Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH LAHAN KERING DAN KEPULAUAN DAN

PARIWISATA
(LEMBATA)

Di Susunoleh
NAMA : 1.YohanaFransiska More 7. Mario Y. K.Djawaluna
2. Nindy E. Tanesib 8.Veronica D. M Malik
3. Angela A. Siki 9.Yunita M. Nenobais
4.IrvanAlfiandyYohanis 10.Alvi A. Hauteas
5.Mahmud Al F. Atasoge 11.OktavianaRosari
6.TheresiaErnitaAdang 12.Martha S. O. Loden

KELAS : III/C

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHTAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan ramahat
dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini tentang
Pariwisata Di Kabupaten Lembata. Penulis menulis makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan penulis dan dapat dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang penulis miliki. Tegur sapa dari pembaca akan penulis terima
dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Kupang,Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Definisi Pariwisata......................................................................................3

B. Jenis-Jenis Pariwisata di pulau Lembata.................................................6

1. Wisata Budaya.........................................................................................6

2. Wisata Bahari..........................................................................................7

3. Ekowisata...............................................................................................11

4. Agrowisata.............................................................................................15

5. Wisata Ziarah........................................................................................16

C. Potensi Dan Masalah Pariwisata Yang Ada Di Lembata......................17

D. Peluang Ekonomi Pariwisata Yang Ada Di Lembata............................19

BAB III..................................................................................................................22

PENUTUP.............................................................................................................22

A. Kesimpulan................................................................................................22

B. Saran..........................................................................................................22

DAFAR PUSTAKA..............................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pariwisata (tourism) baru mancul di masyarakat di masyarakat
kira-kira pada abad ke-18, khususnya sesudah Revolusi Industri di Inggris.
Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour),
yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang, di
luar tempat tinggal sehari-hari dengan suatu alasan apa pun selain
melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau gaji (Muljadi,
2012)
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat
sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam
dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu (Kodhyat dalam Kurniansah, 2014).
Obyek wisata atau tempat wisata adalah sebuah tempat rekreasi atau
tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek wisata alam seperti
gunung, danau, sungai, panatai, laut, atau berupa obyek wisata bangunan
seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain (Pendit
dalam any safary, 2016). Jenis wisata yang ada di lembata misalnya wisata
budaya, wisata bahari, ekowisata, agrowisata, wisata ziarah.
Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dinyatakan
bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata baik itu pembangunan obyek dan daya tarik wisata, yang
dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola dan membuat
obyekobyek baru sebagai obyek dan daya tarik wisata.
Potensi setempat, mewujudkan keunggulan kompetitif di daerah
pariwisata yang ditata kembali dan dikembangkan secara sinergis dengan
semakin bertumpu pada potensi terbaik dan karakteristik lokal masing-
masing wilayah.

1
Pariwisata leading sector dengan pendekatan kluster pariwisata
mengarahkan lembata kepada upaya recovery ekonomi yang merupakan
salah satu agenda dari enam agenda utama kebijakan pembagunan lembata
baru. Sementara percepatan pembagunan infrastruktur mendapat
jawabannya dalam pengimplementasian pariwisata leading sektor melalui
usaha promosi destinasi wisata. Penentuan destinasi wisata lingkar
lembata atau yang dikenal dengan three angel line adalah strategi
peningkatan infrastruktur dengan mengedepankan pembagunan yang
berwawasan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pariwisata?
2. Apa saja jenis-jenis pariwisata yang ada di lembata?
3. Apa saja potensi dan masalah pariwisata yang ada di lembata?
4. Apa peluang ekonomi pariwisata yang ada di lembata?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pariwisata.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pariwisata yang ada di lembata.
3. Untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada di lembata.
4. Untuk mengetahui peluang ekonomi pariwisata yang ada di lembata.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Pariwisata
Istilah pariwisata (tourism) baru mancul di masyarakat di masyarakat
kira-kira pada abad ke-18, khususnya sesudah Revolusi Industri di Inggris.
Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour),
yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang, di
luar tempat tinggal sehari-hari dengan suatu alasan apa pun selain
melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau gaji (Muljadi,
2012).
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat
sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam
dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu (Kodhyat dalam Kurniansah, 2014).
Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi
sebagai berikut:
Menurut A.J Burkart dan S.Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang
untuk sementara (dan) dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar
tempat dimana mereka biasany hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan
mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan tersebut.

Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf, pariwisata dapat


didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat, dengan syarat
bahwa mereka tidak tinggal disitu untuk melakukan suatu pekerjaan yang
penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun
sementara.

Menurut World Tourism organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan


seseorang yang bepergian ke atau tinggal disuatu tempat diluar

3
lingkunganya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara
terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainya.

Menurut Undang-undang No.9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan


segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan
pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jaya
pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.

Menurut mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), bahwa
pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk sementara waktu ke
destinasi diluar tempat tinggal dan tempat bekerjanya dan melaksanakan
kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-penyiapan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Youti, (1991:103). Pariwisata


berasal dari dua kata yaitu Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai
banyak, berkali-kali,berputar-putar atau lengkap. Sedangkan Wisata dapat
diartikan sebagi perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim
dengan kata “reavel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu maka kata
“pariwisata” dapat juga diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan
berkali-kali atau berputar-putar dari suatun tempat ketempat yang lain
yang dalam bahsa Inggris didebut juga dengan istilah “Tour” Menurut

Menurut Mill dan Morisson (1985). Ada bebrapa variabul sosioekonomi


yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu :
a. Umur
Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen
yaitu : besarnya waktu luang dan aktifitas yang berhubungan dengan
tingkatan umur tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pola
konsumsi antara kelompok yang lebih tua dengan kelompok yang
lebih muda.
b. Pendapatan

4
Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk
permintaan untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya
perjalanan itu sendir yang memakan biaya wistawan juga harus
mengeluarkan uang untuk jasa yang terdpat pada tujuan wisata dan
juga di semua aktifitas selama mengadakan perjalanan.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaryhi tipe dari waktu yang luang untuk
digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan
merupakan suatu motivasi untuk melakuakan perjalanan wisata. dapat
juga dismpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pandangan
seseorang dan memberikan lebih banyak pilihan yang bisa diambil
oleh seseorang.
Sedangkan berdasarkan undang-undang no 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan, bahwa keadaan alam, flora, dan fauna sebagai
karunia tuhan yang maha esa, serta peninggalan sejarah, seni, dan juga
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan
modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat sebagiman terkandung dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Definisi pariwisat memang tidak pernah persis diantara para ahli.
Pada dasarnya pariwisata merupakan perjalanan dengan tujuan untuk
menghibur yang dilakukan diluar kegiatan sehari-hari yang dilakukan
guna untuk memberikan keuntungan yang bersifat permanen ataupun
sementara. Tetapi apabila dilihat dari segi ko0nteks pariwisata
bertujuan untuk menghibur dan juga mendidik. Berdasarkan definisa
pariwisata diatasa maka disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Terdapat dua lokasi yang saling terkait yaitu daerah asal dan
juga daerah tujuan (destinasi).

5
2. Sebagai daerah tujuan pasti memiliki objek dan juga daya tarik
wisata.
3. Sebagai daerah tujuan pasti memiliki sarana dan prasarana
pariwisata.
4. Pelaksana perjalananan ke daerah tujuan dilakukan dalam
waktu sementara.
5. Terdapat dampak yang ditimbulkan,khususnya daerah tujuan
segi sosiala budaya,ekonomi dan lingkungan.
B. Jenis-Jenis Pariwisata di pulau Lembata
Lembata merupakan salah satu kabupaten di indonesia yang terletak di
provinsi Nusa Tenggara Timur. Nusda Tenggara Timur memang
menyajikan tempat-tempat wisata yang begitu keren dan menarik salah
satunya di lembata. Ada beberapa tempat-tempat wisata yang ada di
lembata :
1. Wisata Budaya
Potensi sumber daya alam serta kekayaan adat dan tradisi yang unik
di Lembata tersebut, kemudian dikemas sedemikian rupa oleh
pemerintah daerah untuk dijadikan sebagai objek wisata alam maupun
wisata budaya guna menunjang perekonomian masyarakat Lembata.
Tercatat, dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah daerah
Kabupaten Lembata telah menggelar beberapa festival destinasi dan
budaya sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan potensi wisata
di Pulau Lembata. Adapun beberapa festival destinasi dan budaya yang
pernah digelar atau dilaksanakan di Lembata diantaranya adalah:

Festival Baleo yang digelar pada tahun 2010 di desa Lamalera,


Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata. Festival Baleo ini
merupakan salah satu upaya melestrikan tradisi penangkapan paus
secara tradisional.

6
Festival Adventure Indonesia yang digelar pada september 2014
dan diikuti oleh masyarakat Lamaholot mulai dari Solor, Flores Timur
Daratan, Adonara, Lembata dan Alor.

Kemudian pada Agustus 2016 yang lalu, pemerintah setempat juga


mengadakan Festival Bahari Nuhanera yang merupakan salah satu
acara dari serangkaian program promosi yang telah dibuat Pemda
untuk menyiapkan Teluk Waienga sebagai salah satu ikon wisata masa
depan Lembata. Dalam upaya memperkenalkan dan memajukan
kabupaten Lembata dalam bidang pariwisata, maka di tahun 2018 ini
Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata kembali menggelar acara
Festival yang bertema Festival 3 Gunung yakni Gunung Ile Batutara,
Ile Lewotolok, dan Ile Werun. Festival ini akan dilaksanakan mulai
tanggal 27 Okt-3 Nov dan akan melibatkan seluruh masyarakat dari
tiga gunung tersebut dan didukung alokasi dana dari pemerintah.
Sehingga, tutur nenek moyang dan cerita-cerita rakyat masa lalu yang
dapat dikisahkan dan dilakoni, dapat ditampilkan dalam festival.

Budaya Tradisional Penangkapan Ikan Paus di Desa Lamalera


Lamalera terletak di Kecamatan Wulandoni yang terdiri dari 2 sub
desa yaitu : Desa Lamalera A dan Lamalera B. Di desa Lamalera ini
pengunjung dapat menikmati obyek wisata budaya dan bahari yakni
perburuan ikan paus secara tradisional yang hanya mempergunakan
peralatan tradisional seperti peledang (perahu kayu tanpa mesin tetapi
dengan menggunakan layar) dan tempuling (tombak yang ujungnya
berkait yang terbuat dari baja) yang digunakan untuk menikam ikan
paus.

2. Wisata Bahari

Wisata bahari adalah seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang


aktifitasnya dilakukan pada media kelautan tau bahari dan meliputi

7
daemh pantai, pulau-pulau sekitarnya, serta kawasan lautan dalam
pengertian pada permukaannya; dalamnya;, ataupun pada dasarnya
termasuk didalamnya tamn laut.

a. Pantai Pedan
Pantai Pedan terletak di Desa Petuntawa, Kecamatan Ile
Ape. Pantai ini memiliki pasir putih yang terhampar sepanjang pantai,
dengan habitat pohon bakau yang tumbuh disekitar pantai. Wisatawan
yang datang dapat menikmati panorama alam dan bermain di area
pantai yang cukup luas.
Panorama pantai yang indah dan hamparan air laut biru dan jernih.
Cukup mudah dijangkaui, sekitar 60 menit dari Kota Lewoleba
menggunakan angkutan darat dengan kondisi jalan yang cukup baik.
b. Pantai Bour dan Bukit Pass
Pantai ini terletak di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan. Keindahan
panorama pantai didukung dengan pemandangan bukit yang indah dan
hamparan laut selat Boleng. Di pantai ini cocok bagi pengunjung untuk
menikmati wisata pantai seperti ski air, renang, berjemur, camping,
voli pantai dan hiking ke puncak wolorpass untuk menikmati Sun Set
dan keindahan panorama alam.
Ponorama alam dengan hamparan pasir putih di sepanjang garis pantai
dan Panorama alam Bukit Wolor Pass. Sangat mudah dijangkau
dengan menggunakan angkutan darat karena kondisi jalan beraspal
sampai di obyek.
c. Pantai Ohe
Pantai Ohe terletak di Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape. Pantai
ini memiliki pasir putih yang terhampar sepanjang pantai, dengan
habitat pohon bakau yang tumbuh disekitar pantai. Wisatawan yang
datang dapat menikmati panorama alam dan bermain di area pantai
yang cukup luas serta dapat menikmati tarian/kesenian yang kerap
dipentaskan dipanggung terbuka.Panorama alam dengan pasir

8
pantainya yang putih, makam dan sumur tua serta kerangka tulang ikan
Paus. Sangat mudah dijangkau dengan menggunakan angkutan darat
karena kondisi jalan beraspal sampai di obyek.
d. Pantai Pasir Putih Mingar
Pantai Mingar memiliki pasir putih dengan garis pantai yang
panjang, yang teletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan
Nagawutung. Wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata pantai
seperti selancar dan Fun surfing karena mempunyai gelombang pantai
yang cukup tinggi, selain itu di sekitar pantai terdapat hutan tropis
yang sejuk yang dihuni oleh satwa liar. Di depan Pantai terdapat pulau
Sewanggi dengan panorama alam bawa laut yang indah, dan tanjung
Naga dengan panorama alam gua Walet.
Ponorama alam dengan hamparan pasir putih di sepanjang garis pantai.
Ritual pengambilan Nale (sejenis cacing laut berwarna hijau dan merah
yang muncul ketika bulan purnamapada bulan Februari. Terdapat
angkutan umum yang menuju ke o5
e. Pantai Lewolein
Pantai Lewolein merupakan pantai rekreasi yang sangat indah dan
memiliki keistimewaan yang unik yaitu komposisi letak dan panorama
alam yang terletak di Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan. Terdapat
juga teluk Lewolein dengan potensi alam bawa laut yang indah untuk
diving dan snorkeling serta wisata mancing. Dari pantai ini
pengunjung bisa menyaksikan sunset di Puncak Gunung Ile
Ape.Ponorama pantai dengan hamparan pasir putih keabu-abuan.
Terdapat pula batu wadas yang dipercaya memiliki kekuatan magis,
dan keindahan panorama alam bawah laut ditelukLewolein. Untuk
mencapai obyek tersebut sangat mudah karena sarana angkutan darat
yang banyak dan jalan beraspal sampai ke obyek.
f. Pantai Pasir Putih Bean
Pantai pasir putih Bean yang terletak di Desa Beang, Kecamatan
Buyasari, merupakan pantai pasir putih yang unik dalam bentuk

9
kristal-kristal halus yang membentang dari barat ke timur sejauh
kurang lebih 4-5 km dengan ombak laut yang bergulung kejar - kejaran
dan pecah secara teraturserta air laut yang berwarna biru Zamrut.
Pantai dengan kondisi ini cocok untuk berselancar dan funsurfing.
Pantainya cukup landai dan aman bagi pengunjung yang ingin
berekreasi di pantai. Di tepi Pantai Terdapat Tanjung Merah dengan
gua Kelelawarnya.
Keindahan panorama pantai dengan hamparan pasir putih serta
hempasan ombak yang cukup besar dan air laut yang berwarna biru
Zamrut. Dapat ditempuh ke lokasi tersebut dengan angkutan umum.
g. Pantai Pasir Putih Wowon
Pantai pasir putih Wowong merupakan pantai pasir putih yang unik
dalam bentuk kristal-kristal halus yang membentang dari barat ke
timur sejauh kurang lebih 4-5 km dengan ombak laut yang bergulung
terus menerus dan pecah secara teratur. Pantai dengan kondisi ini
cocok untuk berselancar dan surfing. Pantainya cukup landai dan aman
bagi pengunjung yang ingin berekreasi di pantai. Keindahan panorama
pantai dengan hamparan pasir putih serta hempasan ombak yang cukup
besar. Dapat di tempuh ke lokasi tersebut dengan angkutan umum.
h. Pulau Pasir Putih Awelolong
Pulau Pasir Putih Awelolong merupakan sebuah pulau kecil yang
indah dan berpasir putih yang terletak di bagian utara Kota Lewoleba
yang memiliki keunikan khas yaitu pulau tersebut hanya muncul pada
saat terjadi pasang surut, dan pengunjung dapat memperoleh siput /
kerang dengan cara mengorek atau menggali pasir sedalam 5 cm
sampai 10 cm. Keseluruhan Pulau tersebut mengandung berbagai jenis
siput / kerang. Maka pulau ini sering disebut pulau siput.
Pengunjung juga dapat menikmati wisata dayung, memancing, mandi
dan berjemur. Jarak tempuh dari pantai Lewoleba (Kampung Bajo –
Rayuan Kelapa) hanya 10 menit s/d 15 menit dengan perahu.

10
Pengunjung dapat bermalam dan menginap di Hotel yang ada di kota
Lewoleba
i. Pantai Pasir Putih Waijarang
Pantai Rekreasi Pasir Putih Waijarang ini terletak di Desa
Waijarang kurang lebih 10 km dari Lewoleba yang dapat ditempuh
baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Keindahan
panorama pantai di dukung dengan pemandangan bukit yang indah dan
selat Boleng yang sempit. Di tempat tersebut cocok bagi pengunjung
untuk menikmati wisata pantai seperti : Ski air, berenang, berjemur,
camping, volly pantai, hiking serta pengunjung juga dapat dihibur
dengan menikmati atraksi-atraksi budaya. Pengunjung juga dapat
berlayar dengan perahu untuk menikmati panorama pantai yang indah.
Pengunjung dapat menginap di hotel-hotel di Kota Lewoleba.
3. Ekowisata
Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-
daerah alami yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan
masyarakat setempat, melibatkan interpretasi serta pendidikan
lingkungan hidup. Demikianlah konsep ekowisata menurut The
International Ecotourism Society (2015).

Konsep ekowisata mencoba memadukan tiga komponen penting yaitu


konservasi alam, memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan
kesadaran lingkungan hidup. Hal ini ditujukan tidak hanya bagi
pengunjung, tetapi melibatkan masyarakat setempat.

Manfaat ekowisata berdampak dalam berbagai aspek.  Manfaat


tersebut meliputi aspek konservasi, pemberdayaan dan pendidikan
lingkungan. Manfaat tersebut secara lengkap adalah sebagai berikut:

a) Konservasi. Keterkaitan ekoturisme dan satwa terancam punah sangat


erat, bahkan harus bersifat positif, sebagaimana studi yang dilakukan
oleh peneliti Universitas Griffith. Wisata berkorelasi positif dengan

11
konservasi berarti memberikan insentif ekonomi yang efektif untuk
melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati budaya,
melindungi warisan alam serta budaya di planet bumi.
b) Pemberdayaan ekonomi. Ekoturisme melibatkan masyarakat lokal
berarti meningkatkan kapasitas, kesempatan kerja masyarakat lokal.
Konsep eko-wisata adalah sebuah metode yang efektif untuk
memberdayakan masyarakat lokal di seluruh dunia guna melawan
kemiskinan, mencapai pembangunan berkelanjutan.
c) Pendidikan lingkungan. Melibatkan pendidikan lingkungan berarti
kegiatan wisata yang dilakukan harus memperkaya pengalaman, juga
kesadaran lingkungan melalui interpretasi. Kegiatan harus
mempromosikan pemahaman, penghargaan yang utuh terhadap alam,
masyarakat, budaya setempat.

Oleh karena itu, berdasarkan tiga komponen penting tersebut, maka


tidak secara otomatis setiap perjalanan wisata alam merupakan
aktifitas wisata berbasis ekologi (ecotourism).

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata


adalah :
a) Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya
dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat
b) Menerapkan pola wisata ramah lingkungan
c) Menerapkan pola wisata ramah budaya dan adat setempat
d) Memberikan dampak secara langsung terhadap peningkatan
perekonomian masyarakat setempat
e) Tidak memerlukan modal yang besar untuk pembangunan infrastruktur
pendukung
Berikut ekowisata di pulau Lembata
1. Pantai Waijarang

12
Dengan akses jalan yang cukup mudah karena tak jauh dari ibukota
kabupaten, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang
mengagumkan.
Selain panorama pantai yang khas, pemandangan Gunung Boleng di
pulau seberang menjadi bonus istimewa yang memanjakan mata.
Terlebih lagi ada Kumah resort yang ada di area sekitar.
Lokasi: Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata,
NTT.

2. Tanjung Nuhanera
Dengan eksotisme keindahan bawah lautnya yang menakjubkan,
destinasi wisata yang satu ini banyak dilirik sebagai lokasi diving dan
snorkeling. Beberapa event wisata dan bahari juga sering
diselenggarakan di tempat ini sehingga membuat Tanjung Nuhanera
semakin populer di kalangan traveler.
Lokasi: Kawasan Teluk Waienga, Kabupaten Lembata, NTT.
3. Air Terjun Lodovavo Atawuwur
Keindahan air terjun alami ini akan memikat siapa saja untuk
menikmati pesonanya lebih lama. Hembusan angin sejuk akan terasa
begitu menyegarkan, sangat cocok untuk merefresh pikiran.
Lokasi: Desa Atawai, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata,
NTT.
4. Dapur Alam Karun Watuwawer
Daya tarik berupa uap panas berkekuatan besar dari sumber gas bumi
menjadi salah satu magnet yang menarik perhatian wisatawan. Dengan
sumber panas bumi tersebut masyarakat setempat membuat beberapa
lubang kecil dan memasukkan aneka ragam bahan makanan, seperti
ubi-ubian, jagung, kacang dan lainnya. Dalam waktu sekitar 1-2 jam
berbagai jenis makanan telah matang dan siap untuk dinikmati
bersama. Sangat unik ya!

13
Lokasi: Sebelah barat Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten
Lembata, NTT.
5. Desa Nelayan Lamalera
Ada banyak hal menarik yang bisa dinikmati di desa wisata ini, salah
satunya adalah ritual penangkapan ikan paus secara tradisional yang
membuat keberadaan desa ini semakin unik.
Lokasi: Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata,
NTT.
6. Bukit Cinta Waijarang
Sebuah prasasti bertuliskan “Love” dengan sentuhan patung tangan
membentuk hati menjadi ikon tempat wisata hits yang satu ini. Pesona
bukit dengan pemandangan padang rumput yang menghampar semakin
membuat destinasi wisata ini digandrungi oleh para traveler.
Lokasi: Desa Bour, Kecamatan Nabatukan, Kabupaten Lembata, NTT.
7. Rumah Adat dan Ritus Pesta Kacang Jonton

Jontona terletak di Kecamatan Ile Ape. Dari Jontana tepatnya di Dusun


Lewohala yang terletak di ketinggian Gunung Ile Ape terdapat
kampung tua dengan kompleks rumah adat dimana masing-masing
mempunyai kelengkapan untuk upacara adat seperti keramik dan
gading.
Disini setiap tahunnya pada bulan September selalu diadakan upacara
adat Sora Utan dan Pesta Makan Kacang yang unik yang terpusat pada
rumah-rumah adat. Selama upacara pesta kacang, pengunjung dapat
menikmati atraksi-atraksi budaya dan tarian-tarian tradisional.
Disamping itu pengunjung juga dapat menyaksikan hasil tenun ikat
tradisional Ile Ape serta melakukan hiking dari Desa Jontana menuju
Kampung Lewolaha untuk menikmati panorama laut dari Gunung
Vulkanis Ile Ape

8. Taman Daun Lewoleba

14
Liburan sambil belajar di alam terbuka bisa kamu dapatkan di Taman
Daun Lewoleba. Taman Daun ini merupakan taman baca yang lahir
dari rasa keprihatinan terhadap kurangnya sumber-sumber bacaan yang
ada di di Lembata.
Disana disediakan buku-buku bacaan secara gratis serta selalu intens
dengan berbagai aktivitas terkait literasi secara swadaya oleh relawan
yang tergabung di dalamnya.
Lokasi: Lewoleba Barat, Nubatukan, Kabupaten Lembata, NTT.

4. Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,
agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti
pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah
pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat,
perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa, 2005:11).

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun


komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya
petani bisa lebih kreatif mengelolausaha taninya sehinggamampu
menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil
pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan
restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu
peningkatan pendapatan petani.

Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan


pertanian atau fasilitas terkait (misal silo dan kandang) yang menjadi
daya tarik bagi wisatawan. Agrowisata memiliki beragam variasi,
seperti labirin jagung, wisata petik buah, memberi makan hewan
ternak, hingga restoran di atas laut.[1] Agrowisata merupakan salah satu
potensi dalam pengembangan industri wisata di seluruh dunia.

15
Di Indonesia, daya tarik wisata sebagian besar masih berupa wisata
bahari dan wisata budaya, sedangkan wisata berbasis perkebunan
masih belum berkembang pesat karena kepemilikannya masih belum
banyak.

5. Wisata Ziarah
Wisata ziarah atau pilgrimage tourisme adalah wisata atau traveling
yang dilakukan individu atau kelompok untuk tujuan ziarah atau untuk
menjalankan bagian dari kepercayaan spiritual atau agamanya, untuk
misionari, atau untuk kesenangan spiritual.
Menurut data World Tourism Organization, situs-situs ziarah masih
menjadi tujuan utama para wisatawan seluruh dunia. Setiap tahun
sekitar 330-350 juta wisatawan dari berbagai macam agama dan
kepercayaan mendatangi situs-situs ziarah di seluruh dunia.
Dari ritual Haji ke Mekah bagi Muslim, hingga ritual penyucian diri
dengan mandi di sungai Gangga bagi umat Hindu India.
Satu bentuk baru dari wisata ziarah adalah secularism tourism atau
wisata sekuler, yakni wisata ziarah yang bukan berdasarkan motif
agama atau kepercayaan adat, tetapi karena latar belakang ikatan
spiritual, kekaguman, dan popularisme. Tempat wisata ziara di
Lembata yaitu
a. Bukit Doa Watomiten, di Desa Bowur, Kecamatan Nubatukan,
Kabuten Lembata merupakan kawasan wisata rohani terbesar di
Nusa tenggara Timur (NTT) setelah diresmikannya patung Maria
Bunda Segala Bangsa.
Bukit Doa Watomiten berjarak sekitar 20 km di bagian barat
Lewoleba, Ibukota Lembata merupakan kawasan wisata rohani,
dan tempat ziarah jalan Salib terbesar di daratan Flores dan
Lembata. Di kawasan Wotumiten dibangun 14 titik stasi yang
melambangankan kesengsaraan Yesus mulai dari penangkapan,
penyiksaan, penyaliban, sampai pemakaman.

16
b. Tempat wisata rohani gua maria lewoleba
Gua Maria ini terletak di pinggir kota Lewoleba yang cukup ramai
dikunjungi oleh pengunjung lokal maupun wisatawan domestik.
Gua Maria ini merupakan suatu tempat doa khusus bagi wisatawan
yang beragama Katolik.

C. Potensi Dan Masalah Pariwisata Yang Ada Di Lembata


Pada abad sekarang untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

perlu adanya pemanfaatan segala potensi sumber daya yang ada pada

setiap daerah diseluruh dunia, baik itu sumber daya manusia(SDM)

maupun sumber daya alam (SDA). Sektor pariwisata merupakan

penyumbang devisa negara yang cukup besar dan merupakan salah satu

pendapatan andalan sektor non migas. Kebijakan pembangunan nasional

menggariskan bahwa pengembangan sektor pariwisata harus lebih

ditingkatkan seiring dengan meningkatnya industri pariwisata secara

umum. Unsur yang paling penting dalam pengembangan kepariwisataan

adalah pengembangan obyek wisata yang sesuai dengan keinginan atau

preferensi dari para wisatawan dan dilakukan dengan melihat semua

potensi dan permasalahan yang ada di lingkungan internal maupun

eksternal.

Pelaksanaan otonomi daerah secara bertahap mengakibatkan pemerintah

daerah berupaya keras memanfaatkan semua potensi wilayah yang dapat

meningkatkan pendapatan asli Daerah (PAD). Kabupaten Lembata yang

mempunyai beberapa kawasan wisata pantai berupaya meningkatkan

potensi baik dari segi kuantitas maupun kualitas agar dapat berperanan

17
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dan pemerataan pendapatan

masyarakat yang menempati disekitar obyek wisata.

Kawasan wisata merupakan kawasan yang memungkinkan manusia untuk

berkumpul dan melakukan berbagai aktifitas. Konsep keberadaanya

merupakan perpaduan antara potensi keindahan alamiah dan campur

tangan manusia melalui pemikiran kreatif, lebih mengutamakan fungsi dan

estetika sehingga tercapai tujuan ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan

pendidikan serta kondisi ekosistem yang berkelanjutan (Sustuinable).

Wisata pantai misalnya adalah wisata yang sangat populer di kabupaten

lembata, dimana masyarakat lembata sebagian besar cendrung

menghabiskan liburannya dengan berpiknik ke pantai. Kabupaten lembata

memiliki banyak potensi wisata pantai, diantaranya pantai pedan, pantai

bean, pantai apo wewalelen, pantai pasir putih mingar, pantai

waijarang, pantai SGB bungsu, pantai tanah treket dan pulau siput

awelolong, namun keberadaan pantai ini seolah-olah tidak mempunyai

pemilik yang dapat mengelola dan merawatnya, ini dikarenakan pemda

kabupaten lembata selaku pemilik dari pantai-pantai tersebut diatas seolah

menutup mata, Sedangkan kabupaten lembata sendiri sudah berusia

beranjak dewasa, namun belum ada satupun potensi wisata yang dikelola

pemerintah memiliki pengaruh dikanca nasional maupun internasional.

Berlatar belakang masalah ini, maka dapat dinilai bahwa pemerintah

kabupaten lembata belum mempunyai kesadaran akan pentingnya potensi

wisata pantai, dilihat dari potensi pantai-pantai di kabupaten lembata

18
memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Pantai pedan misalnya

memiliki keindahan pasir putih, memiliki laut yang jernih dan dangkal

yang didalam terdapat berbagai jenis ikan hias dan keindahan koral, juga

terdapat hutan bakau yang menjadi keunikan dari pantai pedan tersebut.

Oleh karena itu pemerintah perlu lebih sensitf lagi dengan potensi-potensi

sumber daya manusia(SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang ada

pada kabupaten lembata, terutama potensi wisata pantai karena selain

dapat meningkatkan PAD juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan

baru bagi masyarakat setempat.

D. Peluang Ekonomi Pariwisata Yang Ada Di Lembata

Berbicara mengenai perekonomian rasanya masih minim, khususnya di


Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perekonomian
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tindakan (aturan
atau cara) berokonomi. Sedangkan ekonomi adalah ilmu tentang gasas-
asas produksi, distribusi atau pemakaian barang-barang serta kekayaan
(serperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan). Di Kabupaten
Lembata, menurut data Humanity&Inclusion (H1) produk yang masuk
dalam peluang pasar diantaranya, Tenun ikat, kacang mete dan industri
pertanian.
Berbicara mengenai tenun ikat, barang yang satu ini juga menjadi tren
fashion anak muda beberapa tahun belakangan. Selain digunakan menjadi
fashion, penggunaan tenun ikat merupakan salah satu cara
mengampanyekan kerajian, identitas dan kearifan lokal dari suatu daerah.
Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan tenun ikat di antaranya
Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok,Sumbawa, Sumba, Flores dan
Timor.BiasanyaBiasanya, tenun ikat bakal diolahmenjadi tas, sepatu,
aksesoris, syal dansarung handphone. Namun, sayang diLembata masih
memiliki kekurangan,yaitu marketingstrategy atau strategipemasaran.

19
Dari informasi yang dihimpun oleh Orang lembata, beberapa
masyarakat telah diberdayakan melalui tenun ikat ini. Produksi beberapa
kali telah dilakukan, namun sayang, kurangnya pendampingan
menghambat laju produksi tenun ikat. Padahal jika di pantau, peminat
tenun ikat cukup banyak. TerlebihTerlebih, di hari tertentu Organisas
Perangkat Daerah (OPD) dan sekolah-sekolah di wajibkan
menggunakantenun. Jika kita berkunjung ke pasar-pasar di Kota
Lewoleba, seperti PasarPada atau Pasar Lamahora berbagai motiftenun
ikat dipajang. Seperti syal dan sarung. Harganya di patok mulai dari
Rp200 ribu hingga Rp 500 ribu.
Harga yang cukup mahal dan tidak variatif membuat konsumen
berpikir dua kali untuk membeli. Biasanya yang menjadi konsumen adalah
pengunjung yang datang dari luar Pulau Lembata.NamunNamun,
kebanyakan dari merekapunmencari tenun ikat yang sudah divariasikan
menjadi tas, sepatu maupunaksesoris lainnya. Jika belajar dari daerah lain
seperti di Kota Waiwerang, Adonara Timur, NTT tenun ikat asal
daerahnya di kirim ke Pulau Jawa untuk di olah lagi menjadi tas dan
sepatu. Setelah itu, barang di kirim kembali ke Waiwerang untuk
didagangkan. Kelemahannya adalah, harga barangakan dijual lebih mahal
karena dipengaruhi oleh biaya transportasi.

Pendekatan klaster pariwisata dalam pembangunan ekonomi daerah,


memungkinkan harmonisasi beragam upaya sektoral dan terpisah untuk
berfokus pada upaya terpadu dan sinergis yang positif serta proses yang
berkelanjutan. Dinamika ini ketika telah berjalan dengan baik pada
gilirannya akan menciptakan daya saing antar klaster khususnya dalam
Kabupaten ini dan daya saing Kabupaten ini terhadap Kabupaten tetangga.
Klaster (cluster) adalah upaya untuk mengelompokkan industri pariwisata
yang saling berhubungan, baik industri pendukung (supporting industries),
industri terkait (related industries), jasa penunjang, sarana-prasarana,
infrastruktur teknologi, sumber daya alam serta lembaga-lembaga terkait.

20
Pariwisata leading sector dengan pendekatan kluster pariwisata
mengarahkan Lembata kepada upaya recovery ekonomi yang merupakan
salah satu agenda dari enam agenda utama kebijakan pembangunan
Lembata Baru. Kegiatan pengembangan cluster dengan sendirinya
menggerakan masyarakat menemukan dan mengelolah potensi lokal sebagai
sumber ekonomi. Dengan pariwisata leading sector yanng digalang dalam
usaha recovery economi pada daerah cluster, Lembata baru memberi arah
yang jelas bagi lima agenda utama lain kebijakannya yakni reformasi
birokrasi, peningkatan sumber daya manusia, peningkatan pendapatan
daerah, percepatan pembangunan infrastruktur dan penataan ruang
berwawasan llingkungan.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat
sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam
dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu (Kodhyat dalam Kurniansah, 2014).
Obyek wisata atau tempat wisata adalah sebuah tempat rekreasi atau
tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek wisata alam seperti
gunung, danau, sungai, panatai, laut, atau berupa obyek wisata bangunan
seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain (Pendit
dalam any safary, 2016). Jenis wisata yang ada di lembata misalnya wisata
budaya, wisata bahari, ekowisata, agrowisata, wisata ziarah.
B. Saran
Diharapkan Kabupaten Lembata lebih meningkatkan kualitas
pariwisatanya dalam hal ini mengadakan agrowisata dan ekowisata.

22
DAFAR PUSTAKA

https://flolam.blogspot.com/2014/01/tempat-wisata-di-lembata-ntt.html

https://www.kompasiana.com/hamdanhammado/5ab4d6f8dcad5b7e423ae972/fest
ival-3-gunung-mari-eksplor-keindahan-alam-serta-keunikan-adat-dan-budaya-di-
pulau-lembata-ntt

https://lingkunganhidup.co/pengertian-ekowisata-dan-kriterianya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Agrowisata

https://nyero.id/tempat-wisata-di-lembata/

https://richardbetekeneng.blogspot.com/

23

Anda mungkin juga menyukai