Anda di halaman 1dari 32

Makalah

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disusun Oleh : Kelompok II

FERA RAHMATI

AYUNA DESI

TIARA FERNANDA

NURHAYATI

MAULITA ZIKRYA

RIMA SUGIMI

Dosen Pembimbing : DIAH FITRIYANTI S, Tr. Keb

PRODI DIII KEBIDANAN MEULABOH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN

ACEH BARAT

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.Dan tidak lupa,
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makal ah ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Meulaboh, 04 Februari 2021

Kelompok II

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAN.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1


B. Rumusan Makalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat......................................................4


B. Ruang Lingkup..........................................................................................7
C. Tujuan........................................................................................................9
D. Tipe Masyarakat........................................................................................11
E. Kelompok Masyarakat..............................................................................13
F. Struktur Masyarakat..................................................................................17

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21

DAFTAR PSTAKA.............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perhatian terhadap permasalahan kesehatan terus dilakukan terutama dalam

perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma

sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang sakit menjadi

sehat, menekankan pada kuratif dan rehabilitatif, sedangkan paradigma sehat

merupakan upaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada pelayanan

promotif dan preventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan kesehatan, juga

akan merubah pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan tidak

mengesampingkan peran pemerintah dan petugas kesehatan. Perubahan

paradigma dapat menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam

pencapaian derajat kesehatan. Dengan peruahan paradigma sakit menjadi

paradigma sehat ini dapat membuat masyarakat menjadi mandiri dalam

mengusahakan dan menjalankan upaya kesehatannya, hal ini sesuai dengan visi

Indonesia sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menadi sehat sudah

sesuai dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,

bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat. Setiap orang berkewajiban

ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan

1
masyarakat setinggi – tingginya. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan

dan mendorong peran serta aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya

kesehatan.

Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masayrakat

merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan kesehatan di

bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat

merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan

(empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk

dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan

kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan

mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau

proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh,

dan untuk” masyarakat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian pemberdayaan Masyarakat?

2. Bagaimana Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat?

3. Apakah tujuan dari pemberdayaan masyarakat?

2
4. Bagaimanakah Tipe Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat?

5. Bagaimanaka Kelompok Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat?

6. Bagaimakah Struktur Masyarakat dalam pemberdayaan Masyarakat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemberdayaan Masyarakat.

2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat

3. Untuk mengetahui tujuan dari pemberdayaan masyarakat

4. Untuk mengetahui Tipe Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat

5. Untuk mengetahui Struktur Masyarakat dalam pemberdayaan Masyarakat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).

Berdasarkan tinjauan istilah, konsep pemberdayaan masyarakat mencakup

pengertian community development (pembangunan masyarakat) dan community-

based development  (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat) dan tahap

selanjutnya muncul istilah pembangunan yang digerakkan masyarakat

(Sukandarrumidi, 2007). Menurut Cornell Empowerment Group Pemberdayaan

didefinisikan sebagai suatu proses sengaja yang berkelanjutan, berpusat pada

masyarakat lokal, dan melibatkan prinsip saling menghormati, refleksi kritis,

kepedulian, dan partisipasi kelompok dan melalui proses tersebut orang-orang

yang kurang memiliki bagian yang setara akan sumber daya berharga memperoleh

akses yang lebih besar dan memiliki kendali akan sumber daya tersebut  (Perkin

dan Zimmerman, 1995).

4
Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan pemberdayaan masyarakat

atau community development (CD) intinya adalah bagaimana individu, kelompok

atau  komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka.

Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai upaya yang disengaja untuk

memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan

mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan

networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan

kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial.

Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan

kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat

kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan

kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012).

Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan

dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar

berperan serta secara aktif.

Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sektor utama, yaitu ekonomi,

sosial (termasuk di dalamnya bidang pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya),

dan bidang lingkungan. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep

yaitu masyarakat sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi

5
yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah

pertokoan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

Harry Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana pembangunan

selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringankerja, dan

keadilan. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu

dan sosial. Isbandi Rukminto Adi (2008) menyatakan pembangunan masyarakat

digunakan untuk menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia sering

dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa dengan mempertimbangkan

desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara sehingga pengembangan

masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan konsep pengembangan masyarakat

lokal (locality development).

UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu wujud nyata

peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata

mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes,

POD (pos obat desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat

keluarga), dana sehat dan lain-lain.

B. Ruang Lingkup

Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif dan simultan

sampai ambang tercapainya keseimbanagan yang dinamis antara pemerintah dan

6
yang di perintah. Menurut indraha dalam I Nyoman Sumaryadi (2015:145)

diperlukan berbagai program pemberdayaan, yaitu :

1.  Pemberdayaan politik

Bertujuan untuk meningkatkan bargaining position ynag di perintah terhadap

pemerintah. Melalui bargaining tersebut ynag diperintah mendapatkan apa yang

merupakan haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan,dan kepedulian tampa

merugikan orang lain.

Contohnya : ketika diadakannya pemilihan presiden masyarakat diberdayakan

yaitu dengan cara masyarakat ikut dalam pemilihan tersebut.

2. Pemberdayaan ekonomi

Dimaksutkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan yang di perintah

sebagai konsumen untuk berfungsi sebagai penanggung dampak negative

pertumbuhan, pemikul beban pembangunan dan penderita kerusakan lingkungan.

Contohnya : bidan membantu masyarkat dalam kebutuhan ekonomi khususnya

ibu-ibu yang ada di masyarakat suatu desa dengan cara mengajak ibu-ibu untuk

membuat kue, dimana kue tersebut mengandung banyak vitamin, protein yang

tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan dan juga diperjual belikan.

3. Pemberdayaan social budaya

Bertujuan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melalui human

infestment guna meningkatkan nilai manusia dan perilaku seadil-adilnya terhadap

manusia.

7
Conyohnya : bidan memberdayakaan masyarakat dengan cara meluruskan

pandangan mereka terhadap suatu adat istiadat dimana dalam adat istiadat tersebut

seorang ibu dilarang mengonsumsi makanan yang sebernanya makanan tersebut

sangatlah dibutuhkan oleh ibu tersebut.

4. Pembedayaan lingkungan

Pembedayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program perawatan dan

pelestarian lingkungan, supaya antara yang diperintah dan lingkungannya terdapat

hubungan saling munguntungkan.

Untuk keberhasilan penyelenggaraan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat

bidang kesehatan lebih difokuskan pada :

a. Meningkatnya perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk Hidup

Bersih dan Sehat.

b. Meningkatkannya kemandirian masyarakat dalam sistem peringatan dini,

penanggulangan dampak kesehatan akibat kurang atau tidak terlaksananya

pemberdayaan lingkungan.

C. Tujuan

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

(Notoadmojdo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi

upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam

8
memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan

pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :

1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan  bagi

individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara

– cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan

kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya

kemampuan, karena kemampuan merupakan hasil proses belajar. Belajar itu

sendiri merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya alih

pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek belajar. Oleh sebab itu

masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan juga

melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan diperolehnya informasi

kesehatan. Dengan informasi kesehatan menimbulkan kesadaran akan

kesehatan dan hasilnya adalah pengetahuan kesehatan.

2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari

kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.

Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu

tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut sikap atau

niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Kemauan ini

kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak atau

berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan menjadi

tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling utama

yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana untuk

mendukung tindakan tersebut.

9
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat,

baik seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan

atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat.

Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila :

1. Mereka mampu mengenali masalah  kesehatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal

mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit,

gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat

yang menimbulkan gangguan kesehatan.

2. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan

mengenali potensi-potensi masyarakat setempat.

3. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman

kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.

4. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus

melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga,

konsultasi dan sebagainya.

D. Tipe Masyarakat

Tipe masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Masyarakat Terbuka

Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima perubahan-

peruhahan, baik perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan segala

macam perubahan yang terjadi dilingkungan. Dalam menerima perubahan, pada

masyarakat teruka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

10
a. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi

Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang dilengkapi dengan

selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-

nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan menimbulkan

rusaknya norma-norma sosial yang telah ada. Akan ditolak

keberadaannya. Masyarakat ini tergolong sebagai masyarakat modern.

Berikut ini adalah cirri-ciri masyarakat modern:

 Sikap hidup yang menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan

 Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat

 Lebih mengutamakan masa kini, dan sangat menghargai waktu

 Memiliki perencanaan dan pengorganisasian

 Yakin pada IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi) dari pada hal-hal gaib

(mistik).

 Penuh perhitungan dan percaya diri

 Menghargai harkat hidup orang lan

 Memiliki sikap keadilan dan pemerataan.

b. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi

Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi artinya semua unsur-unsur

yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju,sehingga peril

diikuti, terutama unsure-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena

perkembangan IPTEK mereka demikian maju dan pesat. Semua yang dating dari

11
barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsr-unsur barat

tanpa seleksi disebut westernisasi.

Padahal semua yang dating dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan

bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan norma

bangsa Indonesia, Modern tidak sama dengan westernisasi . Hal ini berarti tidak

semua yang dating dari barat itu modern. Pada akhirnya, kita harus bersikap

bijaksana, jangan sampai westernisasi melunturkan nilai dan norma-norma baik

yang telah ada melekat pada diri kita.

2. Masyarakat tertutup

Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan

akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan

perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas

bahkan ada yang tidak mau menerimanya sama sekali.

Masyarakat papua, masih ada suku-suku yang hamper belum mengalami

perubahan, kehidupan mengembara dihutan, mengumpulkan k=makanan berupa

daunpdaunnan, berpindah dari satu tempat ketempat yang lain (nomaden) bahkan

mereka belum menggunakan pakaian.

Ciri-ciri masyarakat tertutup:

 Tak mau kehilangan budaya aslinya

 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

 Memiliki sifa etnosentrisme yang tinggi

12
 Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok

 Mobilotas social rendah.

E. Kelompok Masyarakat

Langkah yang sangat penting dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah

melalui pembentukan kelompok, berangotakan para pemuda dan wanita yang

berpotensial diDesa. Model pemberdayaan dengan pembentukan kelompok, akan

meningkatkan solidaritas dan gotong royong masyarakat bahkan untuk memberika

inovasi dan ide-ide baru lebih cepat dan mudah dikontrol keberhasilannya.

Dengan kelompok akan dibina solidaritas, kerjasama, musyawarah, rasa aman dan

percaya pada diri sendiri. Melalui kelompok pula para anggota menyusun

program sendiri sesuai dengan kepentingan sejumlah anggota kelompok.

Dalam mengembangkan kelompok harus memperhatikan peningkatan

kemampuan anggota kelompok agar proses-proses diskusi di dalam suatu

kelompok dapat berjalan secara efisien. Peningkatan kemampuan anggota

kelompok ini diharapkan dapat berjalan seiring dengan proses pengembangan

kelompok itu sendini karena proses pengembangan kelompok merupakan suatu

wahana untuk pengembangan masyarakat.

Menurut Mencher (1972), apabila suatu kelompok melakukan aktivitas tanpa

melalui proses pengembangan kapasitas anggotanya, para anggota kelompok

cenderung untuk terlibat dalam pekerjaan yang “terlihat” , akan tetapi bukan

pekerjaan yang sebenarnya. Pada kelompok ini sebagian anggota kelompok

menganggap bahwa ada sebagian kelompok yang betul-betul baik dan sebagian

13
lagi betul-betul jelek. Hal ini merupakan suatu in-efisiensi dalam kegiatan

kelompok, dan lebih jauh lagi, merupakan potensi terjadinya perpecahan antar

anggota kelompok.

Apabila dalam suatu kelompok terdapat proses pengembangan kapasitas

anggotanya, maka seluruh anggota kelompok akan dapat melakukan pekerjaan

yang sebenarnya, dan memiliki komitmen untuk melakukan sesuatu dan bukan

menyesuaikan keadaannya atau menerima konflik yang tidak terselesaikan

diantara anggota kelompok tersebut.

 Fase Proses pembentukan Kelompok

Fase-fase berikut memberikan satu ilustrasi praktis tentang proses pembentukan

kelompok dalam pemberdayaan masyarakat, Swasono (2004) yaitu :

a. Fase 1 Insiasi meliputi Tahap 1 : Kesadaran tentang adanya masalah dan

peluuang untuk maju baik internal maupun external. Tahap 2 : Penyatuan

perhatian terhadap masalah dan peluang (diskusi informal diantara pihak-pihak

yang sadar akan adanya masalah). Tahap 3 : Pengakuan tentang adanya

kelompok bagi masyarakat lebih luas serta kepala desa, tokoh informal dan

instansi terkait. Tahap 4 : Mencari dukungaan sarana prasarana lebih lanjut

(khususnya dan tokoh masyarakat, agen pembaharu, pemilik modal, dll).

b. Fase 2 : Pembentukan meliputi Tahap 1: Undang untuk pertemuan (meliputi

staf dari instansi terkait dan tokoh masyarakat. Hal ini pokok yang ingin

dicapai dalam tahap ini adaiah pemilihan panitia pengarah, yang kemudian

bertugas menyusun draf rencana umum program kegiatan, sasaran dan struktur

14
kelompok). Tahap 2 : Mengembangkan struktur kelompok sementara dan

rencana umum (dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintah, dan

mencari informasi serta bantuan dari pihak-pihak terkait). Tahap 3 :

Pengesahan struktur dan rencana umum kelompok dalam suatu rapat umum

oleh Kepala Desa.

c. Fase 3 : Aksi meliputi Tahap 1 : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan

program yang telah ditetapkan baik secara swadaya maupun bantuan dari

pemerintah desa. Tahap 2 : Mengembangkan rencana kerja dan menigkatkan

kinerja (misalnya memutuskan apa yang perlu dilakukan selanjutnya terkait

dengan pengembangan sumberdaya, waktu, koordinasi, dll). Tahap 4: Evaluasi

dan dokumentasi kemajuan.

d. Fase 4: Pengembangan Kelompok meliputi Tahap 1: Mengembangkan fungsi

yang sudah ada (tangani lebih banyak masalah, capai sasaran atau target yang

lebih luas, perbanyak inisiatif dalam hal kelompok). Tahap 2 : Kembangkan

fungsi baru (tidak saja memperbanyak pelayanan buat anggota) tetapi juga

kembangkan fungsi “berperan ke atas dan atau ke samping”, menjalin

hubungan dengan pihak-pihak yang lebih luas. Tahap 3 : Perluasan kelompok

(mengembangkan jangakauan lokasi atau membentuk subkelompok baru yang

sesuai).

Suatu kelompok yang efektif terbentuk minimal dalam waktu 6 (enam) bulan,

sejak tahap inisiasi hingga tahap pengembangan fungsi kelompok. Ada beberapa

hal pokok yang perlu diperhatikan dalam upaya pembentukan kelompok, yaitu:

15
1. setiap orang dalam kelompok saling membutuhkan dan merasa bahwa

berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan merupakan hasil bersama dan tanggung

jawab bersama. Semakin tinggi tingkat ketergantungan positive maka semakin

kuat ikatan antar anggota kelompok pemuda.

2. Keandalan Individu, dapat dilihat dari penampilan / performance

seseorang. Berkaitan dengan pembentukan sebauah kelompok beberapa hal

yang perlu diketahui mengenai keandalan individu antara lain:

 Kemampuan masing-masing anggota sehingga dapat diketahui siapa yang

memerlukan peningkatan.

 Sejauh mana kontribusi anggota terhadap kelompok, apakah kontribusi

yang diberikan sudah sesuai dengan tanggungjawabnya.

3. Interaksi Langsung, dapat menciptakan iklim kerja yang lebih baik dan

sebagai dampaknya akan meningkatkan produktifitas, moral dan efektifitas

kerja kelompok karena komunikasi kelompok lebih terbuka.

4. Ketrampilan Kerjasama. Kelompok tidak akan mungkin dapat berfungsi

secara efektif tanpa memiliki ketrampilan untuk bekerjasama.

5. Proses kelompok, proses yang terjadi dalam pembentukan kelompok

penting untuk diketahui, karena dengan cara ini (a) dapat diketahui sudah

sejauh mana kelompok ini berfungsi, dan (b) dapat menentukan alternatif-

alternatif strategi yang dapat diambil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa.

16
F. Struktur Masyarakat

Istilah struktur dapat diterjemahkan sebagai susunan, bagan, bangunan, skema atau

gambar konkret tantang sesuatu. Oleh karena itu struktur masyarakat dapat diartikan

sebagai susunan atau bangunan masyarakat yang penggambaran tentang suatu lembaga

kemasyarakatan atau pranata sosial yang berlapis-lapis.

Dengan adanya struktur, maka secara psikologis anggota masyarakat akan merasa

berbeda pada batas-batas kewenangan tertentu dalam melakukan aktivitasnya, setiap

individu akan senantiasa menyesuaikan diri  dengan ketertiban dan keteraturan

masyarakat yang ada. Jadi nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan diharapkan dapat

berfungsi sebagai pembatas perilaku individu agar tidak melanggar batas-batas hak dan

kepentingan anggota masyarakat yang lain. Menurut Mayor Polak (1979), struktur

berfungsi sebagai  pengawasan sosial, yaitu sebagai penekan terhadap kemungkinan-

kemungkinan pelanggaran terhadap norma-norma, nilai-nilai dan peraturan yang berlaku,

sehingga disiplin dalam kelompok cenderung dapat dipertahankan. Pengawasan

dimaksudkan sebagai tujuan untuk mendisiplinkan para anggota kelompok dan

menghindarkan atau membatasi adanya penyelewengan-penyelewengan dari norma-

norma kelompok.  Namun secara umum fungsi sosial atau masyarakat adalah sebagai

berikut :

1. Fungsi Identitas

Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah

kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang

17
ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai

pembeda dari kelompok lainnya.

2. Fungsi Kontrol

Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri

individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam

masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya

dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya

melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi

yang pahit.

3. Fungsi Pembelajaran

Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini

dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari

sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Struktur dalam kehidupan masyarakat dapat juga berfungsi sebagai sebagai dasar

untuk menanamkan suatu disiplin sosial, karena aturan disiplinnya berasal dari

dalam kelompok sendiri, maka perlakua pengawasan dalam kelompoknya

cenderung lebih mudah untuk dapat diterima sebagai kepentingan sendiri. Setiap

anggota masyarakat akan mendapat pengetahuan dan kesadaran terutama perihal

sikap, adat kebiasaan dan kepercayaan group. Dengan demikian, anggota

kelompok dapat mengetahui cara-cara bersikap dan berperilaku yang sesuai

dengan ketentuan dan harapan-harapan umum sehingga kemungkinan terjadi

perbedaan-perbedaan paham sedikit dapat dikurangi.

18
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik

1. Horizontal

Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan perbedaan

suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan.

2. Vertikal

Strktur maysrakat Indonesia ditandai adanya perbedaan2 vertikal antara lapisan

atas dan lapisan bawah yang cukup dalam.

Perbedaan2 suku-bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan

sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.

Istilah masyarakat majemuk (plural societies) ini diperkenalkan oleh J.S. Furnivall

untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Plural

societies yaitu suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang

hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam kesatuan politik.

Masyarakat Indonesia zaman Hindia Belanda tersebut adalah tipe masyarakat

tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki

perbedaan ras.

Apabila perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama dan regional merupakan

dimensi-dimensi horizontal daripada struktur masyarakat Indonesia, maka dimensi

vertical struktur masyarakat Indonesia adalah tumbuhnya polarisasi social

berdasarkan kekuatan politik dan ekonomi. Kontras antara masyarakat atas dan

19
bawah menjadi lebih lebar. Apabila masyarakat atas diisi oleh oleh sedikit orang

yang relatif menguasai ekonomi (memiliki kekayaan) dan posisi politis yang baik,

maka lapisan bawah diisi oleh sejumlah besar orang dengan posisi ekonomi dan

politis yang lemah. Tumbuhnya ketimpangan tersebut berakar dari struktur

ekonomi Indonesia pada zaman Hindia Belanda yang digambarkan sebagai “dual

economy”.

3. Masalah yang sering terjadi dikalangan Masyarakat

a. Kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu bentuk masalah sosial di Indonesia yang menjadi

tradisi dari tahun ke tahaun. Keadaan miskin ini akan memberikan efek yang

kurang bermanfaat, lantaran masyarakat miskin bukan hanya pada fisiknya yang

terancam akan tetapi dalam menjadi beban bagi negara.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah sosial berupa

jenis kemiskinan ini ialah dengan mendorong masyarakat untuk berwirausaha

(menjadi pelaku usaha) di berbagai sektor yang potensial di Indonesia, seperti

pada sektor periwisata, makanan, dan bentuk lainnya.

b. Pengangguran

Masalah sosial yang pada saat ini terjadi di Indonesia dan dapat memberikan efek

yang berarati adalah pengangguran. Faktor penyebab tingginya jenis

pengangguran ini adalah kekalahan SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia

untuk berkompetisi dengan tenaga kerja dari negara lain.

20
Kaeadaan ini memicul negara dalam jumlah pendudukan yang tidak produktif.

Salah satu cara mengatasi pengangguran dan solusinya di Indonesia ialah dengan

memberikan pelatihan tenaa kerja, memberikan pelatihan bahasa, serta pelatihan

ketrampilan yang membuatnya laku bekerja di sektor unggulan Indonesia.

c. Korupsi

Masalah sosial yang seringkali menjadi masalah yang menahun, dari tahun ke

tahun adalah korupsi yang menggunakan jabatan dengan memperkaya diri sendiri.

Masalah ini begitu pelik di alami Indonesia, bahkan pada saat ini masyarakat

Indonesia seringkali di hadapkan dengan para pejabat yang menggunakan

kekayaan negara untuk keperluan pribadi.

Oleh karenannya cara atau solusi dalam mengatasi korupsi ini bisa dilakukan

dengan memberikan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan hukuman

yang saat ini diterpakan.

d. Pertikaian

Masalah sosial yang terjadi di Indonesia salah satunya dianataranya adalah

pertikaian. Pengertian pertikaian ini adalah kekuarang kompakan masyarakat

dalam mencapai tujuan sehingga berakibat pada perselihan antar masyarakat.

Pertikaian bisa di latar belakangin dengan adanya perbedaan kepentingan serta

kesenjangan sosial yang terlalu tinggi.

Cara atau solusi dalam mengatasi pertikaian bisa dilakukan dengan terus menerus

mengejarkan pancasila sebagai Idiologi bangsa Indonesia yang sah, penanaman

kuat terhadap Pancasila ini menjadi solusi atas banyaknya pertikaian yang terjadi.

21
e. Kesenjangan Hukum

Masalah lainnya yang menjadi sumber masalah adanya tentang ketidakberjalanan

hukum di Indonesia dengan pandangan hukum tajam ke bawah (masyarakat

bawah) dibandingkan dengan ke atas (pada masyarakat kaya). Pandangan tentang

perturan hukum yang tidak berjalan sebagimana mestinya ini menjadi salah satu

sumber berlangsungnya masalah yang terjadi.

Bahkan untuk contoh kasus terkait dengan kesenjangan hukum yang baru-baru ini

terjadi misalnya saja menyikapi kasus hukuman yang diberikan oleh penyiraman

Novel Baswedan yang hanya diberi ganjaran 1 Tahun kurangn penjara, akibat hal

ini tentusaja memunculkan persepsi publik bahwa kesenjangan hukum masih

berlangsung di negara ini.

Satu-satunya cara atau solusi yang bisa dipergunakan dalam mangatasi masalah

sosial ini ialah dengan menjalankan hukum yang sesuai dengan aturan yang telah

disepakati, sebab kesesuaian ini akan berdampak pada kepercayaan masyarakat

dalam memandang hukum.

f. Pendidikan Yang Rendah

Pendidikan rendah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia,

masalah ini berhubungan erat dengan kamampuan masyarakat dalam kualitas

yang diberikan. Dengan pendidikan rendah masyarakat tidak bisa bersaing dengan

tenaga kerja di luar negari, bahkan bangsa ini identik sebagai pemasok PRT

(Pembantu Rumah Tangga) ketika bekerja di luar negari.

22
Oleh karena itulah salah satu sektor dalam upaya mengetasi masalah sosial ini

ialah dengan meningkatan pendidikan dan terus menerus menyebarkan pendidikan

yang merata bagi daerah-daerah tertinggal di Indonesia, untuk saat in aplikasi

nyata yang bisa dilakukan ialah dengan memberikan program relawan pendidikan.

g. Tingginya Penyakit Menular

Masalah sosial yang timbul di Indonesia berhubungan erat dengan faktor biologi,

yaitu tingginya penyakit menular yang ada di Indonesia. Penyakit ini pada

umumnya melanda daerah-daerah tertinggal di Indonesia, khususnya di wilayah

Indonesia Timur. Solusi yang diberikan atas masalah sosial ini ialah dengan

memberikan serta mengantispasi masyarakat melalui pengetahuan serta

penyuluhan tenaga media yang baik.

h. Gizi Buruk

Masalah sosial yang ada di Indonesia dan menjadi salah satu yang belum dalam di

atasi adalah masalah sosial gizi buruk. Masalah ini berhubungan erat dengan

sektor pendapaatan masyarakat dalam memnuhi kebutuhan hidupnya. Gizi buruk

akan berdampak pada rusaknya SDM manusia Indonesia yang berkulitas, salah

satu solusi yang diberikan ialah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat.

i. Konflik Sosial Antar Kelompok

Masalah lainnya yang ada dan seringkali di alami masyarakat adanya konflik

sosial. Konfik ini sebagai contoh kelompok sosial di masyarakat yang tidak

sepaham dengan keadaan dan tujuan yang sama, bentuk konflik ini misalnya saja

adalah peperangan suku, budaya, atau lainnya.

23
Solusi yang diberikan dalam mengatasi masalah sosial ini misalnya saja dengan

terus menerus mengutakan integrasi masyarakat dengan melibatkan masyarakat

benar-benar sebagai pemilik negara yang sah, dengan cara inilah Indonesia bisa

mengatasi konflik sosial yang terjadi.

j. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja menjadi salah satu masalah sosial yang seringterjadi di

Indonesia, masalah ini berakibat pada rusaknya mental remaja dalam menghadapi

perkembangan perubahan sosial yang tinggi. Generasi mudah yang sudah rusak

bahkan bisa menjadi ancaman yang berarti bagi Indonesia.

Cara mengatasi masalah sosial berupa jenis kenakalan remaja ini ialah dengan

memberikan remaja peyuluhan serta bentuk kesibukan yang ada. Dorongan ini

bisa dilakukan dengan mmberikan fasilitas untuk mendapatkan beasiswa di luar

negri bagi remaja yang berpretasi.

Cara mengetasi masalah sosial bentuk ini ialah dengan memberikan pemahaman

kepada masyarakat tentang bahaya nerkoba sehingga dengan demikian

masyarakata akan mengetahui dampak negatif dari nerkoba ini.

k. Disorganisasi Keluarga

Bentuk masalah social atau masyarakat yang ada diindinesia selanjutnya adalah

disorganisasi keluarga.hubungan nya dengan hal ini adalaha tingginya angka

perceraian masyarakat yang menyebabkan keturunan mereka menjadi keturuna

yang broken home dan sering mengalami gonjangan jiwa.

24
Cara mengatasi bentuk maslah seperti ini ialah memberikan penanaman kepada

masyarakat tentang pentingnya menjaga pernikahan.

l. Konflik Ras

Masalah lainnya yang sering terjadi pada kalangan masyarakat Indonesia adalah

konfok antar ras karena tidan bias meneriman perbedaan yang ada dalam

kehidupan masyarakat sebagaimana Indonesia dikenal sebagai masyarakat

multicultural.

m. Perilaku Konsumtif

Bentuk masalah lannya adalah perilaku masyarakat yang konsumtif, perilaku ini

tentu saja berkaitan dengan keinginan masyarakat menggunakan barang/jasa

secara berlebihan tanpa memikirkan bagaimana proses pembuatannya. Umumnya

masyarakat Indonesia hobi dengan perilaku ini yang menyebabkan perekonomian

Indonesia bergantung pada Negara lain.

n. Kesehatan

Masalah lainnya yang seringkali dialami oleh masyarakat tentang adanya

kesehatan yang mahal, kesehatan ini dikenali dengan keadaan masyarakat yang

kurang mampu akan merasakan kesulitan untuk mendapatkan haknya didalam

kesehatan. Ketidak berdayaan inilah membuat masyarakat miskin sudah

mendapatkan masalah kesehatan yang baik.

o. Modernisasi

Bagian dari masalah masyarakat yang sulit diatasi tentang transaksi masyarakat

dari tradisional ke modern. Masyarakat Indonesia cenderung menggunakan cara-

25
cara tradisoanal sedangkan cara ini sudah mulai ditinggalkan dan bahkan

dilupakan oleh Negara maju, ketradisionalan ini berdampak pada dorongan

masyarakat untuk menjadi masyarakat yang modern.

p. Globalisasi

Masalah lainyan timbul dari globalisasi ini sendiri adalah aspek penggunaan

teknologi yang berorientasi pada kegemaran bukan memanfaatkan sebagai lading

mencari penghasilan. Masalah ini timbul karena masyarakat tidak bias menimalir

dampak positif dan negative globalisasa yang terbentuk.

q. Pengelolaan SDA ( Sumber Daya Alam)

Indicator dari masalah masyarakat lainnya adalah tentang pengelolaan SDA di

Indonesia, dinilai pengelolaannya masih mengandalkan bantuan SDM dari luar

negeri, kemandirian ini menjadi tidak terbentuk dalam masyarakat terutama

kesaksian terhadap berbagai jumlah SDA di Indonesia yang diambil begitusaja

oleh masyarakat asing, seperti freport dan lain sebagainya.

r. Kekurangmerataan pembangunan

Daerah-daerah terpencil di Indonesia bahkan sulit mengimbangi pembangunan

pada daerah yang maju, kondisi ini tentu saja berakibat pada kehidupan

masyarakat yang melakukan transmigrasi, urbanisasi, dan mobilitas penduduk

lainnya. Salah satu solusi yang bias diberikan adalah dengan terus menerus

melakukan pemerataan pembangunan. Pemerataan ini bias menjadi simbul

keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

26
s. Rasisme

Arti rasisme yang ada dimasyarakat tentu saja menjadi salah satu permasalahan

yang harus dihindari. Sikap ini kerap kali memunculkan polemic dalam kehidupan

masyarakat misalnya saja ketika ada pengeroyokan pada mahasiswa di Papua, di

Surabaya yang mengakibatkat marahnya masyarakat papua dengan melakukan

perusakan dan ingin memisahkan diri dari Indonesia.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

B. Saran

1. Bagi masyarakat agar dapat berpatisipasi dalam mendukung program-

program kesehatan dalam system pemberdayaan masyarakat

2. Bagi pembaca diharapkan agar makalah ini dapat menambah wawasan

tentang pembendayaan masyarakat khususnya dibidang kesehatan .

28
DAFTAR PUSTAKA

Nurbeti, M. 2009. Pemberdayaan Dalam Konsep “ Kepemimpinan yang Mampu

menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta.

Supardan, Drg. Iman. 2013. “Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan”.

Somodiningrat, Gunawan. Pembangunan Dareah dan Pemberdayaan Masyarakat,

Jakarta : PT. Binarena Pariwara, 1996.

Wahyudi, Bambang .2012. Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Sebuah Tinjauan

Konsep Dalam Upaya Menekankan Penyalahgunaan Narkoba ( Pusat

Promkes, 2005)

29

Anda mungkin juga menyukai