Kelas A 2018
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat mnyelesaikan tugas mata kuliah Geografi
Pariwisata, kami banyak mengalami hambatan bahkan kesulitan. Namun berkat
bantuan dan berbagai pihak, makalah ini akhirnya dapat terselesaikan. Kami
menyadari bahwa isi dari makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu kami mengaharapkan kepada para pembaca khususnya Dosen Pengampu dan
teman kelas A, untuk memberi tanggapan berupa saran dan kritik yang bersifat
membangun, untuk meningkatkan mutu pembelajaran selanjutnya, akhir kata
kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.
Suwantoro (2002) mengemukakan bahwa wisata alam adalah bentuk kegiatan
wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan. Wisata
alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata
yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam
bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia. Akibatnya
tempattempat rekreasi di alam terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat
memberikan kenyamanan sehingga semakin banyak dikunjungi orang
(wisatawan). Pembangunan pariwisata saat ini diarahkan kepada pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan. Menurut Sharpley (2000) hal tersebut karena
kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan terarah pada penggunaan
sumberdaya alam dan penggunaan sumberdaya manusia untuk jangka waktu
panjang. Salah satu desa wisata yang juga memiliki potensi dikelola dan
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis potensi wisata ?
2. Bagaimana kepariwisataan Sumatera Utara
C. Tujuan
Tujuan dari adanya pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu penugasan pada mata kuliah tersebut dan
1. Untuk mengetahui pengertian analisis potensi wisata
2. Untuk mengetahui bagaimana kepariwisataan di Sumatera Utara
1
D. Manfaat
Manfaat dari adanya makalah ini adalah dapat membantu dan
menambah wawasan dari mahasiswa yang menduduki jurusan ini serta dapat
dijadikan sumber refrensi.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kondisi Fisis Aspek fisis yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa iklim
(atmosfer), tanah batuan dan morfologi (lithosfer), hidrosfer, flora dan fauna.
b. Atraksi dan Obyek Wisata Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi
daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, misal adalah tari-
tarian, nyayian, kesenian daerah, upacara adat dan lain-lain (Yoeti, 1996 : 172).
Obyek wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung.
4
d. Pemilikan dan Penggunaan Lahan Variasi dalam pemilikan dan penguasaan
lahan dapat mempengaruhi lokasi tempat wisata, bentuk pengembangannya, dan
terhadap arah pengembangannya. Bentuk Penguasaan lahan antara lain : a) lahan
Negara/pemerintah, b) lahan masyarakat dan c) lahan pribadi (Pearce, 1983 : 34)
Suatu tempat dapat menjadi suatu obyek wisata harus mempunyai suatu potensi
yang dapat menarik pengunjung. Potensi tersebut dapat berupa kenampakan alam
alami yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu obyek/kenampakan yang
dibuat oleh manusia, dalam hal ini stakeholder yang bertanggung jawab terhadap
obyek wisata tersebut.
Setiap suku dan sub suku tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing, memiliki
keunikannya masing-masing. Bahasa, budaya, adat istiadat dan kebiasaan yang
berbeda-beda. Sumut singkatan dari Sumatera Utara yang lebih dikenal dengan
orang-orang Bataknya yang memiliki marga.
5
Pariwisata Di Sumatera Utara
Jika membahas pariwisata di Sumut maka bayangan kita akan langsung tertuju
dengan Danau Toba, yaitu danau terbesar dan terluas di Asia Tenggara. Danau
hasil letusan gunung yang terjadi ribuan tahun silam. Danau yang di tengah-
tengahnya terdapat sebuah pulau bernama Pulau Samosir. Danau yang dikelilingi
beberapa kabupaten dan digunakan sebagai tempat mata pencaharian masyarakat
sekitar untuk mencari nafkah sebagai nelayan. Keindahannya tidak perlu
diragukan lagi, yang mana pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan
yang mempesona dari berbagai sudut sekitar danau.
Tidak hanya sekedar pemandangan terhadap danaunya, tapi juga ditambah dengan
pemandangan pegunungan yang hijau. Perjalanan sekali atau dua kali tidak akan
membuat setiap pengunjung merasa bosan. Pengunjung juga dapat merasakan
dinginnya air danau Toba dengan mandi dan berenang di pantainya. Ada banyak
tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di setiap daerah yang ada di Sumut
selain dari danau Toba, seperti halnya Masjid Raya Medan di kota Medan, Muara
di Tapanuli Utara, Sipinsur di Humbang Hasundutan, Air Terjun Sipiso-piso di
Kabupaten Karo, Air Terjun Telaga Dwi Warna di Sibolangit, Cagar Alam
Sibolangit, Bukit Gundaling, Fundland Mikie Holiday di Berastagi, Pantai Sorake
dan Pantai Lagundri di Nias, Pulau Samosir, Pantai Air Tawar Bul-bul, Bukit
Tarabunga, Air Terjun Sigur-gura di Tobasa, Perkebunan Teh Sidamanik dan itu
pun masih beberapa dari sekian banyak tempat wisata di Sumut.
Ada banyak tempat-tempat wisata yang bisa dijadikan sebagai destinasi berlibur
bagi turis asing maupun turis lokal, baik tempat wisata yang sudah lama ada yang
kian lama kian diperbaiki sampai tempat wisata yang baru. Selain berburu tempat
wisata, di Sumut juga bisa belajar kebudayaannya yang melimpah ruah. Menurut
data Badan Pusat Statistik kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumut pada
Februari naik sebesar 33,6% dibandingkan Januari 2019 yakni dari 17.470
kunjungan menjadi 23.342 kunjungan dan kunjungan wisman pada Februari pun
lebih besar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni 17.926
kunjungan atau naik 30,2%.
6
Selain danau toba masih banyak tempat yang berpotensi untuk dilakukan kegiatan
wisata yaitu :
Danau Linting
Kawasan Danau Linting yang meliputi luas areal kurang lebih 3 Ha termasuk
radius 100 meter dari pinggir danau telah ditunjuk menjadi kawasan lokasi wisata
sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Deli Serdang
Nomor 556/272/DS/Tahun 1999. Secara administrasif kawasan wisata ini terletak
di desa Sibunga-bunga Kabupaten Deli Serdang. Terlepas dari alasan Pemerintah
tidak mengelola potensi pariwisata di kawasan Danau Linting karena Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan tidak bisa bekerja sendiri dalam meningkatkan
sektor pariwisata melainkan harus didukung dengan perangkat lainnya.
Contohnya infrastruktur jalan, sebuah kawasan obyek wisata yang menarik pun
tidak akan dikunjungi wisatawan bila kondisi jalan ke lokasi tersebut tidak
memberikan kenyamanan. Hal tersebut tentu bukan menjadi kewenangan
Disbudpar, melainkan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum (PU). Kesinerjian
dan kekompakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sangat
dibutuhkan melalui upaya menanggalkan egosektoral dengan saling mendukung.
Selain itu masalah keterbatasan anggaran di bidang pariwisata juga merupakan
masalah terhambatnya pengembangan obyek wisata Danau Linting. Disamping
itu, masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan juga tidak pernah diajak
dalam rencana pengembangan wisata alam ini. Ketiadaan rencana pengembangan
kawasan Danau Linting serta tidak adanya keterlibatan masyarakat semakin lama
semakin mengancam kelestarian kawasan Danau Linting itu sendiri. Karena akan
semakin menjauhkan masyarakat dari potensi manfaat yang seharusnya bisa
diperoleh dari keberadaan Danau Linting itu sendiri baik dari sisi ekonomi, sosial,
dan budaya. Danau Linting sebagai salah satu kawasan pelestarian alam yang
memiliki potensi membutuhkan perencanaan yang dapat memberikan gambaran
bagaimana pariwisata dan hal-hal yang berkaitan dengan wisata untuk
pengelolaannya ke depan. Danau Linting mempunyai keterwakilan ekosistem
7
yang masih alami dan mempunyai komunitas alam yang unik, langka, dan indah
serta bentang alam dan potensi alam yang dapat dijadikan sebagai obyek dan daya
tarik wisata alam (ODTWA). Pemanfaatan potensi ODTWA ini harus dikelola
secara arif dan bertanggung jawab serta harus memperhatikan kelestarian
lingkungan. Pengamatan potensi obyek dan daya tarik wisata alam dilakukan
dengan observasi langsung di sepanjang jalur kawasan wisata Danau Linting.
Komponen yang harus dinilai adalah kondisi biologis dari danau tersebut, daya
tariknya, aksesibilitasnya, dan kondisi sarana prasarana dari danau tersebut.
Danau Linting merupakan danau vulkanik yang mengandung belerang. Menurut
beberapa sumber, kedalaman air Danau Linting selalu berubah-ubah sehingga kita
tidak bisa mengetahui dengan pasti berapa kedalaman dari air Danau Linting
tersebut. Selama berada di Danau Linting para pengunjung harus tetap
memperhatikan etika dan larangan dari masyarakat sekitar. Keindahan alam yang
begitu indah di danau ini membuat sangat nyaman untuk berlama-lama menikmati
pesonanya. Penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata alam dilakukan dengan
cara pengamatan secara langsung di sepanjang jalur kawasan Danau Linting
setelah mengidentifikasi obyek-obyeknya. Obyek yang dianggap berpotensi akan
dicatat. Adapun komponen yang dinilai dari wisata alam Danau Linting tersebut
adalah daya tarik lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk mencapai lokasi, serta
sarana dan prasarana penunjang yang mendukung perkembangan lokasi wisata
tersebut. Daya tarik suatu lokasi kawasan wisata merupakan alasan yang utama
para pengunjung untuk mengunjungi ke lokasi wisata dalam rangka melakukan
kegiatan wisata. Daya tarik yang dimiliki kawasan wisata Danau Linting cukup
besar untuk manarik minat pengunjung. Daya tarik tersebut dapat berupa
keunikan sumber daya alam misalnya danau dan gua, sumber daya alam yang
menonjol misalnya sumber air panas dan bebatuan, kegiatan yang dapat dilakukan
di lokasi wisata misalnya kegiatan berkemah, daya tarik berupa kebersihan, dan
kenyamanan lokasi wisata.
8
Ocean Pasifik
9
pengamatan dan wawancara dengan pihak Pengelola bahwa sikap masyarakat baik
dan tidak pernah mengganggu masyarakat saat berwisata. Keterbatasan Dana
merupakan salah satu faktor utama kurang berkembangnya objek wisata di Kota
Medan. Pihak Pengelola objek wisata telah mengupayakan beberapa hal untuk
mengembangkan objek wisata nya yaitu dengan : a. Menjalin Kerjasama dengan
beberapa pihak Sponsor dalam mendukung berupa dana untuk mengembangkan
Objek Wisata. b. Melakukan Promosi kebeberapa Sekolah untuk memperkenalkan
tempat wisatanya. c. Melakukan studi banding kebeberapa lokasi objek wisata
yang lebih maju untuk dapat melakukan perbandingan demi mendukung
perkembangan objek wisata d. Memberikan pelatihan Karyawan untuk lebih baik
bekerja dilokasi objek wisata e. Dan, menambah fasilitas untuk kelengkapan di
lokasi objek wisata Sedangkan dari pihak Pemerintah melakukan upaya untuk
mengembangkan kepariwisataan di Kota Medan yaitu : a. Melakukan Promosi
melalui penyebaran Booklet kemasyarakat dan Internet b. Melakukan perbaikan
fisik pada beberapa lokasi objek wisata c. Membangun dan melengkapi sarana dan
prasarana kelokasi objek wisata d. Dan menambah beberapa fasilitas dibeberapa
lokasi objek wisata Dari penjelasan upaya-upaya yang dilakukan baik dari pihak
Pemerintah Pengelola objek wisata diatas, masih belum optimal dilakukan. Dan
untuk kedepannya diharapkan kepada pihak Pemerintah dan pengelola objek
wisata bekerjasama mengembangkan objek wisata di Kot aMedan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Haryotono, T. (2002). Identifikasi Potensi objek wisata dan daya tarik wisata
untuk pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta. Skripsi Fakultas Geografi
Gajah Mada.
Karyono. A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta. Departemen Kehutanan. 1989. Kamus KehutananEdisi Pertama.
Departemen Kehutanan RI. Jakarta
12