Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Langkah-Langkah Pengembangan Desa”


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGITA MONALISA P01740322101
2. ANGGI TRI OKTALIA P01740322102
3. ARINI RAHMATIKA P01740322103
4. AYU FEBRIYANTI ANGGRAINI P01740322104
5. AYU WIDIA P01740322105
6. DEWI SUSANTI P01740322106
7. ELIZA FERAWATI P01740322107
8. ELLEN WIDYOWATI P01740322108
9. ERLA WIDIAWATI P01740322109
10. FADHILAH RAHAYU P017403221010

Dosen pengajar : Lusi Andriyani, SST, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIV ALIH JENJANG CURUP
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah merupakan salah satu
tugas dari mata kuliah “ Pemberdayaan Masyarakat”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Curup, Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Langkah-Langkah Pengembangan Desa ................................. 3
B. Praktik Pengumpulan Data (Pengkajian Keluarga)................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan desa merupakan salah satu pengembangan yang dapat
memperkenalkan potensi-potensi bagi suatu desa. Dalam hal ini
pengembangan desa harus mengetahui secara detail terkait karakteristik,
kelebihan dan kelemahan desa tersebut, sehingga pengembangan desa
wisatadapat sesuai dengan daya tarik yang akan dijual. Dalam hal ini,
penduduk lokal dapat ikut serta dalam pengembangan desa, sehingga dapat
dijadikan subjek dalam pengembangan desa.
Adapun sasaran pokok pengembangan pedesaan adalah terciptanya
kondisi ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara
mandiri dan berkelanjutan. Sasaran tersebut diupayakan secara bertahap
dengan langkah: pertama, peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan;
kedua, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa; ketiga, penguatan
lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa; keempat, pengembangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa; kelima, pengembangan sarana
dan prasarana pedesaan; dan keenam, pemantapan keterpaduan pembangunan
desa berwawasan lingkungan. Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya
adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan
peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat
kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat
mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia
(kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan desa?
2. Bagiamana praktik pengumpulan data (pengkajian keluarga)?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan desa
2. Untuk mengetahui praktik pengumpulan data (pengkajian keluarga)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah- Langkah Pengembangan Desa


1. Pengertian Desa Siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan, secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini dapat berarti
Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adapt-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap
kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan
lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.
2. Pelaksanaan dan langkah-langkah Desa Siaga
a. Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:
1) Penyusunan pedoman.
2) Pembuatan modul-modul pelatihan.
3) Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers
(TOT).
Provinsi:
1) Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten / Kota). Kabupaten /
Kota:
2) Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.

3
3) Penyelenggaraan pelatihan kader.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: Pusat:
1) Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Provinsi:
1) Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Kabupaten / Kota:
1) Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
2) Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka
penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Kecamatan:
1) Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.
c. Pemantauan dan Evaluasi
Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah
Pusat:
1) Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan
pengembangan Desa Siaga.
Provinsi:
1) Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
2) Melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
Kabupaten / Kota:
1) Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
2) Melaporkan hasil pemantauan ke Provinsi.
Kecamatan:
1) Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
2) Melaporkan pengembangan ke Kabupaten /Kota.
d. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu atau
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran

4
melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi
(pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap-tahap:
1) Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2) Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
3) Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak,
merencanakan dan melaksanakannya.
4) Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya
yang telah dilakukan.
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara
garis besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah
sebagai berikut:
a) Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan
lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan
para petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik
petugas teknis maupun petugas administrasi. Persiapan pada
petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan
yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi
setempat. Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas
yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama
dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku
kepentingan masyarakat.
b) Pengembangan Tim di Masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas,
tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau
bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik
berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau

5
sumber dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat
berjalan dengan lancar.
Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya
dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang
kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan yang
diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan financial
atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan
masyarakat dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga
Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan
lainnya, hendaknya lembagalembaga ini diikut sertakan dalam
setiap persemuan dan kesepakatan.
c) Survei Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD)
atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-
pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk
desanya. Survey ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka
masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan.
Dengan demikian, mereka menjadi sadar akan permasalahan yang
dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari
solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan
pembekalan keterampilan bagi mereka. Keluaran atau output dan
SDM ini berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta
daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka
membangun Poskesdes.

6
d) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa
(MMD) ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah
kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, diakitkan dengan
potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun
rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga. Inisiatif
penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh
masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan Desa
Siaga.
Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat.
Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha
yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan
kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya dalah daftar masalah kesehatan, data
potensial, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
individu /institusi yang diwakilinya, serta langkahlangkah solusi
untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-
masing Desa Siaga
e. Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
1) Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui
pertemuan khusus para pemimpin formal desa dan tokoh
masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan
secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan
kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.

7
2) Orientasi atau Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader
desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan.
Orientasi atau pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan pedoman orientasi atau pelatihan
yang berlaku. Materi orientasi atau pelatihan yang berlaku.
Materi orientasi atau pelatihan mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga
(sebagaiman telah dirumuskan dalam Rencana Operasional). Yaitu
meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan
pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan UBKM
lain, serta hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalinan
sehat, Siap-Antar-Jga, Keluarga Sadar Gizi, Posyandu, kesehatan
lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih
dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP),
kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-siagaan bencana, kejadian
luar biasa, warung obat desa (WOD), diversifikasi pertanian
tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman Obat
Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, PHS, dan lain-lain.
Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain Dalam hal ini,
pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari Polindes yang
sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan
dicantumkan dalam rencana kerja tentang alternative lain
pembangunan Poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana
Poskesdes tersebut akan diadakan, membangun baru dengan
fasilitas dari pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari
donator, membangun baru dengan swadaya masyarakat, atau
memodifikasi bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah
berhasil diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan membentuk
UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum ada di desa yang

8
bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang atau
tidak aktif.
3) Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan
telah dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga
resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan
Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem surveilans
berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju
KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan
kesehatan dasar (bila diperlukan).
Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain
seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada panduan
yang berlaku. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan
dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan
untuk perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya
secara lintas sektoral.
f. Pembinaan dan Peningkatan
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumber daya, maka
untuk memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring
kerjasama dengan berbagai pihak. Perwujudan dan pengembangan
jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM
secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar
Desa Siaga (minimal sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk
memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana
tukarmenukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi bersama.

9
Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas
sektor, khususnya dengan programprogram pembangunan yang
bersasaran Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah
keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu
dikembangkan upay-upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader
agar tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan
kebutuhan sosial psikologinya harus diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan kader-kader yang
masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu
untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji atau intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha. Untuk
dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan
dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga
perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register UKBM
(contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu dan
Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).
3. Pengertian Desa Siaga Aktif
Desa Siaga Aktif adalah pengembangan dari desa siaga yang ada tahun
2006 Kelurahan/ Desa Siaga Aktif adalah kelurahan/desa yang
penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar
yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah
tersebut seperti Pustu, Puskesmas atau sarana kesehatan yang lainnya.
4. Langkah-Langkah Pengembangan Desa Siaga Aktif
a. Peran aktif dari berbagai pihak mulai dari pusat, provinsi, kabupaten,
kota, kecamatan, sampai ke desa dan kelurahan
b. Persiapan Pengembangan Desa Siaga
Menurut (Hartono et al., 2010), dalam rangka persiapan untuk
pengembangan Desa Siaga Aktif perlu dilakukan sejumlah kegiatan
yang meliputi: pelatihan fasilitator, pelatihan petugas kesehatan

10
Analisis situasi perkembangan Desa Siaga Aktif, penetapan Kader
Pemberdayaan Masyarakat, serta pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.
1) Pelatihan Fasilitator
Dalam rangka pengembangan Desa Siaga Aktif diperlukan adanya
fasilitator di kabupaten dan kota. Fasilitator Pengembangan Desa
Siaga Aktif adalah Petugas Promosi Kesehatan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Kota yang
ditunjuk/ditugasi dan tenaga lain dari program pemberdayaan
masyarakat (seperti PNPM Mandiri), LSM, dunia usaha, atau
pihak-pihak lain. Pelatihan Fasilitator diselenggarakan oleh
Pemerintah Provinsi dengan materi pemberdayaan dan
pengorganisasian masyarakat dalam pengembangan Desa Siaga
Aktif.
2) Pelatihan Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan di kabupaten, kota, dan kecamatan adalah
pembina teknis terhadap kegiatan UKBM-UKBM di desa dan
kelurahan. Oleh sebab itu, kepada mereka harus diberikan pula
bekal yang cukup tentang pengembangan Desa Siaga Aktif.
c. Analisa Situasi
Perkembangan Desa Siaga Aktif
1) Analisis situasi perkembangan Desa Siaga Aktif dilaksanakan oleh
Fasilitator dengan dibantu pihak-pihak lain terkait.
2) Pelaksanaannya mengacu kepada petunjuk teknis yang dibuat oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan,
d. Penetapan Kader Pemberdayaan Masyarakat
Penyelenggaraan Desa Siaga Kepala Desa dan Perangkat Desa
lainnya bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah aparatur
penyelenggara pemerintahan desa. Oleh karena itu, kegiatannya
adalah memfasilitasi/memberikan dukungan dalam menyelenggarakan

11
pengembangan Desa Siaga/kelurahan Aktif, yang merupakan tugas
dari Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan kader kesehatan.
Sesuai kaidah akuntabilitas kinerja pemerintah desa, keberadaan
desa/kelurahan siaga aktif merupakan salah satu indikator kinerja
utama yang harus dilaporkan kepada BPD (Badan Permusyawaratan
Desa), Camat dan atau publik (masyarakat).
Oleh karenanya keberadaan desa siaga merupakan program utama
unggulan bagi pemerintah desa/kelurahan di bidang pembangunan
kesehatan, disamping indikator kesehatan lainnya. Bentuk fasilitasi
dan dukungan antara lain; penganggaran dalam alokasi dana desa,
persiapan sarana dan prasarana, penunjukkan kader, koordinasi
dengan pihak Puskesmas untuk melaksanakan pelatihan kader
pemberdayaan masyarakat, mengeluarkan surat keputusan atau
penetapan sebagai desa siaga aktif, membuat perencanaan kegiatan,
melaksanakan kegiatan dan pemantauan PHBS di masing-masing
rumah tangga.

B. Pengumpulan Data (Pengkajian Keluarga)


Desa atau Kelurahan Siaga Aktif sangat penting sekali melakukan SMD
dan MMD demi meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat
Desa/Kelurahan tersebut. Adapun contoh pelaksanaan MMD di
Desa/Kelurahan Siaga Aktif, sebagai berikut :
RENCANA KEGIATAN MMD DESA SUKA RAMAI
No Waktu dan Tempat Pokok Pembahasan Tamu Undangan
1. Senin, 03 Januari 1. Permasalahan Kesehatan 1. Camat Kec.
2023 dari masing-masing Curup
Tempat : Balai RT/RW atau Kepala 2. Kepala Desa
Desa Suka Ramai Dusun Suka Ramai
Kecamatan Curup 2. Penentuan prioritas 3. Sekretaris Desa
masalah Kesehatan Suka Ramai
3. Diskusi alternatif 4. Bendahara Desa

12
pemecahan masalah Suka Ramai
kesehatan 5. Staf dan Sub
4. Penyusunan rencana kerja Bidang
untuk mengatasi masalah Pemerintahan
Kesehatan yang Desa Suka Ramai
ditemukan 6. Bidan Desa Suka
5. Penetuan sumber daya Ramai
yang dapat mengatasi 7. Kepala Puskesmas
masalah Kesehatan Curup
6. Pelaksanaan penyelesaian 8. Tim UKM (Upaya
masalah Kesehatan Kesehatan
prioritas Masyarakat)
Puskesmas Curup
9. Kepala Dusun 1
s.d Dusun 5 di
Desa Suka Ramai
10. Imam dan Tokoh
Masyarakat di
Desa Suka Ramai
11. Babinsa dan
Babinkhatibmas
Desa Suka Ramai
12. BPBD Desa Suka
Ramai

PELAKSANAAN MMD DESA SUKA RAMAI

13
Notulensi Pelaksanaan Kegiatan :
1. Pembukaan
Acara MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) pada hari ini, Senin 03
Januari 2023 di Balai Desa Suka Ramai Kecamatan Curup di buka oleh
Bapak Camat Kecamatan Curup. Harapanya semua tamu yang hadir dapat
memberi kontribusi untuk menyampaikan permasalahan-permasalahan
yang ada di Desa Suka Ramai ini.
2. Doa oleh Bapak Imam Desa Suka Ramai Kecamatan Curup
3. Kata Sambutan Kepala Desa Suka Ramai Kecamatan Curup
Kepala Desa membuka acara secara resmi dan mengharapkan partisipasi
dari semua tamu undangan yang hadir.
4. Pelaksanaan Diskusi Tanya Jawab dan Perumusan Masalah Potensial
- Dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah Kesehatan berupa :
a. Pembuangan sampah rumah tangga yang tidak di jemput ke rumah
dikarenakan motor sampah sudah tidak beroperasi lagi untuk Dusun 1,
Dusun 2 dan Dusun 3.
b. Permintaan warga Dusun 4 untuk penutupan tempat sampah umum
yang ada di Dusun 4 karena mengganggu, banyak warga lain
membuang sampah di sana.
c. Terdapat bayi balita yang tidak mau ke Posyandu karena Lokasi
Posyandu di pindahkan ke Balai Desa, sedangkan banyak bayi balita
terdapat di Dusun 1 dan 2 yang cukup jauh dari Balai Desa.
d. Anak-anak remaja belum memiliki kegiatan social di Desa yang dapat
menunjang perilaku hidup bersosial dan bermasyarakat.
- Masalah Potensial dapat ditentukan berdasarkan Skor sebagai berikut :
a. Pembuangan sampah rumah tangga yang tidak di jemput ke rumah
dikarenakan motor sampah sudah tidak beroperasi lagi untuk
Dusun 1, Dusun 2 dan Dusun 3.
b. Terdapat bayi balita yang tidak mau ke Posyandu karena Lokasi
Posyandu di pindahkan ke Balai Desa, sedangkan banyak bayi
balita terdapat di Dusun 1 dan 2 yang cukup jauh dari Balai Desa.

14
c. Anak-anak remaja belum memiliki kegiatan social di Desa yang
dapat menunjang perilaku hidup bersosial dan bermasyarakat.
(Lembar Scor terlampir)
5. Dilanjutkan dengan Penyusunan rencana kerja untuk mengatasi masalah
Kesehatan yang ditemukan
6. Penetuan sumber daya yang dapat mengatasi masalah Kesehatan
7. Pelaksanaan penyelesaian masalah Kesehatan prioritas

Dapat disimpulkan penyusunan prioritas masalah kesehatan yang ada di


Desa/Kelurahan Siaga Aktif dapat dilaksankan dengan MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa)

a. Pembuangan sampah rumah tangga yang tidak di jemput ke rumah


dikarenakan motor sampah sudah tidak beroperasi lagi untuk Dusun 1,
Dusun 2 dan Dusun 3.

15
Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

Sifat masalah 2/3x1 1 2/3 Ancaman pembuangan sampah rumah tangga


sangat menimbulkan masalah jika tidak di
buang pada tempatnya

Kemungkinan 2/2x2 2 2 Masalah sebenarnya dapat diubah, tetapi


masalah dapat secara bertahap, sesuai dengan pemahaman
diubah keluarga dengan pembuatan pupuk kompos

Potensi masalah 3/3x1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan pembuatan


utk diubah pupuk kompos dan pemilahan sampah

Menonjolnya 1/2x1 1 1/2 Warga merasa sebagai masalah utama di


masalah lingkungannya

Jumlah 5 6

b. Permintaan warga Dusun 4 untuk penutupan tempat sampah umum


yang ada di Dusun 4 karena mengganggu, banyak warga lain
membuang sampah di sana.

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

Sifat masalah 1/1x1 1 1 Ancaman pembuangan sampah rumah tangga


sangat menimbulkan masalah jika tidak di
buang pada tempatnya

Kemungkinan 2/2x2 2 2 Masalah sebenarnya dapat diubah, tetapi


masalah dapat secara bertahap, dengan penutupan lokasi
diubah pembuangan sampah

Potensi masalah 3/3x1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan penutupan


utk diubah lokasi pembuangan sampah

Menonjolnya 1/1x1 1 1 Warga merasa sebagai masalah utama di


masalah lingkungannya

Jumlah 5 4

16
c. Terdapat bayi balita yang tidak mau ke Posyandu karena Lokasi
Posyandu di pindahkan ke Balai Desa, sedangkan banyak bayi balita
terdapat di Dusun 1 dan 2 yang cukup jauh dari Balai Desa.

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

Sifat masalah 2/1x1 1 2 Ancaman rendahnya capaian kunjungan


posyandu menyebabkan rendahnya deteksi
dini masalah kesehatan

Kemungkinan 3/3x1 2 1 Masalah sebenarnya dapat diubah, tetapi


masalah dapat secara bertahap, sesuai dengan pemahaman
diubah keluarga tentang pentingnya posyandu

Potensi masalah 3/3x1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan edukasi dan


utk diubah penyuluhan tentang pentingnya bayi balita
pergi ke posyandu
Menonjolnya 2/2x2 1 1/2 Masih rendahnya capaian kunjungan bayi
masalah balita ke posyandu

Jumlah 5 4 1/2

d. Anak-anak remaja belum memiliki kegiatan social di Desa yang dapat


menunjang perilaku hidup bersosial dan bermasyarakat.

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan

17
Sifat masalah 2/3x1 1 2/3 Ancaman kurangnya stimulus kegiatan social
bagi anak remaja menyebabkan perilaku
hidup bersosial yang kurang di masyarakat

Kemungkinan 2/2x2 2 2 Masalah sebenarnya dapat diubah, tetapi


masalah dapat secara bertahap, sesuai dengan pemahaman
diubah anak keluarga

Potensi masalah 3/3x1 1 1 Masalah dapat dicegah dengan pembuatan


utk diubah kegiatan olahraga Bersama, pengajian
Bersama ataupun kerja bakti Bersama
Menonjolnya 1/2x1 1 1/2 Warga merasa sebagai masalah utama di
masalah lingkungannya karena cenderung remaja
memilih untuk memiliki dunianya sendiri dan
mengabaikan lingkungan sekitar
Jumlah 5 6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

18
Kebijakan perencanaan pengembangan desa merupakan suatu
pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih
dalam perencanaan pelaksanakan (memanage) pengembangan di desa
yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat
sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Pengembangan
Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu
keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat
peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga
masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek
mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran
bermasyarakat dan bernegara.
B. Saran
Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tidak sepenuhnya
sempurna, untuk itu penulis mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran yang baik. Harap maklum jika terdapat
adanya beberapa kejanggalan dan ketidaksempurnaan makalah. Atas
perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI 2006 Modul Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai