OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis
berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga dapat menambah pengetahuan
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Kelompok
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemberdayaan Masyarakat ......................................................................................... 2
2.2. Konsep – Konsep Pemberdayaan Masyarakat ....................................................6
2.3 Tujuan Pemberdayaan masyarakat ......................................................................17
2.4 Tahap - tahap pemberdayaan masyarakat ...........................................................18
2.5 ciri pemberdayaan masyarakat .............................................................................19
2.6 Jenis pemberdayaan masyarakat ..........................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang itu pemberdayaan
1.3.2. Untuk mengetahui apa itu masyarakat
1.3.3. Untuk mengetahui tujuan dari pemberdayaan masyarakat
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja tahap pemberdayaan masyarakat
1.3.5. Untuk mengetahui ciri pemberdayaan masyarakat
1.3.6. Untuk mengetahui jenis pemberdayaan masyarakat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Pemberdayaan
pemberian kekuasaan karena power bukan sekadar daya, tetapi juga kekuasaan,
sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa.
peningkatan harkat martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, serta terpelihranya
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
2
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Inilah
yang dilakukan CU Karya Murni dengan gerakan awal membentuk relawan yang
2.1.2. Masyarakat
Masyarakat berasal dari akar kata arab yaitu syakara yang berarti “ikut serta,
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Menurut Talcott Parsons Masyarakat
adalah suatu sistem sosial yang swasembada melebihi masa hidup individu normal,
Empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut
masyarakat:
56).
3
dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan
yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap
masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen biasanya
antara lain :
a. Seperasaan
b. Sepenanggungan
modal sosial adalah segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk
mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-
nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci
4
membangun kemampuan manusia dalam mengatasi permasalahan hidupnya.
kebanyakan digagas oleh para pekerja sosial bisa dikategorikan sebagai model
5
Sementara modernisasi adalah strategi (maupun cara pandang) yang mengiringi
proses penyebaran kapitalisme sebagai suatu sistem sosial (Harris, 1982: 15).
infrastruktur.
sosial (social safety net) tradisional seperti lumbung desa, sistem irigasi pertanian
tradisional, dan sebagainya.Implikasi lebih lanjut dari kondisi ini adalah terjadinya
ketimpangan distribusi pendapatan dan dislokalisasi sosial dalam skala masif pada
6
Secara singkat dapat dikatakan bahwa model pembangunan pro pertumbuhan
hanya menjadikan orang kaya menjadi lebih kaya dan orang miskin menjadi lebih
pada manusia (rakyat), yang konon diakui sebagai pembangunan alternatif (Sutoro
untuk mengembangkan dan mendorong struktur masyarakat agar lebih berdaya dan
pemenuhan kebutuhan pokok dan hak asasi manusia dalam setiap langkah-
7
Dari ciri-ciri ini, bisa digaris bawahi esensi pembangunan alternatif adalah
memberi peran kepada individu bukan sebagai subjek, melainkan sebagai aktor
alternatif memberikan nilai yang sangat tinggi pada inisiatif lokal, cenderung
Union for the Conservation Of Nature), telah muncul berbagai defenisi tentang
Commission on the Environment and Development 1987, dikutip oleh Hart, 1995:
4). Keberlanjutan dalam konteks ini sangat menekankan keterpaduan atau integrasi
8
antara tiga sistem pokok: lingkungan (enviromental, ekonomi, sosial) serta
(development the last, pearce and barbier). Secara lebih spesifik, pembangunan
kualitas kehidupan generasi yang akan datang. Kualitas hidup mencakup aspek
kebutuhan ekonomi, kebutuhan akan lingkungan alam yang bersih dan sehat serta
tingkat kebutuhan sosial yang diinginkan (Suparjan dan Hempri Suyatno: 2003
171).
9
Kegiatan pembangunan dianggap berkelanjutan jika kegiatan tersebut secara
ekonomi, pemeliharaan kapital, dan penggunaan sumber daya serta investasi secara
dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat aktif dalam proses
aktif, lebih banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses yang melibatkan
masyarakat akan dapat direalisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang
yang seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota
partisipasi secara efektif dalam melibatkan masyarakat. Hal ini terlihat dalam
10
proses keterlibatan dalam mengidentifikasi masalah hingga perencanaan, dari
dari berbagai pihak dalam mengembangkan berbagai sumber daya (modal) yang
kapital sosial (social capital) CU Karya Murni ternyata menjadi faktor krusial
secara sinergis dan simultan dengan modal fisik, modal manusia, dan modal
alamiah.
11
Serangkaian aksi pengembangan masyarakat yang di lakukan patut diapreasi
secara positif karena menunjukkan kesadaran dari elemen civil society dalam
berbagai peran membangun kualitas hidup masyarakat kurang mampu. Berikut ini
norma (norms), tata nilai (values), sikap (attitudes), keyakinan (beliefs), budaya
peran dan aturan main (roles and rules), jaringan kerja (networks),hubungan
2. Model Sustainable
12
sebagai upaya-upaya pengembangan kehidupan masyarakat yang menekankan
pada intervensi modal sosial, modal manusia, modal fisik, dan modal alamiah
Modal sosial (social capital) perlu dipupuk mengingat ia menjadi salah satu
faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat (Dr. Ir. Arif
Daryanto, M.Ec., 2004). Investasi dalam modal sosial dalam bentuk pendidikan,
Menurut sejumlah studi, peranan modal sosial tidak kalah pentingnya dengan
13
belajar kepada subyek belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai
dengan diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi kesehatan
menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah pengetahuan
kesehatan.
2.3.2 Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran
dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan. Kemauan atau kehendak
merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori
lain kondisi semacam ini disebut sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya
suatu tindakan. Kemauan ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi
mungkin juga tidak atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya
kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang
paling utama yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana
untuk mendukung tindakan tersebut.
14
(Sumodiningrat 2000 dalam Ambar Teguh, 2004: 82). Dilihat dari pendapat tersebut berarti
pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar hingga mencapai status mandiri, meskipun
demikian dalam rangka mencapai kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan
semangat, kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran
lagi. Sebagaimana disampaikan dimuka bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan
masyarakat akan berlangsung secara bertahap.
15
2.5.2 Organisasi masyarakat (community organization)
16
ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan
kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya
posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksi
permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahn gizi buruk anak balita,
kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan
anak akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:
1. Meja 1 : pendaftaran
2. Meja 2 : penimbangan
3. Meja 3 : pengisian kartu menuju sehat
4. Meja 4 : penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vitamin A dan tablet besi
5. Meja 5 : pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan serta pelayanan keluarga berencana.
Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah posyandu
diberbagai daerah yang semula ada sudah tidak aktif lagi.
Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan pemeriksaan
(ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi, penyuluhan
kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada
kader dan mayarakat.
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA, yaitu kesenjangan
geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan sosial
budaya.Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis,
sementara kontak setiap saat dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi
kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan
dukun bayi, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif
17
pemeriksaan ibu, anak, dan melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan
mamou mengurangi kesenjangan ekonomi.
2.6.3 Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan
sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat (penyakit
rakyat/penyakit endemik)
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM yang
ada.Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan menyediakan
obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai program kesehatan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD antara lain :
1. Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah
mencakup 12.366 sekolah.
2. Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) dilaksanakan pada 96
kabupaten.
3. Dana sehat pola pondok pesantren, dilaksanakan pada 39 kabupaten/kota
4. Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten,
terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
5. Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dilaksanakan pada 11
kabupaten/kota.
18
6. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota dan lain-
lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
Seharusnya dana kesehatan merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi anggota
masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes, jamsostek, dan
asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan
masyarakat, yang pada gilirannya mampu melestarikan kegiatan UKBM setempat. Oleh karena
itu, dana sehat harus dikembangkan keseluruh wilayah, kelompok sehingga semua penduduk
terliput oleh dana sehat atau bentuk JPKM lainnya.
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun sampai
sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM.
Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi LSM yang aktivitasnya
seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi profesi kesehatan, organisasi
swadaya internasional.
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang
dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat.Dikaitkan dengan peran serta
masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidnag peningkatan kesehatan
dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi utama dari TOGA
adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga
19
meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan.
Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat dipergunakan untuk memperbaiki gizi
masyarakat, upaya pelestarian alam dan memperindah tanam dan pemandangan.
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk
kebutuhan pangan.Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang
selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi berumur 6-11
bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan terutama mereka dari
keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, dan seluruh
ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang gizi.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah diberikan PMT anak
masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka, makanan tambahan terus dilanjutkan
sampai anak pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang secara
rasional hingga ketingkat pedesaan.Sejak itu untuk menjamin kelancaran program berupa
peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos
KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat
kecamatan.
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar pesantren yang
seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun pedesaan.
20
2.6.10 Saka Bhakti Husada (SBH)
Sasarannya adalah peserta didik antara lain : Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15
tahun dengan syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni
Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan pelayanan kesehatan
dasar, serta menjalin kemitraan
Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW yang
besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi dan
kreasinya.Dimasyarakat karang taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang
mampu mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan masyarakatnya
termasuk pula dalam pembangunan kesehatan.Pada pelaksanaan kegiatan posyandu, gerakan
kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi
karang taruna ini snagat besar.
21
2.6.14 Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.Pembahasan dalam makalah ini (Pemberdaya Masyarakat)
merupakan masalah yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, oleh karena itu penulis
menyarankan agar para pembaca memahami tentang isi makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Zubaedi.2013.Pemberdayaan Masyarakat.Jakarta:Kencana
Hikmat,R.Harry.2001.Strategi PemberdayaanMasyarakat.Bandung:Humanoria
Utama Pres.