedung publik: sekolah, rumah sakit
11. Fasilitas perumahan publik
12. Taman kota sebagai daerah resapan, tempat bermain termasuk stadion
13. Komunikasi
2.1.3 Pengembangan Kota Baru sebagai Kawasan Strategis
Kota Baru menjadi salah satu cara menyelesaikan permasalahan
penyediaan rumah di perkotaan. Pembangunan Kotabaru bertujuan untuk menjadi
pusat pertumbuhan wilayah baru dan mandiri yang tidak lagi tergantung pada kota
induknya. Menurut Harvey S. Perloff dan Neil C.Sandbery dalam bukunya Why
9
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
and For Whom (1973:3-12) menjelaskan bahwa pengertian Kota Baru merupakan
Kota yang dirancang dan direncanakan untuk dapat mandiri dengan ukuran luas
wilayah yang relatif kecil tetapi dengan keadaan komunitas yang seimbang. Kota
Baru menjadi salah satu kota yang harus mandiri dengan maksud bahwa fasilitas
kota yang direncanakan mempunyai peluang pekerjaan yang mencukupi, fasilitas
perdagangan, kesehatan, pendidikan dan fasilitas yang lainnya yang relatif dekat
sehingga mudah dijangkau.
Pengembangan Kota baru juga memberikan suasana lingkungan
kehidupan yang kondusif untuk komunitas atau masyarakat yang ada di kota
tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa keadaan yang seimbang dapat dijelaskan
dengan segala berbagai aspek antara lain seimbang antara kesempatan kerja,
penduduk , industri, perdagangan, rekreasi ataupun fasilitas hunian dan dapat
seimbang dalam kelompok umur, pendapatan, pekerjaan , suku, serta status sosial
masyarakat. Sedangkan Mmenurut (Campbell 1976) konsep kota baru mempunyai
tujuan untuk membentuk suatu rencana pembangunan dalam jangka waktu
tertentu yang dapat diperhitungkan, hal ini bertujuan untuk mencapai
keseimbangan antara kebutuhan fasilitas penduduk dengan mempertimbangkan
fungsi guna lahan yang berbeda dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
yang terus bertambah tiap tahunnya.
Kota Baru dapat dipahami sebagai sebuah proyek pengembangan lahan
yang luasannya mampu menyediakan unsur-unsur perkotaan secara lengkap dan
utuh, yang mencakup tempat tinggal (perumahan), fasilitas sosial dan fasilitas
umum, perdagangan dan industri, yang secara keseluruhan dapat memberikan
sebagai kesempatan untuk hidup dalam lingkungan tersebut, jenis dan harga
rumah yang beragam, ruang terbuka aktif dan pasif serta terdapat buffer zone,
program dan kegiatan pengendalian lingkungan fisik dan terakhir biaya investasi
relatif besar. Dari pengertian tersebut bahwa dapat dijelaskan jika kota Baru
mempunyai visi utama untuk menciptakan suatu lingkungan kehidupan
masyarakat yang baik secara fisik maupun non fisik yang dapat menunjang
kehidupan masyarakat kota secara mandiri, seimbang, serta harmonis dan
terwujudnya kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat.
10
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
11
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
12
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
13
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
14
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
15
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
16
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
17
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Tatar Pasundan, Provinsi
Jawa Barat, Indonesia, sebagai hasil pemekaran Kabupaten Bandung. Kabupaten
ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di
sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur,
Kota Bandung di sebelah selatan, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan
timur.
Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitar 1.400.000 penduduk dari
42,9% wilayah lama Kabupaten Bandung. Pusat pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat berlokasi di Kecamatan Ngamprah yang terletak di jalur
Bandung-Jakarta. Dan untuk sementara waktu, pusat pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat dipindahkan ke Batujajar, dan Kecamatan Ngamprah akan di pilih
menjadi pusat pemerintahan pada tahun mendatang.
Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu
1.305,77 km², terletak antara 60º 41’ s/d 70º 19’ Lintang Selatan dan 107º 22’ s/d
108º 05’ Bujur Timur. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 m dan maksimum
2.2429 m dari permukaan laut. Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 –
8%, 8 – 15% hingga diatas 45%, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah barat : berbatasan dengan kabupaten
Cianjur
Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang.
Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kota
Cimahi.
Sebelah selatan : berbatasan dengan Selatan Kabupaten Badung dan
Kabupaten Cianjur.
18
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
Ganbar 2
Peta Administrasi Kabupaten Bandung Barat
19
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
20
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
21
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
22
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
23
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
C. Infrasreuktur
- Air Bersih
Sumber air bersih di Kota Baru Parahyangan menggunakan Sumur
Artesis (Water Treatment Plan), & sistem jaringan penyediaan air
bersih juga masih terkoneksi dg Kota Induk (PDAM Kota Padalarang)
Tersedianya instalasi pengolahan air bersih.
- Drainase
Sistem jaringan drainase di Kota Baru Parahyangan menggunakan
sistem ”Underground”. Dan aliran airnya diarahkan menuju Danau
Saguling.
- Air Limbah
Sistem jaringan penyediaan pengolahan air dan pembuangan limbah
(limbah rumah tangga) hasil dari Kota baru Parahyangan
menggunakan ”BIOFILTER / Sewage Treatment Plan”. Sehingga
limbah yang dikeluarkan tidak menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan perumahan di Kota Baru Parahyangan.
- Persampahan
Sistem pembuangan sampah dilakukan per unit rumah, dan terdapat
TPS disetiap unit lingkungan. Di Kota Baru Parahyangan tdp program
pengolahan sampah menjadi ’Kompos’ (frekuensi pembuangan di
jalan Utama setiap hari & di setiap cluster dilakukan dua hari sekali).
Kota Baru Parahyangan berupaya melakukan pengelolaan sampah
kawasan secara mandiri, meliputi sampah rumah tangga dan sampah
hasil pemeliharaan taman. Dengan demikian diharapkan sampah yang
terbuang ke luar kawasan jumlahnya akan minimum.
- Jaringan Jalan
a. Penyediaan jaringan jalan sudah sesuai dgn standar pembangunan
jaringan jalan utk kawasan perumahan/permukiman. Dan tdk
dibangun pada kawasan lindung sehingga tdk menimbulkan
dampak negatif terhadap penggunaan lahan yang ditetapkan.
b. Sudah terintegrasinya jaringan jalan di Kota Baru Parahyangan dgn
jaringan jalan di kawasan sekitarnya, tapi kemudahan akses
24
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
25
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
Ganbar 4
Sarana Perumahan di Kota Baru Parahyangan
2. Sarana Rekreasi
Sarana rekreasi yang terdapat di Kota Baru Parahyangan adalah
Mason Pine Hotel & Resort, Restoran Bale Pare, Pusat
Pengembangan Iptek Sundial, Bale Seni Barli, taman bertema,
jogging track, rekreasi air, dan padang golf (dalam tahap
perencanaan). Pada tahap operasional sarana-sarana rekreasi akan
dikelola secara profesional oleh badan usaha yang ditunjuk oleh
pemrakarsa. a) Mason Pine Hotel & Resort (Gambar 6 a) yang
saat ini telah dibangun dengan fasilitas 135 kamar. Dan fasilitas
unggulan diantaranya : Kolam Renang (Olympic Size), Tennis
Indoor - Outdoor, Badminton Indoor, Basket Ball, Fitness dan
Aerobic, Spa dan Sauna, Wall Climbing, Skateboard Track,
26
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
27
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
Seni Patung, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Vokal, tidak hanya
membina siswa (dewasa) untuk menjadi seorang seniman profesional
tetapi juga pada peningkatan dan pelestarian kreativitas dan aktivitas
seni anak bahkan masyarakat umum dalam bentuk Program
28
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
29
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
6. Sarana Transportasi
Kota Baru Parahyangan menyediakan sarana transportasi
berupa Shuttle Bus (Gambar 10) yang telah beroperasi mulai tanggal
30 April 2005. Bis umum yang dilengkapi dengan AC ini
melayani trayek Kota Baru Parahyangan - Leuwi Panjang (PP) via
Tol Purbaleunyi dan melewati jalur - jalur strategis di Kota Bandung
dengan seharga Rp. 5000,00. Setiap tatar hunian & fasilitas di Kota
Baru Parahyangan sudah dilengkapi bus-shelter yang merupakan
tempat pemberhentian Kota Baru Parahyangan shuttle bus.
Ganbar 9
Shuttle Bus Kota Baru Parahyangan - Leuwi Panjan (PP) Satwa
30
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
31
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Penyediaan Air Bersih
4.1.1 Kebutuhan Air Bersih
Perhitungan kebutuhan air bersih di Kota Baru Pahrayangan didasarkan
pada standar kebutuhan minimum air bersih di Wilayah Kota Bandung dan
kabupaten Bandung Barat. Terdapat tiga standar yang digunakan, antara lain :
1. Berdasarkan kesepakatan Konferensi Air PBB di Mal del Plata
Argentina tahun 1977, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi
setiap orang adalah sebanyak 50 liter/hari
2. Berdasarkan Permendagri no. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Air
Minum, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi setiap orang
adalah sebanyak
60 liter/hari
3. Berdasarkan standar kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum, kebutuhan dasar air bersih disarankan
bagi setiap orang adalah sebanyak 160 liter/hari
Dengan memperhatikan jumlah penduduk di Kota Bandung dan
kabupaten Bandung Barat. pada tahun 2010, maka kebutuhan air bersih
adalah sebagai berikut.
Kebutuhan Air Bersih (l/hari)
Kabupaten/Kota Konferensi Air Permendagri
PU Cipta Karya
PBB 23/2006
Kab. Bandung Barat 40.043.400 48.052.080 128.138.880
Barat
Perhitungan kebutuhan air bersih juga dilakukan untuk memprediksi
kebutuhan air bersih pada tahun 2015, 2020, dan 2025, baik kebutuhan air
bersih untuk kegiatan domestik maupun non-domestik. Untuk perhitungan
selanjutnya, kebutuhan air bersih dilakukan dengan menggunakan standar
menurut Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu sebanyak 160
32
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
liter/hari. Prediksi kebutuhan air bersih domestik pada tahun 2010, 2015, 2020,
dan 2025 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini
33
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan air bersih
di Kota Baru Pahrayangan tergolong sangat besar sehingga perlu berbagai inovasi
dalam mengembangkan ketersediaan sumber daya air serta dalam pelayanan
pendistribusian air untuk melayani kebutuhan penduduk.
Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air
Bersih
Sistem penyediaan air bersih yang ada saat ini belum mampu memenuhi seluruh
kebutuhan air bersih masyarakat di Metropolitan Bandung Raya. Masalah utama
yang dihadapi antara lain:
1. Keterbatasan pasokan air baku, yang disebabkan oleh:
Tingginya ketergantungan pada sumber air baku yang berasal dari air
permukaan (sungai, danau, waduk)
Fluktuasi debit air permukaan (khususnya sungai) menyebabkan
kapasitas produksi berfluktuasi dan saat ini lebih banyak beroperasi
dibawah kapasitas desain
Tingginya pencemaran sumber air
Besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
air (dari sumber air yang tercemar)
Debit mata air cenderung menurun, akibat adanya perubahan fungsi
lahan
2. Sistem penyediaan air bersih yang belum terpadu
3. Tingkat kebocoran yang tinggi
4. Keterbatasan kapasitas dan kompetensi SDM penyedia layanan air bersih
4.2 Persampahan
Prediksi Volume Sampah
Berdasarkan standard Kementerian Negara Lingkungan Hidup, setiap orang
rata- rata menghasilkan 0,8 kg sampah domestik per hari. Dengan demikian, dapat
dihitung jumlah sampah per hari yang dihasilkan di Kota Baru Pahrayangan.
Kabupaten/ Volume Sampah per Hari (kg)
Kota 2010 2015 2020 2025
Kab.
Bandung 2002,17 3907,57 4452,22 5692,96
Barat
Sumber :Hasil analisis, 2019.
34
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
sebesar 1.000 m3, maka diketahui jumlah TPS yang dibutuhkan sampai tahun 2025.
Kabupaten/ Volume Sampah per Hari (kg)
Kota 2010 2015 2020 2025
Kab.
Bandung 2 3,91 4,45 5,69
Barat
Sumber :Hasil analisis, 2019.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Kota Pahrayangan membutuhkan 5 TPS
35
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
- Rumah Kecil
330 x 900 watt = 297.000 watt
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan kebutuhan listrik di Kota Baru
Pahrayangan adalah 979.100 watt
36
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
37
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
38
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
pasokan air baku, Sistem penyediaan air bersih yang belum terpadu,
Tingkat kebocoran yang tinggi,Keterbatasan kapasitas dan kompetensi
SDM penyedia layanan air bersih. Berdasarkan standard Kementerian
Negara Lingkungan Hidup, setiap orang rata- rata menghasilkan 0,8 kg
sampah domestik per hari. Dengan demikian, dapat dihitung jumlah
sampah per hari yang dihasilkan di Kota Baru Pahrayangan. Dengan
tingginya volume sampah, dibutuhkan penanganan masalah sampah baik
secara lokal maupun regional. Penanganan sampah secara lokal yaitu
dengan membangun TPS di setiap lingkungan perumahan. Kondisi
eksisting perumahan yang berada di kota baru pahrayangan yaitu Rumah
besar 261 unit, rumah sedang 83 unit dan rumah kecil yaitu 303 unit.
untuk menghitung Standar perhitungan kebutuhan listrik menggunakan
standart PU yaitu untuk perumahan kecil 900 watt, Rumah sedang 1300
watt dan rumah besar 2200 watt. Berdasarkan hasil perhitungan air
limbah, dapat diketahui bahwa kebutuhan infrastruktur pengolahan air
limbah di Kota Baru Pahrayangan tergolong sangat besar sehingga perlu
berbagai inovasi dalam mengembangkan ketersediaan infrastruktur
pengolahan air limbah untuk melayani kebutuhan penduduk.
5.2 Saran
Pada bagian ini menjelaskan saran yang menjadi salah satu masukan untuk sektor
pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam penyediaan kebutuhan fasilitas
infrastruktur dan saran untuk akademisi yang dapat memberikan masukan sesuai
hasil data analisis selanjutnya.
A. Pemerintah
39
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
B. Akademisi
40
KAJIAN IFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KOTA BARU
KOTA BARU PARAHYANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Sujarto, Djoko, 1993, Perkembangan Kota Baru, Jurnal Perencanaan
Wilayah
dan Kota, Departemen Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Bandung, Bandung
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang RTRW Kota Bandung
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai penataan ruang
Anonym. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota. Diakses melalui
http://www.penataanruang.com/kawasan-strategis.html pada 00:46 , Tanggal
10 Desember 2019.
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha
Grigg, N. 1988, Infrastructure Engineering and Management, John Wiley
& Sons
APWA (American Public Works Association) diakses melalui
https://www.apwa.net/MYAPWA/Groups___Committees/Standing___Program
_Committees/Small_Cities_Rural_Communities_Committee/Resources/MyApw
a/Apwa_Public/Resources/Resource_Center.aspx?hkey=fddf951e-b498-4409-
b096-f43b1902f53a pada 01:16, Tanggal 10 Desember 2019.
Campbell, A., Converse, P. E., & Rodgers W. L., (1976). The quality of
American life: Perceptions, evaluations, and satisfaction . New York:
Russell Sage
41