Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 4

“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU : HUSNUL KHOTIMATUN INAYAH S.SIT. M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. Aulida Noor Aini 18.07.0093


2. Fatmawati 18.07.0158
3. Tri Rizqi Yuliani 18.07.0214
4. Nor Kamalia 18.07.0134

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi

Banjarmasin, 27 Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………..…………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat........................................


B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat.............................................
C. Proses Pemberdayaan Masyarakat...............................................
D. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat..............................................
E. Jenis Pemberdayaan Masyarakat……………………………….

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran…………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan
penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih suatu hasil
pembangunan, dengan demikian maka masyarakat harus mampu lagi
meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi upaya-
upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan
merubah perilaku masyarakat guna untuk mencapai taraf hidup yang lebih
berkualitas lagi.
Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi
sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non
materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan
peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran
yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
tidak lain adalah untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar
mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas
hidupnya

Masalah kemiskinan di Indonesia saat ini dirasakan sudah sangat


mendesak untuk ditangani, khususnya di wilayah perkotaan.Salah satu ciri
umum dari kondisi masyarakat yang miskin adalah tidak memiliki sarana dan
prasarana dasar perumahan dan permukiman yang memadai, kualitas
lingkungan yang kumuh, tidak layak huni.Kemiskinan merupakan persoalan
struktural dan multidimensional, mencakup politik, sosial, ekonomi, aset dan
lain-lain.Situasi ini menyebabkan mereka tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan minimal kehidupannya secara layak (manusiawi). Program
penanggulangan kemiskinan yang dievaluasi meliputi, Program
Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP), yang dikategorikan sebagai Program Kerja Mandiri (Self
Employment Program), dan Proyek Pembangunan Fisik dalam program PPK
yang dikategorikan sebagai Program Padat Karya (Public Work Progam).

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat?
3. Apa saja jenis pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan pemberdayaan masyarakat
2. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat
3. Untuk mengetahui jenis pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemberdayaan menurut arti secara bahasa adalah proses, cara,
perbuatan membuat berdaya, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu atau
kemampuan bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas,
2003). Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu  sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat
oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009). Pemberdayaan
masyarakat merupakan strategi pembangunan. Dalam perspektif
pembangunan ini, disadari betapa penting kapasitas manusia dalam upaya
meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya materi dan
non material
Dalam beberapa kajian mengenai pembangunan komunitas,
pemberdayaan masyarakat sering dimaknai sebagai upaya untuk memberikan
kekuasaan agar suara mereka didengar guna memberikan kontribusi kepada
perencanaan dan keputusan yang mempengaruhi komunitasnya (Foy, 1994).
Pemberdayaan adalah proses transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke
keadaan kontrol relatif atas kehidupan seseorang, takdir, dan lingkungan
(Sadan,1997).Menurut Mubarak (2010) pemberdayaan  masyarakat dapat
diartikan sebagai upaya untukmemulihkan ataumeningkatkankemampuan
suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat
mereka dalammelaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota
masyarakat.
B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata power yang berarti kekuasaan atau
keberdayaan.Konsep pemberdayaan berawal dari penguatan modal sosial di
masyarakat (kelompok) yang meliputi penguatan penguatan modal sosial.
Apabila kita sudah memiliki modal sosial yang kuat maka kita akan mudah
mengarahkan dan mengatur (direct) masyarakat serta mudah mentransfer
pengetahuan kepada masyarakat. Dengan memiliki modal sosial yang kuat
maka kita akan dapat menguatkan knowledge, modal (money), dan people.
Konsep ini mengandung arti bahwa konsep pemberdayaan masyarakat adalah
transfer kekuasaan melalui penguatan modal sosial kelompok untuk
menjadikan kelompok produktif untuk mencapai kesejahteraan sosial. Modal
sosial yang kuat akan menjamin suistainable dalam membangun rasa
kepercayaan di dalam masyarakat khususnya anggota kelompok (how to build
the trust).
Pemberdayaan ini memiliki tujuan dua arah, yaitu melepaskan
belenggu kemiskinan dan keterbelakanagn dan memperkuat posisi lapisan
masyarakat dalam struktur kekuasaan. Pemberdayaan adalah sebuah proses
dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai
tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri,mampu menyampaikan
aspirasi,mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan
sosial,dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya
(Sipahelut,2010)
Konsep pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Pearson
et all, 1994 dalam Sukmaniar, 2007). Pemahaman mengenai konsep
pemberdayaan tidak bisa dilepaskan dari pemahaman mengenai siklus
pemberdayaan itu sendiri, karena pada hakikatnya pemberdayaan adalah
sebuah usaha berkesinambungan untuk menempatkan masyarakat menjadi
lebih proaktif dalam menentukan arah kemajuan dalam komunitasnya sendiri.
Artinya program pemberdayaan tidak bisa hanya dilakukan dalam satu siklus
saja dan berhenti pada suatu tahapan tertentu, akan tetapi harus terus
berkesinambungan dan kualitasnya terus meningkat dari satu tahapan ke
tahapan berikutnya (Mubarak, 2010).

C. Proses Pemberdayaan Masyarakat


Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa proses
pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses
pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar
individu lebih berdaya.Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai
kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan
kedua atau kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau
keberdayaan untuk menentukan apayangmenjadi pilihan hidupnya melalui
proses dialog.Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat
berdaya yaitu:
1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan
(mengantisipasi kondisi perubahan kedepan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3. Memiliki kekuatan untuk berunding
4. Memiliki bargaining poweryang memadai dalam melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, dan
5. Bertanggungjawab atas tindakannya

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud


denganmasyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, paham,
termotivasi,berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu
bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani
mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu
bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan
masyarakatyang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan
secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat
secara bertanggung jawab.

Proses Pemberdayaan Masyarakat Menurut Wuradji yang dikutip oleh


Azis Muslim pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran masyarakat
yang dilakukan secara transformatif, partisipatif, dan berkesinambungan
melalui peningkatan kemampuan dalam menangani berbagai persoalan dasar
yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup sesuai dengan harapan.

1. Menurut Toto Wardikanto pemberdayaan adalah serangkaian


kegiatan untuk memperkuat atau mengoptimalkan keberdayaan
(dalam arti) kemampuan dan atau keunggulan bersaing kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang
mengalami kemiskinan.
2. Pemberdayaan masyarakat adalah proses partisipatif yang memberi
kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk mengkaji
tantangan utama pembangunan mereka dan mengajukan kegiatan-
kegiatan yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut
3. Dari beberapa pengertian menurut beberapa tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan upaya serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat kelompok yang lemah
di dalam masyarakat sehingga menjadi berdaya melalui berbagai
kegiatan baik melalui motivasi, dorongan dan peningkatan
pengetahuan, serta menggali kemampuan potensi yang dimiliki
sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemberdayaan pada dasarnya berusaha untuk membangun potensi


yang ada pada diri seseorang dengan memberikan motivasi, membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan
potensi yang ada. Seperti halnya pemberdayaan merupakan proses pribadi
karena masingmasing pribadi mengambil tindakan atas nama diri mereka
sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahaman terhadap dunia
tempat mereka tinggal.

Pemberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang


merupakan usaha terencana dan sistematis. Dilaksanakan secara
berkesinambungan baik itu individu maupun kolektif guna untuk
mengembangkan potensi dan kemampuannya yang terdapat di dalam
individu dan kelompok masyarakat, sehingga mampu melakukan
transformasi social. Pemberdayaan dapat dilihat dari setiap manusia dan
masyarakat yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun potensi
dengan memberi motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki. Ada tiga tahapan yang dilalui untuk sampai pada kondisi dimana
masyarakat berdaya untuk mengembangkan dirinya sendiri, ketiga tahap itu
adalah :
1. Tahap penyadaran, yaitu tahap dimana masyarakat diberi
pencerahan dan dorongan untuk menyadari bahwa mereka
memiliki hak untuk mempunyai kapasitas dan menikmati sesuatu
yang lebih baik
2. Tahap pengkapasitasan (capacity building), atau memampukan
(enabling), yaitu tahap dimana masyarakat diberi pengetahuan,
ketrampilan, fasilitas, organisasi, dan sistem nilai atau aturan main
3. Tahap pendayaan (empowerment), yaitu tahap dimana masyarakat
diberi kesempatan atau otoritas untuk menggunakan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang telah mereka miliki untuk
mengurus dan mengembangkan diri mereka sendiri.

Dalam proses pemberdayaan salah satu unsur terpenting dalam


menjamin keberhasilan usaha pemberdayaan adalah partisipasi. Partisipasi
merupakan pihak-pihak yang terlibat dan ikut serta dalam suatu proses
pemberdayaan yang sedang berlangsung. Selain itu strategi yang dapat
dilakukan dalam proses pemberdayaan adalah penyadaran. Karena dalam
proses pemberdayaan diperlukan kesadaran masyarakat terhadap minat dan
kepentingan pada progam pemberdayaan.

Sehingga dapat disimpulkan setiap aktivitas individu-individu


mempunyai kontrol di semua aspek kehidupan seharihari yang bertujuan
sebagai bukti keberadaan dan keberdayaannya. Maka secara operasional
pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses memampukan dan
memandirikan masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki agar
tidak ketergantungan dengan pemberian pemerintah. Sedangkan sebagai
tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
dalam sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya

Aspek penting dalam suatu progam pemberdayaan masyarakat adalah


progam yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar
masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan, buta huruf
dan 20 kelompok terabaikan lainnya. Dibangun dari sumber daya lokal,
sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat, memperhatikan dampak
lingkungan, tidak menciptakan kebergantungan, berbagai pihak terkait
terlibat, serta berkelanjutan

D. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007). Batasan pemberdayaan
dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
sehingga secara bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :

1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan


bagi individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran
tentang cara – cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal
dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan merupakan
tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan merupakan hasil
proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai
dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek
belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang
dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi
kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah
pengetahuan kesehatan.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.
Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut
sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Kemauan
ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak
atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan
menjadi tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang
paling utama yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau
prasarana untuk mendukung tindakan tersebut.
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti
masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan
atau perilaku sehat.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan


b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan yang ada
c. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali sumber daya masyarakat
d. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang
sesuai sosial budaya masyarakat
e. Mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat
secara terbuka/transparan.
E. Jenis Pemberdayaan Masyarakat
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat
ini. Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara
nasional sejak tahun 1982.Saat ini telah populer di lingkungan desa
dan RW diseluruh Indonesia. Posyandu meliputi lima program
prioritas yaitu: KB, KIA, imunisasi, dan pennaggulangan diare yang
terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka
kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level
bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde
baru karena terbukti ampuh mendeteksi permasalahan gizi dan
kesehatan di berbagai daerah. Permasalahn gizi buruk anak balita,
kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya
menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika
posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta
masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan
pelayanan dan kesehatan ibu serta kesehatan anak lainnya. Kegiatan
pondok bersalin desa antara lain melakukan pemeriksaan (ibu hamil,
ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi,
penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak,
serta pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam
KIA, yaitu kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan
ekonomi, dan kesenjangan sosial budaya.Keberadaan bidan di tiap
desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara
kontak setiap saat dengan penduduk setempat diharapkan mampu
mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui
kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan
ibu, anak, dan melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD
diharapkan mamou mengurangi kesenjangan ekonomi.
3. Pos Gizi (pos timbangan)
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli
masyarakat termasuk kebutuhan pangan.Hal ini menyebabkan
penurunan kecukupan gizi masyarakat yang selanjutnya dapat
menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi berumur
6-11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23
bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan
terutama mereka dari keluarga miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu
nifas terutama yang menderita kurang gizi.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila
setelah diberikan PMT anak masih menderita kekurangan energi
protein (KEP) maka, makanan tambahan terus dilanjutkan sampai anak
pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)
4. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan
upaya pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan sukar
dijangkau telah dikembangkan pelayanan puskesmas dna puskesmas
pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat rujukan bagi jenis
pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana
tertera di atas (Notoadmojdo, 2007).
5. Karang Taruna Husada
Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di
tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda
dalam menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat karang
taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu
mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan
masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Pada
pelaksanaan kegiatan posyandu, gerakan kebersihan lingkungan,
gotong-royong pembasmian sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi
karang taruna ini sangat besar.
6. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang
memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan pelayanan
kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
7. Saka Bhakti Husada
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna
keterampilan dibidnag kesehatan bagi generasi muda khususnya
anggota Gerakan Pramuka untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat di lingkungan sekitarnya. Sasarannya adalah peserta didik
antara lain Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun dengan
syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota
dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.
8. Pos Kesehatan Pesantren
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos
Obat Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau
masyarakat disekitar pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur
di lingkungan perkotaan maupun pedesaan.
9. Pos KB Desa
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah
berkembang secara rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu
untuk menjamin kelancaran program berupa peningkatan jumlah
akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah dikembangkan
Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau
petugas KB ditingkat kecamatan.
10. Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat
(LSM), namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di
bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi
kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi LSM yang
aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain
organisasi profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.
Dalam hal ini kebijaksanaan yang di tempuh adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada
semua tingkatan.
b) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam
setiap organisasi kemasyarakatan.
c) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih
besar kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah
dalam pembangunan kesehatan dengan kemampuan sendiri.
d) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan
pelayanan kesehatan.
e) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM
untuk berkiprah dalam bidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu pemberdayaan  masyarakat dapat
diartikan sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan
suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat
mereka dalammelaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota
masyarakat.
Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena
masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas kesehatan
juga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas
kesehatan memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat
melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan
masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat,
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersebut, mengalihkan melakukan pelatihan-pelatihan yang
bersifat vokasional.
Jenis-jenis pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah posyandu,
pos obat desa (POD), Pondok bersalin desa (polindes), dana sehat, lembaga
swadaya masyarakat, upaya kesehatan tradisional,pos gizi, pos KB desa,Pos
kesehatan pesantren, Saka Bhakti Husada, Pos Upaya kesehatan kerja,
kelompok pemakai air (pokmair), karang taruna husada, pelayanan
puskesmas, dan puskesmas pembantu (Pustu) dan lain sebagainya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah tersebut terdapat banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang para
pembaca berikan tentang pembahasan dari makalah tersebut dalam
kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai