Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN KAPASITAS

KELEMBAGAAN KAMPUNG ADAT DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

Dosen Pengampu
Harisan Boni Firmando, M.Si

Di Susun Oleh;
Ilham Assaukhan (0604182042)

SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang
diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini, setelah melalui
banyak ujian dan rintangan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi
Muhammad SAW.

Setelah melalui perjuangan yang sangat melelahkan, dan telah menguras banyak waktu,
fikiran, tenaga, bahkan materi, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas untuk memenuhi
syarat. Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan banyak rahmat
dan kesabaran dalam proses penulisan makalah ini. saya semakin menyadari bahwa dalam
melakukan hal apapun dibutuhkan ketekunan, kesabaran, dan ketelitian.

Dalam makalah ini saya akan membahas PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI


PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KAMPUNG ADAT DI
KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU Namun demikian, saya menyadari bahwa apa yang
telah kami tulis dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itulah kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan analisis yang saya sajikan dalam makalah
ini. Semoga makalah yang telah dibuat ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 21 juli 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3. Tujuan penelitian ...................................................................................2

1.4. Manfaat penelitian .................................................................................2

BAB II : KERANGKA TEORITIS.......................................................................3

2.1 Pemberdayaan Masyarakat..............................................................................3

2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat.................................................................4.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................7

3.1. Objek Penelitian ..............................................................................7

3.2...............................................................................................Tahap Persiapan
...........................................................................................................7
3.3.......................................................................................Metode pengumpulan Data
...........................................................................................................8

BAB IV: PENUTUP ..............................................................................................9

4.1. KESIMPULAN.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa memiliki peranan penting dan strategis dalam penyelenggaraan otonomi
daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah membawa perubahan positif terhadap sistem pemerintahan
yang desentralistik serta semakin memperjelas posisi Pemerintah Desa sebagai
bagian dari Pemerintah Kabupaten/Kota. Berdasarkan Undang-Undang No. 6
Tahun 2014 tentang Desa
Adapun tujuan dari pengaturan desa adalah
1. memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan
keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
2. memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia;
3, melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
4, mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
5. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka,
serta bertanggung jawab;
6. meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
7. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan
masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari
ketahanan nasional;
8. memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional; dan
9. memperkuat masyarakat Desa sebagai subyek pembangunan. Melalui
pengaturan Desa tersebut diharapkan mampu mewujudkan pembangunan desa
yang lebih efektif dan inklusif serta menyumbang terhadap percepatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Di Provinsi Riau sendiri yang memiliki karakteristik kuat terkait kebudayaan
Melayu mempunyai sebutan Desa Adat yang bervariasi seperti empuh dipimpin
penghulu, Kebatinan dipimpin oleh Batin, Negeri dipimpin oleh Penghulu Negeri
dan Kampung Adat dipimpin oleh Penghulu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembentukan Kampung Adat di Kabupaten Siak Provinsi Riau?

2. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kapasitas


kelembagaan Kampung Adat di Kabupaten Siak Provinsi Riau?

1.3. Tujuan penelitian

Agar penghitungan lingkup permasalahan dalam penelitian lebih terarah, perlu dilakukan
batasan-batasan permasalahan, yaitu:

1. Untuk Mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat melayu terhadap adat melayu riau
2. Untuk mendapatkan solusi alternatif Bagi masyarakat yang tidak perduli terhadap adat
melayu riau
3. Untuk mengetahui Mengapa masyarakat sudah tidak perduli dengan adat

1.4. Manfaat penelitian

Untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa pentingannya adat di kehidupan


bermasyarakat karena adat merupakan warisan yang harus dijaga agar tidak melupakan suatu
tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tua terdahul yang di anggap baik untuk kelangsungan
dan keamanan di sebuah desa
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi saat ini telah banyak diterima, bahkan
mengalami perkembangan dalam berbagai literatur di dunia barat. Pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered,
participatory, empowering, and sustainable”, maka upaya pemberdayaan masyarakat semakin
menjadi kebutuhan dalam setiap upaya pembangunan. Paradigma pembangunan nasional
telah bergeser dari pengutamaan pendekatan top down kearah lebih memperkuat proses-
proses pembangunan dari bawah yang lebih mengedepankan peran aktif masyarakat, yaitu
menempatkan masyarakat sebagai titik sentral pembangunan (people central development).
Program pembangunan yang dilaksanakan merupakan jawaban kebutuhan masyarakat
setempat. sedangkan program pemberdayaan masyarakat, merupakan usaha untuk
memperkuat kapasitas masyarakat agar mampu mewujudkan dan meningkatkan harkat,
martabat dan taraf hidup masyarakat setempat. Menurut World Bank Pemberdayaan
merupakan upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok
masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara atau menyuarakan pendapat, ide,
gagasan-gagasannya serta kemampuan dan keberanian untuk memilih suatu metode, produk
dan tindakan yang terbaik bagi pribadi, keluarga dan masyarakatnya. Dengan kata lain
pemberdayaan masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap
kemandirian masyarakat. Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya
peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggir) untuk menyampaikan
pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi,
mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat demi
perbaikan kehidupannya.

2.2 Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas
dan harus dicapai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu
dilandasi dengan strategi kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam pengertian sehari-hari, startegi diartikan sebagai langkah langkah atau
tindakan tertentu yang dilaksanakan demi tercapainya suatu tujuan atau penerima manfaat
yang dikehendaki. Oleh karena itu pengertian strategi sering rancu dengan metode, teknik,
atau taktik.

Strategi pemberdayaan masyarakat, pada dasarnya mempunyai arah, yaitu8:

1) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

2) Pemantapan otonomi dan pedelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang


mengembangkan peran serta masyarakat.

3) Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial, ekonomi (termasuk


didalam kesehatan), budaya, dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat.

Dengan demikian pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan startegi sebagai


berikut:

1) Menyusun instrumen pengumpulan data

2) Membangun pemahaman, komitmen untuk mendorong kemandirian individu, keluarga dan


masyarakat.

3) Mempersiapkan sistem informasi, mengembangkan sistem analisis, intervensi, monitoring,


dan evaluasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Jenis penelitian deskriptif diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah
penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti seperti seseorang, lembaga
ataupun masyarakat sebagaimana adanya, berdasar fakta – fakta yang ada. Jenis penelitian
deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat – sifat suatu individu, keadaan gejala
atau kelompok atau masyarakat tertentu, atua menentukan frekuensi atau penyebaran gejala
sosial dalam masyarakat, hal ini bergantung dari banyak sedikitnya pengetahuan tentang
masalah yang bersangkutan.

3.2 TAHAP PERSIAPAN

Mengumpulkan data dari beberapa sumber yakni media internet dan pemahaman penulis
dengan mencari bahan dari suku adat melayu riau
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kapasitas kelembagaan baik


kelembagaan pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat juga disusun oleh
Pemerintah Kabupaten Siak. Berbagai kegiatan ini telah menunjukkan adanya strategi
pemberdayaan yang dilakukan oleh BPMPD yang berbentuk peningkatkan kapasitas
kelembagaan pemerintahan kampung dan lembaga kemasyarakatan kampung, namun
kembali lagi BPMPD belum secara spesifik menyusun kegiatan yang berkaitan langsung
dengan Kampung Adat diakibatkan belum didapatnya Kode Kampung Adat tersebut.
Ditingkat Pemerintah Kampung juga telah disusun dokumen perencanaan pembangunan dan
telah memasukkan program-program yang berkaitan dengan pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat namun masih menggunakan nomenklatur sebelumnya yaitu
Desa/Kampung

Anda mungkin juga menyukai