OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena makalah kami yang
berjudul “Usaha Pencegahan Kecelakaan Tempat Wisata Darat” dapat kami selesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang usaha
pencegahan kecelakaan pada tempat wisata air. Makalah ini kami susun dengan mencari informasi
dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembimbing, yaitu Bapak I Gusti Ketut
Gedengurah, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen pada mata kuliah Keperawatan Pariwisata. Semoga
makalah ini dapat mengantarkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun, makalah ini telah kami susun sebaik mungkin, pasti terdapat kekurangan di dalamnya.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Terima
kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II
2.1 Pengertian Pariwisata, Objek Wisata, dan Kecelakaan ............................................................. 3
2.2 Tempat Rekreasi Darat .............................................................................................................. 4
2.3 Pencegahan Kecelakaan Wisata Darat ...................................................................................... 5
BAB III
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 9
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian obyek dan daya tarik wisata menurut Marpaung (2002:78) adalah suatu bentuk
aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang menarik minat 20 wisatawan atau pengunjung
untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Obyek dan daya tarik wisata sangat erat
kaitannya dengan motivasi wisata dan fashion travel, karena wisatawan ingin mengunjungi
suatu tempat tertentu dalam kunjungannya.
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam
serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan tropis, serta binatang-binatang langka
3
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan,
taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
Menurut Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan/atau harta benda
4
Indonesia. Banyak orang menghabiskan waktu dan berekreasi di wisata tersebut. Kondisi
Hutan saat itu sangat alami dan asri ditambah lagi dengan adanya taman bermain untuk
anak-anak, tempat bersantai, sumber air yang mengalir dan kolam renang sebagai peninjau
wisata tersebut.
C. Bangunan Bersejarah
Sejarah panjang masa kolonial di Indonesia dapat dilihat sampai dengan saat ini
berupa bangunan atau benda bersejarah yang hampir terdapat di seluruh kota di Indonesia.
Bangunan bersejarah tersebut saat ini keberadaannya diatur dalam Undang- undang
Nomor 11 tahnu 2010 tentang Cagar Budaya bahwa bahwa pemerintah, pemerintah daerah
dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar budaya untuk kepentingan agama, sosial,
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan pariwisata. Pemanfaatan
bangunan bersejarah merupakan bagian dari pengembangan pariwisata budaya yang
merupakan salah satu faktor penarik wisatawan. Keberadaan bangunan sejarah, situs atau
monumen merupakan potensi terhadap pengembangan heritage tourism atau disebut
sebagai wisata warisan budaya sebagai alternatif pengembangan pariwisata di perkotaan.
5
2. Pengecekan terhadap kondisi destinasi wisata di masing masing objek untuk
memastikan bahwa tidak terdapat benda-benda asing sebelum kegiatan dimulai.
Terdapat pula kegiatan gotong royong secara rutin di sekitar destinasi wisata setiap
seminggu sekali.
3. Untuk memastikan kondisi wisata aman, maka salah satu pemandu bertugas sebagai
pemantau kondisi wisata dengan berada di bagian strategis dan berkomunikasi lewat
HT. Dengan alat tersebut ia akan berkomunikasi dengan pemandu yang bertugas
menemani wisatawan pada saat itu.
4. Apabila wisatawan mengalami cedera kecil, maka pihak pengelola sudah
menyediakan kotak P3K pada pos yang tersedia di objek wisata tersebut.
Pengelolasiap menanggung semua biaya pengobatan wisatawan dan telah bekerjasama
dengan pihak asuransi.
1. Kondisi fisik guide harus dipastikan schat jasmani rohani sebelum terjun kelapangan.
2. Masing-masing guide membawa life jacket baikuntuk diri sendiri dan wisatawan yang
dipandu.
3. Membawa alat HT untuk herkomunikasi maupun berkoordinasi dengan guide yang
lain.
4. Membawa peralatan P3K untuk pengobatan pertama apabila mengalami
cederaataukecelakaan ringan.
5. Setiap guide yang betugas mendampingi tamu memiliki satu atau lebih rekan guide.
dikondisikan dengan jumlah wisatawan yang datang sehingga guide utama yang
bertugas bisa meminta bantuan rekan-rekan lainnya apabila menghadapi
kesulitankesulitan yang tidakdapat diselesaikan sendiri selama berada di lapangan.
6. Setiap guide sudah terdaftar asuransisehingga apabila mengalami kecelakaan atau
halhal yang tidak diinginkan, biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung oleh pihak
asuransi.
6
Adapula pecegahannya di wisata darat. Berbagai upaya penanggulangan wisata darat sangat
penting untuk dilakukan demi menjaga keamanan wisata darat. Berikut beberapa diantaranya.
1. Pelatihan Sistem Manajemen Pengamanan di Destinasi Wisata Dalam Peraturan Menteri
ini yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Pengamanan, yang selanjutnya disingkat
SMP, adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
perusahaan, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan pengamanan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan usaha guna mewujudkan lingkungan yang aman, efesien, dan produktif.
Bagian Keamanan (Petugas Keamanan) merupakan bagian yang bertugas menjaga dan
mengatur keamanan serta melakukan pengamanan seluruh area destinasi wisata dan
memantau semua pengunjung, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta
memantau keluar masuknya tamu di semua pengunjung dan mengawasinya terutama yang
mencurigakan. Selain itu petugas keamanan juga harus memeriksa para karyawan hotel
“body checking” baik itu saat masuk lokasi maupun saat keluar lokasi. Adanya petugas
keamanan membuat pengunjung merasa aman dalam menikmati atraksi wisata. Apalagi
dimasa covid-19 ini, petugas keamanan harus tegas dalam menegakan peraturan baik para
pekerja maupun pengunjung wisata untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang
bertujuan juga untuk keselamatan semua orang yang berada di are destinasi wisata.
2. Sistem CCTV (Closed Circuit Televition) CCTV system adalah sistem yang bisa
digunakan pada destinasi wisata dalam upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban
dengan memasang beberapa kamera ditempat yang dikehendaki dan dikendalikan pada
ruang operator. CCTV merupakan sistem keamanan generasi baru. Dengan CCTV segala
monitoring,Recording,Schedulling bisa dilaksanakan dengan mudah. Seiring dengan
kemajuan sistem Teknologi dan Informasi (TI),bahkan sistem CCTV ini bisa dilihat dari
jarak jauh yaitu antar kota, bahkan dunia dimana ada fasilitas jaringan telephone/internet.
Disamping itu monitoring juga dapat dilakukan dari pesawat Hand Phone atau PDA
dengan sistem Video Streaming. Semua kegiatan di area destinasi wisata dapat dipantau
dengan menggunakan CCTV system sebagai alat bantu dalam menjaga keamanan dan
keselamatan, yaitu
7
a. Monitoring Direct Petugas keamanan dapat melihat secara langsung kejadian yang
ada di destinasi wisata dari operator/pengguna atau melihat dari monitor/televise
yang dipasang di ruang operator.
b. Recording Setiap kejadian yang ada di destinasi wisata dapat terecord/terekam
dalam CPU computer yang dapat dilihat atau diputar kembali sewaktu-waktui.
c. Schedulling Pencatatan kejadian ; harian : detik, menit, jam. Mingguan:
senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu, minggu, bulanan dan tahunan.
3. Sistem Pemadam Kebakaran di Destinasi Wisata Dalam penanganan masalah pemadaman
destinasi pariwisata, maka yang harus diadakan oleh pengelola :
a. Petugas Pemadam Kebakaran (Fire Brigade Team)
Adapun tugas pokok Fire Brigade Hotel adalah :
1) Pencegahan kebakaran
2) Pemadaman kebakaran
3) Penyelamatan jiwa dan ancaman kebakaran dan bencana lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Obyek dan daya tarik wisata sangat erat kaitannya dengan motivasi wisata dan
fashion travel, karena wisatawan ingin mengunjungi suatu tempat tertentu dalam
kunjungannya. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata
petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya
Gunung biasanya dijadikan objek wisata, hal ini karena bebeapa gunung memiliki
sumber daya wisata alami maupun yang dibangun dan dikembangkan, sehingga memiliki
daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Hutan merupakan unsur penting sumber daya alam nasional, memiliki arti dan peran yang
sangat besar pengaruhnya pada aspek kehidupan sosial, lingkungan hidup, dan
pembangunan. Selain itu, hutan juga dapat dikembangkan menjadi salah satu obyek
pariwisata yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dengan kegiatan pengelolaan hutan
untuk dijadikan tempat pariwisata yang baik dan benar akan memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Bangunan bersejarah sebagai produk pariwisata merupakan salah satu jalan keluar
bangunan-bangunan tersebut dapat terus bertahan dengan semakin banyaknya fasilitas
modern di sekelilingnya. Pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai daya tarik wisata juga
memiliki tantangan yang berat, karena selain harus membawa dampak ekonomi bagi
masyarakat juga memerlukan langkah-langkah pelestarian.
Ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mengatasi bahaya
kesehatan pada saat berada didaerah wisata darat, antara lain:
a) Praktekkan perilaku aman, menggunakan pakaian pelindung
b) Pastikan anak tidak luput dari pengawasan orang dewasa selama berada di tempat rekreasi.
c) Hindari konsumsi alkohol sebelum melakukan kegiatan didaerah rekreasi
9
3.2. Saran
Melalui makalah ini penulis menyarankan agar fasilitas yang ada di tempat wisata lebih
ditingkatkan lagi, karena keselamatan dan kesehatan para wisatawan merupakan hal
yang utama.
10
DAFTAR PUSTAKA
K. Pariwisata, “Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Dan Sertifikasi
Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan Sektor Pariwisata Dalam Masa
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019,” 2020, [Online]. Available:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/169208/permenpar-no-13- tahun-2020.
11