Disusun Oleh
Kelompok 7
Dosen Pengampu:
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pengampu
2. Ibu Rini Herliani Sinuhaji, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pengampu
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
mampu menambah pengetahuan bagi pembaca.
TimPenulis
ii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 2
3.1.Kesimpulan..................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
Keuangandesa bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PADes), Alokasi
Dana Desa (ADD),dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan sumbersumber
pendapatan desa yang bersumber penyerahan urusan kewenangan kabupaten
kepada pemerintah desa. Pengelolaan keuangan desa bisa sangat sensitif di
kalangan masyarakat, maka dari itu diperlukan akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa agar tidak terjadi tudingan buruk terhadap aparatur desa. Sehingga
masyarakat mengetahui pengelolaan dan penggunaan keuangan desa pertahun.
Seiring dengan menguatnya akuntabilitas, maka akan meningkat pula transparansi
informasi kepada masyarakat luas sebagai pemenuhan hak publik.
1.2.Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Rivai dan Arifin (2010 : 681) pembiayaan atau financing adalah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncankan.
a. Penerimaan Pembiayaan
3
SiLPA antara lain berupa pelampauan penerimaan pendapatan terhadap
belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SilPA merupakan
penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:
b. Pengeluaran Pembiayaan
4
Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari Dana Cadangan;
Besaran dan rincian tahunan Dana Cadangan yang harus dianggarkan;
Sumber Dana Cadangan;
Tahun Anggaran pelaksanaan Dana Cadangan.
5
2.4 Dokumen yang terkait dengan Pembiayaan Desa
6
pemberian pinjaman - Nota kredit bank
- Surat Perintah
Membayar ( SPM )
- Surat Perintah
Membayar ( SPM )
- Surat Perintah
Membayar ( SPM )
- Perjanjian Pinjaman
7
1. BUKU RINCIAN PEMBIAYAAN
8
2.5 Pelaksanaan transaksi Pembiayaan Desa
Pelaksanaan Pembiayaan mencakup Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan.
Penerimaaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
9
2.6 Pencatatan Pembiayaan Desa
10
CONTOH : AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN
11
lembar @ Rp 500.000,oo dengan suku bunga 12%/tahun dibayar setiap 6 bulan
per 1 Maret dan 1 September (mulai 1 September 2015). Fungsi Akuntansi PPKD
mencatat :
12
CONTOH : AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN
13
Contoh 3 : Pembentukan Dana Cadangan. Tgl 2 Pebruari 2015, PPKD
menerbitkan Surat Perintah Pemindahbukuan dari Rekening Kas Daerah ke
Rekening Dana Cadangan Rp 2.000.000.000,oo sebagai tindak lanjut dari Perda
tentang Pemupukan Dana Cadangan Pembangunan Gedung Balai Kota untuk 5
(lima) tahun kedepan TMT Anggaran 2015 senilai Rp 10.000.000.000,oo, (Rp
2.000.000.000,oo/tahun). Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :
14
pembiayaan memiliki pengaruh terhadap belanja daerah. Kajian ini dianalisis
dengan menggunakan hasil telaah literatur dan hasil penelitian-hasil penelitian
yang telah dilakukan berkaitan dengan konsep tersebut.
SILPA yang ada pada periode tertentu di suatu daerah merupakan sisa
lebih atas penggunaan anggaran pada periode sebelumnya dan akan digunakan
untuk menutupi belanja daerah yang meliputi belanja langsung dan belanja tidak
langsung dimasa yang akan datang sehingga peranan SILPA berpengaruh besar
pada komposisi belanja daerah dimasa yang akan datang.
Pos penerimaan pembiayaan pada yang ada dapat berupa hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman dalam negeri, dan dari penerimaan
kembali pinjaman yang pernah diberikan pemerintah daerah kepada pihak lain.
Apabila pos penerimaan pembiayaan meningkat, maka akan dapat menutupi
defisit APBD yang ada. Sehingga defisit APBD apabila ditutupi oleh penerimaan
pembiayaan maka akan kembali surplus.
15
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam mengelola pembiayaan desa sebaik nya bendahara desa lebih teliti
dan memperhatikan standar jurnal yang ada sehingga hasil dari laporan
pembiayaan akan menjadi baik
16
DAFTAR PUSTAKA
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-
akuntansi-berbasis-akrual/modul3/04.SAPD-Pembiayaan.pdf
https://tedirustendi32.files.wordpress.com/2018/03/17-18-05-ak-pembiayaan-
sapd-ppkd.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/akuntansi_pembiayaan.pdf
17