Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI LOSCH DAN TEORI CHRISTALLER

(CENTRAL PLACE TEORY)

Mata Kuliah : Analisis Lokasi dan Keruangan


Dosen Pembimbing :
1. Anggit Suko Rahajeng, S.T, M.T
2. Muhammad Rizky Pratama, S.T, M.T

Disusun Oleh :
1. Alya Sarah (08161009)
2. Khairiyah Trista (08161037)
3. Risnayanti Arung (08161069)
4. Siti Dewi Barokatul Fadhilah (08161077)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
TEKNOLOGI KALIMANTAN BALIKPAPAN
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 3
1.3 Sistematika Pembahasan ............................................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup Materi.................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Teori Christaller (Central Place Teory) ......................................................................... 5
2.1.1 Konsep Teori Christaller (Central Place Teory) ..................................................... 5
2.1.2 Asumsi Teori Christaller (Central Place Teory) ...................................................... 6
2.1.3 Pembahasan Teori Christaller (Central Place Teory) ............................................ 7
2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Christaller (Central Place Teory) ...................... 10
2.2 Teori Losch................................................................................................................ 10
2.2.1 Konsep Teori Losch ............................................................................................ 11
2.2.2 Asumsi Teori Losch ............................................................................................. 11
2.2.4 Pembahasan Teori Losch ................................................................................... 11
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Losch.............................................................. 13
2.3 Studi Kasus ............................................................................................................... 14
2.3.1 Studi Kasus Teori Christaller (Central Place Teory) ............................................ 14
2.3.2 Studi Kasus Teori Losch ..................................................................................... 14
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ilustrasi range dan threshold ............................................................................ 5


Gambar 2. 2 Asumsi lebih dari satu produsen untuk barang yang sama ............................... 6
Gambar 2. 3 Central Place Theory Berhierarki K-3 ............................................................... 8
Gambar 2. 4 Central Place Theory Berhierarki K-4 ............................................................... 9
Gambar 2. 5 Central Place Theory Berhierarki K-7 ............................................................... 9
Gambar 2. 6 Hierarki Pelayanan Fasilitas Kesehatan ......................................................... 14
Gambar 2. 7 Jarak Jepang ke Indonesia ............................................................................. 14

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | DAFTAR GAMBAR 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan kota adalah sederetan kegiatan untuk merencanakan atau
memproyeksikan suatu wacana. Menurut Sujarto (1985), perencanaan adalah usaha untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan keterbatasan dan
pembatasan yang ada guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien maka perlu di lakukan perencanaan yang tepat dan pada
lokasi yang tepat pula. Oleh karena itu dilakukan lah analisis lokasi yang berguna untuk
menentukan lokasi kegiatan,fasilitas dan objek-objek lainnya sesuai dengan karakteristik
normatif suatu kota atau wilayahnya.
Analisis lokasi tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai macam jenis
aspek seperti teknologi, budaya, ekonomi dan aspek lainnya. Selain itu untuk melakukan
analisis lokasi ini di butuhkan juga beberapa teori dan pandangan yang dapat membantu
proses analisis serta pengambilan keputusan. Beberapa tokoh dunia yang memberikan
pandangannya terkait analisa lokasi adalah Teori Klasik Von Thunen, Teori Industri Weber,
Teori Losch dan Christaller, Teori Hotelling dan yang lainnya.
Makalah ini akan membahas mengenai salah satu teori atau pandangan dari tokoh
dunia seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu teori Central Place dari Walter
Christaller serta Teori Losch. Teori-teori tersebut akan dibahas baik dari segi latar belakang,
konsep teori hingga kekurangan-kekurangan yang di miliki oleh masing-masing teori guna
untuk meningkat pemahaman atas analisis lokasi yang akan dilakukan serta untuk
memudahkan pemahaman mengenai penerapannya akan di paparkan pula studi kasus dari
masing-masing teori.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memahami teori lokasi keruangan,serta
dapat menganalisa permasalahan terkait fenomena lokasi dan keruangan yang dalam hal ini
ialah teori central place dan teori losch.

1.3 Sistematika Pembahasan


Sistematika Pembahasan dalam Makalah Teori Losch dan Teori Christaler (Central Place
Teory) adalah sebagai berikut.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB I 3


BAB I PENDAHULUAN
Pada bab 1 pendahuluan berisi tentang latar belakang pembuatan makalah yang
diawali dengan penjelasan umum kemudian penjelasan yang lebih khusus atau spesifik,
selanjutnya dijelaskan pula tujuan atau maksud dari dibuatnya makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
Lalu pada bab 2 berisi tentang pembahasan yang menjelaskan materi analisis lokasi
dan keruangan yang terkait teori Losch dan teori Christaller (Central Place Teory) beserta
studi kasus yang membahas lebih mendalam mengenai kedua teori tersebut.
BAB III PENUTUP
Bab 3 merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari setiap sub bab yang telah
dijelaskan sebelumnya. Kesimpulan tersebut haruslah menjawab dari tujuan dibentuknya
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan sumber dari setiap data yang telah diperoleh pada laporan
ini. Sumber didapatkan dari survei yang telah dilakukan baik dari survei primer maupun
survei sekunder.

1.4 Ruang Lingkup Materi


Adapun penulisan makalah ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut.
1. Teori Central Place oleh Walter Christaller adalah teori yang menggambarkan pusat
permukiman atau pasar yang dapat menyediakan barang dan jasa di lingkungannya
sesuai dengan range dan thresholdnya, dimana threshold dan range tersebut di
pengaruhi oleh tingkatan-tingkatan kemampuan penyediaan barang dan jasa sehingga
semakin tinggi tingkatan penyediaannya maka, range dan threshold nya akan semakin
luas pula.
2. Teori Losch berpendapat bahwa lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah
konsumen yang dapat dilayani oleh produsen.Lokasi penjualan yang mudah di akses
akan memiliki jumlah konsumen yang banyak, begitu pula sebaliknya semakin sulit
lokasi di akses semakin sedikit konsumennya.
3. Studi kasus terkait teori Christaller mengenai yaitu mengenai hierarki pelayanan fasilitas
kesehatan dan teori Losch mengenai pendirian pabrik kendaraan bermotor di Indonesia.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB I 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Christaller (Central Place Teory)


Pada tahun 1933, Geographer Walter Christaller memperkenalkan Teori Central Place.
Ia menerangkan berbagai pola lokasi di berbagai tempat di Jerman Selatan. Crhristaller
berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah
menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Adapun konsep
dasar dari teori Christaller adalah sebagai berikut.

2.1.1 Konsep Teori Christaller (Central Place Teory)


Menurut Christaller suatu tempat dikatakan sebagai tempat pusat (central place) jika
lokasi tersebut dapat melayani atau memenuhi kebutuhan berbagai tempat yang ada di
sekitar. Selain itu juga tempat pusat (central place) tersebut memiliki tingkatan tertentu
sesuai dengan kemampuannya dalam melayani kebutuhan suatu wilayah. Salam teori
Central place yang dikemukakan Christaller menggunakan ini menggunakan 2 (dua) konsep
dasar, yaitu threshold (ambang) dan range (jangkauan). Adapun dua konsep itu dapat
dijelaskan lebih lanjut dengan gamabr di bawah ini.

Gambar 2. 1 Ilustrasi range dan threshold


Sumber : www.slideshare.net/ameliapuspasari52/anlok-central-place-theory, 2014

Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui bahwa range adalah jarak yang harus
ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang atau pelayanan jasa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sedangkan, threshold adalah jumlah minimal penduduk yang
diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang. Christaller menyarankan
bahwa setiap lokasi mengembangkan pasarnya sampai dengan jarak maksimum dimana
konsumen mampu melakukan perjalanan untuk menjangkau suatu komoditi atau jasa.
Dalam kondisi ideal pusat pasar dengan ukuran dan fungsi yang sama akan memiliki jarak
yang sama satu sama lain.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 5


2.1.2 Asumsi Teori Christaller (Central Place Teory)
Teori Christaller mengasumsikan daerah yang bersangkutan memiliki karakteristik
sebagai berikut.
1. Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya homogen dimana
tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi
geografis.
2. Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan
perkembangan permukiman.
3. Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar.
4. Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat
permukiman.
5. Banyak pedagang kecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman
produk.
6. Semua pembeli memiliki daya beli yang sama.
7. Biaya transportasi sama ke semua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak.
8. Pembeli membayar, biaya transportasi produk atau layana.
9. Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan.
Dalam teori Christaller menyarankan bahwa persebaran barang dan jasa dapat
dikategorikan berdasarkan tingkatan wilayah yang terdiri dari beberapa orde (orde dasar
sampai orde tinggi). Dimana pembagian tingkatan orde dibagi berdasarkan range dan
threshold-nya. Semakin tinggi orde wilayah maka tingkat pelayanannya semakin luas.
Dalam konsep ruang, semakin tinggi ordenya, maka semakin luas wilayah pemasaran suatu
barang. Masing-masing item atau jasa memiliki optimal market area-nya masing-masing dan
dapat digambarkan sebagai sebuah radius lingkaran. Untuk memastikan bahwa seluruh
bagian dataran terlayani, maka seluruh lingkaran market area harus tumpang tindih. Hasil
polanya dapat digambarkan menggunakan bentuk geometrik lingkaran, segi enam, dan
segitiga seperti yang dicontohkan pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2. 2 Asumsi lebih dari satu produsen untuk barang yang sama
Sumber : Santoso, dkk, 2012

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 6


Berdasarkan gambar 2.2 di atas dapat diketahui bahwa pada mulanya terbentuk area
pelayanan berupa lingkaran-lingakaran. Setiap lingkaran ini tidak tumpang tindih. Setiap
lingkaran memiliki pusat dan mengambarkan Threshold. Kemudian digambarkan lingkaran-
lingakaran berupa range dari pelayanan tersebut yang lingkarannya boleh tumpeng tindih.
Range yang tumpeng tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk
areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpeng tindih.
Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri.
Dengan menggunakan k=3, artinya pelayanan orde II lebar heksagonalnya adalah 3 kali
heksagonal pelayanan orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar
kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal yang sama besarnya
tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi
tumpang tindih.
Pusat pertumbuhan berpengaruh besar terhadap wilayah di sekitarnya yang dapat
dicitrakan dengan titik-titik simpul yang berbentuk geometris heksagonal (segi enam).
Wilayah segi enam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat
sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat-
pusat perbelanjaan, kota, ataupun pusat-pusat kegiatan lainnya. Dengan demikian tempat-
tempat sentral itu akan menarik wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya. Ditinjau dari
luas kawasan pengaruhnya, hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan
pelayanan diantaranya sebagai berikut.
1. Hierarki 3
2. Hierarki 4
3. Hierarki 7

2.1.3 Pembahasan Teori Christaller (Central Place Teory)


1. K-3 (Pasar)
Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang
senantiasa menyediakan barang-barang bagi kawasan-kawasan di sekitarnya (kasus pasar
yang optimum atau asas pemasaran). (k=3) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat
yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang
jumlahnya ada enam (6). Hal itu dapat diperoleh melalui proses sebagai berikut.

K=3
Adapun penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 7


Gambar 2. 3 Central Place Theory Berhierarki K-3
Sumber : Santoso, dkk, 2012

Berdasarkan gambar 2.3 di atas dapat diketahui bahwa untuk membangun lokasi
pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekuang-kurangnya harus di kawasan yang
diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di
sekitarnya. Sebagai penunjangnya, maka dalam pembangunan lokasi tersebut perlu
memperhatikan:
a. Jalan beserta sarana angkutannya,
b. Tempat parkir, dan
c. Barang yang diperjual belikan

2. K-4 (Transportasi)
Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang memberikan
kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien. Situasi lalu lintas yang diperoleh dari
penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah (1/2) bagian kawasan yang ada
di sekitarnya yang berjumlah enam (6). Hal itu dapat diperoleh melalui proses sebagai
berikut.

K=4
Adapun penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 8


Gambar 2. 4 Central Place Theory Berhierarki K-4
Sumber : Santoso, dkk, 2012

Berdasarkan gambar 2.4, dapat diketahui bahwa penempatan lokasi terminal


kendaraan sekurang-kurangnya harus memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam
kawasan tetangganya. Dengan demikian, terminal harus berada pada tempat yang mudah
dijangkau oleh para pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama
ke segala arah

3. K-7 (Administatif)
Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif yang optimum atau
asas administratif. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat
pemerintahan. (k=7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1)
bagian kawasan sekitarnya, yang berjumlah enam (6). Hal itu dapat diperoleh melalui proses
sebagai berikut.

K=7
Adapun penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 5 Central Place Theory Berhierarki K-7


Sumber : Santoso, dkk, 2012

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 9


Berdasarkan gambar 2.5, dapat diketahui bahwa tempat sentral dari pusat kegiatan
administratif pemerintahan pada hierarki tujuh (k=7) merupakan kawasan yang luas
jangkauannya. Kawasan tersebut harus mampu menjangkau dan dijangkau kawasan yang
berada di bawah kekuasaannya.

2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Christaller (Central Place Teory)


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, adapun kelebihan dan kelemahan dari teori
Christaller (Central Place Teory)
1. Kelebihan Teori Christaller (Central Place Teory)
Teori ini banyak membahas tentang pengaruh jarak terhadap intensitas orang yang
berpergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hal ini dapat dikembangkan untuk mengetahui
suatu lokasi yang memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya, dimana orang
masih ingin mendatangi pusat yang memiliki daya tarik tersebut.

2. Kelemahan Teori Christaller (Central Place Teory)


Teori ini tidak secara utuh relevan pada kondisi sekarang, hal ini dikarenakan adanya
pergeseran budaya dan sosial di masyarakatnya. Adapun kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Sebagian besar lahan datar yang langka.
b. Intervensi pemerintah dapat mendikte lokasi industry.
c. Persaingan sempurna tidak nyata dengan beberaa perusahaan membuat lebih
bnyak uang daripada yang lain.
d. Orang bervariasi tren belanja mereka, tidak selalu ergi ke pusat terdekat.
e. Orang atau sumber daya yang tidak pernah didistribusi semurna. Christaller
mempertimbangkan setiap pusat dengan fungsi tertentu sedangkan mereka memiliki
banyak yang berubah dari waktu ke waktu.
f. Selain itu faktor teknologi kurang diperhatikan

2.2 Teori Losch


Teori Losch dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi berkebangsaan Jerman bernama
August Losch.August Losch lahir pada 15 Oktober 1906 di Ohringen, Jerman dan meninggal
pada 30 Mei 1945 di Ratzeburg Jerman. Dalam bukunya yang berjudul “The Economics of
Location” August Losch menjelaskan tentang teori lokasi industri. Losch (1954) berpendapat
bahwa lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat dilayani
oleh produsen. Semakin jauh tempat produsen dari tempat jualan, konsumen akan semakin
tidak ingin membeli karena biaya transportasi untuk pergi ke tempat penjual semakin mahal.
Sehingga, Losch berpendapat bahwa produsen harus dapat memilih lokasi yang

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 10


menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar (dalam Tarigan,
2005:146). Adapun konsep dasar dari teori Losch ini adalah sebagai berikut.

2.2.1 Konsep Teori Losch


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, adapun konsep dasar dari teori yang
dikemukakan oleh Losch adalah sebagai berikut.
1. Lokasi harus dapat menghasilkan keuntungan maksimal.
2. Memperhatikan permintaan konsumen.
3. Memperhatikan persaingan dengan market lain.

2.2.2 Asumsi Teori Losch


August Losch (1954) mengungkapkan teori lokasi market area. Hal yang melandasi
asumsi dasar analisisnya, adalah asumsi berikut.
1. Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum, baik bagi produsen maupun
konsumen.
2. Terdapat cukup banyak lokasi produksi dengan penyebaran yang merata sehingga
seluruh permintaan dapat terlayani.
3. Tidak ada petani yang memperoleh supernormal profit sehingga tidak ada
rangsangan adanya petani baru yang masuk.
4. Persaingan sempurna.
5. Area produksi, material, dan market sekecil mungkin.
6. Pada batas market area, terdapat konsumen yang indifferent.

2.2.4 Pembahasan Teori Losch


Pada teori ini, Losch (1954) berpendapat bahwa ada 2 prinsip sebagai batasan
dalam pengambilan keputusan untuk memilih suatu lokasi industri, yaitu sebagai berikut.
1. Rasio antara berat bahan baku dengan produk akhir, baik ongkos pengangkutan
maupun ongkos produksi. Tempat yang memberikan ongkos paling kecil merupakan
lokasi yang dipilih sebagai lokasi industri.
2. Besar kecilnya penjualan hasil perusahaan di suatu tempat tergantung pada
jumlah pembeli dan kemampuan ekonominya. Jumlah penduduk dan tingkat
pendapatan setiap daerah merupakan penentu untuk memilih lokasi industri.
Pada teori Losch, wilayah pasar bisa berubah ketika terjadi inflasi. Hal ini dikarenakan
produsen tidak mampu memenuhi permintaan karena jaraknya yang jauh dan akan
mengakibatkan biaya transportasi naik sehingga harga jualnya juga meningkat. Karena
tingginya harga jual maka pembelian akan makin berkurang. Hal ini mendorong petani
lain melakukan proses produksi yang sama untuk melayani permintaan yang belum

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 11


terpenuhi. Dengan makin banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka
akan terjadi dua keadaan:
1. Seluruh daerah akan terlayani
2. Persaingan antar petani penjual akan semakin tajam dan saling berebut pembeli.
Penerapan konsep dan ide dasar Losch ini dapat menguntungkan produsen dalam
jumlah masal, karena dapat berdampak pada penghematan biaya transportasi.
Pengangkutan bahan baku ke lokasi produksi atau pabrik dan pengangkutan barang
setengah jadi dan barang jadi dari lokasi industri atau pabrik ke lokasi pasar juga dapat
menghemat biaya transportasi bila dilakukan dalam jumlah masal. Penghematan biaya
transportasi ini akan menyebabkan harga barang yang ditawarkan di pasar dapat lebih
murah dan kompetitif. Sementara itu pemukiman penduduk yang tidak selalu merata di
semua daerah, maka usaha untuk menyediakan barang kebutuhan sehari-hari tidak bisa
hanya dipusatkan di tengah daerah atau pusat kota, tetapi harus disebar secara merata di
lokasi-lokasi tertentu yang dekat dengan populasi penduduk. Keadaan ini pun akan
menguntungkan baik dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen dalam melakukan
transaksi. Adapun perkembangan teori Losch dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 1
Perkembangan Teori Losch
Stage 1 Tahap 1
Satu petani berproduksi pada lokasi P, dengan
kuantitas q dan harga penawaran p. Batas
market area adalah lingkaran F dengan volume
penjualan adalah volume kerucut PQF .

Stage 2 Tahap 2
Sejumlah petani beroperasi dengan batas
market area, namun keseluruhan market belum
terlayani.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 12


Stage 3 Tahap 3
Persaingan antar petani timbul dan
memperluas market area-nya, sehingga terdapat
tumpang tindih market area, sampai akhirnya
membentuk jaringan segienam hexagonal .

Sumber : August Losch, 1954

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Losch


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, adapun kelebihan dan kekurangan dari teori
Losch ini adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan dari Teori Losch
Adapun kelebihan dari teori Losch ini adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan keterkaitan antara batas market area dan persaingan antar market.
b. Memperhatikan permintaan konsumen dan persaingan antar market.
c. Teori ini melengkapi teori Christaller.

2. Kekurangan dari Teori Losch


Adapun kekurangan dari teori Losch ini adalah sebagai berikut.
a. Tidak memperhatikan variasi biaya antar daerah.
b. Perbedaan biaya produksi dan biaya transportasi dapat menyebabkan batas luas
market menjadi berbeda.
c. Harga dapat berbeda karena hambatan transportasi dan geografis.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 13


2.3 Studi Kasus
Berdasarkan penjelasan teori di atas, adapun studi kasus terkait kedua teori tersebut
adalah sebagai berikut.
2.3.1 Studi Kasus Teori Christaller (Central Place Teory)
Adapun contoh studi kasus yang diambil
terkait teori Christaller, yaitu terkait
penerapannya pada hierarki pelayanan fasilitas
kesehatan. Dimana pada tingkat RT ada
fasilitas kesehatan berupa posyandu, yang
berfungsi untuk melayani pemeriksaan
kesehatan dan perkembangan balita dan
biasanya diikuti pelayanan imunisasi. Di tingkat
kelurahan dan kecamatan terdapat puskesmas

Gambar 2. 6 Hierarki Pelayanan dan balai pengobatan warga yang berfungsi


Fasilitas Kesehatan untuk melayani kebutuhan kesehatan untuk
Sumber : Hasya Aghnia,dkk , 2016
level penyakit ringan. Sedangkan di tingkat kota
atau kabupaten terdapat rumah sakit yang
melayani skala kota/kabupaten dengan ragam pelayanan yang lebih bervariasi, sehingga
penyakit berat dapat ditangani. Lalu di tingkat provinsi terdapat rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan lebih lengkap untuk segala macam penyakit dengan
jangkauan pelayanan paling luas. Hierarki pusat kegiatan pada dapat dilihat pada gambar
2.6 (Puspasari, 2014).

2.3.2 Studi Kasus Teori Losch


Menurut Bagasadi Prakestiyo
(2014), adapun contoh studi kasus
yang diambil terkait teori Losch, yaitu
mengenai pendirian lokasi pabrik
kendaraan bermotor di Indonesia. Yang
mana pendirian pabrik kendaraan
bermotor di Indonesia dinilai sangat
tepat dan sesuai dengan teori Losch.
Hal itu dikarenakan, hampir sebagian

Gambar 2. 7 Jarak Jepang ke besar kendaraan bermotor di Indonesia


Indonesia berasal dari Jepang.
Sumber : Hasya Aghnia,dkk , 2016
Kemudian jika seandainya semua
kendaraan bermotor tersebut diproduksi, dirakit, dan dikirim langsung dari Jepang, maka

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 14


akan menyebabkan harga jualnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika kendaraan
bermotor tersebut diproduksi dan dirakit di Indonesia. Yang terjadi, masyarakat akan enggan
membeli kendaraan tersebut karena harganya yang mahal dan tidak sesuai dengan kantong
masyarakat Indonesia.
Penyebab tingginya harga tersebut dikarenakan biaya transport dari Jepang ke
Indonesia yang mahal, sehingga mempengaruhi harga jualnya. Hal itu sesuai dengan teori
Losch yang menjelaskan bahwa semakin jauh jarak produksi dari pasar, maka biaya yang
dikeluarkan juga akan semakin besar, yang menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk
membeli barang/jasa tersebut.
Selain itu dari segi produksi tentu akan lebih murah diproduksi di Indoensia karena
beberapa komponen atau suku cadang kendaraan bermotor tersebut ada yang tersedia di
Indonesia, sehingga akan menghemat ongkos pengiriman. Kemudian dari segi tenaga kerja,
untuk upah tenaga kerjanya tidak terlalu tinggi seperti di Jepang, sehingga harga kendaraan
bermotor bisa jauh lebih murah dengan harapan agar keuntungan yang diharapkan dapat
diperoleh lebih maksimal .
Selain itu dalam kasus ini, semakin lama merek-merek kendaraan bermotor Jepang
mulai berkembang dan masuk ke Indonesia. Hal itu menyebabkan kebutuhan masyarakat
Indonesia terhadap kendaraan bermotor semakin terpenuhi. Akan tetapi di sisi lain, terjadi
persaingan pasar yang terus meningkat dan perluasan market area di sejumlah daerah di
Indonesia. Yang kemudian perluasan market area tersebut akan saling tumpang tindih dan
pada akhirnya akan membentuk pola segi enam (hexagon).

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB II 15


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah “Teori Losch dan Christaller” ini ialah
menurut Christaller suatu tempat dikatakan sebagai tempat pusat (central place) jika lokasi
tersebut dapat melayani atau memenuhi kebutuhan berbagai tempat yang ada di sekitar.
Selain itu juga tempat pusat (central place) tersebut memiliki tingkatan tertentu sesuai
dengan kemampuannya dalam melayani kebutuhan suatu wilayah. Dalam teori Central
place yang dikemukakan Christaller menggunakan ini menggunakan 2 (dua) konsep dasar,
yaitu threshold (ambang) dan range (jangkauan). Teori Chritaller ini penerapannya dapat
dilihat pada hierarki pelayanan fasilitas kesehatan dimana fasilitas kesehatan
posyandu,puskesmas dan rumah sakit di letakkan berdasarkan kebutuhan dan jangkauan
pelayanan fasilitas kesehatan tersebut. Sedangkan pada teori Losch dikatakan bahwa lokasi
penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat dilayani oleh
produsen. Semakin jauh tempat produsen dari tempat jualan, konsumen akan semakin tidak
ingin membeli karena biaya transportasi untuk pergi ke tempat penjual semakin mahal. Hal
ini dapat dilihat pada penerapan pendirian lokasi pabrik kendaraan bermotor di Indonesia.
Pabrik kendaraan bermotor ini bukanlah benar-benar berasal dari Indonesia hampir
sebagian besar kendaraan bermotor di Indonesia ini berasal dari Jepang hanya saja
kendaraan tersebut di rakit di Indonesia dengan memanfaatkan beberapa sumber daya dari
Indonesia untuk menekan biaya distribusi sehingga harga kendaraan bermotor tersebut
masih dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Jika saja kendaraan bermotor tersebut di
diproduksi, dirakit, dan dikirim langsung dari Jepang, maka akan menyebabkan harga
jualnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika kendaraan bermotor tersebut diproduksi dan
dirakit di Indonesia.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | BAB III 16
DAFTAR PUSTAKA

Aghnia,Hasya., Rohmawati, Gesti Mutiara dan Lusiana Resantie. 2016. Makalah Presentasi
Teori Christaller dan Losch. Institut Teknologi Surabaya : Surabaya

Hana, Yenita. 2014. “Implikasi Terhadap Penentuan Lokasi Fasilitas Umum”. Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Prakestiyo, Bagasadi. 2014. Teori Lokasi August Losch.


http://belajarmenjadigeograf.blogspot.co.id/2009/11/teori-lokasi-august-losch.html. 6
Maret 2018. (20:15).

Puspasari, Amelia. 2014. “Teory Christaller and Losch”. Institut Teknologi Sepuluh
November : Surabaya.

Rafiusrani, Qonitah. 2017. Implikasi Teori Weber, Christaller, dan Losch Sebagai Penentuan
Lokasi Bank Darah di Kota Makassar. Makassar : Perencanan Wilayah dan Kota,
Universitas Hasanuddin.

Santoso, Eko Budi, Ema Umilia dan Belinda Ulfa Aulia. 2012. Diktat Analisis Lokasi
Keruangan. Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya

Sudarsono, Fauzi Guspradana. 2014. Faktor-Faktor Penentu Lokasi Sentra Industri Gula
Kelapa (Studi Kasus: Di Wilayah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar). Malang:
Jurnal Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Sujarto, Djoko, Ir.MSc. 1985. “Beberapa Pengertian Perencanaan Fisik” . Bharatara Karya
Aksara. Jakarta.

Suryani, Rosi. 2015. Teori Lokasi Dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar Tradisional
(Telaah Studi Literatur). Padang: Seminar Nasional Ekonomi Manajemen dan
Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

TEORI LOSCH DAN TEORI CHIRSTALLER (CENTRAL PLACE TEORY) | DAFTAR PUSTAKA 17

Anda mungkin juga menyukai