Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat” ini
dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengembangan


Keperawatan Jiwa. Selain itu, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dan dapat menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi.Kami
mohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan di dalam penyusunan makalah
ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 22 September 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

LATAR BELAKANG 1

RUMUSAN MASALAH 1

TUJUAN PENULISAN 1

MANFAAT PENULISAN 2

BAB II PEMBAHASAN 3

PENGERTIAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT 3

PENGERTIAN TAHAP-TAHAP PEMERDAYAAN MASYARAKAT 5

TAHAPAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT 5

BAB III PENUTUP 11

KESIMPULAN 11

SARAN 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
TAHAP – TAHAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH :

1. LUH PUTU AYU UTAMI DEWI (P07120217032)


2. I PUTU PERMANA ADI WIJAYA (P07120217033)
3. PUTU INDAH PRATIWI (P07120217034)
4. G A SEPTIAN MAYA DWI UTAMI (P07120217035)
5. KOMANG AYU WINDAYANTI (P07120217037)

TINGKAT 3A/ SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Disisi lain salah satu kata kunci
pada saat ini yang sering didengungkan oleh semua lapisan masyarakat adalah
kata peningkatan sumber daya manusia. Kata tersebut mempunyai makna
lebih spesifik lagi menyangkut bagaimana mengangkat kondisi masyarakat
yang ada menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mentrasformasikan
pertumbuhan masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat, untuk
melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai dan kepentingan didalam arena
aspek-aspek kehidupan. Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti
meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat dan
bukan hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosial

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pemberdayaan masyarakat ?
2. Apakah pengertian tahap-tahap pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana tahapan pemberdayaan masyarakat ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pemerdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap pemerdayaan masyarakat.
3. Untuk mengetahui tahapan pemberdayaan masyarakat.

1
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai tahap-
tahap pemerdayaan masyarakat
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa
keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat
dipraktikan di lingkungan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT


Pengertian pemberdayaan masyarakat menurut Pemerintah Republik
Indonesia dalam hal ini Kementrian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat ketika
membahas soal Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
mengutarakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan
atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan
kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta
berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan
berbagai hasil yang dicapai.
Menurut Shardlow sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi, melihat bahwa
berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan2 untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka.
Dari dua definisi tentang pemberdayaan di atas, jadi dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses yang direncanakan,
dirancang, kemudian diimplementasikan oleh negara sebagai fasilitator melalui
aparat-aparatnya dengan masyarakat sebagai pelaku sekaligus objek dari proses
ini guna membantu menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang berada di
lingkungan masyarakat melalui program-program kerja kemudian memandirikan
masyarakat agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungannya
secara berkesinambungan. Sehingga masyarakat dapat mengatasi segala bentuk
permasalahan yang ada dengan baik secara mandiri untuk kemudian dapat
mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, baik dalam hal kesejahteraan,
kualitas hidup, dan lain-lain.

3
Pengertian Pengembangan Masyarakat menurut PBB (1956) adalah :
“Proses dimana warga masyarakat bersatu dengan pejabat pemerintah untuk
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, untuk
mengintergrasikan kehidupan masyarakat lokal ke dalam kehidupan bangsa guna
memungkinkan memberikan sumbangan secara penuh terhadap kemajuan
bangsanya”.
Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan
proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu
menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam
memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam
jangka panjang.
Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan
eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya
kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan
dinamis. Faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing
dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor
eksternalnya.
Seperti yang dilaporkan Deliveri (2004:1), proses pemberdayaan
masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat
multidisplin. Tim pendamping ini merupakan salah satu external factor dalam
pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi akan
berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah
mampu melanjutkan kegiatannnya secara mandiri. Dalam operasionalnya inisiatif
tim pemberdayaan masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya
berhenti. Peran tim PM sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok
atau pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.
Waktu pemunduran tim PM tergantung kesepakatan bersama yang telah
ditetapkan sejak awal program antara tim PM dan warga masyarakat. Berdasarkan
beberapa pengalaman dilaporkan bahwa pemunduran Tim PM dapat dilakukan
minimal 3 tahun setelah proses dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim

4
sudah mundur, anggotanya tetap berperan, yaitu sebagai pensehat atau konsultan
bila diperlukan oleh masyarakat.

B. PENGERTIAN TAHAP-TAHAP PEMERDAYAAN MASYARAKAT


Tahap-tahap Pemberdayaan Menurut Sumodingningrat (2004:41)
pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat
mampu untuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh
dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan
melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun
demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan
pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya
tidak mengalami kemunduran lagi.
Tahapan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimulai dari dari proses
seleksi lokasi sampai dengan pemandirian masyarakat. Secara rinci masing-
masing tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1 : Seleksi lokasi
b. Tahap 2 : Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
c. Tahap 3 : Proses pemberdayaan masyarakat:
1) Kajian keadaan pedesaan partisipatif
2) Pengembangan kelompok
3) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
4) Monitoring dan evaluasi partisipatif
d. Tahap 4 : Pemandirian Masyarakat

C. TAHAPAN PELAKSANA PEMERDAYAAN MASYARAKAT


Sebagaimana disampaikan dimuka bahwa proses belajar dalam rangka
pemberdayaan akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui
tersebut adalah meliputi:

5
a. Tahap 1 : Seleksi Lokasi/Wilayah
Seleksi desa atau dusun dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati
oleh lembaga, pihak-pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar
tujuan lembaga dalam pemberdayaan masyarakat akan tercapai serta pemilihan
lokasi dilakukan sebaik mungkin.

b. Tahap 2 : Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan ini untuk menciptakan komunikasi serta dialog dengan
masyarakat. Sosialisasi PM membantu untuk meningkatkan pengertian
masyarakat dan pihak terkait tentang program. Proses sosialisasi sangat
menetukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat dalam program.

c. Tahap 3 : Proses Pemberdayaan Masyarakat


Maksud pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya (tujuan umum).
Dalam proses tersebut masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:
1) Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensinya serta peluang
Tahap ini sering dikenal dengan “kajian keadaan pedesaan partisipatif”
atau sering dikenal dengan Participatory Rural Appraisal (PRA). PRA adalah
suatu pendekatan yang memanfaatkan macam-macam teknik visualisasi (misalnya
gambar, tabel dan bentuk/diagram) untuk proses analisa keadaan. Kegiatan ini
dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya diri dalam mengidentifikasi
serta menganalisa kedaannya, baik potensi maupun permasalahannya. Pada tahap
ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan
kelembagaan. Tahapan dalam proses kajian meliputi: (1) persiapan desa dan
masyarakat (menentukan teknis pertemuan), (2) persiapan dalam tim (kesepakatan
teknik PRA, alat dan bahan, pembagian peran dan tanggungjawab), (3)
pelaksanaan kajian keadaan: kegiatan PRA dan (4) pembahasan hasil dan
penyusunan rencana tindak lanjut.
2) Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian

6
Setelah teridentifikasi segala potensi dan permasalahan masyarakat,
langkah selanjutnya adalah memfokuskan kegiatan pada masyarakat yang benar-
benar tertarik untuk melakukan kegiatan bersama. Pembentukan kelompok
berdasar kemauan masyarakat dan dapat menggunakan kelompok-kelompok yang
sudah ada sebelumnya dilengkapi dengan kepengurusan dan aturan. Kelompok
dengan difasiltasi oleh fasilitator menyusun rencana kelompok berupa rencana
kegiatan yang konkrit dan realistis. Tahapan penyusunan dan pelaksanaan rencana
kelompok:
a) Memprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah hasil PRA lebih rinci
b) Identifikasi alternatif pemecahan masalah terbaik
c) Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah
d) Pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanaannya

3) Menerapkan rencana kegiatan kelompok


Rencana yang telah disusun bersama dengan dukungan fasilitasi dari
pendamping selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit dengan
tetap memperhatikan realisasi dan rencana awal. Pemantauan pelaksanaan dan
kemajuan kegiatan menjadi perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan
perbaikan jika diperlukan.
4) Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus (Monitoring
dan Evaluasi Partisipatif/M & EP).
M & EP dilakukan secara mendalam pada semua tahapan pemberdayaan
masyarakat agar proses PM berjalan dengan tujuannya. M & EP adalah suatu
proses penilaian, pengkajian dan pemantauan kegiatan PM, baik prosesnya
(pelaksanaan) maupun hasil dan dampaknya agar dapat disusun proses perbaikan
kalau diperlukan.

d. Tahap 4 : Pemandirian Masyarakat


Berpegang pada priunsip pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk
memandirikan masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya, maka arah

7
pendampingan kelompok adalah mempersiapkan masyarakat agar benar-benar
mampu mengelola sendiri kegiatannya.

Tahapan Pemberdayaan Masyarakat menurut Isbandi Rukminto Adi


Isbandi Rukminto Adi mempunyai rumusan strategi yang menjadikan
beberapa tahap dalam melakukan pemberdayaan yakni:
a. Tahap persiapan (engagement), tahap persiapan ini memiliki substansi
penekanan pada dua hal elemen penting yakni penyiapan petugas dan
penyiapan lapangan. Tahapan ini adalah tahapan prasyarat sukses atau
tidaknya sebuah program pemberdayaan berlangsung.
b. Tahap pengkajian (assestment), sebuah tahapan yang telah terlibat aktif
dalam pelaksanaan program pemberdayaan karena masyarakat setempat
yang sangat mengetahui keadaan dan masalah ditempat mereka berada.
Tahapan ini memiliki penekanan pada faktor identifikasi masalah dan
sumber daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basisi
pemberdayaan serta pelaksanaan program.
c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing), dalam
tahap ini program perencanaan dibahas secara maksimal dengan
melibatkan peserta aktif dari pihak masyarakat guna memikirkan solusi
atau pemecahan atas masalah yang mereka hadapi di wilayahnya. Dalam
tahap ini dipikirkan secara mendalam agar program pemberdayaan yang
ada nantinya tidak melulu berkisar pada program amal (charity) saja
dimana demikian itu tidak memberikan manfaat secara pasti dalam jangka
panjang.
d. Tahap pemformulasian rencana aksi (designing), pada tahap ini
masyarakat dan fasilitator menjadi bagian penting dalam bekerjasama
secara optimal. Hal ini disebabkan masyarakat telah menjabarkan secara
rinci dalam bentuk tulisan tentang apa-apa yang akan mereka laksanakan
baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan (implementasi), tahap ini
merupakan bentuk pelaksanaan serta penerapan program yang telah

8
dirumuskan sebelumnya bersama para masyarakat. Tahapan ini berisi
tindakan aktualisasi bersinergi antara masyarakat dengan pelaku
pemberdayaan (dalam bahasa Isbandi disebut sebagai petugas).
f. Tahap evaluasi, tahapan yang memiliki substansi sebagai proses
pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan
masyarakat yang sedang berjalan dengan melibatkan warga. Tahapan ini
juga akan merumuskan berbagai indikator keberhasilan suatu program
yang telah diimplementasikan serta dilakukan pula bentuk-bentuk
stabilisasi terhadap perubahan atau kebiasaan baru yang diharapkan
terjadi.
g. Tahap terminasi (disengagement), sebuah tahapan dimana seluruh program
telah berjalan secara optimal dan petugas fasilitator pemberdayaan
masyarakat sudah akan mengakhiri kerjanya. Tahapan ini disebut sebagai
tahap pemutusan hubungan antara petugas dengan para masyarakat yang
menjadi basis program pemberdayaan ketika itu. Petugas pun tidak keluar
dari komunitas secara total, melainkan ia akan meninggalkannya secara
bertahap.
Dari 7 tahapan yang dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi dalam
melakukan pemberdayaan, terlibat memang dalam tahapan pemberdayaan
masyarakat harus selalu dilibatkan sejak dalam tahap perencanaan sampai
pada tahap implementasi dan evaluasi. Hal ini terkait dengan kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat karena masyarakat memang lebih
tahu semua permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan mereka.
Fasilitator hanya bertindak untuk memfasilitasi dan mengarahkan aspirasi dari
masyarakat.
Menurut Sumodiningrat pemberdayaan tidak bersifat selamanya,
melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, meski dari jauh
dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti
pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar hingga mencapai status
mandiri, meskipun demikian dalam rangka mencapai kemandirian tersebut

9
tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara terus
menerus suapaya tidak mengalami kemunduran lagi.
Sebagaimana disampaikan diawal bahwa proses belajar dalam rangka
pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap.
Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi :
a. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menujuperilaku sadar
dan peduli sehungga merasa membutuhkan kapasitas diri
b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dalam pembangunan
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan
masayrakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan
kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi
kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi
kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat
sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target
memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan
masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.

B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
Untuk Mendukung Upaya-Upaya Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat.
Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi
juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah
ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
di kemudian hari

11
DAFTAR PUSTAKA

Adedokun, O.M. C.W, Adeyamo, and E.O. Olorunsula. 2010. The Impact of


Communication on Community Development. J Communication

Chalid, Pheni. 2005. Otonomi Daerah Masalah, Pemberdayaan dan Konflik.


Penebar Swadaya. Cetakan pertama. Jakarta.

Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses


Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan Di
Desa Sastrodirjan Kabupaten Pekalongan.Tesis.Program Studi Magister
Teknik Pemberdayaan Wilayah Dan Kota. Undip. Semarang.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta.

Rusmanto, Joni. 2013. Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan


dan Kelemahannya.Zifatama Publishing. Sidoarjo.

Shucksmith, Mark. 2013. Future Direction in Rural Development. Carnegie UK


Trust. England.

Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta:


Penerbit Pustaka Pelajar.

Suharto  E.  2005.  Membangun  Masyarakat Memberdayakan  Rakyat.  Kajian 


Strategi  Pembangunan  Kesejahteraan  Sosial  dan  Pekerjaan  Sosial. 
Bandung: PT Refika Aditama.

12

Anda mungkin juga menyukai