KEMITRAAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya serta kemudahan yang
diberikan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul. “Kemitraan Dalam
Mewujudkan Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya untuk itu saran beserta kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Good Governance............................................................................... 3
B. .Pemberdayaan Masyarakat................................................................ 4
C. Kemitraan ........................................................................................... 9
D. Dimensi-Dimensi Kemitraan................................................................. 17
E. Kemitraan Antara Pemerintah Desa dengan BPD............................... 17
F. Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat..........................................18
BAB II PENUTUP ....................................................................................... 19
A. Kesimpulan......................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat yang
Karena ketidak mampuannya baik karena faktor internal maupun eksternal. Pemberdayaan
diharapkan mampu mengubah tatanan hidup masyarakatk earah yang lebih baik, sebagai man
acita-cita bangsa untuk mewujud kan masyarakat yang adil, demokratis, sejahtera dan maju.
Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi agenda penting pemerintah, terutama sebagai
kelanjutan dari kegagalan konsep pembangunan masa lalu. Tidak hanya pemerintah, tapi
dunia usaha juga memiliki program pemberdayaan masyaraka tsebagai bentuk tanggung
jawab social mereka terhadap masyarakat, (Corporat Social Responsibility/CSR). Namun hal
ini sering kali bertentangan dengan kenyataan dilapangan. Program pemberdayaan kurang
mengenasasaran, karena sering dilakukan secaracharity, ditambah lagi program pemberdayaan
malah menguras dan “memperdayai” rakyat. Sehingga praktek korupsi semakin merajalela,
yang kaya semakin berkuasa, yang miskin semakin tidak berdaya.
Kemitraana dalah suatu bentuk kerja sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkat kan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha
tertentu atau tujuan tertentu sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Kemitraan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melalui model-model dalam penerapan
Desa siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak
tahun 2006. Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya
dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan
setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau saranak esehatan yang ada di
wilayah tersebut seperti Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya, penduduk mengembangkan Usaha
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat
(Kemenkes RI, 2010).
Pengembangan desa siaga aktif ini telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Desa Siaga. Dalam pengembangan desa siaga aktif diperlukan langkah-langkah
pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani
proses pembelajarannya yang berupa proses pemecahan masalah yang dihadapi melalui
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) sebagai embrio atau titik awal
pengembangan desa menuju desa/kelurahan siaga aktif (Misnaniarti, 2011).
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki criteria dan tingkatan yang perlu dicapai,
pentahapan dari Desa Siaga Aktif terdiri dari Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Semakin tinggi tingkatan Desa Siaga aktif di suatu desa maka semakin tinggi pembangunan
kesehatan di wilayah tersebut yang ditunjukkan dengan peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan (Ismawati,
2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemitraan?
2. Bagaimana kemitraan dalam mewujudkan desa dan kelurahan?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami dan mengetahui tentang kemitraan
2. Dapat memahami dan mengetahui kemitraan dalam mewujudkan desa dan kelurahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Good Governance
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan
penerapannya untuk menunjang pembangunan yang stabil (dengan syarat utama efisien)
serta relatif merata. Menurut Sedarmayanti (2009) setiap pelaku good governance
memiliki peran dan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan hidup bernegara, yaitu
1. Negara (state) berperan untuk menciptakan lingkungan politik dan hukum yang
kondusif bagi tercapainya tujuan pembangunan pada tingkat lokal, nasional, maupun
2. Sektor swasta berperan untuk menciptakan pekerjaan dan pendapatan. Peran sektor
dan politik.
B. Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat lokal. Maka masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap pelaksanaan, dan
evaluasi program yang mereka lakukan. Hal ini berarti, menempatkan masyarakat sebagai
aktor (subyek) pembangunan dan tidak sekedar menjadikan mereka sebagai penerima pasif
tanpa adanya kesan bahwa perkembangan itu adalah hasil kekuatan eksternal, masyarakat
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang
makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi sosial
Pemberdayaan masyarakat melalui BKM juga meliputi kegiatan penguatan kapasitas dari
tersebut diberikan oleh BKM seperti pelatihan keterampilan, dan pengelolaan keuangan.
(Sulistyani, 2004:8) :
1. Tahapan penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
penyadaran pada potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang dapat dikembangkan, dan
mengembangkan potensi yang dimiliki melalui usaha mereka sendiri, dan pada proses
yang ketiga merupakan proses yang masyarakat telah menyadari dan mampu untuk
hingga pelaksanaan tidak hanya dikontrol dan dimonopoli oleh pihak BKM, namun
senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak
yang diberdayakan dan pihak yang memberdayakan (Sumodiningrat, 1999). Dalam proses.
perencanaan hingga pelaksanaan tidak hanya dikontrol dan dimonopoli oleh pihak BKM,
senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak
yang diberdayakan dan pihak yang memberdayakan (Sumodiningrat, 1999). Dalam proses
pemberdayaan.
a. tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar serta peduli sehingga
agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil
kemandirian.
C. Kemitraan
partnership yang berasal dari suku kata partner yang berarti kawan, sekutu atau mitra.
Secara definisi, kemitraan adalah suatu bentu kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa
saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang
usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Kemitraan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melalui model-model dalam penerapan.
kemitraan itu sendiri. Menurut Sulistiyani (2004), model-model kemitraan terbagai atas
sebagai berikut :
Merupakan persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun tidak
sesungguhnya melalukan kerjasama secara seimbang satu dengan yang lain. Bahkan
ada satu pihak yang belum tentu memahami secara benar akan makna sebuah
kerjasama yang dilakukan, dan untuk tujuan apa itu semua dilakukan serta disepakati.
Ada sesuatu yang unik dari semacam kemitraan ini, bahwa kedua belah pihak atau
lebih sama-sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, akan tetapi pihak-pihak
yang bermitra belum tentu mengerti dan memahami substansi yang diperjuangkan dan
Merupakan persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek
akan mencapai tujuan secara optimal. Berawal dari pemahaman akan pentingnya
melakukan kemitraan, dua organisasi atau kelompok atau lebih yang memiliki status
sama atau berbeda melakukan kerjasama. Manfaat saling silang antara pihak-pihak
dalam mewujudkan visi dan misinya, dan sekaligus saling menunjang satu dengan
yang lain.
melakukan konjungsi untuk mendapatkan energi dan kemudian terpisah satu sama lain
dan selanjutnya dapat melakukan pembelahan diri. Bertolak dari analogi tersebut,
di dalam melakukan usaha atau kegiatan dapat melakukan kemitraan dengan model ini.
persekutuan antara dua pihak atau lebih yang sama-sama memiliki kelemahan di dalam
melakukan usaha atau mencapai tujuannya. Kedua pihak atau lebih dapat melakukan
pendapatan, dan ketimpangan antar wilayah yang dibangun atas landasan saling
a) kemitraan makro. Kemitraan ini merupakan kontribusi yang bersifat antar sektor
pelayanan public. Kemitraan makro ini dapat dilihat dalam lingkup internasional
menghadapi era globalisasi yang mengarah kepada sitem ekonomi yang membuka
Negara lain.
untuk menyediakan dan pihak swasta diberi kesempatan untuk terlibat dalam
oleh masyarakat dalam skala menengah dan kecil, guna menopang atau
tidak dijangkau atau tidak dapat diserahkan kepada pihak swasta. Hasil
kegiatan lainnya.
yang belum berkembang. Perhatian khususn diberikan kepada wilayah yang secara
Menurut setiawan (2002) (setiawan, bakti. 2002. Materi perkuliahan metode dan
(studi pembngunan pasar kasombi bandung. Tesis map ugm))) terdapat empat
sponsor atau dukungan, umumnya berupa dana, untuk beerapa kegiatan yang
akan mempunyai sedikit atau sama sekali efek terhadap proses partisipasi.
Sementara kontribusi dana selalu merupakan hal yang esensial bagi suksesnya
kegiatan.
peserta atau mitra melakukan pembagian kerja, tidak hanya dalam pengambilan
dapat begitu tinggi, pihak yang bermitra saling berbagi sumber daya namun
mengelola sumber daya atau lingkungan secara aktif mencari masukan dari
memberikan saran pada instansi public tentang isu atau kebijakan khusus.
Kontrol jelas masih dipegang instansi public yang mempunyai kebebasan untuk
yang diterima oleh semua pihak, inforasi, dana dan tenaga saling dipertukarkan.
pemerintah.
Dalam pelaksanaan program plpbk, pemerintah memiliki peranan yang
program. Begitu juga peran masyarakat yang cukup penting khususnya dalam
memfasilitasi terealisasinya dan bantuan dari world bank kepada masyarakat serta
(pjok) berada pada tingkat kota. Di tingkat kecamatan, camat melakukan kontrol
dan pengawasan secara umum pelaksanaan program serta ikut bertanggung jawab
kondisi positif bagi pengembangan kegiatan bkm dan ksm/ panitia kemitraan yang
ada dalam program, dan melakukan pengawasan kegiatan bkm dan ksm/ panitia
Peran masyarkat dalam hal ini masyarakat lokal secara keseluruhan diharapkan
bias.
berperan penuh untuk aktif dalam proses pemberdayaan, mendukung kegiatan
Pengertian kemitraan
bisnis yang dilakukan dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
Kemitraan adalah hubungan kerjasama yang terjadi antara civil society, pemerintah
dan swasta dalam rangka mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada prinsip
2004. Inovasi, partisipasi dan good governance. Yayasan obor Indonesia, jakarta)
Jadi, kemitraan dapat dilakukan jika terdapat dua pihak atau lebih yang ingin
bekerjasama, memiliki kesamaan visi dan misi, terjadi kesepakatan satu dengan
yang lain dan tentunya memberikan dampak yang positif bagi masing-masing pihak.
D. Dimensi-dimensi Kemitraan
Mengenai kemitraan ini, Butler dan Waldroop mengemukakan beberapa dimensi kemitraan
hubungan kerja sebagai berikut1:
1. Pengaruh: professional yang menikmati pekerjaan mereka dan senang mengembangkan
dan memperluas area pengaruh mereka. Mereka senang dalam hal persuarsi, negosiasi dan
memegang informasi dan ide-ide penting. Tipikal bagi negosiator pembuat
kebijakan/keputusan.
2. Fasilitas interpersonal; orang-orang yang senang dengan aspek interpersonal dalam situasi
pekerjaan. Mereka secara intuitif berfokus pada pengalaman orang lain dan mereka bisa
bekerja di belakang layar. Degan cara in mereka membuat rekan-rekan sekerjanya menjadi
berkomitmen dan terikat untuk megerjakan proyek dengan lancar. Tipikal bagi manajer
SDM.
4. Kepemimpinan tim: orang-orang ini ingin melihat orang lain dan berinteraksi dengan
mereka. Mereka menyukai pekerjaan manajemen dan bekerja dalam tim berenergi tinggi
dalam situasi yang padat. Tipikal bagi manajer program dan manajer delivery.
Pada awalnya sering terjadi ketidakharmonisan antara Pemerintah Desa dan BPD
karena2:
1. Cara pemahaman peraturan yang kurang menyeluruh dan kurang baik yang disebabkan
oleh tingkat pengetahuan dan pendidikan yang relatif rendah sehingga pemahaman
terhadap UU hanya sepotong-sepotong,
2. Banyak terjadi ketidak-disiplinan terhadap tata tertib yang dibuat oleh mereka sendiri,
3. Kesalahpahaman terhadap hak dan kewajiban mereka.
1
2
F. Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah jenis dan jumlah sumber daya yang dimilikioleh masing-
masing unsur yang menjalin kemitraan meliputi sumber dayamanusia, sumber daya
lainnya seperti dana, sistem informasi, teknologi danlain sebagainya.
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya merupakan kegiatan-kegiatanuntuk membangun
hubungan kemitraan. Kegiatan membangun kemitraandapat dilakukan melalui sebuah
pertemuan dengan tahapan diantaranyaa.penjajakan sosialisasi/advokasic. Di bangunnya
kesepakatan pertemuan mendalam dan penyusunan rencana kerja.
3. Output
yang dimaksud pada kemitraan yaitu terbentuknya jangringan kerja atau networking
,aliansi atau forum. Disamping itu pada output kemitraan juga terdapat penguraian tugas,
fungsi dan tanggungjawab masing-masinganggota mitra
4. Outcome
adalah dampak dari kemitraan terhadap peningkatan kesehatanmasyarakat. Oleh karena
itu,outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-indikator derajat kesehatan masyarakat,
yang merupakan akumulasi dampakdari upaya-upaya lain disamping kemitraan. Contoh
dari outcome kemitraanyaitu meningkatnya status gizi balita, meningkatnya cakupan asi
eksklusifdimasyara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dankemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (menjelaskan
lebih rinci bahwa secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar "daya" yang
berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau
kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Berdasarkan beberapa
pengertian pemberdayaan yang dikemukakan tersebut, makadapat disimpulkan bahwa
pada hakekatnya pemberdayaan adalahs uatu proses dan upaya untuk memperoleh atau
memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan masyarakat lemah
agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta
masalah yang dihadapi dan sekaligus memili hal ternatif pemecahnya dengan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri.
Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang
usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.
Kemitraan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melalui model-model dalam
penerapan
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan, karena
kurangnya referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagi
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi. Demikian makalah ini kami buat untuk
menambah pengetahuan dan informasi yang dapat berguna demi kepentingan bersama,
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan
Sosial.Jakarta :Gramedia.