Anda di halaman 1dari 38

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI MELAWI SEBAGAI

WATERFRONT CITY DI KELURAHAN LADANG KECAMATAN SINTANG


KABUPATEN SINTANG

Proposal Penelitian untuk Skripsi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

NELLY ROULITUA ARITONANG


NIM. D1091161006

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

DESEMBER, 2020
ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI MELAWI SEBAGAI
WATERFRONT CITY DI KELURAHAN LADANG KECAMATAN SINTANG
KABUPATEN SINTANG

Proposal Penelitian untuk Skripsi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

NELLY ROULITUA ARITONANG


NIM. D1091161006

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

DESEMBER, 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN
ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI MELAWI SEBAGAI
WATERFRONT CITY DI KELURAHAN LADANG KECAMATAN SINTANG
KABUPATEN SINTANG

Proposal Penelitian untuk Skripsi


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:
NELLY ROULITUA ARITONANG
NIM. D1091161006

Disetujui untuk diajukan melakukan seminar proposal

Pembimbing I,

Dr. Ely Nurhidayati, ST, MT


Tanggal: Januari 2020
NIP 198502182019032009

Pembimbing II,

Vetti Puryanti, S.T., M.T.


Tanggal: Januari 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan perlindungan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul Arahan
Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di Kelurahan
Ladang Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang ini dengan baik.

Pontianak, Desember 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.4 Sasaran Penelitian ........................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 7
1.8 Kerangka Pikiran ............................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 9
2.1 Sungai ............................................................................................................. 9
2.2 Sempadan Sungai ......................................................................................... 10
2.3 Waterfront City ............................................................................................. 11
2.4 Penataan Kawasan Tepian Sungai yang Berkelanjutan................................ 11
2.5 Ruang Terbuka Hijau ................................................................................... 13
2.6 Analisis SWOT............................................................................................. 13
2.7 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 22
3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 22
3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 23
3.3 Teknik Pengumpulan Populasi dan Sampel ................................................. 24
3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................... 26

iv
3.5 Variabel ........................................................................................................ 27

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 16


Tabel 3.1 Sampel Penelitian………………………………………………...………25
Tabel 3.2 Variabel Penelitian……………………………………………………..…27

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persimpangan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas ................................... 2


Gambar 1.2 Panorama Permukiman Penduduk ............................................................ 3

vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan
Barat, seperti pada umumnya memiliki pusat kota kabupaten yang menjadi pusat
berlangsungnya berbagai aktivitas masyarakat baik dalam kegiatan ekonomi,
sosial, maupun aktivitas lainnya. Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah sekitar
21.635 km2, dengan luasnya ini menjadikannya kabupaten terluas ketiga di
Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dengan luas 31.241 km2 dan
Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas 29.842 km2. Uniknya, Kabupaten Sintang
dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Selain dua
sungai besar, terdapat juga dua sungai kecil yaitu Sungai Ketungau yang
merupakan anak dari Sungai Kapuas dan Sungai Kayan yang merupakan anak dari
Sungai Melawi. Sungai Kapuas mengalir melalui Kecamatan Ketungau Hilir,
Kelam Permai, Binjai Hulu, Sintang, Tempunak sampai ke Sepauk. Sedangkan
Sungai Melawi mengalir melalui Kecamatan Ambalau, Serawai, Dedai sampai ke
Sintang. Kedua sungai besar ini bertemu di Kecamatan Sintang sehingga
menyuguhkan pemandangan yang menarik.

Kawasan tepian sungai merupakan daerah pertemuan antara muka air sungai
dan daratan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan beragam
aktivitas. Kawasan tepian sungai di Kelurahan Ladang masih merupakan tepian
sungai yang belum dikembangkan secara optimal. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah
Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas Sungai pada Pasal 11
dikatakan bahwa pemanfaatan lahan di daerah sempadan dilakukan oleh
masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti untuk budidaya pertanian,
dengan jenis tanaman yang diizinkan, untuk kegiatan niaga, penggalian dan
penimbunan, untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan,
serta rambu-rambu pekerjaan, untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel

1
telepon, dan pipa air minum, untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana
jalan/jembatan baik umum maupun kereta api, untuk penyelenggaraan yang
bersifat sosial dan masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi
kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai, dan untuk pembangunan
prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air.

Kawasan tepian sungai di Kelurahan Ladang memiliki suguhan pemandangan


berupa visualisasi sungai dan permukiman penduduk yang tersebar mengikuti pola
persimpangan sungai yang merupakan pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai
Melawi. Hal ini dapat menjadi sasaran bagi masyarakat untuk berekreasi,
menghabiskan waktu luang di tepian sungai.

Gambar 1.1 Persimpangan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas

2
Gambar 1.2 Panorama Permukiman Penduduk

Oleh karena itu, penulis merasa perlu adanya arahan penataan bagi kawasan
tepian Sungai Melawi di Kelurahan Ladang yang bertemakan Waterfront City
untuk mengoptimalkan potensi wisata ini.

1.2 Perumusan Masalah


Penataan tepian sungai dilakukan karena penggunaan kawasan tepian sungai
berkembang secara semerawut atau pun belum optimalnya penggunaan kawasan
tersebut. Penggunaan kawasan tepian Sungai Melawi di Kelurahan Ladang hingga
saat ini masih belum digunakan secara optimal sementara kawasan tersebut
memiliki potensi untuk berkembang. Belum tertatanya tepian sungai ini merupakan
masalah yang perlu segera dibenahi sehingga bisa dijadikan sebagai ruang terbuka
bersifat publik yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Maka dari itu penelitian
ini merumuskan Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi Sebagai
Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

3
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan Arahan Penataan Kawasan Tepian
Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang
Kabupaten Sintang dengan mempertimbangkan prinsip keberkelanjutan.

1.4 Sasaran Penelitian


Berdasarkan tujuan pada penelitian ini, maka sasaran yang hendak diraih untuk
mencapai tujuan penelitian yaitu:

1. Mengidentifikasi pemanfaatan ruang di kawasan tepian sungai Kelurahan


Ladang
2. Menganalisis pemanfaatan ruang di kawasan tepian sungai Kelurahan Ladang
3. Merumuskan arahan penataan untuk di kawasan tepian sungai Kelurahan
Ladang Sebagai Waterfront City

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai dasar atau acuan untuk
mengembangkan kawasan tepian sungai bagi instansi, akademisi, masyarakat
maupun lainnya sehingga dapat membantu perkembangan suatu kawasan tepian
sungai.

1.6 Ruang Lingkup


1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kelurahan Ladang merupakan salah satu kelurahan yang berada
di Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang. Secara geografis batas
administrasi Kelurahan Ladang berbatasan dengan:
• Batas Utara : Berbatasan Sungai Kapuas
• Batas Selatan : Berbatasan dengan Sungai Melawi

4
• Batas Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Ana
• Batas Barat : Berbatasan dengan Sungai Melawi

1.6.2 Ruang Lingkup Substansi


Batasan dalam substansi yang akan dikaji pada penelitian ini
yaitu berhubungan dengan Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai
Melawi Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang. Batasan substansi penelitian dapat lebih
jelas dijabarkan pada penjelasan berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik fisik lingkungan dan aktivitas
masyarakat di kawasan tepian sungai Kelurahan Ladang di kawasan
tepian sungai Kelurahan Ladang.
2. Merumuskan arahan penataan kawasan tepian sungai Kelurahan
Ladang dengan prinsip keberkelanjutan

5
6
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang penulis gunakan berupa penjelasan dalam bab-
bab agar lebih mudah dimengerti dengan penjelasan yang lebih rinci. Berikut
penjabaran bab-bab tersebut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan umum mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup yang berupa
batasan lingkup wilayah dan substansi, sistematika penulisan, dan kerangka
pikiran.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi penjelasan mengenai Tinjauan Pustaka yang berupa teori-
teori yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai metode-metode yang digunakan dalam


penelitian berupa pendekatan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas gambaran umum wilayah penelitian dan analisis
Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi Sebagai Waterfront City Di
Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

BAB V : PENUTUP

Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran berkaitan dengan
hasil penelitian

7
1.8 Kerangka Pikiran

Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi


Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang

Latar Belakang
Kawasan tepian sungai merupakan daerah pertemuan antara muka air sungai dan
daratan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan beragam
aktivitas. Sementara kawasan tepian Sungai Melawi di Kelurahan Ladang masih
belum digunakan secara optimal sedangkan kawasan tersebut memiliki potensi
untuk berkembang seperti suguhan pemandangan berupa visualisasi sungai dan
permukiman penduduk yang tersebar mengikuti pola persimpangan sungai yang
merupakan pertemuan antara Sungai Kapuas dan Sungai Melawi.

Rumusan Masalah
Bagaimana Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi
Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang
Kabupaten Sintang
Tujuan
Merumuskan Arahan Penataan Kawasan Tepian Sungai Melawi
Sebagai Waterfront City Di Kelurahan Ladang Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang

Sasaran 3
Sasaran 1 Sasaran 2
Mengidentifikasi Merumuskan arahan penataan
Menganalisis
pemanfaatan ruang di kawasan tepian sungai di
pemanfaatan ruang di
kawasan tepian sungai Kelurahan Ladang dengan
kawasan tepian sungai
Kelurahan Ladang prinsip pembangunan
Kelurahan Ladang
berkelanjutan

Variabel Variabel Variabel


Lingkungan Ekonomi Sosial

Analisis Analisis
Deskriptif SWOT
Kualitatif

Kesimpulan dan Saran


8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir
secara terus-menerus dari hulu menuju hilir. Sungai juga bisa diartikan sebagai
bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan
menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke
sungai yang lain. Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
menyatakan bahwa sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air yang dimulai dari mata air sampai muara dengan
dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
Berdasarkan debit airnya menurut sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu
(Syarifuddin, 2000):
1. Sungai permanen yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap. Biasanya sungai tipe ini ada di Kalimantan dan Sumatera
contohnya Sungai Kapuas, sungai Kahayan, Sungai Barito, Sungai
Mahakam (Kalimantan), dan Sungai Musi, Sungai Indragiri (Sumatera).
2. Sungai periodik yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contohnya
Sungai Progo, Sungai Code, Sungai Opak, Sungai Kalibayem.
3. Sungai Intermittent atau sungai episodik yaitu sungai yang mengalirkan
airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya
kering.
4. Sungai Ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan.

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian


hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

a. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri seperti arusnya yang deras, daya erosinya
besar, arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung

9
sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang
terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
b. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri seperti arusnya yang tidak begitu
deras, daya erosinya juga mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar
dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U
(konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi
meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
c. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri seperti arusnya yang tenang, daya erosi
sudah kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi
pengendapan, dan di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta
palungnya lebar.

Manfaat terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai (Ahira: 2011).

2.2 Sempadan Sungai


Permen PUPR RI No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan
Sungai dan Garis Sempadan Danau mengatakan bahwa garis sempadan sungai
adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai. Penetapan garis sempadan sungai merupakan upaya agar
kegiatan perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya yang ada
pada sungai dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya antara lain tidak
terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya, pemanfaatan dan upaya
peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada bisa memberikan hasil secara
optimal, menjaga kelestarian fungsi sungai, dan dapat membatasi serta mengurangi
daya rusak terhadap air sungai seperti gerusan, erosi, dan pencemaran.

10
2.3 Waterfront City
Waterfront city merupakan tata kelola lingkungan di kawasan tepian air
baik pesisir pantai, tepian sungai dan kawasan yang berada di perbatasan antara
daratan dan perairan sehingga kawasan tersebut semakin memikat dan
memperbanyak jumlah wisatawan yang berkunjung. Waterfront city saat ini mulai
dikembangkan menjadi pola penataan kota yang memiliki banyak potensi wilayah
pinggirannya dengan berfokus pada ruang publik dan menghilangkan kesan kumuh
di daerah pinggiran atau pesisir perairan.

2.4 Penataan Kawasan Tepian Sungai yang Berkelanjutan


a. Kawasan Tepian Sungai
Kawasan tepian sungai merupakan kawasan tepian air yang memiliki
potensi karena letaknya yang strategis diantara daratan dan perairan
sehingga penggunaan tepian air pun tinggi seperti menjadi pelabuhan,
kegiatan ekonomi, rekreasi, dan lainnya. Kawasan tepi air merupakan lahan
atau area yang terletak berbatasan dengan air seperti kota yang menghadap
ke laut, sungai, danau, atau sejenisnya. Bila dihubungkan dengan
pembangunan kota, kawasan tepi air adalah area yang dibatasi oleh air dari
komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu memasukkan nilai
manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai alami (Carr, 1992).
b. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep yang tujuannya
untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan.
Prinsip utama pembangunan berkelanjutan yang mendasari semua hal
dalam pembangunan adalah integrasi dari kepedulian lingkungan, sosial,
dan ekonomi yang dituangkan ke dalam semua aspek pengambilan
keputusan. Prinsip lainnya dalam kerangka kerja pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) juga harus mengintegrasikan hal

11
tersebut dalam pengambilan keputusan intinya (Dernbach J. C., 2003;
Stoddart, 2011). Pengertian pembangunan berkelanjutan di dalam The
Concept of Sustainable Development: Definition and Defining Principles
(2015) mengatakan bahwa pembangunan memiliki tujuan keseluruhan
yaitu stabilitas ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang yang hanya
dapat dicapai melalui integrasi dan pertimbangan masalah ekonomi,
lingkungan, dan sosial selama proses pengambilan keputusan.
Menurut Breen dan Rigby (1994), aspek ekologi atau lingkungan
berfokus pada tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan tepi
air. Sementara aspek ekonomi merupakan potensi perekonomian daerah
tersebut dan aspek sosial meliputi penyediaan fasilitas berkumpul untuk
warga kota. Kemudian Chen (2011) menyebutkan bahwa cara terbaik untuk
pengelolaan area tepian sungai yang membelah kota adalah dengan
mentransformasi lansekap tepi sungai sesuai dengan bentuk dan fungsi
kawasan di sekitarnya dengan memperluas area hijau, area publik, dan
memperkuat hubungan dengan lingkungan di sekitarnya.
c. Aspek Lingkungan
Usaha meningkatkan kualitas lingkungan dapat direalisasikan dengan
penerapan perencanaan ruang terbuka hijau terhadap kawasan tepi air baik
sebagai estetika maupun buffer zone. Buffer zone atau yang sering disebut
juga dengan riparian buffer zone merupakan area atau zona penyangga.
Menurut Hawes dan Smith (2005) riparian buffer yang efektif merupakan
campuran dari berbagai jenis pohon, semak, dan rumput-rumputan asli
daerah tersebut dan cocok untuk ditanam di lingkungan yang bersangkutan.
d. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi dapat ditinjau dari kegiatan yang ditetapkan pada kawasan
tepi air dengan syarat kegiatan tersebut mampu memberikan peningkatan
terhadap perekonomian di kawasan tepi air tersebut seperti kegiatan
perdagangan dan jasa.
e. Aspek Sosial

12
Aspek sosial dapat diterapkan dengan fungsi kawasan tepi air sebagai ruang
bagi masyarakat berkumpul untuk melakukan interaksi sosial. Sejalur
dengan yang dikatakan Gultom (2012) bahwa adanya akses publik dan open
space yang memperhatikan konektivitas ke air, konektivitas ke promenade,
menunjukkan identitas air, memiliki fasilitas ruang terbuka publik, tanggap
terhadap iklim, terdapat fasilitas publik, menampung kegiatan komersial
yang melayani kegiatan rekreasi, memberi keamanan dan kenyamanan, dan
kejelasan memandang ke segala arah serta dilengkapi dengan material yang
mendukung iklim setempat dapat turut menjaga kualitas daerah tepian air.

2.5 Ruang Terbuka Hijau


Berdasarkan Permen PU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa
pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Ruang terbuka hijau berdasarkan segi kepemilikan terbagi menjadi ruang terbuka
hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. UU No. 26 Tahun 2007 secara khusus
mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang
proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
wilayah kota

2.6 Analisis SWOT


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan disebutkan bahwa salah satu analisis yang digunakan dalam
perencanaan yaitu Analisis SWOT yang terdiri dari:

13
1. Kekuatan/Potensi (Strength) yang dimiliki wilayah perencanaan, yang selama
ini tidak atau belum diolah secara maksimal, atau pun terabaikan
keberadaannya.
2. Kelemahan/Permasalahan (Weakness) internal yang selama ini dihadapi dalam
kawasan perencanaan.
3. Prospek/Kesempatan (Opportunity) pengembangan yang lebih luas (pada skala
perkotaan-perdesaan/regional pada masa yang akan datang).
4. Kendala/Hambatan (Threat) yang dihadapi wilayah perencanaan, terutama
yang berasal dari faktor eksternal.

2.7 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian ini dilakukan telaah terhadap penelitian terdahulu yang
memiliki kaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui keilmuan yang terdapat pada penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya sehingga menjadi bahan referensi dan
pembelajaran bagi peneliti. Kemudian hasil telaah dijadikan acuan dalam
mengerjakan penelitian seperti dalam membatasi lingkup penelitian dan juga
dapat menjadi sumber pustaka. Penelitian terdahulu yang digunakan dalam
penelitian ini ada empat dan dianggap relevan terhadap penelitian.
Keempat penelitian tersebut membahas seputar pemanfaatan ruang
tepian air dan salah satu diantaranya membahas penataan tepi pantai namun
lebih berfokus fungsinya sebagai pada tepian air sehingga masih relevan.. Satu
diantaranya dianggap paling berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilakukan karena selain membahas penataan tepian sungai juga mengikutkan
aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial di dalam penentuan arahan
pengembangan tepian sungainya yang juga menjadi aspek penting dalam
penelitian yang sedang dilakukan, penelitian tersebut yaitu “Prinsip
Perancangan Kawasan Tepi Air (Kasus: Kawasan Tanjung Bunga)” yang

14
dilakukan oleh Isfa Sastrawati pada tahun 2003. Berikut empat penelitian
terdahulu tersebut.

15
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
1. Penataan Tepian Sri Penelitian Munculnya berbagai lapak- • Membahas • Penelitian yang
Sungai Setianings kualitatif lapak yang illegal penataan tepian sedang dilakukan
Cenranae ih dan menyebabkan menyebabkan sungai yang berada pada daerah
Dengan Sriany kawasan bantaran Sungai dikarenakan tepian yang berbeda
Pendekatan Ersina Cenranae nampak kumuh. sungai tersebut • Lebih berfokus
Ekologis (2015) Berbagai kegiatan yang semakin tinggi pada arahan
Di Kota berbeda dan aktivitas tingkat penataan bukan
Sengkang campuran menjadikan fungsi pemanfaatan merupakan desain
kawasan bantaran Sungai ruangnya oleh 3D seperti pada
Cenranae menjadi tidak masyarakat penelitian ini
teratur. Sehingga dibuat sehingga
desain bantaran sungai yang memerlukan
merupakan perencanaan pengendalian
penataan Tepian Sungai dengan membuat
Canrae yang berwawasan penataan pada
lingkungan dan diharapkan tepian sungai
dapat mewujudkan kota tersebut.
berkelanjutan. • Pendekatan
penelitian yang
digunakan

16
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
2. Pengendalian Despry Penelitian ini Peraturan berupa • Mengatur • Penelitian yang
Pemanfaatan Nur mengkombin pengendalian terhadap pemanfaatan ruang sedang dilakukan
Ruang Di Annisa asikan pemanfaatan ruang dengan tepian sungai membahas arahan
Kawasan Tepian (2016) pendekatan mengharuskan seluruh menjadi ruang yang penataan dengan
Air (Waterfront) deskriptif bangunan menghadap ke tepi tidak menggunakan
Kota kualitatif- air, ketinggian lantai seluruh mementingkan analisis SWOT
Bulukumba kuantitatif bangunan dibatasi hanya kebutuhan manusia bukan analisis
Kabupaten dengan fokus sampai 4 lantai dengan saja namun juga ketentuan kegiatan
Bulukumba variabel pada kepadatan bangunannya alam dengan dan pemanfaatan
ketentuan rendah sekitar 20%, peil dasar mengupayakan ruang dalam
kegiatan dan (elevasi) setiap fungsi pembangunan yang bentuk Matriks
pemanfaatan bangunan memperhitungkan berkelanjutan ITBX seperti pada
ruang ombak, bahan bangunan yang penelitian ini
tahan lembab dan tahan • Arahan penataan
terhadap karat, bidang tidak
bangunan yang transparan menggunakan
agar dapat memanfaatkan pembagian blok,
pemandangan, hanya zona, dan sub zona
bangunan dependent water • Penelitian yang
uses yang bisa dibangun di sedang dilakukan
dalam sempadan pantai berada pada daerah
dikarenakan aktivitasnya yang berbeda
harus memiliki akses dan
orientasi langsung ke air,
bentuk bangunan mengikuti
karakter alami yang menyatu

17
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
dengan lansekap dan vegetasi,
setiap bangunan harus
memiliki balkon atau teras
agar bisa menikmati vista
tepian air, jika permukiman
ingin didirikan maka tidak
diperkenankan menggunakan
pagar yang bersifat struktural
dan dianjurkan menggunakan
pagar alami seperti tanaman.

18
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
3. Penataan Ruang Billy Pendekatan Pada kawasan tepi sungai • Menguraikan hasil • Rekomendasi
Kawasan Tepi Adiputra Kualitatif yang direncanakan sudah identifikasi kondisi penataan berupa
Sungai Tondano Tomigolu terdapat perencanaan yang eksisting kawasan hasil dari analisis
Di Segmen ng, dilakukan pemerintah dengan tepi sungai SWOT bukan
Kampung Tubir Dwight M. konsep waterfront city • Merekomendasi analisis teori
Sampai Rondonuw sehingga tepi sungai menjadi konsep penataan • Penelitian yang
Jembatan u, dan lebih tertata. Kemudian hasil ruang kawasan tepi dilakukan tidak
Miangas Di Octavianu pembangunan waterfront sungai menggunakan
Manado s H. A. tersebut diidentifikasi dan desain dalam
Rogi dianalisis berdasarkan teori bentuk 3D
(2018) Hamid Shirvani (1985). Hasil sehingga tidak
analisis tersebut berupa menggunakan
rekomendasi untuk aplikasi Sketchup
perkembangan pada 2017 seperti pada
perencanaan yang telah ada penelitian ini
• Penelitian akan
membahas
perencanaan pada
satu kelurahan saja
sementara
penelitian ini
lingkup
perencanaannya
lebih luas

19
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
4. Prinsip Isfa Pendekatan Rumusan prinsip perancangan • Memberikan • Lokasi kawasan
Perancangan Sastrawati kualitatif kawasan tepi air sebagai dasar arahan terhadap tepi air yang
Kawasan Tepi (2003) pengembangan kawasan yang pengembangan terdapat pada
Air (Kasus: dirumuskan lebih ke arah kawasan tepi air penelitian ini ada
Kawasan penataan fisik dan berpihak • Aspek lingkungan, yang berbatasan
Tanjung Bunga) pada pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosial dengan sungai dan
manusia seperti penataan menjadi juga dasar berbatasan dengan
ruang publik, jalur pejalan pertimbangan pantai sementara
kaki, pandangan, dan lainnya menentukan lokasi kawasan tepi
pengembangan air dalam penelitian
kawasan tepi air yang dilakukan ini
berbatasan dengan
sungai saja
• Penelitian akan
membahas
perencanaan pada
satu kelurahan saja
sementara
penelitian ini
memiliki lingkup
perencanaan yang
lebih luas
• Prinsip
perancangan
kawasan tepi air
berdasarkan aspek

20
Peneliti
Judul Pendekatan
No. dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Tahun
kenyamanan,
keselamatan,
keamanan,
aksesibilitas,
keindahan, dan
kesempatan usaha

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif.
Metode ini bersifat deskriptif yang memberikan gambaran secara jelas suatu
permasalahan sesuai dengan fakta di lapangan. Menurut Ibid hakikat penelitian
kualitatif adalah mengamati orang-orang di dalam lingkungan hidupnya
berinteraksi dengan mereka, kemudian berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang
yang berhubungan dengan fokus penelitian yaitu bertujuan untuk mencoba
memahami, menggali pandangan dan pengalaman mereka untuk mendapatkan
informasi atau data yang diperlukan. Alat pengumpulan data biasanya berupa
pengamatan langsung, wawancara, atau studi dokumen. Bogdan dan Biklen
mengemukakan bahwa karakteristik dari penelitian kualitatif adalah alamiah, data
bersifat deskriptif bukan angka-angka, analisis data dengan induktif, dan makna
sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini terdapat dua macam
jenis dan sumber data yang digunakan yaitu:

3.4.1. Data Primer


Data primer merupakan kumpulan data yang didapatkan secara langsung
oleh peneliti dari lapangan. Data tersebut didapatkan dengan observasi ke
lapangan langsung, melakukan dokumentasi, dan mewawancarai
responden. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
a. Dokumentasi kondisi eksisting di wilayah kajian dalam bentuk foto-
foto.
b. Dokumentasi data fisik di wilayah kajian dalam bentuk catatan hasil
observasi langsung di lapangan.
c. Informasi dari responden yang merupakan pengunjung atau penduduk
sekitar wilayah kajian.

22
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan kumpulan data yang didapatkan melalui media
perantara atau secara tidak langsung oleh peneliti dapat berupa data yang
sudah tercatat dalam buku, arsip, atau pun suatu laporan. Data sekunder
yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
a. Dokumen resmi pemerintah dan peraturan yang berkaitan dengan
penelitian yaitu kawasan Sintang.
b. Buku, artikel, hasil karya, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan topik penelitian.
c. Kajian dokumen mengenai penataan kawasan tepian Sungai Melawi
dan rencana ke depannya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan dari
penelitian. Data-data diperoleh dengan beberapa cara, antara lain:
1. Observasi Lapangan
Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke lapangan atau lokasi penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi eksisting kawasan tepian Sungai Melawi,
kemudian hasilnya dicatat sesuai dengan keperluan. Kegiatan pencatatan
dalam hal ini merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan. Di dalam
penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman
gambar dan rekaman suara (Nurkancana, 1986).
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan antara dua atau lebih orang yang
dilakukan oleh pewawancara dan narasumber dengan tujuan untuk
menggali topik tertentu. Menurut Charles Stewart dan W.B. Cash,
wawancara adalah proses interaksi dengan sebuah tujuan serius yang

23
memiliki maksud dan tujuan untuk bertukar perilaku serta melibatkan
aktivitas berupa tanya jawab. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara
berupa wawancara tidak terstruktur dengan melakukan interaksi langsung
dengan masyarakat sekitar kawasan tepian Sungai Melawi dengan tujuan
untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, serta keluhan-keluhan masyarakat
berhubungan dengan perumusan arahan penataan kawasan tepian Sungai
Melawi.
3. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan metode pengumpulan data serta informasi
dengan cara membaca dan menelaah literatur laporan, jurnal, bahan
seminar, bahan perkuliahan, dan sumber-sumber bacaan lainnya yang
berkaitan dengan arahan penataan kawasan tepian sungai sebagai acuan
definisi bagi konsep-konsep penting yang digunakan, serta penjelasan
aspek-aspek yang tercakup di dalamnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti berkaitan dengan penelitian
dengan cara seperti mengambil gambar/dokumentasi foto yang kemudian
akan membantu dalam pemenuhan kelengkapan data.

3.3 Teknik Pengumpulan Populasi dan Sampel


Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah
bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2005). Berdasarkan hal tersebut maka populasi dalam penelitian ini
yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Ladang.
Sedangkan dalam pemilihan sampelnya menggunakan teknik non
probabilitas. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan sampel secara tidak

24
acak dengan lebih melihat pada pertimbangan subjektif peneliti sesuai dengan
jangkauan dan kedalaman masalah yang diteliti. Penentuan sampel yaitu
dengan teknik purposive sampling, teknik yang menetapkan peneliti
menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penggunaan teknik purposive sampling
dikarenakan peneliti merasa sampel yang diambil adalah yang paling
mengetahui terkait permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Kemudian
pengambilan sampel juga menggunakan teknik snowball sampling dengan
mengumpulkan data atau informasi secara berantai sesuai dengan keperluan.
Berikut yang akan menjadi sampel pada penelitian ini:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian


No. Responden Karakteristik
Kepala Dinas atau staff yang sudah
1. BAPPEDA Kabupaten Sintang
berpengalaman lebih dari 1 tahun
Kepala Dinas atau staff yang sudah
2. Dinas PUPR Kabupaten Sintang
berpengalaman lebih dari 1 tahun
Kepala Lurah yang sudah
3. Kelurahan Ladang
berpengalaman lebih dari 1 tahun
Kegiatan ekonomi seperti PKL,
4. Pelaku Usaha warung-warung di sekitar lokasi, dan
lainnya
Penduduk dengan usia minimal 20
5. Penduduk Setempat tahun yang bertempat tinggal di
sekitar lokasi
Orang-orang yang berkunjung atau
berhenti di tepian sungai pada lokasi
6. Pengunjung
penelitian untuk menikmati
pemandangan tepian sungai

25
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara untuk melakukan pengolahan data yang telah
didapatkan secara sistematis sesuai acuan tertentu hingga dapat menghasilkan
kesimpulan sebagai landasan dalam menentukan arahan penataan.
3.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis Deskriptif Kualitatif merupakan analisis yang menggunakan
pendeskripsian terhadap keadaan di lapangan yang tidak dapat
dianalisis secara kuantitatif, sehingga diperlukan penjelasan melalui
pembahasan. Analisis ini menghasilkan penjelasan terkait keadaan
seputar aktivitas dan pemanfaatan lahan di sekitar tepian Sungai Melawi
dan hasil perbandingan dengan keadaan seharusnya yang sesuai dengan
standar.
3.4.2 Analisis SWOT
Analisis ini merupakan analisis perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sebagai alat
identifikasi kekuatan/potensi yang dimiliki kawasan penelitian yang
selama ini tidak atau belum diolah secara maksimal atau pun terabaikan
keberadaannya, kelemahan/permasalahan internal yang selama ini
dihadapi dalam kawasan penelitian, peluang penataan yang lebih luas
pada masa yang akan datang, dan ancaman/kendala yang dihadapi oleh
kawasan penelitian, terutama yang berasal dari faktor eksternal.
Sehingga diperoleh hasil berupa gambaran permasalahan, hubungan
antar permasalahan, dan skenario arahan penataan pada masa yang akan
datang.

26
3.5 Variabel
Variabel penelitian merupakan salah satu bagian penting dari penelitian, berupa
objek atau nilai dari orang ataupun kegiatan yang ditetapkan oleh peneliti.
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009 : 60). Di dalam penelitian ini
terdapat beberapa variabel yang telah ditetapkan oleh peneliti, variabel tersebut
antara lain:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian


Teknik
No. Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur
Analisis
1. Mengidentifikasi Berdasarkan
dan Permen PUPR RI
menganalisis No. 28 Tahun
pemanfaatan 2015 tentang
ruang di Penetapan Garis
kawasan tepian Sempadan
sungai Sungai dan Garis
Kelurahan Sempadan Danau
Ladang dan bahwa Garis
merumuskan Garis Sempadan
Analisis
arahan penataan Lingkungan Sempadan Sungai (GSS)
deskriptif
untuk di Sungai untuk sungai
kualitatif
kawasan tepian yang tidak
dan
sungai bertanggul di
analisis
Kelurahan dalam kawasan
SWOT
Ladang Sebagai perkotaan paling
Waterfront City sedikit berjarak
15 meter dari tepi
kiri dan kanan di
sepanjang alur
sungai
Setiap
penggunaan
lahan
Penggunaan
megutamakan
Lahan
fungsinya
sebagai penopang
dalam

27
Teknik
No. Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur
Analisis
meningkatkan
kualitas
lingkungan
tepian sungai
Keadaan tepian
Kebersihan sungai yang
Sungai terbebas dari
sampah
Vegetasi berupa
tanaman yang
memiliki fungsi
sebagai tanaman
hias (estetika),
peneduh,
pereduksi
polutan,
Vegetasi pembatas,
maupun buffer
zone yang
merupakan
tanaman lokal
sehingga dapat
menjadi simbol
juga mudah
untuk ditemukan
Mengidentifikasi Sirkulasi harus
dan diperhatikan
menganalisis dengan
pemanfaatan memastikan
ruang di akses setiap
Aksesibilitas
kawasan tepian fungsi
sungai penggunaan
Kelurahan lahan serta
Ladang dan berorientasi ke
merumuskan air
arahan penataan Mampu Analisis
untuk di menyuguhkan deskriptif
kawasan tepian karakter dan
sungai Lansekap visualisasi sungai Analisis
Kelurahan sehingga SWOT
Ladang Sebagai menimbulkan
Waterfront City kesan terhadap

28
Teknik
No. Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur
Analisis
kawasan tepian
sungai

Mengutamakan
keberlanjutan
tepian sungai
sehingga setiap
bangunan tidak
membelakangi
Bangunan
sungai dan
bidang bangunan
transparan
sehingga bisa
menikmati
visualisasi sungai
2. Mengidentifikasi Meningkatkan
dan pendapatan
menganalisis Perdagangan daerah terutama
Ekonomi
pemanfaatan dan Jasa masyarakat
ruang di sekitar kawasan
kawasan tepian tepian sungai
3. sungai
Ruang terbuka
Kelurahan
(open space)
Ladang dan
sebagai ruang
merumuskan
bagi masyarakat
arahan penataan
Aktivitas untuk melakukan
untuk di Sosial
Masyarakat interaksi sosial
kawasan tepian
yang
sungai
memperhatikan
Kelurahan
kenyamanan dan
Ladang Sebagai
keamanan
Waterfront City

29
30

Anda mungkin juga menyukai