PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
CHARLES M. HAEKASE
1810020208
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
CHARLES M. HAEKASE
1810020208
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sumber segala Ilmu Pengetahuan yang telah memberikan Rahmat-Nya
sehingga Proposal Penelitian Dengan Judul “Implementasi Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes ) Untuk Mewujutkan
Pembangunan Desa ( Studi Kasus Desa Pubasu, Kecamatan Tobu, Kabupaten
Timor Tengah Selatan” dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nusa
Cendana Kupang.
Penyusunan Proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,
bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan
peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Christin C. Foenay, ST, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Nusa Cendana.
2. Ibu Christin C. Foenay, ST, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana.
3. Ibu Yohana Febiani Angi, SE, M.Aks, selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana.
4. Ibu Maria E.D. Tunti, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Yohana
Febiani Angi, SE, M.Aks, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dalam membimbing penulis serta memotivasi penulis
untuk menyelesaikan penyusunan proposal ini.
5. Ibu Sarina Joyce Margaret Rafael, SE,M.Acc,AK,CA, selaku Dosen
Penasehat yang senantiasa memberi dukungan moril dalam penulisan
proposal ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana,
yang telah memberikan banyak wawasan keilmuan bagi peneliti.
7. Seluruh Teman Angkatan 2018 “ASGARD” Terima kasih atas tempat,
pikiran, dukungan dan motivasinya selama ini sehingga peneliti dapat
menyusun Proposal ini.
ii
8. Isteri, Orang Tua, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga tercinta yangtelah
memberikan dukungan, semangat, doa dan motivasi dalam peneliti Proposal
ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan Proposal ini.
Peneliti menyadari Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi peneliti demi kesempurnaan Proposal ini. Semoga Proposal ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa bersama kita dan memberkati jalan hidup kita.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Membangun basis yang kuat bagi demokrasi, partisipasi rakyat, keadilan dan
merupakan sebuah produk era reformasi yang menjadi bentuk awal kemandirian
Desa. Mengingat dana yang diterima oleh Desa jumlahnya cukup besar dan terus
sarana lainnya yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan
akuntabel.
Alokasi dana desa (ADD) merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan
1
Desa terkait sepenuhnya adalah untuk fasilitas pembangunan dan pemberdayaan
Desa sebagai salah satu lembaga yang andil dalam format kepemerintahan. Dana
tersebut harus digunakan dan di alokasikan sebagai mana mestinya sesuai dengan
undang undang dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan pemerintah
pengertian Desa yakni Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
masyarakat,hak asal usul, dan/atau masyarakat dan untuk mengatur hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
warganya dalam segala aspek mulai dari mengatur pemerintah desa untuk
inovasi baru serta perhatian pemerintah desa pada pengelolaan sarana dan prasarana
seutuhnya.
1
Desa sebagai salah satu ujung tombak organisasi pemerintah dalam mencapai
ini disebabkan Desa lebih dekat dengan masyarakat sehingga program dari
Desa yang salah satu pasalnya dijelaskan bahwa Desa memiliki kewenangan dalam
dengan tugas yang cukup berat, mengingat Desa sebagai entitas yang berhadapan
langsung dengan rakyat pada saat ini. Peranan Pemerintah Desa sangat diperlukan
efektif dan efesien para pemerintah desa dalam melakssanakan harus sesuai dengan
Desa dan lingkungan sekitarnya. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat
Desa disebabkan adanya gerakan pembangunan Desa perlu diimbangi pula dengan
tidak hanya sebatas sebagai objek pembangunan, tetapi dapat memposisikan diri
1
perusahaan yang lebih transparan bagi semua penggunaan laporan keungan. Bila
akan terus membaik dan diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat
dan akan mengutungkan bagi banyak pihak (Eko dan Teguh, 2008). Begitu juga
dengan desa. Sesuai dengan tujuan penataan desa maka diperlukan tata kelola
yang baik ( good governance). good governance yang baik maka akan
organisasi non pemerintah dan merupakan salah satu persoalan yang sampai saat ini
dikaji oleh berbagai pihak. Permasalahan tersebut menjadi sangat penting sejak
dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Salah satu tujuan utama
good governance, yaitu pemerintah yang baik ditandai dengan adanya transparansi,
(Mardiasmo,2009: 18). Oleh karena itu, otonomi desa benar- benar merupakan
keuangan daerah. Melihat dari prinsip good governance ini adanya dana desa yang
1
dialokasikan ke desa cukup besar agar dapat dilaksanakan dengan baik. Ketiga
prinsip good governance tersebut sesuai dengan azas pengelolaan keuangan desa.
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (V. Wiratna, 2015:
27).
otonomi Desa adalah tersedianya dana yang cukup. Sadu Wasistiono (2006 : 107)
dengan “auto money“, maka untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri desa membutuhkan dana atau biaya yang memadai sebagai dukungan
berasal dari tujuh sumber, yaitu: Pendapatan asli desa, terdiri atas hasil usaha,
hasil aset,swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli
desa;
1
2. Alokasi APBN (Dana Desa);
minimal sebesar 10% dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten/kota;
desa yaitu dalam bentuk Alokasi Dana Desa(ADD) dengan memperhatikan prinsip
keadilan dan menjamin adanya pemerataan. ADD adalah Alokasi Dana ke Desa
dengan perhitungan dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Kabupaten sebesar
amanat dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat(4), jika hal
tersebut tidak dilaksanakan maka sanksi tegas dinyatakan dalam Pasal 72 ayat (6),
2014 tentang Desa Pasal 96 ayat (3) pengalokasian ADD disalurkan dengan
1
pertimbangan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayahdan tingkat
kesulitan geografis.
dan Belanja Desa (APBDes) didasarkan pada realita bahwa sebagai pilar Otonomi
petunjuk teknis mengenai proses penyaluran dan jumlah pada anggaran setiap desa
melalui Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor..... Tahun .... tetang
petunjuk Teknis Alokasi Dana Desa. Fenomena dalam pengelolaan dana desa
merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena masih banyak
disajikan data-data keuangan yang tidak sesuai, selain itu juga masih banyak
Timor Tengah Selatan dalam penelitian ini disajikan pada tabel di bawah ini:
1
Tabel 1.1
2 Jenis Kelamin
3 Pendidikan Terakhir
2. SD 150 Orang
3. SMP
95 Orang
4. SMA
50 Orang
5. D-3
15 Orang
6. S1
10 Orang
Desa Pubasu memiliki luas kisaran wilayah 2,17 Ha dengan jumlah penduduk
1
(APBDes) Tahun 2020 di Desa Pubasu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah
Tabel 1.2
Daftar Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2020
di Desa Pubasu Kecamatan Tobu
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Desa Pubasu
Keterangan
Anggaran Realisasi %
PAD 1.000.000 1.000.000 100 %
1. Bidang 350.655.201 342.905.415 100 %
Penyelenggaran
Pemerintah Desa
2. Bidang Pelaksanaan 516.042.000 516.041.000 100 %
Pembangunan Desa
3. Bidang 6.410.000 6.410.000 100 %
Pemberdayaan
Kemasyarakatan
4. Bidang Pembinaan 45.851.163 29,401.247 100 %
Kemasyarakatan
5. Pembiayaan 335.300.000 335.300.000 100 %
dikarenakan alokasi sumber daya yang berfluktuasi, nampak varian yang besar dan
yang dianggarkan dengan biaya pengeluaran tidak sesuai yang seharusnya. Dalam
1
kaitan tersebut pada bidang penyelanggaraan desa memilki kendala seperti
kurangnya manajemen usaha desa atau BUMDES, pembiayaan masih banyak biaya
yang dikeluarkan tanpa adanya nota dan bukti yang jelas dalam kegiatan
pengelolaan dana desa di Desa Pubasu ini diharapkan sesuai dengan prinsip Good
Governance.
Berdasarkan uraian di atas, menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih jauh
pendapatan dan belanja desa (APBDes) Tahun 2020 Pada Desa Pubasu Kabupaten
1
Berdasarkan penelitian dari perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2020 Pada Desa Pubasu Kabupaten
adalah :
Desa.
Sebagai tambahan referensi bagi pihak lain dalam hal ini akademisi yang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi Implementasi
1
undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik
tidaknya suatu kebijakan yang telah ditetapkan akan terbukti dari hasil-
1
suatu proses tawar menawar dan negosiasi untuk merumuskan isu-isu
tujuan tertentu (Raharjo, dkk, Jurnal Sosial dan Humaniora, Vol. 16 Ed.
1, 2013:34).
1
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh invidu-individu
keputusan kebijakan.
harus dilakukan.
1
3. Dispotition or Attitude (Sikap), adalah watak dan karakteristik
sifat demokratis.
1
(Maringka, Jurnal Eksekutif, Vol. 1 Ed. 7, 2016:4)
ahli tersebut di atas, guna pembatasan dalam penelitian ini maka penulis
yang diteliti. Hal ini bukan berarti bahwa peneliti menjustifikasi teori-
mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan
1
karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen,
sesuai dengan pedoman pelaksana dan petunjuk teknis yang ada. Ketiga
1
adalah aplikasi atau penerapan, bagaimana peraturan/kebijakan berupa
untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur
a. Pengertian Desa
yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif
tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui
1
merupakan pemerintahan terendah di bawah camat (Mangimpis, Jurnal
“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
Indonesia”.
otonomi daerah, desa dapat disebut dengan nama lain, sesuai dengan
sebagai berikut :
4. Menurut R Bintarto
1
dan kultural yang terdapat pada suatu daerah serta memiliki
5. Paul H. Landis
komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat
http://www.materisma.com/2015/01/pengertian-desa- menurut-para-ahli-
22:59 WIB).
kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki
1
otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang
Desa”.
1
2. kewenangan lokal berskala Desa;
tentang Desa syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan desa yakni,
a. batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak
pembentukan;
keluarga;
keluarga;
keluarga;
1
4) wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit
5) wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 jiwa atau 500
kepala keluarga;
9) wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 jiwa atau 100
kepala keluarga.
e. batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang
dan
1
g. tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan
peraturan perundang-undangan.
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal desa. Pemberian
1
2015:78).
hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desa berasal dari pendapatan
Tata pemerintahan yang baik antara lain dapat diukur melalui proses
diatasnya atau supra desa. Hal ini berarti dengan adanya otonomi desa,
1
Undang Nomor 6 Tahun 2014 terdiri dari:
a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
Kabupaten/Kota;
f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
Belanja Desa berdasarkan pasal 100 PP No. 47 Tahun 2015, terdiri dari:
ketentuan:
b. paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah anggaran
1
Desa;
dan
angka 1.
desa dalam kurun waktu satu tahun (Friski, Jurnal Eksekutif, Vol. 2 Ed.
1
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
umum adalah suatu seni, keterampilan, atau keahlian. Yakni seni dalam
yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
1
desa termasuk didalamnya mekanisme penghimpunan dan
minimum.
b. Menetapkan PTPKD;
1
desa;
(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
APBDesa;
APBDesa;
1
APBDesa; dan
pengeluaran APBDesa.
desa.
Tabel 2.1
Kajian Empirik
N Judul Penelitian / Jenis Penelitian Hasil Penelitian
O Peneliti / Tahun
1. Penyusunan Anggaran 1. Proses Penyusunan
Pendapatan Dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa
Belanja Desa (Studi
(APBDes).
Kasus Di Desa 2. Peran anggota
Ngrambe Kecamatan masyarakat dan
pemerintah desa
Ngrambe Kabupaten
dalam menyusun
Ngawi 2013) Anggaran
Pendapatan dan
1
Belanja Desa
(APBDes).
3. Hambatan yang
timbul dalam
penyusunan
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Desa
(APBDes).
2. Akuntabilitas Sosial 1. Akuntabilitas sosial
Dalam Peneglolaan
pengelolaan dana desa
Dana Desa (Studi
Kasus Di Desa di wilayah desa
Susukan Kecamatan
Susukan, Kecamatan
Susukan Kabupaten
Susukan, Kabupaten
Semarang.
2. Kendala akuntabilitas
sosial pengelolaan
dana desa di wilayah
desa Susukan,
Kecamatan Susukan,
Kabupaten Semarang.
3. Solusi akuntabilitas
sosial pengelolaan
dana desa di wilayah
desa Susukan,
Kecamatan Susukan,
Kabupaten
Semarang.
3. Analisis Pengelolaan 1. Pengelolaan
Keuangan Desa keuangan desa pada
Desa Petalabumi
Petalabumi Kecamatan
Kecamatan Seberida
Seberida Kabupaten Kabupaten Indragiri
Indragiri Hulu Hulu.
2. Mekanisme
pengelolaan keuangan
desa pada Desa
Petalabumi
1
Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri
Hulu.
4. Implementasi Implementasi anggaran
Kebijakan Anggaran pendapatan dan belanja
Pendapatan Dan desa dalam pelaksanaan
Belanja Desa Dalam pembangunan di Desa
Pelaksanaan Rassi Satu Kecamatan
Pembangunan Di Ratahan
Desa Rasi Satu
Kecamatan Rahatan
Kabupaten Minahasa
Tenggara
Secara umum kerangka berfikir yang hendak dibangun dalam penelitian ini
Landasan Operasional :
1
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN ANGGARAN FAKTOR-FAKTOR APA YANG
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDES) MEMPENGARUHI PELAKSANAAN
2016 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA (APBDES) 2020 DI DESA PUBASU
DESA PUBASU, KECAMATAN TOBU, KECAMATAN TOBU KABUPATEN TIMOR
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. TENGAH SELATAN.
1
1.5
1
BAB III
METODE PENELITIAN
suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi menjadi fokus perhatianya
akurat.
2
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan serta
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pada Umumnya Sumber data utama dalam
a. Wawancara
3
layak untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun yang menjadi Key
b. Observasi
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono: 2010:
gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian pada saat keadaan atau
sumber daya manusia, kondisi sarana dan prasarana yang ada, proses
Keuangan dan kondisi lain yang dapat mendukung hasil penelitian. Hal ini
sebenarnya.
c. Studi Dokumentasi
peristiwa yang telah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-
4
karya monumental dari seseorang. Secara sederhana metode dokumentasi
foto serta lampiran yang berguna sebagai informasi dalam penelitian ini.
SIMDA Keuangan.
d. Intrumen Penelitian
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
5
sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode
observasi.
analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
a. Pengumpulan
6
b. Reduksi Data
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal yang tidak
diperlukan.
c. Display Data
kualitatif adalah dengan teks dan naratif. Pada tahap ini peneliti
sistematis.
d. Pengambilan Kesimpulan
7
penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini data yang telah diproses
yang objektif .
8
DAFTAR PUSTAKA
http://theorykeuangandaerah.blogspot.com/2015/12/simda.html Diakses 20
Oktober 2021.
Wira Pangestu, Danu. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM).
(ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008 sim.pdf). Diakses 27 Januari
2017