Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
DESEMBER, 2020
ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI MELAWI SEBAGAI
WATERFRONT CITY DI KELURAHAN LADANG KECAMATAN SINTANG
KABUPATEN SINTANG
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
DESEMBER, 2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI MELAWI SEBAGAI
WATERFRONT CITY DI KELURAHAN LADANG KECAMATAN SINTANG
KABUPATEN SINTANG
Oleh:
NELLY ROULITUA ARITONANG
NIM. D1091161006
Pembimbing I,
Pembimbing II,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan perlindungan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul Arahan
Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di Kelurahan
Ladang Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang ini dengan baik.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
iv
3.5 Variabel ........................................................................................................ 27
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
Kawasan tepian sungai merupakan daerah pertemuan antara muka air sungai
dan daratan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan beragam
aktivitas. Kawasan tepian sungai di Kelurahan Ladang masih merupakan tepian
sungai yang belum dikembangkan secara optimal. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah
Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas Sungai pada Pasal 11
dikatakan bahwa pemanfaatan lahan di daerah sempadan dilakukan oleh
masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti untuk budidaya pertanian,
dengan jenis tanaman yang diizinkan, untuk kegiatan niaga, penggalian dan
penimbunan, untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan,
serta rambu-rambu pekerjaan, untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel
1
telepon, dan pipa air minum, untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana
jalan/jembatan baik umum maupun kereta api, untuk penyelenggaraan yang
bersifat sosial dan masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi
kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai, dan untuk pembangunan
prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air.
2
Gambar 1.2 Panorama Permukiman Penduduk
Oleh karena itu, penulis merasa perlu adanya arahan penataan bagi kawasan
tepian Sungai Melawi di Kelurahan Ladang yang bertemakan Waterfront City
untuk mengoptimalkan potensi wisata ini.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan Arahan Penataan Kawasan Tepian
Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang
Kabupaten Sintang dengan mempertimbangkan prinsip keberkelanjutan.
4
• Batas Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Ana
• Batas Barat : Berbatasan dengan Sungai Melawi
5
6
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang penulis gunakan berupa penjelasan dalam bab-
bab agar lebih mudah dimengerti dengan penjelasan yang lebih rinci. Berikut
penjabaran bab-bab tersebut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan umum mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup yang berupa
batasan lingkup wilayah dan substansi, sistematika penulisan, dan kerangka
pikiran.
Bab ini berisi penjelasan mengenai Tinjauan Pustaka yang berupa teori-
teori yang berhubungan dengan penelitian.
Bab ini akan membahas gambaran umum wilayah penelitian dan analisis
Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di
Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.
BAB V : PENUTUP
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran berkaitan dengan
hasil penelitian
7
1.8 Kerangka Pikiran
Latar Belakang
Kawasan tepian sungai merupakan daerah pertemuan antara muka air sungai dan
daratan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan beragam
aktivitas. Sementara kawasan tepian Sungai Melawi di Kelurahan Ladang masih
belum digunakan secara optimal sedangkan kawasan tersebut memiliki potensi
untuk berkembang seperti suguhan pemandangan berupa visualisasi sungai dan
permukiman penduduk yang tersebar mengikuti pola persimpangan sungai yang
merupakan pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai Melawi.
Rumusan Masalah
Bagaimana Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi
Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang
Kabupaten Sintang
Tujuan
Merumuskan Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi
Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang
Sasaran 3
Sasaran 1 Sasaran 2
Mengidentifikasi Merumuskan arahan penataan
Menganalisis
pemanfaatan ruang di kawasan tepian sungai di
pemanfaatan ruang di
kawasan tepian sungai Kelurahan Ladang dengan
kawasan tepian sungai
Kelurahan Ladang prinsip pembangunan
Kelurahan Ladang
berkelanjutan
Analisis Analisis
Deskriptif SWOT
Kualitatif
a. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri seperti arusnya yang deras, daya erosinya
besar, arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung
9
sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang
terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
b. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri seperti arusnya yang tidak begitu
deras, daya erosinya juga mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar
dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U
(konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi
meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
c. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri seperti arusnya yang tenang, daya erosi
sudah kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi
pengendapan, dan di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta
palungnya lebar.
Manfaat terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai (Ahira: 2011).
10
2.3 Waterfront City
Waterfront city merupakan tata kelola lingkungan di kawasan tepian air
baik pesisir pantai, tepian sungai dan kawasan yang berada di perbatasan antara
daratan dan perairan sehingga kawasan tersebut semakin memikat dan
memperbanyak jumlah wisatawan yang berkunjung. Waterfront city saat ini mulai
dikembangkan menjadi pola penataan kota yang memiliki banyak potensi wilayah
pinggirannya dengan berfokus pada ruang publik dan menghilangkan kesan kumuh
di daerah pinggiran atau pesisir perairan.
11
tersebut dalam pengambilan keputusan intinya (Dernbach J. C., 2003;
Stoddart, 2011). Pengertian pembangunan berkelanjutan di dalam The
Concept of Sustainable Development: Definition and Defining Principles
(2015) mengatakan bahwa pembangunan memiliki tujuan keseluruhan
yaitu stabilitas ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang yang hanya
dapat dicapai melalui integrasi dan pertimbangan masalah ekonomi,
lingkungan, dan sosial selama proses pengambilan keputusan.
Menurut Breen dan Rigby (1994), aspek ekologi atau lingkungan
berfokus pada tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan tepi
air. Sementara aspek ekonomi merupakan potensi perekonomian daerah
tersebut dan aspek sosial meliputi penyediaan fasilitas berkumpul untuk
warga kota. Kemudian Chen (2011) menyebutkan bahwa cara terbaik untuk
pengelolaan area tepian sungai yang membelah kota adalah dengan
mentransformasi lansekap tepi sungai sesuai dengan bentuk dan fungsi
kawasan di sekitarnya dengan memperluas area hijau, area publik, dan
memperkuat hubungan dengan lingkungan di sekitarnya.
c. Aspek Lingkungan
Usaha meningkatkan kualitas lingkungan dapat direalisasikan dengan
penerapan perencanaan ruang terbuka hijau terhadap kawasan tepi air baik
sebagai estetika maupun buffer zone. Buffer zone atau yang sering disebut
juga dengan riparian buffer zone merupakan area atau zona penyangga.
Menurut Hawes dan Smith (2005) riparian buffer yang efektif merupakan
campuran dari berbagai jenis pohon, semak, dan rumput-rumputan asli
daerah tersebut dan cocok untuk ditanam di lingkungan yang bersangkutan.
d. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi dapat ditinjau dari kegiatan yang ditetapkan pada kawasan
tepi air dengan syarat kegiatan tersebut mampu memberikan peningkatan
terhadap perekonomian di kawasan tepi air tersebut seperti kegiatan
perdagangan dan jasa.
e. Aspek Sosial
12
Aspek sosial dapat diterapkan dengan fungsi kawasan tepi air sebagai ruang
bagi masyarakat berkumpul untuk melakukan interaksi sosial. Sejalur
dengan yang dikatakan Gultom (2012) bahwa adanya akses publik dan open
space yang memperhatikan konektivitas ke air, konektivitas ke promenade,
menunjukkan identitas air, memiliki fasilitas ruang terbuka publik, tanggap
terhadap iklim, terdapat fasilitas publik, menampung kegiatan komersial
yang melayani kegiatan rekreasi, memberi keamanan dan kenyamanan, dan
kejelasan memandang ke segala arah serta dilengkapi dengan material yang
mendukung iklim setempat dapat turut menjaga kualitas daerah tepian air.
13
1. Kekuatan/Potensi (Strength) yang dimiliki wilayah perencanaan, yang selama
ini tidak atau belum diolah secara maksimal, atau pun terabaikan
keberadaannya.
2. Kelemahan/Permasalahan (Weakness) internal yang selama ini dihadapi dalam
kawasan perencanaan.
3. Prospek/Kesempatan (Opportunity) pengembangan yang lebih luas (pada skala
perkotaan-perdesaan/regional pada masa yang akan datang).
4. Kendala/Hambatan (Threat) yang dihadapi wilayah perencanaan, terutama
yang berasal dari faktor eksternal.
14
dilakukan oleh Isfa Sastrawati pada tahun 2003. Berikut empat penelitian
terdahulu tersebut.
15
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
1. Penataan Tepian Sri Penelitian Munculnya berbagai lapak- • Membahas • Penelitian yang
Sungai Setianings kualitatif lapak yang illegal penataan tepian sedang dilakukan
Cenranae ih dan menyebabkan menyebabkan sungai yang berada pada daerah
Dengan Sriany kawasan bantaran Sungai dikarenakan tepian yang berbeda
Pendekatan Ersina Cenranae nampak kumuh. sungai tersebut • Lebih berfokus
Ekologis (2015) Berbagai kegiatan yang semakin tinggi pada arahan
Di Kota berbeda dan aktivitas tingkat penataan bukan
Sengkang campuran menjadikan fungsi pemanfaatan merupakan desain
kawasan bantaran Sungai ruangnya oleh 3D seperti pada
Cenranae menjadi tidak masyarakat penelitian ini
teratur. Sehingga dibuat sehingga
desain bantaran sungai yang memerlukan
merupakan perencanaan pengendalian
penataan Tepian Sungai dengan membuat
Canrae yang berwawasan penataan pada
lingkungan dan diharapkan tepian sungai
dapat mewujudkan kota tersebut.
berkelanjutan. • Pendekatan
penelitian yang
digunakan
16
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
2. Pengendalian Despry Penelitian ini Peraturan berupa • Mengatur • Penelitian yang
Pemanfaatan Nur mengkombin pengendalian terhadap pemanfaatan ruang sedang dilakukan
Ruang Di Annisa asikan pemanfaatan ruang dengan tepian sungai membahas arahan
Kawasan Tepian (2016) pendekatan mengharuskan seluruh menjadi ruang yang penataan dengan
Air (Waterfront) deskriptif bangunan menghadap ke tepi tidak menggunakan
Kota kualitatif- air, ketinggian lantai seluruh mementingkan analisis SWOT
Bulukumba kuantitatif bangunan dibatasi hanya kebutuhan manusia bukan analisis
Kabupaten dengan fokus sampai 4 lantai dengan saja namun juga ketentuan kegiatan
Bulukumba variabel pada kepadatan bangunannya alam dengan dan pemanfaatan
ketentuan rendah sekitar 20%, peil dasar mengupayakan ruang dalam
kegiatan dan (elevasi) setiap fungsi pembangunan yang bentuk Matriks
pemanfaatan bangunan memperhitungkan berkelanjutan ITBX seperti pada
ruang ombak, bahan bangunan yang penelitian ini
tahan lembab dan tahan • Arahan penataan
terhadap karat, bidang tidak
bangunan yang transparan menggunakan
agar dapat memanfaatkan pembagian blok,
pemandangan, hanya zona, dan sub zona
bangunan dependent water • Penelitian yang
uses yang bisa dibangun di sedang dilakukan
dalam sempadan pantai berada pada daerah
dikarenakan aktivitasnya yang berbeda
harus memiliki akses dan
orientasi langsung ke air,
bentuk bangunan mengikuti
karakter alami yang menyatu
17
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
dengan lansekap dan vegetasi,
setiap bangunan harus
memiliki balkon atau teras
agar bisa menikmati vista
tepian air, jika permukiman
ingin didirikan maka tidak
diperkenankan menggunakan
pagar yang bersifat struktural
dan dianjurkan menggunakan
pagar alami seperti tanaman.
18
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
3. Penataan Ruang Billy Pendekatan Pada kawasan tepi sungai • Menguraikan hasil • Rekomendasi
Kawasan Tepi Adiputra Kualitatif yang direncanakan sudah identifikasi kondisi penataan berupa
Sungai Tondano Tomigolu terdapat perencanaan yang eksisting kawasan hasil dari analisis
Di Segmen ng, dilakukan pemerintah dengan tepi sungai SWOT bukan
Kampung Tubir Dwight M. konsep waterfront city • Merekomendasi analisis teori
Sampai Rondonuw sehingga tepi sungai menjadi konsep penataan • Penelitian yang
Jembatan u, dan lebih tertata. Kemudian hasil ruang kawasan tepi dilakukan tidak
Miangas Di Octavianu pembangunan waterfront sungai menggunakan
Manado s H. A. tersebut diidentifikasi dan desain dalam
Rogi dianalisis berdasarkan teori bentuk 3D
(2018) Hamid Shirvani (1985). Hasil sehingga tidak
analisis tersebut berupa menggunakan
rekomendasi untuk aplikasi Sketchup
perkembangan pada 2017 seperti pada
perencanaan yang telah ada penelitian ini
• Penelitian akan
membahas
perencanaan pada
satu kelurahan saja
sementara
penelitian ini
lingkup
perencanaannya
lebih luas
19
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
4. Prinsip Isfa Pendekatan Rumusan prinsip perancangan • Memberikan • Lokasi kawasan
Perancangan Sastrawati kualitatif kawasan tepi air sebagai dasar arahan terhadap tepi air yang
Kawasan Tepi (2003) pengembangan kawasan yang pengembangan terdapat pada
Air (Kasus: dirumuskan lebih ke arah kawasan tepi air penelitian ini ada
Kawasan penataan fisik dan berpihak • Aspek lingkungan, yang berbatasan
Tanjung Bunga) pada pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosial dengan sungai dan
manusia seperti penataan menjadi juga dasar berbatasan dengan
ruang publik, jalur pejalan pertimbangan pantai sementara
kaki, pandangan, dan lainnya menentukan lokasi kawasan tepi
pengembangan air dalam penelitian
kawasan tepi air yang dilakukan ini
berbatasan dengan
sungai saja
• Penelitian akan
membahas
perencanaan pada
satu kelurahan saja
sementara
penelitian ini
memiliki lingkup
perencanaan yang
lebih luas
• Prinsip
perancangan
kawasan tepi air
berdasarkan aspek
20
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
kenyamanan,
keselamatan,
keamanan,
aksesibilitas,
keindahan, dan
kesempatan usaha
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan kumpulan data yang didapatkan melalui media
perantara atau secara tidak langsung oleh peneliti dapat berupa data yang
sudah tercatat dalam buku, arsip, atau pun suatu laporan. Data sekunder
yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
a. Dokumen resmi pemerintah dan peraturan yang berkaitan dengan
penelitian yaitu kawasan Sintang.
b. Buku, artikel, hasil karya, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan topik penelitian.
c. Kajian dokumen mengenai penataan kawasan tepian Sungai Melawi
dan rencana ke depannya.
23
memiliki maksud dan tujuan untuk bertukar perilaku serta melibatkan
aktivitas berupa tanya jawab. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara
berupa wawancara tidak terstruktur dengan melakukan interaksi langsung
dengan masyarakat sekitar kawasan tepian Sungai Melawi dengan tujuan
untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, serta keluhan-keluhan masyarakat
berhubungan dengan perumusan arahan penataan kawasan tepian Sungai
Melawi.
3. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan metode pengumpulan data serta informasi
dengan cara membaca dan menelaah literatur laporan, jurnal, bahan
seminar, bahan perkuliahan, dan sumber-sumber bacaan lainnya yang
berkaitan dengan arahan penataan kawasan tepian sungai sebagai acuan
definisi bagi konsep-konsep penting yang digunakan, serta penjelasan
aspek-aspek yang tercakup di dalamnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti berkaitan dengan penelitian
dengan cara seperti mengambil gambar/dokumentasi foto yang kemudian
akan membantu dalam pemenuhan kelengkapan data.
24
acak dengan lebih melihat pada pertimbangan subjektif peneliti sesuai dengan
jangkauan dan kedalaman masalah yang diteliti. Penentuan sampel yaitu
dengan teknik purposive sampling, teknik yang menetapkan peneliti
menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penggunaan teknik purposive sampling
dikarenakan peneliti merasa sampel yang diambil adalah yang paling
mengetahui terkait permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Kemudian
pengambilan sampel juga menggunakan teknik snowball sampling dengan
mengumpulkan data atau informasi secara berantai sesuai dengan keperluan.
Berikut yang akan menjadi sampel pada penelitian ini:
25
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara untuk melakukan pengolahan data yang telah
didapatkan secara sistematis sesuai acuan tertentu hingga dapat menghasilkan
kesimpulan sebagai landasan dalam menentukan arahan penataan.
3.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis Deskriptif Kualitatif merupakan analisis yang menggunakan
pendeskripsian terhadap keadaan di lapangan yang tidak dapat
dianalisis secara kuantitatif, sehingga diperlukan penjelasan melalui
pembahasan. Analisis ini menghasilkan penjelasan terkait keadaan
seputar aktivitas dan pemanfaatan lahan di sekitar tepian Sungai Melawi
dan hasil perbandingan dengan keadaan seharusnya yang sesuai dengan
standar.
3.4.2 Analisis SWOT
Analisis ini merupakan analisis perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sebagai alat
identifikasi kekuatan/potensi yang dimiliki kawasan penelitian yang
selama ini tidak atau belum diolah secara maksimal atau pun terabaikan
keberadaannya, kelemahan/permasalahan internal yang selama ini
dihadapi dalam kawasan penelitian, peluang penataan yang lebih luas
pada masa yang akan datang, dan ancaman/kendala yang dihadapi oleh
kawasan penelitian, terutama yang berasal dari faktor eksternal.
Sehingga diperoleh hasil berupa gambaran permasalahan, hubungan
antar permasalahan, dan skenario arahan penataan pada masa yang akan
datang.
26
3.5 Variabel
Variabel penelitian merupakan salah satu bagian penting dari penelitian, berupa
objek atau nilai dari orang ataupun kegiatan yang ditetapkan oleh peneliti.
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009 : 60). Di dalam penelitian ini
terdapat beberapa variabel yang telah ditetapkan oleh peneliti, variabel tersebut
antara lain:
27
Teknik
No. Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur
Analisis
meningkatkan
kualitas
lingkungan
tepian sungai
Keadaan tepian
Kebersihan sungai yang
Sungai terbebas dari
sampah
Vegetasi berupa
tanaman yang
memiliki fungsi
sebagai tanaman
hias (estetika),
peneduh,
pereduksi
polutan,
Vegetasi pembatas,
maupun buffer
zone yang
merupakan
tanaman lokal
sehingga dapat
menjadi simbol
juga mudah
untuk ditemukan
Mengidentifikasi Sirkulasi harus
dan diperhatikan
menganalisis dengan
pemanfaatan memastikan
ruang di akses setiap
Aksesibilitas
kawasan tepian fungsi
sungai penggunaan
Kelurahan lahan serta
Ladang dan berorientasi ke
merumuskan air
arahan penataan Mampu Analisis
untuk di menyuguhkan deskriptif
kawasan tepian karakter dan
sungai Lansekap visualisasi sungai Analisis
Kelurahan sehingga SWOT
Ladang Sebagai menimbulkan
Waterfront City kesan terhadap
28
Teknik
No. Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur
Analisis
kawasan tepian
sungai
Mengutamakan
keberlanjutan
tepian sungai
sehingga setiap
bangunan tidak
membelakangi
Bangunan
sungai dan
bidang bangunan
transparan
sehingga bisa
menikmati
visualisasi sungai
2. Mengidentifikasi Meningkatkan
dan pendapatan
menganalisis Perdagangan daerah terutama
Ekonomi
pemanfaatan dan Jasa masyarakat
ruang di sekitar kawasan
kawasan tepian tepian sungai
3. sungai
Ruang terbuka
Kelurahan
(open space)
Ladang dan
sebagai ruang
merumuskan
bagi masyarakat
arahan penataan
Aktivitas untuk melakukan
untuk di Sosial
Masyarakat interaksi sosial
kawasan tepian
yang
sungai
memperhatikan
Kelurahan
kenyamanan dan
Ladang Sebagai
keamanan
Waterfront City
29
30