Disusun Oleh :
Razief Muhammad Ar
031152087
PERENCANAAN KOTA
Dosen:
Administrasi Negara
Universitas Terbuka
Jl. Sholeh Iskandar No.234, RT.02/RW.11, Kedungbadak, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor,
Jawa Barat 16164
0
KATA PENGANTAR
Potensi dan kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki adalah dasar dalam menentukan
kemana dan apa yang ingin dicapai baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Disamping itu kebijakan pembangunan selayaknya harus fokus dan sesuai dengan dasar
pembangunan dan kebijakan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Nasional
yang telah di tetapkan pemerintah.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar isi....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
Daftar Pustaka..........................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Sukabumi berasal dari bahasa Sunda. Yaitu Suka-Bumen, menurut keterangan
mengingat udaranya yang sejuk dan nyaman, mereka yang dating ke daerah ini tidak ingin
untuk pindah lagi karena suka/ senang Bumen-Bumen atau bertempat tinggal di daerah ini.
Pada tahun 1914 Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Kota Sukabumi sebagai “Burgerlijk
Bestuur” dengan status “Gemeente” dennan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-
orang Belanda dan Eropa pemlik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten
Sukabumi bagian Selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
3
mengenalkan sukabumi ke dunia luar. Sukabumi yang berawal dari sebuah distrik
berkembang menjadi gemeente (Kotapraja). Perkembangan ini mungkin terjadi dikarenakan
letak wilayah Sukabumi yang strategis terutama setelah dibangun jalan raya pos oleh
Daendels.
1.Panduan bagi pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan yang perlu dikembangkan dan lokasi
yang memungkinkan di masa akan datang.
2.Aucan bagi pemerintah untuk arah penggunaan lahan dan mengendalikan arah
pertumbuhan ekonomi.
4
3.Landasan bagi rencana rencana lain yang lebih sempit dan lebih detail.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
5
wilayah dapat berlangsung jika terjadi hubungan yang saling memperkuat – bukan saling
eksploitasi - antara wilayah central dan hinterlandnya.Sehingga akan terbangun keterkaitan
yang sinergi, baik backward and forward linkages.
2.2.1 Wilayah kota pada hakekatnya merupakan pusat kegiatan ekonomi yang dapat
melayani wilayah kota itu sendiri maupun wilayah sekitarnya. Untuk dapat mewujudkan
efektifitas dan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan
ekonomi dan sosial budaya, kota perlu dikelola secara optimal melalui suatu proses penataan
ruang. Sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai wewenang
dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah
kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.
Perencanaan tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan serta
penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penyusunan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dilakukan dengan berasaskan pada
kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian, keterpaduan,
kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik di dalam kota itu sendiri
maupun dengan kota/kabupaten sekitarnya.
6
2.2.2 Wakil Wali Kota Sukabumi, H. Andri S. Hamami, S.H., M.H. menandaskan,
pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi semakin maju dan berkembang, salah
satunya bisnis kuliner. Ditandaskan pula, keberadaan kuliner selain dapat memenuhi
kebutuhan lidah dan perut, juga dapat melengkapi gaya hidup masyarakat masa kini. Oleh
karenanya, tidak heran apabila trend bisnis kuliner di Kota Sukabumi semakin maju dan
berkembang. Penandasan Wakil Wali Kota Sukabumi tersebut, disampaikan usai
melaunching salah satu Foodcourt Soto Boyolali, tepatnya di Cafe Boundel Kota Sukabumi.
Wakil Wali Kota Sukabumi menjelaskan, kuliner merupakan salah satu andalan
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kota Sukabumi. Sebab setiap kuliner di Kota
Sukabumi masakan enak, serta didukung oleh udara yang segar. Untuk itu, Pemerintah Kota
Sukabumi beserta instansi dan lembaga terkait, senantiasa berupaya optimal meningkatkan
dan mengembangkan kuliner di Kota Sukabumi, sekaligus memperkenalkan dan
mempromosikan setiap produk kuliner di Kota Sukabumi, diantaranya melalui pameran dan
festival serta kegiatan lainnya.
Dengan semakin maju dan berkembang serta semakin banyaknya kuliner di Kota
Sukabumi, dapat mendongkrak sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat Kota
Sukabumi. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi beserta instansi dan
lembaga terkait, akan senantiasa berkomitmen dan memperhatikan UMKM di Kota
Sukabumi, bukan hanya yang bergerak dalam bidang kuliner saja, tapi juga yang bergerak
dalam bidang kerajinan dan yang lainnya. Disamping itu, Wakil Wali Kota Sukabumi juga
menghimbau kepada para pelaku UMKM khususnya para pelaku kuliner di Kota Sukabumi,
agar senantiasa berupaya optimal meningkatkan kualitas produknya. Karena segenap lapisan
masyarakat senantiasa menuntut kualitas terhadap berbagai produk yang dihasilkan UMKM
khususnya kuliner di Kota Sukabumi, serta produknya harus benar-benar menarik dan
HAUS, yakni Halal, Aman, Utuh dan Sehat.
Wilayah Jawa Barat bagian Selatan meliputi Kabupaten Sukabumi Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo
menyampaikan bahwa kemiskinan di desa hanya bisa cepat teratasi kalau masyarakat desa
7
diberikan kesempatan untuk memiliki usaha. Namun, dalam kesempatan memiliki usaha
tersebut, masyarakat mengalami kesulitan karena tidak punya akses pasar yang menjanjikan.
Dan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membantu memberikan bibit ikan
secara gratis pada setiap embung yang dibangun di desa,
2.Meningkatnya produksi, nilai tambah produk perikanan serta sarana prasarana perikanan
3.Terwujudnya sentra perikanan budidaya air tawar, laut, dan pengolahan hasil perikanan
8
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan tani berorientasi agribisnis berbasis potensi local.
1. Meningkatnya kesempatan kerja dan produktivitas pekerja dan serta melindungi hak-hak
pekerja.
BAB III
METODE PENELITIAN
9
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Sukabumi, selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar 5,85 persen dan terendah sebesar 4,91 persen di tahun 2015. Sedangkan pada
2019 capaian laju pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5,75 persen.
"Capaian tersebut tidak terlepas dari aspek efisiensi penggunaan input produksi yang
meliputi tenaga kerja, modal, dan bahan baku. Juga peran serta seluruh lapisan masyarakat
dalam upaya pembangunan di Kabupaten Sukabumi, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Sukabumi tidak hanya berfokus pada capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), tetapi juga
perlu diiringi dengan konsep pertumbuhan yang berkualitas dengan mengedepankan
keterkaitan rantai pasok dan nilai tambah (value added) antar komoditas.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menciptakan pembangunan yang berkualitas,
antara lain dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia baik sumber daya alam (SDA)
maupun sumber daya manusia (SDM), yang berdaya saing. "Selain itu pembangunan
perekonomian yang berkualitas berorientasi pada permintaan pasar domestik dan global,"
paparnya.
Disisi lain, melihat kondisi yang terjadi pada tahun 2020, dimana pandemi Covid-19
berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, pertumbuhan ekonomi juga
diproyeksi mengalami guncangan (shock) akibat perubahan daya beli dan produksi yang
dilakukan oleh pelaku ekonomi.
Lebih lanjut, kondisi ini diproyeksi akan membaik pada tahun 2021 dengan proyeksi
pemulihan berkisar pada angka 4,5 hingga 5,5 persen. Lonjakan proyeksi tersebut, tambah
Maman, dapat tercapai apabila seluruh stakeholders berupaya untuk mempertahankan pola
konsumsi yang produktif dan menjaga daya beli pada tingkat mikro.
"Melalui sektor pertanian, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan yang
beradaptasi dengan kebiasaan baru diharapkan terjadi percepatan pembangunan ekonomi.
10
Guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut juga diperlukan
semangat membangun dan inovatif dalam menyongsong pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukabumi.
DAFTAR PUSTAKA
11